1. Pengertian dan Metode Personality Test Menurut Para Ahli - Penerapan dan penggunaan tes pohon untuk
membantu diagnosis, mula-mula digunakan seorang konsultan pemilihan jurusan, Emil Juchar. Tes ini
kemudian dikembangkan Charles Koch, yang sekarang dikenal sebagai tes pohon (Baum Tes). Setelah
mempelajari sejarah kebudayaan-kebudayaan dan dongeng, Juchar memilih pohon sebagai bahan tes. Ia
menganggap gambar pohon yang dibuat seseorang sebagai pernyataan dari "the being of the person". Sejak
semula telah dikatakan bahwa ada hubungan antara bentuk pohon, yaitu kehidupan dalam pohon sepertidalam
suatu patung yang berdiri, mencapai kemiripan paling tinggi dengan kemanusiaan (humanity) dan bahwa
pertemuan dengan pohon adalah pertemuan dengan diri sendiri. Dimana letak tanaman merupakan sistem yang
terbuka, segala sesuatu menuju keluar, segala sesuatu yang terjadi di permukaan, dibentuk dibawah kulitnya
dan pada ujung-ujung tunasnya. Hanya jenis pohon yang dapat memperlihatkan kejadian ini.
Konstitusi tubuh manusia dan binatang tidak memperlihatkan hal ini dan merupakan suatu sistem yang
tertutup, dimana segala sesuatu bergerak ke dalam dan diberi makan serta dikendalikan organ-organ pusat
karena itu keberadaan tanaman, berarti gerakan hidup keluar, suatu usaha mengetahui zona-zona pertumbuhan
pusat, yagn tidak berguna dan bersifat simbolis. Tanaman tidak pernah berkembang atau tumbuh sempurna, ia
selalu muda dan sampai mati akan berbunga dan dapat menjadi buah. Pohon tidak pernah berhenti
berkembang, tetap tumbuh walaupun sudah tua dan apabila kita tidak lagi melihat suatu pertumbuhan keatas
maupun menjadi lebih besar, pohon itu masih tetap hidup, ada pucuk-pucuk baru dan selalu berganti daun
setiap tahun (Tim Laboratorium UMM, 2002).
image source: personalitytest.com
baca juga: Pengertian Tes 16 PF, Kegunaan, dan Metode Menurut Para Ahli
Machover (dikutip dalam Gregory, 2004) menjelaskan bahwa draw a person (DAP) merupakan tugas yang
berdasar pada estimasi kecerdasan. Psikologis berlandas psikodinamik mengadaptasi prosedur ini menjadi
assessment proyektif terhadap kepribadian. Tes ini menjadi populer untuk digunakan sebagai alat assessment,
dimana interpretasi seluruhnya menggunakan tata cara yang diarahkan dengan sejumlah pengarahan hipotesis
berdasar psikodinamis (Gregory, 2004). DAP pertama kali dikembangkan oleh Goodenough. Menurut
Goodenough (dikutip dalam Tim Laboratorium UMM, 2005), tes DAP digunakan untuk meneliti
perkembangan intelektual pada anak. Karena melalui gambar orang (pada anak) akan tercermin taraf
perkembangan. Sedangkan menurut Levy (dikutip dalam Tim Laboratorium UMM, 2005), tes DAP digunakan
untuk melihat gambar orang tersebut merupakan proyeksi daripada self-concept, proyeksidarisikap individu
terhadap lingkungan, proyeksi ideal self-image, suatu hasil pengamatan individu terhadap lingkungan, eskpresi
keadaan emosinya, sebagai proyeksi sikap subyek terhadap tester dan situasi tes, sebagai ekspresi sikap subyek
terhadap kehidupan/masyarakat pada umumnya, ekspresi sadar dan ketidaksadarannya (Tim Laboratorium
UMM, 2002).