1. BAHASA INDONESIA
LAPORAN
EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN
OLEH:
SYUKRINI ILHAMI SAMAR (1201112372)
ANDRI YOSUA KOSASIH (1201112493)
SIKZA LINDA SARI (1201120038)
NENO LESTARI (1201120074)
M. SYUKRON AMIEN (1201134502)
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012
2. PEMBAHASAN
1. Pengertian
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak
tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, ejaan Republik atau ejaan
Soewandi. Ejaan ialah seperangkat anjuran tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut
menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.
Mengeja ialah kegiatan melafalkan huruf, suku kata atau kata, sedangkan
ejaan ialah suatu sistem aturan yang lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan
mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keterampilan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk
akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi
kendaraan, ejaan ialah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika
para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan
teratur. Seperti itulah kira-kira bentuh hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.
2. Ruang Lingkup Ejaan yang Disempurnakan
Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek salah satu diantaranya yaitu
pemakaian huruf, penulisan huruf, dan penulisan kata.
2.1 Pemakain Huruf
Ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan dikenal paling banyak menggunakan
huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26 buah
( Alphabetis ).
2.1.1 Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa indonesia terdiri atas huruf
a, i, u, e, o.
2.1.2 Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa indonesia terdiri atas
huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l ,m, n, p, q, r, s, t, p, w, x, y, z.
3. 2.1.3 Huruf Diftong
Didalam bahasa indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai,
au,dan oi.
2.1.4 Gabungan Huruf Konsonan
Didalam bahasa indonesia terdapat empat gabungan huruf yang
melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy. Yang mana konsonan
tersebut melambangkan satu bunyi konsonan.
2.2 Penulisan Huruf
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD,
yaitu penulisan huruf besar dan penulisan huruf miring.
2.2.1 Penulisan Huruf Kapital
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu:
a. Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
- Andri menulis surat di kamar mandi.
- Ahmad mandi di kali
b. Digunakan sebagai sebagai huruf pertama petikan langsung.
- Rini bertanya, “Apakah Neno sudah makan?”
- “Kemarin engkau makan apa?”, kata Sikza.
c. Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.
- Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang
- Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Tuhan
d. Digunakan pada huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan yang diikuti nama orang.
- Raja Gowa adalah Sultan Hassanuddin
- Kita adalah pengikut Nabi Muhammad SAW
e. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi,
dan nama tempat.
4. - Wakil Presiden Yussuf Kalla memberi bantuan mobil
f. Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang
g. Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama
bahasa
- suku Sunda
- bangsa Indonesia
h. digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,
dan peristiwa sejarah.
- tahun Hijriyah
- bulan Desember
i. Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri
- Laut Jawa
- Asia Tenggara
2.2.2 Penulisan Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk:
a. Menuliskan nama buku, majalah dan surat kabar yang dikutip dalam
tulisan
Misalnya:
- Buku Negarakertagama karangan Prapanca
- Majalah Suara Hidayatullah sedang dibaca
- Surat kabar Pedoman Rakyat akan dibeli
b. Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan
kelompok kata
Misalnya:
- Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
- Buatlah kalimat dengan kata lapang dada.
c. Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing.
Misalnya:
- Politik devideet et impera pernah merajalela di Indonesia.
5. 2.3 Penulisan Kata
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
2.3.1 Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang
ditulis sebagai suatu kesatuan.
Misalnya:
- Dia teman baik saya
2.3.2 Kata Turunan (Kata berimbuhan)
Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu :
a. Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya: membaca, ketertiban, terdengar dan memasak.
b. Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan
kata.
Misalnya : bertepuk tangan, sebar luaskan.
c. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat
awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai.
Misalnya : menandatangani, keanekaragaman.
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya : antarkota, mahaadil, subseksi, prakata.
2.3.3 Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Jenis-
jenis kata ulang yaitu :
a. Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal.
Misalnya : laki lelaki
b. Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan.
Misalnya : rumah rumah-rumah
c. Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem.
Misalnya : sayur sayur-mayur
d. Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan.
6. Misalnya : main bermain-main
2.3.4 Gabungan Kata
a. Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus.
Bagian-bagiannya pada umumnya ditulis terpisah.
Misalnya : mata kuliah, orang tua.
b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang menimbulkan
kemungkinan salah baca saat diberi tanda hubung untuk menegaskan
pertalian di antara unsur bersangkutan.
Misalnya : ibu-bapak, pandang-dengar.
c. Gabugan kata yang sudah dianggap sebgai satu kata ditulis serangkai.
Misalnya : daripada, sekaligus, bagaimana, barangkali.
2.3.5 Kata Ganti (ku, mu, nya, kau)
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Sedangkan kata ganti ku, mu, nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya : kubaca, kaupinjam, bukuku, tasmu, sepatunya.
2.3.6 Kata Depan (di, ke, dari)
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya,
kecuali pada gabungan kata yang dianggap padu sebagai satu kata, seperti
kepada dan daripada.
Misalnya :
- Jangan bermian di jalan
- Saya pergi ke kampung halaman.
- Ahmad baru pulang dari kampus.
2.4.7 Kata Sandang (si dan sang)
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya :
- Nama si pengrimi surat tidak jelas.
- Anjing bermusuhan dengan sang kucing.
7. 2.4.8 Partikel
Partikel merupakan kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus, yaitu
sangat ringkas atau kecil dengan mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Kaidah
penulisan partikel sebagai berikut :
a. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya :
- Bacalah buku itu baik-baik!
- Apakah yang dipelajari minggu lalu?
- Apatah gerangan salahku?
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya kecuali yang
dianggap sudah menyatu.
Misalnya : Jika ayah pergi, ibu pun ikut pergi.
c. Partikel per yang berarti memulai, dari dan setiap. Partikel per ditulis
terpisah dengan bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.
Misalnya : Rapor siswa dilihat per semester.
2.4.9 Singkatan dan Akronim
Singkatan adalah nama bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu kata
atau lebih.
Misalnya :
- dll = dan lain-lain
- yth = yang terhormat
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata.
Misalnya :
- SIM = Surat Izin Mengemudi
- IKIP = Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan
8. 2.4.10 Angka dan Lambang Bilangan
Dalam bahasa Indonesia ada dua macam angka yang lazim digunakan ,
yaitu : (1) Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan (2) Angka
Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X.
a. Lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut :
- Bilangan utuh. Misalnya : 15 lima belas
- Bilangan pecahan. Misalnya : 3/4 tiga perempat
- Bilangan tingakt. Misalnya : Abad II Abad ke-2
b. Kata bilagan yang mendapat akhiran –an.
Misalnya : tahun 50-an lima puluhan
c. Angka yang mneyatakan bilagnan bulat yang besar dapat dieja
sebagian supaya mudah dibaca.
Misalnya : Sekolah itu baru mendapat bantuan 210 juta rupiah.
d. Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Kalau perlu diupayakan supaya tidak diletakkan di awal kalimat
dengan mengubah struktur kalimatnya dan maknanya sama.
Misalnya :
- Dua puluh lima siswa SMA tidak lulus. (benar)
- 55 siswa SMA 1 tidak lulus. (salah)
e. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
ditulis dengan huruf, kecuali beberapa dipakai secara berurutan seperti
dalam perincian atau pemaparan.
Misalnya :
- Amir menonton pertunjukan itu selama dua kali.