Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat atau kurang:
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia pada makalah mahasiswa, termasuk penggunaan huruf kapital, huruf miring, kata gabung, dan kata berimbuhan. Dua bahan acuan dievaluasi dan ditemukan beberapa kesalahan penulisan terutama pada penggunaan huruf miring pada kata asing.
1. Aprilia Puji Hakiki 1711015220003
Ela Cahyarini 1711015320006
Mariyani 1711015520002
Raudatul Fitria H. P 1711015320022
Rusyda Humaira A. 1611015220018
Syarifah Aulia Normalita 1611015120017
Syifa Nasa El- Fanny 1611015220019
KELOMPOK 1
4. Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan
manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai Bahasa itu.
Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si
pembicara atau penulis. Ejaan yang disempurnakan atau yang lebih
dikenal dengan singkatan EYD.
EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati
dalam tulisan bahasa indonesia resmi. EYD mencakup penggunaan
dalam penggunaan macam-macam huruf, huruf besar (kapital), huruf
miring, tanda baca, penulisan kata, dan unsur serapan.
Penggunaan bahasa yang baku berupa penggunaan ejaan yang
baik dan benar serta penggunaan kalimat yang efektif. Kalimat efektif
digunakan untuk menghasilkan kalimat yang mengandung kata yang
bermakna tegas dan tidak mengandung pemborosan kata, sehingga jika
dalam penulisan makalah sesuatu yang disampaikan pada isi makalah
tersebut dapat tersampaikan secara tepat.
Latar Belakang
5. Masalah yang akan dibahas hanya berfokus pada :
Penerapan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia
(PUEBI) pada isi makalah penelitian mahasiswa
Penulisan huruf kapital pada makalah
Penulisan huruf miring pada makalah
Penggunaan kata gabung pada makalah
Penggunaan kata berimbuh pada makalah
Pembatasan Masalah
6. Untuk meneliti penerapan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam makalah mahasiswa
Untuk meneliti penulisan huruf kapital dan
huruf miring dalam makalah mahasiswa
Untuk meneliti penggunaan kata gabung dan
kata berimbuh dalam makalah mahasiswa
Tujuan Penelitian
8. Pengertian Huruf Kapital
Huruf kapital atau huruf besar adalah huruf yang
berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar dari huruf
biasa). Huruf kapital biasanya digunakan sebagai huruf
pertama dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama
nama diri, dan sebagainya
Penulisan Huruf Kapital
Terdapat beberapa tata cara penulisan huruf kapital
dalam kaidah Bahasa Indonesia, sebagai berikut:
9. 1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat. Misalnya: Dia mengantuk
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata
ganti Tuhan. Misalnya: Allah, Yang Maha Kuasa,
Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diakui nama orang.
Misalnya: Mahaputra Yamin
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama
orang. Misalnya: Amir Hamzah
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia
11. Pengertian Huruf Miring
Huruf miring adalah huruf yang tercetak miring, dalam
terminologi tipografi disebut italic. Huruf miring biasa digunakan
untuk memberikan penekanan pada sebuah kata, huruf-huruf ini
juga digunakan untuk menunjukkan istilah atau kata yang berasal
dari bahasa asing.
Penulisan Huruf Miring
Suatu huruf atau kata yang akan dicetak miring dalam
penulisan tangan atau ketikan harus diberi satu garis di
bawahnya. Selain itu, terdapat beberapa tata cara lainnya untuk
penulisan huruf miring diantaranya:
12. 1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama
buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya: Majalah Bahasa dan Kesusatraan
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya: Huruf pertama kata abad ialah a.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata
nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah
disesuaikan ejaannya. Misalnya: Nama ilmiah buah manggis
adalah carcinia mangostana.
14. Pengertian Kata gabung
Kata gabung atau gabungan kata adalah bentuk yang terdiri
dari dua buah kata atau lebih. Berikut kaidah penulisan kata gabung
berdasarkan PUEBI:
1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk,
termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Misalnya, duta besar,
model linear, kambing hitam, dll
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian
ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-
unsurnya. Misalnya: anak-istri pejabat, anak istri-pejabat, ibu-
bapak kami, dll
3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah
jika mendapat awalan atau akhiran. Misalnya, bertepuk tangan,
menganak sungai, dll
15. 4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran
sekaligus ditulis serangkai. Misalnya, dilipatgandakan,
menyebarluaskan, dll
5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
Misalnya: acapkali, hulubalang, radioaktif, adakalanya,
kacamata
Cont.
17. Pengertian Kata imbuhan
Imbuhan atau afiks adalah bentuk terikat yang apabila
ditambahkan pada kata dasar atau bentuk dasar akan mengubah
makna gramatikal. Imbuhan atau afiks juga diartikan sebagai
bentuk atau morfem terikat yang dipakai untuk menurunkan kata
imbuhan (Prihantini, 2015).
1. Awalan (prefiks), Imbuhan yang ditambahkan pada bagian
awal sebuah kata dasar atau bentuk dasar disebut awalan atau
prefiks (Prihantini, 2015). Ada beberapa imbuhan awalan, di
antaranya adalah:
18. a. Awalan pe- : Merupakan salah satu awalan yang
pemakaiannya sangat produktif. Contohnya: penulis,
pedagang, penggaris pemaklum, pemanis, dll
b. Awalan ber-. Contohnya: belajar, beramal, bekerja,
berbahagia, bersepeda, berbau, dll
c. Awalan me-. Apabila awalan me- dihubungkan dengan kata
dasar (bahasa inggris: word stem, root word) dengan fonem
awal tertentu, terjadi variasi bentuk, yakni me-, mem-, men,
meng-, dan meny-. Contohnya:
- me- + ambil = mengambil
- me- + lamar = melamar
- me- + babat = membabat
- me- + satu = menyatu
19. d. Awalan di-. Bermakna suatu perbuatan yang pasif, sebagai
kebalikan dari awalan (me-(N)) yang bermakna aktif. Contoh:
- di- + baca = dibaca
- di- + ambil = diambil
- di- + jual = dijual
e. Awalan ter-. Contoh Imbuhan ter- yaitu tertutup, terbuka,
terbawa, terambil, terjatuh, dll
f. Awalan se-. Contoh Awalan se- yaitu sebutir, serumah,
sekampung, sepermainan, dll
g. Awalan per-. Contohnya :
- per- + kerja + -an = pekerjaan
- per- + ternak + -an = peternakan
Cont.
20. 2. Sisipan (infiks)
Imbuhan (adiks) yang disisipkan di tengah kata atau
sisipan atau infiks. Sisipan dalam bahasa Indonesia ada tiga, yaitu
: -el-, -em-, dan –er-(Prihantini, 2015). Sisipan (infiks/ infix)
biasanya dibentuk dari kata benda (nomina) menjadi kata sifat
(adjektifa). Adjektifa tingkat kuatif dengan prefiks se- dan tingkat
superlatif dengan prefiks ter-. Hasil pengafiksan dengan infiks
atau sisipan –em- pada nomina, adjektiva yang jumlahnya sangat
terbatas. Contohnya:
gendang+er = genderang
gigi+er = gerigi
suling+er = seruling
kudung+er = kerudung
getar+el = geletar
21. 3. Akhiran (sufiks)
Imbuhan (afiks) yang dibubuhkan di akhir kata diseut akhiran
atau sufiks. Akhiran dalam bahasa Indonesia meliputi –kan, -i, -an,dan
–nya. (Prihantini, 2015). Dalam proses pembentukan kata ini tidak
pernah mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya di sebut
safiksasi (suffixation). Ada beberapa jenis imbuhan ini, antara lain:
Imbuhan -kan berfungsi sebagai pembentuk makna perintah.
Contoh : ambilkan, datangkan, bawakan, tuangkan, datangi, diami,
dan lain – lain
Imbuhan –an berfungsi untuk: Sebagai penunjuk bagian: satuan,
kiloan, dan lain – lain. Sebagai penunjuk alat: timbangan, angkutan
Sebagai penunjuk tempat: lapangan, lautan, daratan, dan lain – lain
Imbuhan –pun ini berfungsi untuk membentuk makna juga. Contoh:
akupun, Merekapun, kamipun, dan sebagainya.
Imbuhan –kah ini berfungsi untuk menegaskan kata dasarnya.
Contoh: Mudahkah, benarkah, iyakah, dan lain – lain.
22. 4. Imbuhan gabungan (konfiks)
Imbuhan (afiks) yang berupa gabungan awalan dan
akhiran disebut imbuhan gabungan atau konfiks. Gabungan
awalan-akhiran (konfiks) dalam bahasa Indonesia meliputi: ber-
kan, ber-an, pe-an, per-an, per-i, me-kan, me-i, memper-kan,
memper-i, di-kan, si-i, diper-kan, diper-i, ter-kan, ter-i, ke-an,
senya (Prihantini, 2015). Contohnya:
Menyatakan keadaaan: contoh; kedinginan, kesakitan.
Menyatakan intensitas (terlalu, terlampau); contoh: kebesaran,
kemahalan.
Menyatakan agak, menyerupai: contoh: kehijau-hijauan,
kebarat-baratan
dan lain-lain
24. Bahan Acuan 1
Bahan acuan 1 yang digunakan adalah skripsi yang ditulis
oleh Suci Lestari, yang berjudul Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Islam Siti Khadijah Palembang. Pada bagian pendahuluan
untuk orisinalitas penelitian terdapat kesalahan karena memakai
huruf kapital yaitu “ variabel dependen kepuasan nasabah dan
Menggunakan analisis regresi linier sederhana perbedaan
penelitian ini adalah pada objek penelitian” yang seharusnya kata
“Menggunakan” pada kalimat ini dirubah menjadi “menjadi”.
Selain itu ada juga kalimat yang tidak menggunakan huruf miring
untuk kata asing seperti “menggunakan variabel independent....”
yang seharusnya kata “independent” dirubah menjadi
“independent”.
25. Kesalahan juga terdapat seperti “customer hotline” seharusnya
kata ilmiah harus miring seperti “customer hotline” dan “ghost shopper”
harus dirubah menjadi miring yaitu “ghost shopper”. Kata dalam bahasa
asing “assurance”, “variance” dan “square” juga seharusnya
dimiringkan menjadi “assurance”, “variance” dan “square”. Kemudian
kesalahan untuk kata kapital pada awal kalimat dan kata miring pada
salah satu kalimat yaitu “...masing-masing variabel. cronbach alpha
digunakan untuk....” seharusnya menjadi “...masing-masing variabel.
Cronbach alpha digunakan untuk...”. Kata dalam bahasa asing yang
terdapat kesalahan lagi yaitu seperti “home care” dan “reliable”
seharusnya menjadi “home care” dan “reliable”. Pada skripsi yang
berjudul Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan
Pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang
yang kami gunakan sebagai bahan perbandingan kebanyakan terdapat
kesalahan pada penggunaan kata miring dan kata kapital, sedangakan
kata berimbuhan dan kata gabung hampir tidak ditemukan.
Cont.
26. Bahan Acuan 2
Bahan acuan lain dengan skripsi yang berjudul Implementasi
Metode Just In Time pada Sistem Informasi Prediksi Stok Minimal
pada Distributor Farmasi (Studi Kasus PT. Irawan Djaja Agung
Jember) ditulis oleh Rizky Ila Khoiriyah. Hasil didapatkan pada
bagian bab 4 terjadi kesalahan dengan tidak menggunakan penulisan
kalimat miring pada kalimat asing yaitu “White Text Boxing” dan
“Black Text Boxing” yang harusnya ditulis “White Text Boxing” dan
“Black Text Boxing”, kesalahan lain juga terjadi pada penulisan kata
miring pada bab 5 kalimat asing yaitu “Customer” dan “User” yang
harusnya ditulis “Customer” dan “User”. Pada skripsi tersebut tidak
didapatkan kesalahan-kesalahan pada penulisan huruf kapital. yang
didapatkan ialah kesalahan pada penggunaan kata miring, sedangkan
kata berimbuhan, kapital, dan kata gabung hampir tidak ditemukan.
28. Kesimpulan dari makalah ini adalah :
Ejaan yang disempurnakan (EYD) adalah tata bahasa
dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan
bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian
dan penulisan huruf kapital dan huruf miring, serta
penulisan unsur serapan.
Hasil yang diteliti dari makalah ini yakni terdapat
penulisan kata yang masih belum tepat yaitu pada
penulisan huruf kapital, miring, gabung dan imbuhan.
Kesimpulan