2. Pengertian Spiritualitas
• Spiritus yang berarti hembusan atau bernafas, kata ini memberikan
makna segala sesuatu yang penting bagi hidup manusia. Seseorang
dikatakan memiliki spirit yang baik jika orang tersebut memiliki
harapan penuh, optimis dan berfikir positif (Roper, 2012).
• Spiritualitas adalah kepercayaan seseorang akan adanya Tuhan, dan
kepercayaan ini menjadi sumber kekuatan pada saat sakit sehingga
akan mempengaruhi keyakinannya tentang penyebab penyakit,
proses penyembuhan penyakit dan memilih orang yang akan
merawatnya (Hamid, 2008).
3. Kebutuhan Spiritual
• Menurut Hodge et al (2011) menyebutkan bahwa individu dikuatkan
melalui “spirit” yang mengakibatkan peralihan yang penting selama
periode sakit. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hodge et al (2011)
menemukan enam kebutuhan spiritual pasien yaitu :
1. Makna Tujuan dan Harapan Hidup
2. Hubungan dengan Tuhan
3. Praktek spiritual/Ibadah
4. Kewajiban agama
5. Hubungan interpersonal
6. Hubungan dengan perawat dan tenaga kesehatan lainnya
4. Pengkajian kebutuhan spiritual pasien
• dilakukan pada akhir proses pengkajian sudah terbangun
hubungan saling percaya perawat dan pasien
• Aspek yang dikaji menurut NANDA 2015 :
• Kondisi lingkungan apakah mendukung spiritualitas (fasilitas dll)
• Perilaku : berdoa, membaca literatur keagamaan, mimpi buruk dan gangguan
tidur atau mengekspresikan kemarahan pada Tuhan.
• Verbalisasi : pernyataan keinginan beribadah dll
• Afek dan sikap : menunjukkan tanda-tanda kesepian, depresi, marah, cemas,
apatis atau tampak tekun berdo’a.
• Hubungan interpersonal
5. Pengkajian spiritual menurut Hamid, 2008
Empat area : konsep tentang Tuhan, sumber harapan dan kekuatan, praktek agama dan
ritual, hubungan antara keyakinan spiritual dan kondisi kesehatan.
Pertanyaan yang dapat diajukan perawat untuk memperoleh informasi tentang pola fungsi
spiritual pasien sebagai data subjektif antara lain, sebagai berikut :
1. Apakah agama atau Tuhan merupakan hal yang penting dalam kehidupan,
2. Kepada siapa anda biasanya meminta bantuan,
3. Apakah anda merasa bahwa kepercayaan (agama) membantu, Jika ya, jelaskan
bagaimana dapat membantu,
4. Apakah sakit atau kejadian penting lainnya yang pernah anda alami telah mengubah
perasaan anda terhadap Tuhan,
5. Mengapa anda di rumah sakit,
6. Apakah kondisi sakit telah mempengaruhi cara anda memandang kehidupan,
7. Apakah penyakit anda telah mempengarui hubungan anda dengan orang yang paling
berarti dalam kehidupan anda,
8. Apakah kondisi sakit yang anda alami telah mempengaruhi cara anda melihat diri anda
sendiri,
9. Apakah yang paling butuhkan saat ini.
6. Pengkajian Objektif:
• Hal-hal yang perlu diobservasi :
• Apakah pasien tampak kesepian, depresi, marah, cemas, agitasi, atau apatis,
• Apakah pasien tampak berdo’a sebelum makan, membaca kitab suci, atau buku
keagamaan
• Apakah pasien sering mengeluh, tidak dapat tidur, mimpi buruk dan berbagai bentuk
gangguan tidur lainnya, atau mengekspresikan kemarahannya terhadap agama
• Apakah pasien menyebut nama Tuhan, do’a, rumah ibadah, atau topik keagamaan
lainnya
• Apakah pasien pernah meminta dikunjungi oleh pemuka agama
• Apakah pasien mengekspresikan ketakutannya terhadap kematian, konflik batin tentang
keyakinan agama, kepedulian tentang hubungan dengan Tuhan, pertanyaan tentang arti
keberadaannnya didunia, arti penderitaan
• Siapa pengunjung pasien,
• Bagaimana pasien berespon terhadap pengunjung,
• Apakah pemuka agama datang menjenguk pasien,
• Bagaimana pasien berhubungan dengan pasien yang lain dan dengan tenaga
keperawatan,
• Apakah pasien membawa kitab suci atau perlengkapan sembahyang lainnya, Apakah
pasien menerima kiriman tanda simpati dari unsur keagamaan.
7. Diagnosa Keperawatan
• Risiko distres spiritual merupakan diagnosis keperawatan yang
didefinisikan sebagai berisiko mengalami gangguan keyakinan atau
sistem nilai pada individu atau kelompok berupa kekuatan, harapan, dan
makna hidup.
• Distres Spiritual Gangguan pada keyakinan atau sistem nilai
berupa kesulitan merasakan makna dan tujuan hidup melalui
hubungan dengan diri, orang lain, lingkungan atau tuhan.
8. Dukungan Perkembangan Spiritual (I.09269)
Terapeutik
• Sediakan lingkungan yang tenang untuk refleksi diri
• Fasilitasi mengidentifikasi masalah spiritual
• Fasilitasi mengidentifikasi hambatan dalam pengenalan diri
• Fasilitasi mengeksplorasi keyakinan terkait pemulihan tubuh, pikiran, dan jiwa
• Fasilitasi hubungan persahabatan dengan orang lain dan pelayanan keagamaan
Edukasi
• Anjurkan membuat komitmen spiritual berdasarkan keyakinan dan nilai
• Anjurkan berpartisipasi dalam kegiatan ibadah (hari raya, ritual) dan meditasi Mengajarkan berdoa untuk
kesembuhan
Kolaborasi
• Rujuk pada pemuka agama/kelompok agama, jika perlu
• Rujuk kepada kelompok pendukung, swabantu, atau program spiritual, jika perlu
9. Promosi Dukungan Spiritual (I.09306)
Observasi
• Identifikasi keyakinan tentang makna dan tujuan hidup, sesuai kebutuhan
• Identifikasi perspektif spiritual, sesuai kebutuhan
Terapeutik
• Perlakukan pasien dengan bermartabat dan terhormat
• Tunjukkan keterbukaan, empati, dan kesediaan mendengarkan perasaan pasien
• Yakinkan bahwa perawat selalu ada dan mendukung Mendoakan dan mengajarkan
berdoa
• Gunakan Teknik klarifikasi untuk membantu menilai keyakinan, jika perlu
• Fasilitasi mengekspresikan dan meredakan amarah secara tepat
• Motivasi meninjau kehidupan masa lalu dan fokus pada hal yang memberikan kekuatan
spiritual
10. Promosi Dukungan Spiritual (I.09306)
• Motivasi berinteraksi dengan anggota keluarga, teman, dan lainnya
• Dorong privasi dan waktu tenang untuk aktivitas spiritual
• Motivasi berpartisipasi dalam kelompok pendukung
• Motivasi mengekspresikan perasaan (mis: kesepian, tidak berdaya, ansietas)
• Motivasi penggunaan sumber spiritual, jika perlu
• Jadwalkan kunjungan pembimbing spiritual, jika perlu
Edukasi
• Anjurkan mengingat kenangan hidup
• Anjurkan untuk berdoa
• Anjurkan penggunaan media spiritual (mis: televisi, buku)
• Ajarkan metode relaksasi (mis: Teknik napas dalam, imajinasi terbimbing, meditasi)