Dokumen tersebut membahas mengenai komplikasi dan penyulit kehamilan pada trimester pertama dan kedua, termasuk anemia pada ibu hamil, hiperemesis gravidarum, kelainan lamanya kehamilan seperti abortus, kehamilan ektopik, kehamilan abdominal, dan mola hidatidosa. Dokumen ini juga membahas mengenai klasifikasi, gejala, diagnosa, dan penatalaksanaan kondisi-kondisi tersebut.
3. Latar Belakang
Status gizi ibu sebelum dan selama
hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang
dikandung
Kejadian Anemia pada ibu hamil
masih cukup tinggi kr ibu
hamil/klg/masy belum menyadari
pentingnya pencegahan Anemia serta
bahaya yang ditimbulkan
5. Faktor Penyebab
• Perubahan fisiologis karena kehamilan
• Kurangnya masukan makanan yang
mengandung zat besi
• Perdarahan akibat terlalu sering
melahirkan
• Jarak kehamilan terlalu dekat
• Gangguan pencernaan & penyerapan
• Ibu hamil bekerja terlalu berat
• Adanya cacing tambang
10. Bahaya Anemia
Saat bersalin
• Persalinan lama
• Perdarahan setelah
persalinan
• Persalinan dengan
tindakan/operasi
cenderung
• Resiko kematian
meningkat
11. Bahaya anemia
Masa Nifas
• Gangguan proses
pemulihan rahim
• Perdarahan pada masa
nifas
• Daya tahan terhadap
infeksi dan stress
• Produksi ASI
berkurang/tidak keluar
12. Pada Bayi
Keguguran , kematian bayi dalam kandungan,
hambatan pertumbuhan bayi dalam
kandungan, cacat bawaan, bayi lahir mati,
lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
17. Etiologi
Faktor pedisposisi yaitu primigravida,
mola hidatidosa dan kehamilan
ganda.
Faktor organik yaitu alergi, masuknya vili
khorialis dalam sirkulasi, perubahan
metabolik akibat hamil dan resistensi
ibu yang menurun.
Faktor psikologik memegang peranan
penting pada penyakit ini, rumah
tangga yang retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan
dan persalinan
18. Gejala dan Tanda
Tingkatan I.
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita,
ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan
merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit,
tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah
mengering dan mata cekung.
Tingkatan II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis,
turgor kulit lebih mengurang, lidah mengering
dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu
kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris.
Berat badan turun dan mata menjadi cekung,
tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan
konstipasi. Aseton dapat tercium dalam
hawa pernapasan, karena mempunyai aroma
yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.
19. Tingkatan III.
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti,
kesadaran menurun dari somnolen sampai koma,
nadi kecil dan cepat; suhu meningkat dan tensi
menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan
saraf yang dikenal sebagai ensefalopati
Wernickc, dengan gejala: nistagmus, diplopia dan
perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat
sangat kekurangan zat makanan, termasuk
vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukkan adanya payah hati. (Ilmu
Kandungan, hal. 277)
21. Pencegahan
Menganjurkan mengubah makan sehari-hari
dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi
lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera
turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering atau biskuit dengan teh
hangat. Makanan yang berminyak dan berbau
lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan
minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan
panas atau sangap dingin
22. Obat-obatan
Tetapi perlu diingat untuk tidak memberikan
obat yang teratogen. Sedativa yang sering
diberikan adalah phenobarbital. Vitamin yang
dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti
histaminika juga dianjurkan, seperiti dramamin,
avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan
antiemetik seperti disiklomin hidrokhlonae atau
khlorpromasin. Penanganan hiperemesis
gravidarum yang berat perlu dikelola di rumah
sakit
23. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang
tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang
baik
Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa
penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan
Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit,
karbohidrat dan protein dengan glukose 5%
dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter
sehari
25. Abortus
• Pengeluaran hasil konsepsi sebelum mampu
hidup di luar kandungan
• Berat < 1000 gram
• Umur kehamilan < 28 minggu
• Spontan : 10-15%
• Pembagian:
1. Berdasarkan kejadian
Spontan, buatan (indikasi medis / sosial)
2. Berdasarkan pelaksana
Terapetik, ilegal
3. Berdasarkan gambaran klinis
26. Penyebab Abortus
1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi
Kromosom, Endometrium, Infeksi, obat-obatan, radiasi
2. Kelainan plasenta
Infeksi, gangguan pembuluh darah, DM, hipertensi
3. Penyakit ibu
Penyakit infeksi, anemia, penyakit kronis
4. Kelainan dalam rahim
Mioma uteri, Uterus arkuatus, retrofleksi, servik
inkompeten, bekas operasi servik, robekan servik
postpartum
27. Abortus Iminen
(ancaman keguguran)
Dx:
Amenore
Nyeri perut
Uterus membesar sesuai UK
Perdarahan dari kanalis servikalis
Kanalis servikalis tertutup
Tes urin kehamilan (+)
Tindakan
Istirahat total
Obat-obatan
Penenang, anti perdarahan, vitamin B komplek,
Hormonal, Anti kontraksi
Konsultasi dengan dokter SpOG untuk USG dan
tindakan lebih lanjut
28. Abortus Iminen
Keguguran yang sedang berlangsung
Gejala& tanda
Perdarahan dan nyeri makin hebat
Pemeriksaan
Kanalis servikalis terbuka, tampak/teraba jaringan
Tindakan
UK 14 minggu kuretase
Kasus perdarahan banyak : evakuasi scr digital
29. Abortus Inkomplit
Keluarnya sebagian hasil konsepsi
Gejala:
Perdarahan mendadak /banyak dpt gawat
Dapat terjadi infeksi
Pemeriksaan
Kanalis servikalis terbuka, tampak/teraba jaringan,
perdarahan (+)
Besar uterus < UK
Tindakan
Memulihkan KU (infus / tranfusi)
Kuretase / kerokan (14 minggu langsung, >14 minggu :
induksi & kuretase)
Obat: antibiotika & uterotonika
30. Abortus Komplit
Keluarnya seluruh hasil konsepsi
Pemeriksaan:
Uterus mengecil, perdarahan sedikit, kanalis
servikalis menutup
Terapi :
Tidak ada
Konsultasi SpOG
35. KE & KET
KE (tidak ruptur) KET (ruptur)
Gejala & tanda kehamilan
Nyeri perut & panggul
Jatuh atau lemas
Nadi kecil & cepat (>110/m)
Hipotensi
Hipovolemia
Nyeri perut akut
Perut distensi (darah bebas)
Nyeri lepas tekan
Pucat
36. Penyebab
Gangguan pada lumen tuba
Infeksi, hipoplasia, rekonstruksi tuba
Gangguan di luar tuba
Endometriosis, divertikel, perlengketan
Faktor yang mempengaruhi
Pemakaian antibiotika
Pemakaian kontrasepsi
38. Diagnosis
Gejala/tanda (+) Gejala/tanda (+/-)
Perdarahan sedikit
Nyeri perut
Serviks tertutup
Uterus sedikit membesar
Uterus agak lunak
Pingsan
Massa adneksa nyeri
Amenorea
Nyeri bila serviks digerakkan
(slinger pain)
Trias klasik : Amenore, nyeri, perdarahan
39. KE (tidak ruptur) KET (ruptur)
Gejala & tanda kehamilan
Nyeri perut & panggul
Jatuh atau lemas
Nadi kecil & cepat (>110/m)
Hipotensi
Hipovolemia
Nyeri perut akut
Perut distensi (darah bebas)
Nyeri lepas tekan
Pucat
40. Kehamilan Abdominal
Dapat sampai aterm
Bila tak terdiagnosis : fetal death
Gejala & tanda :
Gerakan janin jelas dan membuat nyeri
Palpasi janin teraba jelas
Ballotemen (-)
Kontraksi uterus tak teraba
43. Pengertian
Molahidatidosa adalah : suatu
kegagalan kehamilan normal
yang disertai dengan proliferasi
sel trofoblas berlabihan dan
degenerasi hidrofik, yang secara
klinis tampak sebagai
gelembung-gelembung.
53. Laboratorium
Kadar beta HCG meninggi lagi dalam waktu 4
minggu / lebih pasca evaluasi
Kadar beta HCG :
6 mg pasca evakuasi mola > 100 ml IU/ml
atau
8 mg pasca evakuasi > 30 ml IU/ml
Histopatologi : dapat dibedakan jenis
keganasannya.
54. TERAPI
1. Terapi utama : sitostatika
Resiko rendah : diberi kemoterapi tunggal.
Resiko sedang : diberi kemoterapi
kombinasi
Resiko tinggi :Pengobatan kemoterapi
dilanjutkan 2-4 seri.
55. Lanjutan
2. Terapi tambahan.
Operasi :merupakan terapi ajupan.
-Histerektomi totalis.
-Ekstipasi.
Radiasi : merupakan terapi tambahan.
56. PENGAWASAN LANJUT
Tujuan : memantau hasil pengobatan dan
mengetahui sedini mungkin timbulnya
keganasan lagi (relapse)
Lama pengawasan : 1 tahun
Akhir pengawasan : setelah 1 tahun kadar
ß HcG dalam batas normal/bila pasien
hamil lagi.