3. Definisi
Definisi
Menurut Corwin (2001), katarak adalah penurunan progresif kejernihan
lensa. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan ketajaman
penglihatan berkurang. Katarak terjadi apabila protein-protein lensa yang
secara normal transparan terurai dan mengalami koagulasi.
Sedangkan menurut Mansjoer (2000), katarak adalah setiap keadaan
kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (panambahan
cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya.
Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif.
Jadi, dapat disimpulkan katarak adalah kekeruhan lensa yang normalnya
transparan dan dilalui cahaya ke retina, yang dapat disebabkan oleh
berbagai hal sehingga terjadi kerusakan penglihatan.
4.
5. Klasifikasi
Katarak
Senilis
Semua kekeruhan lensa yang terjadi pada usia
lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun. Penyebab nya
sampai sekarang belum diketahui secara pasti.
Namun banyak kasus katarak senilis yang
ditemukan
berkaitan
dengan
faktor
keturunan, maka riwayat penyakit keluarga perlu
di tanyakan.
Epidemiologi, Sampai saat ini katarak senilis
merupakan jenis katarak yang paling banyak
ditemukan, sampai 90% dari seluruh kasus
6. Katarak Senilis ini dibagi lagi ke dalam 4 stadium :
Katarak insipien
Katarak imatur
Katarak matur
Katarak hipermatur
9. Katarak
Congenital
Katarak akibat infeksi virus dimasa pertumbuhan janin, genetic atau
kelainan herediter
Katarak Juvenill
Katarak yang muncul selama proses perkembangan
Katarak
Traumatic
Katarak akibat trauma
Katarak Trauma
Toksik
Katarak akibat paparan zat kimia seperti terapi kortikosteroid
sistemik, rokok, alkohol
10. Katarak
Komlikata
Katarak akibat penyakit mata yang lain seperti
uveitis (glaucoma)
Assocated
Katarak
Katarak yang berhubungan dengan penyakit
spesifik karena kelainan sistemik atau
metabolic seperti DM, galaktosemi distrofi
miotonik
11. Etiologi
Sebagian besar katarak terjadi karena proses
degeneratif
atau
bertambahnya
usia
seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak
adalah pada umur 50 tahun keatas. Akan
tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi
karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil
muda.
12. Penyebab katarak lainnya meliputi :
Faktor keturunan.
gangguan pertumbuhan
Cacat bawaan sejak lahir.
Masalah kesehatan, misalnya
diabetes.
Mata tanpa pelindung terkena
sinar matahari dalam waktu
yang cukup lama.
Rokok dan Alkohol
Operasi mata sebelumnya
Trauma (kecelakaan) pada
mata
Penggunaan obat tertentu,
khususnya steroid.
gangguan metabolisme seperti
DM (Diabetus Melitus)
13. Manifestasi
Klinis
Gejala Subyektif :
Penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara
progresif.
Visus mudur yang derajatnya tergantung lokalisasi dan tebal tipisnya
kekeruhan, Bila : Kekeruhan tipis,kemunduran visus sedikit atau
sebaliknya. dan kekeruhan terletak diequator, tak ada keluhan apa-apa.
Penderita mengeluh adanya bercak-bercak putih yang tak bergerak.
Diplopia monocular yaitu penderita melihat 2 bayangan yang disebabkan
oleh karena refraksi dari lensa sehingga benda-benda yang dilihat
penderita akan menyebabkan silau.
Pada stadium permulaan penderita mengeluh miopi, hal ini terjadi karena
proses pembentukan katarak sehingga lensa menjadi cembung dan
refraksi power mata meningkat, akibatnya
14. Gejala Obyektif :
Pada lensa tidak ada tanda-tanda inflamasi
Jika mata diberi sinar dari samping: Lensa tampak keruh
keabuan atau keputihan dengan latar hitam
Pada fundus reflex dengan opthalmoskop: kekeruhasn tersebut
tampak hitam dengan latar orange pada stadium matur hanya
didapatkan warna putih atau tampak kehitaman tanpa latar
orange, hal ini menunjukkan bahwa lensa sudah keruh
seluruhnya
Kamera anterior menjadi dangkal dan iris terdorong
kedepan, sudut kamera anterior menyempit sehingga tekanan
intraokuler meningkat, akibatnya terjadi glaukoma
15. Patofisiolo
gi
Lensa
yang
normal
adalah
struktur
posterior
iris
yang
jernih, transparan, berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan
refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona
sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya
adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus
mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitas
terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada
kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna, nampak
seperti kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi.
Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yang memanjang dari badan
silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya dapat menyebabkan penglihatan
mengalamui distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan
koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya
cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa
normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut
lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan
bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi.
16.
Katarak biasanya terjadi bilateral, namun memiliki
kecepatan yang berbeda. Dapat disebabkan oleh
kejadian trauma maupun sistemik, seperti diabetes.
Namun kebanyakan merupakan konsekuensi dari
proses penuaan yang normal. Kebanyakan katarak
berkembang secara kronik ketika seseorang
memasuki dekade ketujuh. Katarak dapat bersifat
kongenital dan harus diidentifikasi awal, karena bila
tidak terdiagnosa dapat menyebabkan ambliopia
dan kehilangan penglihatan permanen. Faktor yang
paling sering berperan dalam terjadinya katarak
meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obatobatan, alkohol, merokok, diabetes, dan asupan
vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka
waktu lama (Smeltzer, 2002).
17. komplikasi
Bila katarak dibiarkan maka akan terjadi
komplikasi berupa glaukoma dan uveitis.
Glaukoma adalah peningkatan abnormal
tekanan intraokuler yang menyebabkan atrofi
saraf optik dan kebutaan bila tidak teratasi
(Doenges, 2000).
18. Pemeriksaan
diagnostik
Kartu mata snellen /mesin
telebinokuler
Lapang Penglihatan
Pengukuran Tonografi : TIO
(12 – 25 mmHg)
Pengukuran Gonioskopi
membedakan sudut terbuka
dari sudut tertutup glukoma
Tes Provokatif : menentukan
adanya/ tipe glukoma
Oftalmoskopi
Darah lengkap, LED
EKG, kolesterol serum, lipid
Tes toleransi glukosa :
kontrol DM
Keratometri.
Pemeriksaan lampu slit.
A-scan ultrasound
(echography).
Penghitungan sel endotel
penting u/ fakoemulsifikasi &
implantasi.
USG mata sebagai
persiapan untuk pembedahan
katarak.
19. penatalaksanaa
n
pre- op katarak
Status lokalis
Fungsi retina harus baik-dengan test proyeksi
Tidak boleh ada infeksi pada mata atau jaringan sekitar
(missal:uveitis)
Tidak ada glaucoma, bahaya terjadi prolaps bola mata
Koreksi visus
Status generalis, hindari kondisi berikut :
Hipertensi
DM karena luka sulit sembuh, mudah terjadi infeksi dan
perdarahan post hifema sulit hilang
Batuk kronik karena bisa terjadi prolaps bola mata
Gagal jantung
20. Macam-macam operasi:
ICCE (Intra Capsular Cataract Extraction)
Merupakan
tindakan
pengeluaran
lensa
bersama-sama dengan kapsul
ECCE (Ekstra Capsular Cataract Extraction)
Dilakukan dengan merobek kapsul anterior dan
mengeluarkan inti lensa dan kortek, sedang sisa
lensa diharapkan keluar bersama dengan
aqueoshumour
21. Post operasi :
Tujuan : cegah infeksi dan terbukanya luka
operasi.
Pasien diminta tidak banyak bergerak dan
menghindari mengangkat beban berat selama
sebulan. Mata ditutup selama beberapa hari
selama beberapa minggu harus dilindungi
dengan pelindung logam pada malam hari.
Kacamata permanent diberikan 6-8 minggu
setelah operasi.