SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
MENCEGAH PERILAKU SEKS YANG TIDAK SEHAT PADA REMAJA 
MELALUI PENDIDIKAN SEKS 
Oleh : Kuntjojo 
A. Latar Belakang Masalah 
watermark. 
remove OfficeReady to Purchase Masa remaja adalah suatu tahap dalam perkembangan di mana 
seseorang mengalami perubahan-perubahan yang dramatis dari aseksual 
menjadi seksual. Perubahan-perubahan tersebut terutama ditandai oleh 
perkembangan karakteristik seks primer dan seks sekunder. Perkembangan 
karakteristik seksual kemudian menyebabkan perkembangan perilaku seks 
seperti tertarik pada lawan jenis dan keinginan untuk melakukan hubungan 
seks. Perilaku seks pada remaja dapat mengarah pada problem yang serius 
jika perilaku tersebut diekspresikan secara tidak sehat atau tidak sesuai 
dengan norma-norma yang berlaku. Perilaku seks yang tidak sehat pada 
remaja merugikan remaja yang bersangkutan paling tidak didasarkan pada 
tiga pertimbangan. 
Pertama, remaja yang memiliki perilaku seks yang tidak sehat beresiko 
besar untuk gagal dalam pendidikan sekolah. Perilaku seks seperti pacaran 
tidak menyebabkan remaja mengabaikan waktunya untuk belajar. Contoh 
kejadian diantaranya adalah tertangkapnya beberapa pelajar remaja, dengan 
memakai seragam sekolah, bersama pasangannya pada saat dilakukan razia 
pada jam sekolah di tempat-tempat rekreasi. Di samping banyak waktu untuk 
belajar yang hilang, gangguan dalam konsentrasi dalam belajar juga dapat 
terjadi. 
Kedua, remaja yang memiliki perilaku seks yang tidak sehat beresiko 
mendapatkan sorotan tajam, cemoohan, bahkan sanksi lebih keras dari 
masyarakat. Jika hal ini sampai terjadi, citra buruk akan melekat pada remaja 
yang bersangkutan dan tentu manjadi hambatan dalam penyesuaian 
sosialnya. 
Ketiga, remaja yang memiliki perilaku seks yang tidak sehat beresiko 
untuk mengalami kehamilan. Kehamilan yang tidak diharapkan tentu 
merugikan kedua belah pihak baik pihak laki-laki dan terutama pihak 
perempuan. Menurut Institut Alan Guttmacher (2003) kira-kira 60% remaja di 
dunia mengalami kehamilan yang tidak diharapkan. Sementara itu Billingham 
(1992) menyatakan “Pregnancy is the single most common cause of school 
dropout among girls; nearly 70% students fail to complete hing school”. 
Keempat, remaja yang memiliki perilaku seks yang tidak sehat beresiko 
tinggi terinfeksi penyakit menular seksual. Gonorrhea, salah satu penyakit 
kelamin yang menular lewat hubungan seks. Remaja akan tertular gonorrhea
jika dirinya berhubungan seks dengan seseorang yang sudah terinfeksi 
penyakit ini. HIV (human immunodeficiency virus), yang dikenal sebagai virus 
yang mematikan, karena sampai saat ini belum ditemuan obat untuk 
membasminya, menular antara lain juga melalui hubungan seks. Oleh karena 
itu hubungan seks dengan sembarang orang, terutama PSK beresiko tinggi 
untuk terinfeksi HIV/AIDS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai 60% 
dari mereka yang terinfeksi virus HIV adalah mereka yang berusia 20 tahun ke 
bawah (Alan Guttmacher Institut, 2003). 
Purchase OfficeReady to remove watermark. 
Gambaran tentang perilaku seks yang beresiko tinggi juga terjadi di 
Indonesia sebagaimana dipaparkan oleh Made Putri Ayu Rasmini (2008) 
berikut ini. Pada bulan April 2007 SMA Negeri 2 Denpasar bekerjasama 
dengan Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) SMA Negeri 2 
Denpasar dan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali, mengadakan 
penelitian tentang perilaku seks remaja sekolah di Denpasar. Dari responden 
yang jumlahnya 766, terdapat 526 remaja yang menyatakan telah berperilaku 
seks seperti berpelukan, 458 responden sudah berciuman bibir, 202 
responden sudah pernah mencium leher (necking), disusul 138 responden 
sudah menggesek-gesekkan alat kelamin tanpa berhubungan seks (petting), 
103 responden sudah pernah hubungan seksual, dan 159 menyatakan 
aktivitas seksual lain selain yang disebutkan tadi. Aktivitas seksual tersebut 
bisa dilakukan bersama teman, pacar, seseorang atau beberapa orang tanpa 
status yang jelas, bahkan dengan pekerja seks komersil (PSK). Dalam 
penelitian tersebut ditemukan fakta bahwa dari 766 responden ternyata 103 
orang pernah melakukan hubungan seksual dan bahkan 49 orang di 
antaranya melakukan hubungan seksual dengan PSK (Made Putri Ayu 
Rasmini, 2008). 
Bahwa Bahwa perilaku seks yang tidak sehat mengancam masa depan, 
kesehatan, dan keselamatan remaja juga dipaparkan oleh Made Putri Ayu 
Rasmini. Dalam konteks ini Rasmni menyatakan: ”Jika saat ini remaja 
tersebut berusia 16 atau 17 tahun mereka melakukannya tanpa kondom, bisa 
jadi mereka akan tertular infeksi menular seksual (IMS) atau parahnya human 
immunodeficiency virus (HIV), virus penyebab acquired immune deficiency 
syndrome (AIDS), maka dengan masa inkubasi sekitar 5-10 tahun dapat 
diprediksikan mereka baru ketahuan tahu mengidap HIV kira-kira di usia 22 
atau 27 tahun ketika mulai memasuki fase AIDS, padahal ini usia yang sangat 
produktif.” Resiko remaja terinfeksi virus HIV sangat besar jika mereka 
berhubungan seks dengan PSK. Menurut Prof. Wimpie P. di Denpasar, per 
November 2007, 441 wanita dari 4.041 orang dengan HIV/AIDS. Dari 441 
wanita penderita HIV/AIDS ini terdiri dari pemakai narkoba suntik 33 orang, 
dan 120 pekerja seksual.
B. Pendidikan Seks Sebelum Remaja Merupakan Kebutuhan 
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seks yang 
Purchase OfficeReady to remove watermark. 
tidak sehat pada remaja merugikan masa depan dan kesehatan, bahkan 
keselamatan mereka. Oleh karena itu perilaku ini harus dicegah. Berdasarkan 
pendapat para ahli seperti Singgih D. Gunarso, Sarwono, dan Forest, serta 
hasil penelitian, diantaranya penelitian tentang hubungan pendidikan seks 
sejak dini dengan perilaku seks pada remaja di SMA Tunas Harapan Bandar 
Lampung tahun 2007, pendidikan seks merupakan pilihan yang tepat untuk 
mencegah fenomena tersebut. Sebagai upaya pencegahan, pendidikan seks 
harus sudah diberikan kepada individu sebelum menginjak remaja. 
Untuk mencapai tujuan pendidikan seks secara benar, beberapa aspek 
tentang pendidikan seks harus dipertimbangkan secara matang. Pertama, 
apakah pendidikan seks itu? Kedua, apakah tujuan dari pendidikan seks? 
Ketiga, mulai kapan sebaiknya pendidikan seks diberikan? Keempat, 
bagaimana sebaiknya pendidikan seks diberikan, Kelima, materi apa saja 
yang sebaiknya atau seharusnya diberikan dalam pendidikan seks? Keenam, 
siapa yang seharusnya memberikan pendidikan seks? 
Referensi 
Allan Guttmacher Institute. (2003) “Sexual and Reproductive Health Education 
and Services for Adolescents” http://www.gutmacher.edu. 
Billigham, Khaterine. (1992) Developmental Psychology for the Health Care 
Profession: PartI-Prenatal Through Adolescents Development. Colorado: 
Westview Press. 
Forest, Simon. (2006) “Sex Education that Works” http://www.evert.or/ 
educate.html. 
Ramini, Made Putra Ayu. (2008) “Menguak Perilaku Seks Remaja Denpasar” 
http://www.balebengong.net/ 
Setiawa, Agoes. (2008) “Hubungan Pendidikan Seks Sejak Dini dengan 
Perilaku Seksual pada Remaja di SMA Tunas Harapan Bandar Lampung 
Tahun 2007” http://www.one.indoskripsi.com
YehBa Forums. (2008) ‘Dampak Perilaku Seks Bebas bagi Kesehatan 
Remaja” http://www.yehba.com/forums. 
Purchase OfficeReady to remove watermark.

More Related Content

What's hot

Modul 5 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 5 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajapjj_kemenkes
 
Tanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai sma
Tanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai smaTanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai sma
Tanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai smaLeyla Adrianti Hermina
 
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia DiniPeran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia DiniEvaniaYafie
 
Presentasi problematika remaja
Presentasi problematika remajaPresentasi problematika remaja
Presentasi problematika remajaTeddie Sukmana
 
PRO -KONTRA PENDIDIKAN SEKS USIA DINI
PRO -KONTRA PENDIDIKAN SEKS USIA DINIPRO -KONTRA PENDIDIKAN SEKS USIA DINI
PRO -KONTRA PENDIDIKAN SEKS USIA DINIIsna R. Retnaningsih
 
Pendidikan Seks Anak Usia Dini
Pendidikan Seks Anak Usia DiniPendidikan Seks Anak Usia Dini
Pendidikan Seks Anak Usia DiniAliem Masykur
 
Pergaulan bebas dikalangan remaja
Pergaulan bebas dikalangan remajaPergaulan bebas dikalangan remaja
Pergaulan bebas dikalangan remajaPutri Tampubolon
 
Ppt eka seks bebas
Ppt eka seks bebasPpt eka seks bebas
Ppt eka seks bebaseka71
 
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar PernikahanPermasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahanajengseptiana
 
Pendidikan seksualitas remaja
Pendidikan seksualitas remajaPendidikan seksualitas remaja
Pendidikan seksualitas remajaEfree R
 

What's hot (20)

355 692-1-sm
355 692-1-sm355 692-1-sm
355 692-1-sm
 
ppt..seks bebas dan HIV/AIDS
ppt..seks bebas dan HIV/AIDSppt..seks bebas dan HIV/AIDS
ppt..seks bebas dan HIV/AIDS
 
Sex education
Sex educationSex education
Sex education
 
Modul 5 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 5 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remaja
 
Tanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai sma
Tanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai smaTanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai sma
Tanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai sma
 
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia DiniPeran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
 
Makalah Seks Bebas
Makalah Seks BebasMakalah Seks Bebas
Makalah Seks Bebas
 
Presentasi problematika remaja
Presentasi problematika remajaPresentasi problematika remaja
Presentasi problematika remaja
 
Dunia Remaja
Dunia RemajaDunia Remaja
Dunia Remaja
 
PRO -KONTRA PENDIDIKAN SEKS USIA DINI
PRO -KONTRA PENDIDIKAN SEKS USIA DINIPRO -KONTRA PENDIDIKAN SEKS USIA DINI
PRO -KONTRA PENDIDIKAN SEKS USIA DINI
 
Asg3
Asg3Asg3
Asg3
 
2. kehamilan remaja
2. kehamilan remaja2. kehamilan remaja
2. kehamilan remaja
 
Pendidikan Seks Anak Usia Dini
Pendidikan Seks Anak Usia DiniPendidikan Seks Anak Usia Dini
Pendidikan Seks Anak Usia Dini
 
Pergaulan bebas dikalangan remaja
Pergaulan bebas dikalangan remajaPergaulan bebas dikalangan remaja
Pergaulan bebas dikalangan remaja
 
Ppt eka seks bebas
Ppt eka seks bebasPpt eka seks bebas
Ppt eka seks bebas
 
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar PernikahanPermasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
 
Pendidikan seksualitas remaja
Pendidikan seksualitas remajaPendidikan seksualitas remaja
Pendidikan seksualitas remaja
 
Sap seks bebas
Sap seks bebasSap seks bebas
Sap seks bebas
 
Sex education
Sex educationSex education
Sex education
 

Similar to PENDIDIKAN_SEKS

1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 01. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0Agit Fusg
 
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdfDian631634
 
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdfDian631634
 
JURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docx
JURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docxJURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docx
JURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docxhadi23318
 
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)hastutimarlina1
 
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxMakalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxzainulandri1
 
SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...
SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...
SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...BeliaLesmana
 
Pentingnya pendidikan sex sejak usia dini
Pentingnya pendidikan sex sejak usia diniPentingnya pendidikan sex sejak usia dini
Pentingnya pendidikan sex sejak usia diniEARLY SUSAN
 
Dampak_Pornografi_Terhadap_Perilaku_Siswa_dan_Upay.pdf
Dampak_Pornografi_Terhadap_Perilaku_Siswa_dan_Upay.pdfDampak_Pornografi_Terhadap_Perilaku_Siswa_dan_Upay.pdf
Dampak_Pornografi_Terhadap_Perilaku_Siswa_dan_Upay.pdfNetizenNegeriWakanda
 
Pengertian seks-bebas
Pengertian seks-bebasPengertian seks-bebas
Pengertian seks-bebasWaskita Karya
 
Mkalah pendidikan seks dan keluarga berencana rida
Mkalah pendidikan seks dan keluarga berencana ridaMkalah pendidikan seks dan keluarga berencana rida
Mkalah pendidikan seks dan keluarga berencana ridaOperator Warnet Vast Raha
 
Perilaku_Seks_Bebas_dalam_Kajian_Islam.pptx
Perilaku_Seks_Bebas_dalam_Kajian_Islam.pptxPerilaku_Seks_Bebas_dalam_Kajian_Islam.pptx
Perilaku_Seks_Bebas_dalam_Kajian_Islam.pptxEdwarAulyaHandaka
 
Assgnmnt individu plg517
Assgnmnt individu plg517Assgnmnt individu plg517
Assgnmnt individu plg517Iella Zakaria
 

Similar to PENDIDIKAN_SEKS (20)

1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 01. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
 
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf
 
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf
 
JURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docx
JURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docxJURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docx
JURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docx
 
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)
 
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxMakalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
 
Pergaulan dikalangan remaja
Pergaulan dikalangan remajaPergaulan dikalangan remaja
Pergaulan dikalangan remaja
 
Pergaulan dikalangan remaja
Pergaulan dikalangan remajaPergaulan dikalangan remaja
Pergaulan dikalangan remaja
 
Pergaulan dikalangan remaja
Pergaulan dikalangan remajaPergaulan dikalangan remaja
Pergaulan dikalangan remaja
 
Pergaulan dikalangan remaja
Pergaulan dikalangan remajaPergaulan dikalangan remaja
Pergaulan dikalangan remaja
 
SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...
SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...
SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...
 
Pentingnya pendidikan sex sejak usia dini
Pentingnya pendidikan sex sejak usia diniPentingnya pendidikan sex sejak usia dini
Pentingnya pendidikan sex sejak usia dini
 
Dampak_Pornografi_Terhadap_Perilaku_Siswa_dan_Upay.pdf
Dampak_Pornografi_Terhadap_Perilaku_Siswa_dan_Upay.pdfDampak_Pornografi_Terhadap_Perilaku_Siswa_dan_Upay.pdf
Dampak_Pornografi_Terhadap_Perilaku_Siswa_dan_Upay.pdf
 
Pengertian seks-bebas
Pengertian seks-bebasPengertian seks-bebas
Pengertian seks-bebas
 
Mkalah pendidikan seks dan keluarga berencana rida
Mkalah pendidikan seks dan keluarga berencana ridaMkalah pendidikan seks dan keluarga berencana rida
Mkalah pendidikan seks dan keluarga berencana rida
 
Jurnal firnando
Jurnal firnandoJurnal firnando
Jurnal firnando
 
seks bebas
seks bebasseks bebas
seks bebas
 
Perilaku_Seks_Bebas_dalam_Kajian_Islam.pptx
Perilaku_Seks_Bebas_dalam_Kajian_Islam.pptxPerilaku_Seks_Bebas_dalam_Kajian_Islam.pptx
Perilaku_Seks_Bebas_dalam_Kajian_Islam.pptx
 
10178 27513-1-sm
10178 27513-1-sm10178 27513-1-sm
10178 27513-1-sm
 
Assgnmnt individu plg517
Assgnmnt individu plg517Assgnmnt individu plg517
Assgnmnt individu plg517
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 

PENDIDIKAN_SEKS

  • 1. MENCEGAH PERILAKU SEKS YANG TIDAK SEHAT PADA REMAJA MELALUI PENDIDIKAN SEKS Oleh : Kuntjojo A. Latar Belakang Masalah watermark. remove OfficeReady to Purchase Masa remaja adalah suatu tahap dalam perkembangan di mana seseorang mengalami perubahan-perubahan yang dramatis dari aseksual menjadi seksual. Perubahan-perubahan tersebut terutama ditandai oleh perkembangan karakteristik seks primer dan seks sekunder. Perkembangan karakteristik seksual kemudian menyebabkan perkembangan perilaku seks seperti tertarik pada lawan jenis dan keinginan untuk melakukan hubungan seks. Perilaku seks pada remaja dapat mengarah pada problem yang serius jika perilaku tersebut diekspresikan secara tidak sehat atau tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Perilaku seks yang tidak sehat pada remaja merugikan remaja yang bersangkutan paling tidak didasarkan pada tiga pertimbangan. Pertama, remaja yang memiliki perilaku seks yang tidak sehat beresiko besar untuk gagal dalam pendidikan sekolah. Perilaku seks seperti pacaran tidak menyebabkan remaja mengabaikan waktunya untuk belajar. Contoh kejadian diantaranya adalah tertangkapnya beberapa pelajar remaja, dengan memakai seragam sekolah, bersama pasangannya pada saat dilakukan razia pada jam sekolah di tempat-tempat rekreasi. Di samping banyak waktu untuk belajar yang hilang, gangguan dalam konsentrasi dalam belajar juga dapat terjadi. Kedua, remaja yang memiliki perilaku seks yang tidak sehat beresiko mendapatkan sorotan tajam, cemoohan, bahkan sanksi lebih keras dari masyarakat. Jika hal ini sampai terjadi, citra buruk akan melekat pada remaja yang bersangkutan dan tentu manjadi hambatan dalam penyesuaian sosialnya. Ketiga, remaja yang memiliki perilaku seks yang tidak sehat beresiko untuk mengalami kehamilan. Kehamilan yang tidak diharapkan tentu merugikan kedua belah pihak baik pihak laki-laki dan terutama pihak perempuan. Menurut Institut Alan Guttmacher (2003) kira-kira 60% remaja di dunia mengalami kehamilan yang tidak diharapkan. Sementara itu Billingham (1992) menyatakan “Pregnancy is the single most common cause of school dropout among girls; nearly 70% students fail to complete hing school”. Keempat, remaja yang memiliki perilaku seks yang tidak sehat beresiko tinggi terinfeksi penyakit menular seksual. Gonorrhea, salah satu penyakit kelamin yang menular lewat hubungan seks. Remaja akan tertular gonorrhea
  • 2. jika dirinya berhubungan seks dengan seseorang yang sudah terinfeksi penyakit ini. HIV (human immunodeficiency virus), yang dikenal sebagai virus yang mematikan, karena sampai saat ini belum ditemuan obat untuk membasminya, menular antara lain juga melalui hubungan seks. Oleh karena itu hubungan seks dengan sembarang orang, terutama PSK beresiko tinggi untuk terinfeksi HIV/AIDS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai 60% dari mereka yang terinfeksi virus HIV adalah mereka yang berusia 20 tahun ke bawah (Alan Guttmacher Institut, 2003). Purchase OfficeReady to remove watermark. Gambaran tentang perilaku seks yang beresiko tinggi juga terjadi di Indonesia sebagaimana dipaparkan oleh Made Putri Ayu Rasmini (2008) berikut ini. Pada bulan April 2007 SMA Negeri 2 Denpasar bekerjasama dengan Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) SMA Negeri 2 Denpasar dan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali, mengadakan penelitian tentang perilaku seks remaja sekolah di Denpasar. Dari responden yang jumlahnya 766, terdapat 526 remaja yang menyatakan telah berperilaku seks seperti berpelukan, 458 responden sudah berciuman bibir, 202 responden sudah pernah mencium leher (necking), disusul 138 responden sudah menggesek-gesekkan alat kelamin tanpa berhubungan seks (petting), 103 responden sudah pernah hubungan seksual, dan 159 menyatakan aktivitas seksual lain selain yang disebutkan tadi. Aktivitas seksual tersebut bisa dilakukan bersama teman, pacar, seseorang atau beberapa orang tanpa status yang jelas, bahkan dengan pekerja seks komersil (PSK). Dalam penelitian tersebut ditemukan fakta bahwa dari 766 responden ternyata 103 orang pernah melakukan hubungan seksual dan bahkan 49 orang di antaranya melakukan hubungan seksual dengan PSK (Made Putri Ayu Rasmini, 2008). Bahwa Bahwa perilaku seks yang tidak sehat mengancam masa depan, kesehatan, dan keselamatan remaja juga dipaparkan oleh Made Putri Ayu Rasmini. Dalam konteks ini Rasmni menyatakan: ”Jika saat ini remaja tersebut berusia 16 atau 17 tahun mereka melakukannya tanpa kondom, bisa jadi mereka akan tertular infeksi menular seksual (IMS) atau parahnya human immunodeficiency virus (HIV), virus penyebab acquired immune deficiency syndrome (AIDS), maka dengan masa inkubasi sekitar 5-10 tahun dapat diprediksikan mereka baru ketahuan tahu mengidap HIV kira-kira di usia 22 atau 27 tahun ketika mulai memasuki fase AIDS, padahal ini usia yang sangat produktif.” Resiko remaja terinfeksi virus HIV sangat besar jika mereka berhubungan seks dengan PSK. Menurut Prof. Wimpie P. di Denpasar, per November 2007, 441 wanita dari 4.041 orang dengan HIV/AIDS. Dari 441 wanita penderita HIV/AIDS ini terdiri dari pemakai narkoba suntik 33 orang, dan 120 pekerja seksual.
  • 3. B. Pendidikan Seks Sebelum Remaja Merupakan Kebutuhan Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seks yang Purchase OfficeReady to remove watermark. tidak sehat pada remaja merugikan masa depan dan kesehatan, bahkan keselamatan mereka. Oleh karena itu perilaku ini harus dicegah. Berdasarkan pendapat para ahli seperti Singgih D. Gunarso, Sarwono, dan Forest, serta hasil penelitian, diantaranya penelitian tentang hubungan pendidikan seks sejak dini dengan perilaku seks pada remaja di SMA Tunas Harapan Bandar Lampung tahun 2007, pendidikan seks merupakan pilihan yang tepat untuk mencegah fenomena tersebut. Sebagai upaya pencegahan, pendidikan seks harus sudah diberikan kepada individu sebelum menginjak remaja. Untuk mencapai tujuan pendidikan seks secara benar, beberapa aspek tentang pendidikan seks harus dipertimbangkan secara matang. Pertama, apakah pendidikan seks itu? Kedua, apakah tujuan dari pendidikan seks? Ketiga, mulai kapan sebaiknya pendidikan seks diberikan? Keempat, bagaimana sebaiknya pendidikan seks diberikan, Kelima, materi apa saja yang sebaiknya atau seharusnya diberikan dalam pendidikan seks? Keenam, siapa yang seharusnya memberikan pendidikan seks? Referensi Allan Guttmacher Institute. (2003) “Sexual and Reproductive Health Education and Services for Adolescents” http://www.gutmacher.edu. Billigham, Khaterine. (1992) Developmental Psychology for the Health Care Profession: PartI-Prenatal Through Adolescents Development. Colorado: Westview Press. Forest, Simon. (2006) “Sex Education that Works” http://www.evert.or/ educate.html. Ramini, Made Putra Ayu. (2008) “Menguak Perilaku Seks Remaja Denpasar” http://www.balebengong.net/ Setiawa, Agoes. (2008) “Hubungan Pendidikan Seks Sejak Dini dengan Perilaku Seksual pada Remaja di SMA Tunas Harapan Bandar Lampung Tahun 2007” http://www.one.indoskripsi.com
  • 4. YehBa Forums. (2008) ‘Dampak Perilaku Seks Bebas bagi Kesehatan Remaja” http://www.yehba.com/forums. Purchase OfficeReady to remove watermark.