SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
BAB I
                                      PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG


       Dewasa ini, kejadian pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja banyak berasal
dari eksploitasi seksual pada media yang ada di sekeliling kita. Eksploitasi seksual dalam video
klip, majalah, televisi dan film-film ternyata mendorong para remaja untuk melakukan aktivitas
seks secara sembarangan di usia muda. Dengan melihat tampilan atau tayangan seks di media,
para remaja itu beranggapan bahwa seks adalah sesuatu yang bebas dilakukan oleh siapa saja,
dimana saja.


       Oleh karena itu, kami memilih tema Pergaulan Bebas Remaja untuk dikaji lebih lanjut
sebagai informasi bagi kaum remaja yang sangat berkaitan erat dengan tema di atas.


I.2 TUJUAN
            Makalah ini kami buat berdasarkan sumber-sumber yang jelas dan akurat dengan
tujuan supaya para remaja dapat mengatasi libidonya sehingga para remaja dapat terhindar dari
akibat-akibat negatif dari pergaulannya seperti pergaulan bebas. Dan menghimbau kepada para
remaja untuk tidak salah langkah dalam mengambil keputusan oleh karena perubahan seks yang
terjadi pada dirinya.




                                                                                              1
BAB II
                                      TINJAUAN TEORI




    Sekarang ini di kalangan remaja pergaulan bebas semakin meningkat terutama di kota-kota
besar. Hal ini terjadi karena kurangnya bimbingan dan perhatian dari orang tua.

    Menurut Jane Brown, ilmuwan dari Universitas North Carolina yang memimpin proyek
penelitian ini, semakin banyak remaja disuguhi dengan eksploitasi seks di media, maka mereka
akan semakin berani mencoba seks di usia muda.

Sebelumnya para peneliti ini telah menemukan hubungan antara tayangan seks di televisi
dengan perilaku seks para remaja. Dengan mengambil sampel sebanyak 1,017 remaja berusia
12 sampai 14 tahun dari Negara bagian North Carolina, AS yang disuguhi 264 tema seks dari
film, televisi, pertunjukan, musik, dan majalah selama 2 tahun berturut-turut, mereka
mendapatkan hasil yang sangat mengejutkan.

Secara umum, kelompok remaja yang paling banyak mendapat dorongan seksual dari media
cenderung melakukan seks pada usia 14 hingga 16 tahun 2,2 kali lebih tinggi ketimbang remaja
lain yang lebih sedikit melihat eksploitasi seks dari media.

Maka tidak mengherankan kalau tingkat kehamilan di luar nikah di Amerika Serikat sepuluh
kali lipat lebih tinggi dibanding negara-negara industri maju lainnya, hingga penyakit menular
seksual (PMS) kini menjadi ancaman kesehatan publik disana.

Pada saat yang sama, orang tua juga melakukan kesalahan dengan tidak memberikan
pendidikan seks yang memadai di rumah, dan membiarkan anak-anak mereka mendapat
pemahaman seks yang salah dari media. Akhirnya jangan heran kalau persepsi yang muncul
tentang seks di kalangan remaja adalah sebagai sesuatu yang menyenangkan dan bebas dari
resiko (kehamilan atau tertular penyakit kelamin).

Parahnya lagi, menurut hasil penelitian tersebut, para remaja yang terlanjur mendapat informasi
seks yang salah dari media cenderung menganggap bahwa teman-teman sebaya mereka juga
sudah terbiasa melakukan seks bebas. Mereka akhirnya mengadopsi begitu saja norma-norma
sosial "tak nyata" yang sengaja dibuat oleh media.

Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal American Academy of Pediatrics, serta
sebagian dalam Journal of Adolescent Health. Namun sayangnya, hasil penelitian tersebut
belum melihat bagaimana dampak informasi seks di internet pada perilaku seks remaja.




                                                                                             2
Dengan mendapatkan temuan-temuan lain yang lebih konsisten, mungkin kita tak perlu
menunggu lama untuk membuktikan bahwa media memiliki peranan penting dalam
pembentukan norma seksual di kalangan remaja. (reuters/dni)




                                                                                 3
BAB III
                                    ANALISIS DAN PEMBAHASAN


A.           PENYEBAB DAN DAMPAK PERGAULAN BEBAS



     Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency
     Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, salah satu penyebabnya akibat
     pergaulan bebas.Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk Denpasar menunjukkan 10-
     31% remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan seksual.

     Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) yang baru duduk di
     kelas II, 155 orang atau 23,4% mempunyai pengalaman hubungan seksual.

     Mereka terdiri atas putra 27% dan putri 18%. Data statistik nasional mengenai penderita
     HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya
     tubuh pada usia remaja.

     Demikian     pula    masalah     remaja    terhadap    penyalahgunaan     narkoba    semakin
     memprihatinkan.Berdasarkan data penderita HIV/AIDS di Bali hingga Pebruari 2005 tercatat
     623 orang, sebagian besar menyerang usia produktif. Penderita tersebut terdiri atas usia 5-14
     tahun satu orang, usia 15-19 tahun 21 orang, usia 20-29 tahun 352 orang, usia 30-39 tahun 185
     orang, usia 40-49 tahun 52 orang dan 50 tahun ke atas satu orang.

     semakin memprihatinkan penderita HIV/AIDS memberikan gambaran bahwa, cukup banyak
     permasalahan kesehatan reproduksi yang timbul diantara remaja. Oleh sebab itu
     mengembangan model pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja melalui
     pendidik (konselor) sebaya menjadi sangat penting.

     “Pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja menjadi model pemberdayaan
     masyarakat yang bertujuan menumbuhkan kesadaran dan peranserta individu memberikan
     solusi kepada teman sebaya yang mengalami masalah kesehatan reproduksi”.

     Pelatihan Managemen tersebut diikuti 24 peserta utusan dari delapan kabupaten dan satu kota di
     Bali berlangsung selama empat hari.

     Belum lama ini ada berita seputar tentang keinginan sekelompok masyarakat agar aborsi
     dilegalkan, dengan dalih menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia. Ini terjadi karena tiap
     tahunnya peningkatan kasus aborsi di Indonesia kian meningkat, terbukti dengan pemberitaan
     di media massa atau TV setiap tayangan pasti ada terungkap kasus aborsi. Jika hal ini di
     legalkan sebgaimana yang terjadi di negara-negara Barat akan berakibat rusaknya tatanan



                                                                                                 4
agama, budaya dan adat bangsa. Berarti telah hilang nilai-nilai moral serta norma yang telah
lama mendarah daging dalam masyarakat. Jika hal ini dilegal kan akan mendorong terhadap
pergaulan bebas yang lebih jauh dalam masyarakat.

Orang tidak perlu menikah untuk melakukan hubungan seks. Sedangkan pelepasan tanggung
jawab kehamilan bisa diatasi dengan aborsi. Legalisasi aborsi bukan sekedar masalah-masalah
kesehatan reproduksi lokal Indonesia, tapi sudah termasuk salah satu pemaksaan gaya hidup
kapitalis sekuler yang dipropagandakan PBB melalui ICDP (International Conference on
Development and Population) tahun 1994 di Kairo Mesir.

Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami ; penderitaan kehilangan
harga diri (82%), berteriak-teriak histeris (51%), mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi
(63%), ingin bunuh diri (28%), terjerat obat-obat terlarang (41%), dan tidak bisa menikmati
hubungan seksual (59%).

Aborsi atau abortus berarti penguguran kandungan atau membuang janin dengan sengaja
sebelum waktunya, (sebelum dapat lahir secara alamiah). Abortus terbagi dua;

Pertama, Abortus spontaneus yaitu abortus yang terjadi secara tidak sengaja. penyebabnya,
kandungan lemah, kurangnya daya tahan tubuh akibat aktivitas yang berlebihan, pola makan
yang salah dan keracunan.

Kedua, Abortus provocatus yaitu aborsi yang disengaja. Disengaja maksudnya adalah bahwa
seorang wanita hamil sengaja menggugurkan kandungan/ janinnya baik dengan sendiri atau
dengan bantuan orang lain karena tidak menginginkan kehadiran janin tersebut.

Risiko Aborsi
Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun
keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang
melakukan aborsi ia ” tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang “.

Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang
kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Resiko kesehatan
terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan
gangguan psikologis.

Dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; Risiko kesehatan dan
keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah
melakukan aborsi adalah ;
- Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
- Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.



                                                                                             5
- Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
     - Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
     - Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
     berikutnya.
     - Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita),
     - Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
     - Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
     - Kanker hati (Liver Cancer).
     - Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak
     berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
     - Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
     - Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
     - Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

     Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
     keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
     terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai
     “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam ”
     Psychological Reactions Reported After Abortion ” di dalam penerbitan The Post-Abortion
     Review.

     Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya perhatian khusus
     dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar.
     Dan memberikan kepada remaja tersebut penekanan yang cukup berarti dengan cara
     meyampaikan; jika mau berhubungan seksual, mereka harus siap menanggung segala risikonya
     yakni hamil dan penyakit kelamin.

     Namun disadari, masyarakat (orangtua) masih memandang tabu untuk memberikan pendidikan,
     pengarahan sex kepada anak. Padahal hal ini akan berakibat remaja mencari informasi dari luar
     yang belum tentu kebenaran akan hal sex tersebut.

B.             NILAI PANCASILA

     Sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan riset Internasional Synovate atas nama DKT
     Indonesia melakukan penelitian terhadap perilaku seksual remaja berusia 14-24 tahun.
     Penelitian dilakukan terhadap 450 remaja dari Medan, Jakarta, Bandung dan Surabaya.

     Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 64% remaja mengakui secara sadar melakukan
     hubungan seks pranikah dan telah melanggar nilai-nilai dan norma agama. Tetapi, kesadaran itu
     ternyata tidak mempengaruhi perbuatan dan prilaku seksual mereka. Alasan para remaja




                                                                                                6
melakukan hubungan seksual tersebut adalah karena semua itu terjadi begitu saja tanpa
     direncanakan.

     Hasil penelitian juga memaparkan para remaja tersebut tidak memiliki pengetahuan khusus
     serta komprehensif mengenai seks. Informasi tentang seks (65%) mereka dapatkan melalui
     teman, Film Porno (35%), sekolah (19%), dan orangtua (5%). Dari persentase ini dapat dilihat
     bahwa informasi dari teman lebih dominan dibandingkan orangtua dan guru, padahal teman
     sendiri tidak begitu mengerti dengan permasalahan seks ini, karena dia juga mentransformasi
     dari teman yang lainnya.

     Kurang perhatian orangtua, kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan
     bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami istri di luar nikah
     sehingga terjadi kehamilan dan pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk
     bertanggung jawab terjadilah aborsi. Seorang wanita lebih cendrung berbuat nekat (pendek
     akal) jika menghadapi hal seperti ini.

     Pada zaman modren sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai,
     dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem nilai yang lain yang bertentangan
     dengan nilai moral dan agama. Seperti model pakaian (fasion), model pergaulan dan film-film
     yang begitu intensif remaja mengadopsi kedalam gaya pergaulan hidup mereka termasuk soal
     hubungan seks di luar nikah dianggap suatu kewajaran.

     Bebera faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja yaitu;
     Pertama,                   Faktor               agama                   dan                  iman.
     Kedua,     Faktor    Lingkungan       seperti   orangtua,      teman,   tetangga      dan   media.
     Ketiga,    Pengetahuan     yang     minim   ditambah    rasa    ingin   tahu   yang     berlebihan.
     Keempat, Perubahan Zaman.

C.             NILAI AGAMA



     Firman Allah: ” Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah
     yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka
     adalah dosa yang besar.” ( QS 17:31 ). Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa
     karena penghasilannya masih belum stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia
     merencanakan untuk menggugurkan kandungannya.

     Padahal ayat tersebut telah jelas menerangkan bahwa rezeki adalah urusan Allah sedangkan
     manusia diperintahkan untuk berusaha. Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh
     semua orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.




                                                                                                      7
Islam memberikan ganjaran dosa yang sangat besar terhadap pelaku aborsi. Firman Allah:
     “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan
     hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah
     membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa
     seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia
     semuanya.” (QS 5:32 )

     Oleh sebab itu aborsi adalah membunuh, membunuh berarti melakukan tindakan kriminal dan
     melawan terhadap perintah Allah. Al-Quran menyatakan: “Adapun hukuman terhadap orang-
     orang yang berbuat keonaran terhadap Allah dan RasulNya dan membuat bencana kerusuhan di
     muka bumi ialah: dihukum mati, atau disalib, atau dipotong tangan dan kakinya secara
     bersilang, atau diasingkan dari masyarakatnya. Hukuman yang demikian itu sebagai suatu
     penghinaan untuk mereka di dunia dan di akhirat mereka mendapat siksaan yang pedih.” (QS
     5:36)

D.               NILAI YURIDIS/HUKUM



     Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana Indonesia Bab XIV tentang kejahatan terhadap
     kesusilaan pasal 229 ayat (1) dikatakan bahwa perbuatan aborsi yang disengaja atas perbuatan
     sendiri atau meminta bantuan pada orang lain dianggap sebagai tindakan pidana yang diancam
     dengan hukuman paling lama 4 tahun penjara atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.

     Ayat (2) pasal 299 tersebut melanjutkan bahwa apabila yang bersalah dalam aborsi tersebut
     adalah pihak luar ( bukan ibu yang hamil ) dan perbuatan itu dilakukan untuk tujuan ekonomi,
     sebagai mata pencarian, maka hukumannya dapat ditambah sepertiga hukuman pada ayat (1)
     dia atas.

     Apabila selama ini perbuatan itu dilakukan sebagai mata pencarian, maka dapat dicabut haknya
     untuk melakukan mata pencarian tersebut. Kemudian pada pasal 346 dikatakan bahwa wanita
     yang dengan sengaja menggugurkan kandungannya atau meyuruh orang lain untuk melakukan
     hal itu diancam hukuman penjara paling lama empat tahun.

     Pada pasal 347 ayat (1) disebutkan orang yang menggugurkan atau mematikan kehamilan
     seorang wanita tanpa persetujuan wanita itu diancam hukuman paling lama 12 tahun penjara,
     dan selanjutnya ayat (2) menyebutkan jika dalam menggugurkan kandungan tersebut berakibat
     pada hilangnya nyawa wanita yang mengandung itu, maka pihak pelaku dikenakan hukuman
     penjara paling lama 15 tahun.

     Dalam pasal 348 ayat (1) disebutkan bahwa orang yang dengan sengaja menggugurkan
     kandungan seorang wanita atas persetujuan wanita itu diancam hukuman paling lama 15 tahun



                                                                                               8
penjara, dan ayat (2) melanjutkan, jika dalam perbuatan itu menyebabkan wanita itu meninggal,
maka pelaku diancam hukuman paling lama 17 tahun penjara. Dengan demikian, perbuatan
aborsi di Indonesia termasuk tindakan kejahatan yang diancam dengan hukuman yang jelas dan
tegas.




                                                                                           9
BAB IV

                                KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.           KESIMPULAN

     Telah jelas bagi kita tidak ada dasar bagi Rancangan pembentukan Undang-undang legalisasi
     aborsi karena hal itu bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, Agama dan Hukum yang
     berlaku. Legalisasi aborsi akan mendorong pergaulan bebas lebih jauh dalam masyarakat.

     Orang tidak perlu menikah untuk melakukan hubungan seks. Sedangkan pelepasan tanggung
     jawab kehamilan bisa diatasi dengan aborsi. Sedangkan dilarang saja masih banyak terjadi
     aborsi, bagaimana jika hal ini dilegalkan? Legalisasi akan berakibat orang tidak lagi takut untuk
     melakukan hubungan intim pranikah, prostitusi karena jika hamil hanya tinggal datang ke
     dokter atau bidan beranak untuk menggugurkan, dengan kondisi ini dokter ataupun bidan
     dengan leluasa memberikan patokan harga yang tinggi dalam sekali melakukan pengguguran.

     Jika perharinya yang melakukan aborsi 7 s/d 8 orang dan harga sekali aborsi sebesar Rp.
     4.000.000,-, berarti dalam satu harinya dokter ataupun bidan bisa meraup keuntungan sebesar
     Rp. 32.000.000,-. Jika di legalkan hal tersebut lebih berdampak negatif bagi pertumbuhan dan
     perkembangan remaja, legalisasi tidak memberikan manfaat bagi masyarakat dan bertentangan
     dengan nilai-nilai Pancasila dan Agama, jika bertentangan tidak perlu diterima/dibentuk
     peraturan tersebut.

     Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai
     remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam
     masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam
     kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks
     yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa
     terkecuali, agar menjadi sebuah proritas dalam penanganannya agar tidak terjadi kematian
     disebabkan aborsi tersebut. Sehingga Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany
     Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur
     remaja, salah satu penyebabnya akibat pergaulan bebas.

     Selain hilangnya kekebalan daya tubuh, pergaulan bebas juga dapat menyebabkan terjadinya
     kehamilan di luar nikah, kata Kepala BKKBN Propinsi Bali, I Gede Putu Abadi, MPA di
     Denpasar, Senin (24/10).

     Dalam sambutan tertulis dibacakan Kepala Balai Latihan dan Pengembangan, Ida Bagus
     Wirama, SH ketika membuka pelatihan managemen pusat informasi dan konsultasi kesehatan




                                                                                                   10
reproduksi remaja bagi relawan dan pengelola, ia menyatakan, kondisi tersebut cukup
memprihatinkan.

Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk Denpasar menunjukkan 10-31% remaja yang
belum menikah sudah pernah melakukan hubungan seksual.

Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) yang baru duduk di
kelas II, 155 orang atau 23,4% mempunyai pengalaman hubungan seksual.

Mereka terdiri atas putra 27% dan putri 18%. Data statistik nasional mengenai penderita
HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya
tubuh pada usia remaja.

Demikian pula masalah remaja terhadap penyalahgunaan narkoba semakin memprihatinkan,
ujar Putu Abadi.

Berdasarkan data penderita HIV/AIDS di Bali hingga Pebruari 2005 tercatat 623 orang,
sebagian besar menyerang usia produktif. Penderita tersebut terdiri atas usia 5-14 tahun satu
orang, usia 15-19 tahun 21 orang, usia 20-29 tahun 352 orang, usia 30-39 tahun 185 orang, usia
40-49 tahun 52 orang dan 50 tahun ke atas satu orang.

Putu Abadi menambahkan, semakin memprihatinkan penderita HIV/AIDS memberikan
gambaran bahwa, cukup banyak permasalahan kesehatan reproduksi yang timbul diantara
remaja. Oleh sebab itu mengembangan model pusat informasi dan konsultasi kesehatan
reproduksi remaja melalui pendidik (konselor) sebaya menjadi sangat penting.

"Pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja menjadi model pemberdayaan
masyarakat yang bertujuan menumbuhkan kesadaran dan peranserta individu memberikan
solusi kepada teman sebaya yang mengalami masalah kesehatan reproduksi,"




                                                                                           11
DAFTAR PUSTAKA




                 12

More Related Content

What's hot

Pergaulan bebas dikalangan remaja
Pergaulan bebas dikalangan remajaPergaulan bebas dikalangan remaja
Pergaulan bebas dikalangan remajaPutri Tampubolon
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajapjj_kemenkes
 
Kesehatan reproduksi-remaja
Kesehatan reproduksi-remajaKesehatan reproduksi-remaja
Kesehatan reproduksi-remajaAbdi Budiman
 
Tanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai sma
Tanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai smaTanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai sma
Tanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai smaLeyla Adrianti Hermina
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajapjj_kemenkes
 
Onyie presentation(free sex, hamil diluar nikah, aborsi)
Onyie presentation(free sex, hamil diluar nikah, aborsi)Onyie presentation(free sex, hamil diluar nikah, aborsi)
Onyie presentation(free sex, hamil diluar nikah, aborsi)Maria Ovelia
 
Dominasi maskulin dalam program keluarga berencana
Dominasi maskulin dalam program keluarga berencanaDominasi maskulin dalam program keluarga berencana
Dominasi maskulin dalam program keluarga berencanafaradibs
 
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 01. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0Agit Fusg
 
Masalah sosial : Anak luar nikah
Masalah sosial : Anak luar nikahMasalah sosial : Anak luar nikah
Masalah sosial : Anak luar nikahAina Yus
 
Kesehatan reproduksi-remaja
Kesehatan reproduksi-remajaKesehatan reproduksi-remaja
Kesehatan reproduksi-remajaDyan Arshyl
 
Gaul Sehat, Anti Maksiat! by LDS DPP HTI
Gaul Sehat, Anti Maksiat! by LDS DPP HTIGaul Sehat, Anti Maksiat! by LDS DPP HTI
Gaul Sehat, Anti Maksiat! by LDS DPP HTIGuslaeni Hafid
 
Modul 5 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 5 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
Satuan acara penyuluhan seks bebas
Satuan acara penyuluhan seks bebasSatuan acara penyuluhan seks bebas
Satuan acara penyuluhan seks bebasWarung Bidan
 

What's hot (18)

Pergaulan bebas dikalangan remaja
Pergaulan bebas dikalangan remajaPergaulan bebas dikalangan remaja
Pergaulan bebas dikalangan remaja
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remaja
 
ppt..seks bebas dan HIV/AIDS
ppt..seks bebas dan HIV/AIDSppt..seks bebas dan HIV/AIDS
ppt..seks bebas dan HIV/AIDS
 
Kesehatan reproduksi-remaja
Kesehatan reproduksi-remajaKesehatan reproduksi-remaja
Kesehatan reproduksi-remaja
 
Tanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai sma
Tanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai smaTanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai sma
Tanggung jawab negara terhadap pendidikan kespro siswai sma
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remaja
 
Pengelolaan pik remaja
Pengelolaan pik remajaPengelolaan pik remaja
Pengelolaan pik remaja
 
Onyie presentation(free sex, hamil diluar nikah, aborsi)
Onyie presentation(free sex, hamil diluar nikah, aborsi)Onyie presentation(free sex, hamil diluar nikah, aborsi)
Onyie presentation(free sex, hamil diluar nikah, aborsi)
 
Dominasi maskulin dalam program keluarga berencana
Dominasi maskulin dalam program keluarga berencanaDominasi maskulin dalam program keluarga berencana
Dominasi maskulin dalam program keluarga berencana
 
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 01. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
 
Masalah sosial : Anak luar nikah
Masalah sosial : Anak luar nikahMasalah sosial : Anak luar nikah
Masalah sosial : Anak luar nikah
 
Kesehatan reproduksi-remaja
Kesehatan reproduksi-remajaKesehatan reproduksi-remaja
Kesehatan reproduksi-remaja
 
Gaul Sehat, Anti Maksiat! by LDS DPP HTI
Gaul Sehat, Anti Maksiat! by LDS DPP HTIGaul Sehat, Anti Maksiat! by LDS DPP HTI
Gaul Sehat, Anti Maksiat! by LDS DPP HTI
 
Modul 5 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 5 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 5 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
karya ilmiah populer
karya ilmiah populerkarya ilmiah populer
karya ilmiah populer
 
Satuan acara penyuluhan seks bebas
Satuan acara penyuluhan seks bebasSatuan acara penyuluhan seks bebas
Satuan acara penyuluhan seks bebas
 
Makalah Seks Bebas
Makalah Seks BebasMakalah Seks Bebas
Makalah Seks Bebas
 
Sap seks bebas
Sap seks bebasSap seks bebas
Sap seks bebas
 

Viewers also liked

Suara Hati Anak Anda..
Suara Hati Anak Anda..Suara Hati Anak Anda..
Suara Hati Anak Anda..Faiz Hayaza'
 
PENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada Anak
PENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada AnakPENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada Anak
PENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada AnakFaiz Hayaza'
 
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anakSeks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anakAdriani Hasyim
 
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia DiniPpt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia DiniAditya Hapsari
 
10 Ways to Win at SlideShare SEO & Presentation Optimization
10 Ways to Win at SlideShare SEO & Presentation Optimization10 Ways to Win at SlideShare SEO & Presentation Optimization
10 Ways to Win at SlideShare SEO & Presentation OptimizationOneupweb
 
Masters of SlideShare
Masters of SlideShareMasters of SlideShare
Masters of SlideShareKapost
 
STOP! VIEW THIS! 10-Step Checklist When Uploading to Slideshare
STOP! VIEW THIS! 10-Step Checklist When Uploading to SlideshareSTOP! VIEW THIS! 10-Step Checklist When Uploading to Slideshare
STOP! VIEW THIS! 10-Step Checklist When Uploading to SlideshareEmpowered Presentations
 
What Makes Great Infographics
What Makes Great InfographicsWhat Makes Great Infographics
What Makes Great InfographicsSlideShare
 
How To Get More From SlideShare - Super-Simple Tips For Content Marketing
How To Get More From SlideShare - Super-Simple Tips For Content MarketingHow To Get More From SlideShare - Super-Simple Tips For Content Marketing
How To Get More From SlideShare - Super-Simple Tips For Content MarketingContent Marketing Institute
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksSlideShare
 

Viewers also liked (14)

Presentasi isbd
Presentasi isbdPresentasi isbd
Presentasi isbd
 
Suara Hati Anak Anda..
Suara Hati Anak Anda..Suara Hati Anak Anda..
Suara Hati Anak Anda..
 
BASIC LIFE SUPORT PADA IBU HAMIL
BASIC LIFE SUPORT PADA IBU HAMILBASIC LIFE SUPORT PADA IBU HAMIL
BASIC LIFE SUPORT PADA IBU HAMIL
 
Sex education
Sex educationSex education
Sex education
 
PENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada Anak
PENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada AnakPENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada Anak
PENDIDIKAN SEKS - Mengkomunikasikan dan Berbicara tentang Seks Kepada Anak
 
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anakSeks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
 
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia DiniPpt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
Ppt Penyuluhan Parenting dan Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini
 
10 Ways to Win at SlideShare SEO & Presentation Optimization
10 Ways to Win at SlideShare SEO & Presentation Optimization10 Ways to Win at SlideShare SEO & Presentation Optimization
10 Ways to Win at SlideShare SEO & Presentation Optimization
 
Masters of SlideShare
Masters of SlideShareMasters of SlideShare
Masters of SlideShare
 
STOP! VIEW THIS! 10-Step Checklist When Uploading to Slideshare
STOP! VIEW THIS! 10-Step Checklist When Uploading to SlideshareSTOP! VIEW THIS! 10-Step Checklist When Uploading to Slideshare
STOP! VIEW THIS! 10-Step Checklist When Uploading to Slideshare
 
What Makes Great Infographics
What Makes Great InfographicsWhat Makes Great Infographics
What Makes Great Infographics
 
How To Get More From SlideShare - Super-Simple Tips For Content Marketing
How To Get More From SlideShare - Super-Simple Tips For Content MarketingHow To Get More From SlideShare - Super-Simple Tips For Content Marketing
How To Get More From SlideShare - Super-Simple Tips For Content Marketing
 
You Suck At PowerPoint!
You Suck At PowerPoint!You Suck At PowerPoint!
You Suck At PowerPoint!
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
 

Similar to Makalah isbd

56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdfDian631634
 
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdfDian631634
 
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxMakalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxzainulandri1
 
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAMABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAMFera Rausanni Ilma
 
Pendidikan seksualitas remaja
Pendidikan seksualitas remajaPendidikan seksualitas remaja
Pendidikan seksualitas remajaEfree R
 
kespro pada remajaa.pptx
kespro pada remajaa.pptxkespro pada remajaa.pptx
kespro pada remajaa.pptxFifi780730
 
PPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdf
PPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdfPPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdf
PPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdfkhoirul41
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaOperator Warnet Vast Raha
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaOperator Warnet Vast Raha
 
Mkalah pendidikan seks dan keluarga berencana rida
Mkalah pendidikan seks dan keluarga berencana ridaMkalah pendidikan seks dan keluarga berencana rida
Mkalah pendidikan seks dan keluarga berencana ridaOperator Warnet Vast Raha
 
Perilaku_Seks_Bebas_dalam_Kajian_Islam.pptx
Perilaku_Seks_Bebas_dalam_Kajian_Islam.pptxPerilaku_Seks_Bebas_dalam_Kajian_Islam.pptx
Perilaku_Seks_Bebas_dalam_Kajian_Islam.pptxEdwarAulyaHandaka
 
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.pptIndriWahyuniSPsiBimb
 

Similar to Makalah isbd (20)

Pergaulan dikalangan remaja
Pergaulan dikalangan remajaPergaulan dikalangan remaja
Pergaulan dikalangan remaja
 
Pergaulan dikalangan remaja
Pergaulan dikalangan remajaPergaulan dikalangan remaja
Pergaulan dikalangan remaja
 
Pergaulan dikalangan remaja
Pergaulan dikalangan remajaPergaulan dikalangan remaja
Pergaulan dikalangan remaja
 
Kespro remaja
Kespro remaja  Kespro remaja
Kespro remaja
 
Isu pembuangan bayi
Isu pembuangan bayiIsu pembuangan bayi
Isu pembuangan bayi
 
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf
 
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxMakalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
 
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAMABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
 
Pendidikan seksualitas remaja
Pendidikan seksualitas remajaPendidikan seksualitas remaja
Pendidikan seksualitas remaja
 
kespro pada remajaa.pptx
kespro pada remajaa.pptxkespro pada remajaa.pptx
kespro pada remajaa.pptx
 
Tugas biologi (bahaya kehamilan dini)
Tugas biologi (bahaya kehamilan dini)Tugas biologi (bahaya kehamilan dini)
Tugas biologi (bahaya kehamilan dini)
 
PPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdf
PPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdfPPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdf
PPT-UEU-Dasar-dasar-Kesehatan-Reproduksi-Pertemuan-10.pdf
 
Aisy makalah
Aisy makalahAisy makalah
Aisy makalah
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
 
Mkalah pendidikan seks dan keluarga berencana rida
Mkalah pendidikan seks dan keluarga berencana ridaMkalah pendidikan seks dan keluarga berencana rida
Mkalah pendidikan seks dan keluarga berencana rida
 
Perilaku_Seks_Bebas_dalam_Kajian_Islam.pptx
Perilaku_Seks_Bebas_dalam_Kajian_Islam.pptxPerilaku_Seks_Bebas_dalam_Kajian_Islam.pptx
Perilaku_Seks_Bebas_dalam_Kajian_Islam.pptx
 
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
_ PPT Psikologi Remaja 9-tumbuh-kmb-remaja.ppt
 

Makalah isbd

  • 1. BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, kejadian pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja banyak berasal dari eksploitasi seksual pada media yang ada di sekeliling kita. Eksploitasi seksual dalam video klip, majalah, televisi dan film-film ternyata mendorong para remaja untuk melakukan aktivitas seks secara sembarangan di usia muda. Dengan melihat tampilan atau tayangan seks di media, para remaja itu beranggapan bahwa seks adalah sesuatu yang bebas dilakukan oleh siapa saja, dimana saja. Oleh karena itu, kami memilih tema Pergaulan Bebas Remaja untuk dikaji lebih lanjut sebagai informasi bagi kaum remaja yang sangat berkaitan erat dengan tema di atas. I.2 TUJUAN Makalah ini kami buat berdasarkan sumber-sumber yang jelas dan akurat dengan tujuan supaya para remaja dapat mengatasi libidonya sehingga para remaja dapat terhindar dari akibat-akibat negatif dari pergaulannya seperti pergaulan bebas. Dan menghimbau kepada para remaja untuk tidak salah langkah dalam mengambil keputusan oleh karena perubahan seks yang terjadi pada dirinya. 1
  • 2. BAB II TINJAUAN TEORI Sekarang ini di kalangan remaja pergaulan bebas semakin meningkat terutama di kota-kota besar. Hal ini terjadi karena kurangnya bimbingan dan perhatian dari orang tua. Menurut Jane Brown, ilmuwan dari Universitas North Carolina yang memimpin proyek penelitian ini, semakin banyak remaja disuguhi dengan eksploitasi seks di media, maka mereka akan semakin berani mencoba seks di usia muda. Sebelumnya para peneliti ini telah menemukan hubungan antara tayangan seks di televisi dengan perilaku seks para remaja. Dengan mengambil sampel sebanyak 1,017 remaja berusia 12 sampai 14 tahun dari Negara bagian North Carolina, AS yang disuguhi 264 tema seks dari film, televisi, pertunjukan, musik, dan majalah selama 2 tahun berturut-turut, mereka mendapatkan hasil yang sangat mengejutkan. Secara umum, kelompok remaja yang paling banyak mendapat dorongan seksual dari media cenderung melakukan seks pada usia 14 hingga 16 tahun 2,2 kali lebih tinggi ketimbang remaja lain yang lebih sedikit melihat eksploitasi seks dari media. Maka tidak mengherankan kalau tingkat kehamilan di luar nikah di Amerika Serikat sepuluh kali lipat lebih tinggi dibanding negara-negara industri maju lainnya, hingga penyakit menular seksual (PMS) kini menjadi ancaman kesehatan publik disana. Pada saat yang sama, orang tua juga melakukan kesalahan dengan tidak memberikan pendidikan seks yang memadai di rumah, dan membiarkan anak-anak mereka mendapat pemahaman seks yang salah dari media. Akhirnya jangan heran kalau persepsi yang muncul tentang seks di kalangan remaja adalah sebagai sesuatu yang menyenangkan dan bebas dari resiko (kehamilan atau tertular penyakit kelamin). Parahnya lagi, menurut hasil penelitian tersebut, para remaja yang terlanjur mendapat informasi seks yang salah dari media cenderung menganggap bahwa teman-teman sebaya mereka juga sudah terbiasa melakukan seks bebas. Mereka akhirnya mengadopsi begitu saja norma-norma sosial "tak nyata" yang sengaja dibuat oleh media. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal American Academy of Pediatrics, serta sebagian dalam Journal of Adolescent Health. Namun sayangnya, hasil penelitian tersebut belum melihat bagaimana dampak informasi seks di internet pada perilaku seks remaja. 2
  • 3. Dengan mendapatkan temuan-temuan lain yang lebih konsisten, mungkin kita tak perlu menunggu lama untuk membuktikan bahwa media memiliki peranan penting dalam pembentukan norma seksual di kalangan remaja. (reuters/dni) 3
  • 4. BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PENYEBAB DAN DAMPAK PERGAULAN BEBAS Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, salah satu penyebabnya akibat pergaulan bebas.Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk Denpasar menunjukkan 10- 31% remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan seksual. Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) yang baru duduk di kelas II, 155 orang atau 23,4% mempunyai pengalaman hubungan seksual. Mereka terdiri atas putra 27% dan putri 18%. Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya tubuh pada usia remaja. Demikian pula masalah remaja terhadap penyalahgunaan narkoba semakin memprihatinkan.Berdasarkan data penderita HIV/AIDS di Bali hingga Pebruari 2005 tercatat 623 orang, sebagian besar menyerang usia produktif. Penderita tersebut terdiri atas usia 5-14 tahun satu orang, usia 15-19 tahun 21 orang, usia 20-29 tahun 352 orang, usia 30-39 tahun 185 orang, usia 40-49 tahun 52 orang dan 50 tahun ke atas satu orang. semakin memprihatinkan penderita HIV/AIDS memberikan gambaran bahwa, cukup banyak permasalahan kesehatan reproduksi yang timbul diantara remaja. Oleh sebab itu mengembangan model pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja melalui pendidik (konselor) sebaya menjadi sangat penting. “Pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja menjadi model pemberdayaan masyarakat yang bertujuan menumbuhkan kesadaran dan peranserta individu memberikan solusi kepada teman sebaya yang mengalami masalah kesehatan reproduksi”. Pelatihan Managemen tersebut diikuti 24 peserta utusan dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali berlangsung selama empat hari. Belum lama ini ada berita seputar tentang keinginan sekelompok masyarakat agar aborsi dilegalkan, dengan dalih menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia. Ini terjadi karena tiap tahunnya peningkatan kasus aborsi di Indonesia kian meningkat, terbukti dengan pemberitaan di media massa atau TV setiap tayangan pasti ada terungkap kasus aborsi. Jika hal ini di legalkan sebgaimana yang terjadi di negara-negara Barat akan berakibat rusaknya tatanan 4
  • 5. agama, budaya dan adat bangsa. Berarti telah hilang nilai-nilai moral serta norma yang telah lama mendarah daging dalam masyarakat. Jika hal ini dilegal kan akan mendorong terhadap pergaulan bebas yang lebih jauh dalam masyarakat. Orang tidak perlu menikah untuk melakukan hubungan seks. Sedangkan pelepasan tanggung jawab kehamilan bisa diatasi dengan aborsi. Legalisasi aborsi bukan sekedar masalah-masalah kesehatan reproduksi lokal Indonesia, tapi sudah termasuk salah satu pemaksaan gaya hidup kapitalis sekuler yang dipropagandakan PBB melalui ICDP (International Conference on Development and Population) tahun 1994 di Kairo Mesir. Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami ; penderitaan kehilangan harga diri (82%), berteriak-teriak histeris (51%), mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%), ingin bunuh diri (28%), terjerat obat-obat terlarang (41%), dan tidak bisa menikmati hubungan seksual (59%). Aborsi atau abortus berarti penguguran kandungan atau membuang janin dengan sengaja sebelum waktunya, (sebelum dapat lahir secara alamiah). Abortus terbagi dua; Pertama, Abortus spontaneus yaitu abortus yang terjadi secara tidak sengaja. penyebabnya, kandungan lemah, kurangnya daya tahan tubuh akibat aktivitas yang berlebihan, pola makan yang salah dan keracunan. Kedua, Abortus provocatus yaitu aborsi yang disengaja. Disengaja maksudnya adalah bahwa seorang wanita hamil sengaja menggugurkan kandungan/ janinnya baik dengan sendiri atau dengan bantuan orang lain karena tidak menginginkan kehadiran janin tersebut. Risiko Aborsi Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang melakukan aborsi ia ” tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang “. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis. Dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah ; - Kematian mendadak karena pendarahan hebat. - Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal. 5
  • 6. - Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan. - Rahim yang sobek (Uterine Perforation). - Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya. - Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita), - Kanker indung telur (Ovarian Cancer). - Kanker leher rahim (Cervical Cancer). - Kanker hati (Liver Cancer). - Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya. - Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy). - Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease). - Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis) Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam ” Psychological Reactions Reported After Abortion ” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review. Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dan memberikan kepada remaja tersebut penekanan yang cukup berarti dengan cara meyampaikan; jika mau berhubungan seksual, mereka harus siap menanggung segala risikonya yakni hamil dan penyakit kelamin. Namun disadari, masyarakat (orangtua) masih memandang tabu untuk memberikan pendidikan, pengarahan sex kepada anak. Padahal hal ini akan berakibat remaja mencari informasi dari luar yang belum tentu kebenaran akan hal sex tersebut. B. NILAI PANCASILA Sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan riset Internasional Synovate atas nama DKT Indonesia melakukan penelitian terhadap perilaku seksual remaja berusia 14-24 tahun. Penelitian dilakukan terhadap 450 remaja dari Medan, Jakarta, Bandung dan Surabaya. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 64% remaja mengakui secara sadar melakukan hubungan seks pranikah dan telah melanggar nilai-nilai dan norma agama. Tetapi, kesadaran itu ternyata tidak mempengaruhi perbuatan dan prilaku seksual mereka. Alasan para remaja 6
  • 7. melakukan hubungan seksual tersebut adalah karena semua itu terjadi begitu saja tanpa direncanakan. Hasil penelitian juga memaparkan para remaja tersebut tidak memiliki pengetahuan khusus serta komprehensif mengenai seks. Informasi tentang seks (65%) mereka dapatkan melalui teman, Film Porno (35%), sekolah (19%), dan orangtua (5%). Dari persentase ini dapat dilihat bahwa informasi dari teman lebih dominan dibandingkan orangtua dan guru, padahal teman sendiri tidak begitu mengerti dengan permasalahan seks ini, karena dia juga mentransformasi dari teman yang lainnya. Kurang perhatian orangtua, kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami istri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan dan pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab terjadilah aborsi. Seorang wanita lebih cendrung berbuat nekat (pendek akal) jika menghadapi hal seperti ini. Pada zaman modren sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem nilai yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama. Seperti model pakaian (fasion), model pergaulan dan film-film yang begitu intensif remaja mengadopsi kedalam gaya pergaulan hidup mereka termasuk soal hubungan seks di luar nikah dianggap suatu kewajaran. Bebera faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja yaitu; Pertama, Faktor agama dan iman. Kedua, Faktor Lingkungan seperti orangtua, teman, tetangga dan media. Ketiga, Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan. Keempat, Perubahan Zaman. C. NILAI AGAMA Firman Allah: ” Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar.” ( QS 17:31 ). Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya masih belum stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia merencanakan untuk menggugurkan kandungannya. Padahal ayat tersebut telah jelas menerangkan bahwa rezeki adalah urusan Allah sedangkan manusia diperintahkan untuk berusaha. Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang. 7
  • 8. Islam memberikan ganjaran dosa yang sangat besar terhadap pelaku aborsi. Firman Allah: “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.” (QS 5:32 ) Oleh sebab itu aborsi adalah membunuh, membunuh berarti melakukan tindakan kriminal dan melawan terhadap perintah Allah. Al-Quran menyatakan: “Adapun hukuman terhadap orang- orang yang berbuat keonaran terhadap Allah dan RasulNya dan membuat bencana kerusuhan di muka bumi ialah: dihukum mati, atau disalib, atau dipotong tangan dan kakinya secara bersilang, atau diasingkan dari masyarakatnya. Hukuman yang demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk mereka di dunia dan di akhirat mereka mendapat siksaan yang pedih.” (QS 5:36) D. NILAI YURIDIS/HUKUM Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana Indonesia Bab XIV tentang kejahatan terhadap kesusilaan pasal 229 ayat (1) dikatakan bahwa perbuatan aborsi yang disengaja atas perbuatan sendiri atau meminta bantuan pada orang lain dianggap sebagai tindakan pidana yang diancam dengan hukuman paling lama 4 tahun penjara atau denda paling banyak tiga ribu rupiah. Ayat (2) pasal 299 tersebut melanjutkan bahwa apabila yang bersalah dalam aborsi tersebut adalah pihak luar ( bukan ibu yang hamil ) dan perbuatan itu dilakukan untuk tujuan ekonomi, sebagai mata pencarian, maka hukumannya dapat ditambah sepertiga hukuman pada ayat (1) dia atas. Apabila selama ini perbuatan itu dilakukan sebagai mata pencarian, maka dapat dicabut haknya untuk melakukan mata pencarian tersebut. Kemudian pada pasal 346 dikatakan bahwa wanita yang dengan sengaja menggugurkan kandungannya atau meyuruh orang lain untuk melakukan hal itu diancam hukuman penjara paling lama empat tahun. Pada pasal 347 ayat (1) disebutkan orang yang menggugurkan atau mematikan kehamilan seorang wanita tanpa persetujuan wanita itu diancam hukuman paling lama 12 tahun penjara, dan selanjutnya ayat (2) menyebutkan jika dalam menggugurkan kandungan tersebut berakibat pada hilangnya nyawa wanita yang mengandung itu, maka pihak pelaku dikenakan hukuman penjara paling lama 15 tahun. Dalam pasal 348 ayat (1) disebutkan bahwa orang yang dengan sengaja menggugurkan kandungan seorang wanita atas persetujuan wanita itu diancam hukuman paling lama 15 tahun 8
  • 9. penjara, dan ayat (2) melanjutkan, jika dalam perbuatan itu menyebabkan wanita itu meninggal, maka pelaku diancam hukuman paling lama 17 tahun penjara. Dengan demikian, perbuatan aborsi di Indonesia termasuk tindakan kejahatan yang diancam dengan hukuman yang jelas dan tegas. 9
  • 10. BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Telah jelas bagi kita tidak ada dasar bagi Rancangan pembentukan Undang-undang legalisasi aborsi karena hal itu bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, Agama dan Hukum yang berlaku. Legalisasi aborsi akan mendorong pergaulan bebas lebih jauh dalam masyarakat. Orang tidak perlu menikah untuk melakukan hubungan seks. Sedangkan pelepasan tanggung jawab kehamilan bisa diatasi dengan aborsi. Sedangkan dilarang saja masih banyak terjadi aborsi, bagaimana jika hal ini dilegalkan? Legalisasi akan berakibat orang tidak lagi takut untuk melakukan hubungan intim pranikah, prostitusi karena jika hamil hanya tinggal datang ke dokter atau bidan beranak untuk menggugurkan, dengan kondisi ini dokter ataupun bidan dengan leluasa memberikan patokan harga yang tinggi dalam sekali melakukan pengguguran. Jika perharinya yang melakukan aborsi 7 s/d 8 orang dan harga sekali aborsi sebesar Rp. 4.000.000,-, berarti dalam satu harinya dokter ataupun bidan bisa meraup keuntungan sebesar Rp. 32.000.000,-. Jika di legalkan hal tersebut lebih berdampak negatif bagi pertumbuhan dan perkembangan remaja, legalisasi tidak memberikan manfaat bagi masyarakat dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan Agama, jika bertentangan tidak perlu diterima/dibentuk peraturan tersebut. Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali, agar menjadi sebuah proritas dalam penanganannya agar tidak terjadi kematian disebabkan aborsi tersebut. Sehingga Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, salah satu penyebabnya akibat pergaulan bebas. Selain hilangnya kekebalan daya tubuh, pergaulan bebas juga dapat menyebabkan terjadinya kehamilan di luar nikah, kata Kepala BKKBN Propinsi Bali, I Gede Putu Abadi, MPA di Denpasar, Senin (24/10). Dalam sambutan tertulis dibacakan Kepala Balai Latihan dan Pengembangan, Ida Bagus Wirama, SH ketika membuka pelatihan managemen pusat informasi dan konsultasi kesehatan 10
  • 11. reproduksi remaja bagi relawan dan pengelola, ia menyatakan, kondisi tersebut cukup memprihatinkan. Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk Denpasar menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan seksual. Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) yang baru duduk di kelas II, 155 orang atau 23,4% mempunyai pengalaman hubungan seksual. Mereka terdiri atas putra 27% dan putri 18%. Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya tubuh pada usia remaja. Demikian pula masalah remaja terhadap penyalahgunaan narkoba semakin memprihatinkan, ujar Putu Abadi. Berdasarkan data penderita HIV/AIDS di Bali hingga Pebruari 2005 tercatat 623 orang, sebagian besar menyerang usia produktif. Penderita tersebut terdiri atas usia 5-14 tahun satu orang, usia 15-19 tahun 21 orang, usia 20-29 tahun 352 orang, usia 30-39 tahun 185 orang, usia 40-49 tahun 52 orang dan 50 tahun ke atas satu orang. Putu Abadi menambahkan, semakin memprihatinkan penderita HIV/AIDS memberikan gambaran bahwa, cukup banyak permasalahan kesehatan reproduksi yang timbul diantara remaja. Oleh sebab itu mengembangan model pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja melalui pendidik (konselor) sebaya menjadi sangat penting. "Pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja menjadi model pemberdayaan masyarakat yang bertujuan menumbuhkan kesadaran dan peranserta individu memberikan solusi kepada teman sebaya yang mengalami masalah kesehatan reproduksi," 11