SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
PENERAPAN EDUKASI SEKS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN
DALAM MEMINIMALISIR KASUS SEXUAL ABUSE
Futry Kesuma Wardani Nst.
PIAUD Universitas Pembangunan Panca Budi
futrynasution@gmail.com
Ristra Sandra Ritonga
PIAUD Universitas Pembangunan Panca Budi
ristrasandra@dosen.pancabudi.ac.id
Abstrak: Kekerasan seksual pada anak usia dini semakin meningkat, hal ini
sangat meresahkan orangtua untuk meninggalkan anak pada orang baru.
Untuk itu orangtua perlu memahami peranan pendidikan seks diberikan
sejak dini. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah studi dokumentasi berdasarkan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan
kekerasan seksual dan pendidikan seks anak usia dini. Adapun hasil
penelitiannya adalah terdapat enam materi yang dapat digunakan untuk
memberikan pemahaman pendidikan seks pada anak usia dini yaitu (1) Aku
dan Tubuhku; (2) Aku dan Pakaianku; (3) Aku, Keluarga, dan Orang
disekitarku; (4) Auratku; (5) Identitas Gender; dan (6) Keterampilan
melindungi diri dari kejahatan seksual. Pendidikan seks pada anak usia dini
menggunakan Bahasa yang dapat dimengerti oleh anak usia 4-5 tahun
sehingga dapat membantu dalam meminimalisir kasus sexual abuse pada
anak.
Kata kunci: Anak Usia Dini, Pendidikan Seks, Kekerasan Seksual
APPLICATION OF SEX EDUCATION TO CHILDREN AGED 4-5
TO MINIMIZE CASES OF SEXUAL ABUSE
Abstract: Sexual Abuse in early childhood is increasing, it is very troubling for
parents to leave their children to new people. For this reason, parents need to
understand the role of sex education given early on. The type of research used
in this study is a descriptive qualitative approach. The data collection
technique used was a documentation study based on journals related to sexual
violence and early childhood sex education. The results of his research are
that there are six materials that can be used to provide an understanding of
sex education in early childhood, namely (1) Me and My Body; (2) Me and My
Clothes; (3) Me, Family and People around me; (4) my nakedness; (5) Gender
Identity; and (6) Skills to protect yourself from sexual crimes. Sex education
in early childhood uses language that children aged 4-5 years can understand
so that it can help minimize cases of sexual abuse in children.
Keywords: Early childhood, Sex Education, Sexual Abuse
Pendahuluan
Maraknya kasus tindak kriminal yang saat ini terjadi khususnya pelecehan
seksual pada anak usia dini merupakan kasus yang semakin lama semakin
meningkat. Tingkah laku kriminal kekerasan seksual memiliki tingkat persentase
yang berada pada kategori cukup tinggi di Negara kita Indonesia. Berdasarkan data
yang sudah dikumpulkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat dari tahun 2010 sampai pada tahun 2014 sudah terekap sebanyak
21.869.797 kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak di Indoensia (Humira
et al., 2015). Selanjutnya berdasarkan data yang tercatat di Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menemukan bahwa
pada tahun 2021 terdapat 11.952 kasus kekerasan pada anak, dari angka tersebut
bentuk kekerasan yang diterima anak lebih banyak pada kekerasan seksual yaitu
sebesar 7.004 kasus(Lapasau, 2014). Berdasarkan data di atas maka dapat
disimpulkan bahwa sexual abuse atau kekerasan seksual pada anak di bawah umur
menjadi kasus yang penting untuk di selesaikan oleh beberapa instansi yang
bertanggung jawab.
Tindak kejahatan ini termasuk dalam tindak kejahatan kesusilaan yang
berkaitan dengan permasalahan seksual dan sudah diatur dalam buku KUHP dari
pasal 281 sampai 299. Kekerasan seksual atau pelecehan seksual dalam dilakukan
dalam bentuk verbal, non-verbal, dan juga visual. Tidak sedikit media-media baik
media cetak dan media online membahas kasus kekerasan seksual yang terjadi pada
anak di bawah umur. Mirisnya, sebagian besar pelaku dalam kejahatan ini adalah
orang-orang terdekat korban dengan persentase 30% dari keluarga, 60% dari
lingkungan sekitar di luar keluarga, dan 10% orang asing (Humira et al., 2015).
Untuk itu penting bagi orang tua untuk dapat membekali diri anak dengan ilmu-
ilmu terkait agama dan juga sudah harus diberikan pemahaman pendidikan seks
sejak dini.
Perbuatan pelecehan seksual pada anak seringkali mengakibatkan dampak
serius, seperti penderitaan emosional, depresi, kehilangan nafsu makan,
peningkatan sifat introvert, kesulitan tidur, kurang konsentrasi di sekolah, serta
penurunan bahkan ketidakmampuan naik kelas (Novrianza & Santoso, 2022). Di
samping itu, anak juga dapat terpengaruh oleh lingkungan yang tidak sehat,
terutama yang terpapar oleh konten porno seperti film, gambar, dan buku yang
tersebar luas di masyarakat. Kondisi ini diduga menjadi salah satu faktor pemicu
terjadinya tindak pidana pelecehan seksual. Selanjutnya, dampak dari kekerasan
seksual pada anak usia dini melibatkan (1) dampak psikis, (2) dampak sosial, dan
(3) dampak kesehatan (Ritonga & Munisa, 2022).
Meningkatnya jumlah kasus pelecehan seksual pada anak usia dini menjadi
peringatan bahwa pemahaman anak terhadap pendidikan seks masih kurang. Hal
ini mencakup pemahaman terkait perbedaan antara perlakuan sayang yang wajar
dan perlakuan yang tidak semestinya. Selain itu, anak-anak mungkin belum mampu
membedakan sentuhan yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada tubuh mereka.
Pendidikan seks yang memadai dapat membantu meningkatkan kesadaran anak-
anak tentang batasan-batasan ini dan melindungi mereka dari potensi pelecehan
seksual. (Fitrianai et al., 2021). Orang tua seharusnya menjadi rumah untuk anak
berlindung dan bercerita terkait apapun yang dialami oleh anak di luar pengawasan
mereka.
Orang tua memiliki peran yang sangat penting sebagai orang terdekat anak
dan memiliki waktu interaksi yang cukup panjang pada anak, harus paham
pemberian pendidikan seks sejak usia dini sudah menjadi hal yang terpenting untuk
memberikan pengetahuan kepada anak dalam menjaga dirinya. Pendidikan seks
merupakan suatu permasalahan yang menjadi salah satu pendidikan yang harus
diperhatikan serta penting dikenalkan pada anak sejak usia dini. Hal ini dikarenakan
pendidikan seks dapat menjadi bekal untuk anak jika tidak berada dalam
pengawasan orang tua untuk dapat menjaga dirinya dari orang-orang sekitar baik
yang dikenal maupun yang tidak dikenal untuk menjaga bagian tubuhnya (Ismiulya
et al., 2022). Namun untuk memberikan kemudahan pada anak dalam menyerap
informasi yang diberikan oleh orang tua maka Bahasa yang digunakan orang tua
dalam menyampaikan informasi harus dengan Bahasa yang mudah dimengerti oleh
anak se-usianya.
Pendidikan seks merupakan salah satu pengajaran, pemberian informasi,
dan bimbingan yang didalamnya berisikan tentang permasalahan seksual (Anjale,
2020). Selanjutnya isi informasi yang diberikan terkait fungsi dari organ reproduksi
dan perbedaan jenis kelamin dimana dalam informasi tersebut terselipkan
penanaman moral, etika, komitmen, agama sehingga anak dapat menjaga dan tidak
terjadi penyalahgunaan reproduksi (Ratnasari, 2016). Para ahli psikologi juga
menjelaskan bahwa pemberian pendidikan seks pada anak usia dini merupakan
salah satu kebutuhan dalam tahap perkembangan untuk proses menuju kedewasaan
sehingga anak akan lebih memahami dalam menjaga dirinya (Firdausyi, 2018).
Berdasarkan penelitian yang sebelumnya dilakukan, bahwa dengan
memberikan pendidikan sek sejak usia 2 sampai 6 tahun merupakan salah satu
upaya perfentive yang dapat dilakukan untuk mencegah atau meminimalisir kasus
kekerasan seksual pada anak dibawah umur. Hal ini sangat penting dilakukan
khususnya anak mendapatkan info dari orang tua langsung dengan begitu anak akan
lebih mudah dalam memahami terkait masalah seksualitas sehingga terhindar dari
ancaman kekerasan seksual. Dalam penelitian ini penulis menjelaskan bahwa
orangtua harus pandai dalam memberikan informasi terkait seksualita berdasarkan
perkembangan psikologis dan kognitif anak dan tidak lupa memberikan pendidikan
islam di dalamnya (Mukti, 2016).
Mengingat sangat pentingnya pendidikan seks diberikan sejak dini pada
anak usia dini untuk itu perlu diberikan penerapan pendidikan seks sejak dini yang
tepat bagi anak yaitu melalui pemberian materi yang tepat dan bagaimana cara
penyampaian yang pas sesuai dengan usia anak sehingga mudah dipahami. Tujuan
adanya penerapan pendidikan seks sejak dini bagi anak usia 4-5 tahun yaitu agar
dengan memberikan upaya preventif ini dapat membantu dalam meminimalisir
kasus sexual abuse pada anak dikarenakan anak sudah memahami bagaimana cara
menjaga diri dan bagian tubuh mana yang boleh disentuh dan tidak oleh orang asing
selain orang tua. Oleh sebab itu peneliti melakukan studi literature untuk melihat
penerapan pendidikan seks pada anak usia 4-5 tahun dalam meminimalisir kasus
sexual abuse pada anak usia dini.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian
kualitatif memiliki tujuan agar dapat menguraikan fenomena yang terjadi dan
dijelaskan secara naratif. Dengan metode kajian literature (literature review) atau
kajian pustaka. Kajian literature merupakan penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan penelusuran pustaka seperti jurnal, buku, dan karya ilmiah yang
berkaitan dengan topik penelitian sebagai informasi penelitian. Jadi, dalam
peneltian ini akan dilaksanakan penguraian teratur secara data yang telah diperoleh,
kemudian diklasifikasikan dan diberikan pemahaman dan penjelasan agar dapat
dipahami dengan baik oleh pembaca.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan terhadap beberapa kepustakaan
yang relevan dan membahas topik yang sama. Maka ditemukan beberapa materi
pendidikan seks yang sesuai dengan perkembangan psikologi dan kognitif pada
anak usia dini yaitu sebagai berikut:
Tabel 1. Materi Pendidikan Seks Anak Usia Dini
No Materi Tujuan
1 Aku dan Tubuhku a. Anak dapat mengetahui nama-nama
anggota tubuhnya
b. Anak dapat mengetahu fungsi masing-
masing anggota tubuhnya
c. Anak dapat membedakan organ tubuh
yang berbeda antara jenis kelamin laki-
laki dan perempuan
2 Aku dan Pakaianku a. Anak dapat mengetahui bahwa terdapat
perbedaan antara pakaian anak laki-laki
dan anak perempuan
b. Anak memahami bagaimana cara yang
baik dalam berpakaian
c. Anak mengetahui batas aurat, sehingga
anak dapat memakai pakaian yang sopan
dan menutup aurat
3 Aku Keluarga dan
Orang di Sekitarku
a. Anak mengetahui anggota keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu, kakak, abang, adik,
kakek, nenek, paman, bibi, serta pembantu
rumah tangga
b. Anak dapat mengetahui orang sekitar
selain keluarga sepertu Guru, Teman,
Tetangga, dan lain-lain
c. Anak dapat menjaga jarak dengan orang
sekitar selain orang tua, kakak dana bang
kandung serta adik.
4 Auratku a. Anak memiliki rasa malu sehingga anak
akan menjaga aurat
b. Anak mengetahui siapa yang mahram dan
tidak mahram dengan anak sehingga anak
dapat menjaga tubuh dari sentuhan-
sentuhan orang asing
5 Identitas Gender a. Memperkenalkan seks dengan
memberikan contoh yang jelas dan mudah
dipahami oleh anak usia dini
b. Menjelaskan perbedaan laki-laki dan
perempuan dimulai dari ciri-ciri umum
sampai khusus
c. Memperkenalkan nama alat kelami dengan
nama asli bukan palsu
6 Keterampilan
melindungi diri dari
Kejahatan seksual
a. Anak diberikan pemahaman untuk
memberikan perlawanan jika ada orang
yang mengganggu diluar batas
b. Penting bagi anak-anak untuk memahami
batasan terkait bagian tubuh mereka yang
dapat disentuh dan tidak dapat disentuh
oleh orang lain, bahkan oleh anggota
keluarga sekalipun. Pemahaman ini
merupakan bagian dari upaya untuk
melindungi anak dari potensi kekerasan
seksual dan membangun kesadaran mereka
tentang hak-hak pribadi serta batasan-
batasan yang seharusnya dihormati oleh
orang lain. Dengan demikian, anak dapat
mengembangkan kemampuan untuk
menyuarakan ketidaknyamanan mereka
terhadap sentuhan yang tidak pantas dan
memahami pentingnya menjaga privasi
tubuh mereka sendiri.
Sumber: (Jatmikowati et al., 2015; Suhasmi & Ismet, 2021)
Berdasarkan tabel di atas, materi di atas dapat diberikan oleh guru dengan
menggunakan Bahasa yang mudah diserap oleh anak usia 4-5 tahun sehingga anak
tidak bingung dan akan mencari tau sendiri dari orang lain. Hal ini lebih baik jika
orang tua yang pertama kali menjelaskan sehingga guru di sekolah hanya akan
menjelaskan secara umum dan memberikan pemahaman menggunakan media
pembelajaran.
Dengan menggunakan Bahasa yang mudah dipahami oleh anak usia dini
akan lebih mudah bagi ornag tua dan guru untuk menyampaikan informasi yang
ingin disampaikan oleh anak. Hal ini diharapkan agar anak mampu menyerap
betapa pentingnya menjaga tubuh dan perilaku berpakaian di depan umum baik sata
di rumah amaupun di luar rumah. Hal ini juga lumrah saat orang tua memakaikan
anak-anak saat masih usia dini dengan pakaian yang lucu-lucu bahkan sampai
memperlihatkan aurat pada anak. Sehingga materi Auratku sangat penting bagi
orang tua agar dapat menjaga cara berpakaian anak jika ingin di foto untuk
dipublikasikan dan juga saat keluar rumah.
Pendidikan seks sejak dini yang diberikan kepada anak seharusnya
bertujuan membantu mereka memahami konsep baik dan buruk, serta apa yang
dapat dan tidak dapat dilakukan terkait dengan aspek seksual. Melalui pengenalan
terhadap anggota tubuh, pemahaman tentang gender, dan pembelajaran cara
berpakaian yang sesuai dengan nilai-nilai agama, anak-anak dapat menjadi lebih
sadar dalam menjaga diri mereka sendiri. Pendidikan seks yang holistik dan sesuai
dengan nilai-nilai moral dapat memberikan dasar yang kuat bagi anak-anak untuk
memahami serta menjalani kehidupan seksual yang sehat dan bermartabat
(Ismiulya et al., 2022). Hal ini yang menjadikan pembekalan pendidikan seks ini
bukan hanya menjadi sekedar wacana, namun dapat menjadi praktik untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga anak akan dapat melindungi
dirinya dari berbagai penyimpangan serta anak paham jika anak tidak
mempraktikan informasi yang didapat maka apa yang akan terjadi pada dirinya. Hal
ini bukan hanya sekedar menakuti anak, tetapi memberikan pemahaman kepada
anak bahwa menjaga diri itu akan membuat hidupnya lebih nyaman.
Pentingnya pengetahuan tentang seks edukasi ini seharusnya menjadi
langkah awal sekolah untuk menjadikan sebuah program rutin sehingga akan
memfasilitasi orang tua dan anak pada setiap perkembangannya untuk mendapatkan
informasi yang update terkait materi seks edukasi (Ratnasari, 2016). Beberapa
upaya yang sudah diterapkan dibeberapa lembaga Pendidikan Anak Usia Dini oleh
guru adalah sebagai berikut:
1. Menghadirkan Bidan dan kader kesehatan untuk memberikan sosialisasi
cara menjaga dan membersihkan diri seperti cara mencuci tangan dengan
benar.
2. Orang tua mengajarkan anak untuk terbiasa dengan membuang hajat seperti
buang air besar dan buang air kecil ke toilet dan sudah mengajarkan anak
untuk membersihkan organ reproduksi setelah buang hajat sehingga tidak
harus melibatkan guru lagi.
3. Guru mengundang orang tua untuk mengikuti program parenting, pada
program itu orang tua akan diberikan informasi pentingnya mengajarkan
anak terkait pendidikan seks sejak usia dini sehingga orang tua tidak akan
tabu lagi dengan kata seks untuk anak usia dini. (Pradikto et al., 2022).
Dengan melaksanakan program tersebut diharapkan dapat memberikan
pemahaman kepada orang tua sehingga tidak ada kesalahpahaman dan juga sama-
sama dapat menjaga keselamatan dari anak. Dikarenakan anak tidak 24 jam berada
di pantauan orang tua dan juga guru sehingga orang tua dan guru harus lebih intens
dalam berkolaborasi.
Penjelasan dari Dokter Boyke menekankan bahwa pendidikan seks pada
anak-anak tidak hanya tentang mengajarkan mereka melakukan hubungan seks,
melainkan lebih kepada memberikan pemahaman yang sesuai dengan tahap
perkembangan usia mereka. Ini mencakup pengetahuan tentang fungsi-fungsi alat
reproduksi dan pemahaman mengenai naluri alamiah yang mulai timbul. Dalam
konteks ini, penting memberikan bimbingan tentang menjaga dan merawat organ
intim mereka sendiri. Selain itu, pendidikan seks juga mencakup pemahaman
tentang perilaku pergaulan yang sehat dan risiko-risiko yang dapat timbul jika anak
tidak menjaga organ reproduksinya. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan
dasar yang kuat bagi anak-anak untuk memahami dan menghormati tubuh mereka
sendiri (Alucyana et al., 2018). Penelitian mengenai pencegahan kekerasan seksual
pada anak usia dini telah dilakukan dengan fokus pada edukasi perkembangan
seksualitas dan kesehatan reproduksi anak. Edukasi ini menggunakan berbagai
metode, termasuk metode bernyanyi, di mana tingkat persentase edukasi yang
diberikan mencapai 92%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode
bernyanyi menjadi salah satu pendekatan yang efektif dalam menyampaikan
informasi edukatif kepada anak-anak, memberikan kontribusi signifikan pada
tingkat pemahaman mereka terkait perkembangan seksual dan kesehatan
reproduksi, serta berpotensi sebagai upaya pencegahan kekerasan seksual
(Febriagivary, 2021).
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
seks dapat diberikan pada anak usia dini sesuai dengan tahap perkembangan
usianya dan dengan Bahasa yang mudah dipahami sehingga tidak menimbulkan
kesalahpahaman dalam penyampaian informasi. Materi yang diberikan juga
bertahap sehingga anak akan mencernanya satu persatu sembari mempraktikkannya
pada kehidupannya sehari-hari sehingga pemberian teori berjalan berdampingan
dengan praktik agar anak lebih cepat merubah dan memahami konsepnya.
Simpulan
Dari uraian di atas mengenai pendidikan seks memang sangat penting perlu
ditanamkan sejak usia dini. Hal ini didasarkan pada anak sudah mulai bias untuk
memproteksi dirinya dari berbagai bentuk kekerasan yang menghampirinya
ataupun itu yang dimaksud adalah kekerasan seksual yang masih rentan terjadi saat
ini. Selain itu juga dapat mengarahkan perilaku yang positif kedepannya, sehingga
hal ini dapat meminimalisir kasus kekerasan seksual pada anak usia dini. Disini
yang harus berperan aktif dalam mananampak ilmu pendidikan seksualitas adalah
orang tua hal ini dikarenakan orang tua menjadi orang terdekat anak yang akan
dipercayai anak sehingga anak akan lebih mau menerima pesan dari orang tua.
Saran yang kami berikan adalah memberikan pendidikan seks sejak anak
masih usia dini sehingga anak akan lebih memprotek dirinya sejak dini. Orang tua
juga dapat melakukan kolaborasi dengan guru untuk menjaga anak dan memberikan
pemahaman jika anak masih penasaran dan bertanya dengan guru terkait hal-hal
seksualitas. Diharapkan Guru juga memberikan metode yang menarik dengan
media yang menarik pula sehingga anak akan lebih aktif dan mudah dalam
memahami materi yang diberikan.
Penulisan Referensi
Alucyana, A., Raihana, R., & Utami, D. T. (2018). Urgensi Pendidikan Seks pada
Anak Usia Dini. INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan,
16(2), 255–268. https://doi.org/10.24090/insania.v16i2.1591
Anjale, E. En. (2020). Upaya Guru Dalam Mengenalkan Pendidikan Seks Sejak
Usia Dini di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 5 Mataram Tahun Pelajaran
2019/2020. In Universitas Islam Negeri Mataram.
http://repository.radenintan.ac.id/11375/1/PERPUS
PUSAT.pdf%0Ahttp://business-law.binus.ac.id/2015/10/08/pariwisata-
syariah/%0Ahttps://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-
results%0Ahttps://journal.uir.ac.id/index.php/kiat/article/view/8839
Febriagivary, A. H. (2021). Mengenalkan Pendidikan Seksualitas Untuk Anak
Usia Dini Melalui Metode Bernyanyi. Children Advisory Research and
Education Jurnal CARE, 8(2), 11–20. http://e-
journal.unipma.ac.id/index.php/JPAUD
Firdausyi, A. N. (2018). Model Pendidikan Seks Pada Anak di TK Islam Plus
Mutiara Baturetno Bantul Yogyakarta [Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga]. In Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
http://dx.doi.org/10.1186/s13662-017-1121-
6%0Ahttps://doi.org/10.1007/s41980-018-0101-
2%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.cnsns.2018.04.019%0Ahttps://doi.org/10.101
6/j.cam.2017.10.014%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.apm.2011.07.041%0Aht
tp://arxiv.org/abs/1502.020
Fitrianai, D., Fajriah, H., & Wardani, A. (2021). Mengenalkan Pendidikan Seks
Pada Anak Usia Dini Melalui Buku Lift The Flas “Auratku.” Gender
Equality: International Journal of Child and Gender Studies, 7(1), 33–46.
https://www.kpai.go.id/berita/kpai-kekerasan-seksual-anak-laki-laki-
meningkat,
Humira, D., Rohmah, N., Rifanda, N., Novitasari, K., Diena, U., & Nuqul, F. L.
(2015). Kekerasan Seksual pada Anak: Telaah Relasi Pelaku Korban dan
Kerentanan Pada Anak. Jurnal Psikoislamika, 12(2), 5–10.
http://repository.uin-malang.ac.id/880/7/kekerasan-seksual.pdf
Ismiulya, F., Diana, R. R., Na’imah, N., Nurhayati, S., Sari, N., & Nurma, N.
(2022). Analisis Pengenalan Edukasi Seks pada Anak Usia Dini. Jurnal
Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(5), 4276–4286.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i5.2582
Jatmikowati, T. E., Angin, R., & Ernawati. (2015). Model dan Materi Pendidikan
Seks Anak Usia Dini Perpektif Gender Untuk Menghindarkan Sexual Abuse.
Cakrawala Pendidikan, XXXIV(3), 434–448.
Lapasau, M. S. (2014). Strategi Penanganan Korban Kekerasan Seksual Terhadap
Perempuan dan Anak pada Dinas SOsial Pemberdayaan Perempuan
Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Kementerian Dalam Negeri:
Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
Mukti, A. (2016). Pendidikan Seks Untuk Anak Usia Dini Perspektif Islam.
HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gender Dan Anak, 12(2), 89–
98.
Novrianza, & Santoso, I. (2022). Dampak Dari Pelecehan Seksual Terhadap Anak
Di Bawah Umur. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 10(1), 53–64.
http://dx.doi.org/10.23887/jpku.v10i1.42692
Pradikto, B., Wardana, R. W., & Sofino, S. (2022). Pemahaman Pendidikan Seks
Anak Usia Dini Pada Orang Tua dan Pendidik Di PAUD Delima. Aksara:
Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 8(2), 1155.
https://doi.org/10.37905/aksara.8.2.1155-1162.2022
Ratnasari, R. F. (2016). Pentingnya Pendidikan Seks Untuk Anak Usia Dini.
Jurnal Tarbawi Khatulistiwa, 2(2), 1–5.
https://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/TaK/article/view/251
Ritonga, R. S., & Munisa, M. (2022). Pemahaman Pendidikan Seks Usia Dini
Pada Orangtua Untuk Mencegah Sexual Abuse Anak Usia Dini. Warta
Dharmawangsa, 16(3), 603–612. https://doi.org/10.46576/wdw.v16i3.2251
Suhasmi, N. C., & Ismet, S. (2021). Materi Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini.
Jurnal Golden Age, 5(02), 164–174.
https://doi.org/https://doi.org/10.29408/jga.v5i01.3385

More Related Content

Similar to JURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docx

Pentingnya pendidikan sex sejak usia dini
Pentingnya pendidikan sex sejak usia diniPentingnya pendidikan sex sejak usia dini
Pentingnya pendidikan sex sejak usia diniEARLY SUSAN
 
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)hastutimarlina1
 
Assgnmnt individu plg517
Assgnmnt individu plg517Assgnmnt individu plg517
Assgnmnt individu plg517Iella Zakaria
 
Jurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia diniJurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia dininrukmana rukmana
 
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdfDian631634
 
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdfDian631634
 
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif 2
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif  2Kekerasan pada anak dan aspek kuratif  2
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif 2Rita Pranawati
 
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasansakuramochi
 
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 01. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0Agit Fusg
 
KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKAN
KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKANKEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKAN
KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKANAi Maryati Solihah
 
Pendidikan Seksual
Pendidikan SeksualPendidikan Seksual
Pendidikan SeksualEngku Fatin
 
Ppt ujian proposal
Ppt ujian proposalPpt ujian proposal
Ppt ujian proposalArmy Of God
 
Pendidikan seksualitas remaja
Pendidikan seksualitas remajaPendidikan seksualitas remaja
Pendidikan seksualitas remajaEfree R
 
MASA ORIENTASI SISEA SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA).pptx
MASA ORIENTASI SISEA SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA).pptxMASA ORIENTASI SISEA SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA).pptx
MASA ORIENTASI SISEA SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA).pptxJoJoaquim
 
TINGKAT PENCAPAIAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN BERDASARKAN STANDAR...
TINGKAT PENCAPAIAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN BERDASARKAN STANDAR...TINGKAT PENCAPAIAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN BERDASARKAN STANDAR...
TINGKAT PENCAPAIAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN BERDASARKAN STANDAR...WiwikSriPamularsih
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajapjj_kemenkes
 
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdfPeran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdfIsmailAlmariza1
 

Similar to JURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docx (20)

Pentingnya pendidikan sex sejak usia dini
Pentingnya pendidikan sex sejak usia diniPentingnya pendidikan sex sejak usia dini
Pentingnya pendidikan sex sejak usia dini
 
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja (Literatur Review)
 
10178 27513-1-sm
10178 27513-1-sm10178 27513-1-sm
10178 27513-1-sm
 
Assgnmnt individu plg517
Assgnmnt individu plg517Assgnmnt individu plg517
Assgnmnt individu plg517
 
Jurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia diniJurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia dini
 
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr.pdf
 
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf
56528-ID-kesehatan-reproduksi-pada-kurikulum-madr (1).pdf
 
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif 2
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif  2Kekerasan pada anak dan aspek kuratif  2
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif 2
 
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
 
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 01. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
1. pemateri kesehatan reproduksi remaja pada mos 0
 
KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKAN
KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKANKEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKAN
KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKAN
 
Pendidikan Seksual
Pendidikan SeksualPendidikan Seksual
Pendidikan Seksual
 
Ppt ujian proposal
Ppt ujian proposalPpt ujian proposal
Ppt ujian proposal
 
Pendidikan seksualitas remaja
Pendidikan seksualitas remajaPendidikan seksualitas remaja
Pendidikan seksualitas remaja
 
MASA ORIENTASI SISEA SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA).pptx
MASA ORIENTASI SISEA SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA).pptxMASA ORIENTASI SISEA SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA).pptx
MASA ORIENTASI SISEA SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA).pptx
 
TINGKAT PENCAPAIAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN BERDASARKAN STANDAR...
TINGKAT PENCAPAIAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN BERDASARKAN STANDAR...TINGKAT PENCAPAIAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN BERDASARKAN STANDAR...
TINGKAT PENCAPAIAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN BERDASARKAN STANDAR...
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remaja
 
878 1631-1-sm (1)
878 1631-1-sm (1)878 1631-1-sm (1)
878 1631-1-sm (1)
 
Sex education
Sex educationSex education
Sex education
 
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdfPeran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

JURNAL Futry Kesuma Wardani Nst.docx

  • 1. PENERAPAN EDUKASI SEKS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DALAM MEMINIMALISIR KASUS SEXUAL ABUSE Futry Kesuma Wardani Nst. PIAUD Universitas Pembangunan Panca Budi futrynasution@gmail.com Ristra Sandra Ritonga PIAUD Universitas Pembangunan Panca Budi ristrasandra@dosen.pancabudi.ac.id Abstrak: Kekerasan seksual pada anak usia dini semakin meningkat, hal ini sangat meresahkan orangtua untuk meninggalkan anak pada orang baru. Untuk itu orangtua perlu memahami peranan pendidikan seks diberikan sejak dini. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi berdasarkan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan kekerasan seksual dan pendidikan seks anak usia dini. Adapun hasil penelitiannya adalah terdapat enam materi yang dapat digunakan untuk memberikan pemahaman pendidikan seks pada anak usia dini yaitu (1) Aku dan Tubuhku; (2) Aku dan Pakaianku; (3) Aku, Keluarga, dan Orang disekitarku; (4) Auratku; (5) Identitas Gender; dan (6) Keterampilan melindungi diri dari kejahatan seksual. Pendidikan seks pada anak usia dini menggunakan Bahasa yang dapat dimengerti oleh anak usia 4-5 tahun sehingga dapat membantu dalam meminimalisir kasus sexual abuse pada anak. Kata kunci: Anak Usia Dini, Pendidikan Seks, Kekerasan Seksual APPLICATION OF SEX EDUCATION TO CHILDREN AGED 4-5 TO MINIMIZE CASES OF SEXUAL ABUSE Abstract: Sexual Abuse in early childhood is increasing, it is very troubling for parents to leave their children to new people. For this reason, parents need to understand the role of sex education given early on. The type of research used in this study is a descriptive qualitative approach. The data collection technique used was a documentation study based on journals related to sexual violence and early childhood sex education. The results of his research are that there are six materials that can be used to provide an understanding of sex education in early childhood, namely (1) Me and My Body; (2) Me and My Clothes; (3) Me, Family and People around me; (4) my nakedness; (5) Gender Identity; and (6) Skills to protect yourself from sexual crimes. Sex education in early childhood uses language that children aged 4-5 years can understand so that it can help minimize cases of sexual abuse in children. Keywords: Early childhood, Sex Education, Sexual Abuse Pendahuluan
  • 2. Maraknya kasus tindak kriminal yang saat ini terjadi khususnya pelecehan seksual pada anak usia dini merupakan kasus yang semakin lama semakin meningkat. Tingkah laku kriminal kekerasan seksual memiliki tingkat persentase yang berada pada kategori cukup tinggi di Negara kita Indonesia. Berdasarkan data yang sudah dikumpulkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dari tahun 2010 sampai pada tahun 2014 sudah terekap sebanyak 21.869.797 kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak di Indoensia (Humira et al., 2015). Selanjutnya berdasarkan data yang tercatat di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menemukan bahwa pada tahun 2021 terdapat 11.952 kasus kekerasan pada anak, dari angka tersebut bentuk kekerasan yang diterima anak lebih banyak pada kekerasan seksual yaitu sebesar 7.004 kasus(Lapasau, 2014). Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa sexual abuse atau kekerasan seksual pada anak di bawah umur menjadi kasus yang penting untuk di selesaikan oleh beberapa instansi yang bertanggung jawab. Tindak kejahatan ini termasuk dalam tindak kejahatan kesusilaan yang berkaitan dengan permasalahan seksual dan sudah diatur dalam buku KUHP dari pasal 281 sampai 299. Kekerasan seksual atau pelecehan seksual dalam dilakukan dalam bentuk verbal, non-verbal, dan juga visual. Tidak sedikit media-media baik media cetak dan media online membahas kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak di bawah umur. Mirisnya, sebagian besar pelaku dalam kejahatan ini adalah orang-orang terdekat korban dengan persentase 30% dari keluarga, 60% dari lingkungan sekitar di luar keluarga, dan 10% orang asing (Humira et al., 2015). Untuk itu penting bagi orang tua untuk dapat membekali diri anak dengan ilmu- ilmu terkait agama dan juga sudah harus diberikan pemahaman pendidikan seks sejak dini. Perbuatan pelecehan seksual pada anak seringkali mengakibatkan dampak serius, seperti penderitaan emosional, depresi, kehilangan nafsu makan, peningkatan sifat introvert, kesulitan tidur, kurang konsentrasi di sekolah, serta penurunan bahkan ketidakmampuan naik kelas (Novrianza & Santoso, 2022). Di samping itu, anak juga dapat terpengaruh oleh lingkungan yang tidak sehat, terutama yang terpapar oleh konten porno seperti film, gambar, dan buku yang tersebar luas di masyarakat. Kondisi ini diduga menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya tindak pidana pelecehan seksual. Selanjutnya, dampak dari kekerasan seksual pada anak usia dini melibatkan (1) dampak psikis, (2) dampak sosial, dan (3) dampak kesehatan (Ritonga & Munisa, 2022). Meningkatnya jumlah kasus pelecehan seksual pada anak usia dini menjadi peringatan bahwa pemahaman anak terhadap pendidikan seks masih kurang. Hal ini mencakup pemahaman terkait perbedaan antara perlakuan sayang yang wajar dan perlakuan yang tidak semestinya. Selain itu, anak-anak mungkin belum mampu
  • 3. membedakan sentuhan yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada tubuh mereka. Pendidikan seks yang memadai dapat membantu meningkatkan kesadaran anak- anak tentang batasan-batasan ini dan melindungi mereka dari potensi pelecehan seksual. (Fitrianai et al., 2021). Orang tua seharusnya menjadi rumah untuk anak berlindung dan bercerita terkait apapun yang dialami oleh anak di luar pengawasan mereka. Orang tua memiliki peran yang sangat penting sebagai orang terdekat anak dan memiliki waktu interaksi yang cukup panjang pada anak, harus paham pemberian pendidikan seks sejak usia dini sudah menjadi hal yang terpenting untuk memberikan pengetahuan kepada anak dalam menjaga dirinya. Pendidikan seks merupakan suatu permasalahan yang menjadi salah satu pendidikan yang harus diperhatikan serta penting dikenalkan pada anak sejak usia dini. Hal ini dikarenakan pendidikan seks dapat menjadi bekal untuk anak jika tidak berada dalam pengawasan orang tua untuk dapat menjaga dirinya dari orang-orang sekitar baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal untuk menjaga bagian tubuhnya (Ismiulya et al., 2022). Namun untuk memberikan kemudahan pada anak dalam menyerap informasi yang diberikan oleh orang tua maka Bahasa yang digunakan orang tua dalam menyampaikan informasi harus dengan Bahasa yang mudah dimengerti oleh anak se-usianya. Pendidikan seks merupakan salah satu pengajaran, pemberian informasi, dan bimbingan yang didalamnya berisikan tentang permasalahan seksual (Anjale, 2020). Selanjutnya isi informasi yang diberikan terkait fungsi dari organ reproduksi dan perbedaan jenis kelamin dimana dalam informasi tersebut terselipkan penanaman moral, etika, komitmen, agama sehingga anak dapat menjaga dan tidak terjadi penyalahgunaan reproduksi (Ratnasari, 2016). Para ahli psikologi juga menjelaskan bahwa pemberian pendidikan seks pada anak usia dini merupakan salah satu kebutuhan dalam tahap perkembangan untuk proses menuju kedewasaan sehingga anak akan lebih memahami dalam menjaga dirinya (Firdausyi, 2018). Berdasarkan penelitian yang sebelumnya dilakukan, bahwa dengan memberikan pendidikan sek sejak usia 2 sampai 6 tahun merupakan salah satu upaya perfentive yang dapat dilakukan untuk mencegah atau meminimalisir kasus kekerasan seksual pada anak dibawah umur. Hal ini sangat penting dilakukan khususnya anak mendapatkan info dari orang tua langsung dengan begitu anak akan lebih mudah dalam memahami terkait masalah seksualitas sehingga terhindar dari ancaman kekerasan seksual. Dalam penelitian ini penulis menjelaskan bahwa orangtua harus pandai dalam memberikan informasi terkait seksualita berdasarkan perkembangan psikologis dan kognitif anak dan tidak lupa memberikan pendidikan islam di dalamnya (Mukti, 2016).
  • 4. Mengingat sangat pentingnya pendidikan seks diberikan sejak dini pada anak usia dini untuk itu perlu diberikan penerapan pendidikan seks sejak dini yang tepat bagi anak yaitu melalui pemberian materi yang tepat dan bagaimana cara penyampaian yang pas sesuai dengan usia anak sehingga mudah dipahami. Tujuan adanya penerapan pendidikan seks sejak dini bagi anak usia 4-5 tahun yaitu agar dengan memberikan upaya preventif ini dapat membantu dalam meminimalisir kasus sexual abuse pada anak dikarenakan anak sudah memahami bagaimana cara menjaga diri dan bagian tubuh mana yang boleh disentuh dan tidak oleh orang asing selain orang tua. Oleh sebab itu peneliti melakukan studi literature untuk melihat penerapan pendidikan seks pada anak usia 4-5 tahun dalam meminimalisir kasus sexual abuse pada anak usia dini. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif memiliki tujuan agar dapat menguraikan fenomena yang terjadi dan dijelaskan secara naratif. Dengan metode kajian literature (literature review) atau kajian pustaka. Kajian literature merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan penelusuran pustaka seperti jurnal, buku, dan karya ilmiah yang berkaitan dengan topik penelitian sebagai informasi penelitian. Jadi, dalam peneltian ini akan dilaksanakan penguraian teratur secara data yang telah diperoleh, kemudian diklasifikasikan dan diberikan pemahaman dan penjelasan agar dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan penelusuran yang dilakukan terhadap beberapa kepustakaan yang relevan dan membahas topik yang sama. Maka ditemukan beberapa materi pendidikan seks yang sesuai dengan perkembangan psikologi dan kognitif pada anak usia dini yaitu sebagai berikut: Tabel 1. Materi Pendidikan Seks Anak Usia Dini No Materi Tujuan 1 Aku dan Tubuhku a. Anak dapat mengetahui nama-nama anggota tubuhnya b. Anak dapat mengetahu fungsi masing- masing anggota tubuhnya c. Anak dapat membedakan organ tubuh yang berbeda antara jenis kelamin laki- laki dan perempuan 2 Aku dan Pakaianku a. Anak dapat mengetahui bahwa terdapat perbedaan antara pakaian anak laki-laki dan anak perempuan b. Anak memahami bagaimana cara yang baik dalam berpakaian
  • 5. c. Anak mengetahui batas aurat, sehingga anak dapat memakai pakaian yang sopan dan menutup aurat 3 Aku Keluarga dan Orang di Sekitarku a. Anak mengetahui anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, kakak, abang, adik, kakek, nenek, paman, bibi, serta pembantu rumah tangga b. Anak dapat mengetahui orang sekitar selain keluarga sepertu Guru, Teman, Tetangga, dan lain-lain c. Anak dapat menjaga jarak dengan orang sekitar selain orang tua, kakak dana bang kandung serta adik. 4 Auratku a. Anak memiliki rasa malu sehingga anak akan menjaga aurat b. Anak mengetahui siapa yang mahram dan tidak mahram dengan anak sehingga anak dapat menjaga tubuh dari sentuhan- sentuhan orang asing 5 Identitas Gender a. Memperkenalkan seks dengan memberikan contoh yang jelas dan mudah dipahami oleh anak usia dini b. Menjelaskan perbedaan laki-laki dan perempuan dimulai dari ciri-ciri umum sampai khusus c. Memperkenalkan nama alat kelami dengan nama asli bukan palsu 6 Keterampilan melindungi diri dari Kejahatan seksual a. Anak diberikan pemahaman untuk memberikan perlawanan jika ada orang yang mengganggu diluar batas b. Penting bagi anak-anak untuk memahami batasan terkait bagian tubuh mereka yang dapat disentuh dan tidak dapat disentuh oleh orang lain, bahkan oleh anggota keluarga sekalipun. Pemahaman ini merupakan bagian dari upaya untuk melindungi anak dari potensi kekerasan seksual dan membangun kesadaran mereka tentang hak-hak pribadi serta batasan- batasan yang seharusnya dihormati oleh orang lain. Dengan demikian, anak dapat mengembangkan kemampuan untuk menyuarakan ketidaknyamanan mereka terhadap sentuhan yang tidak pantas dan memahami pentingnya menjaga privasi tubuh mereka sendiri. Sumber: (Jatmikowati et al., 2015; Suhasmi & Ismet, 2021)
  • 6. Berdasarkan tabel di atas, materi di atas dapat diberikan oleh guru dengan menggunakan Bahasa yang mudah diserap oleh anak usia 4-5 tahun sehingga anak tidak bingung dan akan mencari tau sendiri dari orang lain. Hal ini lebih baik jika orang tua yang pertama kali menjelaskan sehingga guru di sekolah hanya akan menjelaskan secara umum dan memberikan pemahaman menggunakan media pembelajaran. Dengan menggunakan Bahasa yang mudah dipahami oleh anak usia dini akan lebih mudah bagi ornag tua dan guru untuk menyampaikan informasi yang ingin disampaikan oleh anak. Hal ini diharapkan agar anak mampu menyerap betapa pentingnya menjaga tubuh dan perilaku berpakaian di depan umum baik sata di rumah amaupun di luar rumah. Hal ini juga lumrah saat orang tua memakaikan anak-anak saat masih usia dini dengan pakaian yang lucu-lucu bahkan sampai memperlihatkan aurat pada anak. Sehingga materi Auratku sangat penting bagi orang tua agar dapat menjaga cara berpakaian anak jika ingin di foto untuk dipublikasikan dan juga saat keluar rumah. Pendidikan seks sejak dini yang diberikan kepada anak seharusnya bertujuan membantu mereka memahami konsep baik dan buruk, serta apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan terkait dengan aspek seksual. Melalui pengenalan terhadap anggota tubuh, pemahaman tentang gender, dan pembelajaran cara berpakaian yang sesuai dengan nilai-nilai agama, anak-anak dapat menjadi lebih sadar dalam menjaga diri mereka sendiri. Pendidikan seks yang holistik dan sesuai dengan nilai-nilai moral dapat memberikan dasar yang kuat bagi anak-anak untuk memahami serta menjalani kehidupan seksual yang sehat dan bermartabat (Ismiulya et al., 2022). Hal ini yang menjadikan pembekalan pendidikan seks ini bukan hanya menjadi sekedar wacana, namun dapat menjadi praktik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga anak akan dapat melindungi dirinya dari berbagai penyimpangan serta anak paham jika anak tidak mempraktikan informasi yang didapat maka apa yang akan terjadi pada dirinya. Hal ini bukan hanya sekedar menakuti anak, tetapi memberikan pemahaman kepada anak bahwa menjaga diri itu akan membuat hidupnya lebih nyaman. Pentingnya pengetahuan tentang seks edukasi ini seharusnya menjadi langkah awal sekolah untuk menjadikan sebuah program rutin sehingga akan memfasilitasi orang tua dan anak pada setiap perkembangannya untuk mendapatkan informasi yang update terkait materi seks edukasi (Ratnasari, 2016). Beberapa upaya yang sudah diterapkan dibeberapa lembaga Pendidikan Anak Usia Dini oleh guru adalah sebagai berikut: 1. Menghadirkan Bidan dan kader kesehatan untuk memberikan sosialisasi cara menjaga dan membersihkan diri seperti cara mencuci tangan dengan benar. 2. Orang tua mengajarkan anak untuk terbiasa dengan membuang hajat seperti buang air besar dan buang air kecil ke toilet dan sudah mengajarkan anak
  • 7. untuk membersihkan organ reproduksi setelah buang hajat sehingga tidak harus melibatkan guru lagi. 3. Guru mengundang orang tua untuk mengikuti program parenting, pada program itu orang tua akan diberikan informasi pentingnya mengajarkan anak terkait pendidikan seks sejak usia dini sehingga orang tua tidak akan tabu lagi dengan kata seks untuk anak usia dini. (Pradikto et al., 2022). Dengan melaksanakan program tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada orang tua sehingga tidak ada kesalahpahaman dan juga sama- sama dapat menjaga keselamatan dari anak. Dikarenakan anak tidak 24 jam berada di pantauan orang tua dan juga guru sehingga orang tua dan guru harus lebih intens dalam berkolaborasi. Penjelasan dari Dokter Boyke menekankan bahwa pendidikan seks pada anak-anak tidak hanya tentang mengajarkan mereka melakukan hubungan seks, melainkan lebih kepada memberikan pemahaman yang sesuai dengan tahap perkembangan usia mereka. Ini mencakup pengetahuan tentang fungsi-fungsi alat reproduksi dan pemahaman mengenai naluri alamiah yang mulai timbul. Dalam konteks ini, penting memberikan bimbingan tentang menjaga dan merawat organ intim mereka sendiri. Selain itu, pendidikan seks juga mencakup pemahaman tentang perilaku pergaulan yang sehat dan risiko-risiko yang dapat timbul jika anak tidak menjaga organ reproduksinya. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan dasar yang kuat bagi anak-anak untuk memahami dan menghormati tubuh mereka sendiri (Alucyana et al., 2018). Penelitian mengenai pencegahan kekerasan seksual pada anak usia dini telah dilakukan dengan fokus pada edukasi perkembangan seksualitas dan kesehatan reproduksi anak. Edukasi ini menggunakan berbagai metode, termasuk metode bernyanyi, di mana tingkat persentase edukasi yang diberikan mencapai 92%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode bernyanyi menjadi salah satu pendekatan yang efektif dalam menyampaikan informasi edukatif kepada anak-anak, memberikan kontribusi signifikan pada tingkat pemahaman mereka terkait perkembangan seksual dan kesehatan reproduksi, serta berpotensi sebagai upaya pencegahan kekerasan seksual (Febriagivary, 2021). Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan seks dapat diberikan pada anak usia dini sesuai dengan tahap perkembangan usianya dan dengan Bahasa yang mudah dipahami sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam penyampaian informasi. Materi yang diberikan juga bertahap sehingga anak akan mencernanya satu persatu sembari mempraktikkannya pada kehidupannya sehari-hari sehingga pemberian teori berjalan berdampingan dengan praktik agar anak lebih cepat merubah dan memahami konsepnya. Simpulan
  • 8. Dari uraian di atas mengenai pendidikan seks memang sangat penting perlu ditanamkan sejak usia dini. Hal ini didasarkan pada anak sudah mulai bias untuk memproteksi dirinya dari berbagai bentuk kekerasan yang menghampirinya ataupun itu yang dimaksud adalah kekerasan seksual yang masih rentan terjadi saat ini. Selain itu juga dapat mengarahkan perilaku yang positif kedepannya, sehingga hal ini dapat meminimalisir kasus kekerasan seksual pada anak usia dini. Disini yang harus berperan aktif dalam mananampak ilmu pendidikan seksualitas adalah orang tua hal ini dikarenakan orang tua menjadi orang terdekat anak yang akan dipercayai anak sehingga anak akan lebih mau menerima pesan dari orang tua. Saran yang kami berikan adalah memberikan pendidikan seks sejak anak masih usia dini sehingga anak akan lebih memprotek dirinya sejak dini. Orang tua juga dapat melakukan kolaborasi dengan guru untuk menjaga anak dan memberikan pemahaman jika anak masih penasaran dan bertanya dengan guru terkait hal-hal seksualitas. Diharapkan Guru juga memberikan metode yang menarik dengan media yang menarik pula sehingga anak akan lebih aktif dan mudah dalam memahami materi yang diberikan. Penulisan Referensi Alucyana, A., Raihana, R., & Utami, D. T. (2018). Urgensi Pendidikan Seks pada Anak Usia Dini. INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 16(2), 255–268. https://doi.org/10.24090/insania.v16i2.1591 Anjale, E. En. (2020). Upaya Guru Dalam Mengenalkan Pendidikan Seks Sejak Usia Dini di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 5 Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020. In Universitas Islam Negeri Mataram. http://repository.radenintan.ac.id/11375/1/PERPUS PUSAT.pdf%0Ahttp://business-law.binus.ac.id/2015/10/08/pariwisata- syariah/%0Ahttps://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi- results%0Ahttps://journal.uir.ac.id/index.php/kiat/article/view/8839 Febriagivary, A. H. (2021). Mengenalkan Pendidikan Seksualitas Untuk Anak Usia Dini Melalui Metode Bernyanyi. Children Advisory Research and Education Jurnal CARE, 8(2), 11–20. http://e- journal.unipma.ac.id/index.php/JPAUD Firdausyi, A. N. (2018). Model Pendidikan Seks Pada Anak di TK Islam Plus Mutiara Baturetno Bantul Yogyakarta [Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga]. In Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. http://dx.doi.org/10.1186/s13662-017-1121- 6%0Ahttps://doi.org/10.1007/s41980-018-0101- 2%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.cnsns.2018.04.019%0Ahttps://doi.org/10.101 6/j.cam.2017.10.014%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.apm.2011.07.041%0Aht tp://arxiv.org/abs/1502.020 Fitrianai, D., Fajriah, H., & Wardani, A. (2021). Mengenalkan Pendidikan Seks
  • 9. Pada Anak Usia Dini Melalui Buku Lift The Flas “Auratku.” Gender Equality: International Journal of Child and Gender Studies, 7(1), 33–46. https://www.kpai.go.id/berita/kpai-kekerasan-seksual-anak-laki-laki- meningkat, Humira, D., Rohmah, N., Rifanda, N., Novitasari, K., Diena, U., & Nuqul, F. L. (2015). Kekerasan Seksual pada Anak: Telaah Relasi Pelaku Korban dan Kerentanan Pada Anak. Jurnal Psikoislamika, 12(2), 5–10. http://repository.uin-malang.ac.id/880/7/kekerasan-seksual.pdf Ismiulya, F., Diana, R. R., Na’imah, N., Nurhayati, S., Sari, N., & Nurma, N. (2022). Analisis Pengenalan Edukasi Seks pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(5), 4276–4286. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i5.2582 Jatmikowati, T. E., Angin, R., & Ernawati. (2015). Model dan Materi Pendidikan Seks Anak Usia Dini Perpektif Gender Untuk Menghindarkan Sexual Abuse. Cakrawala Pendidikan, XXXIV(3), 434–448. Lapasau, M. S. (2014). Strategi Penanganan Korban Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan dan Anak pada Dinas SOsial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Kementerian Dalam Negeri: Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Mukti, A. (2016). Pendidikan Seks Untuk Anak Usia Dini Perspektif Islam. HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gender Dan Anak, 12(2), 89– 98. Novrianza, & Santoso, I. (2022). Dampak Dari Pelecehan Seksual Terhadap Anak Di Bawah Umur. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 10(1), 53–64. http://dx.doi.org/10.23887/jpku.v10i1.42692 Pradikto, B., Wardana, R. W., & Sofino, S. (2022). Pemahaman Pendidikan Seks Anak Usia Dini Pada Orang Tua dan Pendidik Di PAUD Delima. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 8(2), 1155. https://doi.org/10.37905/aksara.8.2.1155-1162.2022 Ratnasari, R. F. (2016). Pentingnya Pendidikan Seks Untuk Anak Usia Dini. Jurnal Tarbawi Khatulistiwa, 2(2), 1–5. https://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/TaK/article/view/251 Ritonga, R. S., & Munisa, M. (2022). Pemahaman Pendidikan Seks Usia Dini Pada Orangtua Untuk Mencegah Sexual Abuse Anak Usia Dini. Warta Dharmawangsa, 16(3), 603–612. https://doi.org/10.46576/wdw.v16i3.2251 Suhasmi, N. C., & Ismet, S. (2021). Materi Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age, 5(02), 164–174. https://doi.org/https://doi.org/10.29408/jga.v5i01.3385