Berdasarkan dokumen tersebut, teridentifikasi beberapa masalah utama dalam pembelajaran yaitu:
1. Semangat belajar siswa rendah akibat faktor internal dan eksternal peserta didik serta kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan guru.
2. Tingkat literasi dan numerasi peserta didik masih rendah karena lingkungan belajar yang tidak mendukung dan kurangnya alat praktik.
3. Rendahnya pemanfaatan model
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
SEBABRENDAHNYASEMANGATBELAJARSISWA
1. Nama : Wisnu Nur Kamaludin
Nim : 22229299053
Materi : Sablon
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
No.
Masalah yang
telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab
masalah
Analisis eksplorasi
penyebab masalah
1 Semangat belajar
siswa rendah dalam
pembelajaran di
kelas.
Kajian Literatur :
1) Ridha Sabrina ( 2010 )
Faktor-faktor rendahnya
motivasi belajar siswa.
a) Minat dan cita-cita
b) Keterbatasan fisik
c) Prilaku yang labil
d) Kesulitan dalam
berkomunikasi.
2) Gigih Wicaksono ( 2022),
Asesmen slow learner,
a) Kesehatan, Gizi kurang
seimbang
b) Keluarga, Keinginan orang
tua
c) Sosial/Emosional, Salah
pergaulan
d) Minat bakat,
e) Akademik ,lambat dalam
menangkap informasi
pembelajaran.
f) Prilaku, suka menggangu
teman.
g) Komunikasi/Bahasa,
tidak memahami intruksi
Hasil Wawancara dari Kepala
Sekolah : Sumiarsih, S.Pd.,
M.Pd
1) Masih beradaptasi dengan
pembelajaran tatap muka
2) Ketergantungan dengan
gadget.
3) Pengaruh yang besar dari
lingkungan sekitar.
4) Sarana dan prasarana sekolah
yang kurang mendukung.
Hasil wawancara dengan guru
Penggerak : Rachmad Anwar,
S.Pd., M.Pd
1) Kurang mampu mengelola
kelas
2) Budaya dari luar yang di bawa
ke dalam kelas.
3) Kondisi fisik yang belum siap
menerima informasi.
Setelah di analisis :
Semangat belajar siswa
dapat di pengaruhi
beberapa faktor yaitu :
1. Kegiatan
Pembelajaran masi
terpusat pada guru.
2. Kurangnya
keterlibatan siswa
dalam pemebelajaran
bermakna..
3. Kegiatan
pembelajaran tidak
terencana.
4. Ruang belajar yang
kurang mendukung.
5. Siswa lambat
beradaptasi dengan
pembelajaran tatap
muka.
6. Model pembelajaran
kurang variatif.
7. Rendahnya
Kemampuan guru
untuk mengelola
kelas.
8. Sarana dan prasarana
sekolah yang kurang
mendukung.
2. 2 Tingkat literasi dan
Numerasi peserta
didik masih rendah
dalam pemebelajaran
Praktek.
Kajian Literatur :
1) Menurut Han et al. (2017)
faktor rendahnya literasi
numerasi antaranya:
(1) Kurang memahami simbol-
simbol dan angka.
(2) kesehatan , kurang
mampu bernalar dan
mengolah informasi.
2) Rahmat Wahyudi (2019).
1) Kebiasaan di rumah
2) Kurang Motivasi dari orang
tua
3) Keterbatasan fasilitas
belajar.
4) Ketergantungan Game
Online dan Media Sosial.
Hasil Wawancara dari Kepala
Sekolah : Sumiarsih, S.Pd.,
M.Pd
1) Faktor lingkungan belajar
siswa yang kurang
mendukung.
2) Kurangnya fasilitas untuk
membaca.
3) Kurangnya alat ukur saat
pembelajaran praktek.
Hasil wawancara dengan
Kepala Bengkel Kriya logam :
Budiantoro, S.Pd
1) Peralatan kerja praktek yang
kurang lengkap.
2) Penyampaian materi
pembelajaran masih secara
lisan.
3) Keterbatasan dalam menyerap
dan mengolah informasi
dalam pembelajaran praktek.
Setelah di analisis :
Tingkat literasi dan
Numerasi peserta didik
masih rendah dalam
pembelajaran Praktek :
1. Budaya dan
lingkungan belajar
siswa yang tidak
mendukung.
2. Kurangnya
kemampuan peserta
didik dalam
mengolah simbol dan
angka saat
pembelajaran praktek
3. Penyampaian materi
yang belum optimal.
4. Kondisi fisik yang
belum siap menerima
materi dalam
pembelajaran
praktek.
5. Kurangnya alat Praga
dalam pembelajaran
praktek.
3 Rendahnya
Pemanfaatan model
pembelajaran yang
sesuai dengan
peserta didik.
Kajian literatur:
1) Lefudin (2017),
Faktor rendahnya
pemanafaatan model
pembelajaran:
1. Tidak Memiliki sintaks
2. Teoritis yang tidak logis
3. Lingkungan belajar yang
tidak mendukung.
2) Isrok’atun & Tiurlina (2016)
Faktor rendahnya
pemanfaatan model
pembelajaran yaitu :
1. Kurang menjadi Fasilitator
2. Kurang menjadi
Koordinator yang baik.
Setelah di
analisis :Rendahnya
Pemanfaatan model
pembelajaran yang
sesuai dengan peserta
didik :
1. Kurangnya
pengetahuan guru
tentang penerapan
model-model
pembelajaran di
kelas.
2. Kurang memahami
perannya di dalam
pembelajaran dikelas.
3. Hasil wawancara Waka
Kurikulum Bapak Drs.
Siswanto
1. Minimnya pengetahuan Guru
tentang Model pembelajaran
inovatif.
2. Kurang mengikuti pelatihan-
pelatihan.
3. Guru kurang paham tentang
manfaat model pembelajaran.
4. Kurang beradaptasi dengan
karakteristik peserta didik.
3. Kurang mengikuti
pelatihan dalam
mengembangkan
straegi pembelajaran.
4. Kurang beradaptasi
dengan karakteristik
peserta didik.
5. Guru kurang
berinovasi dalam
mengembangkan
model-model
pembelajaran.
4 Kurangnya
Pembelajaran HOTS
di kelas.
Kajian Literatur:
1) Nurul hayati ( 2022),
Penyebab pembelajaran
dikelas belum HOTS:
1. Keterbatasan menerima
informasi.
2. Keterbatasan mengolah
informasi.
3. Kesulitan membaca.
4. Enggan Bersosial.
2) Deni Setiawan (2022),
penyebab kurangnnya
pembelajaran HOTS dikelas:
1. Kemampuan membaca
terbatas.
2. Pola ajar yang kurang
sesuai dengan peserta didik.
3. Pembelajaran kurang
bermakna.
Hasil wawancara Waka
Kesiswaan: Ropingi, S.Pd
1. Siswa dibiasakan menghapal .
2. Materi ajar tidak relevan
dalam kehidupan sehari-hari
3. Pola belajar yang kurang
tepat.
4. Ketergantungan Gadget.
5. Hanya Fokus dalam
penyelesain Materi.
Hasil wawancara Pengawas
Sekolah : Ardiansyah, S.Pd
1. Rendahnya kemampuan
bernalar.
2. Minimnya pengalaman.
3. Kurangnya pengetahuan
pembelajaran HOTS.
4. Kurangnya Stimulus dalam
pembelajaran.
5. Minimnya kemampuan
berbahasa.
Setelah di analisis
Kurangnya
Pembelajaran HOTS di
kelas :
1. Keterbatasan siswa
mengolah informasi.
2. Kurangnya Stimulus
dalam pembelajaran
HOTS.
3. Materi kurang relevan
dalam kehidupan
nyata.
4. Keterbatasan
menerima informasi.
5. Kuranya pengalaman
guru dalam
pembelajaran HOTS.
6. Keterbatasan dalam
menerima informasi.
7. Terbiasa
pembelajaran daring.
4. 5 Kurang
mengoptimalkan
pemanfaatan
teknologi informasi
(TIK) dalam
pembelajaran.
Kajian Literatur:
1) Nikolopoulou dan Gialamas
(2016) Hambatan utama
penggunaan TIK.
1. Kurang Dukungan
( Akses Internet ).
2. Kurangnya kepercayaan
(penyalahgunaan TIK).
3. Kurangnnya
perlengkapan ( Sarana
Dan prasarana).
2) Mila Chrismawati Paseleng
( 2016). faktor Kurang
mengoptimalkan pemanfaatan
teknologi informasi (TIK) dalam
pembelajaran :
1. Fasilitas Pribadi Guru.
2. Keterbatasan waktu.
3. Keterbatasan kemampuan
Guru.
4. Keterbatasan Sarana Dan
prasarana Sekolah.
Hasil Wawancara Kepala
Sekolah : Sumiarsih, S.Pd.,
M.Pd
1. Kurangnya Sarana dan
prasarana Pembelajaran TIK.
2. Minimnya Akses internet.
3. Kurang mengikuti Pelatihan
TIK.
4. Pelarangan penggunaan
gadget di Sekolah.
5. Keterbatasan Waktu dalam
mengolah pembelajaran
berbasis TIK.
Hasil Wawancara Guru tamu:
Winda Unika, S.Pd
1. Kurangnya pengetahuan dan
keterampilan pembelajaran
berbasis TIK.
2. Penyalah gunaan Gadget.
3. Kurangnya Sarana Prasaran
pembelajaran TIK.
4. Kurang mengembangkan
Kemampuan dalam
Pembelajaran TIK.
Setelah di analisis
Kurang mengoptimalkan
pemanfaatan teknologi
informasi (TIK) dalam
pembelajaran :
1. Minimnya Akses
Internet.
2. Kurangnya
pengetahuan dan
keterampilan
pembelajaran
berbasis TIK.
3. Kurang mengikuti
Pelatihan
4. Keterbatasan waktu
dalam mengolah
pemebelajaran
berbasis TIK.
5. Kurangnya Sarana
dan Prasarana
Pembelajaran TIK.
6. Pelarangan
penggunaan Gatget di
Sekolah.