Bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya. Matahari adalah bintang yang terdekat dengan Bumi. Bintang memiliki gerak seperti gerak semu, kecepatan radial, tangensial, dan ruang. Jarak bintang dapat diukur menggunakan paralaks trigonometri. Bintang diklasifikasi berdasarkan spektrum dan luminositasnya, serta memiliki riwayat hidup dari awal terbentuk hingga akhir hayat.
3. Matahari Sebagai Bintang
Hans Bethe (1939) ahli
fisika jerman
mengemukakan bahwa
sumber tenaga matahari
berasal dari reaksi nuklir
Mengapa
Bercahaya?
dan
Apa Sumbernya?
4. Jarak Bintang
• Jarak bintang-bintang yang
dekat dapat ditentukan dengan
cara paralaks trigonometri.
• d = Jarak Matahari-Bumi
= 1,50 x 1013
cm = 1 AU
(AU = Astronomical unit)
• d* = Jarak Matahari - Bintang
• p = Paralaks Bintang
• tan p = d/ d*
BumiBumi
BintangBintang
Matahari
pp
d*
d*
d
d
5. Gerak Bintang
Elemen gerak suatu bintang terdiri proper
motion (gerak semu), radial velocity
(kecepatan radial), tangential velocity
(kecepatan tangensial), dan space velocity
(kecepatan ruang).
6. a. Gerak semu bintang (proper motion)
• merupakan laju gerak bintang.
• Gerak sejati biasanya diberi simbol µ dan
dinyatakan dalam satuan detik busur per tahun.
• Bintang yang gerak sejatinya terbesar adalah
bintang Barnard dengan μ = 10″,25 per tahun.
• Gerak sejati rata-rata bintang yang tampak
dengan mata hanya sebesar 0”,1 per tahun.
7. b. Kecepatan radial
• Kecepatan bintang mendekati atau menjauhi
matahari
• Dapat diukur dari efek Doppler pada garis
spektrum bintang dengan rumus dibawah
(non-relativistik):
Δλ
λ
rV
c
=
λ = λdiam, ∆λ = perubahan λ, Vr = kec. radial, c = kecepatan
cahaya
8. λdiam
λdiamati
∆λ ∆ λ = λdiamati − λdiam
Bila diperoleh ∆λ positif, berarti garis
spektrum bergeser ke arah MERAH. Ini
berarti bahwa bintang bergerak menjauhi
pengamat.
Bila diperoleh ∆λ negatif, berarti garis
spektrum bergeser ke arah BIRU. Ini
berarti bahwa bintang bergerak
mendekati pengamat.
9. c. Kecepatan tangensial
Kecepatan tangensial merupakan gerak
bintang sepanjang garis penglihatan.
Hubungan antara kecepatan tangensial (Vt)
dengan gerak sejati:
Vt = µd
10. d. Kecepatan ruang
Kecepatan ruang merupakan resultan dari
kecepatan radial dan kecepatan tangensial.
Maka berlaku:
V = (Vr
2
+ Vt
2
)1/2
11. Magnitudo Bintang
Hipparchus (abad ke-2 SM) membagi terang
bintang dalam 6 kelompok berdasarkan
penampakannya:
•Bintang paling terang tergolong magnitudo ke-1
•Bintang yang lebih lemah tergolong magnitudo
ke-2
•Bintang yang paling lemah yang masih bisa dilihat
dengan mata termasuk magnitudo ke-6
13. John Herschel mendapatkan bahwa
kepekaan mata dalam menilai terang
bintang bersifat logaritmik
• Bintang yang magnitudonya satu
ternyata 100 kali lebih terang daripada
bintang yang magnitudo-nya enam
Berdasarkan kenyataan ini, Pogson (
Norman Robert Pogson) pada tahun 1856
mendefinisikan skala satuan magnitudo
secara lebih tegas
John Herschel
(1792-1871)
14. Tinjau dua bintang :
m1 = magnitudo bintang ke-1
m2 = magnitudo bintang ke-2
E1 = fluks bintang ke-1
E2 = fluks bintang ke-2
Skala Pogson didefinisikan sebagai :
m1 – m2 = - 2,5 log (E1/E2)
atau
E1/E2 = 2,512 -(m1 - m2)
16. b. Berdasarkan Lumenisitas
hypergiants
supergiants
bright giants
giants
subgiants
main sequence atau dwarf
subdwarfs
white dwarfs
17. Riwayat Bintang
Bermula dari gas dan debu yang berkelompok
karena gaya gravitasi kemudian semakin
memampat menimbulkan suhu meningkat
mengakibatkan terjadinya rekasi inti. Hingga
nantinya akan mampat dan sangat panas degan
massa yang sangat besar Kemudian bintang
tersebut akan meledak sebagai supernova atau
nova dan sebagian sisa ledakannya menjadi
bintang yang sangat kecil dinamakan bintang
neutron.