SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
BAB IV
Deret Utama Raksasa Merah
dan Katai Putih
DELVIAN ARIYANTO
DESKI PERMADI
HENDRO ANGGA
HAFIS SUHENDRA
TRISYA AFIDAH SUKMA
UCI CATUR UTAMI
4.1 Spektroskopi Bintang
ο‚΄Spektroskopi adalah suatu cabang ilmu dalam
astronomi yang mempelajari spektrum benda langit.
Dari spektrum suatu benda langit dapat kita peroleh
informasi mengenai temperatur, kandungan /
komponen zat penyusunnya, kecepatan geraknya,
dll. Oleh sebab itu, spektroskopi merupakan salah
satu ilmu dasar dalam astronomi. Spektrum sebuah
bintang diperoleh dengan menggunakan alat yang
disebut spektrograf.
Hukum Kirchoff
ο‚΄ Cahaya bintang ini adalah spektrum kontinu. berdasarkan hukum
Kirchoff pertama, hal ini menunjukkan bahwa cahaya bintang itu
berasal dari gas yang bertekanan relatif besar Bagian bintang yang
memancarkan spektrum kontinu itu disebut fotosfer.
ο‚΄ Fotosfer diselubungi oleh lapisan gas yang lebih dingin dan renggang
yang merupakan atmosfer bintang. Berdasarkan hukum Kirchoff ketiga,
lapisan atmosfer ini menyerap radiasi dengan spektrum kontinu tadi
pada panjang-panjang gelombang tertentu dan membentuk garis-
garis gelap atau garis absorpsi. Pada gambar 4.2 garis absopsi itu
berasal dari gas hidrogen.
Gambar 4.2 Spektrum bintang Vega.
Garis-garis absorpsi berasal dari gas hidrogen
Spektrum Hidrogen
ο‚΄Gas hidrogen bila dipijarkan akan memancarkan
sekumpulan garis terang atau garis pancaran
dengan jarak antara garis satu dan lainnya yang
menunjukkan suatu keteraturan tertentu. Seorang
ahli fisika Swiss bernama Balmer mendapatkan
panjang gelombang kumpulan garis ini mengikuti
hukum
𝟏
𝝀
= 𝑹
𝟏
𝟐 𝟐 βˆ’
𝟏
𝒏 𝟐 (4.1)
ο‚΄ Deretan garis yang dipancarkan hidrogen ini disebut
deret Balmer. Dengan mengambil 𝑛 = 3 diperoleh garis
Balmer yang pertama yang disebut 𝐻 𝛼 pada πœ† = 6563 β„«,
demikian seterusnya. Untuk 𝑛 makin besar, beda
panjang gelombang masing-masing garis Balmer makin
kecil
ο‚΄ Untuk n yang mendekati tak hingga didapat limit Balmer
pada πœ† = 3650 β„«
4000 5000 6000 7000
𝝀 AngStorm
Spektrum Hidrogen
ο‚΄Didaerah ultraungu diamati adanya garis yang disebut deret
Lymann. Di daerah inframerah juga diamati adanya beberapa
deretan garis, antara lain dikenal sebagai deret Paschen dan
deret Bracket. Ternyata bentuk Pers. 4.1 dapat pula digunakan
untuk menerangkan jarak antara garis itu dalam setiap deret,
hanya persamaan itu mengambil bentuk lebih umum, yaitu
𝟏
𝝀
= 𝑹
𝟏
π’Ž 𝟐 βˆ’
𝟏
𝒏 𝟐 (4.2)
Spektrum Hidrogen
𝟏
𝝀
= 𝑹
𝟏
π’Ž 𝟐 βˆ’
𝟏
𝒏 𝟐 (4.2)
ο‚΄ 𝑛 dan π‘š adalah bilangan bulat dengan 𝑛 > π‘š.
ο‚΄ untuk deret Lymann π‘š = 1,
ο‚΄ deret Balmer π‘š = 2,
ο‚΄ deret Paschen π‘š = 3, dan
ο‚΄ deret Bracket π‘š = 4.
ο‚΄ Tetapan πœ† dinyatakan dalam cm.
ο‚΄ R = 1,097 X 10-7 m-1
Spektrum Bintang
Gambar. Uraian cahaya oleh gelas prisma
Klasifikasi Spektrum Bintang
spektrum bintang dengan
berbagai kelas. Pada gambar
itu sumbu sebelah kanan
memperlihatkan temperatur
bintang. Bintang kelas awal
(O, B, dan A) adalah bintang
yang panas, sedang bintang
kelas lanjut (K dan M) adalah
bintang yang dingin..
Kelas Temperatur Garis-garis spektrumnya
O 28.000 – 50.000 K Atom terionisasi terutama helium
B 10.000 – 28.000 K Helium netral, hidrogen
A 7.500 – 10.000 K Hidrogen paling kuat
F 6.000 – 7.500 K Hidrogen dan ion logam seperti
kalsium dan besi
G 5.000 – 6.000 K Ion kalsium, logam ion dan netral
K 3.500 – 5.000 K Ion netral
M 2.000 – 3.500 K Molekul kuat, misalnya Titanium Oksid
dan kalsium netral
Ciri-Ciri Spektrum Bintang
Efek Doppler
ο‚΄ Cahaya dan gelombang elektromagnet lainnya
merupakan peristiwa gelombang, maka juga akan
mengalami efek Doppler jika sumbernya bergerak
mendekati atau menjauhi kita. Dengan demikian Pers.
4.7 juga berlaku untuk gelombang elektromagnet.
Cahaya akan tampak lebih merah jika sumbernya
menjauhi kita (disebut pergeseran merah atau redshift)
dan lebih biru jika mendekati kita (disebut pergeseran
biru atau blueshift). Ini dilukiskan pada Gambar 4.11.
βˆ†π€
𝝀 𝒐
=
𝒗 𝒓
𝒄
(4.7)
Panah menunjukkan arah gerak benda.
Jika kita berada di kiri gambar, sumber
mendekati kita, maka terjadi blueshift
(pergeseran ke biru), jika kita berada di
kanan gambar, sumber menjauhi kita dan
kita melihat redshift (pergeseran ke
merah).
Sebagai contoh sebuah bintang bergerak
menjauhi kita dengan kecepatan 300 km
per detik. maka garis spektrum hidrogen
𝐻 𝛼 yang seharusnya berpanjang
gelombang πœ† π‘œ = 6563 β„« akan bergeser ke
panjang gelombang πœ† = 6570 β„« . Lebih
merah dari seharusnya.
ο‚΄ Jika sumber bergerak dengan
kecepatan tinggi maka Pers. (4.7)
harus diganti ke bentuk relativistik
(yang diturunkan berdasarkan teori
relativitas khusus Einstein), yaitu
ο‚΄
βˆ†π€
𝝀 𝒐
=
𝟏+𝒗 𝒓/𝒄
πŸβˆ’π’— 𝒓/𝒄
(4.8)
Dengan:
ο‚΄ Δλ = selisih antara Ξ» diam (Ξ»o)
dengan Ξ» yang teramati pada
bintang. (dalam Γ… atau nm)
ο‚΄ Ξ»o = panjang gelombang diam
(dalam Γ… atau nm)
ο‚΄ Vr = kecepatan radial (dalam km/s)
ο‚΄ c = kecepatan cahaya (300.000
km/s )
4.2 Fotometri Bintang
Fotometri adalah bagian dari astrofisika yang
mempelajari kuantitas, kualitas dan arah
pancaran radiasi elektromagnetik dari benda
langit. Penggunaan kata β€˜foto’ yang berarti
β€˜cahaya’ disebabkan pada awalnya
pengamatan benda langit hanya terbatas pada
panjang gelombang visual/optik.
Fotometri didasarkan pada pemahaman atas
hukum pancaran (radiation law). Kita
menghipotesakan bahwa benda langit
diangggap memiliki sifat sebuah benda hitam
(black body).
Warna dan Temperatur Bintang
Menurut Hukum Wien dan Planck, suatu benda yang temperaturnya
tinggi akan tampak biru sedang yang temperaturnya rendah tampak
merah. Oleh karena itu, bintang yang panas berwarna biru, bintang
yang dingin berwarna merah. Distribusi energi berdasarkan panjang
gelombang untuk bintang antares, Matahari, dan Spica
filter U (ultra ungu). Filter B (biru),
dan filter V (visual atau kuning).
Kepekaan filter U, B, dan V
terhadap panjang gelombang
π‘ˆ βˆ’ 𝑀 π‘ˆ = βˆ’5 + 5 log 𝑑 (4.9)
𝐡 βˆ’ 𝑀 𝐡 = βˆ’5 + 5 log 𝑑 (4.10)
𝑉 βˆ’ 𝑀 𝑉 = βˆ’5 + 5 log 𝑑 (4.11)
Dengan
Mu = magnitude mutlak U
MB = Magnitudo mutlak B
Mv = Magnitude mutlak visual
d = jarak bintang dengan pengamat (pc)
U = magnitude bintang filter U
B = magnitude bintang filter B
V = magnitude bintang filter V
Pc = parsec kependekan dari parallax of
one arcsecond
1 pc = 3,26 tahun cahaya
1 tahun cahaya = 9,46 x 1012 km
1 tahun cahaya = jarak yang ditempuh
seberkas cahaya dalam 1 tahun
Indeks warna
Indeks warna adalah beda magnitude dalam berbagai warna
Semakin besar indeks warna, semakin merah warnanya, dan ini
berarti makin rendah temperature permukaan bintang
Contoh :
Bintang spica mempunya magnitude sbb :
U = -0,24 B = 0,7 V = 0,9
U << B << V
Artinya bintang spica lebih terang pada warna
ultraungu dan biru daripada warna kuning. Ini
menunjukkan bahwa Spica adalah bintang yang
panas
B – V = 0,7 – 0,9 = -0,2 (indeks warna)
Bintang Antares
B = 2,7 V = 0,9
Artinya bintnag Antares lebih terang pada
kuning daripada warna biru. Ini menunjukkan
bahwa Antares bintang yang dingin
B – V = 2,7 – 0,9 = 1,8 (indeks warna)
Ekses warna dan penyerapan cahaya
ο‚΄ Cahaya bintang mengalami penyerapan oleh debu antarbintang.
Karena cahaya merah lebih sedikit diserap daripada cahaya biru,
akibat penyerapan itu warna bintang menjadi lebih merah dari
seharusnya (seperti Matahari yang berwarna merah pada saat
terbit atau tenggelam).
ο‚΄ Misalnya warna bintang seharusnya adalah (B-V0) dan warna
bintang yang diamati adalah (B-V). Besaran
𝑬 π‘©βˆ’π‘½ = (𝑩 βˆ’ 𝑽 ) βˆ’ (𝑩 βˆ’ 𝑽 𝟎) (4.12)
ο‚΄ Disebut ekses warna. Jika magnitudo visual asli bintang V0 dan
magnitudo visual yang diamati V, maka besarnya serapan adalah
ο‚΄ 𝑨 𝑽 = 𝑽 βˆ’ 𝑽 𝟎 = πŸ‘π‘¬ π‘©βˆ’π‘½
Magnitudo Bolometrik dan Temperatur Efektif
ο‚΄ Magnitudo bolometric (M π‘π‘œπ‘™ ) adalah magnitude yang menyatakan
magnitude bintang yang diukur dari seluruh panjang gelombang
ο‚΄ Magnitudo bolometric memberikan informasi energy total yang
dipancarkan suatu bintang per detik (luminositas)
𝑀 π‘π‘œπ‘™ βˆ’ 𝑀 π‘π‘œπ‘™βŠ› = βˆ’2,5 log
𝐿
πΏβŠ›
(4.14)
Dengan
𝑀 π‘π‘œπ‘™ = magnitude mutlak bolometric bintang
𝑀 π‘π‘œπ‘™βŠ› = +4,72 (magnitudo mutlak bolometric Matahari)
L = luminositas bintang
πΏβŠ› = luminositas Matahari
Magnitudo Bolometrik bintang dapat ditentukan secara tidak
langsung dengan memberikan koreksi pada magnitude visualnya
π‘š π‘π‘œπ‘™ = 𝑉 βˆ’ 𝐡𝐢 (4.15)
Atau
𝑀 π‘π‘œπ‘™ = 𝑀 𝑉 βˆ’ 𝐡𝐢 (4.16)
Dengan 𝐡𝐢 = bolometric correction
BC harganya bergantung pada temperature atau warna bintang.
Semakin tinggi temperature bintang maka semakin besar nilai BC.
Sedangkan untuk bintnag yang temperaturnya sedang (seperti
Matahari) nilai BC mendekati nol.
4.3 Jenis-jenis Bintang
Diagram Hertzprug-Rusell
Sumbu tegak memperlihatkan terang,
atau luminositas bintang dibandingkan
Matahari. Sumbu datar memperlihatkan
temperature permukaan (temperatur
efektif) dan kelas spektrum, makin ke
kanan makin dingin. Warna merah
menunjukkan temperature rendah,
warna biru putih menunjukkan
temperature tinggi.
Kelas Luminositas
Di dalam astronomi luminositas berarti jumlah energi yang dipancarkan
sebuah benda ke segala arah per satuan waktu
Berdasarkan kenyataan ini pada tahun 1943 Morgan, Keenan, dan
beberapa rekannya di Observatorium Yerkes membagi bintang dalam
kelas luminositas yaitu:
ο‚΄ Kelas Ia : maharaksasa yang sangat terang (bright supergiants)
ο‚΄ Kelas Ib : maharaksasa yang kurang terang
ο‚΄ Kelas II : raksasa yang terang (bright giants)
ο‚΄ Kelas III : raksasa (giants)
ο‚΄ Kelas IV : subraksasa (subgiants)
ο‚΄ Kelas V : deret utama atau katai (main sequence atau dwarfs)
Bintang Deret Utama
Matahari adalah sebuah bintang deret utama. Di
pusat bintang terjadi reaksi nuklir yang mengubah
hydrogen menjadi helium. Reaksi ini menghasilkan
energi yang sangat besar. Reaksi inilah yang
menyebabkan bintang-bintang, termasuk
Matahari bercahaya. Bintang-bintang deret
utama stabil dalam waktu yang lama. Tekanan
yang diakibatkan oleh panas di dalam bintang
mampu menahan berat lapisan-lapisan luar
bintang akibat tarikan gravitasi bagian dalam. Ini
disebut ketimbangan hidrostatis.
Bintang Katai Putih
Bintang yang paling
terang di langit
malam adalah Sirius
yang terletak di rasi
Canis Major
Bintang ini termasuk
salah satu bintang
yang terdekat
dengan kita, jaraknya
2,7 pc atau 8,8 tahun
cahaya.
Pada tahun 1844, F.W. Bessel
menemukan keanehan pada gerak
Sirius. Ternyata Sirius bergerak berbelok-
belok menempuh lintasan
bergelombang dengan periode 50
tahun (garis tebal pada Gambar 4.21
kiri)
ο‚΄ Dalam suatu sistem bintang ganda
kedua bintang menempuh orbit
mengelilingi titik pusat massanya
seperti diperlihatkan pada Gambar
4.21 kanan. Karena titik pusat massa
sistem bintang ganda itu bergerak
lurus maka bintang tampak bergerak
bergelombang.
Spektrum Khusus –Bintang B Emisi
ο‚΄ Di antara bintang kelas B ada yang spektrumnya memperlihatkan garis emisi
hidrogen di samping garis absorpsi yang normal. Bintang-bintang ini disebut
bintang B emisi atau disingkat bintang Be. Adanya garis emisi ini menunjukkan
bintang itu mempunyai selubung yang tebal. Garis emisi itu berasal dari selubung
bintang. Pada beberapa bintang Be garis emisinya sempit, pada beberapa
bintang lainnya lebar. Bintang Be yang garis emisinya lebar, mempunyai garis
absorpsi yang lebar juga, atau sebaliknya.
ο‚΄ Garis absorpsi yang lebar menunjukkan bintang itu berputar dengan cepat. Pada
bintang yang berputar ada bagian bintang yang mendekati kita dan ada bagian
yang menjauhi kita. Bagian yang mendekati kita memberikan garis spektrum yang
bergeser kearah biru dan bagian yang menjauhi kita meberikan garis spektrum
yang bergeser kearah merah (akibat efek Doppler). Akibatnya garis spektrum itu
melebar. Kecepatan rotasi yang ditentukan dari lebar garis spektrum itu
menunjukkan kecepatan rotasi 200-300 km per detik
Bintang dengan Spektrum Profil P Cygni
Bagian selubung di D bergerak menjauhi kita.
Bagian itu memberikan garis spektrum emisi
yang bergeserkan ke arah merah
(redshifted).
Bagian selubung di C mengembang pada
arah tegak lurus garis pandang. Bagian ini
memberikan garis emisi pada panjang
gelombang diamnya (πœ† π‘œ).
Bagian selubung di B mengembang
mendekati kita. Bagian itu memberikan garis
spektrum emisi yang bergeserkan kea rah
biru (blueshifted).
Bagian selubung di A mengembang
mendekati kita. Bagian ini, karena berada di
depan bintang, memberikan garis absorpsi
yang bergeser kearah biru (blueshifted).
Bintang Wolf Rayet (WR)
Bintang Wolf Rayet (atau disingkat
WR) merupakan bintang yang
sangat panas (melebihi bintang
kelas O, sampai 50.000 K) dan
sangat terang (100.000 hingga
sejuta kali Matahari). Bintang ini
sangat jarang (hanya satu di
antara 10 juta bintang).
Bintang WR adalah bintang yang
telah mengalami evolusi lanjut dan
kehilangan sebagian besar lapisan
luarnya yang kaya akan hidrogen
(akibat pelontaran massa dari
bintang itu).
THANKS
PERTANYAAN UNTUK KLP
1. Esy, bintang B emisi kenapa ketika mendekati spectrum berwaran merah
2. Roni, hubungan suhu dan panjang gelombang ?

More Related Content

What's hot

79309543 solusi-osn-astro-2008
79309543 solusi-osn-astro-200879309543 solusi-osn-astro-2008
79309543 solusi-osn-astro-2008eli priyatna laidan
Β 
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Ridlo Wibowo
Β 
Solusi osk astro 2012 kode s3
Solusi osk astro 2012   kode s3Solusi osk astro 2012   kode s3
Solusi osk astro 2012 kode s3Mariano Nathanael
Β 
58394327 solusi-osp-astro-2011
58394327 solusi-osp-astro-201158394327 solusi-osp-astro-2011
58394327 solusi-osp-astro-2011eli priyatna laidan
Β 
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-201056852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010eli priyatna laidan
Β 
Besaran Mendasar Dalam Astrofisika
Besaran Mendasar Dalam AstrofisikaBesaran Mendasar Dalam Astrofisika
Besaran Mendasar Dalam AstrofisikaMuhamad Dzaki Albiruni
Β 
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)Annisa Khoerunnisya
Β 
91343390 solusi-osk-astro-2012-kode-s3
91343390 solusi-osk-astro-2012-kode-s391343390 solusi-osk-astro-2012-kode-s3
91343390 solusi-osk-astro-2012-kode-s3eli priyatna laidan
Β 
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by mariano
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by marianoSoal dan solusi osk astronomi 2013 by mariano
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by marianoAdhi Susanto
Β 
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by m bagus
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by m bagusSoal dan solusi osk astronomi 2013 by m bagus
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by m bagusAdhi Susanto
Β 
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)Annisa Khoerunnisya
Β 
Analisis garis spektrum
Analisis garis spektrumAnalisis garis spektrum
Analisis garis spektrumArnoldus Tedi
Β 
53829738 kunci-jawaban-astronomi-tk-prov-2010
53829738 kunci-jawaban-astronomi-tk-prov-201053829738 kunci-jawaban-astronomi-tk-prov-2010
53829738 kunci-jawaban-astronomi-tk-prov-2010eli priyatna laidan
Β 
Laporan praktikum konstanta rydberg
Laporan praktikum konstanta rydbergLaporan praktikum konstanta rydberg
Laporan praktikum konstanta rydbergPrisilia Meifi Mondigir
Β 

What's hot (20)

79309543 solusi-osn-astro-2008
79309543 solusi-osn-astro-200879309543 solusi-osn-astro-2008
79309543 solusi-osn-astro-2008
Β 
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Β 
Solusi osk astro 2012 kode s3
Solusi osk astro 2012   kode s3Solusi osk astro 2012   kode s3
Solusi osk astro 2012 kode s3
Β 
58394327 solusi-osp-astro-2011
58394327 solusi-osp-astro-201158394327 solusi-osp-astro-2011
58394327 solusi-osp-astro-2011
Β 
Bab i vb
Bab i vbBab i vb
Bab i vb
Β 
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-201056852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
Β 
Soal osp astronomi 2015
Soal osp astronomi 2015Soal osp astronomi 2015
Soal osp astronomi 2015
Β 
Besaran Mendasar Dalam Astrofisika
Besaran Mendasar Dalam AstrofisikaBesaran Mendasar Dalam Astrofisika
Besaran Mendasar Dalam Astrofisika
Β 
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
Β 
91343390 solusi-osk-astro-2012-kode-s3
91343390 solusi-osk-astro-2012-kode-s391343390 solusi-osk-astro-2012-kode-s3
91343390 solusi-osk-astro-2012-kode-s3
Β 
94876305 solusi-osn-2011
94876305 solusi-osn-201194876305 solusi-osn-2011
94876305 solusi-osn-2011
Β 
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by mariano
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by marianoSoal dan solusi osk astronomi 2013 by mariano
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by mariano
Β 
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by m bagus
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by m bagusSoal dan solusi osk astronomi 2013 by m bagus
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by m bagus
Β 
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)
Β 
Soal osk astronomi 2014 2015
Soal osk astronomi 2014 2015Soal osk astronomi 2014 2015
Soal osk astronomi 2014 2015
Β 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
Β 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
Β 
Analisis garis spektrum
Analisis garis spektrumAnalisis garis spektrum
Analisis garis spektrum
Β 
53829738 kunci-jawaban-astronomi-tk-prov-2010
53829738 kunci-jawaban-astronomi-tk-prov-201053829738 kunci-jawaban-astronomi-tk-prov-2010
53829738 kunci-jawaban-astronomi-tk-prov-2010
Β 
Laporan praktikum konstanta rydberg
Laporan praktikum konstanta rydbergLaporan praktikum konstanta rydberg
Laporan praktikum konstanta rydberg
Β 

Similar to Bab iv Raksasa merah dan BIntang Katai Putih

A3 Jagat Raya Abrar
A3 Jagat Raya AbrarA3 Jagat Raya Abrar
A3 Jagat Raya Abrarruy pudjo
Β 
Analisisgarisspektrum 131018123556-phpapp01
Analisisgarisspektrum 131018123556-phpapp01Analisisgarisspektrum 131018123556-phpapp01
Analisisgarisspektrum 131018123556-phpapp01Dani Ibrahim
Β 
Efek Rumah Kaca
Efek Rumah KacaEfek Rumah Kaca
Efek Rumah KacaRoy Wangintan
Β 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitamWulan Oktaviany
Β 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasikRyzkha Gso
Β 
Makalah 4
Makalah 4Makalah 4
Makalah 4Nadyaokta
Β 
Bintang dan Evolusinya
Bintang dan EvolusinyaBintang dan Evolusinya
Bintang dan EvolusinyaFita Permata
Β 

Similar to Bab iv Raksasa merah dan BIntang Katai Putih (20)

PPT 1.pdf
PPT 1.pdfPPT 1.pdf
PPT 1.pdf
Β 
A3 Jagat Raya Abrar
A3 Jagat Raya AbrarA3 Jagat Raya Abrar
A3 Jagat Raya Abrar
Β 
Analisisgarisspektrum 131018123556-phpapp01
Analisisgarisspektrum 131018123556-phpapp01Analisisgarisspektrum 131018123556-phpapp01
Analisisgarisspektrum 131018123556-phpapp01
Β 
Efek Rumah Kaca
Efek Rumah KacaEfek Rumah Kaca
Efek Rumah Kaca
Β 
astronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintangastronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintang
Β 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitam
Β 
mangitudo
mangitudomangitudo
mangitudo
Β 
TOFPA1tertulis
TOFPA1tertulisTOFPA1tertulis
TOFPA1tertulis
Β 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
Β 
Jagad Raya
Jagad RayaJagad Raya
Jagad Raya
Β 
Jagad Raya
Jagad RayaJagad Raya
Jagad Raya
Β 
Makalah 4
Makalah 4Makalah 4
Makalah 4
Β 
Analisa Garis Spektrum Bintang
Analisa Garis Spektrum BintangAnalisa Garis Spektrum Bintang
Analisa Garis Spektrum Bintang
Β 
Bintang dan Evolusinya
Bintang dan EvolusinyaBintang dan Evolusinya
Bintang dan Evolusinya
Β 
Astronomi fisika bab vc
Astronomi fisika bab vcAstronomi fisika bab vc
Astronomi fisika bab vc
Β 
Soal osk astro 2012
Soal osk astro 2012Soal osk astro 2012
Soal osk astro 2012
Β 
Astronomi fisika bab i va
Astronomi fisika bab i vaAstronomi fisika bab i va
Astronomi fisika bab i va
Β 
Bab iii matahari
Bab iii matahariBab iii matahari
Bab iii matahari
Β 
Astronomi fisika bab iii
Astronomi fisika bab iiiAstronomi fisika bab iii
Astronomi fisika bab iii
Β 
Sistem magnitudo
Sistem magnitudoSistem magnitudo
Sistem magnitudo
Β 

Recently uploaded

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
Β 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
Β 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
Β 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
Β 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
Β 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
Β 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
Β 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
Β 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
Β 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
Β 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
Β 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
Β 

Recently uploaded (20)

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
Β 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Β 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
Β 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
Β 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Β 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
Β 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Β 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
Β 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
Β 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
Β 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
Β 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
Β 

Bab iv Raksasa merah dan BIntang Katai Putih

  • 1. BAB IV Deret Utama Raksasa Merah dan Katai Putih DELVIAN ARIYANTO DESKI PERMADI HENDRO ANGGA HAFIS SUHENDRA TRISYA AFIDAH SUKMA UCI CATUR UTAMI
  • 2. 4.1 Spektroskopi Bintang ο‚΄Spektroskopi adalah suatu cabang ilmu dalam astronomi yang mempelajari spektrum benda langit. Dari spektrum suatu benda langit dapat kita peroleh informasi mengenai temperatur, kandungan / komponen zat penyusunnya, kecepatan geraknya, dll. Oleh sebab itu, spektroskopi merupakan salah satu ilmu dasar dalam astronomi. Spektrum sebuah bintang diperoleh dengan menggunakan alat yang disebut spektrograf.
  • 4. ο‚΄ Cahaya bintang ini adalah spektrum kontinu. berdasarkan hukum Kirchoff pertama, hal ini menunjukkan bahwa cahaya bintang itu berasal dari gas yang bertekanan relatif besar Bagian bintang yang memancarkan spektrum kontinu itu disebut fotosfer. ο‚΄ Fotosfer diselubungi oleh lapisan gas yang lebih dingin dan renggang yang merupakan atmosfer bintang. Berdasarkan hukum Kirchoff ketiga, lapisan atmosfer ini menyerap radiasi dengan spektrum kontinu tadi pada panjang-panjang gelombang tertentu dan membentuk garis- garis gelap atau garis absorpsi. Pada gambar 4.2 garis absopsi itu berasal dari gas hidrogen. Gambar 4.2 Spektrum bintang Vega. Garis-garis absorpsi berasal dari gas hidrogen
  • 5. Spektrum Hidrogen ο‚΄Gas hidrogen bila dipijarkan akan memancarkan sekumpulan garis terang atau garis pancaran dengan jarak antara garis satu dan lainnya yang menunjukkan suatu keteraturan tertentu. Seorang ahli fisika Swiss bernama Balmer mendapatkan panjang gelombang kumpulan garis ini mengikuti hukum 𝟏 𝝀 = 𝑹 𝟏 𝟐 𝟐 βˆ’ 𝟏 𝒏 𝟐 (4.1)
  • 6. ο‚΄ Deretan garis yang dipancarkan hidrogen ini disebut deret Balmer. Dengan mengambil 𝑛 = 3 diperoleh garis Balmer yang pertama yang disebut 𝐻 𝛼 pada πœ† = 6563 β„«, demikian seterusnya. Untuk 𝑛 makin besar, beda panjang gelombang masing-masing garis Balmer makin kecil ο‚΄ Untuk n yang mendekati tak hingga didapat limit Balmer pada πœ† = 3650 β„« 4000 5000 6000 7000 𝝀 AngStorm Spektrum Hidrogen
  • 7. ο‚΄Didaerah ultraungu diamati adanya garis yang disebut deret Lymann. Di daerah inframerah juga diamati adanya beberapa deretan garis, antara lain dikenal sebagai deret Paschen dan deret Bracket. Ternyata bentuk Pers. 4.1 dapat pula digunakan untuk menerangkan jarak antara garis itu dalam setiap deret, hanya persamaan itu mengambil bentuk lebih umum, yaitu 𝟏 𝝀 = 𝑹 𝟏 π’Ž 𝟐 βˆ’ 𝟏 𝒏 𝟐 (4.2) Spektrum Hidrogen
  • 8. 𝟏 𝝀 = 𝑹 𝟏 π’Ž 𝟐 βˆ’ 𝟏 𝒏 𝟐 (4.2) ο‚΄ 𝑛 dan π‘š adalah bilangan bulat dengan 𝑛 > π‘š. ο‚΄ untuk deret Lymann π‘š = 1, ο‚΄ deret Balmer π‘š = 2, ο‚΄ deret Paschen π‘š = 3, dan ο‚΄ deret Bracket π‘š = 4. ο‚΄ Tetapan πœ† dinyatakan dalam cm. ο‚΄ R = 1,097 X 10-7 m-1
  • 9. Spektrum Bintang Gambar. Uraian cahaya oleh gelas prisma
  • 10. Klasifikasi Spektrum Bintang spektrum bintang dengan berbagai kelas. Pada gambar itu sumbu sebelah kanan memperlihatkan temperatur bintang. Bintang kelas awal (O, B, dan A) adalah bintang yang panas, sedang bintang kelas lanjut (K dan M) adalah bintang yang dingin..
  • 11. Kelas Temperatur Garis-garis spektrumnya O 28.000 – 50.000 K Atom terionisasi terutama helium B 10.000 – 28.000 K Helium netral, hidrogen A 7.500 – 10.000 K Hidrogen paling kuat F 6.000 – 7.500 K Hidrogen dan ion logam seperti kalsium dan besi G 5.000 – 6.000 K Ion kalsium, logam ion dan netral K 3.500 – 5.000 K Ion netral M 2.000 – 3.500 K Molekul kuat, misalnya Titanium Oksid dan kalsium netral Ciri-Ciri Spektrum Bintang
  • 12. Efek Doppler ο‚΄ Cahaya dan gelombang elektromagnet lainnya merupakan peristiwa gelombang, maka juga akan mengalami efek Doppler jika sumbernya bergerak mendekati atau menjauhi kita. Dengan demikian Pers. 4.7 juga berlaku untuk gelombang elektromagnet. Cahaya akan tampak lebih merah jika sumbernya menjauhi kita (disebut pergeseran merah atau redshift) dan lebih biru jika mendekati kita (disebut pergeseran biru atau blueshift). Ini dilukiskan pada Gambar 4.11. βˆ†π€ 𝝀 𝒐 = 𝒗 𝒓 𝒄 (4.7)
  • 13. Panah menunjukkan arah gerak benda. Jika kita berada di kiri gambar, sumber mendekati kita, maka terjadi blueshift (pergeseran ke biru), jika kita berada di kanan gambar, sumber menjauhi kita dan kita melihat redshift (pergeseran ke merah). Sebagai contoh sebuah bintang bergerak menjauhi kita dengan kecepatan 300 km per detik. maka garis spektrum hidrogen 𝐻 𝛼 yang seharusnya berpanjang gelombang πœ† π‘œ = 6563 β„« akan bergeser ke panjang gelombang πœ† = 6570 β„« . Lebih merah dari seharusnya.
  • 14. ο‚΄ Jika sumber bergerak dengan kecepatan tinggi maka Pers. (4.7) harus diganti ke bentuk relativistik (yang diturunkan berdasarkan teori relativitas khusus Einstein), yaitu ο‚΄ βˆ†π€ 𝝀 𝒐 = 𝟏+𝒗 𝒓/𝒄 πŸβˆ’π’— 𝒓/𝒄 (4.8) Dengan: ο‚΄ Δλ = selisih antara Ξ» diam (Ξ»o) dengan Ξ» yang teramati pada bintang. (dalam Γ… atau nm) ο‚΄ Ξ»o = panjang gelombang diam (dalam Γ… atau nm) ο‚΄ Vr = kecepatan radial (dalam km/s) ο‚΄ c = kecepatan cahaya (300.000 km/s )
  • 15. 4.2 Fotometri Bintang Fotometri adalah bagian dari astrofisika yang mempelajari kuantitas, kualitas dan arah pancaran radiasi elektromagnetik dari benda langit. Penggunaan kata β€˜foto’ yang berarti β€˜cahaya’ disebabkan pada awalnya pengamatan benda langit hanya terbatas pada panjang gelombang visual/optik. Fotometri didasarkan pada pemahaman atas hukum pancaran (radiation law). Kita menghipotesakan bahwa benda langit diangggap memiliki sifat sebuah benda hitam (black body).
  • 16. Warna dan Temperatur Bintang Menurut Hukum Wien dan Planck, suatu benda yang temperaturnya tinggi akan tampak biru sedang yang temperaturnya rendah tampak merah. Oleh karena itu, bintang yang panas berwarna biru, bintang yang dingin berwarna merah. Distribusi energi berdasarkan panjang gelombang untuk bintang antares, Matahari, dan Spica
  • 17. filter U (ultra ungu). Filter B (biru), dan filter V (visual atau kuning). Kepekaan filter U, B, dan V terhadap panjang gelombang π‘ˆ βˆ’ 𝑀 π‘ˆ = βˆ’5 + 5 log 𝑑 (4.9) 𝐡 βˆ’ 𝑀 𝐡 = βˆ’5 + 5 log 𝑑 (4.10) 𝑉 βˆ’ 𝑀 𝑉 = βˆ’5 + 5 log 𝑑 (4.11) Dengan Mu = magnitude mutlak U MB = Magnitudo mutlak B Mv = Magnitude mutlak visual d = jarak bintang dengan pengamat (pc) U = magnitude bintang filter U B = magnitude bintang filter B V = magnitude bintang filter V Pc = parsec kependekan dari parallax of one arcsecond 1 pc = 3,26 tahun cahaya 1 tahun cahaya = 9,46 x 1012 km 1 tahun cahaya = jarak yang ditempuh seberkas cahaya dalam 1 tahun
  • 18. Indeks warna Indeks warna adalah beda magnitude dalam berbagai warna Semakin besar indeks warna, semakin merah warnanya, dan ini berarti makin rendah temperature permukaan bintang Contoh : Bintang spica mempunya magnitude sbb : U = -0,24 B = 0,7 V = 0,9 U << B << V Artinya bintang spica lebih terang pada warna ultraungu dan biru daripada warna kuning. Ini menunjukkan bahwa Spica adalah bintang yang panas B – V = 0,7 – 0,9 = -0,2 (indeks warna) Bintang Antares B = 2,7 V = 0,9 Artinya bintnag Antares lebih terang pada kuning daripada warna biru. Ini menunjukkan bahwa Antares bintang yang dingin B – V = 2,7 – 0,9 = 1,8 (indeks warna)
  • 19. Ekses warna dan penyerapan cahaya ο‚΄ Cahaya bintang mengalami penyerapan oleh debu antarbintang. Karena cahaya merah lebih sedikit diserap daripada cahaya biru, akibat penyerapan itu warna bintang menjadi lebih merah dari seharusnya (seperti Matahari yang berwarna merah pada saat terbit atau tenggelam). ο‚΄ Misalnya warna bintang seharusnya adalah (B-V0) dan warna bintang yang diamati adalah (B-V). Besaran 𝑬 π‘©βˆ’π‘½ = (𝑩 βˆ’ 𝑽 ) βˆ’ (𝑩 βˆ’ 𝑽 𝟎) (4.12) ο‚΄ Disebut ekses warna. Jika magnitudo visual asli bintang V0 dan magnitudo visual yang diamati V, maka besarnya serapan adalah ο‚΄ 𝑨 𝑽 = 𝑽 βˆ’ 𝑽 𝟎 = πŸ‘π‘¬ π‘©βˆ’π‘½
  • 20. Magnitudo Bolometrik dan Temperatur Efektif ο‚΄ Magnitudo bolometric (M π‘π‘œπ‘™ ) adalah magnitude yang menyatakan magnitude bintang yang diukur dari seluruh panjang gelombang ο‚΄ Magnitudo bolometric memberikan informasi energy total yang dipancarkan suatu bintang per detik (luminositas) 𝑀 π‘π‘œπ‘™ βˆ’ 𝑀 π‘π‘œπ‘™βŠ› = βˆ’2,5 log 𝐿 πΏβŠ› (4.14) Dengan 𝑀 π‘π‘œπ‘™ = magnitude mutlak bolometric bintang 𝑀 π‘π‘œπ‘™βŠ› = +4,72 (magnitudo mutlak bolometric Matahari) L = luminositas bintang πΏβŠ› = luminositas Matahari
  • 21. Magnitudo Bolometrik bintang dapat ditentukan secara tidak langsung dengan memberikan koreksi pada magnitude visualnya π‘š π‘π‘œπ‘™ = 𝑉 βˆ’ 𝐡𝐢 (4.15) Atau 𝑀 π‘π‘œπ‘™ = 𝑀 𝑉 βˆ’ 𝐡𝐢 (4.16) Dengan 𝐡𝐢 = bolometric correction BC harganya bergantung pada temperature atau warna bintang. Semakin tinggi temperature bintang maka semakin besar nilai BC. Sedangkan untuk bintnag yang temperaturnya sedang (seperti Matahari) nilai BC mendekati nol.
  • 23. Diagram Hertzprug-Rusell Sumbu tegak memperlihatkan terang, atau luminositas bintang dibandingkan Matahari. Sumbu datar memperlihatkan temperature permukaan (temperatur efektif) dan kelas spektrum, makin ke kanan makin dingin. Warna merah menunjukkan temperature rendah, warna biru putih menunjukkan temperature tinggi.
  • 24. Kelas Luminositas Di dalam astronomi luminositas berarti jumlah energi yang dipancarkan sebuah benda ke segala arah per satuan waktu Berdasarkan kenyataan ini pada tahun 1943 Morgan, Keenan, dan beberapa rekannya di Observatorium Yerkes membagi bintang dalam kelas luminositas yaitu: ο‚΄ Kelas Ia : maharaksasa yang sangat terang (bright supergiants) ο‚΄ Kelas Ib : maharaksasa yang kurang terang ο‚΄ Kelas II : raksasa yang terang (bright giants) ο‚΄ Kelas III : raksasa (giants) ο‚΄ Kelas IV : subraksasa (subgiants) ο‚΄ Kelas V : deret utama atau katai (main sequence atau dwarfs)
  • 25. Bintang Deret Utama Matahari adalah sebuah bintang deret utama. Di pusat bintang terjadi reaksi nuklir yang mengubah hydrogen menjadi helium. Reaksi ini menghasilkan energi yang sangat besar. Reaksi inilah yang menyebabkan bintang-bintang, termasuk Matahari bercahaya. Bintang-bintang deret utama stabil dalam waktu yang lama. Tekanan yang diakibatkan oleh panas di dalam bintang mampu menahan berat lapisan-lapisan luar bintang akibat tarikan gravitasi bagian dalam. Ini disebut ketimbangan hidrostatis.
  • 26.
  • 27. Bintang Katai Putih Bintang yang paling terang di langit malam adalah Sirius yang terletak di rasi Canis Major Bintang ini termasuk salah satu bintang yang terdekat dengan kita, jaraknya 2,7 pc atau 8,8 tahun cahaya.
  • 28. Pada tahun 1844, F.W. Bessel menemukan keanehan pada gerak Sirius. Ternyata Sirius bergerak berbelok- belok menempuh lintasan bergelombang dengan periode 50 tahun (garis tebal pada Gambar 4.21 kiri) ο‚΄ Dalam suatu sistem bintang ganda kedua bintang menempuh orbit mengelilingi titik pusat massanya seperti diperlihatkan pada Gambar 4.21 kanan. Karena titik pusat massa sistem bintang ganda itu bergerak lurus maka bintang tampak bergerak bergelombang.
  • 29. Spektrum Khusus –Bintang B Emisi ο‚΄ Di antara bintang kelas B ada yang spektrumnya memperlihatkan garis emisi hidrogen di samping garis absorpsi yang normal. Bintang-bintang ini disebut bintang B emisi atau disingkat bintang Be. Adanya garis emisi ini menunjukkan bintang itu mempunyai selubung yang tebal. Garis emisi itu berasal dari selubung bintang. Pada beberapa bintang Be garis emisinya sempit, pada beberapa bintang lainnya lebar. Bintang Be yang garis emisinya lebar, mempunyai garis absorpsi yang lebar juga, atau sebaliknya. ο‚΄ Garis absorpsi yang lebar menunjukkan bintang itu berputar dengan cepat. Pada bintang yang berputar ada bagian bintang yang mendekati kita dan ada bagian yang menjauhi kita. Bagian yang mendekati kita memberikan garis spektrum yang bergeser kearah biru dan bagian yang menjauhi kita meberikan garis spektrum yang bergeser kearah merah (akibat efek Doppler). Akibatnya garis spektrum itu melebar. Kecepatan rotasi yang ditentukan dari lebar garis spektrum itu menunjukkan kecepatan rotasi 200-300 km per detik
  • 30. Bintang dengan Spektrum Profil P Cygni Bagian selubung di D bergerak menjauhi kita. Bagian itu memberikan garis spektrum emisi yang bergeserkan ke arah merah (redshifted). Bagian selubung di C mengembang pada arah tegak lurus garis pandang. Bagian ini memberikan garis emisi pada panjang gelombang diamnya (πœ† π‘œ). Bagian selubung di B mengembang mendekati kita. Bagian itu memberikan garis spektrum emisi yang bergeserkan kea rah biru (blueshifted). Bagian selubung di A mengembang mendekati kita. Bagian ini, karena berada di depan bintang, memberikan garis absorpsi yang bergeser kearah biru (blueshifted).
  • 31. Bintang Wolf Rayet (WR) Bintang Wolf Rayet (atau disingkat WR) merupakan bintang yang sangat panas (melebihi bintang kelas O, sampai 50.000 K) dan sangat terang (100.000 hingga sejuta kali Matahari). Bintang ini sangat jarang (hanya satu di antara 10 juta bintang). Bintang WR adalah bintang yang telah mengalami evolusi lanjut dan kehilangan sebagian besar lapisan luarnya yang kaya akan hidrogen (akibat pelontaran massa dari bintang itu).
  • 33. PERTANYAAN UNTUK KLP 1. Esy, bintang B emisi kenapa ketika mendekati spectrum berwaran merah 2. Roni, hubungan suhu dan panjang gelombang ?