Dokumen tersebut membahas mengenai indikator cedera jantung atau cardiac marker yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung, terutama dalam konteks infark miokardium. Beberapa cardiac marker yang disebutkan adalah enzim seperti CK, AST, LDH, mioglobin, dan tropinin, serta bukan enzim seperti CRP dan GPBB. Dokumen tersebut juga menjelaskan waktu peningkatan dan puncak masing-masing marker, serta kondisi medis yang d
2. Indikator Cedera Jantung atau Cardiac
Marker adalah suatu biomarker yg diukur
untuk mengevaluasi fungsi jantung, yg
sering didiskusikan dalam konteks Infark
Miokardium, selain keadaan-keadaan lain.
Kebanyakan biomarker ini adalah
enzim, sehingga sering disebut sebagai
Cardiac Enzymes, walaupun tidak semuanya
terdiri dari ezim, misalnya tropinin.
3.
4.
5.
6. CREATINE KINASE / CK /
CREATINEPHOSPHO KINASE / CPK
Terdapat 3 isoenzim CK :
1. CK 1 (CK-BB) terdapat di otak dan otot polos,
thyroid, paru, prostat.
2. CK 2 (CK-MB) terdapat di otot jantung, lidah,
diaphragma, sebagian kecil di otot rangka.
3. CK 3 (CK-MM) terdapat di otot rangka
12. Peningkatan AST (Aspartate
Transaminase) dijumpai pada :
1. Fisiologis (bayi baru lahir).
2. Sangat tinggi, pada IMA, Hepatitis virus,
nekrosis hati, kegagalan sirkulasi.
3. Sedang, pada sirosis hepatis, cholestatic
jaundice, keganasan di hati, penyakit otot
skeletal, anemia hemolitik berat, jantung
aritmia & iskemia.
4. Salah tehnik.
13. Mioglobin
Merupakan petanda protein pertama yang
berdifusi keluar dari sel otot yang iskemia
oleh karena mempunyai molekul yang
kecil.
Meningkat lebih cepat dari CK-MB atau
Troponin.
Dijumpai di otot jantung & otot
rangka, jadi tidak spesifik untuk jantung.
14. Myoglobin merupakan NEGATIVE predictor
yang sangat baik pada cedera miokard.
Pemeriksaan dua sampel, 2 – 4 jam
terpisah tanpa peningkatan kadar adalah
bukan AMI.
15. Troponin
Terdiri dari 3 polipeptida, yaitu :
1. TnC.
2. TnI. Terdapat pada
3. TnT. miokardium
16. Troponin meningkat pada :
-IMA
-Emboli paru yg berat
-Gagal jantung
-Myocarditis
Dapat dipakai untuk mennetukan
luasnya infark.
17. CRP (C-Reactive Protein)
CRP merupakan protein fase akut
dilepaskan ke dalam darah sebagai
akibat adanya suatu inflamasi.
CRP diukur sebagai marker mediator
inflamasi.
Diproduksi di hati dan otot polos arteri
koroner sebagai respon terhadap
sitokin inflamasi.
18. Digunakan sebagai biomarker inflamasi
sistemik khususnya untuk Penyakit jantung
koroner (PJK).
CRP memiliki batas deteksi 3-5 mg/L
hsCRP (high sensitivity C-Reactive
Protein)
Untuk mendeteksi konsentrasi CRP di bawah
limit (3-5 mg/L), digunakan istilah hs-CRP
(limit 0,1 mg/L).
19. Glycogen phosphorylase isoenzyme BB
(GPBB)
GPBB adalah salah satu dari 3 isoenzim
glycogen phosphorylase.
Dijumpai di otot jantung dan otak, ttp ok
adanya blood-brain barrier, GPBB dapat
dianggap sebagai enzim otot jantung spesifik.
Sehingga di sebut sebagai “new cardiac
marker”.
GPBB meningkat 1-3 jam setelah ischemia,
puncaknya 7 jam.
20. Indikator-indikator diatas tidak dapat
berguna untuk mendiagnosa IMA fase akut,
oleh karena :
- Rata-rata peningkatan biomarker jantung
diatas 2-24 jam setelah serangan.
-Pemeriksaan laboratorium memerlukan
waktu.
Sehingga untuk diagnosa masih lebih baik
digunakan gejala klinis dan pemeriksaan
EKG.
21. Baru-baru ini (2010), di Baylor College of
Medicine telah dikembangkan diagnostic
nanochips dan swab ludah dari pipi
dalam.
Sehingga dalam hitungan menit dapat
diketahui hasil cardiac biomarker dan EKG
pada pasien yang diduga serangan
jantung.