Dokumen tersebut membahas tentang abortus dan penanganannya. Terdapat definisi abortus, jenis-jenisnya beserta gejala, faktor penyebab, patofisiologi, diagnosa diferensial, komplikasi, dan penanganan operatif seperti pengeluaran secara digital dan kuretase.
5. Anatomi & fisiologi sistem reproduksi wanita hamil
Proses pembuahan, nidasi & plasentasi
Definisi abortus
Faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya perdarahan
Patofisiologi abortus
Jenis-jenis, tanda-tanda & gejala abortus
Penanganan & pencegahan abortus
Diferensial diagnosa (DD) abortus
Komplikasi abortus
Tindakan-tindakan operatif pada penanganan abortus
6. Ovarium (indung telur), pada umumnya
terdapat 2 indung telur, kanan dan kiri.
Ovarium berukuran panjang kira-kira 4cm,
lebar dan tebal 1,5 cm. Struktur ovarium terdiri
atas korteks dan medulla. Diperkirakan pada
perempuan terdapat 100.000 folikel primer.
Tiap bulan 1 folikel akan keluar, kadang-
kadang 2 folikel. Folikel-folikel yang matang
mengandung estrogen dan siap untuk
berovulasi.
Tuba Fallopi, terdapat selaput yang berlipat-
lipat dengan sel-sel yang bersekresi dan
bersilia yang khas, berfungsi untuk
menyalurkan telur atau hasil konsepsi kearah
kavum uteri dengan arus yang ditimbulkan
oleh getaran rambut getar tersebut
7. Uterus, berbentuk seperti buah
avokad atau pir yang sedikit
gepeng ke arah depan belakang.
Uterus terdiri atas fundus uteri,
korpus uteri, dan serviks uteri.
Uterus mempunyai fungsi utama
yaitu sebagai tempat janin
berkembang.
Vagina, suatu penghubung
antara introitus vagina dan uterus.
Fungsinya adalah menerima
sperma dan semen dari pria, jalur
menstruasi.
Payudara, merupakan kelenjar
mammae. Fungsinya adalah
mensekresi ASI.
8. Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan
spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba. Fertilisasi meliputi
penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri
dengan fusi materi genetic. Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami
proses kapasitasi yang mampu melakukan penetrasi membrane sel ovum.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan
zigot. Hal ini dapat terjadi oleh karena sitoplasma ovum mengandung
banyak zat asam amino dan enzim. Hasil konsepsi berada dalam stadium
morula. Dan hasil konsepsi ini disalurkan terus ke pars ismika dan pars
interstialis tuba dan terus disalurkan ke arah kavum uteri oleh arus serta
getaran silia pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.
Nidasi (implantasi). Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium
blastula disebut blastokista (blastocyst), suatu bentuk yang di bagian luarnya
adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa
inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblas berkembang menjadi
plasenta. Sejak trofoblas terbentuk, produksi human chorionic gonadotropin
(HCG) dimulai, suatu hormone yang memastikan bahwa endometrium akan
menerima dalam proses implantasi embrio. Setelah nidasi berhasil,
selanjutnya hasil konsepsi akan bertumbuh dan berkembang di dalam
endometrium.
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta setelah
nidasi embrio ke dalam endometrium. Plasentasi berlangsung 12-18 minggu
setelah fertilisasi.
9. Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan.
Keguguran atau abortus adalah
terhentinya proses kehamilan yang sedang
berlangsung sebelum mencapai umur
kehamilan 20 minggu atau sebelum janin
mencapai berat 500 gram.
Abortus adalah berakhirnya kehamilan
melalui cara apapun sebelum janin
mampu bertahan hidup.
11. Pada awal abortus terjadi perdarahan ke dalam
desidua basalis dan nekrosis di jaringan dekat
tempat perdarahan. Hasil konsepsi menjadi terlepas
dan dianggap benda asing dalam uterus. Sehingga
menyebabkan uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan benda asing tersebut. Pada
kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu
biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis
belum menembus desidua secara mendalam. Pada
kehamilan 8 sampai 14 minggu villi korialis menembus
desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta
tidak dilepaskan sempurna yang dapat
menyebabkan pendarahan. Pada kehamilan 14
minggu ke atas umumnya yang dikeluarkan setelah
ketuban pecah adalah janin, disusul beberapa
waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak
jika plasenta segera terlepas dengan lengkap.
12. ABORTUS IMINENS
Abortus tingkat permulaan
Tanda :
› Perdarahan P/V
› Ostium uteri masih tertutup
› Hasil konsepsi masih baik dalam kandungan
› Tes kehamilan masih positip
ABORTUS INSIPIENS
Abortus yg sedang mengancam
Tanda:
› Perdarahan p/v
› Mulas
› Serviks telah mendatar
› Ostium uteri telah membuka
› Hasil konsepsi masih dlm kavum uteri
13. ABORTUS KOMPLETUS
Seluruh hasil konsepsi telah keluar kavum
uteri
Tanda:
› Ostium uteri telah menutup
› Uterus mengecil
› Perdarahan sedikit
› Besar uterus tdk sesuai usia kehamilan
ABORTUS INKOMPLETUS
Sebagian hasil konsepsi telah keluar
kavum uteri dan masih ada yg tertinggal
Tanda :
› Kanalis servikalis terbuka, teraba jaringan dlm
kavum uteri atau menonjol pada OUE
› Perdarahan
› Anemia atau syok hemoragik
14. MISSED ABORTION
Embrio atau fetus telah meninggal dlm kandungan
sebelum kehamilan 20 mgg dan hasil konsepsi
seluruhnya masih tertahan dlm kandungan
Tanda:
› Keluhan (-)
› Uterus mengecil
› Perdarahan kemudian sembuh
› Tes urin (-)
> 4 mgg: kemungkinan gangguan
pembekuan darah (hipofibrinogenemia)
ABORTUS HABITUALIS
Abortus spontan yg terjadi 3 kali atau lebih
berturut-turut
Penyebab:
› Faktor anatomis
› Reaksi imunologik
› Inkompetensi serviks
15. ABORTUS INFEKSIOSA, ABORTUS SEPTIK
Abortus infeksisosa: abortus yg disertai
infeksi pada alat genital
Abortus septik : abortus yg disertai
penyebaran infeksi pada peredaran
tubuh atau peritoneum
Gejala & tanda :
Demam tinggi
Tampak sakit& lelah
Takikardia
Perdarahan p/v yg berbau
Uterus yg membesar dan lembek
Nyeri tekan
16. ABORTUS IMINENS
› INFORMED CONSENT
› USG
› TIRAH BARING
› SPASMOLITIK
› HORMON PROGESTERON
ABORTUS INSIPIENS
› Perhatikan keadaan umum & perubahan
hemodinamik
› Tindakan evakuasi/pengeluaran hasil konsepsi
› Kuretase
› Pascatindakan ; uterotonika, antibiotika profilaksis
ABORTUS KOMPLETUS
› Perbaiki Keadaan umum, Gangguan Hemodinamik
› Kuretase
› USG
17. MISSED ABORTION
› Informed consent
› < 12 mgg : dilatasi & kuretase
› > 12 mgg : pematangan serviks, kuretase
› Hipofibrinogenenmia: transfusi
ABORTUS HABITUALIS
› Reaksi imunologik : transfusi leukosit, heparinisasi
› Inkompeten serviks:
Operasi Shirodkar
Operasi Mc Donald
ABORTUS INFEKSIOSA, ABORTUS SEPTIK
› Keseimbangan cairan
› Antibiotika adekuat
› Kuretase setelah min 6 jam pemberian
antibiotika
› Injeksi atas
› Histerektomi totalis bila diperlukan
18. KEHAMILAN ANEMBRIONIK
> Blighted ovum (BO)
> Mudigah tidak terbentuk sejak awal
walaupun kantong gestasi tetap
terbentuk
> Pada 14-16 minggu : abortus spontan
KEHAMILAN EKTOPIK
> Suatu kehamilan yg pertumbuhan sel
telur yg telah dibuahi, tidak menempel
pada dinding endometrium kavum
uteri
> 95 % ke : tuba fallopii
19. KEHAMILAN PARS INTERSTITIALIS TUBA
> Pars interstitialis tuba
> Jarang terjadi
> Perdarahan sangat banyak
> Laparotomi → wedge resection pada
kornu uteri
KEHAMILAN EKTOPIK GANDA
> Kehamilan berlangsung bersamaan dgn
kehamilan intrauterin
KEHAMILAN OVARIAL
KEHAMILAN SERVIKAL
> Jarang terjadi
> Perdarahan tanpa rasa nyeri
> Abortus spontan
> Ruptur → perdarahan banyak → histerektomi
total
20. Anemi oleh karena perdarahan
Perforasi karena tindakan kuret
Infeksi
Syok pendarahan atau
syokendoseptik
Luka pada serviks uteri
Pelekatan pada kavum uteri
21. PengeIuaran Secara digital
Hal ini sering kita laksanakan pada keguguran yang
sedang berlangsung dan keguguran yang kadang-
kadang berlangsung dan keguguran bersisa.
Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan
bila telah ada pembentukan serviks uteri yang
dapat dilalui oleh satu janin longgar dan kedalaman
uteri cukup luas, karena manipulasi ini akan
menimbulkan rasa nyeri.
Kuretase (Kerokan)
Adalah cara menimbulkan hasil konsepsi memakai
alat kuretase (sendok kerokan) sebelum melakukan
kuratase, penolong harus melakukan pemeriksaan
dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan
serviks dan besarnya uterus. Gunanya untuk
mencegah terjadinya bahaya kecelakaan misalnya
perforasi