2. FISIOLOGI SELAPUT KETUBAN
(AMNION)
☻Amnion pada kehamilan aterm berupa sebuah membran yang kuat
dan
ulet tapi lentur, membran janin paling dalam dan berdampingan
dengan cairan amnion (Cunningham, 2005).
☻Amnion jelas lebih dari kadar membran yang berfungsi menampung
cairan amnion (Cunningham, 2005).
3. ANATOMI AMNION
Amnion manusia terdiri dari lima lapisan yang berbeda. Lapisan paling
dalam dan terdekat pada fetus ialah epithelium amniotik.
4.
5. KPP berhubungan dengan berkurangnya kekuatan
membran atau meningkatnya tekanan intra uteri
(infeksi yang berasal dari vagina dan seviks)
penurunan kolagen dalam selaput ketuban
(kontraksi , tekanan uteri & peregangan berulang)
memicu terjadinya KPP
11. 4. Uji laboratorium
- Uji pakis positif: pemakisan (ferning), juga disebut percabangan halus
(aborization), pada kaca objek (slide) mikroskop yang disebabkan
keberadaan natrium klorida dan protein dalam cairan amnion (Varney,
2007).
- Uji kertas nitrazin positif: kertas berwarna mustard- emas yang
sensitif terhadap pH ini akan berubah warna menjadi biru gelap jika
kontak dengan bahan bersifat basa.
►Uji pakis positif lebih dapat dipercaya daripada uji kertas nitrasin.
15. 1. Penanganan Konservatif
- Rawat di rumah sakit
- Berikan antibiotika (ampisilin 4 x 500 mg atau eritomisin
bila tak tahan ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg
selama 7 hari.
- Jika umur kehamilan <32 – 34 minggu, dirawat selama
air
ketuban masih keluar /sampai air ketuban tidak keluar
lagi.
- Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, belum inpartu, tidak
ada infeksi, tes busa negative: beri deksametason,
observasi tanda – tanda infeksi, dan kesejahteraan janin.
Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
16. CON’T……..KONSERVATIF
- Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, ada infeksi, beri
antibiotic dan lakukan induksi.
- Nilai tanda – tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda –
tanda infeksi intrauterine).
- Pada usia kehamilan 32 – 34 minggu berikan steroid,
untuk memacu kematangan paru janin, dan kalau
memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin
tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis
tunggal selama 2 hari, deksametason IM 5 mg setiap 6
jam sebanyak 4 kali (Syaifuddin, 2002).
17. 2. Penanganan Aktif
- Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila
gagal seksio sesaria. Dapat pula diberikan misoprostol
50µg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
- Bila ada tanda – tanda infeksi berikan antibiotika dosis
tinggi, dan persalinan diakhiri:
dgn. Kriteria Bishop Score
a. Bila skor pelvic <5, lakukan pematangan serviks,
kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhirnya
persalinan
dengan seksio sesaria.
B. Bila skor pelvik >5, induksi persalinan, partus
pervaginam. (Syaifuddin, 2002)
18. Bishop Score
Faktor Nilai
0 1 2 3
Pembukaan 0 1-2 3-4 ≥5
serviks
Pendataran 0-30 40-50 60-70 ≥ 80
serviks (%)
Penurunan -3 -2 -1, 0 +1, +2
kepala diukur
dari bidang
HIII (cm)
Konsistensi Keras Sedang Lunak -
serviks
Posisi serviks Kebelakang Searah sumbu Kedepan -
jalan lahir
19. Keterangan: dari tabel BISHOP SCORE
- Metode ini telah digunakan selama beberapa tahun dan
telah terbukti memuaskan.
- Nilai Bishop ≥ 6 bisa berhasil induksi dan persalinan
pervaginam.
- Seleksi pasien untuk induksi persalianan dengan letak
verteks / Kepala.
- Dipakai pada multiparitas dan kehamilan 36 minggu
atau lebih.
20. DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, dkk. 2005. Obstetri Williams edisi 21 Vol. 2. Jakarta:
EGC.
Hacker. N. F. 2001. Ketuban Pecah Dini Dalam Essensial Obstetri dan
Ginekologi edisi 2. Jakarta: Hipokrates.
Scott, James R. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi
(177- 179). Jakarta: Widya Medika
Smith, J.F., Premature Rupture of Membranes, http://
chclibrary.org/micromed/0061770.html, 2001
Syaifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal (218- 220). Jakarta: YBPSB.
Varney, Hellen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan volume 2 (788-