SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Laboratorium Geologi Migas 2013
Nama : Muhammad Imam Nugraha
NIM : 111.112.002
Plug : 2 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ada tiga macam teori yang menjelaskan proses terbentuknya minyak dan gas bumi, yaitu:
1. Teori Biogenetik (Teori Organik)
Menurut Teori Biogenitik (Organik), disebutkan bahwa minyak bumi dan gas alam
terbentuk dari beraneka ragam binatang dan tumbuh-tumbuhan yang mati dan tertimbun di
bawah endapan Lumpur. Endapan Lumpur ini kemudian dihanyutkan oleh arus sungai
menuju laut, akhirnya mengendap di dasar lautan dan tertutup Lumpur dalam jangka waktu
yang lama, ribuan dan bahkan jutaan tahun. Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi, dan
tekanan lapisan batuan di atasnya, maka binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati tersebut
berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas.
2. Teori Anorganik
Menurut Teori Anorganik, disebutkan bahwa minyak bumi dan gas alam terbentuk
akibat aktivitas bakteri. Unsur-unsur oksigen, belerang, dan nitrogen dari zat-zat organik
yang terkubur akibat adanya aktivitas bakteri berubah menjadi zat seperti minyak yang berisi
hidrokarbon.
3. Teori Duplex
Teori Duplex merupakan perpaduan dari Teori Biogenetik dan Teori Anorganik.
Teori Duplex yang banyak diterima oleh kalangan luas, menjelaskan bahwa minyak dan gas
bumi berasal dari berbagai jenis organisme laut baik hewani maupun nabati. Diperkirakan
bahwa minyak bumi berasal dari materi hewani dan gas bumi berasal dari materi nabati.
Zaman yang kian maju secara pesat memacu manusia untuk mengembangkan segala
teknologi agar semakin mudah dan efisien. Pun di dalam dunia perminyakan, para ahli terus
meelakukan pembenahan melalui penelitian-penelitian dan kajian-kajian terhadap berbagai
teknologi yang dilakukan dalam operasi pengeboran. Hasil pengkajian tersebut
mempertemukan para ahli tersebut kepada sebuah metode yang disebut metode analisa
Wireline Log Kualitatif. Adapun metode ini sendiri digunakan untuk mempermudah
pencarian cadangan-cadangan migas. Metode ini sendiri dilakukan dengan analisa beberapa
Laboratorium Geologi Migas 2013
Nama : Muhammad Imam Nugraha
NIM : 111.112.002
Plug : 2 2
kurva-kurva parameter, seperti di antaranya: Log Permeable, Log Resistivity dan Log
Caliper. Ketiga log tersebut memiliki fungsi masing-masing yang dapat dijadikan parameter,
seperti misalnya untuk menentukan permeabilitas atau nilai resistivitas batuan.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan bab Analisa Wireline Log ini adalah:
Praktikan dapat memahami tujuan Wireline Log dan fungsi setiap lognya
Mampu mengkaji tiap Log berdasarkan masing-masing fungsinya
Dapat menentukan permeabilitas, resistivitas dan porositas batuan
Memahami cara melihat keterdapatan jenis fluida pada log dengan menggunakan
parameter-parameter yang tersedia di dalam log.
Mampu menentukan jenis petroleum system berdasarkan hasil analisa batuan dan
nilai-nilai yang dikandungnya.
I.3 Dasar Teori
Well logging merupakan perekaman karakteristik dari suatu formasi batuan yang
diperoleh melalui pengukuran pada sumur bor (Ellis & Singer, 2008). Data yang dihasilkan
disebut sebagai well log. Berdasarkan proses kerjanya, logging dibagi menjadi dua jenis yaitu
wireline logging dan logging while drilling bor (Ellis & Singer, 2008). Wireline logging
dilakukan ketika pemboran telah berhenti dan kabel digunakan sebagai alat untuk
mentransmisikan data. Pada logging while drilling, logging dapat dilakukan bersamaan
dengan pemboran. Logging jenis ini tidak menggunakan kabel untuk mentransmisikan data.
Saat ini logging while drilling lebih banyak digunakan karena lebih praktis sehingga waktu
yang diperlukan lebih efisien walaupun masih memiliki kekurangan berupa transmisi data
yang tidak secepat wireline logging.
Logging dalam pelaksanaannya terdapat dua jenis, yaitu Wireline Log dan Logging
While Drilling. Wireline log sendiri merupakan perekaman dengan menggunakan kabel
setelah pengeboran dilaksanakan dan pipa pengeboran telah di angkat. Sedangkan Logging-
While-Drilling (LWD) adalah pengerjaan logging yang dilakukan bersamaan pada saat
membor. Alatnya dipasang di dekat mata bor. Data dikirimkan melalui pulsa tekanan lewat
lumpur pemboran ke sensor di permukaan.
Laboratorium Geologi Migas 2013
Nama : Muhammad Imam Nugraha
NIM : 111.112.002
Plug : 2 3
Setelah diolah lewat serangkaian komputer, hasilnya juga berupa grafik log di atas
kertas. LWD pada dasarnya berguna untuk memberi informasi formasi (resistivitas, porositas,
sonic dan gamma ray) sedini mungkin pada saat pemboran.
Beberapa jenis Log di antaranya:
Log Gamma Ray (GR)
Log GR adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma yang dihasilkan oleh
unsur-unsur radioaktif yang terdapat didalam lapisan batuan disepanjang lubang bor. Unsur
radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan tersebut diantaranya Uranium, Thorium,
Potassium, Radium (Harsono, 1997). Menurut Mastoadji (2007) kegunaan utama dari log GR
adalah:
1. korelasi dan estimasi fasies
2. depth Control
3. estimasi kandungan serpih atau lempung
4. identifikasi aliran air
5. rekaman jejak dari prosedur stimulasi.
Log SP
Menurut Harsono (1997) log SP (Spontaneous Potential) merupakan hasil dari
pengukuran beda potensial arus searah antara elektroda di dalam lubang bor dengan elektroda
di permukaan. Menurut Mastoadji (2007) bentuk dan amplitude dari log SP dikontrol oleh:
resitivity relatif dari fluida
resitivity dari formasi (hydrocarbon, porositas)
permeabilitas
ketebalan lapisan
tipe dan kandungan lempung.
Laboratorium Geologi Migas 2013
Nama : Muhammad Imam Nugraha
NIM : 111.112.002
Plug : 2 4
Log Neutron
Log neutron merupakan log yang berfungsi untuk menentukan besarnya porositas
suatu batuan (Harsono, 1997). Neutron Porosity log tidaklah mengukur porositas
sesungguhnya dari batuan, melainkan yang diukur adalah kandungan hidrogen yang terdapat
pada pori-pori batuan.
Log Density
Log density adalah kurva yang menunjukkan besarnya densitas “bulk density (rb)”
dari batuan yang ditembus oleh lubang bor. Log densitas digunakan untuk mengukur densitas
semu formasi menggunakan sumber radioaktif yang ditembakkan ke formasi dengan sinar
gamma yang tinggi dan mengukur jumlah sinar gamma rendah yang kembali ke detektor.
Log Resistivity
Log resistivitas atau log tahanan jenis merupakan log yang mengukur tahanan dari
fluida dalam pori-pori batuan terhadap aliran elektrik (Harsono, 1997).
Log Sonik
Log sonik adalah log yang menggambarkan waktu kecepatan suara yang
dikirimkan/dipancarkan kedalam formasi sehingga pantulan suara yang kembali diterima oleh
receiver. Waktu yang diperlukan gelombang suara untuk sampai ke receiver disebut “ interval
transit time” atau ∆t. Besar atau kecilnya ∆t yang melalui suatu formasi tergantung dari jenis
batuan dan besarnya porositas batuan serta isi kandungan dalam batuan (Harsono, 1997).
Laboratorium Geologi Migas 2013
Nama : Muhammad Imam Nugraha
NIM : 111.112.002
Plug : 2 5
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Track 1 (Log Permeabilitas)
Pada track 1 dilakukan analisa permeabilitas untuk mengetahui batuan yang
terkandung tergolong permeabel atau impermeabel. Pertama-tama, tentukan nilai GR Log
untuk mendapatkan Cut off, melalui rumus:
Berdasarkan nilai GR Log yang telah didapat, ditarik garis cut off dan dilakukan analisa, di
mana Log Gamma Ray yang condong ke kanan menunjukkan batuan yang tergolong
impermeable, sedangkan yang ke kiri tergolong permeable. Pada wireline log GMB-07
menunjukkan dominasi impermeable batuan.
II.2 Track 2 (Log Resistivitas)
Dengan analisa menggunakan log resistivity, log induksi dan log lateral, didapatkan
nilai resistivitas batuan pada Wireline Log GMB-07 didominasi dengan nilai satuan, dimana
teridentifikasi adanya keterdapatan water, di mana kita ketahui water dapat mengantarkan
listrik dengan baik.
II.3 Track 3 (Log Porositas dan Densitas)
Berdasarkan perbandingan nilai Log Densitas (RHOB) dan Log Neutron (NPHI) yang
menunjukkan nilai yang sama-sama membesar, yang berarti juga menggambarkan harga
porositas neutron dan densitas yang tinggi pada batuan yang didominasi batuan impermeable
ini. Didukung oleh log permeabilitas pada Track 1, dapat dianalisa kandungan litologi yang
didapatkan pada Wireline Log GMB-07 ini didominasi oleh batuan impermeable berupa
Laboratorium Geologi Migas 2013
Nama : Muhammad Imam Nugraha
NIM : 111.112.002
Plug : 2 6
batulempung dengan kedalaman yang bervariasi. Juga didapakan keterdapatan batugamping
yang ditunjukan oleh nilai densitas yang sangat tinggi. Untuk batuan permeable didapatkan
kandungan batupasir.
Berdasarkan hasil analisa ketiga Track yang menujukkan nilai permeabilitas, resistivitas,
porositas dan densitas, maka dapat pula hasil interpretasi menunjukkan bahwa pada GMB-07
menunjukkan:
Tidak adanya keterdapatan hidrokarbon karena nilai resistivitas yang ditunjukkan
rendah, dan fluida yang didapatkan berupa water. Pada Wireline Log GMB-07 tidak
ditemukan keterdapatan kandungan hidrokarbon berupa minyak bumi dan gas. Mengacu pada
nilai ekonomis, maka pada wireline log ini dapat digolongkan Non Petroleum System.
Laboratorium Geologi Migas 2013
Nama : Muhammad Imam Nugraha
NIM : 111.112.002
Plug : 2 7
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Well logging merupakan perekaman karakteristik dari suatu formasi batuan yang
diperoleh melalui pengukuran pada sumur bor (Ellis & Singer, 2008). Data yang dihasilkan
disebut sebagai well log. Berdasarkan proses kerjanya, logging dibagi menjadi dua jenis yaitu
wireline logging dan logging while drilling bor (Ellis & Singer, 2008).
Dengan menggunakan Track Permeabilitas, Track Resistivitas dan Track Porositas dan
Densitas, nilai-nilai tiap log pada seluruh track menunjukkan beberapa kesimpulan, antara
lain:
Litologi batuan didominasi oleh batuan impermeable, yaitu kandungan batulempung
dan batugamping. Litologi batuan permeable terkandung batupasir.
Fluida yang dihasilkan adalah air karena nilai resistivitas yang rendah.
Petroleum system tergolong non-petroleum sytem karena tidak ditemukan kandungan
minyak dan atau gas bumi.

More Related Content

What's hot

Mekanika Batuan (Teknik Pertambangan)
Mekanika Batuan (Teknik Pertambangan)Mekanika Batuan (Teknik Pertambangan)
Mekanika Batuan (Teknik Pertambangan)
Aris Munandar
 
140710080104 2 1192
140710080104 2 1192140710080104 2 1192
140710080104 2 1192
kerong
 
INTERPRETASI DATA SEISMIK PADA FORMASI PLOVER CEKUNGAN BONAPARTE
INTERPRETASI DATA SEISMIK PADA FORMASI PLOVER CEKUNGAN BONAPARTEINTERPRETASI DATA SEISMIK PADA FORMASI PLOVER CEKUNGAN BONAPARTE
INTERPRETASI DATA SEISMIK PADA FORMASI PLOVER CEKUNGAN BONAPARTE
Dhy Ganny
 
Metode Geofisika
Metode GeofisikaMetode Geofisika
Metode Geofisika
keynahkhun
 

What's hot (20)

MATERI 1 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 1 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasMATERI 1 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 1 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
 
Deskripsi core
Deskripsi coreDeskripsi core
Deskripsi core
 
Mekanika Batuan (Teknik Pertambangan)
Mekanika Batuan (Teknik Pertambangan)Mekanika Batuan (Teknik Pertambangan)
Mekanika Batuan (Teknik Pertambangan)
 
140710080104 2 1192
140710080104 2 1192140710080104 2 1192
140710080104 2 1192
 
Klasifikasi RQD
Klasifikasi RQDKlasifikasi RQD
Klasifikasi RQD
 
1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang
 
INTERPRETASI DATA SEISMIK PADA FORMASI PLOVER CEKUNGAN BONAPARTE
INTERPRETASI DATA SEISMIK PADA FORMASI PLOVER CEKUNGAN BONAPARTEINTERPRETASI DATA SEISMIK PADA FORMASI PLOVER CEKUNGAN BONAPARTE
INTERPRETASI DATA SEISMIK PADA FORMASI PLOVER CEKUNGAN BONAPARTE
 
Pembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detilPembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detil
 
Manifestasi panas bumi (estrela bellia muaja, geotermal b semester dua)
Manifestasi panas bumi (estrela bellia muaja, geotermal b semester dua)Manifestasi panas bumi (estrela bellia muaja, geotermal b semester dua)
Manifestasi panas bumi (estrela bellia muaja, geotermal b semester dua)
 
Eksplorasi minyak dan gas dengan metode gravitasi (
Eksplorasi minyak dan gas dengan metode gravitasi (Eksplorasi minyak dan gas dengan metode gravitasi (
Eksplorasi minyak dan gas dengan metode gravitasi (
 
Dasar Dasar Teknik Pengeboran
Dasar Dasar Teknik PengeboranDasar Dasar Teknik Pengeboran
Dasar Dasar Teknik Pengeboran
 
Metode gravity
Metode gravityMetode gravity
Metode gravity
 
pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN
 pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN  pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN
pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN
 
mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuan
 
Kuliah 5 penentuan umur
Kuliah 5   penentuan umurKuliah 5   penentuan umur
Kuliah 5 penentuan umur
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1
 
Bab 10 analisa cekungan
Bab 10 analisa cekunganBab 10 analisa cekungan
Bab 10 analisa cekungan
 
Metode Seismik
Metode Seismik Metode Seismik
Metode Seismik
 
Eksplorasi Migas dengan metode Gravitasi
Eksplorasi Migas dengan metode GravitasiEksplorasi Migas dengan metode Gravitasi
Eksplorasi Migas dengan metode Gravitasi
 
Metode Geofisika
Metode GeofisikaMetode Geofisika
Metode Geofisika
 

Similar to Wireline log

Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2
Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2
Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2
Sylvester Saragih
 
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
Farid Yagami
 
_REVISI - 4_ _Final - TI ,BIT_
_REVISI - 4_ _Final - TI ,BIT__REVISI - 4_ _Final - TI ,BIT_
_REVISI - 4_ _Final - TI ,BIT_
Prahara Iqbal
 
Diskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptxDiskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptx
denyainur
 
Pendahuluan geokel
Pendahuluan geokelPendahuluan geokel
Pendahuluan geokel
EkaFaisal
 
Ichnological characteristic of modern mahakam delta
Ichnological characteristic of modern mahakam deltaIchnological characteristic of modern mahakam delta
Ichnological characteristic of modern mahakam delta
Ery Arifullah
 

Similar to Wireline log (20)

Well Log.pptx
Well Log.pptxWell Log.pptx
Well Log.pptx
 
Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2
Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2
Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2
 
Tugas eksplorasi lanjut
Tugas eksplorasi lanjutTugas eksplorasi lanjut
Tugas eksplorasi lanjut
 
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
 
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdfLaporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
 
_REVISI - 4_ _Final - TI ,BIT_
_REVISI - 4_ _Final - TI ,BIT__REVISI - 4_ _Final - TI ,BIT_
_REVISI - 4_ _Final - TI ,BIT_
 
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
 
Quiz geolistrik
Quiz geolistrikQuiz geolistrik
Quiz geolistrik
 
Jurnal rekayasa 2_ft_3
Jurnal rekayasa 2_ft_3Jurnal rekayasa 2_ft_3
Jurnal rekayasa 2_ft_3
 
Bahan power point kelompok 4
Bahan power point kelompok 4Bahan power point kelompok 4
Bahan power point kelompok 4
 
Perhitungan Laju Korosi
Perhitungan Laju KorosiPerhitungan Laju Korosi
Perhitungan Laju Korosi
 
Logging
LoggingLogging
Logging
 
metode reflaksi.pdf
metode reflaksi.pdfmetode reflaksi.pdf
metode reflaksi.pdf
 
Diskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptxDiskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptx
 
Pendahuluan geokel
Pendahuluan geokelPendahuluan geokel
Pendahuluan geokel
 
9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf
 
9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf
 
Georadar for Hydrogeology
Georadar for HydrogeologyGeoradar for Hydrogeology
Georadar for Hydrogeology
 
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka TengahHasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
 
Ichnological characteristic of modern mahakam delta
Ichnological characteristic of modern mahakam deltaIchnological characteristic of modern mahakam delta
Ichnological characteristic of modern mahakam delta
 

Wireline log

  • 1. Laboratorium Geologi Migas 2013 Nama : Muhammad Imam Nugraha NIM : 111.112.002 Plug : 2 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ada tiga macam teori yang menjelaskan proses terbentuknya minyak dan gas bumi, yaitu: 1. Teori Biogenetik (Teori Organik) Menurut Teori Biogenitik (Organik), disebutkan bahwa minyak bumi dan gas alam terbentuk dari beraneka ragam binatang dan tumbuh-tumbuhan yang mati dan tertimbun di bawah endapan Lumpur. Endapan Lumpur ini kemudian dihanyutkan oleh arus sungai menuju laut, akhirnya mengendap di dasar lautan dan tertutup Lumpur dalam jangka waktu yang lama, ribuan dan bahkan jutaan tahun. Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi, dan tekanan lapisan batuan di atasnya, maka binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati tersebut berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas. 2. Teori Anorganik Menurut Teori Anorganik, disebutkan bahwa minyak bumi dan gas alam terbentuk akibat aktivitas bakteri. Unsur-unsur oksigen, belerang, dan nitrogen dari zat-zat organik yang terkubur akibat adanya aktivitas bakteri berubah menjadi zat seperti minyak yang berisi hidrokarbon. 3. Teori Duplex Teori Duplex merupakan perpaduan dari Teori Biogenetik dan Teori Anorganik. Teori Duplex yang banyak diterima oleh kalangan luas, menjelaskan bahwa minyak dan gas bumi berasal dari berbagai jenis organisme laut baik hewani maupun nabati. Diperkirakan bahwa minyak bumi berasal dari materi hewani dan gas bumi berasal dari materi nabati. Zaman yang kian maju secara pesat memacu manusia untuk mengembangkan segala teknologi agar semakin mudah dan efisien. Pun di dalam dunia perminyakan, para ahli terus meelakukan pembenahan melalui penelitian-penelitian dan kajian-kajian terhadap berbagai teknologi yang dilakukan dalam operasi pengeboran. Hasil pengkajian tersebut mempertemukan para ahli tersebut kepada sebuah metode yang disebut metode analisa Wireline Log Kualitatif. Adapun metode ini sendiri digunakan untuk mempermudah pencarian cadangan-cadangan migas. Metode ini sendiri dilakukan dengan analisa beberapa
  • 2. Laboratorium Geologi Migas 2013 Nama : Muhammad Imam Nugraha NIM : 111.112.002 Plug : 2 2 kurva-kurva parameter, seperti di antaranya: Log Permeable, Log Resistivity dan Log Caliper. Ketiga log tersebut memiliki fungsi masing-masing yang dapat dijadikan parameter, seperti misalnya untuk menentukan permeabilitas atau nilai resistivitas batuan. I.2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan bab Analisa Wireline Log ini adalah: Praktikan dapat memahami tujuan Wireline Log dan fungsi setiap lognya Mampu mengkaji tiap Log berdasarkan masing-masing fungsinya Dapat menentukan permeabilitas, resistivitas dan porositas batuan Memahami cara melihat keterdapatan jenis fluida pada log dengan menggunakan parameter-parameter yang tersedia di dalam log. Mampu menentukan jenis petroleum system berdasarkan hasil analisa batuan dan nilai-nilai yang dikandungnya. I.3 Dasar Teori Well logging merupakan perekaman karakteristik dari suatu formasi batuan yang diperoleh melalui pengukuran pada sumur bor (Ellis & Singer, 2008). Data yang dihasilkan disebut sebagai well log. Berdasarkan proses kerjanya, logging dibagi menjadi dua jenis yaitu wireline logging dan logging while drilling bor (Ellis & Singer, 2008). Wireline logging dilakukan ketika pemboran telah berhenti dan kabel digunakan sebagai alat untuk mentransmisikan data. Pada logging while drilling, logging dapat dilakukan bersamaan dengan pemboran. Logging jenis ini tidak menggunakan kabel untuk mentransmisikan data. Saat ini logging while drilling lebih banyak digunakan karena lebih praktis sehingga waktu yang diperlukan lebih efisien walaupun masih memiliki kekurangan berupa transmisi data yang tidak secepat wireline logging. Logging dalam pelaksanaannya terdapat dua jenis, yaitu Wireline Log dan Logging While Drilling. Wireline log sendiri merupakan perekaman dengan menggunakan kabel setelah pengeboran dilaksanakan dan pipa pengeboran telah di angkat. Sedangkan Logging- While-Drilling (LWD) adalah pengerjaan logging yang dilakukan bersamaan pada saat membor. Alatnya dipasang di dekat mata bor. Data dikirimkan melalui pulsa tekanan lewat lumpur pemboran ke sensor di permukaan.
  • 3. Laboratorium Geologi Migas 2013 Nama : Muhammad Imam Nugraha NIM : 111.112.002 Plug : 2 3 Setelah diolah lewat serangkaian komputer, hasilnya juga berupa grafik log di atas kertas. LWD pada dasarnya berguna untuk memberi informasi formasi (resistivitas, porositas, sonic dan gamma ray) sedini mungkin pada saat pemboran. Beberapa jenis Log di antaranya: Log Gamma Ray (GR) Log GR adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma yang dihasilkan oleh unsur-unsur radioaktif yang terdapat didalam lapisan batuan disepanjang lubang bor. Unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan tersebut diantaranya Uranium, Thorium, Potassium, Radium (Harsono, 1997). Menurut Mastoadji (2007) kegunaan utama dari log GR adalah: 1. korelasi dan estimasi fasies 2. depth Control 3. estimasi kandungan serpih atau lempung 4. identifikasi aliran air 5. rekaman jejak dari prosedur stimulasi. Log SP Menurut Harsono (1997) log SP (Spontaneous Potential) merupakan hasil dari pengukuran beda potensial arus searah antara elektroda di dalam lubang bor dengan elektroda di permukaan. Menurut Mastoadji (2007) bentuk dan amplitude dari log SP dikontrol oleh: resitivity relatif dari fluida resitivity dari formasi (hydrocarbon, porositas) permeabilitas ketebalan lapisan tipe dan kandungan lempung.
  • 4. Laboratorium Geologi Migas 2013 Nama : Muhammad Imam Nugraha NIM : 111.112.002 Plug : 2 4 Log Neutron Log neutron merupakan log yang berfungsi untuk menentukan besarnya porositas suatu batuan (Harsono, 1997). Neutron Porosity log tidaklah mengukur porositas sesungguhnya dari batuan, melainkan yang diukur adalah kandungan hidrogen yang terdapat pada pori-pori batuan. Log Density Log density adalah kurva yang menunjukkan besarnya densitas “bulk density (rb)” dari batuan yang ditembus oleh lubang bor. Log densitas digunakan untuk mengukur densitas semu formasi menggunakan sumber radioaktif yang ditembakkan ke formasi dengan sinar gamma yang tinggi dan mengukur jumlah sinar gamma rendah yang kembali ke detektor. Log Resistivity Log resistivitas atau log tahanan jenis merupakan log yang mengukur tahanan dari fluida dalam pori-pori batuan terhadap aliran elektrik (Harsono, 1997). Log Sonik Log sonik adalah log yang menggambarkan waktu kecepatan suara yang dikirimkan/dipancarkan kedalam formasi sehingga pantulan suara yang kembali diterima oleh receiver. Waktu yang diperlukan gelombang suara untuk sampai ke receiver disebut “ interval transit time” atau ∆t. Besar atau kecilnya ∆t yang melalui suatu formasi tergantung dari jenis batuan dan besarnya porositas batuan serta isi kandungan dalam batuan (Harsono, 1997).
  • 5. Laboratorium Geologi Migas 2013 Nama : Muhammad Imam Nugraha NIM : 111.112.002 Plug : 2 5 BAB II PEMBAHASAN II. 1 Track 1 (Log Permeabilitas) Pada track 1 dilakukan analisa permeabilitas untuk mengetahui batuan yang terkandung tergolong permeabel atau impermeabel. Pertama-tama, tentukan nilai GR Log untuk mendapatkan Cut off, melalui rumus: Berdasarkan nilai GR Log yang telah didapat, ditarik garis cut off dan dilakukan analisa, di mana Log Gamma Ray yang condong ke kanan menunjukkan batuan yang tergolong impermeable, sedangkan yang ke kiri tergolong permeable. Pada wireline log GMB-07 menunjukkan dominasi impermeable batuan. II.2 Track 2 (Log Resistivitas) Dengan analisa menggunakan log resistivity, log induksi dan log lateral, didapatkan nilai resistivitas batuan pada Wireline Log GMB-07 didominasi dengan nilai satuan, dimana teridentifikasi adanya keterdapatan water, di mana kita ketahui water dapat mengantarkan listrik dengan baik. II.3 Track 3 (Log Porositas dan Densitas) Berdasarkan perbandingan nilai Log Densitas (RHOB) dan Log Neutron (NPHI) yang menunjukkan nilai yang sama-sama membesar, yang berarti juga menggambarkan harga porositas neutron dan densitas yang tinggi pada batuan yang didominasi batuan impermeable ini. Didukung oleh log permeabilitas pada Track 1, dapat dianalisa kandungan litologi yang didapatkan pada Wireline Log GMB-07 ini didominasi oleh batuan impermeable berupa
  • 6. Laboratorium Geologi Migas 2013 Nama : Muhammad Imam Nugraha NIM : 111.112.002 Plug : 2 6 batulempung dengan kedalaman yang bervariasi. Juga didapakan keterdapatan batugamping yang ditunjukan oleh nilai densitas yang sangat tinggi. Untuk batuan permeable didapatkan kandungan batupasir. Berdasarkan hasil analisa ketiga Track yang menujukkan nilai permeabilitas, resistivitas, porositas dan densitas, maka dapat pula hasil interpretasi menunjukkan bahwa pada GMB-07 menunjukkan: Tidak adanya keterdapatan hidrokarbon karena nilai resistivitas yang ditunjukkan rendah, dan fluida yang didapatkan berupa water. Pada Wireline Log GMB-07 tidak ditemukan keterdapatan kandungan hidrokarbon berupa minyak bumi dan gas. Mengacu pada nilai ekonomis, maka pada wireline log ini dapat digolongkan Non Petroleum System.
  • 7. Laboratorium Geologi Migas 2013 Nama : Muhammad Imam Nugraha NIM : 111.112.002 Plug : 2 7 BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan Well logging merupakan perekaman karakteristik dari suatu formasi batuan yang diperoleh melalui pengukuran pada sumur bor (Ellis & Singer, 2008). Data yang dihasilkan disebut sebagai well log. Berdasarkan proses kerjanya, logging dibagi menjadi dua jenis yaitu wireline logging dan logging while drilling bor (Ellis & Singer, 2008). Dengan menggunakan Track Permeabilitas, Track Resistivitas dan Track Porositas dan Densitas, nilai-nilai tiap log pada seluruh track menunjukkan beberapa kesimpulan, antara lain: Litologi batuan didominasi oleh batuan impermeable, yaitu kandungan batulempung dan batugamping. Litologi batuan permeable terkandung batupasir. Fluida yang dihasilkan adalah air karena nilai resistivitas yang rendah. Petroleum system tergolong non-petroleum sytem karena tidak ditemukan kandungan minyak dan atau gas bumi.