SlideShare a Scribd company logo
Nama : Muhammad Faisal Abdul Latif
NPM : 11051340
Prodi : Geologi Terapan “A”
Matkul : Geolistrik
Dosen : Annisa Rachmat S.T, M.T
QUIZ
Pertanyaan
1. Bagaimana hubungan geolistrik dengan geologi ?
2. Bagaimana hubungan geolistrik dengan Pertambangan ?
3. Uraikan Aplikasi Geolistrik dalam Geologi ?
4. Uraikan Aplikasi Geolistrik dalam Pertambangan ?
Jawaban
1. Geolistrik dalam geologi merupakan cabang ilmu dari geofisika yang dimana dalam
ilmu pendukung geologi yang berupa ilmu fisika,kimia dan biologi kaitannya dengan
ilmu fisika. Sehingga dalam hal ini ilmu fisika yang di maksud seperti penggunaan
hukum ohm dan hukum archie yang dimana ilmu ilmu tersebut merupakan ilmu dasar
dalam pemahaman ilmu fisika mengenai kelistrikan yang selanjutnya dihubungkan
dengan ilmu geologi seperti ketahanan atau resistensi suatu akuifer batuan dan
pengelompokan konstanta menurut formula archie dan penentuan keadaan geolodi
suatu wilayah berdasarkan stratigrafi, struktur dan sedimentasinya.
2. Geolistrik dalam pertambangan dipergunakan dalam penentuan sebaran endapa bahan
galian atau endapan mineral sama halnya menggunakan prinsip ilmu fisika sehingga
dengan biaya minim geolistrik dipergunakan sebagai alternatif untuk mengetahui
keadaan sebaran bahan galian tanpa melakukan pemboran.
3. Aplikasi geolistrik dalam geologi misal eksplorasi hidrogeologi. Salahsatu upaya
penting untuk mencari airtanah adalah memahami keterdapatannya di dalam tanah.
Dalam bahasa hidrogeologi upaya ini disebut sebagai identifikasi geometri akifer.
Upaya untuk mengidentifikasi geometri akuifer merupakan suatu tahapan penting
dalam eksplorasi. Metode yang dapat digunakan guna identifikasi tersebut salahsatunya
dalah dengan pendekatan analisa sifat fisik bumi terhadap airtanah (Hidrogeofisika).
Metode ini memiliki bermacam cara. Tetapi yang saat ini populer di Indonesia adalah
metoda geolistrik. Metoda Geolistrik aslinya adalah salah satu metoda geofisika untuk
menyelidiki kondisi bawah permukaan, dengan mempelajari sifat aliran listrik pada
batuan dibawah permukaan bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan
bumi.
Penyelidikan geolistrik menyangkut pendeteksian besarnya medan potensial, medan
elektromagnet dan arus listrik yang mengalir di dalam bumi baik secara alamiah
(metoda pasif) maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi (metoda aktif) dari
permukaan. Ada beberapa cara yang digunakan antara lain:
1. Resistivitas (Tahanan Jenis)
2. Self Potensial (Potensial Diri)
3. Induced Polarization (IP)
4. Very Low Frequency (VLF)
5. Magnetotelluric
6. Arus Telluric (AT)
7. Elektromagnetik, dan lain-lain.
Aplikasi Geolistrik dalam eksplorasi Hidrogeologi digunakan untuk mengidentifikasi
muka air tanah, akuifer, intrusi air asin dan lain-lain. Tulisan ini mencoba membahas
mengenai salah satu metode yaitu metoda tahanan jenis (resistivitas) yang saat ini di
dalam masyarakat cenderung disebut sebagai metode geolistrik. Dalam metoda
resistivitas bumi, arus listrik searah, atau arus listrik bolak-balik berfrekwensi rendah,
dialirkan ke dalam bumi melalui elektroda-elektroda arus, dan distribusi potensial yang
dihasilkan diukur dengan elektroda lainnya yang dinamakan elektroda pengukur atau
elektroda potensial.
Setelah kita dapat nilai resistivitas lapisan dan ketebalannya dapat kita interpretasikan
jenis batuan berdasarkan berbagai macam, tabel (misalnya berdasarkan Sherif, 1964
seperti di bawah ini :
Type Batuan Resistivity Range (Ohm.m)
METODE GEOLISTRIK
Pada prinsipnya metode geolistrik adalah salah satu metode geofisika untuk
menyelidiki kondisi bawah permukaan bumi, dengan cara mempelajari sifat aliran
listrik pada batuan dibawah permukaan bumi (Telford, 1982). Pada eksplorasi
Hidrogeologi adanya variasi nilai aliran listrik digunakan untuk membedakan lapisan
berdasarkan Variasi kedalaman dari lapisan akifer yang berbeda (multi akifer),
Perubahan horisontal dari lapisan akifer (menebal/menipisnya suatu lapisan akifer),
Ketidakmenerusan akifer akibat perbedaan kondisi geologi setempat (intrusi, patahan,
lensa), Ketebalan dari lapisan akifer dan lapisan impermeabel, Nilai porositas dan
permeabilitas suatu lapisan, Derajat salinitas dari airtanah (kandungan garam dari
airtanah)
Metode yang umum digunakan di Indonesia adalah electrical logging dan metode
tahanan jenis (resistivity), sedangkan metode geolistrik lainnya, seperti
metodepengukuran resistivity 2D dan 3D, VLF (Very Low Frequency), Georadar, IP
(Induced Polarization) dan magnetotelurik belum terlalu berkembang dan lebih sering
digunakan untuk suatu studi khusus, sebagai contoh studi intrusi airlaut.
ELECTRICAL LOGGING
Electrical logging merupakan bagian daripada geofisika well logging. Geofisika well
logging (Guyot dan Sane, 1969) merupakan suatu teknik pengukuran parameter fisika
yang digunakan untuk menginterpretasi karakteristik batuan dan kandungan fluida
dalam batuan di dalam satu lubang bor. Dalam eksplorasi hidrogeologi metoda ini
selalu digunakan setelah tahapan
kita membuat suatu sumur bor, metoda ini digunakan untuk membuat konstruksi sumur
bor dan penentuan screen. Elektrical logging sendiri terdiri dari : (1) Spontaneous
Potential Logs (SP) dan (2) Resistivity Logging. Metoda Geofisika Logging yang
lainnya adalah Radioaktif Logging (gamma,rey, neutron logging dan lain-lain), Caliper
logging dan Temperature Logging
METODA TAHANAN JENIS (RESISTIVITY)
Metode ini dilakukan diatas permukaan tanah dan merupakan suatu metode tidak
langsung (preeliminary study). Dalam metode ini digunakan injeksi arus searah atau
bolak-balik (ac/dc) berfrekwensi rendah melalui elektroda arus. Injeksi arus ini akan
mengakibatkan distribusi potensial arus yang berbeda-beda, diakibatkan oleh
perbedaan tahanan jenis batuan yang akan diukur oleh elektroda pengukur atau
elektroda potensial.
Penggunaan metode ini terbagi berdasarkan beberapa tipe yang tergantung pada
konfigurasi dan jarak antara elektroda arus dan elektroda pengukur. Perbedaan
konfigurasi ini terjadi karena adanya perbedaan tujuan pengukuran dan kondisi daerah
pengukuran.
Konfigurasi yang umum digunakan di Indonesia :
Metode Penggunaan
Wenner memiliki jarak spatial yang sama,
digunakan untuk pemetaan detail,
kondisi daerah pengukuran landai
(kemiringan lahan pengukuran lebih
kecil dari 5 – 100).
Schlumberger memiliki jarak spatial yang bervariasi,
digunakan untuk pemetaan kondisi
regional, kondisi daerah pengukuran
landai (kemiringan lahan pengukuran
lebih kecil dari 5 – 100).
Double-dipole Dilakukan di kondisi daerah
bergelombang, pada perkembangannya
terbagi menjadi beberapa metode
seperti metode Bristow, mise ala massa
dan lain-lain. Perbedaan ini terletak
pada teknik pengukuran, intepretasi dan
hasil yang diharapkan.
Dalam pelaksanaan pengukuran, dilakukan dua model intepretasi yaitu :
 Elektrical mapping : digunakan untuk mengetahui variasi tahanan jenis bumi secara
lateral.
 Elektrical Drilling : mengetahui variasi tahanan jenis bumi secara vertikal dibawah
suatu titik.
TIPOLOGI SISTEM AKIFER AIRTANAH
Secara umum, kesamaan iklim dan kondisi geologi dapat memberikan kesamaan
kejadian airtanah di suatu daerah. Kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap
karakter kimia-fisika airtanah demikian pula kuantitas air yang terkandung dalam
akifer (S.Mandel,1981)
Hasil studi pengukuran metoda resistivitas pada beberapa lokasi di Indonesia,
menunjukkan adanya perbedaan karakteristik sistem airtanah yang spesifik dalam tiap
tipologi akifer. Perbedaan karakteristik ini mengakibatkan perlunya pemilihan
konfigurasi pengukuran tahanan jenis agar mendapatkan hasil yang optimal.
Juanda D. (1993) mengemukakan suatu pendekatan geometri akifer yang ada di
Indonesia berdasarkan kesamaan sistem airtanah dan lingkungan airtanah yang
terbentuk akibat proses geologi yang berlangsung di daerah tersebut. Pendekatan ini
selanjutnya disebut sebagai tipologi sistem akifer airtanah.
Daerah Gunungapi
Secara komprehensif, pola ketinggiannya secara morfologi, dapat berfungsi sebagai
“penangkap hujan” yang mengakibatkan daerah di sekitarnya menjadi daerah dengan
curah hujan yang lebih banyak.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kawasan gunungapi adalah kawasan subur
yang kaya akan air. Hal tersebut ditambah pula oleh sifat batuannya yang terdiri dari
endapan-endapan piroklastika yang umumnya sangat berpori dan tidak kompak
berselang-seling dengan lapisan-lapisan aliran lava yang umumnya kedap air sehingga
menyebabkan terakumulasinya airtanah yang cukup besar pada daerah ini, dan
munculnya mata air-mata air dengan debit cukup besar.
Tipologi ini dicirikan oleh adanya airtanah artesis atau sumur yang mengalir (free-
flowing). Di Indonesia jenis tipologi banyak dijumpai pada daerah seperti di pulau
Jawa, Sumatera dan Sulawesi atau umumnya di sepanjang jalur gunung api.
Daerah Dataran
Daerah dataran secara umum dicirikan oleh endapan batuan sedimen.Untuk
memudahkan pemahaman mengenai sistem akifer ini maka dapat dilihat secara
morfologi yang dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu Dataran Antar Pegunungan,
Dataran Sungai, dan Dataran Pantai.
Secara geologi, batuan penyusun dataran antar pegunungan umumnya berupa lempung,
pasir dan kerikil hasil dari pengangkutan dan erosi batuan dibagian hulunya. Dengan
melihat keadaan ini, umumnya batuan di dataran bersifat kurang kompak, sehingga
potensi airtanahnya cukup baik Jenis lain dari dataran antar pegunungan adalah dataran
kontinental. Dataran kontinental terjadi ditengah-tengah pulau besar atau benua yang
terbentuk oleh adanya depresi yang kemudian terisi oleh endapan aluvial.
Dataran sungai umumnya sempit-sempit dan terbatas hanya sepanjang aliran
sungainya. Dengan litologi umumnya terdiri dari bahan-bahan lepas berupa pasir dan
kerikil yang terangkut oleh sungai, maka dataran sungai berpotensi airtanah cukup baik.
Aliran sungai tua dengan lembah yang sangat lebar dan berinci aliran meander, seperti
banyak dijumpai di Pulau Kalimantan dan Irian adalah daerah-daerah dengan potensi
airtanah yang baik
Dataran yang mempunyai potensi airtanah yang baik adalah dataran pantai. Dataran
pantai umumnya cukup luas, seperti di pantai timur Sumatera, pantai timur dan selatan
Kalimantan, pantai utara Jawa dan pantai selatan Irian jaya. Kondisi airtanah di dataran
pantai banyak ditentukan oleh keadaan geologi di daerah pegunungan di hulunya yang
bertindak sebagai suplai utama endapan aluvial kedataran pantai. Endapan aluvial ini
dapat menjadi sangat tebal jika cekungan itu dibatasi olehsuatu bidang yang membatasi
cekungan yang terus menurun karena beban endapannya, misalnya dibatasi oleh
sesar/patahan turun.
Akifer di dataran pantai yang baik umumnya adalah
akifer tertekan . Tetapi akifer bebas pun dapat menjadi sumber airtanah yang baik
terutama pada daerah-daerah pematang pantai/gosong pantai, walaupun dengan resiko
adanya penyusupan /intrusi air laut, jika dalam pemompaan airtanah tidak ditangani
dengan baik.
Pegunungan Lipatan
Potensi airtanah di pegunungan lipatan umumnya kecil mengingat batuan penyusunnya
berupa serpih, napal atau lempung yang bersifat kedap air.
Batu pasir, jika ada umumnya berupa sisipan dan atau sangat kompak karena berumur
tua dan telah mengalami proses tektonik yang kuat, sehingga sedikit kemungkinan
lapisan batupasir tua ini dapat bertindak sebagai akuifer yang baik. Begitu pula dengan
batuan breksi. Batu gamping, sekalipun sangat umum dijumpai pada pegunungan
lipatan, apabila penyebarannya cukup luas, dipisahkan menjadi propinsi airtanah
tersendiri mengingat ciri hidrologinya yang spesifik. Lihat. Gambar dibawah
Pegunungan Karst-Batu gamping.
Daerah pegunungan yang batuannya terdiri dari batu gamping dan memperlihatkan
morfologi yang khas berupa kumpulan bukit-bukit membulat, disebut pegunungan
karst. Pada dasarnya, karena merupakan batuan yang kompak, batugamping bersifat
impermeabel, menyebabkan batu gamping dapat bertindak sebagai akifer yang cukup
baik tetapi tinjauan hidrologinya berlainan dengan daerah airtanah pada media porous.
Batu gamping mempunyai sifat yang khas yaitu dapat melarut dalam air sehingga
dengan sifat ini porositas pada batugamping adalah porositas sekunder berupa rongga-
rongga pelarutan atau rekahan. Dengan adanya kondisi ini, penyaluran bawah
permukaan umumnya lebih menonjol dibandingkan penyaluran air permukaan. Maka,
jarang sekali ditemukan sungai yang berair terus sepanjang tahun, karena air lebih
banyak mengalir sebagai aliran bawah permukaan melalui sistem rongga-rongga
pelarutan yang bercabang-cabang dan bertingakat-tingkat sesuai dengan sejarah
pelarutan batugamping yang akhirnya dapat membentuk suatu jaringan sistem aliran
sungai bawah tanah.
Beberapa lokasi indikatif yang diperkirakan mempunyai potensi tipe karst adalah
Gunung Kidul di Pulau Jawa, Pulau Irian bagian Kepala Burung, Maros-Sulawesi, serta
pulau-pulau lainnya di perairan Indonesia Bagian Timur.
Pegunungan Pra-Tersier
Pegunungan dengan batuan berumur Pra-tersier di Indonesia tersingkap di Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku dan Irian jaya. Di pulau
Jawa penyebarannya sangat terbatas, hanya dijumpai di Karang Sambung-Kebumen,
Jawa Tengah dan di Ciletuh-Sukabumi, Jawa Barat.
Batuan Pra-tersier umumnya terdiri dari batuan metamorfosa-kristalin seperti filit dan
sekis, dan batuan beku dalam. Melihat jenis batuannya, potensi air di daerah ini
sangatlah kecil karena sifat batuannya yang pada umumnya kompak, padat dan keras
sehingga kurang meneruskan air.
Morfologi pegunungan tersier umumnya berbukit dan bergunung cukup terjal, sehingga
kecil sekali kemungkinan munculnya mata air ataupun jika ada hanya berupa rembesan
dengan debit kecil.
Airtanah dalam jumlah terbatas dan berupa airtanah dangkal dapat dijumpai di
pegunungan Tersier ini pada daerah endapan-endapan kipas lerengnya, atau pada
batuan sekis yang telah melapuk, dan dapat pula pada batuan padatnya dengan dikontrol
oleh sistem retakan dan rekahan intensif.
Diluar pembagian tipologi ini, secara geologi masih ada banyak wilayah yang ada di
Indonesia tapi belum dikelompokkan dalam satu sistem tersendiri, misalnya endapan
glasial dan lain-lian.
Berdasarkan hasil pengukuran di beberapa daerah, dapat dikatakan setiap konfigurasi
tahanan jenis yang digunakan memiliki kekurangan dan kelebihan masing masing.
Kekurangan dan kelebihan tiap konfigurasi
dapat disintesakan dalam tabel berikut :
TABEL 1. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TIAP KONFIGURASI GEOLISTRIK
HASIL PENGAMATAN.
Konfigurasi Kelebihan Kekurangan
Wenner § Teknis lapangan mudah
§ Pengolahan data mudah
§ Sensitif pada perubahan lateral
§ Harus dilakukan pada dataran yang
luas
§ Tahapan intepretasi perlu
memperhatikan kondisi lokal
daerah pengukuran
Schlumberger § Teknis lapangan mudah
§ Pengolahan data mudah
§ Baik untuk studi regional
§ Harus dilakukan pada dataran yang
luas
§ Kurang sensitif pada perubahan
lateral
Bristow (studi
gua)
§ Tidak harus dilakukan pada
dataran
§ Akurat pada posisi rongga/gua
§ Dapat mengestimasi dimensi
rongga
§ Teknis pengukuran tidak praktis
§ Noise pengukuran besar
§ Sukar mengetahui anomali dalam
gua
Mise ala masse § Tidak harus dilakukan pada
dataran
§ Akurat pada estimasi pengukuran
lateral
§ Teknis pengukuran sulit
§ Dimensi anomali sulit diestimasi
Dari tabel 1 tersebut, secara umum keterbatasan penggunaan konfigurasi Wenner dan
Schlumberger lebih disebabkan karena kondisi alam yang ada. Konfigurasi Wenner
dengan spatial yang lebih rapat memungkinkan kita mendapatkan kondisi penelitian
bawah permukaan yang detail. Tetapi kondisi ini akan menyulitkan kita dalam
intepretasi secara regional dikarenakan keterdapatan lapisan akifer di alam yang
seringkali bersifat multi layer akifer, pada kasus ini penggunaan konfigurasi
Schlumberger lebih disarankan. Pengolahan data konfigurasi double dipole yang
memerlukan perhitungan tertentu dan menghasilkan intepretasi yang sangat spesifik
membuat penggunaan konfigurasi ini lebih digunakan untuk suatu studi khusus atau
pada kondisi pengukuran yang tidak memungkinkan digunakannya metode lainnya.
Penggunaan metode geolistrik yang dapat digunakan pada keseluruhan tipologi akifer
yang ada adalah electricl logging. Penggunaan metode ini dilakukan pasca pemboran
dan sangat membantu dalam penentuan konstruksi sumur bor dan pembuatan model
hidrodinamika airtanah. Penggunaan metode dan konfigurasi geolistrik yang ideal
pada tiap tipologi sistem akifer airtanah dapat disintesakan sebagai berikut :
TABEL 2. PENGGUNAAN METODE DAN KONFIGURASI GEOLISTRIK YANG
IDEAL
JENIS METODE
ELECTRICAL
LOGGING
TAHANAN JENIS
(RESISTIVITY)
DATARAN OANTAI
X X X * X - -
DATARAN SUNGAI
X X (X) (X) - -
DATARAN ANTAR
PEGUNUNGAN
X X X X - -
DAERAH GUNUNG API X X X (X) O X
PEGUNUNGAN
KARBONAT/KARST
X X - - O X
PEGUNUNGAN TERSIER
DAN LIPATAN
X X (X) - - X
ENDAPAN GLASIAL
T T T T T T
KETERANGAN
X = Metode yang ideal digunakan
(X) = Dapat digunakan apabila
kondisi lapangan memungkinkan
X * = Dapat juga digunakan untuk
kasus intrusi air laut
- = Tidak disarankan
O = Digunakan untuk kasus identifikasi mata
air/ sungai bawah tanah
T = Belum dilakukan penelitian.
4. Aplikasi geolistrik dalam pertambangan misal dalam eksplorasi emas. Kelistrikan
batuan dapat dipelajari dari respon yang diberikan oleh batuan saat arus dialirkan.
Respon yang diberikan tersebut sebanding dengan harga tahanan jenis yang dimiliki
oleh batuan itu. Secara teoritis kelistrikan dari batuan yaitu besarnya nilai tahanan
yang diberikan batuan saat arus dialirkan kepadanya, dan besarnya nilai tahanan
dinyatakan sebagai nilai tahanan jenis (ρ) (Reynolds, 1997)
Resistivitas atau tahanan jenis merupakan parameter sifat fisis yang menunjukan
daya hambat suatu medium (batuan) dalam mengalirkan arus listrik. Jika bumi
diasumsikan homogen, isotropis, dimana resistivitas yang terukur merupakan
resistivitas sebenarnya (true resistivity) dan tidak tergantung pada spasi (jarak) antar
elektroda. Bumi terdiri dari lapisan-lapisan (heterogen) dengan yang berbeda-beda,
sehingga potensial yang terukur merupakan potensial dari pengaruh lapisan-lapisan
tersebut. Harga resistivitas yang terukur merupakan resistivitas gabungan dari
beberapa lapisan tanah yang dianggap sebagai satu lapisan (apparent resistivity) dan
besar nilai tergantung oleh faktor geometri susunan elektrodanya (Telford, 1990).
Resistivitas suatu medium atau bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor
· Kandungan air atau fluida
· Salinitas atau kandungan garam
· Temperature
· Porositas
· Kandungan lempung
· Kandungan logam
Emas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai resistivitas suatu
medium atau bahan, disebabkan memiliki sifat menghantarkan panas dan arus listrik.
Emas merupakan konduktor yang baik dengan konduktivitas termal sebesar 317 W m-
1 K-1 . Nilai tahanan jenis emas pada suhu 200C adalah 2.2 x 10-8 m (Charles dan
Robert, 2009). Berdasarkan nilai konduktifitas termal dan nilai tahanan jenis emas
tersebut dapat disimpulkan bahwa Konduktor yang baik memiliki nilai resistivitas
yang renda
DAFTAR PUSTAKA
http://fisikabumi-geofisika.blogspot.co.id/2010/07/aplikasi-geolistrik.html
http://geologi.iagi.or.id/2014/04/14/aplikasi-geolistrik-untuk-eksplorasi-hidrogeologi/

More Related Content

What's hot

Pembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di IndonesiaPembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di IndonesiaAlbert Tiar
 
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesarMateri Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Mario Yuven
 
Materi geolistrik
Materi geolistrikMateri geolistrik
Materi geolistrik
oilandgas24
 
Geologi struktur rosette
Geologi struktur rosetteGeologi struktur rosette
Geologi struktur rosette
taufiqrafie
 
Bahan galian industri
Bahan galian industriBahan galian industri
Bahan galian industriUVRI - UKDM
 
Metode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiMetode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiRidwan Tedjokusumo
 
Pengolahan data Gravity
Pengolahan data GravityPengolahan data Gravity
Pengolahan data Gravity
Kevin Pratama
 
212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi
212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi
212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi
4153240014
 
deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen
Wahidin Zuhri
 
Geologi Fisik : Hukum dasar geologi
Geologi Fisik : Hukum dasar geologiGeologi Fisik : Hukum dasar geologi
Geologi Fisik : Hukum dasar geologi
Mario Yuven
 
Laporan praktikum geolistrik
Laporan praktikum geolistrikLaporan praktikum geolistrik
Laporan praktikum geolistrik
Azhar Affandi
 
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAFELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
Bonita Susimah
 
Identifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuIdentifikasi batuan beku
Identifikasi batuan beku
adbel Edwar
 
Analisis data geofisika
Analisis data geofisikaAnalisis data geofisika
Analisis data geofisika
vidya amalia
 
Pengolahan Data GPR KARSAM 2012
Pengolahan Data GPR KARSAM 2012Pengolahan Data GPR KARSAM 2012
Pengolahan Data GPR KARSAM 2012Fajar Perdana
 

What's hot (20)

Pembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di IndonesiaPembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di Indonesia
 
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesarMateri Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
 
Materi geolistrik
Materi geolistrikMateri geolistrik
Materi geolistrik
 
Geologi struktur rosette
Geologi struktur rosetteGeologi struktur rosette
Geologi struktur rosette
 
Bahan galian industri
Bahan galian industriBahan galian industri
Bahan galian industri
 
Metode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiMetode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasi
 
Eksplorasi Emas
Eksplorasi EmasEksplorasi Emas
Eksplorasi Emas
 
Pengolahan data Gravity
Pengolahan data GravityPengolahan data Gravity
Pengolahan data Gravity
 
212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi
212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi
212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi
 
Metode gravity
Metode gravityMetode gravity
Metode gravity
 
deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen
 
Geologi Fisik : Hukum dasar geologi
Geologi Fisik : Hukum dasar geologiGeologi Fisik : Hukum dasar geologi
Geologi Fisik : Hukum dasar geologi
 
Laporan praktikum geolistrik
Laporan praktikum geolistrikLaporan praktikum geolistrik
Laporan praktikum geolistrik
 
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAFELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
1. geom konsep dasar)
1. geom konsep dasar)1. geom konsep dasar)
1. geom konsep dasar)
 
Identifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuIdentifikasi batuan beku
Identifikasi batuan beku
 
Geolistrik ppt
Geolistrik pptGeolistrik ppt
Geolistrik ppt
 
Geolistrik 1
Geolistrik 1Geolistrik 1
Geolistrik 1
 
Analisis data geofisika
Analisis data geofisikaAnalisis data geofisika
Analisis data geofisika
 
Pengolahan Data GPR KARSAM 2012
Pengolahan Data GPR KARSAM 2012Pengolahan Data GPR KARSAM 2012
Pengolahan Data GPR KARSAM 2012
 

Similar to Quiz geolistrik

9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf
NoprianYeek
 
9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf
NoprianYeek
 
75342 gft dimas(1)
75342 gft dimas(1)75342 gft dimas(1)
75342 gft dimas(1)
william baswono
 
Draft laporan
Draft laporanDraft laporan
Draft laporan
Astri Yunita
 
geofisikakontemporer.pptx
geofisikakontemporer.pptxgeofisikakontemporer.pptx
geofisikakontemporer.pptx
RendyMuhammad6
 
Metode Geofisika
Metode GeofisikaMetode Geofisika
Metode Geofisikakeynahkhun
 
Jurnal sesar tugas mhs. unswagati
Jurnal sesar tugas mhs. unswagati Jurnal sesar tugas mhs. unswagati
Jurnal sesar tugas mhs. unswagati
Ali Ramadhan
 
Penentuan struktur bawah_permukaan_dengan
Penentuan struktur bawah_permukaan_denganPenentuan struktur bawah_permukaan_dengan
Penentuan struktur bawah_permukaan_dengan
Wisnu Priyanto
 
DOC-20161009-WA000.ppt
DOC-20161009-WA000.pptDOC-20161009-WA000.ppt
DOC-20161009-WA000.ppt
HitamKaktus
 
Rangkuman BAB II " menjelajah dunia pustaka"
 Rangkuman BAB II " menjelajah dunia pustaka"  Rangkuman BAB II " menjelajah dunia pustaka"
Rangkuman BAB II " menjelajah dunia pustaka"
LayyinatulKhoiriyah
 
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka TengahHasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
Dianora Didi
 
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity SoundingLaporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
R. Ferro Aviyanto
 
Subsurface Geological Illustration of Proposed Nuclear Power Plant Site Based...
Subsurface Geological Illustration of Proposed Nuclear Power Plant Site Based...Subsurface Geological Illustration of Proposed Nuclear Power Plant Site Based...
Subsurface Geological Illustration of Proposed Nuclear Power Plant Site Based...
Zulfadli .
 
DOC-20161010-WA000.ppt
DOC-20161010-WA000.pptDOC-20161010-WA000.ppt
DOC-20161010-WA000.ppt
HitamKaktus
 
Pendugaan air tanah atau batuan dengan metode seismik
Pendugaan air tanah atau batuan dengan metode seismikPendugaan air tanah atau batuan dengan metode seismik
Pendugaan air tanah atau batuan dengan metode seismik
Oktavia Triana
 
Analisis fasies-dan-sikuen-stratigrafi-formasi-air
Analisis fasies-dan-sikuen-stratigrafi-formasi-airAnalisis fasies-dan-sikuen-stratigrafi-formasi-air
Analisis fasies-dan-sikuen-stratigrafi-formasi-air
subhanalfitrah
 

Similar to Quiz geolistrik (20)

9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf
 
9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf
 
75342 gft dimas(1)
75342 gft dimas(1)75342 gft dimas(1)
75342 gft dimas(1)
 
Draft laporan
Draft laporanDraft laporan
Draft laporan
 
geofisikakontemporer.pptx
geofisikakontemporer.pptxgeofisikakontemporer.pptx
geofisikakontemporer.pptx
 
Metode Geofisika
Metode GeofisikaMetode Geofisika
Metode Geofisika
 
Jurnal sesar tugas mhs. unswagati
Jurnal sesar tugas mhs. unswagati Jurnal sesar tugas mhs. unswagati
Jurnal sesar tugas mhs. unswagati
 
Penentuan struktur bawah_permukaan_dengan
Penentuan struktur bawah_permukaan_denganPenentuan struktur bawah_permukaan_dengan
Penentuan struktur bawah_permukaan_dengan
 
FISBUM CICI
FISBUM CICIFISBUM CICI
FISBUM CICI
 
DOC-20161009-WA000.ppt
DOC-20161009-WA000.pptDOC-20161009-WA000.ppt
DOC-20161009-WA000.ppt
 
Tugas eksplorasi lanjut
Tugas eksplorasi lanjutTugas eksplorasi lanjut
Tugas eksplorasi lanjut
 
Rangkuman BAB II " menjelajah dunia pustaka"
 Rangkuman BAB II " menjelajah dunia pustaka"  Rangkuman BAB II " menjelajah dunia pustaka"
Rangkuman BAB II " menjelajah dunia pustaka"
 
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka TengahHasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
 
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity SoundingLaporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
 
Subsurface Geological Illustration of Proposed Nuclear Power Plant Site Based...
Subsurface Geological Illustration of Proposed Nuclear Power Plant Site Based...Subsurface Geological Illustration of Proposed Nuclear Power Plant Site Based...
Subsurface Geological Illustration of Proposed Nuclear Power Plant Site Based...
 
DOC-20161010-WA000.ppt
DOC-20161010-WA000.pptDOC-20161010-WA000.ppt
DOC-20161010-WA000.ppt
 
Pendugaan air tanah atau batuan dengan metode seismik
Pendugaan air tanah atau batuan dengan metode seismikPendugaan air tanah atau batuan dengan metode seismik
Pendugaan air tanah atau batuan dengan metode seismik
 
Analisis fasies-dan-sikuen-stratigrafi-formasi-air
Analisis fasies-dan-sikuen-stratigrafi-formasi-airAnalisis fasies-dan-sikuen-stratigrafi-formasi-air
Analisis fasies-dan-sikuen-stratigrafi-formasi-air
 
Translit
TranslitTranslit
Translit
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 

Recently uploaded

KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 

Recently uploaded (20)

KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 

Quiz geolistrik

  • 1. Nama : Muhammad Faisal Abdul Latif NPM : 11051340 Prodi : Geologi Terapan “A” Matkul : Geolistrik Dosen : Annisa Rachmat S.T, M.T QUIZ Pertanyaan 1. Bagaimana hubungan geolistrik dengan geologi ? 2. Bagaimana hubungan geolistrik dengan Pertambangan ? 3. Uraikan Aplikasi Geolistrik dalam Geologi ? 4. Uraikan Aplikasi Geolistrik dalam Pertambangan ? Jawaban 1. Geolistrik dalam geologi merupakan cabang ilmu dari geofisika yang dimana dalam ilmu pendukung geologi yang berupa ilmu fisika,kimia dan biologi kaitannya dengan ilmu fisika. Sehingga dalam hal ini ilmu fisika yang di maksud seperti penggunaan hukum ohm dan hukum archie yang dimana ilmu ilmu tersebut merupakan ilmu dasar dalam pemahaman ilmu fisika mengenai kelistrikan yang selanjutnya dihubungkan dengan ilmu geologi seperti ketahanan atau resistensi suatu akuifer batuan dan pengelompokan konstanta menurut formula archie dan penentuan keadaan geolodi suatu wilayah berdasarkan stratigrafi, struktur dan sedimentasinya. 2. Geolistrik dalam pertambangan dipergunakan dalam penentuan sebaran endapa bahan galian atau endapan mineral sama halnya menggunakan prinsip ilmu fisika sehingga dengan biaya minim geolistrik dipergunakan sebagai alternatif untuk mengetahui keadaan sebaran bahan galian tanpa melakukan pemboran. 3. Aplikasi geolistrik dalam geologi misal eksplorasi hidrogeologi. Salahsatu upaya penting untuk mencari airtanah adalah memahami keterdapatannya di dalam tanah. Dalam bahasa hidrogeologi upaya ini disebut sebagai identifikasi geometri akifer. Upaya untuk mengidentifikasi geometri akuifer merupakan suatu tahapan penting dalam eksplorasi. Metode yang dapat digunakan guna identifikasi tersebut salahsatunya dalah dengan pendekatan analisa sifat fisik bumi terhadap airtanah (Hidrogeofisika). Metode ini memiliki bermacam cara. Tetapi yang saat ini populer di Indonesia adalah metoda geolistrik. Metoda Geolistrik aslinya adalah salah satu metoda geofisika untuk menyelidiki kondisi bawah permukaan, dengan mempelajari sifat aliran listrik pada batuan dibawah permukaan bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi. Penyelidikan geolistrik menyangkut pendeteksian besarnya medan potensial, medan elektromagnet dan arus listrik yang mengalir di dalam bumi baik secara alamiah
  • 2. (metoda pasif) maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi (metoda aktif) dari permukaan. Ada beberapa cara yang digunakan antara lain: 1. Resistivitas (Tahanan Jenis) 2. Self Potensial (Potensial Diri) 3. Induced Polarization (IP) 4. Very Low Frequency (VLF) 5. Magnetotelluric 6. Arus Telluric (AT) 7. Elektromagnetik, dan lain-lain. Aplikasi Geolistrik dalam eksplorasi Hidrogeologi digunakan untuk mengidentifikasi muka air tanah, akuifer, intrusi air asin dan lain-lain. Tulisan ini mencoba membahas mengenai salah satu metode yaitu metoda tahanan jenis (resistivitas) yang saat ini di dalam masyarakat cenderung disebut sebagai metode geolistrik. Dalam metoda resistivitas bumi, arus listrik searah, atau arus listrik bolak-balik berfrekwensi rendah, dialirkan ke dalam bumi melalui elektroda-elektroda arus, dan distribusi potensial yang dihasilkan diukur dengan elektroda lainnya yang dinamakan elektroda pengukur atau elektroda potensial. Setelah kita dapat nilai resistivitas lapisan dan ketebalannya dapat kita interpretasikan jenis batuan berdasarkan berbagai macam, tabel (misalnya berdasarkan Sherif, 1964 seperti di bawah ini : Type Batuan Resistivity Range (Ohm.m) METODE GEOLISTRIK Pada prinsipnya metode geolistrik adalah salah satu metode geofisika untuk menyelidiki kondisi bawah permukaan bumi, dengan cara mempelajari sifat aliran listrik pada batuan dibawah permukaan bumi (Telford, 1982). Pada eksplorasi Hidrogeologi adanya variasi nilai aliran listrik digunakan untuk membedakan lapisan berdasarkan Variasi kedalaman dari lapisan akifer yang berbeda (multi akifer), Perubahan horisontal dari lapisan akifer (menebal/menipisnya suatu lapisan akifer), Ketidakmenerusan akifer akibat perbedaan kondisi geologi setempat (intrusi, patahan, lensa), Ketebalan dari lapisan akifer dan lapisan impermeabel, Nilai porositas dan permeabilitas suatu lapisan, Derajat salinitas dari airtanah (kandungan garam dari airtanah) Metode yang umum digunakan di Indonesia adalah electrical logging dan metode tahanan jenis (resistivity), sedangkan metode geolistrik lainnya, seperti metodepengukuran resistivity 2D dan 3D, VLF (Very Low Frequency), Georadar, IP (Induced Polarization) dan magnetotelurik belum terlalu berkembang dan lebih sering digunakan untuk suatu studi khusus, sebagai contoh studi intrusi airlaut. ELECTRICAL LOGGING Electrical logging merupakan bagian daripada geofisika well logging. Geofisika well logging (Guyot dan Sane, 1969) merupakan suatu teknik pengukuran parameter fisika
  • 3. yang digunakan untuk menginterpretasi karakteristik batuan dan kandungan fluida dalam batuan di dalam satu lubang bor. Dalam eksplorasi hidrogeologi metoda ini selalu digunakan setelah tahapan kita membuat suatu sumur bor, metoda ini digunakan untuk membuat konstruksi sumur bor dan penentuan screen. Elektrical logging sendiri terdiri dari : (1) Spontaneous Potential Logs (SP) dan (2) Resistivity Logging. Metoda Geofisika Logging yang lainnya adalah Radioaktif Logging (gamma,rey, neutron logging dan lain-lain), Caliper logging dan Temperature Logging METODA TAHANAN JENIS (RESISTIVITY) Metode ini dilakukan diatas permukaan tanah dan merupakan suatu metode tidak langsung (preeliminary study). Dalam metode ini digunakan injeksi arus searah atau bolak-balik (ac/dc) berfrekwensi rendah melalui elektroda arus. Injeksi arus ini akan mengakibatkan distribusi potensial arus yang berbeda-beda, diakibatkan oleh perbedaan tahanan jenis batuan yang akan diukur oleh elektroda pengukur atau elektroda potensial. Penggunaan metode ini terbagi berdasarkan beberapa tipe yang tergantung pada konfigurasi dan jarak antara elektroda arus dan elektroda pengukur. Perbedaan konfigurasi ini terjadi karena adanya perbedaan tujuan pengukuran dan kondisi daerah pengukuran. Konfigurasi yang umum digunakan di Indonesia : Metode Penggunaan Wenner memiliki jarak spatial yang sama, digunakan untuk pemetaan detail, kondisi daerah pengukuran landai (kemiringan lahan pengukuran lebih kecil dari 5 – 100). Schlumberger memiliki jarak spatial yang bervariasi, digunakan untuk pemetaan kondisi regional, kondisi daerah pengukuran landai (kemiringan lahan pengukuran lebih kecil dari 5 – 100). Double-dipole Dilakukan di kondisi daerah bergelombang, pada perkembangannya terbagi menjadi beberapa metode
  • 4. seperti metode Bristow, mise ala massa dan lain-lain. Perbedaan ini terletak pada teknik pengukuran, intepretasi dan hasil yang diharapkan. Dalam pelaksanaan pengukuran, dilakukan dua model intepretasi yaitu :  Elektrical mapping : digunakan untuk mengetahui variasi tahanan jenis bumi secara lateral.  Elektrical Drilling : mengetahui variasi tahanan jenis bumi secara vertikal dibawah suatu titik. TIPOLOGI SISTEM AKIFER AIRTANAH Secara umum, kesamaan iklim dan kondisi geologi dapat memberikan kesamaan kejadian airtanah di suatu daerah. Kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap karakter kimia-fisika airtanah demikian pula kuantitas air yang terkandung dalam akifer (S.Mandel,1981) Hasil studi pengukuran metoda resistivitas pada beberapa lokasi di Indonesia, menunjukkan adanya perbedaan karakteristik sistem airtanah yang spesifik dalam tiap tipologi akifer. Perbedaan karakteristik ini mengakibatkan perlunya pemilihan konfigurasi pengukuran tahanan jenis agar mendapatkan hasil yang optimal. Juanda D. (1993) mengemukakan suatu pendekatan geometri akifer yang ada di Indonesia berdasarkan kesamaan sistem airtanah dan lingkungan airtanah yang terbentuk akibat proses geologi yang berlangsung di daerah tersebut. Pendekatan ini selanjutnya disebut sebagai tipologi sistem akifer airtanah. Daerah Gunungapi Secara komprehensif, pola ketinggiannya secara morfologi, dapat berfungsi sebagai “penangkap hujan” yang mengakibatkan daerah di sekitarnya menjadi daerah dengan curah hujan yang lebih banyak. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kawasan gunungapi adalah kawasan subur yang kaya akan air. Hal tersebut ditambah pula oleh sifat batuannya yang terdiri dari endapan-endapan piroklastika yang umumnya sangat berpori dan tidak kompak berselang-seling dengan lapisan-lapisan aliran lava yang umumnya kedap air sehingga menyebabkan terakumulasinya airtanah yang cukup besar pada daerah ini, dan munculnya mata air-mata air dengan debit cukup besar. Tipologi ini dicirikan oleh adanya airtanah artesis atau sumur yang mengalir (free- flowing). Di Indonesia jenis tipologi banyak dijumpai pada daerah seperti di pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi atau umumnya di sepanjang jalur gunung api.
  • 5. Daerah Dataran Daerah dataran secara umum dicirikan oleh endapan batuan sedimen.Untuk memudahkan pemahaman mengenai sistem akifer ini maka dapat dilihat secara morfologi yang dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu Dataran Antar Pegunungan, Dataran Sungai, dan Dataran Pantai. Secara geologi, batuan penyusun dataran antar pegunungan umumnya berupa lempung, pasir dan kerikil hasil dari pengangkutan dan erosi batuan dibagian hulunya. Dengan melihat keadaan ini, umumnya batuan di dataran bersifat kurang kompak, sehingga potensi airtanahnya cukup baik Jenis lain dari dataran antar pegunungan adalah dataran kontinental. Dataran kontinental terjadi ditengah-tengah pulau besar atau benua yang terbentuk oleh adanya depresi yang kemudian terisi oleh endapan aluvial. Dataran sungai umumnya sempit-sempit dan terbatas hanya sepanjang aliran sungainya. Dengan litologi umumnya terdiri dari bahan-bahan lepas berupa pasir dan kerikil yang terangkut oleh sungai, maka dataran sungai berpotensi airtanah cukup baik. Aliran sungai tua dengan lembah yang sangat lebar dan berinci aliran meander, seperti banyak dijumpai di Pulau Kalimantan dan Irian adalah daerah-daerah dengan potensi airtanah yang baik Dataran yang mempunyai potensi airtanah yang baik adalah dataran pantai. Dataran pantai umumnya cukup luas, seperti di pantai timur Sumatera, pantai timur dan selatan Kalimantan, pantai utara Jawa dan pantai selatan Irian jaya. Kondisi airtanah di dataran pantai banyak ditentukan oleh keadaan geologi di daerah pegunungan di hulunya yang bertindak sebagai suplai utama endapan aluvial kedataran pantai. Endapan aluvial ini dapat menjadi sangat tebal jika cekungan itu dibatasi olehsuatu bidang yang membatasi cekungan yang terus menurun karena beban endapannya, misalnya dibatasi oleh sesar/patahan turun. Akifer di dataran pantai yang baik umumnya adalah akifer tertekan . Tetapi akifer bebas pun dapat menjadi sumber airtanah yang baik terutama pada daerah-daerah pematang pantai/gosong pantai, walaupun dengan resiko adanya penyusupan /intrusi air laut, jika dalam pemompaan airtanah tidak ditangani dengan baik. Pegunungan Lipatan Potensi airtanah di pegunungan lipatan umumnya kecil mengingat batuan penyusunnya berupa serpih, napal atau lempung yang bersifat kedap air. Batu pasir, jika ada umumnya berupa sisipan dan atau sangat kompak karena berumur tua dan telah mengalami proses tektonik yang kuat, sehingga sedikit kemungkinan lapisan batupasir tua ini dapat bertindak sebagai akuifer yang baik. Begitu pula dengan batuan breksi. Batu gamping, sekalipun sangat umum dijumpai pada pegunungan lipatan, apabila penyebarannya cukup luas, dipisahkan menjadi propinsi airtanah tersendiri mengingat ciri hidrologinya yang spesifik. Lihat. Gambar dibawah
  • 6. Pegunungan Karst-Batu gamping. Daerah pegunungan yang batuannya terdiri dari batu gamping dan memperlihatkan morfologi yang khas berupa kumpulan bukit-bukit membulat, disebut pegunungan karst. Pada dasarnya, karena merupakan batuan yang kompak, batugamping bersifat impermeabel, menyebabkan batu gamping dapat bertindak sebagai akifer yang cukup baik tetapi tinjauan hidrologinya berlainan dengan daerah airtanah pada media porous. Batu gamping mempunyai sifat yang khas yaitu dapat melarut dalam air sehingga dengan sifat ini porositas pada batugamping adalah porositas sekunder berupa rongga- rongga pelarutan atau rekahan. Dengan adanya kondisi ini, penyaluran bawah permukaan umumnya lebih menonjol dibandingkan penyaluran air permukaan. Maka, jarang sekali ditemukan sungai yang berair terus sepanjang tahun, karena air lebih banyak mengalir sebagai aliran bawah permukaan melalui sistem rongga-rongga pelarutan yang bercabang-cabang dan bertingakat-tingkat sesuai dengan sejarah pelarutan batugamping yang akhirnya dapat membentuk suatu jaringan sistem aliran sungai bawah tanah. Beberapa lokasi indikatif yang diperkirakan mempunyai potensi tipe karst adalah Gunung Kidul di Pulau Jawa, Pulau Irian bagian Kepala Burung, Maros-Sulawesi, serta pulau-pulau lainnya di perairan Indonesia Bagian Timur. Pegunungan Pra-Tersier Pegunungan dengan batuan berumur Pra-tersier di Indonesia tersingkap di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku dan Irian jaya. Di pulau Jawa penyebarannya sangat terbatas, hanya dijumpai di Karang Sambung-Kebumen, Jawa Tengah dan di Ciletuh-Sukabumi, Jawa Barat. Batuan Pra-tersier umumnya terdiri dari batuan metamorfosa-kristalin seperti filit dan sekis, dan batuan beku dalam. Melihat jenis batuannya, potensi air di daerah ini sangatlah kecil karena sifat batuannya yang pada umumnya kompak, padat dan keras sehingga kurang meneruskan air. Morfologi pegunungan tersier umumnya berbukit dan bergunung cukup terjal, sehingga kecil sekali kemungkinan munculnya mata air ataupun jika ada hanya berupa rembesan dengan debit kecil. Airtanah dalam jumlah terbatas dan berupa airtanah dangkal dapat dijumpai di pegunungan Tersier ini pada daerah endapan-endapan kipas lerengnya, atau pada batuan sekis yang telah melapuk, dan dapat pula pada batuan padatnya dengan dikontrol oleh sistem retakan dan rekahan intensif. Diluar pembagian tipologi ini, secara geologi masih ada banyak wilayah yang ada di Indonesia tapi belum dikelompokkan dalam satu sistem tersendiri, misalnya endapan glasial dan lain-lian.
  • 7. Berdasarkan hasil pengukuran di beberapa daerah, dapat dikatakan setiap konfigurasi tahanan jenis yang digunakan memiliki kekurangan dan kelebihan masing masing. Kekurangan dan kelebihan tiap konfigurasi dapat disintesakan dalam tabel berikut : TABEL 1. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TIAP KONFIGURASI GEOLISTRIK HASIL PENGAMATAN. Konfigurasi Kelebihan Kekurangan Wenner § Teknis lapangan mudah § Pengolahan data mudah § Sensitif pada perubahan lateral § Harus dilakukan pada dataran yang luas § Tahapan intepretasi perlu memperhatikan kondisi lokal daerah pengukuran Schlumberger § Teknis lapangan mudah § Pengolahan data mudah § Baik untuk studi regional § Harus dilakukan pada dataran yang luas § Kurang sensitif pada perubahan lateral Bristow (studi gua) § Tidak harus dilakukan pada dataran § Akurat pada posisi rongga/gua § Dapat mengestimasi dimensi rongga § Teknis pengukuran tidak praktis § Noise pengukuran besar § Sukar mengetahui anomali dalam gua Mise ala masse § Tidak harus dilakukan pada dataran § Akurat pada estimasi pengukuran lateral § Teknis pengukuran sulit § Dimensi anomali sulit diestimasi Dari tabel 1 tersebut, secara umum keterbatasan penggunaan konfigurasi Wenner dan Schlumberger lebih disebabkan karena kondisi alam yang ada. Konfigurasi Wenner dengan spatial yang lebih rapat memungkinkan kita mendapatkan kondisi penelitian bawah permukaan yang detail. Tetapi kondisi ini akan menyulitkan kita dalam intepretasi secara regional dikarenakan keterdapatan lapisan akifer di alam yang seringkali bersifat multi layer akifer, pada kasus ini penggunaan konfigurasi Schlumberger lebih disarankan. Pengolahan data konfigurasi double dipole yang memerlukan perhitungan tertentu dan menghasilkan intepretasi yang sangat spesifik
  • 8. membuat penggunaan konfigurasi ini lebih digunakan untuk suatu studi khusus atau pada kondisi pengukuran yang tidak memungkinkan digunakannya metode lainnya. Penggunaan metode geolistrik yang dapat digunakan pada keseluruhan tipologi akifer yang ada adalah electricl logging. Penggunaan metode ini dilakukan pasca pemboran dan sangat membantu dalam penentuan konstruksi sumur bor dan pembuatan model hidrodinamika airtanah. Penggunaan metode dan konfigurasi geolistrik yang ideal pada tiap tipologi sistem akifer airtanah dapat disintesakan sebagai berikut : TABEL 2. PENGGUNAAN METODE DAN KONFIGURASI GEOLISTRIK YANG IDEAL JENIS METODE ELECTRICAL LOGGING TAHANAN JENIS (RESISTIVITY) DATARAN OANTAI X X X * X - - DATARAN SUNGAI X X (X) (X) - - DATARAN ANTAR PEGUNUNGAN X X X X - - DAERAH GUNUNG API X X X (X) O X PEGUNUNGAN KARBONAT/KARST X X - - O X PEGUNUNGAN TERSIER DAN LIPATAN X X (X) - - X ENDAPAN GLASIAL T T T T T T KETERANGAN X = Metode yang ideal digunakan (X) = Dapat digunakan apabila kondisi lapangan memungkinkan X * = Dapat juga digunakan untuk kasus intrusi air laut - = Tidak disarankan O = Digunakan untuk kasus identifikasi mata air/ sungai bawah tanah T = Belum dilakukan penelitian.
  • 9. 4. Aplikasi geolistrik dalam pertambangan misal dalam eksplorasi emas. Kelistrikan batuan dapat dipelajari dari respon yang diberikan oleh batuan saat arus dialirkan. Respon yang diberikan tersebut sebanding dengan harga tahanan jenis yang dimiliki oleh batuan itu. Secara teoritis kelistrikan dari batuan yaitu besarnya nilai tahanan yang diberikan batuan saat arus dialirkan kepadanya, dan besarnya nilai tahanan dinyatakan sebagai nilai tahanan jenis (ρ) (Reynolds, 1997) Resistivitas atau tahanan jenis merupakan parameter sifat fisis yang menunjukan daya hambat suatu medium (batuan) dalam mengalirkan arus listrik. Jika bumi diasumsikan homogen, isotropis, dimana resistivitas yang terukur merupakan resistivitas sebenarnya (true resistivity) dan tidak tergantung pada spasi (jarak) antar elektroda. Bumi terdiri dari lapisan-lapisan (heterogen) dengan yang berbeda-beda, sehingga potensial yang terukur merupakan potensial dari pengaruh lapisan-lapisan tersebut. Harga resistivitas yang terukur merupakan resistivitas gabungan dari beberapa lapisan tanah yang dianggap sebagai satu lapisan (apparent resistivity) dan besar nilai tergantung oleh faktor geometri susunan elektrodanya (Telford, 1990). Resistivitas suatu medium atau bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor · Kandungan air atau fluida · Salinitas atau kandungan garam · Temperature · Porositas · Kandungan lempung · Kandungan logam
  • 10. Emas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai resistivitas suatu medium atau bahan, disebabkan memiliki sifat menghantarkan panas dan arus listrik. Emas merupakan konduktor yang baik dengan konduktivitas termal sebesar 317 W m- 1 K-1 . Nilai tahanan jenis emas pada suhu 200C adalah 2.2 x 10-8 m (Charles dan Robert, 2009). Berdasarkan nilai konduktifitas termal dan nilai tahanan jenis emas tersebut dapat disimpulkan bahwa Konduktor yang baik memiliki nilai resistivitas yang renda DAFTAR PUSTAKA http://fisikabumi-geofisika.blogspot.co.id/2010/07/aplikasi-geolistrik.html http://geologi.iagi.or.id/2014/04/14/aplikasi-geolistrik-untuk-eksplorasi-hidrogeologi/