Well logging adalah teknik perekaman karakteristik formasi batuan di sepanjang sumur bor. Terdapat beberapa jenis log seperti spontanous potential log, gamma ray log, densitas log, neutron log, dan resistivitas log yang dapat digunakan untuk menentukan litologi, porositas, fluida, dan sifat-sifat geologi lainnya. Informasi ini berguna untuk evaluasi sumber daya minyak dan gas di lapisan bawah tanah.
2. Well Logging
ialah perekaman karakteristik dari suatu formasi batuan yang diperoleh melalui
pengukuran pada sumur bor” (Ellis & Singer,2008).
Metode ini baik dilakukan ketika surface outcrops (singkapan) tidak tersedia. Tetapi,
sampel batuan diperlukan dalam penentuan litologi.
Well log dapat menentukan porositas, permeabilitas, air, minyak dan tekanan gas.
3. Hubungan Log dengan Geologi
Dalam ilmu geologi ini berbagai jenis log dapat menunjukkan karakteristik geologi.
Seperti Log Spontaneous Potential ditunjukkan untuk membedakan litologi
impermiabel dan permiabel. Sebab impermiabel ini merupakan shale yang tidak
menyerap atau meloloskan fluida. Sedangkan permiabel meloloskan fluida.
Contohnya pasir dan kerikil.
4. Lalu dalam log Gamma Ray, kita dapat membadakan lithologi seperti log SP. Akan
tetapi memiliki perbedaan dengan sebelumnya karena pada log gamma ray
memiliki pancaran radioaktif seperti Thorium dan Uranium. Karena pada Gamma
Ray untuk memisahkan batupasir ini diperlukan log lain atau cutting. Karena hasil
log nya dibawah rata rata Log GR ini memiliki nilai respon yang rendah dalam
sandstone.
5. Log Neutron dalam geologi menentukan pori pori batuan yang terisi air, minyak
bumi dan gas. Dalam kajian ini, fluida terperangkap dalam shale. Sehingga fluida
tersebut terjebak dan terakumulasi di dalam batuan tersebut.
6. Jenis Jenis Log
Permeabilitas dan Litologi
1. Log Spontaneous Potential (SP)
2. Log Gamma Ray (GR)
Porositas
1. Log Densitas
2. Log Neutron
Electrical
1. Log Resitivitas
7. Log Spontaneous Potential (SP)
Digunakan untuk mengukur beda potensial listrik kedua elektroda
di permukaan yang diukur dalam satuan milivolt pada formasi
Tujuan utamanya adalah mengetahui perbedaan shale dan non
shale, ketebalan lapisan, mengkorelasi batuan.
Terdapat 3 zona infiltrasi, yaitu: Flushed Zone, transition zone, dan
Uninvaded Zone
8. Log Gamma Ray
Metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma yang
dihasilkan oleh unsur-unsur yang terdapat dalam lapisan
batuan di sepanjang lubang bor. Dan terdapat unsur
radioaktif didalam lapisan batuan tersebut.
Log Gamma ray dapat digunakan sebagai indikator dalam
lithostratigrafi yang dapat digunakan dalam penentuan
korelasi lapisan batuan.
9. Log Densitas
Log densitas ialah Pengukuran yang memanfaatkan fenomena hamburan Compton
(Compton Scatterin). Menggunakan alat pengukur log densitas yang
disebut Formation Density Condensated (FDC).
1. Log densitas merekam bulk density formasi batuan dengan bantuan sinar
gamma
2. Bulk density merupakan densitas total dari batuan meliputi matriks padat dan
fluida yang mengisi pori.
3. Secara geologi, bulk density merupakan fungsi dari densitas mineral yang
membentuk batuan tersebut dan volume fluida bebas yang menyertainya.
4. Besarkecilnya energi yang diterima oleh detector tergantung dari :
a) Densitas matriks batuan
b) Porositas batuan
c) Densitas kandungan yang ada dalam batuan
10.
11. Neutron Log
Pengukuran Neutron Porosity pada evaluasi formasi ditujukan untuk mengukur
indeks hydrogen yang terdapat pada formasi batuan. Indeks hydrogen didefinsikan
sebagai rasio dari konsentrasi atom hydrogen setiap cm kubik batuan terhadap
kandungan air murni pada suhu 75 F.
Log neutron menggunakan sumber dari radioaktif yang memancarkan neutron
yang bertabrakan dengan inti hidrogen yang terkandung dalam formasi batuan.
Selanjutnya jumlah radiasi yang dipantulkan kembali akan menunjukkan jumlah
yang hilang (neutron)
12.
13. Log Resistivitas
Log resistivitas adalah rekaman tahanan jenis formasi ketika dilewati oleh kuat
arus listrik, dinyatakan dalam ohmmeter (Schlumberger,1989).
Resistivitas ini mencerminkan batuan dan fluida yang terkandung di dalam pori-
porinya. Reservoar yang berisi hidrokarbon akan mempunyai tahanan jenis lebih
tinggi (lebih dari 10 ohmmeter), sedangkan apabila terisi oleh air formasi yang
mempunyai salinitas ringgi maka harga tahanan jenisnya hanya beberapa
ohmmeter (Schlumberger,1989).
Dalam Log ini, Log resistivity berguna pada bidang geologi ketika evaluasi cairan
dari formasi. Dan dapat digunakan ketika mengidentifikasikan batubara (resistansi
tinggi), identifikasi limestones di dalam shale (resistansi tinggi). Dan berguna
untuk korelasi antar sumur dan penentuan batas bawah antar suatu formasi dengan
meninjau dari segi lithologi.
14. Log Deep Resistivitty (Resistivity true): Log yang digunakan untuk mengukur
resistivitas pada zona uninvated / zona yang tidak terinfasi rentangnya sekitar > 3
feet, dimana log ini terbagi menjadi dua macam berdasarkan lumpur yang
digunakan saat pemboran, yaitu :
1. Induction Deep Log (ILD), yang mana digunakan jika lumpur yang digunakan
fresh water base mud (air tawar)
2. Lateral Deep Log (LLD), yang mana digunakan jika lumpur yang digunakan
salt water mud (air asin)
Log Shallow Resistivity (MSFL dan SFLU) biasa menggunakan log MSFL, yang
digunakan untuk mengukur resistivitas pada zona yang terinfasi mud filtrate
rentangnya sekitar 1 – 6 feet.
15. Referensi
https://www.academia.edu/12317713/Well_Logging diakses pda 22 Februari 2020
https://www.academia.edu/17777487/228535096-makalah-LWD-MWD diakses
pada 24 Februari 2020
https://www.slideshare.net/OmerMAhmed/well-logging-68068670 diakses pada 27
Februari 2020
Editor's Notes
Flushed Zone: Zona yang terletak dekat dengan lubang bor dan berisi filtrat lumpur yang mendesak kandungan semula
Transition Zone: Zona ini terletak pada zona peralihan antara zona terisi lumpur dan zona kandungan semula.
Uninvaded Zone: Zona yang terletak jauh dari lubang bor. Zona ini tidak terkena lumpur dan terisi kandungan semula
Spectroscopy ini penting dilakukan ketika kita berhadapan dengan batuan non-shale yang memungkinkan untuk memiliki unsur radioaktif, seperti mineralisasi uranium pada sandstone, potassium feldsfar atau uranium yang mungkin terdapat pada coal dan dolomite
Jadi gr dianggap foton yang akan bertumbukan elektron dari atom dalam formasi sehingga terjadi fenom hamburan compton. Lalu foton gr kehilangan seb energi krn diserap elektro dan dihamburkan ke arah beda dengan foton awal.
semakin berpori batuan semakin banyak kandungan hydrogen dan semakin tinggi indeks hydrogen. Sehingga, shale yang banyak mengandung hydrogen dapat ditafsirkan memiliki porositas yang tinggi pula