SlideShare a Scribd company logo
Chapter 2
Remote-sensing technologies and
data processing algorithms
Krapivin et al. (2015)
Anisa Aulia Sabilah
(C552190011)
Outline
Microwave Radiometry & Remote Sensing of the
Environment
Remote Sensing Methods
Remote Sensing Techniques
2.1
2.2
2.3
Microwave Radiometric Observations of
Temperature Anomalies
Monitoring of the Soil Plant Formations
Microwave Monitoring of the Soil Moisture
2.4
2.5
2.6
Microwave Radiometry in Remote Monitoring of the
Ocean
The Atmosphere Microwave Monitoring2.7
2.8
A Device to Measure Geophysical &
Hydrophysical Parameters
An Adaptive Technology to Classify & Interpret
Remote Sensing Data of the Water Surface
Qualitatively
2.9
2.10
Direct & Inverse Problems of Microwave
Monitoring
2.11
Algorithms for Remote Data Processing2.12
2.1 Metode Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh pada tutupan lahan, atmosfer, dan
lautan adalah didasarkan oleh pantulan dan sebaran
radiasi gelombang elektromagentik.
Pasif
•mendeteksi energi alami (umumnya cahaya) yang
dipantulkan atau dipancarkan dari obyek yang diamati.
Aktif
•memiliki sumber energi sendiri, yang dipancarkan ke arah
obyek yang diindera, kemudian hasil pemantulannya akan
ditangkap.
2.2 teknik penginderaan jauh
Sistem gelombang
mikro pasif hanya
merekam radiasi yang
dipancarkan secara
alami.
sistem pasif dapat
dijalankan pada
ketinggian sangat
rendah (500 kaki di atas
rata-rata).
Thermal Infrared
Radiometers (TIR) dan
radiometer microwave
keduanya mengukur
radiasi alami dari
proses termodinamika.
Manfaat dari penginderaan jauh gelombang mikro
terletak pada daya tahannya terhadap awan, curah
hujan, asap, dan lain-lain.
Pengetahuan emisi energi pada gelombang mikro
memberikan kemungkinan untuk menghitung varietas
parameter permukaan dan atmosfer, termasuk suhu
udara, suhu permukaan laut, salinitas, kelembaban
tanah, es laut, curah hujan, jumlah total air uap dan
jumlah total air cair di atmosfer langsung dari atas
atau dari bawah instrumen.
2.3 Radiometer gelombang mikro dan
Penginderaan Jauh lingkungan
Kalibrasi pengukuran gelombang mikro
penting dalam pemantauan jarak jauh.
Kalibrasi adalah proses menghubungkan
sinyal yang dapat diekstraksi dari sistem
pengukuran radiometrik ke karakteristik
fisik target seperti suhu dan kecerahan.
2.4 Pemantauan formasi
tanah-tanaman
Salah satu instrumen satelit yang efektif
untuk mendeteksi permukaan tanah adalah
Moderate Imaging Spectroradiometer (MODIS) dari NASA.
Pemantauan jarak jauh formasi tanah-tanaman
bertujuan untuk menilai secara biologis
produktivitas, memahami interaksi dalam
soil-vegetation-atmosphere system,
mengevaluasi dinamika bioma,
memodelkan siklus biogeokimia, dan
mengendalikan sumber daya vegetasi.
Pemantauan berbasis satelit bermanfaat untuk:
• Penilaian operasional risiko kebakaran hutan;
• Pemetaan penyiraman hutan setelah
kebakaran hutan;
• Pemetaan kontur kebakaran hutan melalui
lapisan asap dan kanopi pepohonan;
• Penentuan parameter api;
• Penentuan kondisi hutan setelah kebakaran;
2.5 pemantauan gelombang mikro untuk kelembapan tanah
Kelembaban tanah adalah variabel kunci dalam hidrologi
yang mengontrol proporsi curah hujan yang meresap,
mengalir, atau menguap dari tanah.
Contoh aplikasi radiometer gelombang mikro dan
penggunaan metode interpolasi spasial untuk pemantauan
kelembaban tanah di bidang pertanian.
• Pada panjang gelombang 18 dan 27 cm.
• Jika presisi 10% dan curah hujan 15%, dapat diperkirakan
secara bulanan jika ketepatan estimasi kelembaban tanah
kurang dari 50%.
2.6 radiometer gelombang mikro untuk
pengamatan anomali suhu
Gelombang mikro dapat
digunakan untuk memantau
anomali suhu di permukaan
bumi seperti kebakaran hutan,
gambut, rawa api, area
aktivitas panas bumi, dan lain-
lain.
Pada panjang gelombang 0,8
dan 3,4 cm di area pembakaran
hutan, rawa gambut, dan
peateries dapat mencapai nilai
ΔTj ∈ [200, 300] K.
Peta distribusi suhu Tj
radiobrightness di daerah
Gunung Berapi Greet
Tolbatchik, Kamchatka
melalui laboratorium terbang
IL-18 pada panjang gelombang
λ = 27 cm.
Peta ini direkonstruksi
dengan menggunakan
teknologi GIMS berdasarkan
data trass.
2.7 pemantauan atmosfer dari gelombang mikro
Keadaan teknologi industri saat ini di seluruh dunia perlu agar tidak mengganggu
kontrol subsistem lingkungan yang paling rentan, seperti atmosfer.
Peran metode gelombang mikro untuk menyelesaikan masalah ini yakni dengan
perluasan fungsi sistem pemantauan atmosfer berdasarkan prinsip kontrol optik.
Metode radio-trauslusense dengan menggunakan dua satelit pada
garis serapan gas dengan frekuensi tinggi terbukti menjadi
pendekatan yang efektif untuk karakteristik lapisan ozon.
Beberapa gas atmosfer memiliki momok serapan tersendiri
dalam rentang gelombang milimeter dan submillimeter yang
memungkinkan konsentrasi rata-rata komponen gas di
sepanjang rute penginderaan dihitung berdasarkan estimasi
penyerapan gelombang elektromagnetik.
Sensitivitas suhu permukaan laut, TBP (K),
untuk polarisasi tipe-P dengan variasi
kecepatan angin, V (m s − 1) ditentukan oleh:
2.8 radiometer gelombang mikro pada pemantauan
lautan jarak jauh
Pembentukan emisi radiotermal lautan dalam
rentang gelombang mikro bergantung pada suhu
dan salinitas, kekasaran permukaan, konsentrasi
klorofil dan komponen lain dari lingkungan laut.
Sasaki et al. (1988) menunjukkan bahwa
pita 6.7– 18,6 GHz memiliki informativitas
tinggi untuk mendiagnosis sistem
atmosfer-lautan.
2.9 Teknologi Adaptif untuk Mengklasifikasikan Data
Penginderaan Jauh dari Permukaan laut Secara kualitatif
Metode penentuan ambang batas adalah cara yang paling sederhana untuk mendefinisi
ruang. Dalam hal ini, ruang tersebut memiliki area di mana parameter lingkungan yang
diukur melebihi nilai (l +) atau sebaliknya tidak melebihi nilai (l−) ambang batas.
.
Metode taksonomi (pengelompokan) adalah salah satu metode yang penting untuk klasifikasi
data. Selain dari penggunaan algoritma, keputusan statistik, dan analisis kluster.
Perbedaan antara kedua algoritma ini yaitu item CASRS membentuk
kluster tanpa memperhitungkan indikasi geografis umum dari radiometer,
sedangkan item CALRS membentuk terus-menerus kluster secara spasial.
 Memasukkan unit pergantian n-channel dan n unit
perhitungan dispersi antara output radiometer dan
masing-masing input mikroprosesor secara seri.
 Pada input radiometer yang dipasangi saklar,
dihubungkan melalui unit kontrol dengan
kelompok keluaran pertama mikroprosesor.
Adapun untuk kelompok kedua dari output
mikroprosesor adalah menghubungkan resolver
dengan kelompok keluaran radiometer kedua.
2.10 sebuah perangkat untuk mengukur
parameter geofisika dan hidrofisika
 Setiap unit menghitung dispersi in-series
quantizers yang terhubung dari perhitungan
nilai rata-rata, pembagi, penjumlah dan pembagi
kedua, serta output kuantizer yang terhubung
dengan input kedua penjumlah.
 Proses penyelesaian terdiri dari
beberapa saluran identik masing-
masing berisi penjumlah dan n
keluaran yang terhubung dengan
n pengganda.
 Beberapa input dari pengganda
membentuk kelompok pertama
dari input resolver, kelompok
kedua dari inputnya sendiri,
serta jumlah saluran yang sama
dengan jumlah parameter yang
akan diukur.
Pendekatan terhadap masalah invers (terbalik) dari pemantauan gelombang mikro
didasarkan pada asumsi korelasi fungsional linier antara kontras
radiobrightness dan karakteristik objek yang dipantau.
2.11 masalah langsung dan terbalik
pada pemantauan gelombang mikro
Fenomena keterlambatan waktu (time delay) dari respon suhu
sistem atmosfer laut dalam domain spektral resonansi yakni
5,9 dan 13,5 mm pada variasi fluks panas permukaan dijelaskan
oleh persamaan integral dari Duamel:
Permasalahan dalam metode radiometrik gelombang mikro
pasif untuk analisis laut dan atmosfer dalam interaksi panas
atas berbagai skala ruang dan waktu adalah merupakan satu
hal penting dalam cyclogenesis tropis.
Dimana:
Tb (t, λ) adalah suhu radiobrightness
untuk panjang gelombang λ (K),
q (t) adalah fluks panas pada atmosfer
laut (W / m2 / jam),
τ adalah waktu tunda (jam), dan
r (t) adalah respon fungsi delay (K /
(W / m2 / h)).
Metode solusi dan estimasi error:
di mana konstanta ditentukan
dari kondisi awal setiap
interval [xk, xk + 1].
Perhitungan dilakukan
berturut-turut dimulai dengan
interval (k = 0).
2.12 algoritma untuk pemrosesan data
jarak jauh
Masalah yang muncul dalam ekoinformatika mengarah pada perlunya mengintegrasikan
persamaan integral-diferensial yang umumnya non-linear; tetapi, dalam mayoritas
kasus, persamaan ini tidak dapat diintegrasikan oleh fungsi dasar ataupun khusus.
Untuk menyelesaikannya, perlu
menggunakan pencapaian terbaru
dari sebuah metode.
Dalam beberapa kasus, penggunaan
metode analisis numerik merupakan
metode yang terkenal untuk
memecahkan masalah tersebut.
Dengan inisial kondisi:
Di mana:
Solusi umum diketahui:
SEKIAN & TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)

Artikel Henrian Robby Fakhriannur 17650051-Teknik Elektro.pdf
Artikel Henrian Robby Fakhriannur 17650051-Teknik Elektro.pdfArtikel Henrian Robby Fakhriannur 17650051-Teknik Elektro.pdf
Artikel Henrian Robby Fakhriannur 17650051-Teknik Elektro.pdf
DuniaDalamBerita
 
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunAgroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunRiski Lubis
 
metode reflaksi.pdf
metode reflaksi.pdfmetode reflaksi.pdf
metode reflaksi.pdf
febriaanita1
 
228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf
228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf
228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf
adimsapersada
 
Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2
Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2
Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2Sylvester Saragih
 
iv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxiv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptx
rioprayogo2
 
Tugas eksplorasi lanjut
Tugas eksplorasi lanjutTugas eksplorasi lanjut
Tugas eksplorasi lanjut
Lidya Victoria Victoria
 
Bab 2 geomagnetik
Bab 2 geomagnetikBab 2 geomagnetik
Bab 2 geomagnetik
Fatahillah Agung
 
PPT EPB Magnetotellurik Kelompok 6.pptx
PPT EPB Magnetotellurik Kelompok 6.pptxPPT EPB Magnetotellurik Kelompok 6.pptx
PPT EPB Magnetotellurik Kelompok 6.pptx
FeryanAdiAnggana1
 
Laporan kerja praktek MEQ
Laporan kerja praktek MEQLaporan kerja praktek MEQ
Laporan kerja praktek MEQ
universitas indonesia
 
Laporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanahLaporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanah
mahfudi55
 
geometeri
geometerigeometeri
geometeri
Asdi Cupak
 
Layanan Informasi Stageof.pptx
Layanan Informasi Stageof.pptxLayanan Informasi Stageof.pptx
Layanan Informasi Stageof.pptx
SholakhudinNoorFalah
 
Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)
Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)
Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Shinta R Naibaho
 
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_revFarid Yagami
 
Paper geothermal wayang windu i t b
Paper geothermal wayang windu   i t bPaper geothermal wayang windu   i t b
Paper geothermal wayang windu i t b
AFDHAL ABDILLAH MUH ABDI
 
Inling 2018
Inling 2018Inling 2018
Inling 2018
tereamap
 
5 7
5 75 7

Similar to Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015) (20)

Artikel Henrian Robby Fakhriannur 17650051-Teknik Elektro.pdf
Artikel Henrian Robby Fakhriannur 17650051-Teknik Elektro.pdfArtikel Henrian Robby Fakhriannur 17650051-Teknik Elektro.pdf
Artikel Henrian Robby Fakhriannur 17650051-Teknik Elektro.pdf
 
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunAgroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
 
metode reflaksi.pdf
metode reflaksi.pdfmetode reflaksi.pdf
metode reflaksi.pdf
 
228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf
228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf
228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf
 
Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2
Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2
Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2
 
iv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxiv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptx
 
Tugas eksplorasi lanjut
Tugas eksplorasi lanjutTugas eksplorasi lanjut
Tugas eksplorasi lanjut
 
Bab 2 geomagnetik
Bab 2 geomagnetikBab 2 geomagnetik
Bab 2 geomagnetik
 
PPT EPB Magnetotellurik Kelompok 6.pptx
PPT EPB Magnetotellurik Kelompok 6.pptxPPT EPB Magnetotellurik Kelompok 6.pptx
PPT EPB Magnetotellurik Kelompok 6.pptx
 
Laporan kerja praktek MEQ
Laporan kerja praktek MEQLaporan kerja praktek MEQ
Laporan kerja praktek MEQ
 
Laporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanahLaporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanah
 
geometeri
geometerigeometeri
geometeri
 
FISBUM CICI
FISBUM CICIFISBUM CICI
FISBUM CICI
 
Layanan Informasi Stageof.pptx
Layanan Informasi Stageof.pptxLayanan Informasi Stageof.pptx
Layanan Informasi Stageof.pptx
 
Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)
Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)
Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)
 
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
 
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
 
Paper geothermal wayang windu i t b
Paper geothermal wayang windu   i t bPaper geothermal wayang windu   i t b
Paper geothermal wayang windu i t b
 
Inling 2018
Inling 2018Inling 2018
Inling 2018
 
5 7
5 75 7
5 7
 

More from Anisa Aulia Sabilah

Evaluation of Standar & Regional Satellite Chlorophyll-a Algorithms for MODIS...
Evaluation of Standar & Regional Satellite Chlorophyll-a Algorithms for MODIS...Evaluation of Standar & Regional Satellite Chlorophyll-a Algorithms for MODIS...
Evaluation of Standar & Regional Satellite Chlorophyll-a Algorithms for MODIS...
Anisa Aulia Sabilah
 
Tugas Akhir Algoritma Inderaja Kelautan
Tugas Akhir Algoritma Inderaja KelautanTugas Akhir Algoritma Inderaja Kelautan
Tugas Akhir Algoritma Inderaja Kelautan
Anisa Aulia Sabilah
 
An Assessment of Pan-sharpening Algorithms for Mapping Mangrove Ecosystems: A...
An Assessment of Pan-sharpening Algorithms for Mapping Mangrove Ecosystems: A...An Assessment of Pan-sharpening Algorithms for Mapping Mangrove Ecosystems: A...
An Assessment of Pan-sharpening Algorithms for Mapping Mangrove Ecosystems: A...
Anisa Aulia Sabilah
 
Chapter 7 Beyond The Error Matrix (Congalton & Green 1999)
Chapter 7 Beyond The Error Matrix (Congalton & Green 1999)Chapter 7 Beyond The Error Matrix (Congalton & Green 1999)
Chapter 7 Beyond The Error Matrix (Congalton & Green 1999)
Anisa Aulia Sabilah
 
Assessment of Planet Scope Images for Benthic Habitat and Seagrass Species Ma...
Assessment of Planet Scope Images for Benthic Habitat and Seagrass Species Ma...Assessment of Planet Scope Images for Benthic Habitat and Seagrass Species Ma...
Assessment of Planet Scope Images for Benthic Habitat and Seagrass Species Ma...
Anisa Aulia Sabilah
 
Benthic Habitat Mapping in Tropical Marine Environment Using QuickBird Multis...
Benthic Habitat Mapping in Tropical Marine Environment Using QuickBird Multis...Benthic Habitat Mapping in Tropical Marine Environment Using QuickBird Multis...
Benthic Habitat Mapping in Tropical Marine Environment Using QuickBird Multis...
Anisa Aulia Sabilah
 
Development of A Suitability Macroalgae (Geddie 2019)
Development of A Suitability Macroalgae (Geddie 2019)Development of A Suitability Macroalgae (Geddie 2019)
Development of A Suitability Macroalgae (Geddie 2019)
Anisa Aulia Sabilah
 
Review "Application of Monte Carlo AHP" Zhu (2019)
Review "Application of Monte Carlo AHP" Zhu (2019)Review "Application of Monte Carlo AHP" Zhu (2019)
Review "Application of Monte Carlo AHP" Zhu (2019)
Anisa Aulia Sabilah
 

More from Anisa Aulia Sabilah (8)

Evaluation of Standar & Regional Satellite Chlorophyll-a Algorithms for MODIS...
Evaluation of Standar & Regional Satellite Chlorophyll-a Algorithms for MODIS...Evaluation of Standar & Regional Satellite Chlorophyll-a Algorithms for MODIS...
Evaluation of Standar & Regional Satellite Chlorophyll-a Algorithms for MODIS...
 
Tugas Akhir Algoritma Inderaja Kelautan
Tugas Akhir Algoritma Inderaja KelautanTugas Akhir Algoritma Inderaja Kelautan
Tugas Akhir Algoritma Inderaja Kelautan
 
An Assessment of Pan-sharpening Algorithms for Mapping Mangrove Ecosystems: A...
An Assessment of Pan-sharpening Algorithms for Mapping Mangrove Ecosystems: A...An Assessment of Pan-sharpening Algorithms for Mapping Mangrove Ecosystems: A...
An Assessment of Pan-sharpening Algorithms for Mapping Mangrove Ecosystems: A...
 
Chapter 7 Beyond The Error Matrix (Congalton & Green 1999)
Chapter 7 Beyond The Error Matrix (Congalton & Green 1999)Chapter 7 Beyond The Error Matrix (Congalton & Green 1999)
Chapter 7 Beyond The Error Matrix (Congalton & Green 1999)
 
Assessment of Planet Scope Images for Benthic Habitat and Seagrass Species Ma...
Assessment of Planet Scope Images for Benthic Habitat and Seagrass Species Ma...Assessment of Planet Scope Images for Benthic Habitat and Seagrass Species Ma...
Assessment of Planet Scope Images for Benthic Habitat and Seagrass Species Ma...
 
Benthic Habitat Mapping in Tropical Marine Environment Using QuickBird Multis...
Benthic Habitat Mapping in Tropical Marine Environment Using QuickBird Multis...Benthic Habitat Mapping in Tropical Marine Environment Using QuickBird Multis...
Benthic Habitat Mapping in Tropical Marine Environment Using QuickBird Multis...
 
Development of A Suitability Macroalgae (Geddie 2019)
Development of A Suitability Macroalgae (Geddie 2019)Development of A Suitability Macroalgae (Geddie 2019)
Development of A Suitability Macroalgae (Geddie 2019)
 
Review "Application of Monte Carlo AHP" Zhu (2019)
Review "Application of Monte Carlo AHP" Zhu (2019)Review "Application of Monte Carlo AHP" Zhu (2019)
Review "Application of Monte Carlo AHP" Zhu (2019)
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 

Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)

  • 1. Chapter 2 Remote-sensing technologies and data processing algorithms Krapivin et al. (2015) Anisa Aulia Sabilah (C552190011)
  • 2. Outline Microwave Radiometry & Remote Sensing of the Environment Remote Sensing Methods Remote Sensing Techniques 2.1 2.2 2.3 Microwave Radiometric Observations of Temperature Anomalies Monitoring of the Soil Plant Formations Microwave Monitoring of the Soil Moisture 2.4 2.5 2.6 Microwave Radiometry in Remote Monitoring of the Ocean The Atmosphere Microwave Monitoring2.7 2.8 A Device to Measure Geophysical & Hydrophysical Parameters An Adaptive Technology to Classify & Interpret Remote Sensing Data of the Water Surface Qualitatively 2.9 2.10 Direct & Inverse Problems of Microwave Monitoring 2.11 Algorithms for Remote Data Processing2.12
  • 3. 2.1 Metode Penginderaan Jauh Penginderaan jauh pada tutupan lahan, atmosfer, dan lautan adalah didasarkan oleh pantulan dan sebaran radiasi gelombang elektromagentik. Pasif •mendeteksi energi alami (umumnya cahaya) yang dipantulkan atau dipancarkan dari obyek yang diamati. Aktif •memiliki sumber energi sendiri, yang dipancarkan ke arah obyek yang diindera, kemudian hasil pemantulannya akan ditangkap.
  • 4. 2.2 teknik penginderaan jauh Sistem gelombang mikro pasif hanya merekam radiasi yang dipancarkan secara alami. sistem pasif dapat dijalankan pada ketinggian sangat rendah (500 kaki di atas rata-rata). Thermal Infrared Radiometers (TIR) dan radiometer microwave keduanya mengukur radiasi alami dari proses termodinamika.
  • 5. Manfaat dari penginderaan jauh gelombang mikro terletak pada daya tahannya terhadap awan, curah hujan, asap, dan lain-lain. Pengetahuan emisi energi pada gelombang mikro memberikan kemungkinan untuk menghitung varietas parameter permukaan dan atmosfer, termasuk suhu udara, suhu permukaan laut, salinitas, kelembaban tanah, es laut, curah hujan, jumlah total air uap dan jumlah total air cair di atmosfer langsung dari atas atau dari bawah instrumen. 2.3 Radiometer gelombang mikro dan Penginderaan Jauh lingkungan Kalibrasi pengukuran gelombang mikro penting dalam pemantauan jarak jauh. Kalibrasi adalah proses menghubungkan sinyal yang dapat diekstraksi dari sistem pengukuran radiometrik ke karakteristik fisik target seperti suhu dan kecerahan.
  • 6. 2.4 Pemantauan formasi tanah-tanaman Salah satu instrumen satelit yang efektif untuk mendeteksi permukaan tanah adalah Moderate Imaging Spectroradiometer (MODIS) dari NASA. Pemantauan jarak jauh formasi tanah-tanaman bertujuan untuk menilai secara biologis produktivitas, memahami interaksi dalam soil-vegetation-atmosphere system, mengevaluasi dinamika bioma, memodelkan siklus biogeokimia, dan mengendalikan sumber daya vegetasi. Pemantauan berbasis satelit bermanfaat untuk: • Penilaian operasional risiko kebakaran hutan; • Pemetaan penyiraman hutan setelah kebakaran hutan; • Pemetaan kontur kebakaran hutan melalui lapisan asap dan kanopi pepohonan; • Penentuan parameter api; • Penentuan kondisi hutan setelah kebakaran;
  • 7. 2.5 pemantauan gelombang mikro untuk kelembapan tanah Kelembaban tanah adalah variabel kunci dalam hidrologi yang mengontrol proporsi curah hujan yang meresap, mengalir, atau menguap dari tanah. Contoh aplikasi radiometer gelombang mikro dan penggunaan metode interpolasi spasial untuk pemantauan kelembaban tanah di bidang pertanian. • Pada panjang gelombang 18 dan 27 cm. • Jika presisi 10% dan curah hujan 15%, dapat diperkirakan secara bulanan jika ketepatan estimasi kelembaban tanah kurang dari 50%.
  • 8. 2.6 radiometer gelombang mikro untuk pengamatan anomali suhu Gelombang mikro dapat digunakan untuk memantau anomali suhu di permukaan bumi seperti kebakaran hutan, gambut, rawa api, area aktivitas panas bumi, dan lain- lain. Pada panjang gelombang 0,8 dan 3,4 cm di area pembakaran hutan, rawa gambut, dan peateries dapat mencapai nilai ΔTj ∈ [200, 300] K. Peta distribusi suhu Tj radiobrightness di daerah Gunung Berapi Greet Tolbatchik, Kamchatka melalui laboratorium terbang IL-18 pada panjang gelombang λ = 27 cm. Peta ini direkonstruksi dengan menggunakan teknologi GIMS berdasarkan data trass.
  • 9. 2.7 pemantauan atmosfer dari gelombang mikro Keadaan teknologi industri saat ini di seluruh dunia perlu agar tidak mengganggu kontrol subsistem lingkungan yang paling rentan, seperti atmosfer. Peran metode gelombang mikro untuk menyelesaikan masalah ini yakni dengan perluasan fungsi sistem pemantauan atmosfer berdasarkan prinsip kontrol optik. Metode radio-trauslusense dengan menggunakan dua satelit pada garis serapan gas dengan frekuensi tinggi terbukti menjadi pendekatan yang efektif untuk karakteristik lapisan ozon. Beberapa gas atmosfer memiliki momok serapan tersendiri dalam rentang gelombang milimeter dan submillimeter yang memungkinkan konsentrasi rata-rata komponen gas di sepanjang rute penginderaan dihitung berdasarkan estimasi penyerapan gelombang elektromagnetik.
  • 10. Sensitivitas suhu permukaan laut, TBP (K), untuk polarisasi tipe-P dengan variasi kecepatan angin, V (m s − 1) ditentukan oleh: 2.8 radiometer gelombang mikro pada pemantauan lautan jarak jauh Pembentukan emisi radiotermal lautan dalam rentang gelombang mikro bergantung pada suhu dan salinitas, kekasaran permukaan, konsentrasi klorofil dan komponen lain dari lingkungan laut. Sasaki et al. (1988) menunjukkan bahwa pita 6.7– 18,6 GHz memiliki informativitas tinggi untuk mendiagnosis sistem atmosfer-lautan.
  • 11. 2.9 Teknologi Adaptif untuk Mengklasifikasikan Data Penginderaan Jauh dari Permukaan laut Secara kualitatif Metode penentuan ambang batas adalah cara yang paling sederhana untuk mendefinisi ruang. Dalam hal ini, ruang tersebut memiliki area di mana parameter lingkungan yang diukur melebihi nilai (l +) atau sebaliknya tidak melebihi nilai (l−) ambang batas. . Metode taksonomi (pengelompokan) adalah salah satu metode yang penting untuk klasifikasi data. Selain dari penggunaan algoritma, keputusan statistik, dan analisis kluster. Perbedaan antara kedua algoritma ini yaitu item CASRS membentuk kluster tanpa memperhitungkan indikasi geografis umum dari radiometer, sedangkan item CALRS membentuk terus-menerus kluster secara spasial.
  • 12.  Memasukkan unit pergantian n-channel dan n unit perhitungan dispersi antara output radiometer dan masing-masing input mikroprosesor secara seri.  Pada input radiometer yang dipasangi saklar, dihubungkan melalui unit kontrol dengan kelompok keluaran pertama mikroprosesor. Adapun untuk kelompok kedua dari output mikroprosesor adalah menghubungkan resolver dengan kelompok keluaran radiometer kedua. 2.10 sebuah perangkat untuk mengukur parameter geofisika dan hidrofisika  Setiap unit menghitung dispersi in-series quantizers yang terhubung dari perhitungan nilai rata-rata, pembagi, penjumlah dan pembagi kedua, serta output kuantizer yang terhubung dengan input kedua penjumlah.  Proses penyelesaian terdiri dari beberapa saluran identik masing- masing berisi penjumlah dan n keluaran yang terhubung dengan n pengganda.  Beberapa input dari pengganda membentuk kelompok pertama dari input resolver, kelompok kedua dari inputnya sendiri, serta jumlah saluran yang sama dengan jumlah parameter yang akan diukur.
  • 13. Pendekatan terhadap masalah invers (terbalik) dari pemantauan gelombang mikro didasarkan pada asumsi korelasi fungsional linier antara kontras radiobrightness dan karakteristik objek yang dipantau. 2.11 masalah langsung dan terbalik pada pemantauan gelombang mikro Fenomena keterlambatan waktu (time delay) dari respon suhu sistem atmosfer laut dalam domain spektral resonansi yakni 5,9 dan 13,5 mm pada variasi fluks panas permukaan dijelaskan oleh persamaan integral dari Duamel: Permasalahan dalam metode radiometrik gelombang mikro pasif untuk analisis laut dan atmosfer dalam interaksi panas atas berbagai skala ruang dan waktu adalah merupakan satu hal penting dalam cyclogenesis tropis. Dimana: Tb (t, λ) adalah suhu radiobrightness untuk panjang gelombang λ (K), q (t) adalah fluks panas pada atmosfer laut (W / m2 / jam), τ adalah waktu tunda (jam), dan r (t) adalah respon fungsi delay (K / (W / m2 / h)).
  • 14. Metode solusi dan estimasi error: di mana konstanta ditentukan dari kondisi awal setiap interval [xk, xk + 1]. Perhitungan dilakukan berturut-turut dimulai dengan interval (k = 0). 2.12 algoritma untuk pemrosesan data jarak jauh Masalah yang muncul dalam ekoinformatika mengarah pada perlunya mengintegrasikan persamaan integral-diferensial yang umumnya non-linear; tetapi, dalam mayoritas kasus, persamaan ini tidak dapat diintegrasikan oleh fungsi dasar ataupun khusus. Untuk menyelesaikannya, perlu menggunakan pencapaian terbaru dari sebuah metode. Dalam beberapa kasus, penggunaan metode analisis numerik merupakan metode yang terkenal untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan inisial kondisi: Di mana: Solusi umum diketahui: