1. Trigger Presentation untuk Agen Perubahan
Kementerian ESDM
Jakarta, 14 Agustus 2018
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara
LAN-RI, Jl. Veteran No. 10 Jakarta Pusat
http://inovasi.lan.go.id
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
5. Mengapa Perubahan?
Tidak ada
insentif
Belum
terbiasa
Takut sesuatu
yg tdk jelas
Meragukan
manfaat
Tidak ckp
anggaran
Bertentangan
dgn hukum
Tidak ada
dukungan pimp
Sarana
terbatas
Tdk paham/
krg mampu
Kepentingan
pribadi
Tidak suka
tantangan
Merasa
paling benar
Egois/tdk mau
kerjasama
Resistensi Implisit
Resistensi Eksplisit
7. Make the Impossible Possible …
ANNETTE HORSCHMANN mendedikasikan diri untuk
kebersihan dan keindahan Danau Toba, dengan memunguti
sampah-sampah yang berserakan dan terus menjaga
kelestarian dan kebersihan di sekitar danau tsb. Bahkan, ia
juga mempromosikan keindahan Danau Toba di negaranya
dan mengatakan bahwa Danau Toba tidak kalah indahnya
dengan danau atau tempat wisata lain di dunia.
ANDRE GRAFF adalah pilot balon udara dan pemandu wisata di wilayah
Perancis, terutama di sekitar Pegunungan Alpen.Berkunjung ke
Indonesia (Bali) tahun 1990 dan 2004, langsung jatuh cinta dengan
negeri ini. Tahun 2005 ia memutuskan tinggal di Kampung Adar
Ledetadu, Sumba Barat, dan membantu warga sekitar untuk
membuatkan sumur karena daerah tersebut sulit mendapatkan air
bersih. Dari 2005-2007, ia bersama penduduk sekitar telah berhasil
membuat lebih dari 25 sumur yang diperuntukkan bagi 3 desa.
8. AP: Mak Eroh
“Awalnya, Mak Eroh hanya ingin mengalirkan air ke
sawah seluas 400 meter persegi miliknya. Tapi tanpa
disangka upayanya selama dua tahun (1985-1987) malah
membawa manfaat bagi penduduk di dua kecamatan,
Cisayong dan Indihiang. Saluran airnya mampu mengaliri
ribuan hektare sawah di dua kecamatan tersebut. Wanita
yang hanya berpendidikan hingga kelas tiga sekolah
dasar ini berjuang membuat saluran air selama 47 hari”
http://news.liputan6.com/read/69483/mak-eroh-wanita-baja-dari-
tasikmalaya
9. AP: Kamilus Tupen Jumat
MANFAAT:
o Tak ada lagi tanah
terbengkelai
o Kaum muda di desa memiliki
pekerjaan dan usaha
o Menghapus kerentanan
konflik antar warga, keluarga
dan suku
o Pangan berlimpah
o Migrasi tenaga kerja
berkurang
o Menguatnya relasi antar
warga
o Pemerataan kesejahteraan
Sumber: Sri Palupi, Problematika di Pedesaan dan Ragam Inovasi di Pedesaan, Seminar di LAN-RI, Desember 2016
10. AP: Eko Mulyadi
Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong
Ponorogo, biasa dikenal warga sekitar
sebagai “Kampung idiot / Tunagrahita” yang
berada di tanah tandus kering kawasan
lereng gunung kapur.
Warga desa menjadikan nasi Gaplek atau
Tiwul sebagai makanan utamanya selama
bertahun-tahun, alhasil, banyak dari
warga mengalami masalah gizi buruk yang
menjadi penyebab retardasi mental.
Kini dari kolam lele seluas 1x2 meter
dibelakang rumah mereka, mereka dapat
menghasilkan peghasilan sendiri yang
diperoleh dari hasil penjualan 1000 lele per
kolam. Dengan laba antara Rp. 150.000 - Rp.
250.000 per tiga bulan sekali inilah mereka
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.