SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
Download to read offline
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 1976
TENTANG
CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang
sekarang belaku, diatur dalam berbagai peraturan perundang-
undangan, dan materinya ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan
keadaan dewasa ini, oleh sebab itu perlu disederhanakan dan
disempurnakan ;
b. bahwa berhubung dengan itu dipandang perlu menetapkan Peraturan
Pemerintah yang mengatur kembali tentang cuti Pegawai Negeri Sipil
.
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang 1945 ;
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3041).
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI
SIPIL
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan cuti Pegawai Negeri Sipil, selanjutnya
disingkat dengan cuti, adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu
tertentu .
Pasal 2
(1) Pejabat yang berwenang memberikan cuti adalah :
a. Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara bagi Pimpinan Kesekretariatan Lembaga
Tertinggi/Tinggi Negara;
b. Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan
Kesekretaiatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, dan pejabat lain yang ditentukan
Presiden bagi Pegawai Negeri Sipil dalam lingkungan kekuasaannya;
c. KepalaPerwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
(2) Pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat mendelegasikan sebagian
wewenangnya kepada Pejabat lain dalam lingkungan kekuasaannya untuk memberikan
cuti, kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Pemerintah ini atau peraturan perundang-
undangan lainnya.
1
BAB II
CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL
Bagian Pertama
Jenis Cuti
Pasal 3
Cuti terdiri dari :
a. cuti tahunan ;
b. cuti besar ;
c. cuti sakit ;
d. cuti bersalin ;
e. cuti karena alasan penting, dan
f. cuti di luar tanggungan Negara .
Bagian Kedua
Cuti Tahunan
Pasal 4
(1) Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus
menerus berhak atas cuti tahunan ;
(2) Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja ;
(3) Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang kurang dari 3 (tiga) hari
kerja ;
(4) Untuk mendapatkan cuti tahunan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan mengajukan
permintaan secara tertulis kepada Pejabat yang berwenang memberikan cuti ;
(5) Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh Pejabat yang berwenang memberikan cuti .
Pasal 5
Cuti tahunan yang akan dijalankan di tempat yang sulit perhubungannya, maka jangka waktu
cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling lama 14 (empat belas) hari.
Pasal 6
(1) Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, dapat diambil dalam
tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan
dalam tahun yang sedang berjalan.
(2) Cuti tahunan yang tidak diambil lebih dari 2 (dua) tahun berturut-turut, dapat diambil
dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti
tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.
Pasal 7
(1) Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti untuk paling lama 1 (satu) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.
(2) Cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diambil
dalam tahun berikutnya selama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan
dalam tahun yang sedang berjalan.
Pasal 8
Pegawai Negeri Sipil yang menjadi guru pada sekolah dan dosen pada perguruan tinggi yang
mendapat liburan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, tidak berhak atas cuti
tahunan.
Bagian Ketiga
Cuti Besar
2
Pasal 9
(1) Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus
menerus berhak atas cuti besar yang lamanya 3 (tiga) bulan.
(2) Pegawai Negeri Sipil yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunannya
dalam tahun yang bersangkutan.
(3) Untuk mendapatkan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan mengajukan
permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti.
(4) Cuti besar diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti.
Pasal 10
Cuti besar dapat digunakan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk memenuhi
kewajiban agama.
Pasal 11
Cuti besar dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh yang berwenang untuk paling lama 2 (dua)
tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.
Pasal 12
Selama menjalankan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan menerima
penghasilan penuh.
Bagian Keempat
Cuti Sakit
Pasal 13
Setiap Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit berhak atas cuti sakit.
Pasal 14
(1) Pegawai Negeri Sipil yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari berhak atas cuti sakit,
dengan ketentuan, bahwa ia harus memberitahukan kepada atasannya.
(2) Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas)
hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter.
(3) Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak cuti
sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus mengajukan
permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan.
(4) Surat Keterangan dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) antara lain menyatakan
tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti dan keterangan lain yang dipandang perlu.
(5) Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diberikan untuk waktu paling lama 1
(satu) tahun .
(6) Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dalam ayat (5) dapat ditambah untuk paling lama 6
(enam) bulan apabila dipandang perlu berdasarkan surat keterangan dokter yang ditunjuk
oleh Menteri Kesehatan.
(7) Pegawai Negeri Sipil yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dan atau (6), harus diuji kembali kesehatannya oleh
dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
(8) Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (7)
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya, maka
diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena sakit dengan mendapat uang tunggu
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 15
(1) Pegawai Negeri Sipil wanita yang mengalami gugur kandung berhak atas cuti sakit untuk
paling lama 1 1/2 (satu setengah) bulan.
3
(2) Untuk mendapatkan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pegawai Negeri Sipil
wanita yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter atau bidan.
Pasal 16
Pegawai Negeri Sipil yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas
kewajibannya sehingga ia perlu mendapat perawatan berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh
dari penyakitnya.
Pasal 17
Selama menjalankan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal-pasal 14 sampai dengan 16,
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan menerima penghasilan penuh.
Pasal 18
(1) Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal-pasal 14 sampai dengan 16, kecuali yang
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
(2) Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) cukup dicatat oleh pejabat yang
mengurus kepegawaian.
Bagian Lima
Cuti Bersalin
Pasal 19
(1) Untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan ketiga, Pegawai Negeri Sipil wanita
berhak atas cuti bersalin.
(2) Untuk persalinan anaknya yang keempat dan seterusnya, kepada Pegawai Negeri Sipil
wanita diberikan cuti diluar tanggungan Negara.
(3) Lamanya cuti-cuti bersalin tersebut dalam ayat (1) dan (2) adalah 1 (satu) bulan sebelum
dan 2 (dua) bulan sesudah persalinan.
Pasal 20
(1) Untuk mendapatkan cuti bersalin, Pegawai Negeri Sipil wanita yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti.
(2) Cuti bersalin diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti.
Pasal 21
Selama menjalankan cuti bersalin Pegawai Negeri Sipil wanita yang bersangkutan menerima
penghasilan penuh.
Bagian Keenam
Cuti Karena Alasan Penting
Pasal 22
Yang dimaksud dengan cuti karena alasan penting adalah cuti karena:
a. Ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras atau
meninggal dunia;
b. salah seorang anggota kerluarga yang dimaksud dalam huruf a meninggal dunia dan
menurut ketentuan hukum yang berlaku Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus
mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia itu;
c. melangsungkan perkawinan yang pertama;
d. alasan penting lainya yang ditetapkan kemudian oleh Presiden.
Pasal 23
(1) Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti karena alasan penting.
4
(2) Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh pejabat yang berwenang memberikan
cuti paling lama 2 (dua) bulan.
Pasal 24
(1) Untuk mendapatkan cuti karena alasan penting, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis dengan menyebutkan alasan-alasannya kepada
pejabat yang berwenang memberikan cuti.
(2) Cuti karena alasan penting diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
(3) Dalam hal yang mendesak, sehingga Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan tidak dapat
menunggu keputusan dari pejabat yang berwenang memberikan cuti, maka pejabat yang
tertinggi di tempat Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan bekerja dapat memberikan izin
sementara untuk menjalankan cuti karena alasan penting.
(4) Pemberian izin sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) harus segera
diberitahukan kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti oleh pejabat yang
memberikan izin sementara.
(5) Pejabat yang berwenang memberikan cuti setelah menerima pemberitahuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (4) memberikan cuti karena alasan penting kepada Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan.
Pasal 25
Selama menjalankan cuti karena alasan penting, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
menerima penghasilan penuh.
Bagian Ketujuh
Cuti Di Luar Tanggungan Negara
Pasal 26
(1) Kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun secara
terus-menerus karena alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak dapat diberikan
cuti di luar tanggungan Negara.
(2) Cuti di luar tanggungan Negara dapat diberikan untuk paling lama 3 (tiga) tahun.
(3) Jangka waktu cuti di luar tanggungan Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (20 dapat
diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun apabila ada alasan-alasan yang penting untuk
memperpanjangnya.
Pasal 27
(1) Cuti di luar tanggungan Negara mengakibatkan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
dibebaskan dari jabatannya, kecuali cuti di luar tanggungan Negara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 ayat (2).
(2) Jabatan yang menjadi lowong karena pemberian cuti di luar tanggungan Negara dengan
segera dapat diisi.
Pasal 28
(1) Untuk mendapatkan cuti di luar tanggungan Negara, Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti disertai dengan alasan-alasannya.
(2) Cuti di luar tanggungan Negara, hanya dapat diberikan dengan surat keputusan pejabat
yang berwenang memberikan cuti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) setelah
mendapat persetujuan dari Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara.
Pasal 29
(1) Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara, Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan dari Negara.
5
(2) Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara tidak diperhitungkan sebagai masa
kerja Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 30
Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah
habis masa menjalankan cuti di luar tanggungan Negara diberhentikan dengan hormat sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 31
Pegawai Negeri Sipil yang melaporkan diri kepada instansi induknya setelah habis masa
menjalankan cuti di luar tanggungan Negara, maka:
a. apabila ada lowongan ditempatkan kembali;
b. apabila tidak ada lowongan, maka pimpinan instansi yang bersangkutan melaporkannya
kepada Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara untuk kemungkinan ditempatkan
pada instansi lain;
c. apabila penempatan yang dimaksud dalam huruf b tidak mungkin, maka Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan diberhentikan dari jabatannya karena kelebihan dengan mendapat
hak-hak kepegawaian menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kedelapan
Lain-lain
Pasal 32
(1) Pegawai Negeri Sipil yang sedang menjalankan cuti tahunan, cuti besar, dan cuti karena
alasan penting, dapat dipanggil kembali bekerja apabila kepentingan dinas mendesak.
(2) Dalam hal terjadi sebagai dimaksud dalam ayat (1), maka jangka waktu cuti yang belum
dijalankan itu tetap menjadi hak Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.
Pasal 33
Segala macam cuti yang akan dijalankan di luar Negeri, hanya dapat diberikan oleh pejabat-
pejabat sebagai dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) kecuali cuti besar yang digunakan untuk
menjalankan kewajiban agama.
Pasal 34
Dalam hal Pemerintah menganggap perlu, segala macam cuti Pegawai Negeri Sipil dapat
ditangguhkan.
Pasal 35
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Presiden.
Pasal 36
Ketentuan-ketentuan teknis pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini ditetapkan oleh Kepala
Badan Administrasi Kepegawaian Negara.
BAB III
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 37
Pegawai Negeri Sipil yang pada saat berlakunya Peraturan Pemerintah ini, sedang menjalankan
cuti berdasarkan peraturan lama, dianggap menjalankan cuti berdasarkan Peraturan Pemerintah
ini.
BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 38
6
(1) Cuti Pegawai Negeri Sipil yang menjabat sebagai Pejabat Negara diatur dalam peraturan
tersendiri.
(2) Cuti Jaksa Agung dan Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang dijabat oleh
bukan Pegawai Negeri Sipil, diatur dalam peraturan tersendiri.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 39
Pada saat berlakunya Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tidak berlaku lagi:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 1951 tentang Istirahat Karena Hamil (Lembaran
Negara Tahun 1951 Nomor 74, Tamabahan Lembaran Negara Nomor 142);
b. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1953 tentang Pemberian Istirahat Dalam Negeri
(Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Tahun Nomor
379);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1953 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 15 Tahun 1953 tentang Pemberian Istirahat Dalam Negeri (Lembaran Negara
Tahun 1953 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Nomor 404);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1954 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 15 Tahun 1953 tentang Pemberian Istiraha Dalam Negeri (Lembaran Negara Tahun
1954 Nomor 39);
e. Bijblad Nomor 13448 sebagaimana telah beberapa kali diubah dan ditambah, terakhir
dengan Bijblad Nomor 13994 (Pemberian Cuti Di Luar Tanggungan Negara).
Pasal 40
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah
ini dengan menempatkan Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Desember 1976.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SOEHARTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 23 Desember 1976.
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA,
SUDHARMONO, SH.
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1976 NOMOR 57.
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 1976
7
TENTANG
CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL
PENJELASAN UMUM
Sebagaimana diketahui, bahwa dewasa ini Cuti Pegawai Negeri Sipil diatur dalam berbagai
peraturan peraturan perundang-undangan. Dalam rangka usaha menyederhanakan dan
menyempurnakan peraturan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian, dipandang
perlu mengatur cuti Pegawai Negeri Sipil dalam satu Peraturan Pemerintah.
Dalam rangka usaha menjamin kesegaran jasmani dan rohani, maka kepada Pegawai
Negeri Sipil setelah bekerja selama waktu tertentu perlu diberikan cuti.
Cuti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, kecuali cuti di luar tanggungan
Negara, adalah hak Pegawai Negeri Sipil, oleh sebab itu pelaksanaan cuti hanya dapat ditunda
dalam jangka waktu tertentu apabila kepentingan dinas mendesak.
Cuti di luar tanggungan Negara bukan hak Pegawai Negeri Sipil. Cuti di luar
tanggungan Negara dapat diberikan untuk kepentingan pribadi yang mendesak Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan, umpamanya seorang Pegawai Negeri Sipil wanita untuk mengikuti
suaminya yang ditugaskan di luar Negeri.
Setiap pimpinan haruslah mengatur pemberian cuti sedemikian rupa sehingga tetap
terjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Menurut perhitungan, pemberian cuti dalam waktu
yang sama sebanyak 5 % (lima persen) dari jumlah kekuatan masih dapat tetap menjamin
kelancaran pekerjaan.
Pegawai Negeri Sipil yang hendak menggunakan hak cutinya wajib mengajukan
permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti melalui hierarki,
kecuali cuti sakit yang dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1). Untuk mendapatkan cuti
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
cukup memberitahukan kepada atasannya langsung.
Segala macam cuti yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini diberikan secara
tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti, kecuali cuti sakit sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1). Cuti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) cukup
dicatat oleh pejabat yang mengurusi kepegawaian.
PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cuti Pegawai Negeri Sipil hendaknya diberikan tepat pada waktunya. Untuk
memungkinkan hal ini, maka pendelegasian wewenang unutuk memberikan cuti kepada
Pegawai Negeri Sipil dalam lingkungan kekuasaaannya masing-masing hendaknya
didelegasikan sejauh mungkin kepada pejabat-pejabat sampai satuan organisasi
bawahan, umpamanya pemberian cuti tahunan, cuti sakit yang tidak lebih dari 14
(empat belas) hari, cuti sakit dalam dan oleh karena menjalankan tugas kewajiban, cuti
bersalin, dan cuti karena alasan penting hendaknya didelegasikan sejauh mungkin
sampai kepada pejabat yang terbawah.
Pendelegasian wewenang untuk memberikan cuti sakit yang lebih dari 14 (empat belas)
hari dan cuti besar dapat dibatasi sampai tingkat pejabat tertentu, umpamanya sampai
dengan pimpinan instansi vertikal tingkat Propinsi. Pemberian cuti di luar tanggungan
Negara, dilakukan sendiri oleh para pejabat yang dimaksud dalam ayat (1), tidak dapat
didelegasikan.
8
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Yang berhak mendapat cuti tahunan adalah Pegawai Negeri Sipil, termasuk calon Pegawai
Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus-menerus.
Yang dimaksud dengan bekerja terus-menerus adalah bekerja dengan tidak terputus karena
menjalankan cuti di luar tanggungan Negara atau karena diberhentikan dari jabatan dengan
menerima uang tunggu.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
ayat (1)
Cuti tahunan hanya dapat ditangguhkan pelaksanaannya apabila Pn yang bersangkutan
tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya karena ada pekerjaan yang mendesak yang
harus segera diselesaikan. Penangguhan ini tidak boleh lebih lama dari 1 (satu) tahun.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 8
Pegawai Negeri Sipil yang menjadi guru sekolah dan dosen pada perguruan tinggi, baik yang
mengajar pada sekolah/perguruan tinggi Negeri maupun yang dipekerjakan/diperbantukan
untuk mengajar pada sekolah/perguruan tinggi swasta yang mendapat liburan menurut
peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tidak berhak atas cuti tahunan.
Pasal 9
Ayat (1)
Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja secara terus-menerus setiap 6 (enam) tahun berhak
atas cuti besar, umpamanya seorang diangkat menjadi calon Pegawai Negeri Sipil 1 April
1970. Pada tanggal 1 April 1971 ia diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Pada tanggal 1
April 1976, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan berhak atas cuti besar.
Cuti besar yang tidak diambil Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan tepat pada
waktunya, dapat diambil pada tahun-tahun berikutnya, tetapi keterlambatan pengambilan
cuti besar itu tidak dapat diperhitungkan untuk pengambilan cuti besar yang berikutnya.
Umpamanya seorang Pegawai Negeri Sipil telah berhak atas cuti besar pada tanggal 1
April 1975, tetapi karena sesuatu sebab cuti besar itu baru diambil pada tanggal 1 April
1977. Dalam hal yang sedemikian Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan baru berhak
atas cuti besar yang berikutnya pada 1 April 1983.
Ayat (2) sampai dengan Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 10
Cuti besar dapat digunakan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk memenuhi
kewajiban agama, umpamanya menunaikan ibadah haji.
Pasal 11
Apabila kepentingan dinas mendesak, maka pemberian cuti besar dapat ditangguhkan untuk
paling lama 2 (dua) tahun, dengan ketentuan, bahwa selama masa penangguhan itu
diperhitungkan sebagai hak untuk mendapatkan cuti besar berikutnya. Umpamanya seorang
Pegawai Negeri Sipil telah berhak atas cuti besar pada 1 April 1975, tetapi karena ada tugas
kedinasan yang mendesak, maka pelaksanaan cuti besar itu ditangguhkan oleh sebab itu cuti
besar memberikan cuti selama 2 (dua) tahun, oleh sebab itu cuti besar tersebut baru diberikan 1
9
April 1977.Dalam hal yang sedemikian Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan berhak atas
cuti besar berikutnya pada 1 April 1981.
Pasal 12
Yang dimaksud dengan penghasilan penuh adalah gaji pokok dan penghasilan lain yang berhak
diterimanya berdasarkan peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku kecuali
tunjangan jabatan pimpinan.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Ayat (1)
Apabila Pegawai Negeri Sipil sakit yang tidak lebih dari 2 (dua) hari, cukup
memberitahukan kepada atasannya langsung secara tertulis atau dengan lisan.
Ayat (2)
Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 2 (dua) hari tetapi tidak lebih dari 14 (empat
belas) hari harus mengajukan permintaan secara tertulis untuk mendapatkan cuti sakit
kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti melalui hierarki dengan melampirkan
surat keterangan dokter, baik dokter Pemerintah maupun dokter swasta.
Ayat (3)
Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari harus mengajukan
permintaan secara tertulis untuk mendapatkan cuti sakit kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri
Kesahatan. Cuti sakit yang lebih dari 14 (empat belas) hari tidak dapat diberikan atas dasar
surat keterangan dokter swasta.
Ayat (4) sampai dengan Ayat (8)
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cuti sakit yang dimaksud dalam Pasal ini adalah cuti sakit yang tidak terbatas waktunya.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
10
Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti, berdasarkan pertimbangan waktu yang diperlukan oleh Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan, tetapi tidak boleh lama lebih dari 2 (dua) tahun.
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Dalam hal yang mendesak, izin sementara untuk menjalankan cuti karena alasan
penting dapat diberikan oleh pejabat yang tertinggi di temapat Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan bekerja.
Umpamanya:
Seorang Kepala instansi vertikal di Propinsi mendapat berita bahwa ibunya meninggal
dunia di tempat lain. Pejabat yang berwenang memberikan cuti terhadap Kepala
instansi vertikal itu adalah Direktur Jenderal dari Departemennya. Dalam hal ini maka
Gubernur Kepala Derah dapat memberikan izin sementara kepada Kepala instansi
vertikal tersebut untuk menjalankan cuti karena alasan penting.
Ayat (4)
Izin sementara untuk menjalankan cuti karena alasan penting yang telah diberikan oleh
pejabat sebagai dimaksud dalam ayat (3), wajib diberitahukan dengan segera kepada
pejabat yang berwenang memberikan cuti.
Ayat (5)
Pejabat yang berwenang memberikan cuti, berdasarkan pemberitahuan yang
disampaikan oleh pejabat sebagai dimaksud dalam ayat (4), memberikan cuti karena
alasan penting kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan secara resmi.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Ayat (10
Cuti di luar tanggungan Negara hanya dapat diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil
karena ada alasan-alsan pribadi yang penting dan mendesak, umpamanya Pegawai
Negeri Sipil wanita yang mengikuti suaminya yang bertugas di luar Negeri.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Pemberian cuti di luar tanggungan Negara tidak dapat didelegasikan oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti sebagai dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).
Pasal 29
Ayat (1)
Pegawai Negeri Sipil yang sedang menjalankan cuti di luar tanggungan Negara tidak
berhak menerima penghasilan dari Negara, terhitung mulai bulan berikutnya ia
menjalankan cuti di luar tanggungan Negara itu, dan segala fasilitas yang diperolehnya
harus dikembalikan kepada instansi tempat ia bekerja.
Ayat (2)
11
Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara tidak diperhitungkan sebagai masa
kerja Pegawai Negeri Sipil, baik sebagai masa kerja untuk perhiutngan pensiun, maupun
sebagai masa kerja untuk kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala dan lain-lain.
Pasal 30
Apabila masa menjalankan cuti di luar tanggungan Negara habis, Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan tidak melaporkan diri kembali kepada instansinya, maka Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pemberhentian
ini dilakukan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang mengangkat dan
memberhentikan Pegawai Negeri Sipil .
Pasal 31 sampai dengan Pasal 40
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3093.
12
LAMPIRAN I SURAT EDARAN KEPALA
BADAN ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
CONTOH SURAT KEPUTUSAN
PENDELEGASIAN WEWENANG
KEPUTUSAN MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/GUBERNUR
KEPALA DAERAH
TINGKAT I* ...........................................................
NOMOR .................................................................
TENTANG
PENDELEGASIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI
SIPIL
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/GUBERNUR KEPALA DAERAH
TINGKAT I* ....................
Menimbang : a. bahwa untuk memperlancar pelaksanaan pemberian cuti Pegawai
Negeri Sipil, dipandang perlu menunjuk pejabat-pejabat yang diberi
wewenang untuk menetapkan pemberian cuti bagi Pegawai Negeri
Sipil dalam lingkungannya masing-masing;
b. ...............................................................................................
...............................................................................................
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3041);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1976 Nomor 57, Tambahan
Lembaran Negara 3093).
Memperhatikan : Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor
01/Surat Edaran/1977 tanggal 25 Pebruari 1977 tentang Permintaan dan
Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/GUBERNUR
KEPALA DAERAH TINGKAT I*........................TENTANG
PENDELEGASIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI PEGAWAI
NEGERI SIPIL DALAM LINGKUNGAN
DEPARTEMEN/LEMBAGA/DAERAH TINGKAT I*.........................
Pasal 1
13
Kepada para pejabat:
a. ...............................................................................................
b. ...............................................................................................
c. ............................................................................... dan seterusnya
diberikan wewenang untuk menyelesaikan permintaan cuti Pegawai
Negeri Sipil yang berada dalam lingkungan masing-masing,
sepanjang yang menyangkut: *
a. Cuti tahunan.
b. Cuti besar.
c. Cuti sakit.
d. Cuti sakit bagi Pegawai Negeri Sipil wanita yang mengalami gugur
kandungan.
e. Cuti bersalin.
f. Cuti karena alasan penting.
g. Cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan yang keempat dan
seterusnya.
Pasal 2
Keputusan ini muali berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Pasal 3
Keputusan ini disampaikan kepada pejabat yang berkepentingan untuk
diindahkan dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : .....................................................
Pada tanggal : .....................................................
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/GUBERNUR
KEPALA DAERAH TINGKAT I*........................
.............................................................................
(...........................................)
TEMBUSAN disampaikan dengan hormat kepada:
1. Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara.
2. .........................................................................
3. .........................................................................
4. Pertinggal.
CATATAN:
*Coret yang tidak perlu.
14
LAMPIRAN II SURAT EDARAN KEPALA
BADAN ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
..................... tanggal .....................
CONTOH PERMINTAAN
CUTI TAHUNAN
Kepada
Yth. ...........................................
melalui ...........................................
di
...........................................
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIP :
Pangkat/golongan ruang :
Jabatan :
Satuan organisasi :
dengan ini mengajukan permintaan cuti tahunan untuk tahun ................. selama
...................hari kerja, terhitung mulai tanggal .................................................................
Selama menjalankan cuti alamat saya adalah di ........................................................
Demikianlah permintaan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana mestinya.
Hormat saya,
(...........................................)
NIP. ....................................
CATATAN PEJABAT KEPEGAWAIAN
Cuti yang telah diambil dalam tahun yang
bersangkutan:
CATATAN/PERTIMBANGAN ATASAN
LANGSUNG:
1. Cuti Tahunan :
2. Cuti Besar :
3. Cuti Sakit :
4. Cuti Bersalin :
5. Cuti Karena Alasan Penting :
6. Keterangan Lain-lain :
KEPUTUSAN PEJABAT YANG
BERWENANG MEMBERIKAN CUTI:
15
LAMPIRAN III SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
..................... tanggal .....................
CONTOH SURAT
IZIN CUTI TAHUNAN
SURAT IZIN CUTI TAHUNAN
NOMOR ..................
1. Diberikan cuti tahunan untuk tahun .......................... kepada Pegawai Negeri Sipil :
Nama :
NIP :
Pangkat/golongan ruang :
Jabatan :
Satuan organisasi :
selama ...........................hari kerja, terhitung mulai tanggal .................................... sampai
dengan tanggal ............................. dengan ketentuan sebagau berikut:
a. Sebelum menjalankan cuti tahunan wajib menyerahkan pekerjaanaya kepada atasan
langsungnya.
b. setelah selesai menjalankan cuti tahunan wajib melaporkan diri kepada atasan
langsungnya dan bekerja kembali sebagaimana biasa.
2. Demikianlah surat izin cuti tahunan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
................................................*
(...............................................)
NIP .................................
TEMBUSAN:
1. ....................................................
2. ..................... dan seterusnya.
3. Pertinggal.
* Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan cuti.
16
LAMPIRAN IV SURAT EDARAN KEPALA
BADAN ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
..................... tanggal .....................
CONTOH PERMINTAAN
CUTI BESAR
Kepada
Yth. ...........................................
melalui ...........................................
di
...........................................
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIP :
Pangkat/golongan ruang :
Jabatan :
Satuan organisasi :
dengan ini mengajukan permintaan cuti besar selama ................. karena saya telah bekerja
secara terus menerus selama ................... tahun.
Selama menjalankan cuti besar alamat saya adalah di ..................................................
Demikianlah permintaan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana mestinya.
Hormat saya,
(...........................................)
NIP. .....................................
CATATAN PEJABAT KEPEGAWAIAN CATATAN/PERTIMBANGAN ATASAN
LANGSUNG:
KEPUTUSAN PEJABAT YANG
BERWENANG MEMBERIKAN CUTI:
17
LAMPIRAN V SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
..................... tanggal .....................
CONTOH SURAT IZIN
CUTI BESAR
SURAT IZIN CUTI BESAR
NOMOR ..................
1. Diberikan cuti besar kepada Pegawai Negeri Sipil :
Nama :
NIP :
Pangkat/golongan ruang :
Jabatan :
Satuan organisasi :
selama ...........................bulan/hari*-1, terhitung mulai tanggal ........................ sampai
dengan tanggal ............................. dengan ketentuan sebagau berikut:
a. Sebelum menjalankan cuti besar wajib menyerahkan pekerjaanaya kepada atasan
langsungnya atau pejabat lain yang ditunjuk.
b. Selama menjalankan cuti besar, tidak berhak atas tunjangan jabatan.
c. Setelah selesai menjalankan cuti besar wajib melaporkan diri kepada atasan
langsungnya dan bekerja kembali sebagaimana biasa.
2. Demikianlah surat izin cuti besar ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
.............................................*-2
(...............................................)
NIP .................................
TEMBUSAN:
1. ....................................................
2. ..................... dan seterusnya.
3. Pertinggal.
*-1 Coret yang tidak perlu.
*-2 Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan cuti.
18
LAMPIRAN VI SURAT EDARAN KEPALA
BADAN ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
..................... tanggal .....................
CONTOH SURAT
PERMINTAAN CUTI SAKIT
Kepada
Yth. ...........................................
melalui ...........................................
di
...........................................
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIP :
Pangkat/golongan ruang :
Jabatan :
Satuan organisasi :
dengan ini mengajukan permintaan cuti sakit selama ................. (.....................)hari/bulan*
karena saya menderita sakit/gugur kandung/mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena
menjalankantugas kewajiban*, sesuai dengan surat keterangan dokter/bidan* terlampir.
Demikianlah permintaan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana mestinya.
Hormat saya,
(...........................................)
NIP. .....................................
CATATAN PEJABAT KEPEGAWAIAN CATATAN/PERTIMBANGAN ATASAN
LANGSUNG:
KEPUTUSAN PEJABAT YANG
BERWENANG MEMBERIKAN CUTI:
* Coret yang tidak perlu.
19
LAMPIRAN VII SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
..................... tanggal .....................
CONTOH SURAT
IZIN CUTI SAKIT
SURAT IZIN CUTI SAKIT
NOMOR ..................
1. Diberikan cuti besar kepada Pegawai Negeri Sipil :
Nama :
NIP :
Pangkat/golongan ruang :
Jabatan :
Satuan organisasi :
Selama ...........................bulan/hari*-1, terhitung mulai tanggal ........................ sampai
dengan tanggal ............................. dengan ketentuan setelah berakhir jangka waktu cuti
sakit tersebut, wajib melaporkan diri kepada atasan langsungnya dan bekerja kembali
sebagaimana biasa.
2. Demikianlah surat izin cuti sakit ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
.............................................*-2
(...............................................)
NIP .................................
TEMBUSAN:
1. ....................................................
2. ..................... dan seterusnya.
3. Pertinggal.
*-1 Coret yang tidak perlu.
*-2 Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan cuti.
20
LAMPIRAN VIII SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
..................... tanggal .....................
CONTOH PERMINTAAN
CUTI BERSALIN
Kepada
Yth. ...........................................
melalui ...........................................
di
...........................................
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIP :
Pangkat/golongan ruang :
Jabatan :
Satuan organisasi :
dengan ini mengajukan permintaan cuti bersalin untuk persalinan yang ke
....................../cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan* terhitung mulai tanggal
........................
Demikianlah permintaan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana mestinya.
Hormat saya,
(...........................................)
NIP. .....................................
CATATAN PEJABAT KEPEGAWAIAN CATATAN PERTIMBANGAN ATASAN
LANGSUNG:
KEPUTUSAN PEJABAT YANG
BERWENANG MEMBERIKAN CUTI:
* Coret yang tidak perlu.
21
LAMPIRAN IX SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
..................... tanggal .....................
CONTOH SURAT IZIN
CUTI BERSALIN
SURAT IZIN CUTI BERSALIN
NOMOR ..................
1. Diberikan cuti bersalin kepada Pegawai Negeri Sipil :
Nama :
NIP :
Pangkat/golongan ruang :
Jabatan :
Satuan organisasi :
terhitung mulai tanggal ........................ sampai dengan 2 (dua) bulan setelah persalinan,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Sebelum menjalankan cuti bersalin, wajib menyerahkan pekerjaannya kepada atasan
langsungnya atau pejabat lain yang ditunjuk.
b. Segera setelah persalinan yang bersangkutan supaya memberitahukan tanggal
persalinan kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti.
c. Setelah menjalankan cuti bersalin wajib melaporkan diri kepada atasan langsungnya
dan bekerja sebagaimana biasa.
2. Demikianlah surat izin cuti sakit ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
.............................................*
(...............................................)
NIP .................................
TEMBUSAN:
1. ....................................................
2. ..................... dan seterusnya.
3. Pertinggal.
.
*Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan cuti.
22
LAMPIRAN X SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
CONTOH SURAT KEPUTUSAN CUTI
DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA
UNTUK PERSALINAN YANG
KEEMPAT DAN SETERUSNYA
KEPUTUSAN ....................................*
NOMOR ...............................
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/......................./............................*
Membaca : Surat permintaan Sdr. ................... NIP......................... tanggal
...................... yang meksudnya agar kepadanya diberi cuti di luar
tanggungan Negara untuk persalinan yang ke .....
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3041).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1976 nomor 57, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3093).
3. ...............................................................................................................
...............................................................................
Memperhatikan : Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor
01/Surat Edaran/1977 tanggal 25 Pebruari 1977 tentang Permintaan dan
Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Pertama : Memberikan cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan yang ke
..................... kepada Pegawai Negeri Sipil wanita:
Nama :
NIP :
Pangkat/golongan ruang :
Jabatan :
Satuan organisasi :
Masa kerja golongan pada
tanggal .......................... : ..............tahun..................bulan.
Gaji pokok : Rp. ..........................................
Masa kerja golongan berkala
berikutnya : ............... tahun...............bulan.
terhitung mulai tanggal ................ sampai dengan 2 (dua) bulan setelah
persalinan, dengan ketentuan sebagai berikut:
23
a. Sebelum menjalankan cuti tersebut wajib menyerahkan pekerjaannya
kepada atasan langsungnya.
b. Setelah selesai menjalankan cuti tersebut wajib melaporkan diri
kepada atasan langsungnya untuk diaktifkan kembali sebagaimana
biasa.
KEDUA : Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara yang ber- sangkutan
tidak berhak menerima penghasilan dari Negara.
KETIGA : Jangka waktu cuti di luar tanggungan Negara tidak diperhitungkan
sebagai masa kerja Pegawai Negeri Sipil.
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada:
1. Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan.
2. Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara.
3. Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan.
4. Direktur Perbendaharaan Negara.
5. Kepala Biro Pensiun dan Tunjangan Badan Administrasi
Kepegawaian Negara.
6. Kepala Biro Tata Usaha Kepegawaian Badan administrasi
Kepegawaian Negara.
7. Kepala Kantor Perbendaharaan Negara/Kepala Kas Daerah di
...............................................................................................
8. ............................................................. dan seterusnya.
Petikan Keputusan ini diberikan kepada yang berkepentingan untuk
diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : ....................................................
Pada tanggal : ....................................................
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/....................*
(.............................................)
*Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan cuti.
24
LAMPIRAN XI SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
CONTOH SURAT KEPUTUSAN PENGAKTIFAN
KEMBALI PEGAWAI NEGERI SIPIL WANITA
YANG DIBERI CUTI DI LUAR TANGGUNGAN
NEGARA UNTUK PERSALINAN
KEPUTUSAN ....................................*
NOMOR ...............................
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/......................./............................*
Membaca : Bahwa berhubung dengan ...............NIP ...............telah selesai
menjalankan cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan dipandang
perlu dengan segera mengaktifkan kembali dalam jabatan semula.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3041).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1976 nomor 57, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3093).
3. ...............................................................................................................
...............................................................................
Memperhatikan : Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor
01/Surat Edaran/1977 tanggal 25 Pebruari 1977 tentang Permintaan dan
Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Pertama : Terhitung mulai tanggal ..............mengaktifkan kembali dalam jabatan
semula Pegawai Negeri Sipil wanita:
Nama :
NIP :
Pangkat/golongan ruang :
Jabatan :
Satuan organisasi :
Masa kerja golongan pada
tanggal .......................... : ..............tahun..................bulan.
Gaji pokok : Rp. ..........................................
Masa kerja golongan berkala
untuk kenaikan gaji
berkala berikutnya : ............... tahun...............bulan.
KEDUA : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
25
KETIGA : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan
ini, akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana
mestinya.
SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada:
1. Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan;
2. Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara;
3. Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan;
4. Direktur Perbendaharaan Negara;
5. Kepala Biro Pensiun dan Tunjangan Badan Administrasi
Kepegawaian Negara;
6. Kepala Biro Tata Usaha Kepegawaian Badan administrasi
Kepegawaian Negara;
7. Kepala Kantor Perbendaharaan Negara/Kepala Kas Daerah di
..............................................................................................;
8. ............................................................. dan seterusnya;
PETIKAN Keputusan ini diberikan kepada yang berkepentingan untuk
diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : ....................................................
Pada tanggal : ....................................................
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/....................*
(.............................................)
*Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan cuti.
26
LAMPIRAN XII SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
..................... tanggal .....................
CONTOH PERMINTAAN CUT
KARENA ALASAN PENTING
Kepada
Yth. ...........................................
melalui ...........................................
di
...........................................
1. Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIP :
Pangkat/golongan ruang :
Jabatan :
Satuan organisasi :
dengan ini mengajukan permintaan cuti karena alasan penting selama ......................hari
terhitung mulai tanggal ......................, karena .............................
2. Alamat saya selama menjalankan cuti karena alasan penting adalah di
.................................................................................................................................
3. Demikianlah permintaan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana mestinya.
Hormat saya,
(...........................................)
NIP. .....................................
CATATAN PERTIMBANGAN ATASAN
LANGSUNG
KEPUTUSAN PEJABAT YANG
BERWENANG
27
LAMPIRAN XIII SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
..................... tanggal .....................
CONTOH PEMBERIAN CUTI
KARENA ALASAN PENTING
SURAT IZIN CUTI KARENA ALASAN PENTING
NOMOR ........................................
1. Diberikan cuti karena alasan penting kepada Pegawai Negeri Sipil :
Nama :
NIP :
Pangkat/golongan ruang :
Jabatan :
Satuan organisasi :
selama ........................ hari, terhitung mulai tanggal ........................ sampai dengan tanggal
............................. dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Sebelum menjalankan cuti karena alasan penting wajib menyerahkan pekerjaanaya
kepada atasan langsungnya atau pejabat lain yang ditentukan.
b. Setelah selesai menjalankan cuti karena alasan penting wajib melaporkan diri kepada
atasan langsungnya dan bekerja kembali sebagaimana biasa.
2. Demikianlah surat izin cuti karena alasan penting ini dibuat untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
................................................*
(...............................................)
NIP ..........................................
TEMBUSAN:
1. ....................................................
2. ..................... dan seterusnya.
3. Pertinggal.
* Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan cuti.
28
LAMPIRAN XIV SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
..................... tanggal .....................
CONTOH SURAT IZIN
SEMENTARA CUTI
KARENA ALASAN
PENTING
SURAT IZIN SEMENTARA CUTI KARENA ALASAN PENTING
NOMOR .....................................................
1. Diberikan izin sementara untuk cuti karena alasan penting kepada Pegawai Negeri Sipil :
Nama :
NIP :
Pangkat/golongan ruang :
Jabatan :
Satuan organisasi :
selama ........................ hari, terhitung mulai tanggal ........................ sampai dengan tanggal
............................. dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Sebelum menjalankan cuti karena alasan penting wajib menyerahkan pekerjaannya
kepada atasan langsungnya atau pejabat lain yang ditentukan.
b. Setelah selesai menjalankan cuti karena alasan penting wajib melaporkan diri kepada
atasan langsungnya dan bekerja kembali sebagaimana biasa.
2. Demikianlah surat izin sementara cuti karena alasan penting ini dibuat untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
................................................*
(...............................................)
NIP ..........................................
TEMBUSAN:
1. ....................................................
2. ..................... dan seterusnya.
3. Pertinggal.
* Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan izin sementara cuti karena alasan
penting.
29
LAMPIRAN XV SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
..................... tanggal .....................
CONTOH PERMINTAAN CUTI DI
LUAR TANGGUNGAN NEGARA
Kepada
Yth. ...........................................
melalui ...........................................
di
...........................................
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIP :
Pangkat/golongan ruang :
Jabatan :
Satuan organisasi :
dengan ini mengajukan permintaan cuti di luar tanggungan Negara selama ......................
bulan/tahun* terhitung mulai tanggal ......................................... dengan alasan sebagai
berikut:
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara alamat saya adalah di
.................................................................................................................................
Demikianlah permintaan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana
mestinya.
Hormat saya,
(...........................................)
NIP. .....................................
CATATAN PEJABAT KEPEGAWAIAN CATATAN/PERTIMBANGAN ATASAN
LANGSUNG
PUTUSAN PEJABAT YANG
BERWENANG MEMBERIKAN CUTI
*Coret yang tidak perlu
30
LAMPIRAN XVI SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
CONTOH SURAT KEPUTUSAN
CUTI DI LUAR TANGGUNGAN
NEGARA
KEPUTUSAN ....................................*
NOMOR ...............................
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/......................./............................*
Membaca : Surat permintaan Sdr. .............................. NIP .......................
tanggal........................, yang maksudnya agar kepadanya diberikan cuti
di luar tanggungan Negara.
Menimbang : bahwa tidak keberatan untuk mengabulkan permintaan tersebut karena
memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dan tidak mengganggu kepentingan dinas.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3041);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1976 nomor 57, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3093).
3. Persetujuan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara
Nomor ......................... tanggal ...................................
Memperhatikan : Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor
01/SE/1977 tanggal 25 Pebruari 1977 tentang Permintaan dan
Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Pertama : Memberikan cuti di luar tanggungan Negara kepada Pegawai Negeri
Sipil :
Nama :
NIP :
Pangkat/golongan ruang :
Jabatan :
Satuan organisasi :
Masa kerja golongan pada
tanggal .......................... : ..............tahun..................bulan.
Gaji pokok : Rp. ..........................................
Masa kerja golongan
untuk kenaikan gaji
berkala berikutnya : ............... tahun...............bulan.
31
KEDUA : Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara yang bersangkutan
tidak berhak menerima penghasilan dari Negara
KETIGA : Jangka waktu cuti di luar tanggungan Negara tidak diperhitungkan
sebagai masa kerja Pegawai Negeri Sipil.
KEEMPAT : Setelahjangka waktu cuti di luar tanggungan Negara berakhir yang
bersangkutan diwajibkan melaporkan diri secara tertulis kepada
pimpinan instansinya.
KELIMA : Bila tidak melaporkan diri tepat pada waktunya yang bersangkutan akan
diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil .
SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada:
1. Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan;
2. Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara;
3. Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan;
4. Direktur Perbendaharaan Negara;
5. Kepala Biro Pensiun dan Tunjangan Badan Administrasi
Kepegawaian Negara;
6. Kepala Biro Tata Usaha Kepegawaian Badan administrasi
Kepegawaian Negara;
7. Kepala Kantor Perbendaharaan Negara/Kepala Kas Daerah di
..............................................................................................;
8. ............................................................. dan seterusnya;
PETIKAN Keputusan ini diberikan kepada yang berkepentingan untuk
diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : ....................................................
Pada tanggal : ....................................................
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/....................*
(.............................................)
*Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan cuti.
32
LAMPIRAN XVII SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 01/SE/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
CONTOH PERMINTAAN PER-
SETUJUAN CUTI DI LUAR
TANGGUNGAN NEGARA
PERSETUJUAN
KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA
TENTANG
PEMBERIAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA
DEPARTEMEN/LEMBAGA ...........................................
NAMA
NIP
PANGKAT/GOLONGAN RUANG
JABATAN
SATUAN ORGANISASI
MASA KERJA GOLONGAN PADA
TANGGAL .................
...............TAHUN ................... BULAN
GAJI POKOK
TELAH BEKERJA SECARA TERUS
MENERUS SEBAGAI PEGAWAI
NEGERI SIPIL SEJAK TANGGAL
ALASAN PERMINTAAN CUTI
LAMANYA CUTI
CATATAN BAKN
NOMOR PERSETUJUAN KEPALA
BAKN
WILAYAH PEMBAYARAN
DITETAPKAN TANGGAL ..................... ... .................... tanggal......................
A.n. KEPALA MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA
BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
NEGARA .....................................................
Kepala Biro Kepegawaian Umum,
(....................................) (..................................)
NIP ..............................
33
LAMPIRAN XVIII SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
..................... tanggal .....................
CONTOH PERMINTAAN
PERPANJANGAN
CUTI DI LUAR
TANGGUNGAN NEGARA
Kepada
Yth. ...........................................
melalui ...........................................
di
...........................................
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIP :
Pangkat/golongan ruang :
Jabatan :
Satuan organisasi :
memberitahukan dengan hormat, bahwa cuti di luar tanggungan Negara yang sedang saya
jalankan berdasarkan Keputusan ...................... nomor .................................
tanggal........................... akan berakhir pada tanggal ..................................................
Tetapi berhubung dengan ....................................................................................
.................................................................................................................................
................................................................................................................................. maka saya
mengajukan permintaan untuk dapat kiranya dipertimbangkan perpanjangan cuti di luar
tanggungan Negara tersebut selama ............................. terhitung mulai tanggal
........................................... s/d tanggal .........................................................
Selama menjalankan permintaan cuti di luar tanggungan Negara alamat saya adalah di
.............................................................................................................................
Demikianlah permintaan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana
mestinya.
Hormat saya,
(...........................................)
NIP. .....................................
CATATAN PEJABAT KEPEGAWAIAN CATATAN/PERTIMBANGAN ATASAN
LANGSUNG
PUTUSAN PEJABAT YANG
BERWENANG MEMBERIKAN CUTI
34
LAMPIRAN XIX SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
CONTOH SURAT KEPUTUSAN
PERPANJANGAN CUTI DI LUAR
TANGGUNGAN NEGARA
KEPUTUSAN ....................................*
NOMOR ...............................
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/......................./............................*
Membaca : Surat permintaan Sdr. .............................. NIP .......................
tanggal........................, yang maksudnya agar kepadanya diberikan
perpanjangan cuti di luar tanggungan Negara.
Menimbang : bahwa tidak keberatan untuk mengabulkan permintaan perpangajangan
cuti di luar tanggungan Negara tersebut, karena memenuhi persyaratan
yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan
tidak mengganggu kepentingan dinas.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3041);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1976 nomor 57, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3093).
3. Persetujuan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara
Nomor ......................... tanggal ...................................
Memperhatikan : Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor
01/SE/1977 tanggal 25 Pebruari 1977 tentang Permintaan dan
Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERTAMA : Cuti di luar tanggungan Negara yang diberikan berdasarkan Keputusan
...................., Nomor .................. tanggal ................ kepada Pegawai
Negeri Sipil :
Nama :
NIP :
Pangkat/golongan ruang :
Jabatan :
Satuan organisasi :
diperpanjang selama ..................... terhitung mulai tanggal .............
sampai dengan tanggal ..................................................................
KEDUA : Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara yang bersangkutan
tidak berhak menerima penghasilan dari Negara.
35
KETIGA : Jangka waktu cuti di luar tanggungan Negara tidak diperhitungkan
sebagai masa kerja Pegawai Negeri Sipil.
KEEMPAT : Setelah jangka waktu cuti di luar tanggungan Negara berakhir, yang
bersangkutan diwajibkan melaporkan diri secara tertulis kepada
pimpinan instansinya.
KELIMA : Bila tidak melaporkan diri tepat pada waktunya yang bersangkutan akan
diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil .
SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada:
1. Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan;
2. Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara;
3. Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan;
4. Direktur Perbendaharaan Negara;
5. Kepala Biro Pensiun dan Tunjangan Badan Administrasi
Kepegawaian Negara;
6. Kepala Biro Tata Usaha Kepegawaian Badan administrasi
Kepegawaian Negara;
7. Kepala Kantor Perbendaharaan Negara/Kepala Kas Daerah di
..............................................................................................;
8. ............................................................. dan seterusnya;
PETIKAN Keputusan ini diberikan kepada yang berkepentingan untuk
diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : ....................................................
Pada tanggal : ....................................................
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/....................*
(.............................................)
*Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan cuti.
36
LAMPIRAN XX SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 01/SE/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
CONTOH PERMINTAAN
PERSETUJUAN PERPAN
JANGAN CUTI DI LUAR
TANGGUNGAN NEGARA
PERSETUJUAN
KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA
TENTANG
PERPANJANGAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA
DEPARTEMEN/LEMBAGA ...........................................
NAMA
NIP
KEPUTUSAN PEMBERIAN CUTI DI
LUAR TANGGUNGAN NEGARA
a. NOMOR
b. TANGGAL
c. LAMANYA CUTI YANG TELAH
DIBERIKAN
d. BERDASARKAN PERSETUJUAN
KEPALA BAKN
NOMOR
TANGGAL
LAMANYA PERPANJANGAN CUTI
YANG DIMINTA
ALASAN PERMINTAAN
PERPANJANGAN CUTI
CATATAN BAKN
NOMOR PERSETUJUAN KEPALA
BAKN
WILAYAH PEMBAYARAN
DITETAPKAN TANGGAL ..................... ... ...................., ......................
A.n. KEPALA MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA
BADAN ADMINISTRASI
KEPEGAWAIAN NEGARA .....................................................
Kepala Biro Kepegawaian Umum,
(....................................) (..................................)
37
LAMPIRAN XXI SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
..................... tanggal .....................
CONTOH LAPORAN
SELESAI MENJALANKAN CUTI
DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA
Kepada
Yth. ...........................................
melalui ...........................................
di
...........................................
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIP :
Pangkat/golongan ruang :
Jabatan :
Satuan organisasi :
dengan ini melaporkan bahwa saya pada tanggal ..................... talah selesai menjalankan
cuti di luar tanggungan Negara yang diberikan dengan Keputusan ................................*
nomor ........................... tanggal ...........................................
Sehubungan dengan itu saya mengajukan permohonan untuk dapat diangkat dan
diaktifkan kembali.
Demikianlah permintaan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana
mestinya.
Hormat saya,
(...........................................)
NIP. .....................................
Tulislah jabatan pejabat yang memberikan cuti di luar tanggungan Negara.
38
LAMPIRAN XXII SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 01/SE/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
............................, tanggal .........................
CONTOH LAPORAN
UNTUK PENYALURAN
PENEMPATAN PADA
INSTANSI LAIN
Kepada
Yth. Sdr. Kepala Badan Administrasi
Kepegawaian Negara
di
JAKARTA
Nomor :
Hal : Permintaan penyaluran pegawai.
1. Bersama ini diberitahukan bahwa:
a. Nama :
b. NIP :
c. Pangka/golongan ruang terakhir :
Jabatan terakhir :
Satuan organisasi terakhir :
d. Berdasarkan Keputusan ....................... nomor ....................
tanggal .......................... telah selesai menjalankan cuti di luar
tanggungan Negara selama .......................................
2. Berdasarkan suratnya tanggal .......................... yang bersangkutan
talah melaporkan diri dan meminta untuk dapat diangkat dan
dipekerjakan kembali.
3. Permintaan pengangkatan kembali Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan tidak dapat dipenuhi karena lowongan pada instansi
kami talah terisi penuh.
4. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka diminta bantuan
Saudara untuk dapat menyalurkan yang bersangkutan kepada instansi
lain yang membutuhkannya. Sebagai bahan bagi Saudara maka
dengan ini kami sampaikan data kepegawaian yang bersangkutan
secara lengkap.
5. Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
A. n. .........................................
(.............................................)
NIP. ......................................
TEMBUSAN disampaikan kepada:
Sdr. .................................*
*Tulislah nama pegawai yang bersangkutan.
39
LAMPIRAN XXIII SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
NEGARA
NOMOR : 01/Surat Edaran/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
CONTOH KEPUTUSAN
PENEMPATAN KEMBALI
KEPUTUSAN ....................................*
NOMOR ...............................
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/......................./............................*
Membaca : Surat Sdr. ...................... NIP ....................... tanggal..................., yang
mengajukan permintaan untuk dapat ditempatkan kembali, setelah ia
selesai menjalankan cuti di luar tanggungan Negara.
Menimbang : bahwa formasi mengizinkan untuk penempatan kembali Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3041);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1975 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri
Sipil (Lembaran Negara Tahun 1975 nomor 26, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3058).
3. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 19778 (Lembaran Negara
Tahun 1976 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3093);
4. Keputusan .................. Nomor ................ tanggal ................ tentang
Pendelegasian Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan
Pemberhentian dengan hormat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Departemen/Lembaga.
5. Persetujuan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara
Nomor ................................ tanggal .......................................
Memperhatikan : Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor
12/SE/1975 tanggal 14 Oktober 1975 tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dan Nomor
01/SE/1977 tanggal 25 Pebruari tentang Permintaan dan Pemberian Cuti
Pegawai Negeri Sipil.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERTAMA : Terhitung mulai tanggal .................... mempekerjakan kembali Pegawai
Negeri Sipil :
Nama :
NIP :
40
Pangkat/golongan ruang :
Masa kerja golongan pada
tanggal ...................... : ...........tahun ............. bulan
Gaji pokok : Rp. ...............................
Masa kerja golongan untuk
kenaikan gaji berkala berikutnya : ........... tahun ............bulan
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan.
KETIGA : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan
ini, akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana
mestinya.
SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada:
1. Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan;
2. Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan;
3. Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara;
4. Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan;
5. Direktur Perbendaharaan Negara;
6. Kepala Biro Pensiun dan Tunjangan Badan Administrasi
Kepegawaian Negara;
7. Kepala Biro Tata Usaha Kepegawaian Badan administrasi
Kepegawaian Negara;
8. Kepala Kantor Perbendaharaan Negara/Kepala Kas Daerah di
..............................................................................................;
9. ............................................................. dan seterusnya;
PETIKAN Keputusan ini diberikan kepada yang berkepentingan untuk
diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : ....................................................
Pada tanggal : ....................................................
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/....................*
(.............................................)
*Tulislah jabatan pejabat yang memberikan cuti di luar tanggungan Negara.
41
LAMPIRAN XXIV SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 01/SE/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
CONTOH PERMINTAAN PERSETUJUAN
MEMPEKERJAKAN KEMBALI SETELAH
SELESAI MENJALANKAN CUTI DI
LUAR TANGGUNGAN NEGARA
PERSETUJUAN
KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA
UNTUK
MEMPEKERJAKAN KEMBALI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG TELAH SELESAI
MENJALANKAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA
DEPARTEMEN/LEMBAGA ...........................................
NAMA
TEMPAT, TANGGAL LAHIR
NIP
1. PANGKAT
2. GOLONGAN/RUANG
3. SEJAK
4. MASA KERJA GOLONGAN ................. tahun ................ bulan
5. GAJI POKOK Rp.
6. KEPUTUSAN CUTI DI LUAR
TANGGUNGAN NEGARA
NOMOR
TANGGAL
L
A
M
A
7. PERSETUJUAN KEPALA
BAKN TENTANG
PEMBERIAN CUTI DI LUAR
TANGGUNGAN NEGARA
NOMOR
TANGGAL
8. KEPUTUSAN
PERPANJANGAN CUTI DI
LUAR TANGGUNGAN
NEGARA
NOMOR
TANGGAL
9. PERSETUJUAN KEPALA
BAKN TENTANG
PERPANJANGAN CUTI DI
LUAR TANGGUNGAN
NEGARA
NOMOR
TANGGAL
10. TANGGAL SELESAI
MENJALANKAN CUTI DI
LUAR TANGGUNGAN
NEGARA
B
A 1. PANGKAT
R 2. GOLONGAN/RUANG
U 3. MASA KERJA GOLONGAN ..................tahun ................bulan
4. GAJI POKOK Rp.
5. BERLAKU MULAI
CATATAN BAKN
NOMOR PERSETUJUAN KEPALA BAKN
WILAYAH PEMBAYARAN
42
Ditetapkan tanggal ..................... ... ..........................................
A.n. KEPALA MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA
BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN .................................................
NEGARA
Kepala Biro Kepangkatan dan Penggajian
(....................................) (..................................)
43
LAMPIRAN XXV SURAT EDARAN KEPALA BADAN
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 01/SE/1977
TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977
CONTOH KARTU CUTI PEGA-
WAI NEGERI SIPIL
KARTU CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL
NAMA :
NIP :
NO. JENIS CUTI SURAT
IZIN/SURAT
KEPUTUSAN
LAMANYA PARAF
PEJABAT
KEPEGA
WAIAN
KETERA
NGAN
NOM
OR
TANG
GAL
DARI
TANG
GAL
SAMPAI
TANGG
AL
1 2 3 4 5 6 7 8
44
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 1976
TENTANG
CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KASUBID KESEJAHTERAAN PEGAWAI
45
46

More Related Content

What's hot

Berita acara barang rusak
Berita acara barang rusakBerita acara barang rusak
Berita acara barang rusaksakola ku
 
Susunan upacara di skpd hut ri 2015
Susunan upacara di skpd hut ri 2015Susunan upacara di skpd hut ri 2015
Susunan upacara di skpd hut ri 2015Bpbd Kobar
 
2022PMNaker018.pdf
2022PMNaker018.pdf2022PMNaker018.pdf
2022PMNaker018.pdfCIkumparan
 
Rancangan aktualisasi mulhaeri (2)
Rancangan aktualisasi mulhaeri (2)Rancangan aktualisasi mulhaeri (2)
Rancangan aktualisasi mulhaeri (2)temanna #LABEDDU
 
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORANLAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORANSudirman Sultan
 
Berita acara pemeriksaan barang
Berita acara pemeriksaan barangBerita acara pemeriksaan barang
Berita acara pemeriksaan barangSuparman Man
 
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritPengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritRidho Fitrah Hyzkia
 
Sambutan bupati peresmian ksp cu lestari buntu
Sambutan bupati peresmian ksp cu lestari buntuSambutan bupati peresmian ksp cu lestari buntu
Sambutan bupati peresmian ksp cu lestari buntuCelvinRamaPratama
 
Laporan Prakerin Ressa Nurapiah (Power Point)
Laporan Prakerin Ressa Nurapiah (Power Point)Laporan Prakerin Ressa Nurapiah (Power Point)
Laporan Prakerin Ressa Nurapiah (Power Point)Ressa Nurafiah
 
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Surat penundaan di unit baru
Surat penundaan di unit baruSurat penundaan di unit baru
Surat penundaan di unit barucahyadi_aja
 
Contoh Surat Perjanjian Kerjasama
Contoh Surat Perjanjian KerjasamaContoh Surat Perjanjian Kerjasama
Contoh Surat Perjanjian KerjasamaJohn Manullang
 
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoMakalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoIr. Zakaria, M.M
 
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)Nithayun_
 

What's hot (20)

Berita acara barang rusak
Berita acara barang rusakBerita acara barang rusak
Berita acara barang rusak
 
Susunan upacara di skpd hut ri 2015
Susunan upacara di skpd hut ri 2015Susunan upacara di skpd hut ri 2015
Susunan upacara di skpd hut ri 2015
 
2022PMNaker018.pdf
2022PMNaker018.pdf2022PMNaker018.pdf
2022PMNaker018.pdf
 
Rancangan aktualisasi mulhaeri (2)
Rancangan aktualisasi mulhaeri (2)Rancangan aktualisasi mulhaeri (2)
Rancangan aktualisasi mulhaeri (2)
 
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORANLAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
 
Berita acara pemeriksaan barang
Berita acara pemeriksaan barangBerita acara pemeriksaan barang
Berita acara pemeriksaan barang
 
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritPengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
 
Sambutan bupati peresmian ksp cu lestari buntu
Sambutan bupati peresmian ksp cu lestari buntuSambutan bupati peresmian ksp cu lestari buntu
Sambutan bupati peresmian ksp cu lestari buntu
 
Surat balasan
Surat balasanSurat balasan
Surat balasan
 
1. smart asn
1. smart asn1. smart asn
1. smart asn
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Laporan Prakerin Ressa Nurapiah (Power Point)
Laporan Prakerin Ressa Nurapiah (Power Point)Laporan Prakerin Ressa Nurapiah (Power Point)
Laporan Prakerin Ressa Nurapiah (Power Point)
 
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
 
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITASTELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
 
Surat penundaan di unit baru
Surat penundaan di unit baruSurat penundaan di unit baru
Surat penundaan di unit baru
 
Contoh Surat Perjanjian Kerjasama
Contoh Surat Perjanjian KerjasamaContoh Surat Perjanjian Kerjasama
Contoh Surat Perjanjian Kerjasama
 
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfoMakalah jpt pratama 2018 kominfo
Makalah jpt pratama 2018 kominfo
 
Pokir dewan dalam sipd edit 002
Pokir dewan dalam sipd edit 002Pokir dewan dalam sipd edit 002
Pokir dewan dalam sipd edit 002
 
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
Presentasi adm. kepegawaian (disiplin pegawai negeri sipil)
 
Manajemen asn
Manajemen asnManajemen asn
Manajemen asn
 

Viewers also liked

Pemendagri nomor 77 tahun 2007 tentang pemberian cuti alasan penting keluar n...
Pemendagri nomor 77 tahun 2007 tentang pemberian cuti alasan penting keluar n...Pemendagri nomor 77 tahun 2007 tentang pemberian cuti alasan penting keluar n...
Pemendagri nomor 77 tahun 2007 tentang pemberian cuti alasan penting keluar n...bangsad
 
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaianAdministrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaiankppnpelaihari
 
Cutiji format baru doc
Cutiji format baru docCutiji format baru doc
Cutiji format baru docjianibnuzab
 
Se ka. bakn no. 01 tahun 1977 tentang permintaan dan pemberian cuti pns
Se ka. bakn no. 01 tahun 1977 tentang permintaan dan pemberian cuti pnsSe ka. bakn no. 01 tahun 1977 tentang permintaan dan pemberian cuti pns
Se ka. bakn no. 01 tahun 1977 tentang permintaan dan pemberian cuti pnsMng Tri Mulyono Prasetyo
 
CONTOH SURAT CUTI
CONTOH SURAT CUTICONTOH SURAT CUTI
CONTOH SURAT CUTIFachri Zul
 
Surat rekomendasi cuti pt. annisa rahmania tour
Surat rekomendasi cuti pt. annisa rahmania tourSurat rekomendasi cuti pt. annisa rahmania tour
Surat rekomendasi cuti pt. annisa rahmania tourAbul Bientaeen Bientaeen
 
Takwim persekolahan 2015
Takwim persekolahan 2015Takwim persekolahan 2015
Takwim persekolahan 2015Aynora Nur
 
ワーホリ補足資料2
ワーホリ補足資料2ワーホリ補足資料2
ワーホリ補足資料2Nami Moriyama
 
Increasing the pie
Increasing the pieIncreasing the pie
Increasing the piebrentvaughan
 
2011北區賽前說明會 1000521
2011北區賽前說明會 10005212011北區賽前說明會 1000521
2011北區賽前說明會 1000521eliteit103
 
Webgrafia. andres pptx
Webgrafia. andres pptxWebgrafia. andres pptx
Webgrafia. andres pptxdiego598
 
London jeans
London jeansLondon jeans
London jeansEric-186
 
JD2011_GR - Greek Communities
JD2011_GR - Greek CommunitiesJD2011_GR - Greek Communities
JD2011_GR - Greek Communitiesweby_gr
 

Viewers also liked (20)

Contoh permintaan cuti
Contoh permintaan cutiContoh permintaan cuti
Contoh permintaan cuti
 
Pemendagri nomor 77 tahun 2007 tentang pemberian cuti alasan penting keluar n...
Pemendagri nomor 77 tahun 2007 tentang pemberian cuti alasan penting keluar n...Pemendagri nomor 77 tahun 2007 tentang pemberian cuti alasan penting keluar n...
Pemendagri nomor 77 tahun 2007 tentang pemberian cuti alasan penting keluar n...
 
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaianAdministrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
 
Cutiji format baru doc
Cutiji format baru docCutiji format baru doc
Cutiji format baru doc
 
Se ka. bakn no. 01 tahun 1977 tentang permintaan dan pemberian cuti pns
Se ka. bakn no. 01 tahun 1977 tentang permintaan dan pemberian cuti pnsSe ka. bakn no. 01 tahun 1977 tentang permintaan dan pemberian cuti pns
Se ka. bakn no. 01 tahun 1977 tentang permintaan dan pemberian cuti pns
 
CONTOH SURAT CUTI
CONTOH SURAT CUTICONTOH SURAT CUTI
CONTOH SURAT CUTI
 
Surat rekomendasi cuti pt. annisa rahmania tour
Surat rekomendasi cuti pt. annisa rahmania tourSurat rekomendasi cuti pt. annisa rahmania tour
Surat rekomendasi cuti pt. annisa rahmania tour
 
Se kepala bakn_nomor_01_se_1977
Se kepala bakn_nomor_01_se_1977Se kepala bakn_nomor_01_se_1977
Se kepala bakn_nomor_01_se_1977
 
Takwim persekolahan 2015
Takwim persekolahan 2015Takwim persekolahan 2015
Takwim persekolahan 2015
 
ワーホリ補足資料2
ワーホリ補足資料2ワーホリ補足資料2
ワーホリ補足資料2
 
Wegrafia
WegrafiaWegrafia
Wegrafia
 
Increasing the pie
Increasing the pieIncreasing the pie
Increasing the pie
 
2011北區賽前說明會 1000521
2011北區賽前說明會 10005212011北區賽前說明會 1000521
2011北區賽前說明會 1000521
 
Rpp Kelas IX Smt Genap
Rpp Kelas IX Smt GenapRpp Kelas IX Smt Genap
Rpp Kelas IX Smt Genap
 
Webgrafia. andres pptx
Webgrafia. andres pptxWebgrafia. andres pptx
Webgrafia. andres pptx
 
Program tahunan bilingual
Program tahunan bilingualProgram tahunan bilingual
Program tahunan bilingual
 
Story of the chick
Story of the chickStory of the chick
Story of the chick
 
London jeans
London jeansLondon jeans
London jeans
 
Us 1 2010
Us 1 2010Us 1 2010
Us 1 2010
 
JD2011_GR - Greek Communities
JD2011_GR - Greek CommunitiesJD2011_GR - Greek Communities
JD2011_GR - Greek Communities
 

Similar to Cuti PNS

peraturanbknnomor7tahun2022.pdf
peraturanbknnomor7tahun2022.pdfperaturanbknnomor7tahun2022.pdf
peraturanbknnomor7tahun2022.pdf252085
 
penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bkn
penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bknpenjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bkn
penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bknRahmi Elviana
 
PERKA BKN CUTI PPPK.pdf
PERKA BKN CUTI PPPK.pdfPERKA BKN CUTI PPPK.pdf
PERKA BKN CUTI PPPK.pdfadicandramasri
 
Cuti pegawai negeri sipil
Cuti pegawai negeri sipilCuti pegawai negeri sipil
Cuti pegawai negeri sipilEl Bach
 
BAB VI CUTI PEGAWAI.pptx
BAB VI CUTI PEGAWAI.pptxBAB VI CUTI PEGAWAI.pptx
BAB VI CUTI PEGAWAI.pptxLunarSolo
 
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pnsPp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pnsiskandar ridwan
 
P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_
P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_
P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_Dadyo Satriyotomo
 
Peraturan bkn no. 7 tahun 2021
Peraturan bkn no. 7 tahun 2021Peraturan bkn no. 7 tahun 2021
Peraturan bkn no. 7 tahun 2021KutsiyatinMSi
 
Blangko blangko cuti pns
Blangko blangko cuti pnsBlangko blangko cuti pns
Blangko blangko cuti pnsPey Bae
 
perka-bkn-24-2017-tata-cara-pemberian-cuti-pns.pdf
perka-bkn-24-2017-tata-cara-pemberian-cuti-pns.pdfperka-bkn-24-2017-tata-cara-pemberian-cuti-pns.pdf
perka-bkn-24-2017-tata-cara-pemberian-cuti-pns.pdfNeni Rochmayati
 
PERATURAN-BKN-NOMOR-24-TAHUN-2017-TATA-CARA-PEMBERIAN-CUTI-PNS.pdf
PERATURAN-BKN-NOMOR-24-TAHUN-2017-TATA-CARA-PEMBERIAN-CUTI-PNS.pdfPERATURAN-BKN-NOMOR-24-TAHUN-2017-TATA-CARA-PEMBERIAN-CUTI-PNS.pdf
PERATURAN-BKN-NOMOR-24-TAHUN-2017-TATA-CARA-PEMBERIAN-CUTI-PNS.pdfupkabnganjuk
 
Peraturan bkn no. 24 tahun 2017
Peraturan bkn no. 24 tahun 2017Peraturan bkn no. 24 tahun 2017
Peraturan bkn no. 24 tahun 2017KutsiyatinMSi
 
Pemberhentian pegawai
Pemberhentian pegawaiPemberhentian pegawai
Pemberhentian pegawaiOvienMardiana
 
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utangPP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utangMuhammadNorman9
 
06. pp nomor_32_tahun_1979_
06. pp nomor_32_tahun_1979_06. pp nomor_32_tahun_1979_
06. pp nomor_32_tahun_1979_ennnie
 

Similar to Cuti PNS (20)

Pp 24 1976
Pp 24 1976Pp 24 1976
Pp 24 1976
 
peraturanbknnomor7tahun2022.pdf
peraturanbknnomor7tahun2022.pdfperaturanbknnomor7tahun2022.pdf
peraturanbknnomor7tahun2022.pdf
 
penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bkn
penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bknpenjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bkn
penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bkn
 
PERKA BKN CUTI PPPK.pdf
PERKA BKN CUTI PPPK.pdfPERKA BKN CUTI PPPK.pdf
PERKA BKN CUTI PPPK.pdf
 
CUTI
CUTICUTI
CUTI
 
Uu 20 1952
Uu 20 1952Uu 20 1952
Uu 20 1952
 
Cuti pegawai negeri sipil
Cuti pegawai negeri sipilCuti pegawai negeri sipil
Cuti pegawai negeri sipil
 
BAB VI CUTI PEGAWAI.pptx
BAB VI CUTI PEGAWAI.pptxBAB VI CUTI PEGAWAI.pptx
BAB VI CUTI PEGAWAI.pptx
 
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pnsPp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
 
P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_
P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_
P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_
 
Peraturan bkn no. 7 tahun 2021
Peraturan bkn no. 7 tahun 2021Peraturan bkn no. 7 tahun 2021
Peraturan bkn no. 7 tahun 2021
 
Blangko blangko cuti pns
Blangko blangko cuti pnsBlangko blangko cuti pns
Blangko blangko cuti pns
 
PPT CUTI PNS.pptx
PPT CUTI PNS.pptxPPT CUTI PNS.pptx
PPT CUTI PNS.pptx
 
perka-bkn-24-2017-tata-cara-pemberian-cuti-pns.pdf
perka-bkn-24-2017-tata-cara-pemberian-cuti-pns.pdfperka-bkn-24-2017-tata-cara-pemberian-cuti-pns.pdf
perka-bkn-24-2017-tata-cara-pemberian-cuti-pns.pdf
 
PERATURAN-BKN-NOMOR-24-TAHUN-2017-TATA-CARA-PEMBERIAN-CUTI-PNS.pdf
PERATURAN-BKN-NOMOR-24-TAHUN-2017-TATA-CARA-PEMBERIAN-CUTI-PNS.pdfPERATURAN-BKN-NOMOR-24-TAHUN-2017-TATA-CARA-PEMBERIAN-CUTI-PNS.pdf
PERATURAN-BKN-NOMOR-24-TAHUN-2017-TATA-CARA-PEMBERIAN-CUTI-PNS.pdf
 
Peraturan bkn no. 24 tahun 2017
Peraturan bkn no. 24 tahun 2017Peraturan bkn no. 24 tahun 2017
Peraturan bkn no. 24 tahun 2017
 
Pemberhentian pegawai
Pemberhentian pegawaiPemberhentian pegawai
Pemberhentian pegawai
 
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utangPP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
 
06. pp nomor_32_tahun_1979_
06. pp nomor_32_tahun_1979_06. pp nomor_32_tahun_1979_
06. pp nomor_32_tahun_1979_
 
5. juklak pensiun
5. juklak pensiun5. juklak pensiun
5. juklak pensiun
 

More from Mng Tri Mulyono Prasetyo

Research2015 grow light - penambahan cahaya warna hijau menaikkan pertumbuh...
Research2015   grow light - penambahan cahaya warna hijau menaikkan pertumbuh...Research2015   grow light - penambahan cahaya warna hijau menaikkan pertumbuh...
Research2015 grow light - penambahan cahaya warna hijau menaikkan pertumbuh...Mng Tri Mulyono Prasetyo
 
Sekilas tugas bendahara pengeluaran pembantau
Sekilas tugas bendahara pengeluaran pembantauSekilas tugas bendahara pengeluaran pembantau
Sekilas tugas bendahara pengeluaran pembantauMng Tri Mulyono Prasetyo
 
Soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran TIK Tahun 2011/2012
Soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran TIK Tahun 2011/2012Soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran TIK Tahun 2011/2012
Soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran TIK Tahun 2011/2012Mng Tri Mulyono Prasetyo
 

More from Mng Tri Mulyono Prasetyo (20)

Ipa kelas 9 hery kuntolo
Ipa kelas 9 hery kuntoloIpa kelas 9 hery kuntolo
Ipa kelas 9 hery kuntolo
 
Batu menangis 8 d
Batu menangis 8 dBatu menangis 8 d
Batu menangis 8 d
 
Perkenalan diri
Perkenalan diriPerkenalan diri
Perkenalan diri
 
1 lembar tata surya
1 lembar tata surya1 lembar tata surya
1 lembar tata surya
 
2016 ts0034
2016 ts00342016 ts0034
2016 ts0034
 
Jantung
JantungJantung
Jantung
 
Matrikulasi dasar dasar manajemen-1(f)
Matrikulasi dasar dasar manajemen-1(f)Matrikulasi dasar dasar manajemen-1(f)
Matrikulasi dasar dasar manajemen-1(f)
 
Soal try out paket !
Soal try out paket !Soal try out paket !
Soal try out paket !
 
Soal try out paket 2
Soal try out paket 2Soal try out paket 2
Soal try out paket 2
 
Soal try out paket 2
Soal try out paket 2Soal try out paket 2
Soal try out paket 2
 
Soal Try Out IPA
Soal Try Out IPASoal Try Out IPA
Soal Try Out IPA
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
 
Research2015 grow light - penambahan cahaya warna hijau menaikkan pertumbuh...
Research2015   grow light - penambahan cahaya warna hijau menaikkan pertumbuh...Research2015   grow light - penambahan cahaya warna hijau menaikkan pertumbuh...
Research2015 grow light - penambahan cahaya warna hijau menaikkan pertumbuh...
 
Rpp kls 8.1 Bahasa Inggris
Rpp kls 8.1 Bahasa InggrisRpp kls 8.1 Bahasa Inggris
Rpp kls 8.1 Bahasa Inggris
 
Rpp 1 dan 2 krtg b jawa
Rpp 1 dan 2 krtg b jawaRpp 1 dan 2 krtg b jawa
Rpp 1 dan 2 krtg b jawa
 
RPP Bahasa Indonesia Lingkungan
RPP Bahasa Indonesia LingkunganRPP Bahasa Indonesia Lingkungan
RPP Bahasa Indonesia Lingkungan
 
31. rpp perubahan ling dan penc ipa
31. rpp perubahan ling dan penc ipa31. rpp perubahan ling dan penc ipa
31. rpp perubahan ling dan penc ipa
 
Matrikulasi
MatrikulasiMatrikulasi
Matrikulasi
 
Sekilas tugas bendahara pengeluaran pembantau
Sekilas tugas bendahara pengeluaran pembantauSekilas tugas bendahara pengeluaran pembantau
Sekilas tugas bendahara pengeluaran pembantau
 
Soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran TIK Tahun 2011/2012
Soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran TIK Tahun 2011/2012Soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran TIK Tahun 2011/2012
Soal Ujian Sekolah Mata Pelajaran TIK Tahun 2011/2012
 

Recently uploaded

Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxIPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxrohiwanto
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfdrmdbriarren
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 

Recently uploaded (16)

Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxIPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 

Cuti PNS

  • 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang sekarang belaku, diatur dalam berbagai peraturan perundang- undangan, dan materinya ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan dewasa ini, oleh sebab itu perlu disederhanakan dan disempurnakan ; b. bahwa berhubung dengan itu dipandang perlu menetapkan Peraturan Pemerintah yang mengatur kembali tentang cuti Pegawai Negeri Sipil . Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang 1945 ; 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041). MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan cuti Pegawai Negeri Sipil, selanjutnya disingkat dengan cuti, adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu . Pasal 2 (1) Pejabat yang berwenang memberikan cuti adalah : a. Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara bagi Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara; b. Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan Kesekretaiatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, dan pejabat lain yang ditentukan Presiden bagi Pegawai Negeri Sipil dalam lingkungan kekuasaannya; c. KepalaPerwakilan Republik Indonesia di luar negeri. (2) Pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada Pejabat lain dalam lingkungan kekuasaannya untuk memberikan cuti, kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Pemerintah ini atau peraturan perundang- undangan lainnya. 1
  • 2. BAB II CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL Bagian Pertama Jenis Cuti Pasal 3 Cuti terdiri dari : a. cuti tahunan ; b. cuti besar ; c. cuti sakit ; d. cuti bersalin ; e. cuti karena alasan penting, dan f. cuti di luar tanggungan Negara . Bagian Kedua Cuti Tahunan Pasal 4 (1) Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan ; (2) Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja ; (3) Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang kurang dari 3 (tiga) hari kerja ; (4) Untuk mendapatkan cuti tahunan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat yang berwenang memberikan cuti ; (5) Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh Pejabat yang berwenang memberikan cuti . Pasal 5 Cuti tahunan yang akan dijalankan di tempat yang sulit perhubungannya, maka jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling lama 14 (empat belas) hari. Pasal 6 (1) Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan. (2) Cuti tahunan yang tidak diambil lebih dari 2 (dua) tahun berturut-turut, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan. Pasal 7 (1) Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk paling lama 1 (satu) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak. (2) Cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diambil dalam tahun berikutnya selama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan. Pasal 8 Pegawai Negeri Sipil yang menjadi guru pada sekolah dan dosen pada perguruan tinggi yang mendapat liburan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, tidak berhak atas cuti tahunan. Bagian Ketiga Cuti Besar 2
  • 3. Pasal 9 (1) Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar yang lamanya 3 (tiga) bulan. (2) Pegawai Negeri Sipil yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunannya dalam tahun yang bersangkutan. (3) Untuk mendapatkan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti. (4) Cuti besar diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti. Pasal 10 Cuti besar dapat digunakan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk memenuhi kewajiban agama. Pasal 11 Cuti besar dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh yang berwenang untuk paling lama 2 (dua) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak. Pasal 12 Selama menjalankan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. Bagian Keempat Cuti Sakit Pasal 13 Setiap Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit berhak atas cuti sakit. Pasal 14 (1) Pegawai Negeri Sipil yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia harus memberitahukan kepada atasannya. (2) Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter. (3) Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak cuti sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. (4) Surat Keterangan dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) antara lain menyatakan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti dan keterangan lain yang dipandang perlu. (5) Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diberikan untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun . (6) Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dalam ayat (5) dapat ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan apabila dipandang perlu berdasarkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. (7) Pegawai Negeri Sipil yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dan atau (6), harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. (8) Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya, maka diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena sakit dengan mendapat uang tunggu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 15 (1) Pegawai Negeri Sipil wanita yang mengalami gugur kandung berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 1/2 (satu setengah) bulan. 3
  • 4. (2) Untuk mendapatkan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pegawai Negeri Sipil wanita yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter atau bidan. Pasal 16 Pegawai Negeri Sipil yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas kewajibannya sehingga ia perlu mendapat perawatan berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh dari penyakitnya. Pasal 17 Selama menjalankan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal-pasal 14 sampai dengan 16, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. Pasal 18 (1) Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal-pasal 14 sampai dengan 16, kecuali yang dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti. (2) Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) cukup dicatat oleh pejabat yang mengurus kepegawaian. Bagian Lima Cuti Bersalin Pasal 19 (1) Untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan ketiga, Pegawai Negeri Sipil wanita berhak atas cuti bersalin. (2) Untuk persalinan anaknya yang keempat dan seterusnya, kepada Pegawai Negeri Sipil wanita diberikan cuti diluar tanggungan Negara. (3) Lamanya cuti-cuti bersalin tersebut dalam ayat (1) dan (2) adalah 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah persalinan. Pasal 20 (1) Untuk mendapatkan cuti bersalin, Pegawai Negeri Sipil wanita yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti. (2) Cuti bersalin diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti. Pasal 21 Selama menjalankan cuti bersalin Pegawai Negeri Sipil wanita yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. Bagian Keenam Cuti Karena Alasan Penting Pasal 22 Yang dimaksud dengan cuti karena alasan penting adalah cuti karena: a. Ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras atau meninggal dunia; b. salah seorang anggota kerluarga yang dimaksud dalam huruf a meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia itu; c. melangsungkan perkawinan yang pertama; d. alasan penting lainya yang ditetapkan kemudian oleh Presiden. Pasal 23 (1) Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti karena alasan penting. 4
  • 5. (2) Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti paling lama 2 (dua) bulan. Pasal 24 (1) Untuk mendapatkan cuti karena alasan penting, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis dengan menyebutkan alasan-alasannya kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti. (2) Cuti karena alasan penting diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti. (3) Dalam hal yang mendesak, sehingga Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan tidak dapat menunggu keputusan dari pejabat yang berwenang memberikan cuti, maka pejabat yang tertinggi di tempat Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan bekerja dapat memberikan izin sementara untuk menjalankan cuti karena alasan penting. (4) Pemberian izin sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) harus segera diberitahukan kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti oleh pejabat yang memberikan izin sementara. (5) Pejabat yang berwenang memberikan cuti setelah menerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) memberikan cuti karena alasan penting kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan. Pasal 25 Selama menjalankan cuti karena alasan penting, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. Bagian Ketujuh Cuti Di Luar Tanggungan Negara Pasal 26 (1) Kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun secara terus-menerus karena alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak dapat diberikan cuti di luar tanggungan Negara. (2) Cuti di luar tanggungan Negara dapat diberikan untuk paling lama 3 (tiga) tahun. (3) Jangka waktu cuti di luar tanggungan Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (20 dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun apabila ada alasan-alasan yang penting untuk memperpanjangnya. Pasal 27 (1) Cuti di luar tanggungan Negara mengakibatkan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dibebaskan dari jabatannya, kecuali cuti di luar tanggungan Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2). (2) Jabatan yang menjadi lowong karena pemberian cuti di luar tanggungan Negara dengan segera dapat diisi. Pasal 28 (1) Untuk mendapatkan cuti di luar tanggungan Negara, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti disertai dengan alasan-alasannya. (2) Cuti di luar tanggungan Negara, hanya dapat diberikan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang memberikan cuti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) setelah mendapat persetujuan dari Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara. Pasal 29 (1) Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan dari Negara. 5
  • 6. (2) Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara tidak diperhitungkan sebagai masa kerja Pegawai Negeri Sipil. Pasal 30 Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah habis masa menjalankan cuti di luar tanggungan Negara diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pasal 31 Pegawai Negeri Sipil yang melaporkan diri kepada instansi induknya setelah habis masa menjalankan cuti di luar tanggungan Negara, maka: a. apabila ada lowongan ditempatkan kembali; b. apabila tidak ada lowongan, maka pimpinan instansi yang bersangkutan melaporkannya kepada Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara untuk kemungkinan ditempatkan pada instansi lain; c. apabila penempatan yang dimaksud dalam huruf b tidak mungkin, maka Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan diberhentikan dari jabatannya karena kelebihan dengan mendapat hak-hak kepegawaian menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Kedelapan Lain-lain Pasal 32 (1) Pegawai Negeri Sipil yang sedang menjalankan cuti tahunan, cuti besar, dan cuti karena alasan penting, dapat dipanggil kembali bekerja apabila kepentingan dinas mendesak. (2) Dalam hal terjadi sebagai dimaksud dalam ayat (1), maka jangka waktu cuti yang belum dijalankan itu tetap menjadi hak Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan. Pasal 33 Segala macam cuti yang akan dijalankan di luar Negeri, hanya dapat diberikan oleh pejabat- pejabat sebagai dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) kecuali cuti besar yang digunakan untuk menjalankan kewajiban agama. Pasal 34 Dalam hal Pemerintah menganggap perlu, segala macam cuti Pegawai Negeri Sipil dapat ditangguhkan. Pasal 35 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden. Pasal 36 Ketentuan-ketentuan teknis pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini ditetapkan oleh Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara. BAB III KETENTUAN PERALIHAN Pasal 37 Pegawai Negeri Sipil yang pada saat berlakunya Peraturan Pemerintah ini, sedang menjalankan cuti berdasarkan peraturan lama, dianggap menjalankan cuti berdasarkan Peraturan Pemerintah ini. BAB IV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 38 6
  • 7. (1) Cuti Pegawai Negeri Sipil yang menjabat sebagai Pejabat Negara diatur dalam peraturan tersendiri. (2) Cuti Jaksa Agung dan Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang dijabat oleh bukan Pegawai Negeri Sipil, diatur dalam peraturan tersendiri. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 39 Pada saat berlakunya Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tidak berlaku lagi: a. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 1951 tentang Istirahat Karena Hamil (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 74, Tamabahan Lembaran Negara Nomor 142); b. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1953 tentang Pemberian Istirahat Dalam Negeri (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Tahun Nomor 379); c. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1953 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1953 tentang Pemberian Istirahat Dalam Negeri (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Nomor 404); d. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1954 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1953 tentang Pemberian Istiraha Dalam Negeri (Lembaran Negara Tahun 1954 Nomor 39); e. Bijblad Nomor 13448 sebagaimana telah beberapa kali diubah dan ditambah, terakhir dengan Bijblad Nomor 13994 (Pemberian Cuti Di Luar Tanggungan Negara). Pasal 40 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan menempatkan Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1976. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SOEHARTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1976. MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, SUDHARMONO, SH. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1976 NOMOR 57. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 7
  • 8. TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PENJELASAN UMUM Sebagaimana diketahui, bahwa dewasa ini Cuti Pegawai Negeri Sipil diatur dalam berbagai peraturan peraturan perundang-undangan. Dalam rangka usaha menyederhanakan dan menyempurnakan peraturan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian, dipandang perlu mengatur cuti Pegawai Negeri Sipil dalam satu Peraturan Pemerintah. Dalam rangka usaha menjamin kesegaran jasmani dan rohani, maka kepada Pegawai Negeri Sipil setelah bekerja selama waktu tertentu perlu diberikan cuti. Cuti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, kecuali cuti di luar tanggungan Negara, adalah hak Pegawai Negeri Sipil, oleh sebab itu pelaksanaan cuti hanya dapat ditunda dalam jangka waktu tertentu apabila kepentingan dinas mendesak. Cuti di luar tanggungan Negara bukan hak Pegawai Negeri Sipil. Cuti di luar tanggungan Negara dapat diberikan untuk kepentingan pribadi yang mendesak Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan, umpamanya seorang Pegawai Negeri Sipil wanita untuk mengikuti suaminya yang ditugaskan di luar Negeri. Setiap pimpinan haruslah mengatur pemberian cuti sedemikian rupa sehingga tetap terjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Menurut perhitungan, pemberian cuti dalam waktu yang sama sebanyak 5 % (lima persen) dari jumlah kekuatan masih dapat tetap menjamin kelancaran pekerjaan. Pegawai Negeri Sipil yang hendak menggunakan hak cutinya wajib mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti melalui hierarki, kecuali cuti sakit yang dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1). Untuk mendapatkan cuti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan cukup memberitahukan kepada atasannya langsung. Segala macam cuti yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti, kecuali cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1). Cuti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) cukup dicatat oleh pejabat yang mengurusi kepegawaian. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cuti Pegawai Negeri Sipil hendaknya diberikan tepat pada waktunya. Untuk memungkinkan hal ini, maka pendelegasian wewenang unutuk memberikan cuti kepada Pegawai Negeri Sipil dalam lingkungan kekuasaaannya masing-masing hendaknya didelegasikan sejauh mungkin kepada pejabat-pejabat sampai satuan organisasi bawahan, umpamanya pemberian cuti tahunan, cuti sakit yang tidak lebih dari 14 (empat belas) hari, cuti sakit dalam dan oleh karena menjalankan tugas kewajiban, cuti bersalin, dan cuti karena alasan penting hendaknya didelegasikan sejauh mungkin sampai kepada pejabat yang terbawah. Pendelegasian wewenang untuk memberikan cuti sakit yang lebih dari 14 (empat belas) hari dan cuti besar dapat dibatasi sampai tingkat pejabat tertentu, umpamanya sampai dengan pimpinan instansi vertikal tingkat Propinsi. Pemberian cuti di luar tanggungan Negara, dilakukan sendiri oleh para pejabat yang dimaksud dalam ayat (1), tidak dapat didelegasikan. 8
  • 9. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Yang berhak mendapat cuti tahunan adalah Pegawai Negeri Sipil, termasuk calon Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus-menerus. Yang dimaksud dengan bekerja terus-menerus adalah bekerja dengan tidak terputus karena menjalankan cuti di luar tanggungan Negara atau karena diberhentikan dari jabatan dengan menerima uang tunggu. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 ayat (1) Cuti tahunan hanya dapat ditangguhkan pelaksanaannya apabila Pn yang bersangkutan tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya karena ada pekerjaan yang mendesak yang harus segera diselesaikan. Penangguhan ini tidak boleh lebih lama dari 1 (satu) tahun. Ayat (2) Cukup jelas Pasal 8 Pegawai Negeri Sipil yang menjadi guru sekolah dan dosen pada perguruan tinggi, baik yang mengajar pada sekolah/perguruan tinggi Negeri maupun yang dipekerjakan/diperbantukan untuk mengajar pada sekolah/perguruan tinggi swasta yang mendapat liburan menurut peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tidak berhak atas cuti tahunan. Pasal 9 Ayat (1) Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja secara terus-menerus setiap 6 (enam) tahun berhak atas cuti besar, umpamanya seorang diangkat menjadi calon Pegawai Negeri Sipil 1 April 1970. Pada tanggal 1 April 1971 ia diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Pada tanggal 1 April 1976, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan berhak atas cuti besar. Cuti besar yang tidak diambil Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan tepat pada waktunya, dapat diambil pada tahun-tahun berikutnya, tetapi keterlambatan pengambilan cuti besar itu tidak dapat diperhitungkan untuk pengambilan cuti besar yang berikutnya. Umpamanya seorang Pegawai Negeri Sipil telah berhak atas cuti besar pada tanggal 1 April 1975, tetapi karena sesuatu sebab cuti besar itu baru diambil pada tanggal 1 April 1977. Dalam hal yang sedemikian Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan baru berhak atas cuti besar yang berikutnya pada 1 April 1983. Ayat (2) sampai dengan Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 10 Cuti besar dapat digunakan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk memenuhi kewajiban agama, umpamanya menunaikan ibadah haji. Pasal 11 Apabila kepentingan dinas mendesak, maka pemberian cuti besar dapat ditangguhkan untuk paling lama 2 (dua) tahun, dengan ketentuan, bahwa selama masa penangguhan itu diperhitungkan sebagai hak untuk mendapatkan cuti besar berikutnya. Umpamanya seorang Pegawai Negeri Sipil telah berhak atas cuti besar pada 1 April 1975, tetapi karena ada tugas kedinasan yang mendesak, maka pelaksanaan cuti besar itu ditangguhkan oleh sebab itu cuti besar memberikan cuti selama 2 (dua) tahun, oleh sebab itu cuti besar tersebut baru diberikan 1 9
  • 10. April 1977.Dalam hal yang sedemikian Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan berhak atas cuti besar berikutnya pada 1 April 1981. Pasal 12 Yang dimaksud dengan penghasilan penuh adalah gaji pokok dan penghasilan lain yang berhak diterimanya berdasarkan peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku kecuali tunjangan jabatan pimpinan. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Ayat (1) Apabila Pegawai Negeri Sipil sakit yang tidak lebih dari 2 (dua) hari, cukup memberitahukan kepada atasannya langsung secara tertulis atau dengan lisan. Ayat (2) Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 2 (dua) hari tetapi tidak lebih dari 14 (empat belas) hari harus mengajukan permintaan secara tertulis untuk mendapatkan cuti sakit kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti melalui hierarki dengan melampirkan surat keterangan dokter, baik dokter Pemerintah maupun dokter swasta. Ayat (3) Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari harus mengajukan permintaan secara tertulis untuk mendapatkan cuti sakit kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesahatan. Cuti sakit yang lebih dari 14 (empat belas) hari tidak dapat diberikan atas dasar surat keterangan dokter swasta. Ayat (4) sampai dengan Ayat (8) Cukup jelas Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Cuti sakit yang dimaksud dalam Pasal ini adalah cuti sakit yang tidak terbatas waktunya. Pasal 17 Cukup jelas. Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19 Cukup jelas Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 Cukup jelas. Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) 10
  • 11. Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti, berdasarkan pertimbangan waktu yang diperlukan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan, tetapi tidak boleh lama lebih dari 2 (dua) tahun. Pasal 24 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Dalam hal yang mendesak, izin sementara untuk menjalankan cuti karena alasan penting dapat diberikan oleh pejabat yang tertinggi di temapat Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan bekerja. Umpamanya: Seorang Kepala instansi vertikal di Propinsi mendapat berita bahwa ibunya meninggal dunia di tempat lain. Pejabat yang berwenang memberikan cuti terhadap Kepala instansi vertikal itu adalah Direktur Jenderal dari Departemennya. Dalam hal ini maka Gubernur Kepala Derah dapat memberikan izin sementara kepada Kepala instansi vertikal tersebut untuk menjalankan cuti karena alasan penting. Ayat (4) Izin sementara untuk menjalankan cuti karena alasan penting yang telah diberikan oleh pejabat sebagai dimaksud dalam ayat (3), wajib diberitahukan dengan segera kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti. Ayat (5) Pejabat yang berwenang memberikan cuti, berdasarkan pemberitahuan yang disampaikan oleh pejabat sebagai dimaksud dalam ayat (4), memberikan cuti karena alasan penting kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan secara resmi. Pasal 25 Cukup jelas. Pasal 26 Ayat (10 Cuti di luar tanggungan Negara hanya dapat diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil karena ada alasan-alsan pribadi yang penting dan mendesak, umpamanya Pegawai Negeri Sipil wanita yang mengikuti suaminya yang bertugas di luar Negeri. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 27 Cukup jelas. Pasal 28 Pemberian cuti di luar tanggungan Negara tidak dapat didelegasikan oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti sebagai dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1). Pasal 29 Ayat (1) Pegawai Negeri Sipil yang sedang menjalankan cuti di luar tanggungan Negara tidak berhak menerima penghasilan dari Negara, terhitung mulai bulan berikutnya ia menjalankan cuti di luar tanggungan Negara itu, dan segala fasilitas yang diperolehnya harus dikembalikan kepada instansi tempat ia bekerja. Ayat (2) 11
  • 12. Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara tidak diperhitungkan sebagai masa kerja Pegawai Negeri Sipil, baik sebagai masa kerja untuk perhiutngan pensiun, maupun sebagai masa kerja untuk kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala dan lain-lain. Pasal 30 Apabila masa menjalankan cuti di luar tanggungan Negara habis, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan tidak melaporkan diri kembali kepada instansinya, maka Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pemberhentian ini dilakukan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan Pegawai Negeri Sipil . Pasal 31 sampai dengan Pasal 40 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3093. 12
  • 13. LAMPIRAN I SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 CONTOH SURAT KEPUTUSAN PENDELEGASIAN WEWENANG KEPUTUSAN MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I* ........................................................... NOMOR ................................................................. TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I* .................... Menimbang : a. bahwa untuk memperlancar pelaksanaan pemberian cuti Pegawai Negeri Sipil, dipandang perlu menunjuk pejabat-pejabat yang diberi wewenang untuk menetapkan pemberian cuti bagi Pegawai Negeri Sipil dalam lingkungannya masing-masing; b. ............................................................................................... ............................................................................................... Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1976 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara 3093). Memperhatikan : Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 01/Surat Edaran/1977 tanggal 25 Pebruari 1977 tentang Permintaan dan Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil. MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I*........................TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM LINGKUNGAN DEPARTEMEN/LEMBAGA/DAERAH TINGKAT I*......................... Pasal 1 13
  • 14. Kepada para pejabat: a. ............................................................................................... b. ............................................................................................... c. ............................................................................... dan seterusnya diberikan wewenang untuk menyelesaikan permintaan cuti Pegawai Negeri Sipil yang berada dalam lingkungan masing-masing, sepanjang yang menyangkut: * a. Cuti tahunan. b. Cuti besar. c. Cuti sakit. d. Cuti sakit bagi Pegawai Negeri Sipil wanita yang mengalami gugur kandungan. e. Cuti bersalin. f. Cuti karena alasan penting. g. Cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan yang keempat dan seterusnya. Pasal 2 Keputusan ini muali berlaku sejak tanggal ditetapkan. Pasal 3 Keputusan ini disampaikan kepada pejabat yang berkepentingan untuk diindahkan dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : ..................................................... Pada tanggal : ..................................................... MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I*........................ ............................................................................. (...........................................) TEMBUSAN disampaikan dengan hormat kepada: 1. Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara. 2. ......................................................................... 3. ......................................................................... 4. Pertinggal. CATATAN: *Coret yang tidak perlu. 14
  • 15. LAMPIRAN II SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 ..................... tanggal ..................... CONTOH PERMINTAAN CUTI TAHUNAN Kepada Yth. ........................................... melalui ........................................... di ........................................... Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NIP : Pangkat/golongan ruang : Jabatan : Satuan organisasi : dengan ini mengajukan permintaan cuti tahunan untuk tahun ................. selama ...................hari kerja, terhitung mulai tanggal ................................................................. Selama menjalankan cuti alamat saya adalah di ........................................................ Demikianlah permintaan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana mestinya. Hormat saya, (...........................................) NIP. .................................... CATATAN PEJABAT KEPEGAWAIAN Cuti yang telah diambil dalam tahun yang bersangkutan: CATATAN/PERTIMBANGAN ATASAN LANGSUNG: 1. Cuti Tahunan : 2. Cuti Besar : 3. Cuti Sakit : 4. Cuti Bersalin : 5. Cuti Karena Alasan Penting : 6. Keterangan Lain-lain : KEPUTUSAN PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN CUTI: 15
  • 16. LAMPIRAN III SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 ..................... tanggal ..................... CONTOH SURAT IZIN CUTI TAHUNAN SURAT IZIN CUTI TAHUNAN NOMOR .................. 1. Diberikan cuti tahunan untuk tahun .......................... kepada Pegawai Negeri Sipil : Nama : NIP : Pangkat/golongan ruang : Jabatan : Satuan organisasi : selama ...........................hari kerja, terhitung mulai tanggal .................................... sampai dengan tanggal ............................. dengan ketentuan sebagau berikut: a. Sebelum menjalankan cuti tahunan wajib menyerahkan pekerjaanaya kepada atasan langsungnya. b. setelah selesai menjalankan cuti tahunan wajib melaporkan diri kepada atasan langsungnya dan bekerja kembali sebagaimana biasa. 2. Demikianlah surat izin cuti tahunan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. ................................................* (...............................................) NIP ................................. TEMBUSAN: 1. .................................................... 2. ..................... dan seterusnya. 3. Pertinggal. * Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan cuti. 16
  • 17. LAMPIRAN IV SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 ..................... tanggal ..................... CONTOH PERMINTAAN CUTI BESAR Kepada Yth. ........................................... melalui ........................................... di ........................................... Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NIP : Pangkat/golongan ruang : Jabatan : Satuan organisasi : dengan ini mengajukan permintaan cuti besar selama ................. karena saya telah bekerja secara terus menerus selama ................... tahun. Selama menjalankan cuti besar alamat saya adalah di .................................................. Demikianlah permintaan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana mestinya. Hormat saya, (...........................................) NIP. ..................................... CATATAN PEJABAT KEPEGAWAIAN CATATAN/PERTIMBANGAN ATASAN LANGSUNG: KEPUTUSAN PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN CUTI: 17
  • 18. LAMPIRAN V SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 ..................... tanggal ..................... CONTOH SURAT IZIN CUTI BESAR SURAT IZIN CUTI BESAR NOMOR .................. 1. Diberikan cuti besar kepada Pegawai Negeri Sipil : Nama : NIP : Pangkat/golongan ruang : Jabatan : Satuan organisasi : selama ...........................bulan/hari*-1, terhitung mulai tanggal ........................ sampai dengan tanggal ............................. dengan ketentuan sebagau berikut: a. Sebelum menjalankan cuti besar wajib menyerahkan pekerjaanaya kepada atasan langsungnya atau pejabat lain yang ditunjuk. b. Selama menjalankan cuti besar, tidak berhak atas tunjangan jabatan. c. Setelah selesai menjalankan cuti besar wajib melaporkan diri kepada atasan langsungnya dan bekerja kembali sebagaimana biasa. 2. Demikianlah surat izin cuti besar ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. .............................................*-2 (...............................................) NIP ................................. TEMBUSAN: 1. .................................................... 2. ..................... dan seterusnya. 3. Pertinggal. *-1 Coret yang tidak perlu. *-2 Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan cuti. 18
  • 19. LAMPIRAN VI SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 ..................... tanggal ..................... CONTOH SURAT PERMINTAAN CUTI SAKIT Kepada Yth. ........................................... melalui ........................................... di ........................................... Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NIP : Pangkat/golongan ruang : Jabatan : Satuan organisasi : dengan ini mengajukan permintaan cuti sakit selama ................. (.....................)hari/bulan* karena saya menderita sakit/gugur kandung/mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankantugas kewajiban*, sesuai dengan surat keterangan dokter/bidan* terlampir. Demikianlah permintaan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana mestinya. Hormat saya, (...........................................) NIP. ..................................... CATATAN PEJABAT KEPEGAWAIAN CATATAN/PERTIMBANGAN ATASAN LANGSUNG: KEPUTUSAN PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN CUTI: * Coret yang tidak perlu. 19
  • 20. LAMPIRAN VII SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 ..................... tanggal ..................... CONTOH SURAT IZIN CUTI SAKIT SURAT IZIN CUTI SAKIT NOMOR .................. 1. Diberikan cuti besar kepada Pegawai Negeri Sipil : Nama : NIP : Pangkat/golongan ruang : Jabatan : Satuan organisasi : Selama ...........................bulan/hari*-1, terhitung mulai tanggal ........................ sampai dengan tanggal ............................. dengan ketentuan setelah berakhir jangka waktu cuti sakit tersebut, wajib melaporkan diri kepada atasan langsungnya dan bekerja kembali sebagaimana biasa. 2. Demikianlah surat izin cuti sakit ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. .............................................*-2 (...............................................) NIP ................................. TEMBUSAN: 1. .................................................... 2. ..................... dan seterusnya. 3. Pertinggal. *-1 Coret yang tidak perlu. *-2 Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan cuti. 20
  • 21. LAMPIRAN VIII SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 ..................... tanggal ..................... CONTOH PERMINTAAN CUTI BERSALIN Kepada Yth. ........................................... melalui ........................................... di ........................................... Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NIP : Pangkat/golongan ruang : Jabatan : Satuan organisasi : dengan ini mengajukan permintaan cuti bersalin untuk persalinan yang ke ....................../cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan* terhitung mulai tanggal ........................ Demikianlah permintaan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana mestinya. Hormat saya, (...........................................) NIP. ..................................... CATATAN PEJABAT KEPEGAWAIAN CATATAN PERTIMBANGAN ATASAN LANGSUNG: KEPUTUSAN PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN CUTI: * Coret yang tidak perlu. 21
  • 22. LAMPIRAN IX SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 ..................... tanggal ..................... CONTOH SURAT IZIN CUTI BERSALIN SURAT IZIN CUTI BERSALIN NOMOR .................. 1. Diberikan cuti bersalin kepada Pegawai Negeri Sipil : Nama : NIP : Pangkat/golongan ruang : Jabatan : Satuan organisasi : terhitung mulai tanggal ........................ sampai dengan 2 (dua) bulan setelah persalinan, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Sebelum menjalankan cuti bersalin, wajib menyerahkan pekerjaannya kepada atasan langsungnya atau pejabat lain yang ditunjuk. b. Segera setelah persalinan yang bersangkutan supaya memberitahukan tanggal persalinan kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti. c. Setelah menjalankan cuti bersalin wajib melaporkan diri kepada atasan langsungnya dan bekerja sebagaimana biasa. 2. Demikianlah surat izin cuti sakit ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. .............................................* (...............................................) NIP ................................. TEMBUSAN: 1. .................................................... 2. ..................... dan seterusnya. 3. Pertinggal. . *Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan cuti. 22
  • 23. LAMPIRAN X SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 CONTOH SURAT KEPUTUSAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA UNTUK PERSALINAN YANG KEEMPAT DAN SETERUSNYA KEPUTUSAN ....................................* NOMOR ............................... MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/......................./............................* Membaca : Surat permintaan Sdr. ................... NIP......................... tanggal ...................... yang meksudnya agar kepadanya diberi cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan yang ke ..... Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041). 2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1976 nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3093). 3. ............................................................................................................... ............................................................................... Memperhatikan : Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 01/Surat Edaran/1977 tanggal 25 Pebruari 1977 tentang Permintaan dan Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil. MEMUTUSKAN: Menetapkan : Pertama : Memberikan cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan yang ke ..................... kepada Pegawai Negeri Sipil wanita: Nama : NIP : Pangkat/golongan ruang : Jabatan : Satuan organisasi : Masa kerja golongan pada tanggal .......................... : ..............tahun..................bulan. Gaji pokok : Rp. .......................................... Masa kerja golongan berkala berikutnya : ............... tahun...............bulan. terhitung mulai tanggal ................ sampai dengan 2 (dua) bulan setelah persalinan, dengan ketentuan sebagai berikut: 23
  • 24. a. Sebelum menjalankan cuti tersebut wajib menyerahkan pekerjaannya kepada atasan langsungnya. b. Setelah selesai menjalankan cuti tersebut wajib melaporkan diri kepada atasan langsungnya untuk diaktifkan kembali sebagaimana biasa. KEDUA : Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara yang ber- sangkutan tidak berhak menerima penghasilan dari Negara. KETIGA : Jangka waktu cuti di luar tanggungan Negara tidak diperhitungkan sebagai masa kerja Pegawai Negeri Sipil. Salinan Keputusan ini disampaikan kepada: 1. Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan. 2. Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara. 3. Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan. 4. Direktur Perbendaharaan Negara. 5. Kepala Biro Pensiun dan Tunjangan Badan Administrasi Kepegawaian Negara. 6. Kepala Biro Tata Usaha Kepegawaian Badan administrasi Kepegawaian Negara. 7. Kepala Kantor Perbendaharaan Negara/Kepala Kas Daerah di ............................................................................................... 8. ............................................................. dan seterusnya. Petikan Keputusan ini diberikan kepada yang berkepentingan untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : .................................................... Pada tanggal : .................................................... MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/....................* (.............................................) *Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan cuti. 24
  • 25. LAMPIRAN XI SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 CONTOH SURAT KEPUTUSAN PENGAKTIFAN KEMBALI PEGAWAI NEGERI SIPIL WANITA YANG DIBERI CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA UNTUK PERSALINAN KEPUTUSAN ....................................* NOMOR ............................... MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/......................./............................* Membaca : Bahwa berhubung dengan ...............NIP ...............telah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan dipandang perlu dengan segera mengaktifkan kembali dalam jabatan semula. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041). 2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1976 nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3093). 3. ............................................................................................................... ............................................................................... Memperhatikan : Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 01/Surat Edaran/1977 tanggal 25 Pebruari 1977 tentang Permintaan dan Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil. MEMUTUSKAN: Menetapkan : Pertama : Terhitung mulai tanggal ..............mengaktifkan kembali dalam jabatan semula Pegawai Negeri Sipil wanita: Nama : NIP : Pangkat/golongan ruang : Jabatan : Satuan organisasi : Masa kerja golongan pada tanggal .......................... : ..............tahun..................bulan. Gaji pokok : Rp. .......................................... Masa kerja golongan berkala untuk kenaikan gaji berkala berikutnya : ............... tahun...............bulan. KEDUA : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan. 25
  • 26. KETIGA : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya. SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada: 1. Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan; 2. Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara; 3. Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan; 4. Direktur Perbendaharaan Negara; 5. Kepala Biro Pensiun dan Tunjangan Badan Administrasi Kepegawaian Negara; 6. Kepala Biro Tata Usaha Kepegawaian Badan administrasi Kepegawaian Negara; 7. Kepala Kantor Perbendaharaan Negara/Kepala Kas Daerah di ..............................................................................................; 8. ............................................................. dan seterusnya; PETIKAN Keputusan ini diberikan kepada yang berkepentingan untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : .................................................... Pada tanggal : .................................................... MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/....................* (.............................................) *Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan cuti. 26
  • 27. LAMPIRAN XII SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 ..................... tanggal ..................... CONTOH PERMINTAAN CUT KARENA ALASAN PENTING Kepada Yth. ........................................... melalui ........................................... di ........................................... 1. Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NIP : Pangkat/golongan ruang : Jabatan : Satuan organisasi : dengan ini mengajukan permintaan cuti karena alasan penting selama ......................hari terhitung mulai tanggal ......................, karena ............................. 2. Alamat saya selama menjalankan cuti karena alasan penting adalah di ................................................................................................................................. 3. Demikianlah permintaan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana mestinya. Hormat saya, (...........................................) NIP. ..................................... CATATAN PERTIMBANGAN ATASAN LANGSUNG KEPUTUSAN PEJABAT YANG BERWENANG 27
  • 28. LAMPIRAN XIII SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 ..................... tanggal ..................... CONTOH PEMBERIAN CUTI KARENA ALASAN PENTING SURAT IZIN CUTI KARENA ALASAN PENTING NOMOR ........................................ 1. Diberikan cuti karena alasan penting kepada Pegawai Negeri Sipil : Nama : NIP : Pangkat/golongan ruang : Jabatan : Satuan organisasi : selama ........................ hari, terhitung mulai tanggal ........................ sampai dengan tanggal ............................. dengan ketentuan sebagai berikut: a. Sebelum menjalankan cuti karena alasan penting wajib menyerahkan pekerjaanaya kepada atasan langsungnya atau pejabat lain yang ditentukan. b. Setelah selesai menjalankan cuti karena alasan penting wajib melaporkan diri kepada atasan langsungnya dan bekerja kembali sebagaimana biasa. 2. Demikianlah surat izin cuti karena alasan penting ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. ................................................* (...............................................) NIP .......................................... TEMBUSAN: 1. .................................................... 2. ..................... dan seterusnya. 3. Pertinggal. * Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan cuti. 28
  • 29. LAMPIRAN XIV SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 ..................... tanggal ..................... CONTOH SURAT IZIN SEMENTARA CUTI KARENA ALASAN PENTING SURAT IZIN SEMENTARA CUTI KARENA ALASAN PENTING NOMOR ..................................................... 1. Diberikan izin sementara untuk cuti karena alasan penting kepada Pegawai Negeri Sipil : Nama : NIP : Pangkat/golongan ruang : Jabatan : Satuan organisasi : selama ........................ hari, terhitung mulai tanggal ........................ sampai dengan tanggal ............................. dengan ketentuan sebagai berikut: a. Sebelum menjalankan cuti karena alasan penting wajib menyerahkan pekerjaannya kepada atasan langsungnya atau pejabat lain yang ditentukan. b. Setelah selesai menjalankan cuti karena alasan penting wajib melaporkan diri kepada atasan langsungnya dan bekerja kembali sebagaimana biasa. 2. Demikianlah surat izin sementara cuti karena alasan penting ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. ................................................* (...............................................) NIP .......................................... TEMBUSAN: 1. .................................................... 2. ..................... dan seterusnya. 3. Pertinggal. * Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan izin sementara cuti karena alasan penting. 29
  • 30. LAMPIRAN XV SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 ..................... tanggal ..................... CONTOH PERMINTAAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA Kepada Yth. ........................................... melalui ........................................... di ........................................... Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NIP : Pangkat/golongan ruang : Jabatan : Satuan organisasi : dengan ini mengajukan permintaan cuti di luar tanggungan Negara selama ...................... bulan/tahun* terhitung mulai tanggal ......................................... dengan alasan sebagai berikut: ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara alamat saya adalah di ................................................................................................................................. Demikianlah permintaan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana mestinya. Hormat saya, (...........................................) NIP. ..................................... CATATAN PEJABAT KEPEGAWAIAN CATATAN/PERTIMBANGAN ATASAN LANGSUNG PUTUSAN PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN CUTI *Coret yang tidak perlu 30
  • 31. LAMPIRAN XVI SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 CONTOH SURAT KEPUTUSAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA KEPUTUSAN ....................................* NOMOR ............................... MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/......................./............................* Membaca : Surat permintaan Sdr. .............................. NIP ....................... tanggal........................, yang maksudnya agar kepadanya diberikan cuti di luar tanggungan Negara. Menimbang : bahwa tidak keberatan untuk mengabulkan permintaan tersebut karena memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang- undangan yang berlaku, dan tidak mengganggu kepentingan dinas. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1976 nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3093). 3. Persetujuan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor ......................... tanggal ................................... Memperhatikan : Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 01/SE/1977 tanggal 25 Pebruari 1977 tentang Permintaan dan Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil. MEMUTUSKAN: Menetapkan : Pertama : Memberikan cuti di luar tanggungan Negara kepada Pegawai Negeri Sipil : Nama : NIP : Pangkat/golongan ruang : Jabatan : Satuan organisasi : Masa kerja golongan pada tanggal .......................... : ..............tahun..................bulan. Gaji pokok : Rp. .......................................... Masa kerja golongan untuk kenaikan gaji berkala berikutnya : ............... tahun...............bulan. 31
  • 32. KEDUA : Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan dari Negara KETIGA : Jangka waktu cuti di luar tanggungan Negara tidak diperhitungkan sebagai masa kerja Pegawai Negeri Sipil. KEEMPAT : Setelahjangka waktu cuti di luar tanggungan Negara berakhir yang bersangkutan diwajibkan melaporkan diri secara tertulis kepada pimpinan instansinya. KELIMA : Bila tidak melaporkan diri tepat pada waktunya yang bersangkutan akan diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil . SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada: 1. Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan; 2. Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara; 3. Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan; 4. Direktur Perbendaharaan Negara; 5. Kepala Biro Pensiun dan Tunjangan Badan Administrasi Kepegawaian Negara; 6. Kepala Biro Tata Usaha Kepegawaian Badan administrasi Kepegawaian Negara; 7. Kepala Kantor Perbendaharaan Negara/Kepala Kas Daerah di ..............................................................................................; 8. ............................................................. dan seterusnya; PETIKAN Keputusan ini diberikan kepada yang berkepentingan untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : .................................................... Pada tanggal : .................................................... MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/....................* (.............................................) *Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan cuti. 32
  • 33. LAMPIRAN XVII SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/SE/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 CONTOH PERMINTAAN PER- SETUJUAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA PERSETUJUAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA TENTANG PEMBERIAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA DEPARTEMEN/LEMBAGA ........................................... NAMA NIP PANGKAT/GOLONGAN RUANG JABATAN SATUAN ORGANISASI MASA KERJA GOLONGAN PADA TANGGAL ................. ...............TAHUN ................... BULAN GAJI POKOK TELAH BEKERJA SECARA TERUS MENERUS SEBAGAI PEGAWAI NEGERI SIPIL SEJAK TANGGAL ALASAN PERMINTAAN CUTI LAMANYA CUTI CATATAN BAKN NOMOR PERSETUJUAN KEPALA BAKN WILAYAH PEMBAYARAN DITETAPKAN TANGGAL ..................... ... .................... tanggal...................... A.n. KEPALA MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA ..................................................... Kepala Biro Kepegawaian Umum, (....................................) (..................................) NIP .............................. 33
  • 34. LAMPIRAN XVIII SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 ..................... tanggal ..................... CONTOH PERMINTAAN PERPANJANGAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA Kepada Yth. ........................................... melalui ........................................... di ........................................... Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NIP : Pangkat/golongan ruang : Jabatan : Satuan organisasi : memberitahukan dengan hormat, bahwa cuti di luar tanggungan Negara yang sedang saya jalankan berdasarkan Keputusan ...................... nomor ................................. tanggal........................... akan berakhir pada tanggal .................................................. Tetapi berhubung dengan .................................................................................... ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. maka saya mengajukan permintaan untuk dapat kiranya dipertimbangkan perpanjangan cuti di luar tanggungan Negara tersebut selama ............................. terhitung mulai tanggal ........................................... s/d tanggal ......................................................... Selama menjalankan permintaan cuti di luar tanggungan Negara alamat saya adalah di ............................................................................................................................. Demikianlah permintaan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana mestinya. Hormat saya, (...........................................) NIP. ..................................... CATATAN PEJABAT KEPEGAWAIAN CATATAN/PERTIMBANGAN ATASAN LANGSUNG PUTUSAN PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN CUTI 34
  • 35. LAMPIRAN XIX SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 CONTOH SURAT KEPUTUSAN PERPANJANGAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA KEPUTUSAN ....................................* NOMOR ............................... MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/......................./............................* Membaca : Surat permintaan Sdr. .............................. NIP ....................... tanggal........................, yang maksudnya agar kepadanya diberikan perpanjangan cuti di luar tanggungan Negara. Menimbang : bahwa tidak keberatan untuk mengabulkan permintaan perpangajangan cuti di luar tanggungan Negara tersebut, karena memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan tidak mengganggu kepentingan dinas. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1976 nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3093). 3. Persetujuan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor ......................... tanggal ................................... Memperhatikan : Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 01/SE/1977 tanggal 25 Pebruari 1977 tentang Permintaan dan Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERTAMA : Cuti di luar tanggungan Negara yang diberikan berdasarkan Keputusan ...................., Nomor .................. tanggal ................ kepada Pegawai Negeri Sipil : Nama : NIP : Pangkat/golongan ruang : Jabatan : Satuan organisasi : diperpanjang selama ..................... terhitung mulai tanggal ............. sampai dengan tanggal .................................................................. KEDUA : Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan dari Negara. 35
  • 36. KETIGA : Jangka waktu cuti di luar tanggungan Negara tidak diperhitungkan sebagai masa kerja Pegawai Negeri Sipil. KEEMPAT : Setelah jangka waktu cuti di luar tanggungan Negara berakhir, yang bersangkutan diwajibkan melaporkan diri secara tertulis kepada pimpinan instansinya. KELIMA : Bila tidak melaporkan diri tepat pada waktunya yang bersangkutan akan diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil . SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada: 1. Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan; 2. Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara; 3. Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan; 4. Direktur Perbendaharaan Negara; 5. Kepala Biro Pensiun dan Tunjangan Badan Administrasi Kepegawaian Negara; 6. Kepala Biro Tata Usaha Kepegawaian Badan administrasi Kepegawaian Negara; 7. Kepala Kantor Perbendaharaan Negara/Kepala Kas Daerah di ..............................................................................................; 8. ............................................................. dan seterusnya; PETIKAN Keputusan ini diberikan kepada yang berkepentingan untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : .................................................... Pada tanggal : .................................................... MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/....................* (.............................................) *Tulislah jabatan pejabat yang berwenang memberikan cuti. 36
  • 37. LAMPIRAN XX SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/SE/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 CONTOH PERMINTAAN PERSETUJUAN PERPAN JANGAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA PERSETUJUAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA TENTANG PERPANJANGAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA DEPARTEMEN/LEMBAGA ........................................... NAMA NIP KEPUTUSAN PEMBERIAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA a. NOMOR b. TANGGAL c. LAMANYA CUTI YANG TELAH DIBERIKAN d. BERDASARKAN PERSETUJUAN KEPALA BAKN NOMOR TANGGAL LAMANYA PERPANJANGAN CUTI YANG DIMINTA ALASAN PERMINTAAN PERPANJANGAN CUTI CATATAN BAKN NOMOR PERSETUJUAN KEPALA BAKN WILAYAH PEMBAYARAN DITETAPKAN TANGGAL ..................... ... ...................., ...................... A.n. KEPALA MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA ..................................................... Kepala Biro Kepegawaian Umum, (....................................) (..................................) 37
  • 38. LAMPIRAN XXI SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 ..................... tanggal ..................... CONTOH LAPORAN SELESAI MENJALANKAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA Kepada Yth. ........................................... melalui ........................................... di ........................................... Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NIP : Pangkat/golongan ruang : Jabatan : Satuan organisasi : dengan ini melaporkan bahwa saya pada tanggal ..................... talah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan Negara yang diberikan dengan Keputusan ................................* nomor ........................... tanggal ........................................... Sehubungan dengan itu saya mengajukan permohonan untuk dapat diangkat dan diaktifkan kembali. Demikianlah permintaan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana mestinya. Hormat saya, (...........................................) NIP. ..................................... Tulislah jabatan pejabat yang memberikan cuti di luar tanggungan Negara. 38
  • 39. LAMPIRAN XXII SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/SE/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 ............................, tanggal ......................... CONTOH LAPORAN UNTUK PENYALURAN PENEMPATAN PADA INSTANSI LAIN Kepada Yth. Sdr. Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara di JAKARTA Nomor : Hal : Permintaan penyaluran pegawai. 1. Bersama ini diberitahukan bahwa: a. Nama : b. NIP : c. Pangka/golongan ruang terakhir : Jabatan terakhir : Satuan organisasi terakhir : d. Berdasarkan Keputusan ....................... nomor .................... tanggal .......................... telah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan Negara selama ....................................... 2. Berdasarkan suratnya tanggal .......................... yang bersangkutan talah melaporkan diri dan meminta untuk dapat diangkat dan dipekerjakan kembali. 3. Permintaan pengangkatan kembali Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan tidak dapat dipenuhi karena lowongan pada instansi kami talah terisi penuh. 4. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka diminta bantuan Saudara untuk dapat menyalurkan yang bersangkutan kepada instansi lain yang membutuhkannya. Sebagai bahan bagi Saudara maka dengan ini kami sampaikan data kepegawaian yang bersangkutan secara lengkap. 5. Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih. A. n. ......................................... (.............................................) NIP. ...................................... TEMBUSAN disampaikan kepada: Sdr. .................................* *Tulislah nama pegawai yang bersangkutan. 39
  • 40. LAMPIRAN XXIII SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/Surat Edaran/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 CONTOH KEPUTUSAN PENEMPATAN KEMBALI KEPUTUSAN ....................................* NOMOR ............................... MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/......................./............................* Membaca : Surat Sdr. ...................... NIP ....................... tanggal..................., yang mengajukan permintaan untuk dapat ditempatkan kembali, setelah ia selesai menjalankan cuti di luar tanggungan Negara. Menimbang : bahwa formasi mengizinkan untuk penempatan kembali Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1975 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1975 nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3058). 3. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 19778 (Lembaran Negara Tahun 1976 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3093); 4. Keputusan .................. Nomor ................ tanggal ................ tentang Pendelegasian Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian dengan hormat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Departemen/Lembaga. 5. Persetujuan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor ................................ tanggal ....................................... Memperhatikan : Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 12/SE/1975 tanggal 14 Oktober 1975 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dan Nomor 01/SE/1977 tanggal 25 Pebruari tentang Permintaan dan Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERTAMA : Terhitung mulai tanggal .................... mempekerjakan kembali Pegawai Negeri Sipil : Nama : NIP : 40
  • 41. Pangkat/golongan ruang : Masa kerja golongan pada tanggal ...................... : ...........tahun ............. bulan Gaji pokok : Rp. ............................... Masa kerja golongan untuk kenaikan gaji berkala berikutnya : ........... tahun ............bulan KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan. KETIGA : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya. SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada: 1. Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan; 2. Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan; 3. Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara; 4. Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan; 5. Direktur Perbendaharaan Negara; 6. Kepala Biro Pensiun dan Tunjangan Badan Administrasi Kepegawaian Negara; 7. Kepala Biro Tata Usaha Kepegawaian Badan administrasi Kepegawaian Negara; 8. Kepala Kantor Perbendaharaan Negara/Kepala Kas Daerah di ..............................................................................................; 9. ............................................................. dan seterusnya; PETIKAN Keputusan ini diberikan kepada yang berkepentingan untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : .................................................... Pada tanggal : .................................................... MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA/....................* (.............................................) *Tulislah jabatan pejabat yang memberikan cuti di luar tanggungan Negara. 41
  • 42. LAMPIRAN XXIV SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/SE/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 CONTOH PERMINTAAN PERSETUJUAN MEMPEKERJAKAN KEMBALI SETELAH SELESAI MENJALANKAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA PERSETUJUAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA UNTUK MEMPEKERJAKAN KEMBALI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG TELAH SELESAI MENJALANKAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA DEPARTEMEN/LEMBAGA ........................................... NAMA TEMPAT, TANGGAL LAHIR NIP 1. PANGKAT 2. GOLONGAN/RUANG 3. SEJAK 4. MASA KERJA GOLONGAN ................. tahun ................ bulan 5. GAJI POKOK Rp. 6. KEPUTUSAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA NOMOR TANGGAL L A M A 7. PERSETUJUAN KEPALA BAKN TENTANG PEMBERIAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA NOMOR TANGGAL 8. KEPUTUSAN PERPANJANGAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA NOMOR TANGGAL 9. PERSETUJUAN KEPALA BAKN TENTANG PERPANJANGAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA NOMOR TANGGAL 10. TANGGAL SELESAI MENJALANKAN CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA B A 1. PANGKAT R 2. GOLONGAN/RUANG U 3. MASA KERJA GOLONGAN ..................tahun ................bulan 4. GAJI POKOK Rp. 5. BERLAKU MULAI CATATAN BAKN NOMOR PERSETUJUAN KEPALA BAKN WILAYAH PEMBAYARAN 42
  • 43. Ditetapkan tanggal ..................... ... .......................................... A.n. KEPALA MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN ................................................. NEGARA Kepala Biro Kepangkatan dan Penggajian (....................................) (..................................) 43
  • 44. LAMPIRAN XXV SURAT EDARAN KEPALA BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 01/SE/1977 TANGGAL : 25 PEBRUARI 1977 CONTOH KARTU CUTI PEGA- WAI NEGERI SIPIL KARTU CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL NAMA : NIP : NO. JENIS CUTI SURAT IZIN/SURAT KEPUTUSAN LAMANYA PARAF PEJABAT KEPEGA WAIAN KETERA NGAN NOM OR TANG GAL DARI TANG GAL SAMPAI TANGG AL 1 2 3 4 5 6 7 8 44
  • 45. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KASUBID KESEJAHTERAAN PEGAWAI 45
  • 46. 46