SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
TATA CARA
PEMBERIAN CUTI PNS
(PP 11/2017 & Peraturan BKN 24/2017)
DIREKTORAT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
1
Dasar Hukum
Pasal 341
PP 11/2017 tentang Manajemen PNS
PP 24/1976 tentang Cuti PNS
SE Kepala BAKN Nomor 01/SE/1977
tentang Permintaan dan Pemberian Cuti PNS,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
2
Pengertian
Cuti
keadaan tidak
masuk kerja yang
diizinkan dalam
jangka waktu
tertentu.
Pejabat Yang
Berwenang
Memberikan Cuti
(PYBMC)
PPK atau pejabat yang
mendapat delegasi
sebagian wewenang
dari PPK untuk
memberikan cuti.
keputusan
pendelegasian
wewenang
pemberian cuti
Tim Penguji
Kesehatan
suatu tim yang
dibentuk oleh Menteri
yang
menyelenggarakan
urusan pemerintahan
di bidang kesehatan
yang beranggotakan
dokter pemerintah
untuk menguji
kesehatan PNS.
3
Wewenang
Cuti diberikan oleh PPK
1. menteri di kementerian,
termasuk Jaksa Agung
dan Kapolri;
2. pimpinan lembaga di
LPNK, termasuk Kepala
BIN dan pejabat lain yang
di tentukan oleh
Presiden;
3. Sekjen di sekretariat
lembaga negara dan LNS,
termasuk Sekretaris MA;
4. gubernur di provinsi; dan
5. bupati/walikota di
kabupaten/kota.
PPK dapat
mendelegasikan
sebagian
wewenangnya kepada
pejabat di
lingkungannya untuk
memberikan cuti,
kecuali ditentukan lain
dalam PP ini atau
peraturan perundang-
undangan lainnya.
Cuti bagi PNS yang
ditugaskan pada
lembaga yang bukan
bagian dari K/L
diberikan oleh
pimpinan lembaga ybs
kecuali CLTN.
4
Jenis
Cuti
Cuti
Tahunan
(CT)
Cuti Besar
(CB)
Cuti Sakit
(CS)
Cuti
Melahirkan
(CM)
Cuti karena
Alasan
Penting
(CAP)
Cuti
Bersama
(CBer)
Cuti di Luar
Tanggungan
Negara
(CLTN)
5
POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN
CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017
PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017
CUTI TAHUNAN
Pasal 4 ayat (1) :
Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-
kurangnya 1 (satu) tahun secara terus menerus berhak
atas cuti tahunan.
Pasal 311 ayat (1) :
PNS dan CPNS yang telah bekerja paling kurang 1
(satu) tahun secara terus menerus berhak atas cuti
tahunan.
Pasal 4 ayat (3) :
Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka
waktu yang kurang dari 3 (tiga) hari kerja.
Tidak diatur (cuti tahunan boleh 1 (satu) hari).
Pasal 5 :
Cuti tahunan yang akan dijalankan ditempat yang sulit
perhubungannya, maka jangka waktu cuti tahunan
tersebut dapat ditambah untuk paling lama 14 (empat
belas) hari.
Pasal 312 :
Dalam hal hak atas cuti tahunan yang akan digunakan
di tempat yang sulit perhubungannya, jangka waktu
cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling
lama 12 (dua belas) hari kalender.
6
POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017
PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017
CUTI BESAR
Pasal 9 ayat (1) :
Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-
kurangnya 6 (enam) tahun secara terus menerus
berhak atas cuti besar yang lamanya 3 (tiga) bulan
Pasal 316 ayat (1) :
PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun
secara terus menerus berhak atas cuti besar paling
lama 3 (tiga) bulan.
Pasal 10 :
Cuti besar dapat digunakan oleh Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan untuk memenuhi kewajiban
agama.
Pasal 316 ayat (2) :
Ketentuan paling singkat 5 (lima) tahun secara terus
menerus dikecualikan bagi PNS yang masa kerjanya
belum 5 (lima) tahun, untuk kepentingan agama.
Pasal 11 :
Cuti besar dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh
pejabat yang berwenang untuk paling lama 2 (dua)
tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.
Pasal 317 :
Hak cuti besar dapat ditangguhkan penggunaannya
oleh PPK atau pejabat yang menerima delegasi
wewenang untuk memberikan hak atas cuti besar
untuk paling lama 1 (satu) tahun apabila kepentingan
dinas mendesak, kecuali untuk kepentingan agama.
Pasal 12 :
Selama menjalankan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan menerima penghasilan penuh.
Pasal 318 :
Selama menggunakan hak atas cuti besar, PNS yang
bersangkutan menerima penghasilan PNS. 7
POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017
PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017
CUTI SAKIT
Pasal 14 ayat (1) :
Pegawai Negeri Sipil yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua)
hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia
harus memberitahukan kepada atasannya.
Lampiran Peraturan BKN No.24 Tahun 2017
III.C.2.
PNS yang sakit 1 (satu) hari menyampaikan surat
keterangan sakit secara tertulis kepada atasan langsung
dengan melampirkan surat keterangan dokter.
Pasal 14 ayat (2) :
Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 2 (dua) hari
sampai dengan 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit,
dengan ketentuan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis
kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan
melampirkan surat keterangan dokter.
Pasal 320 ayat (1) :
PNS yang sakit lebih dari 1 (satu) hari sampai dengan 14
(empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan
ketentuan PNS yang bersangkutan harus mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang
menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas
cuti sakit dengan melampirkan surat keterangan dokter.
8
POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017
PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017
CUTI SAKIT
Pasal 14 ayat (3) :
Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit lebih dari 14
(empat belas) hari berhak cuti sakit, dengan ketentuan
bahwa Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus
mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat
yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan
surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan.
Pasal 320 ayat (2) :
PNS yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari
berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan PNS yang
bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis
kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi
wewenang untuk memberikan hak atas cuti sakit dengan
melampirkan surat keterangan dokter pemerintah.
Pasal 17 :
Selama menjalankan cuti sakit sebagaimana dimaksud
dalam Pasal-pasal 14 sampai dengan 16, Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan menerima penghasilan penuh.
Pasal 323 :
Selama menjalankan cuti sakit, PNS yang bersangkutan
menerima penghasilan PNS.
9
POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017
PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017
CUTI MELAHIRKAN (sebelumnya CUTI BERSALIN)
Pasal 19 ayat (2) :
Untuk persalinan anaknya yang keempat dan seterusnya,
kepada Pegawai Negeri Sipil wanita diberikan cuti diluar
tanggungan Negara.
Pasal 325 ayat (2) :
Untuk kelahiran anak keempat dan seterusnya, kepada PNS
diberikan cuti besar.
Pasal 19 ayat (3) :
Lamanya cuti-cuti bersalin tersebut dalam ayat (1) dan (2)
adalah 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah
persalinan.
Pasal 325 ayat (3) :
Lamanya cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) adalah 3 (tiga) bulan.
Pasal 21 :
Selama menjalankan cuti bersalin Pegawai Negeri Sipil
wanita yang bersangkutan menerima penghasilan penuh.
Pasal 327 :
Selama menggunakan hak cuti melahirkan, PNS yang
bersangkutan menerima penghasilan PNS.
10
POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017
PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017
CUTI KARENA ALASAN PENTING
Pasal 22 :
Yang dimaksud dengan cuti karena alasan penting adalah
cuti karena:
a. ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua atau
menantu sakit keras atau meninggal dunia;
b. salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam
huruf a meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum
yang berlaku Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus
mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang
meninggal dunia itu;
c. melangsungkan perkawinan yang pertama;
d. alasan penting lainnya yang ditetapkan kemudian oleh
Presiden.
Pasal 328 :
PNS berhak atas cuti karena alasan penting, apabila:
a. ibu, bapak, isteri atau suami, anak, adik, kakak, mertua,
atau menantu sakit keras atau meninggal dunia;
b. salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam
huruf a meninggal dunia, dan menurut peraturan
perundang-undangan PNS yang bersangkutan harus
mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang
meninggal dunia; atau
c. melangsungkan perkawinan.
Pasal 329 :
PNS yang ditempatkan pada perwakilan Republik Indonesia
yang rawan dan/atau berbahaya dapat mengajukan cuti
karena alasan penting guna memulihkan kondisi kejiwaan
PNS yang bersangkutan.
11
POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017
PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017
CUTI KARENA ALASAN PENTING
Pasal 23 ayat :
(1) Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti karena alasan
penting;
(2) Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh
pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk paling
lama 2 (dua) bulan.
Pasal 330 :
Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh PPK
atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
memberikan hak atas cuti karena alasan penting paling
lama 1 (satu) bulan.
Pasal 25 :
Selama menjalankan cuti karena alasan penting, Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan menerima penghasilan
penuh.
Pasal 332 :
Selama menggunakan hak atas cuti karena alasan penting,
PNS yang bersangkutan menerima penghasilan PNS.
12
POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017
PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017
CUTI BERSAMA
Tidak diatur ( cuti bersama mengurangi cuti tahunan) Pasal 333 :
(1) Presiden dapat menetapkan cuti bersama.
(2) Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak mengurangi hak cuti tahunan.
(3) PNS yang karena Jabatannya tidak diberikan hak atas
cuti bersama, hak cuti tahunannya ditambah sesuai
dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan.
(4) Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
13
POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017
PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017
CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA
Pasal 27 ayat (1) :
Cuti diluar tanggungan Negara mengakibatkan Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan dibebaskan dari jabatannya,
kecuali cuti diluar tanggungan Negara sebagaimana
dimaksud dalam pasal 19 ayat (2).
Pasal 335 ayat (1) :
Cuti di luar tanggungan negara mengakibatkan PNS yang
bersangkutan diberhentikan dari Jabatannya.
Tidak diatur Pasal 336 ayat (3) :
PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat
mendelegasikan kewenangan pemberian cuti di luar
tanggungan negara.
Pasal 336 ayat (4) :
Permohonan cuti di luar tanggungan negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dapat ditolak.
Pasal 29 ayat (1) :
Selama menjalankan cuti diluar tanggungan Negara,
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan tidak berhak
menerima penghasilan dari Negara.
Pasal 337 ayat (1) :
Selama menjalankan cuti di luar tanggungan negara, PNS
yang bersangkutan tidak menerima penghasilan PNS.
14
POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017
PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017
CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA
Pasal 30 :
Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kembali
kepada instansi induknya setelah habis masa menjalankan
cuti diluar tanggungan Negara diberhentikan dengan
hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Tidak diatur.
Pasal 31 :
Pegawai Negeri Sipil yang melaporkan diri kembali kepada
instansi induknya setelah habis menjalankan cuti diluar
tanggungan Negara, maka:
a. apabila ada lowongan ditempatkan kembali ;
b. apabila tidak ada lowongan, maka pimpinan instansi yang
bersangkutan melaporkannya kepada Kepala Badan
Administrasi kepegawaian Negara untuk kemungkinan
ditempatkan pada instansi lain;
c. Apabila penempatan dimaksud dalam huruf b tidak
mungkin, maka Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
diberhentikan dari jabatannya karena kelebihan dengan
mendapatkan hak-hak kepegawaian menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Tidak diatur.
15
Selesai CLTN → wajib lapor diri → paling lama 1 bulan
- PPK wajib mengusulkan persetujuan pengaktifan
kembali ke Kepala BKN/Kakanreg BKN
- PPK menetapkan keputusan pengaktifan kembali PNS
PNS yg lapor tetapi tidak dapat dalam jabatan pada
instansi induknya, disalurkan pd instansi lain
→ koordinasi PPK & Kepala BKN
→ mengajukan permintaan pengajuan penyaluran pegawai
→ Kepala BKN menyampaikan jabatan yg lowong
16
• dapat dipanggil kembali bekerja apabila kepentingan dinas mendesak
• jangka waktu cuti yang belum dijalankan tetap menjadi hak PNS ybs
CT, CB, CAP
& Cber
• di luar negeri → PPK
• Berlaku Pemberian Izin Sementara
• CS, CM, & CAP juga berlaku terhadap Calon PNS
CT, CB,
CS, CM, CAP
• wajib melaporkan diri secara tertulis kepada instansi induknya
→ paling lama 1 bulan
• Cuti Tahunan → telah bekerja secara terus-menerus
paling singkat 1 tahun sejak diaktifkan kembali
CLTN
KETENTUAN
LAIN-LAIN
17
FORMULIR PERMINTAAN DAN
PEMBERIAN CUTI
Format Pengajuan Mengacu Pada
Peraturan BKN No. 24 Tahun 2017
18
• Diisi oleh BKDIKLATDA
• Tanggal pengajuan harus diisi
• Data diisi sesuai SIMPEG
• MASA KERJA diisi berdasarkan
tanggal pengajuan dikurangi tgl
pengangkatan CPNS (NIP. 123456
123456 1 1234) dikurangi CLTN
• Isi salah satu sesuai dengan cuti yg
akan diajukan dengan tanda
centang (V)
• Lama cuti diisi angka,
hari/bulan/tahun pilih salah satu
(contoh: 3 hari atau 1 bulan atau 1
tahun)
• Diisi tgl mulai dan akhir (contoh:
03 – 05 – 2018 s.d. 20 – 05 – 2018)
19
• Diisi sesuai alamat pada saat
menjalankan cuti
• Diisi salah satu dengan tanda
centang (V) sesuai hasil
pertimbangan Kepala SKPD.
Selain “DISETUJUI”,
pertimbangan harus disertai
alasan.
• Diisi BKDIKLATDA
20
PENGISIAN CATATAN CUTI (SISA CUTI TAHUNAN)
1. CUTI TAHUNAN
1. N-2 : SISA CUTI 2 TAHUN YANG LALU (2016) >> 0 HARI (Cuti Bersama memotong Cuti Tahunan)
2. N-1 : SISA CUTI 1 TAHUN YANG LALU (2017) >> MAKSIMAL 6 HARI
3. N : SISA CUTI TAHUN INI >> MAKSIMAL 12 HARI
21
SIMULASI SISA CUTI TAHUNAN
• TAHUN 2018
• N-2 (2016) = 0 hari (karena Cuti Bersama memotong Cuti Tahunan)
• N-1 (2017) = 6 hari
• N (2018) = 12 hari
• Maksimal pengambilan cuti tahunan di tahun ini 18 hari
• PNS pada tahun 2017 (jatah cuti 11 hari) telah mengambil cuti 7 hari sisa 4 hari maka
perhitungan sisa cuti menjadi:
• N-2 (2016) = 0 hari
• N-1 (2017) = 4 hari
• N (2018) = 12 hari
• Maksimal pengambilan cuti tahun di tahun 2018 ini adalah 16 hari
• Jika pada bulan Januari 2018 sudah mengambil cuti 3 hari, kemudian Maret 2018 akan
mengajukan cuti lagi, maka pengisian sisa cuti tahunan menjadi:
• N-2 = 0 hari
• N-1 = 1 hari
• N = 12 hari
• Sisa cuti yang berkurang dimulai dari sisa cuti 2 tahun lalu, jika sudah habis mengambil
sisa cuti 1 tahun yang lalu, jika sudah habis baru mengambil sisa cuti tahun ini.
22
• Cuti Tahunan pada tahun ini HABIS apabila pada tahun ini mengambil
Cuti Besar.
• Jika tahun 2018 dan 2019 tidak mengambil cuti tahunan, maka
penghitungan sisa cuti tahunan tahun 2020 adalah:
• N-2 (2018) = 6 hari
• N-2 (2019) = 6 hari
• N (2020) = 12 hari
• Jika tahun 2018 sudah mengambil cuti tahunan 1 hari, tahun 2019
tidak mengambil cuti tahunan, maka penghitungan sisa cuti tahunan
tahun 2020 adalah:
• N-2 (2018) = 0 hari
• N-1 (2019) = 6 hari
• N (2020) = 12 hari
23

More Related Content

Similar to penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bkn

Blangko blangko cuti pns
Blangko blangko cuti pnsBlangko blangko cuti pns
Blangko blangko cuti pns
Pey Bae
 
Cuti pegawai negeri sipil
Cuti pegawai negeri sipilCuti pegawai negeri sipil
Cuti pegawai negeri sipil
El Bach
 
MATERI WORKSHOP CUTI 28062018.pptx
MATERI WORKSHOP CUTI 28062018.pptxMATERI WORKSHOP CUTI 28062018.pptx
MATERI WORKSHOP CUTI 28062018.pptx
RikaAnjaya
 
Materi Pak Nura.pdfzxcvzxsvzgvzxcvzxcvzxcvzvzxc
Materi Pak Nura.pdfzxcvzxsvzgvzxcvzxcvzxcvzvzxcMateri Pak Nura.pdfzxcvzxsvzgvzxcvzxcvzxcvzvzxc
Materi Pak Nura.pdfzxcvzxsvzgvzxcvzxcvzxcvzvzxc
rizkyaditama29
 
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSPP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
Yudhi Aldriand
 
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utangPP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
MuhammadNorman9
 
P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_
P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_
P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_
Dadyo Satriyotomo
 
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...
Antonius Psb
 

Similar to penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bkn (20)

Blangko blangko cuti pns
Blangko blangko cuti pnsBlangko blangko cuti pns
Blangko blangko cuti pns
 
PERKA BKN CUTI PPPK.pdf
PERKA BKN CUTI PPPK.pdfPERKA BKN CUTI PPPK.pdf
PERKA BKN CUTI PPPK.pdf
 
Cuti pegawai negeri sipil
Cuti pegawai negeri sipilCuti pegawai negeri sipil
Cuti pegawai negeri sipil
 
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pnsPp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
 
MATERI WORKSHOP CUTI 28062018.pptx
MATERI WORKSHOP CUTI 28062018.pptxMATERI WORKSHOP CUTI 28062018.pptx
MATERI WORKSHOP CUTI 28062018.pptx
 
Materi Pak Nura.pdfzxcvzxsvzgvzxcvzxcvzxcvzvzxc
Materi Pak Nura.pdfzxcvzxsvzgvzxcvzxcvzxcvzvzxcMateri Pak Nura.pdfzxcvzxsvzgvzxcvzxcvzxcvzvzxc
Materi Pak Nura.pdfzxcvzxsvzgvzxcvzxcvzxcvzvzxc
 
PPT CUTI PNS.pptx
PPT CUTI PNS.pptxPPT CUTI PNS.pptx
PPT CUTI PNS.pptx
 
paparan sosialisasi ketentuan Cuti ASN.pptx
paparan sosialisasi ketentuan Cuti ASN.pptxpaparan sosialisasi ketentuan Cuti ASN.pptx
paparan sosialisasi ketentuan Cuti ASN.pptx
 
BAB VI CUTI PEGAWAI.pptx
BAB VI CUTI PEGAWAI.pptxBAB VI CUTI PEGAWAI.pptx
BAB VI CUTI PEGAWAI.pptx
 
Uu 20 1952
Uu 20 1952Uu 20 1952
Uu 20 1952
 
Pemberhentian pegawai
Pemberhentian pegawaiPemberhentian pegawai
Pemberhentian pegawai
 
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSPP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
 
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utangPP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
 
Cuti Pegawai Negeri Sipil sesuai perka BKN terbaru.pptx
Cuti Pegawai Negeri Sipil sesuai perka BKN terbaru.pptxCuti Pegawai Negeri Sipil sesuai perka BKN terbaru.pptx
Cuti Pegawai Negeri Sipil sesuai perka BKN terbaru.pptx
 
5. juklak pensiun
5. juklak pensiun5. juklak pensiun
5. juklak pensiun
 
P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_
P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_
P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_
 
Perpres0192016
Perpres0192016Perpres0192016
Perpres0192016
 
Devi makalah
Devi makalahDevi makalah
Devi makalah
 
Murad65
Murad65Murad65
Murad65
 
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...
Peraturan bpjs kesehatan nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan k...
 

Recently uploaded (8)

SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 

penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bkn

  • 1. TATA CARA PEMBERIAN CUTI PNS (PP 11/2017 & Peraturan BKN 24/2017) DIREKTORAT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA 1
  • 2. Dasar Hukum Pasal 341 PP 11/2017 tentang Manajemen PNS PP 24/1976 tentang Cuti PNS SE Kepala BAKN Nomor 01/SE/1977 tentang Permintaan dan Pemberian Cuti PNS, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 2
  • 3. Pengertian Cuti keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu. Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti (PYBMC) PPK atau pejabat yang mendapat delegasi sebagian wewenang dari PPK untuk memberikan cuti. keputusan pendelegasian wewenang pemberian cuti Tim Penguji Kesehatan suatu tim yang dibentuk oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan yang beranggotakan dokter pemerintah untuk menguji kesehatan PNS. 3
  • 4. Wewenang Cuti diberikan oleh PPK 1. menteri di kementerian, termasuk Jaksa Agung dan Kapolri; 2. pimpinan lembaga di LPNK, termasuk Kepala BIN dan pejabat lain yang di tentukan oleh Presiden; 3. Sekjen di sekretariat lembaga negara dan LNS, termasuk Sekretaris MA; 4. gubernur di provinsi; dan 5. bupati/walikota di kabupaten/kota. PPK dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabat di lingkungannya untuk memberikan cuti, kecuali ditentukan lain dalam PP ini atau peraturan perundang- undangan lainnya. Cuti bagi PNS yang ditugaskan pada lembaga yang bukan bagian dari K/L diberikan oleh pimpinan lembaga ybs kecuali CLTN. 4
  • 5. Jenis Cuti Cuti Tahunan (CT) Cuti Besar (CB) Cuti Sakit (CS) Cuti Melahirkan (CM) Cuti karena Alasan Penting (CAP) Cuti Bersama (CBer) Cuti di Luar Tanggungan Negara (CLTN) 5
  • 6. POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017 PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017 CUTI TAHUNAN Pasal 4 ayat (1) : Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang- kurangnya 1 (satu) tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan. Pasal 311 ayat (1) : PNS dan CPNS yang telah bekerja paling kurang 1 (satu) tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan. Pasal 4 ayat (3) : Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang kurang dari 3 (tiga) hari kerja. Tidak diatur (cuti tahunan boleh 1 (satu) hari). Pasal 5 : Cuti tahunan yang akan dijalankan ditempat yang sulit perhubungannya, maka jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling lama 14 (empat belas) hari. Pasal 312 : Dalam hal hak atas cuti tahunan yang akan digunakan di tempat yang sulit perhubungannya, jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling lama 12 (dua belas) hari kalender. 6
  • 7. POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017 PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017 CUTI BESAR Pasal 9 ayat (1) : Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang- kurangnya 6 (enam) tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar yang lamanya 3 (tiga) bulan Pasal 316 ayat (1) : PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar paling lama 3 (tiga) bulan. Pasal 10 : Cuti besar dapat digunakan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk memenuhi kewajiban agama. Pasal 316 ayat (2) : Ketentuan paling singkat 5 (lima) tahun secara terus menerus dikecualikan bagi PNS yang masa kerjanya belum 5 (lima) tahun, untuk kepentingan agama. Pasal 11 : Cuti besar dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang untuk paling lama 2 (dua) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak. Pasal 317 : Hak cuti besar dapat ditangguhkan penggunaannya oleh PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti besar untuk paling lama 1 (satu) tahun apabila kepentingan dinas mendesak, kecuali untuk kepentingan agama. Pasal 12 : Selama menjalankan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. Pasal 318 : Selama menggunakan hak atas cuti besar, PNS yang bersangkutan menerima penghasilan PNS. 7
  • 8. POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017 PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017 CUTI SAKIT Pasal 14 ayat (1) : Pegawai Negeri Sipil yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia harus memberitahukan kepada atasannya. Lampiran Peraturan BKN No.24 Tahun 2017 III.C.2. PNS yang sakit 1 (satu) hari menyampaikan surat keterangan sakit secara tertulis kepada atasan langsung dengan melampirkan surat keterangan dokter. Pasal 14 ayat (2) : Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter. Pasal 320 ayat (1) : PNS yang sakit lebih dari 1 (satu) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti sakit dengan melampirkan surat keterangan dokter. 8
  • 9. POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017 PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017 CUTI SAKIT Pasal 14 ayat (3) : Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak cuti sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Pasal 320 ayat (2) : PNS yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti sakit dengan melampirkan surat keterangan dokter pemerintah. Pasal 17 : Selama menjalankan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal-pasal 14 sampai dengan 16, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. Pasal 323 : Selama menjalankan cuti sakit, PNS yang bersangkutan menerima penghasilan PNS. 9
  • 10. POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017 PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017 CUTI MELAHIRKAN (sebelumnya CUTI BERSALIN) Pasal 19 ayat (2) : Untuk persalinan anaknya yang keempat dan seterusnya, kepada Pegawai Negeri Sipil wanita diberikan cuti diluar tanggungan Negara. Pasal 325 ayat (2) : Untuk kelahiran anak keempat dan seterusnya, kepada PNS diberikan cuti besar. Pasal 19 ayat (3) : Lamanya cuti-cuti bersalin tersebut dalam ayat (1) dan (2) adalah 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah persalinan. Pasal 325 ayat (3) : Lamanya cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah 3 (tiga) bulan. Pasal 21 : Selama menjalankan cuti bersalin Pegawai Negeri Sipil wanita yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. Pasal 327 : Selama menggunakan hak cuti melahirkan, PNS yang bersangkutan menerima penghasilan PNS. 10
  • 11. POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017 PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017 CUTI KARENA ALASAN PENTING Pasal 22 : Yang dimaksud dengan cuti karena alasan penting adalah cuti karena: a. ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua atau menantu sakit keras atau meninggal dunia; b. salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia itu; c. melangsungkan perkawinan yang pertama; d. alasan penting lainnya yang ditetapkan kemudian oleh Presiden. Pasal 328 : PNS berhak atas cuti karena alasan penting, apabila: a. ibu, bapak, isteri atau suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras atau meninggal dunia; b. salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a meninggal dunia, dan menurut peraturan perundang-undangan PNS yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia; atau c. melangsungkan perkawinan. Pasal 329 : PNS yang ditempatkan pada perwakilan Republik Indonesia yang rawan dan/atau berbahaya dapat mengajukan cuti karena alasan penting guna memulihkan kondisi kejiwaan PNS yang bersangkutan. 11
  • 12. POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017 PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017 CUTI KARENA ALASAN PENTING Pasal 23 ayat : (1) Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti karena alasan penting; (2) Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk paling lama 2 (dua) bulan. Pasal 330 : Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti karena alasan penting paling lama 1 (satu) bulan. Pasal 25 : Selama menjalankan cuti karena alasan penting, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. Pasal 332 : Selama menggunakan hak atas cuti karena alasan penting, PNS yang bersangkutan menerima penghasilan PNS. 12
  • 13. POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017 PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017 CUTI BERSAMA Tidak diatur ( cuti bersama mengurangi cuti tahunan) Pasal 333 : (1) Presiden dapat menetapkan cuti bersama. (2) Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengurangi hak cuti tahunan. (3) PNS yang karena Jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti tahunannya ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan. (4) Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Presiden. 13
  • 14. POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017 PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017 CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA Pasal 27 ayat (1) : Cuti diluar tanggungan Negara mengakibatkan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dibebaskan dari jabatannya, kecuali cuti diluar tanggungan Negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (2). Pasal 335 ayat (1) : Cuti di luar tanggungan negara mengakibatkan PNS yang bersangkutan diberhentikan dari Jabatannya. Tidak diatur Pasal 336 ayat (3) : PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat mendelegasikan kewenangan pemberian cuti di luar tanggungan negara. Pasal 336 ayat (4) : Permohonan cuti di luar tanggungan negara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat ditolak. Pasal 29 ayat (1) : Selama menjalankan cuti diluar tanggungan Negara, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan dari Negara. Pasal 337 ayat (1) : Selama menjalankan cuti di luar tanggungan negara, PNS yang bersangkutan tidak menerima penghasilan PNS. 14
  • 15. POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017 PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017 CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA Pasal 30 : Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah habis masa menjalankan cuti diluar tanggungan Negara diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Tidak diatur. Pasal 31 : Pegawai Negeri Sipil yang melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah habis menjalankan cuti diluar tanggungan Negara, maka: a. apabila ada lowongan ditempatkan kembali ; b. apabila tidak ada lowongan, maka pimpinan instansi yang bersangkutan melaporkannya kepada Kepala Badan Administrasi kepegawaian Negara untuk kemungkinan ditempatkan pada instansi lain; c. Apabila penempatan dimaksud dalam huruf b tidak mungkin, maka Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan diberhentikan dari jabatannya karena kelebihan dengan mendapatkan hak-hak kepegawaian menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tidak diatur. 15
  • 16. Selesai CLTN → wajib lapor diri → paling lama 1 bulan - PPK wajib mengusulkan persetujuan pengaktifan kembali ke Kepala BKN/Kakanreg BKN - PPK menetapkan keputusan pengaktifan kembali PNS PNS yg lapor tetapi tidak dapat dalam jabatan pada instansi induknya, disalurkan pd instansi lain → koordinasi PPK & Kepala BKN → mengajukan permintaan pengajuan penyaluran pegawai → Kepala BKN menyampaikan jabatan yg lowong 16
  • 17. • dapat dipanggil kembali bekerja apabila kepentingan dinas mendesak • jangka waktu cuti yang belum dijalankan tetap menjadi hak PNS ybs CT, CB, CAP & Cber • di luar negeri → PPK • Berlaku Pemberian Izin Sementara • CS, CM, & CAP juga berlaku terhadap Calon PNS CT, CB, CS, CM, CAP • wajib melaporkan diri secara tertulis kepada instansi induknya → paling lama 1 bulan • Cuti Tahunan → telah bekerja secara terus-menerus paling singkat 1 tahun sejak diaktifkan kembali CLTN KETENTUAN LAIN-LAIN 17
  • 18. FORMULIR PERMINTAAN DAN PEMBERIAN CUTI Format Pengajuan Mengacu Pada Peraturan BKN No. 24 Tahun 2017 18
  • 19. • Diisi oleh BKDIKLATDA • Tanggal pengajuan harus diisi • Data diisi sesuai SIMPEG • MASA KERJA diisi berdasarkan tanggal pengajuan dikurangi tgl pengangkatan CPNS (NIP. 123456 123456 1 1234) dikurangi CLTN • Isi salah satu sesuai dengan cuti yg akan diajukan dengan tanda centang (V) • Lama cuti diisi angka, hari/bulan/tahun pilih salah satu (contoh: 3 hari atau 1 bulan atau 1 tahun) • Diisi tgl mulai dan akhir (contoh: 03 – 05 – 2018 s.d. 20 – 05 – 2018) 19
  • 20. • Diisi sesuai alamat pada saat menjalankan cuti • Diisi salah satu dengan tanda centang (V) sesuai hasil pertimbangan Kepala SKPD. Selain “DISETUJUI”, pertimbangan harus disertai alasan. • Diisi BKDIKLATDA 20
  • 21. PENGISIAN CATATAN CUTI (SISA CUTI TAHUNAN) 1. CUTI TAHUNAN 1. N-2 : SISA CUTI 2 TAHUN YANG LALU (2016) >> 0 HARI (Cuti Bersama memotong Cuti Tahunan) 2. N-1 : SISA CUTI 1 TAHUN YANG LALU (2017) >> MAKSIMAL 6 HARI 3. N : SISA CUTI TAHUN INI >> MAKSIMAL 12 HARI 21
  • 22. SIMULASI SISA CUTI TAHUNAN • TAHUN 2018 • N-2 (2016) = 0 hari (karena Cuti Bersama memotong Cuti Tahunan) • N-1 (2017) = 6 hari • N (2018) = 12 hari • Maksimal pengambilan cuti tahunan di tahun ini 18 hari • PNS pada tahun 2017 (jatah cuti 11 hari) telah mengambil cuti 7 hari sisa 4 hari maka perhitungan sisa cuti menjadi: • N-2 (2016) = 0 hari • N-1 (2017) = 4 hari • N (2018) = 12 hari • Maksimal pengambilan cuti tahun di tahun 2018 ini adalah 16 hari • Jika pada bulan Januari 2018 sudah mengambil cuti 3 hari, kemudian Maret 2018 akan mengajukan cuti lagi, maka pengisian sisa cuti tahunan menjadi: • N-2 = 0 hari • N-1 = 1 hari • N = 12 hari • Sisa cuti yang berkurang dimulai dari sisa cuti 2 tahun lalu, jika sudah habis mengambil sisa cuti 1 tahun yang lalu, jika sudah habis baru mengambil sisa cuti tahun ini. 22
  • 23. • Cuti Tahunan pada tahun ini HABIS apabila pada tahun ini mengambil Cuti Besar. • Jika tahun 2018 dan 2019 tidak mengambil cuti tahunan, maka penghitungan sisa cuti tahunan tahun 2020 adalah: • N-2 (2018) = 6 hari • N-2 (2019) = 6 hari • N (2020) = 12 hari • Jika tahun 2018 sudah mengambil cuti tahunan 1 hari, tahun 2019 tidak mengambil cuti tahunan, maka penghitungan sisa cuti tahunan tahun 2020 adalah: • N-2 (2018) = 0 hari • N-1 (2019) = 6 hari • N (2020) = 12 hari 23