SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : P.5/Menhut-II/2013
TENTANG
PEDOMAN KEHADIRAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang

: a. bahwa sebagai implementasi reformasi birokrasi, perlu
pengaturan menyangkut peningkatan kedisiplinan,
profesionalisme dan kinerja pegawai negeri sipil di
lingkungan Kementerian Kehutanan;
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas,
dipandang perlu membentuk Peraturan Menteri
Kehutanan tentang Kehadiran Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Kementerian Kehutanan;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang PokokPokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang
Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1976 Nomor 57, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3093);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
4. Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 tentang
Hari Kerja di Lingkungan Lembaga Pemerintah;
5. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/MenhutII/2010 tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kehutanan (Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 405 Tahun 2010) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.33/Menhut-II/2012
tentang
Perubahan
atas
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/MenhutII/2010
tentang
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Kementerian Kehutanan (Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 779 Tahun 2012);
MEMUTUSKAN ...
-2-

MEMUTUSKAN :
Menetapkan

:

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG
PEDOMAN KEHADIRAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri Kehutanan ini yang dimaksud dengan :
1. Kehadiran adalah keberadaan pegawai di tempat kerja/unit kerja yang
dibuktikan dengan absensi kehadiran pegawai yang bersangkutan baik
secara manual atau elektronik.
2. Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diijinkan dalam jangka waktu
tertentu.
3. Pegawai di lingkungan Kementerian Kehutanan adalah Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang berdasarkan Keputusan Pejabat yang berwenang diangkat
dalam suatu jabatan atau ditugaskan dan bekerja secara penuh pada
satuan organisasi di lingkungan Kementerian Kehutanan.
4. Alasan penting adalah keperluan yang tidak dapat ditunda karena ibu,
bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras
atau meninggal dunia atau PNS yang bersangkutan melangsungkan
pernikahan yang pertama.
BAB II
HARI DAN JAM KERJA
Pasal 2
Hari kerja di lingkungan Kementerian Kehutanan ditetapkan lima (5) hari kerja
per minggu, mulai hari Senin sampai dengan hari Jum’at atau sesuai dengan
ketentuan hari kerja pemerintah daerah setempat.
Pasal 3
(1)

(2)

(3)

Jam Kerja efektif dalam lima (5) hari kerja ditetapkan sebagai berikut :
a. Hari Senin sampai dengan Hari Kamis : Jam 07.30 – 16.00. Waktu
istirahat : Jam 12.00 – 13.00; dan
b. Hari Jum’at : Jam 07.30 – 16.30. Waktu istirahat : Jam 11.30 – 13.00.
Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan di luar kantor dan atau di luar
ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud ayat (1) dihitung dengan
menunjukkan bukti pendukung baik secara tertulis maupun secara
elektronik yang bisa dipertanggungjawabkan sesuai dengan kegiatan yang
dilakukan.
Pekerjaan yang dilakukan di luar kantor dan/atau di luar ketentuan jam
kerja berdasarkan surat perintah dari atasan yang berwenang.

(4)Jenis ...
-3-

(4)

(5)

(6)

Jenis-jenis pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), antara lain:
a. Koordinasi dengan instansi luar;
b. Konsultasi, mediasi, negosiasi dan tugas-tugas nonlitigasi;
c. Sosialisasi;
d. Supervisi;
e. Inspeksi;
f. Penyelidikan;
g. Penyidikan
h. Patroli
i. Peliputan
j. Mengikuti persidangan;
k. Penugasan intelijen;
l. Pendidikan dan pelatihan yang tidak termasuk tugas belajar;
m. Rapat, seminar, ceramah, workshop;
n. Mengajar, penelitian;
o. Penyuluhan; dan
p. Tugas-tugas lain, baik di dalam maupun di luar negeri.
Pelampauan jam kerja efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
pelaksanaan tugas kedinasan atas persetujuan tertulis atasan langsung,
dapat diperhitungkan apabila sekurang-kurangnya 2 (dua) jam melebihi
dari jam kepulangan.
Ketentuan mengenai bentuk formulir surat keterangan persetujuan
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tercantum dalam lampiran I
Peraturan Menteri Kehutanan ini.
BAB III
PENCATATAN KEHADIRAN
Pasal 4

(1)
(2)

(3)

(4)

Setiap pegawai di lingkungan Kementerian Kehutanan wajib mengisi
daftar hadir dan daftar pulang yang dilakukan melalui mesin elektronik.
Setiap pegawai di lingkungan Kementerian Kehutanan yang tidak mengisi
daftar hadir dan daftar pulang maka pegawai yang bersangkutan
dinyatakan tidak hadir kecuali ada keterangan tertulis dari atasan
langsung.
Apabila daftar hadir dan daftar pulang secara mesin elektronik mengalami
kerusakan atau belum tersedia, disediakan daftar hadir dan daftar pulang
secara manual oleh unit kerja masing-masing.
Ketentuan mengenai bentuk formulir daftar hadir dan daftar pulang
secara manual yang disahkan oleh kepala satuan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam lampiran II Peraturan Menteri
Kehutanan ini.

Pasal 5 ...
-4-

Pasal 5
(1)
(2)

(3)

Toleransi penghitungan kehadiran dan kepulangan jam kerja adalah 30
(tiga puluh) menit.
Bagi pegawai yang telah selesai melaksanakan tugas jaga atau tugas
tertentu lainnya yang pelaksanaannya diatur dengan sistem piket yang
ditetapkan oleh pimpinan unit kerja dikecualikan dari ketentuan ayat (1).
Pelaksanaan kehadiran PNS untuk kegiatan-kegiatan seperti tercantum
pada pasal 3 ayat (4) diatur tersendiri oleh pejabat eselon I satuan kerja
PNS yang bersangkutan.
Pasal 6

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Pegawai yang telah mendapat persetujuan cuti dari pejabat yang
berwenang, wajib menyampaikan surat persetujuan cuti tersebut kepada
petugas yang bertanggung jawab masalah kepegawaian selambatlambatnya 1 (satu) hari sebelum melaksanakan cuti.
Pegawai yang tidak masuk kerja karena sakit, wajib memberitahukan
kepada pimpinan unit kerjanya, dan menyampaikan surat keterangan
sakit dari dokter atau pejabat yang berwenang dibidang kesehatan.
Pegawai yang tidak masuk kerja karena keperluan penting atau
mendesak dapat mengajukan permohonan cuti karena alasan penting
atau cuti tahunan, selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja berikutnya
kepada atasan langsung.
Pegawai yang terlambat masuk kerja atau pulang sebelum waktunya
karena keperluan penting atau mendesak, dapat mengajukan
permohonan izin kepada atasan langsungnya.
Bukti ketidakhadiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (3) dan (4)
disampaikan oleh atasan langsung pegawai kepada pejabat struktural
pengelola kepegawaian.
Pasal 7

Pegawai Kementerian Kehutanan yang melaksanakan pekerjaan di luar kantor
dan atau di luar ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
menyampaikan kepada pejabat struktural pengelola kepegawaian dengan
menunjukkan bukti pendukung baik secara tertulis maupun secara elektronik
yang bisa dipertanggungjawabkan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan.
Pasal 8
Cuti sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil terdiri dari :
a. Cuti tahunan, paling lama 12 (dua belas) hari kerja dipotong cuti
bersama;
b. Cuti besar, paling lama 3 (tiga) bulan dan diberikan kepada pegawai yang
telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus-menerus
serta menghilangkan hak cuti tahunan dalam tahun tersebut termasuk
kepentingan urusan keagamaan;

c.Cuti ...
-5-

c.

d.

e.
f.

g.

Cuti sakit terdiri dari :
1. Selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari dengan memberitahukan kepada
atasannya;
2. Lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari dengan
surat keterangan dokter;
3. Lebih dari 14 (empat belas) hari dapat diberikan untuk paling lama 1
(satu) tahun dan dapat ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan
berdasarkan surat keterangan dokter pemerintah atau dokter swasta
yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan;
Cuti paling lama 1 (satu) bulan dan 15 (lima belas) hari dalam hal
Pegawai perempuan yang mengalami keguguran dengan melampirkan
surat keterangan dokter atau bidan;
Cuti bersalin, paling lama 3 (tiga) bulan diberikan kepada Pegawai
perempuan untuk persalinan anak pertama dan kedua ;
Cuti karena alasan penting, paling lama 2 (dua) bulan dengan alasan
orang tua, saudara meninggal/sakit keras, pengurusan waris,
melangsungkan perkawinan yang pertama;
Cuti di luar tanggungan negara, paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat
diperpanjang 1 (satu) tahun.
BAB IV
REKAPITULASI KEHADIRAN
Pasal 9

(1)
(2)
(3)
(4)

Pejabat struktural pengelola kepegawaian wajib menyusun rekapitulasi
kehadiran pegawai.
Hasil rekapitulasi kehadiran pegawai dilaporkan kepada kepala satuan
unit kerja setiap tanggal 3 (tiga) pada bulan berikutnya.
Dalam hal waktu melaporkan rekapitulasi sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (2) merupakan hari libur maka dilaksanakan pada hari kerja
berikutnya.
Ketentuan mengenai bentuk formulir rekapitulasi kehadiran pegawai
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam lampiran III
Peraturan Menteri ini.
Pasal 10

Pimpinan satuan unit kerja menyampaikan rekapitulasi daftar hadir yang
telah disahkan secara berjenjang kepada kepala unit pemberi insentif paling
lambat 7 hari kerja terhitung sejak tanggal 3 sebagaimana dimaksud pada
pasal 9 ayat (2).

BAB V ...
-6-

BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Ketentuan tentang kehadiran yang belum diatur dalam peraturan ini diatur
dengan peraturan Eselon I dari unit satuan kerja PNS yang bersangkutan yang
salah satunya berbasis pada tingkat kehadiran pegawai.
Pasal 12
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Januari 2013
MENTERI KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
ZULKIFLI HASAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 21 Januari 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 120
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI,
ttd.
KRISNA RYA
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR : P.5/Menhut-II/2013
TENTANG PEDOMAN KEHADIRAN PEGAWAI NEGERI
SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN
FORMAT SURAT KETERANGAN
SURAT KETERANGAN
NOMOR :
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
NIP
Jabatan

:
:
:

Dengan ini menerangkan bahwa :
Nama
NIP
Pangkat/ Golongan
Jabatan

:
:
:
:

Pada hari .......... tanggal .......... diberikan ijin terlambat masuk kerja/pulang
sebelum waktunya* karena ada keperluan penting atau mendesak yaitu ......
Surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

.................., .............. 20...
Kepala Unit Kerja,

.............................
*Coret yang tidak perlu
Salinan sesuai dengan aslinya
MENTERI KEHUTANAN
KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
KRISNA RYA

ttd.
ZULKIFLI HASAN
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR : P.5/Menhut-II/2013
TENTANG PEDOMAN KEHADIRAN PEGAWAI NEGERI
SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN
FORMAT REKAPITULASI KEHADIRAN PEGAWAI
REKAPITULASI KEHADIRAN PEGAWAI
UNIT KERJA
: .............................
BULAN
: .............................
NO

Nama/NIP

Datang
terlambat
(hari)

1

2

3

Pulang
lebih
cepat
(hari)
4

Cuti
(hari)

Ijin
(hari)

Tanpa
Keterangan
(hari)

Keterangan

5

6

7

8

.................., .............. 20...
Kepala Unit Kerja,

.............................

Salinan sesuai dengan aslinya
MENTERI KEHUTANAN
KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
KRISNA RYA

ttd.
ZULKIFLI HASAN
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR : P.5/Menhut-II/2013
TENTANG PEDOMAN KEHADIRAN PEGAWAI NEGERI
SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN
DAFTAR HADIR
NAMA

: .............................

NIP

: .............................

UNIT KERJA

: .............................

NO

Tanggal

1

2

Kedatangan
Tanda
Jam
Tangan
3
4

Kepulangan
Tanda
Jam
Tangan
5
6

Keterangan
7

..............., ............... 20....
Kepala Unit Kerja,

....................
Salinan sesuai dengan aslinya
MENTERI KEHUTANAN
KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
KRISNA RYA

ttd.
ZULKIFLI HASAN

More Related Content

What's hot

Permen tahun2014 nomor008 alih jabatan tugas pegawai negeri sipil non dosen m...
Permen tahun2014 nomor008 alih jabatan tugas pegawai negeri sipil non dosen m...Permen tahun2014 nomor008 alih jabatan tugas pegawai negeri sipil non dosen m...
Permen tahun2014 nomor008 alih jabatan tugas pegawai negeri sipil non dosen m...Winarto Winartoap
 
Permenkes No -2349-organisasi- BBTKL - PP
Permenkes No -2349-organisasi- BBTKL - PPPermenkes No -2349-organisasi- BBTKL - PP
Permenkes No -2349-organisasi- BBTKL - PPDitjen P2P
 
Permenkes1144 2010
Permenkes1144 2010Permenkes1144 2010
Permenkes1144 2010Ditjen P2P
 
Perka bkn no 21 th 2013 perum LPPNPI, PT.AP2, PT.AP1
Perka bkn no 21 th 2013 perum LPPNPI, PT.AP2, PT.AP1Perka bkn no 21 th 2013 perum LPPNPI, PT.AP2, PT.AP1
Perka bkn no 21 th 2013 perum LPPNPI, PT.AP2, PT.AP1Gantawan Rasyid
 
Pelaksanaan kip kementan baru
Pelaksanaan kip kementan baruPelaksanaan kip kementan baru
Pelaksanaan kip kementan baruhumassdm
 
Pointer jfu ppu
Pointer jfu ppuPointer jfu ppu
Pointer jfu ppuRisky Dc
 
Permenkes 23 tahun_2019_inpassing_jf_kesehatan
Permenkes 23 tahun_2019_inpassing_jf_kesehatanPermenkes 23 tahun_2019_inpassing_jf_kesehatan
Permenkes 23 tahun_2019_inpassing_jf_kesehatanverdalena
 

What's hot (8)

Permen tahun2014 nomor008 alih jabatan tugas pegawai negeri sipil non dosen m...
Permen tahun2014 nomor008 alih jabatan tugas pegawai negeri sipil non dosen m...Permen tahun2014 nomor008 alih jabatan tugas pegawai negeri sipil non dosen m...
Permen tahun2014 nomor008 alih jabatan tugas pegawai negeri sipil non dosen m...
 
Permenkes No -2349-organisasi- BBTKL - PP
Permenkes No -2349-organisasi- BBTKL - PPPermenkes No -2349-organisasi- BBTKL - PP
Permenkes No -2349-organisasi- BBTKL - PP
 
Permenkes1144 2010
Permenkes1144 2010Permenkes1144 2010
Permenkes1144 2010
 
Perka bkn no 21 th 2013 perum LPPNPI, PT.AP2, PT.AP1
Perka bkn no 21 th 2013 perum LPPNPI, PT.AP2, PT.AP1Perka bkn no 21 th 2013 perum LPPNPI, PT.AP2, PT.AP1
Perka bkn no 21 th 2013 perum LPPNPI, PT.AP2, PT.AP1
 
Pelaksanaan kip kementan baru
Pelaksanaan kip kementan baruPelaksanaan kip kementan baru
Pelaksanaan kip kementan baru
 
Pointer jfu ppu
Pointer jfu ppuPointer jfu ppu
Pointer jfu ppu
 
Permenkes 23 tahun_2019_inpassing_jf_kesehatan
Permenkes 23 tahun_2019_inpassing_jf_kesehatanPermenkes 23 tahun_2019_inpassing_jf_kesehatan
Permenkes 23 tahun_2019_inpassing_jf_kesehatan
 
Sk penempatan
Sk penempatanSk penempatan
Sk penempatan
 

Similar to P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_

peraturanbknnomor7tahun2022.pdf
peraturanbknnomor7tahun2022.pdfperaturanbknnomor7tahun2022.pdf
peraturanbknnomor7tahun2022.pdf252085
 
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...Iskandar Taran
 
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018Eko Supriyadi
 
MATERI WORKSHOP CUTI 28062018.pptx
MATERI WORKSHOP CUTI 28062018.pptxMATERI WORKSHOP CUTI 28062018.pptx
MATERI WORKSHOP CUTI 28062018.pptxRikaAnjaya
 
penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bkn
penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bknpenjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bkn
penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bknRahmi Elviana
 
BAB VI CUTI PEGAWAI.pptx
BAB VI CUTI PEGAWAI.pptxBAB VI CUTI PEGAWAI.pptx
BAB VI CUTI PEGAWAI.pptxLunarSolo
 
Cuti pegawai negeri sipil
Cuti pegawai negeri sipilCuti pegawai negeri sipil
Cuti pegawai negeri sipilEl Bach
 
perka-bkn-24-2017-tata-cara-pemberian-cuti-pns.pdf
perka-bkn-24-2017-tata-cara-pemberian-cuti-pns.pdfperka-bkn-24-2017-tata-cara-pemberian-cuti-pns.pdf
perka-bkn-24-2017-tata-cara-pemberian-cuti-pns.pdfNeni Rochmayati
 
Peraturan bkn no. 24 tahun 2017
Peraturan bkn no. 24 tahun 2017Peraturan bkn no. 24 tahun 2017
Peraturan bkn no. 24 tahun 2017KutsiyatinMSi
 
PERATURAN-BKN-NOMOR-24-TAHUN-2017-TATA-CARA-PEMBERIAN-CUTI-PNS.pdf
PERATURAN-BKN-NOMOR-24-TAHUN-2017-TATA-CARA-PEMBERIAN-CUTI-PNS.pdfPERATURAN-BKN-NOMOR-24-TAHUN-2017-TATA-CARA-PEMBERIAN-CUTI-PNS.pdf
PERATURAN-BKN-NOMOR-24-TAHUN-2017-TATA-CARA-PEMBERIAN-CUTI-PNS.pdfupkabnganjuk
 
Permentan nomor 09_2017
Permentan nomor 09_2017Permentan nomor 09_2017
Permentan nomor 09_2017Eko Rochadi
 
Syarat dan tata cara pemebrian tunker
Syarat dan tata cara pemebrian tunkerSyarat dan tata cara pemebrian tunker
Syarat dan tata cara pemebrian tunkerBoedHi ShetiAwank
 
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014BBPP_Batu
 
PERBUP NO 11 THN 2018 Contoh.pdf
PERBUP NO 11 THN 2018  Contoh.pdfPERBUP NO 11 THN 2018  Contoh.pdf
PERBUP NO 11 THN 2018 Contoh.pdfSujimanSKM
 
Permen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbud
Permen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbudPermen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbud
Permen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbudWinarto Winartoap
 

Similar to P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_ (20)

Pp no. 24 tahun 1976 tentang cuti pns
Pp no. 24 tahun 1976 tentang cuti pnsPp no. 24 tahun 1976 tentang cuti pns
Pp no. 24 tahun 1976 tentang cuti pns
 
Pp 24 1976
Pp 24 1976Pp 24 1976
Pp 24 1976
 
peraturanbknnomor7tahun2022.pdf
peraturanbknnomor7tahun2022.pdfperaturanbknnomor7tahun2022.pdf
peraturanbknnomor7tahun2022.pdf
 
5. juklak pensiun
5. juklak pensiun5. juklak pensiun
5. juklak pensiun
 
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
 
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018
Manajemen ASN BPSDM Tahun 2018
 
MATERI WORKSHOP CUTI 28062018.pptx
MATERI WORKSHOP CUTI 28062018.pptxMATERI WORKSHOP CUTI 28062018.pptx
MATERI WORKSHOP CUTI 28062018.pptx
 
Materi smt2 adm.kepegwn
Materi smt2 adm.kepegwnMateri smt2 adm.kepegwn
Materi smt2 adm.kepegwn
 
penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bkn
penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bknpenjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bkn
penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bkn
 
PPT CUTI PNS.pptx
PPT CUTI PNS.pptxPPT CUTI PNS.pptx
PPT CUTI PNS.pptx
 
BAB VI CUTI PEGAWAI.pptx
BAB VI CUTI PEGAWAI.pptxBAB VI CUTI PEGAWAI.pptx
BAB VI CUTI PEGAWAI.pptx
 
Cuti pegawai negeri sipil
Cuti pegawai negeri sipilCuti pegawai negeri sipil
Cuti pegawai negeri sipil
 
perka-bkn-24-2017-tata-cara-pemberian-cuti-pns.pdf
perka-bkn-24-2017-tata-cara-pemberian-cuti-pns.pdfperka-bkn-24-2017-tata-cara-pemberian-cuti-pns.pdf
perka-bkn-24-2017-tata-cara-pemberian-cuti-pns.pdf
 
Peraturan bkn no. 24 tahun 2017
Peraturan bkn no. 24 tahun 2017Peraturan bkn no. 24 tahun 2017
Peraturan bkn no. 24 tahun 2017
 
PERATURAN-BKN-NOMOR-24-TAHUN-2017-TATA-CARA-PEMBERIAN-CUTI-PNS.pdf
PERATURAN-BKN-NOMOR-24-TAHUN-2017-TATA-CARA-PEMBERIAN-CUTI-PNS.pdfPERATURAN-BKN-NOMOR-24-TAHUN-2017-TATA-CARA-PEMBERIAN-CUTI-PNS.pdf
PERATURAN-BKN-NOMOR-24-TAHUN-2017-TATA-CARA-PEMBERIAN-CUTI-PNS.pdf
 
Permentan nomor 09_2017
Permentan nomor 09_2017Permentan nomor 09_2017
Permentan nomor 09_2017
 
Syarat dan tata cara pemebrian tunker
Syarat dan tata cara pemebrian tunkerSyarat dan tata cara pemebrian tunker
Syarat dan tata cara pemebrian tunker
 
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
 
PERBUP NO 11 THN 2018 Contoh.pdf
PERBUP NO 11 THN 2018  Contoh.pdfPERBUP NO 11 THN 2018  Contoh.pdf
PERBUP NO 11 THN 2018 Contoh.pdf
 
Permen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbud
Permen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbudPermen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbud
Permen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbud
 

P.5 2013 pedoman_kehadiran_pns_kehutanan_

  • 1. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.5/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN KEHADIRAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai implementasi reformasi birokrasi, perlu pengaturan menyangkut peningkatan kedisiplinan, profesionalisme dan kinerja pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Kehutanan; b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, dipandang perlu membentuk Peraturan Menteri Kehutanan tentang Kehadiran Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang PokokPokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3093); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 4. Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 tentang Hari Kerja di Lingkungan Lembaga Pemerintah; 5. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/MenhutII/2010 tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 405 Tahun 2010) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.33/Menhut-II/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/MenhutII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 779 Tahun 2012); MEMUTUSKAN ...
  • 2. -2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG PEDOMAN KEHADIRAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Kehutanan ini yang dimaksud dengan : 1. Kehadiran adalah keberadaan pegawai di tempat kerja/unit kerja yang dibuktikan dengan absensi kehadiran pegawai yang bersangkutan baik secara manual atau elektronik. 2. Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diijinkan dalam jangka waktu tertentu. 3. Pegawai di lingkungan Kementerian Kehutanan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berdasarkan Keputusan Pejabat yang berwenang diangkat dalam suatu jabatan atau ditugaskan dan bekerja secara penuh pada satuan organisasi di lingkungan Kementerian Kehutanan. 4. Alasan penting adalah keperluan yang tidak dapat ditunda karena ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras atau meninggal dunia atau PNS yang bersangkutan melangsungkan pernikahan yang pertama. BAB II HARI DAN JAM KERJA Pasal 2 Hari kerja di lingkungan Kementerian Kehutanan ditetapkan lima (5) hari kerja per minggu, mulai hari Senin sampai dengan hari Jum’at atau sesuai dengan ketentuan hari kerja pemerintah daerah setempat. Pasal 3 (1) (2) (3) Jam Kerja efektif dalam lima (5) hari kerja ditetapkan sebagai berikut : a. Hari Senin sampai dengan Hari Kamis : Jam 07.30 – 16.00. Waktu istirahat : Jam 12.00 – 13.00; dan b. Hari Jum’at : Jam 07.30 – 16.30. Waktu istirahat : Jam 11.30 – 13.00. Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan di luar kantor dan atau di luar ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud ayat (1) dihitung dengan menunjukkan bukti pendukung baik secara tertulis maupun secara elektronik yang bisa dipertanggungjawabkan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Pekerjaan yang dilakukan di luar kantor dan/atau di luar ketentuan jam kerja berdasarkan surat perintah dari atasan yang berwenang. (4)Jenis ...
  • 3. -3- (4) (5) (6) Jenis-jenis pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), antara lain: a. Koordinasi dengan instansi luar; b. Konsultasi, mediasi, negosiasi dan tugas-tugas nonlitigasi; c. Sosialisasi; d. Supervisi; e. Inspeksi; f. Penyelidikan; g. Penyidikan h. Patroli i. Peliputan j. Mengikuti persidangan; k. Penugasan intelijen; l. Pendidikan dan pelatihan yang tidak termasuk tugas belajar; m. Rapat, seminar, ceramah, workshop; n. Mengajar, penelitian; o. Penyuluhan; dan p. Tugas-tugas lain, baik di dalam maupun di luar negeri. Pelampauan jam kerja efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk pelaksanaan tugas kedinasan atas persetujuan tertulis atasan langsung, dapat diperhitungkan apabila sekurang-kurangnya 2 (dua) jam melebihi dari jam kepulangan. Ketentuan mengenai bentuk formulir surat keterangan persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tercantum dalam lampiran I Peraturan Menteri Kehutanan ini. BAB III PENCATATAN KEHADIRAN Pasal 4 (1) (2) (3) (4) Setiap pegawai di lingkungan Kementerian Kehutanan wajib mengisi daftar hadir dan daftar pulang yang dilakukan melalui mesin elektronik. Setiap pegawai di lingkungan Kementerian Kehutanan yang tidak mengisi daftar hadir dan daftar pulang maka pegawai yang bersangkutan dinyatakan tidak hadir kecuali ada keterangan tertulis dari atasan langsung. Apabila daftar hadir dan daftar pulang secara mesin elektronik mengalami kerusakan atau belum tersedia, disediakan daftar hadir dan daftar pulang secara manual oleh unit kerja masing-masing. Ketentuan mengenai bentuk formulir daftar hadir dan daftar pulang secara manual yang disahkan oleh kepala satuan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam lampiran II Peraturan Menteri Kehutanan ini. Pasal 5 ...
  • 4. -4- Pasal 5 (1) (2) (3) Toleransi penghitungan kehadiran dan kepulangan jam kerja adalah 30 (tiga puluh) menit. Bagi pegawai yang telah selesai melaksanakan tugas jaga atau tugas tertentu lainnya yang pelaksanaannya diatur dengan sistem piket yang ditetapkan oleh pimpinan unit kerja dikecualikan dari ketentuan ayat (1). Pelaksanaan kehadiran PNS untuk kegiatan-kegiatan seperti tercantum pada pasal 3 ayat (4) diatur tersendiri oleh pejabat eselon I satuan kerja PNS yang bersangkutan. Pasal 6 (1) (2) (3) (4) (5) Pegawai yang telah mendapat persetujuan cuti dari pejabat yang berwenang, wajib menyampaikan surat persetujuan cuti tersebut kepada petugas yang bertanggung jawab masalah kepegawaian selambatlambatnya 1 (satu) hari sebelum melaksanakan cuti. Pegawai yang tidak masuk kerja karena sakit, wajib memberitahukan kepada pimpinan unit kerjanya, dan menyampaikan surat keterangan sakit dari dokter atau pejabat yang berwenang dibidang kesehatan. Pegawai yang tidak masuk kerja karena keperluan penting atau mendesak dapat mengajukan permohonan cuti karena alasan penting atau cuti tahunan, selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja berikutnya kepada atasan langsung. Pegawai yang terlambat masuk kerja atau pulang sebelum waktunya karena keperluan penting atau mendesak, dapat mengajukan permohonan izin kepada atasan langsungnya. Bukti ketidakhadiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (3) dan (4) disampaikan oleh atasan langsung pegawai kepada pejabat struktural pengelola kepegawaian. Pasal 7 Pegawai Kementerian Kehutanan yang melaksanakan pekerjaan di luar kantor dan atau di luar ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 menyampaikan kepada pejabat struktural pengelola kepegawaian dengan menunjukkan bukti pendukung baik secara tertulis maupun secara elektronik yang bisa dipertanggungjawabkan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Pasal 8 Cuti sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil terdiri dari : a. Cuti tahunan, paling lama 12 (dua belas) hari kerja dipotong cuti bersama; b. Cuti besar, paling lama 3 (tiga) bulan dan diberikan kepada pegawai yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus-menerus serta menghilangkan hak cuti tahunan dalam tahun tersebut termasuk kepentingan urusan keagamaan; c.Cuti ...
  • 5. -5- c. d. e. f. g. Cuti sakit terdiri dari : 1. Selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari dengan memberitahukan kepada atasannya; 2. Lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari dengan surat keterangan dokter; 3. Lebih dari 14 (empat belas) hari dapat diberikan untuk paling lama 1 (satu) tahun dan dapat ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan berdasarkan surat keterangan dokter pemerintah atau dokter swasta yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan; Cuti paling lama 1 (satu) bulan dan 15 (lima belas) hari dalam hal Pegawai perempuan yang mengalami keguguran dengan melampirkan surat keterangan dokter atau bidan; Cuti bersalin, paling lama 3 (tiga) bulan diberikan kepada Pegawai perempuan untuk persalinan anak pertama dan kedua ; Cuti karena alasan penting, paling lama 2 (dua) bulan dengan alasan orang tua, saudara meninggal/sakit keras, pengurusan waris, melangsungkan perkawinan yang pertama; Cuti di luar tanggungan negara, paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) tahun. BAB IV REKAPITULASI KEHADIRAN Pasal 9 (1) (2) (3) (4) Pejabat struktural pengelola kepegawaian wajib menyusun rekapitulasi kehadiran pegawai. Hasil rekapitulasi kehadiran pegawai dilaporkan kepada kepala satuan unit kerja setiap tanggal 3 (tiga) pada bulan berikutnya. Dalam hal waktu melaporkan rekapitulasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) merupakan hari libur maka dilaksanakan pada hari kerja berikutnya. Ketentuan mengenai bentuk formulir rekapitulasi kehadiran pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam lampiran III Peraturan Menteri ini. Pasal 10 Pimpinan satuan unit kerja menyampaikan rekapitulasi daftar hadir yang telah disahkan secara berjenjang kepada kepala unit pemberi insentif paling lambat 7 hari kerja terhitung sejak tanggal 3 sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat (2). BAB V ...
  • 6. -6- BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Ketentuan tentang kehadiran yang belum diatur dalam peraturan ini diatur dengan peraturan Eselon I dari unit satuan kerja PNS yang bersangkutan yang salah satunya berbasis pada tingkat kehadiran pegawai. Pasal 12 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Januari 2013 MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. ZULKIFLI HASAN Diundangkan di Jakarta pada tanggal 21 Januari 2013 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 120 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, ttd. KRISNA RYA
  • 7. LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.5/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN KEHADIRAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN FORMAT SURAT KETERANGAN SURAT KETERANGAN NOMOR : Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama NIP Jabatan : : : Dengan ini menerangkan bahwa : Nama NIP Pangkat/ Golongan Jabatan : : : : Pada hari .......... tanggal .......... diberikan ijin terlambat masuk kerja/pulang sebelum waktunya* karena ada keperluan penting atau mendesak yaitu ...... Surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. .................., .............. 20... Kepala Unit Kerja, ............................. *Coret yang tidak perlu Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA, ttd. KRISNA RYA ttd. ZULKIFLI HASAN
  • 8. LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.5/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN KEHADIRAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN FORMAT REKAPITULASI KEHADIRAN PEGAWAI REKAPITULASI KEHADIRAN PEGAWAI UNIT KERJA : ............................. BULAN : ............................. NO Nama/NIP Datang terlambat (hari) 1 2 3 Pulang lebih cepat (hari) 4 Cuti (hari) Ijin (hari) Tanpa Keterangan (hari) Keterangan 5 6 7 8 .................., .............. 20... Kepala Unit Kerja, ............................. Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA, ttd. KRISNA RYA ttd. ZULKIFLI HASAN
  • 9. LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.5/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN KEHADIRAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DAFTAR HADIR NAMA : ............................. NIP : ............................. UNIT KERJA : ............................. NO Tanggal 1 2 Kedatangan Tanda Jam Tangan 3 4 Kepulangan Tanda Jam Tangan 5 6 Keterangan 7 ..............., ............... 20.... Kepala Unit Kerja, .................... Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA, ttd. KRISNA RYA ttd. ZULKIFLI HASAN