Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi dan rehabilitasi jembatan, termasuk data jumlah dan kondisi jembatan di Indonesia, contoh keruntuhan jembatan, penyebab kerusakan jalan dan jembatan, metode evaluasi kekuatan jembatan, dan teknik rehabilitasi jembatan seperti perkuatan struktur dan perkuatan lentur.
2. Jumlah Jembatan
Menurut Tipe Bangunan Atas
16,5947,386
5,123
Beton Baja Lain-lain
DATA JUMLAH JEMBATAN MENURUT BENTANG
78%
9%
9% 2% 2%
0-20 m
20-30 m
30-60 m
60-100 m
> 100 m
DATA JUMLAH JEMBATAN MENURUT TAHUN
PEMBANGUNAN
23%
20%
28%
29%
< 1970
1970-1980
1980-1990
> 1990
4. No Jembatan Lokasi Penyebab
Beban
Yang terjadi Maksimum
1. Krasak DIY Kebakaran
truk tangki
- -
2. Air Beliti Muara beliti
Sumsel
Overload - -
3. Cipunagara Pantura, Jabar Overload 326 ton Sekitar 250
ton
4. Air Lingsing Kab. Lahat,
Sumsel
Overload 221,8 ton 168,0 ton
Beberapa contoh keruntuhan
jembatan di Indonesia:
9. KONDISI JALAN DAN JEMBATAN RUSAK,
APA PENYEBAB NYA ?
Pekerjaan tidak sesuai dengan
perencanaan
31% [ 38 ]
Perencanaan tidak sesuai standar 9% [ 12 ]
Kurangnya pengawasan terhadap
pelaksanaan
32% [ 40 ]
Bahan tidak sesuai dengan
spesifikasi
8% [ 10 ]
Over Load Kendaraan 18% [ 22 ]
Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan,
Dep. PU
10. Pemeliharaan: kegiatan menjaga keandalan
bangunan agar selalu laik fungsi, misalnya
pembersihan, perapian, pemeriksaan, pengujian,
perbaikan/penggantian perlengkapan
(accessories)
Rehabilitasi: kegiatan pengembalian kondisi,
memperbaiki dan/atau mengganti bagian
bangunan dan komponennya, agar bangunan
bisa dipertahankan kelaikannya atau
peningkatan kemampuan perawatan,
perbaikan, perkuatan
11.
12.
13. metode analitik (posting
load)
metode uji beban
lapangan (in situ load
testing).
PEDOMAN
14. Informasi ttg kondisi jembatan (dari
pemeriksaan detail)
Pengukuran dan pemeriksaan lapangan
Kualitas bahan
Beban kendaraan (jenis dan besarnya)
Jika data tersebut di atas tidak bisa didapatkan
maka evaluasi dilakukan dengan uji beban
langsung
Kedua metode dapat dilakukan secara paralel
16. Hasil uji kuat tekan silinder beton inti
Pengukuran dan jarak
tulangan pelat
17. Pengengukuran lapangan: dimensi, lendutan
jembatan dan kerusakan
Pada jembatan rangka sebaiknya
dilakukan pd kedua sisi jembatan
Pilar dan abutment
18. Besar beban hidup yang masih bisa didukung oleh
jembatan dengan aman
Persyaratan: kemampuan atau ketahanan R
suatu komponen jembatan harus lebih besar
dibandingkan dengan gaya dalam akibat berbagai
kombinasi beban luar Q:
19. RF (Rating Factor): Rasio beban yang mampu
dipikul jembatan dibandingkan dengan beban
hidup penuh
Untuk penilaian jangka pendek, dianggap pengaruh perbedaan
suhu, angin, gempa dan beban hidrolik mempunyai
probabilitas sangat kecil, sehingga bisa diabaikan RF menjadi:
20. Dalam AASHTO: Guide Spesification for Strength
Evaluation of Existing Steel and Concrete Bridges,
dalam metode ASD nilai RF adalah:
Untuk beban rendah (inventory rating), tegangan ijin adalah
sekitar 55% dari tegangan leleh, tegangan ini sama dengan
tegangan ijin yang digunakan dalam disain.
Untuk beban tertinggi (operating rating), tegangan ijin
adalah tegangan yang tidak melebihi 75% dari tegangan
leleh atau 75/55 kali tegangan ijin yang digunakan dalam
disain.
21. Sedangkan dalam metode LFRD perlu memasukkan
faktor aman, baik yang berkaitan dengan beban
maupun bahan:
Misalnya untuk mencari RF beton bertulang
berdasarkan kapasitas momen adalah sbb:
(inventory rating) (operating rating)
25. Mengetahui respons jembatan terhadap
beban statik dan dinamik berupa:
- Lendutan
- Tegangan/gaya batang
- Frekuensi alami
Hasil pengujian kemudian digunakan
untuk menilai kelayakan jembatan/
kapasitas sisa