SlideShare a Scribd company logo
STRUKTUR BAJA II
MODUL 6
S e s i 3
Struktur Jembatan Komposit
Dosen Pengasuh :
Ir. Thamrin Nasution
Materi Pembelajaran :
7. Pelaksanaan Konstruksi Komposit dengan Perancah dan Tanpa Perancah.
8. Contoh Soal.
Tujuan Pembelajaran :
 Mahasiswa mengetahui, memahami dan dapat melakukan pemeriksaan tegangan elastis
pada penampang komposit berdasarkan sistem pelaksanaan konstruksi.
DAFTAR PUSTAKA
a) Agus Setiawan,”Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03-
1729-2002)”, Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 2008.
b) Charles G. Salmon, Jhon E. Johnson,”STRUKTUR BAJA, Design dan Perilaku”, Jilid 2,
Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 1996, atau,
c) Charles G. Salmon, Jhon E. Johnson, Steel Structures Design and Behavior, 5th Edition,
Pearson Education Inc., 2009
d) RSNI T-03-2005, Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan.
e) Tabel Baja PT. GUNUNG GARUDA.
thamrinnst.wordpress.com
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pemilik hak cipta photo-photo, buku-buku rujukan dan artikel, yang terlampir
dalam modul pembelajaran ini.
Semoga modul pembelajaran ini bermanfaat.
Wassalam
Penulis
Thamrin Nasution
thamrinnst.wordpress.com
thamrin_nst@hotmail.co.id
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
1
STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT
7. Pelaksanaan Konstruksi Komposit dengan Perancah dan Tanpa Perancah .
a. Menggunakan Perancah.
Konstruksi komposit dengan penunjang sementara (shored construction) disebut juga
"komposit penuh". Maksudnya ialah bahwa selama pengerjaan/pengecoran beton, diperlukan
penopang sebagaimana lazimnya pada pengecoran beton bertulang biasa. Maka penopang
berfungsi memikul semua beban mati yaitu berat sendiri balok baja, cetakan dan beton cor
termasuk pekerja. Dalam hal ini gelagar/balok baja tidak memikul beban-beban mati tadi. Hal
ini dimaksudkan untuk mengurangi tegangan beban kerja pada balok baja.
Keuntungannya adalah lebih ekonomis (ditinjau dari bahan gelagar baja) dan lendutan
(deflection) menjadi lebih kecil. Untuk penyelenggaraan konstruksi jembatan komposit, hal
ini patut dipertimbangkan terutama apabila diperlukan perancah-perancah yang cukup mahal
sehingga menjadi kurang ekonomis.
b. Kontruksi komposit tanpa penunjang sementara.
Unshored Construction atau disebut juga setengah komposit. Dalam hal ini tidak
diperlukan perancah/penopang. Balok baja cukup kuat memikul berat sendiri balok baja,
cetakan dan beton cor, termasuk pekerja.
Dibandingkan dengan keadaan diatas, disini tentunya dimensi balok baja menjadi
lebih besar dan pelendutan (deflection) juga akan lebih besar pula, karena beban sepenuhnya
dipikul balok baja.
Untuk mengetahui pengaruh perancah dalam penyelenggaraan konstruksi komposit
dapat dilihat pada contoh berikut ini.
8. Contoh Soal.
Sebuah jembatan komposit dengan perletakan sederhana, mutu beton, K-300, panjang
bentang, L = 12 meter. Tebal lantai beton hc = 20 cm, jarak antara gelagar, S = 1,10 meter.
Gelagar memakai WF 600.300.12.20, mutu baja BJ-41. Beban pekerja 500 kg/m2
. Hitunglah
tegangan yang terjadi pada penampang komposit akibat berat sendiri dan pekerja untuk
sistem pelaksanaan tanpa perancah (unshored) dan dengan sistem pelaksanaan memakai
perancah (shored).
Penyelesaian :
A). DATA - DATA
1. DATA GEOMETRIS JEMBATAN
Tebal slab lantai jembatan hc = 20,0 cm.
Jarak antara gelagar baja S = bo = 110,0 cm.
Panjang bentang jembatan L = 12,0 m.
2. DATA MATERIAL
a. BETON
Mutu beton, K-300 = 300 kg/cm2
Kuat tekan beton, fc' = 0,83 K/10 = 24,9 MPa.
Modulus Elastis, = 23453 MPa.
Berat beton bertulang, Wc = 25 kN/m3
.
c'4700Ec f
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
2
Gambar 15 : gambar soal 6.2.
b. BAJA
Mutu baja, BJ - 41
Tegangan leleh baja, fy = 250 MPa.
Modulus elastis, Es = 200.000 Mpa.
Profil WF 600.300.12.20
Io = 118000 cm4
.
hs = 58,8 cm.
As = 192,5 cm2
.
qs = 151 kg/m = 1,51 kN/m.
c. BEKISTING.
Berat bekisting 50 kg/m2
= 0,5 kN/m2
.
3. BEBAN HIDUP PEKERJA, qp = 500 kg/m2
= 5 kN/m2
.
B). PELAKSANAAN TANPA PERANCAH (Unshored)
1. Berat Sendiri.
- Pelat beton, qc = (1,10 m) . (0,20 m) . (25 kN/m3
) = 5,500 kN/m’.
- Profil WF 600.300.12.20, qs = 1,510 kN/m’.
- Bekisting = (1,10 m) . (0,5 kN/m2
) = 0,550 kN/m’.
q = 7,560 kN/m’.
Pada tahap pertama, kondisi tidak komposit karena beton belum mengeras, beban
sepenuhnya dipikul gelagar baja.
Panjang bentang
L = 12 m
bo = 1,10 m bo = 1,10 m
S = bo
20 cm
S = bo
WF 600.300.12.20 WF 600.300.12.20 WF 600.300.12.20
WF 600.300.12.20 WF 600.300.12.20
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
3
2. Momen lentur.
Momen maksimum terjadi di tengah bentang sebesar,
Mmaks = 1/8 q L2
= 1/8 . (7,560 kN/m’) . (12 m)2
= 136,080 kN.m’.
3. Tegangan yang terjadi pada gelagar baja.
Pada tepi atas flens atas profil WF,
)mm10x118000(
mm)(588/2xmm).Nx10080,136(
Ios
)2/hs(.M
sa 44
6
f
= 33,90 MPa (tekan).
Pada tepi bawah flens bawah profil WF,
fsb = fsa = 33,90 MPa (tarik).
4. Lendutan (deflection).
Lendutan maksimum terjadi di tengah bentang dipikul gelagar baja, sebesar,
)mm10x(118000.MPa)200000(
mm)10x(12.)kN/m'560,7(
384
5
Ios.Es
.
384
5
44
434

Lq
 = 8,65 mm
Pada tahap kedua, kondisi komposit karena beton sudah mengeras, beban pekerja sebesar
500 kg/m2
dipikul penampang komposit.
5. Berat pekerja.
qp = (1,10 m) . (5 kN/m2
) = 5,500 kN/m’.
6. Momen lentur.
Momen maksimum terjadi di tengah bentang sebesar,
Mmaks = 1/8 qp L2
= 1/8 . (5,500 kN/m’) . (12 m)2
= 99,000 kN.m’.
7. Garis netral penampang komposit.
Lebar efektif (RSNI T-03-2005),
bE = L / 5 = 12 m / 5 = 2,4 m
bE = bo = 1,10 m (menentukan).
bE = 12 hc = 12 . (0,20 m) = 2,40 m.
Modulus ratio,
n = Es / Ec = (200.000 MPa)/(23500 MPa) = 8,5
Lebar equivalen baja,
bE / n = 1,10 m / 8,5 = 0,129 m = 12,9 cm.
Letak garis netral komposit.
Luas penampang baja equivalen, Ac = (12,9 cm) . (20 cm) = 258 cm2
.
Luas profil WF 600.300.12.20 As = 192,5 cm2
.
Luas total, Atotal = 450,5 cm2
.
- Statis momen ke sisi atas pelat beton,
Atotal . ya = Ac . (hc/2) + As . (hs/2 + hc)
(450,5 cm2
) . ya = (258 cm2
) . (20 cm/2) + (192,5 cm2
) . (58,8 cm/2 + 20 cm)
(450,5 cm2
) . ya = 2580,0 cm3
+ 9509,5 cm3
= 12089,5 cm3
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
4
ya = (12089,5 cm3
)/(450,5 cm2
) = 26,84 cm.
Gambar 16 : Letak garis netral penampang komposit
- Statis momen ke sisi bawah flens bawah profil,
Atotal . yb = Ac . (hs + hc/2) + As . (hs/2)
(450,5 cm2
) . yb = (258 cm2
) . (58,8 cm + 20 cm/2) + (192,5 cm2
) . (58,8 cm/2)
(450,5 cm2
) . yb = 17750,4 cm3
+ 5659,5 cm3
= 23409,9 cm3
.
yb = (23409,9 cm3
)/(450,5 cm2
) = 51,96 cm
- Kontrol,
Ya + yb = hs + hc
26,84 cm + 51,96 cm = 58,8 cm + 20 cm
78,8 cm = 78,8 cm (memenuhi).
8. Momen inertia penampang komposit.
a. Penampang baja equivalen.
Luas penampang baja equivalen,
Ac = 258,0 cm2
.
Momen inertia terhadap diri sendiri,
Ioc = 1/12 . (12,9 cm) . (20 cm)3
= 8600,0 cm4
.
Letak pusat berat penampang baja equivalen terhadap garis netral komposit,
d1 = ya – (hc/2) = (26,84 cm) – (20 cm/2) = 16,84 cm.
Momen inertia penampang baja equivalen terhadap garis netral komposit ,
Ic = Ioc + Ac . d1
2
= 8600,0 cm4
+ (258,0 cm2
).(16,84 cm)2
= 81765,1 cm4
.
b. Profil WF 600.300.12.20.
Luas profil WF,
As = 192,5 cm2
.
Momen inertia terhadap diri sendiri,
Ios = 118000 cm4
.
Letak pusat berat profil WF terhadap garis netral komposit,
bE = 110 cm
bE / n = 12,9 cm
yb
Garis netral komposit
hc = 20 cm
hs = 58,8 cm
39,4 cm
29,4 cm
WF 600.300.12.20
Garis netral profil
ya
78,8 cm d2
d1
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
5
d2 = yb – (hs/2) = (51,96 cm) – (58,8 cm/2) = 22,56 cm.
Momen inertia profil WF terhadap garis netral komposit ,
Is = Ios + A . d2
2
= 118000 cm4
+ (192,5 cm2
).(22,56 cm)2
= 215973,6 cm4
.
c. Momen inertia penampang komposit.
I = Ic + Is = 81765,1 cm4
+ 215973,6 cm4
= 297738,7 cm4
.
9. Tegangan yang terjadi pada penampang komposit.
Pada tepi atas pelat beton,
)mm10x7,297738(.)5,8(
mm)(268,4xmm).Nx10000,99(
I.n
ya.M
ca 44
6
f = 1,05 MPa (tekan).
Pada tepi bawah pelat beton,
)mm10x7,297738(.)5,8(
200mm)-mm(268,4xmm).Nx10000,99(
I.n
mm)200-ya(.M
cb 44
6
f
= 0,27 MPa (tekan).
Pada tepi atas flens atas profil WF,
)mm10x7,297738(
200mm)-mm(268,4xmm).Nx10000,99(
I
mm)200-ya(.M
sa 44
6
f
= 2,27 Mpa (tekan).
Pada tepi bawah flens bawah profil WF,
)mm10x7,297738(
mm)(519,6xmm).Nx10000,99(
I
yb)(.M
sb 44
6
f = 17,28 Mpa (tarik).
10. Jumlah tegangan pada penampang komposit.
Pada tepi atas flens atas profil WF,
fsa = 33,90 MPa + 2,27 MPa = 36,17 MPa.
Pada tepi bawah flens bawah profil WF,
fsb = 33,90 MPa + 17,28 MPa = 51,18 MPa.
Gambar 17 : Diagram tegangan penampang komposit tanpa perancah (unshored).
bE / n = 12,9 cm
Garis netral komposit
20 cm
58,8 cm
WF 600.300.12.20
Garis netral profil
ya
yb
(tekan)
1,05 MPa
0,27 MPa
2,27 MPa
33,9 MPa
(tarik)
(tekan)
33,9 MPa
17,28 MPa
(tarik)
+
36,17 MPa
51,18 MPa
(tarik)
=
0,27 MPa
(tekan)
1,05 MPa
Sebelum komposit Sesudah komposit
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
6
11. Lendutan (deflection).,
Lendutan tambahan akibat beban hidup pekerja 500 kg/m2
pada kondisi komposit,
maksimum terjadi di tengah bentang sebesar,
)mm10x(297738,7.MPa)200000(
mm)10x(12.)kN/m'500,5(
384
5
I.Es
.qp
384
5
44
434

L
 = 2,49 mm
Jumlah lendutan,
 = 8,65 mm + 2,49 mm = 11,14 mm.
C). PELAKSANAAN MENGGUNAKAN PERANCAH (Shored)
Gambar 18 : Gelagar dipasang perancah (shored).
1. Berat Sendiri.
- Pelat beton, qc = (1,10 m) . (0,20 m) . (25 kN/m3
) = 5,500 kN/m’.
- Profil WF 600.300.12.20, qs = 1,510 kN/m’.
- Bekisting = (1,10 m) . (0,5 kN/m2
) = 0,550 kN/m’.
q = 7,560 kN/m’.
Pada tahap pertama, kondisi tidak komposit karena beton belum mengeras, beban
sepenuhnya dipikul gelagar baja dan disalurkan melalui perletakan (A), (C) dan perancah (B).
2. Analisa struktur.
Momen maksimum terjadi pada tumpuan B dan lapangan A-B,
S1 S2 L S4 S5
perancah
Pengecoran lantai beton
1/2 L
q = 7,560 kN/m’
–
1/2 L
A
B
C
RAV RBV RCV
+
M
(-)
= 1/32 q L
2
M
(+)
= 9/512 q L
2
+
M
+
= 9/512 q L
2
3/16 L 3/16 L
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
7
Momen maksimum negatip,
MB = 1/8 q . (1/2 L)2
= 1/8 . (7,560 kN/m’) . (12/2 m)2
= 34,020 kN.m’.
Reaksi perletakan,
RAV = 1/2 q (1/2 L) – MB/(1/2 L) = 1/2 q (1/2 L) – {1/8 q (1/2 L)2
/ (1/2 L)}
= 1/4 q L – 1/16 q L
RAV = 3/16 q L = 3/16 . (7,560 kN/m’) . (12 m) = 17,010 kN.
RBV = 1/2 q (1/2 L) + 1/2 q (1/2 L) + 2 MB/(1/2L)
= 1/2 q L + 2.{1/8 q (1/2 L)2
/ (1/2 L)} = 1/2 q L + 1/8 q L
RBV = 5/8 q L = 5/8 . (7,560 kN/m’) . (12 m) = 56,700 kN.
Momen maksimum positip.
Momen maksimum positip terdapat pada titik dimana gaya lintang sama dengan nol,
Dx = RAV – q x = 0,
x = RAV / q = 3/16 q L / q = 3/16 L = 3/16 . (12 m) = 2,250 m dari tumpuan A.
Mmaks = RAV . x – 1/2 q x2
= (3/16 q L) . (3/16 L) – 1/2 q . (3/16 L)2
= 9/512 q L2
= 9/512 . (7,560 kN/m’) . (12 m)2
Mmaks = 19,13625 kN.m’.
3. Tegangan yang terjadi pada gelagar baja.
a. Pada daerah momen maksimum negatip (pada tumpuan B).
Pada tepi atas flens atas profil WF,
)mm10x118000(
mm)(588/2xmm).Nx10020,34(
Ios
)2/hs(.M
sa 44
6
B
f
= 8,48 MPa (tarik).
Pada tepi bawah flens bawah profil WF,
fsb = fsa = 8,48 MPa (tekan).
b. Pada daerah momen maksimum positip (3/16 L dari A).
Pada tepi atas flens atas profil WF,
)mm10x118000(
mm)(588/2xmm).Nx1013625,19(
Ios
)2/hs(.M
sa 44
6
maks
f
= 4,78 MPa (tekan).
Pada tepi bawah flens bawah profil WF,
fsb = fsa = 4,78 MPa (tarik).
4. Lendutan (deflection).
Lendutan di tengah bentang tidak terjadi karena ditahan perancah, maka
 = 0 mm
Pada tahap kedua, kondisi komposit karena beton sudah mengeras, perancah dilepaskan,
beban pekerja sebesar 500 kg/m2
dipikul penampang komposit ditambah dengan reaksi
perletakan B (perancah).
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
8
Gambar 19 : Perancah gelagar dibuka.
5. Berat pekerja.
qp = (1,10 m) . (5 kN/m2
) = 5,500 kN/m’.
6. Momen lentur.
Momen maksimum terjadi di tengah bentang sebesar,
a. Akibat beban hidup pekerja 500 kg/m2
.
Mmaks = 1/8 qp L2
= 1/8 . (5,500 kN/m’) . (12 m)2
= 99,000 kN.m’.
b. Akibat reaksi perancah (RBV).
Mmaks = 1/4 RBV . L = 1/4 . (56,700 kN) . (12 m) = 170,100 kN.m’.
Jumlah momen,
MB = 99,000 kN.m’ + 170,100 kN.m’ = 269,100 kN.m’.
7. Tegangan yang terjadi pada penampang komposit.
Pada tepi atas pelat beton,
)mm10x7,297738(.)5,8(
mm)(268,4xmm).Nx10100,269(
I.n
ya.M
ca 44
6
B
f = 2,85 MPa (tekan).
Pada tepi bawah pelat beton,
)mm10x7,297738(.)5,8(
200mm)-mm(268,4xmm).Nx10100,269(
I.n
mm)200-ya(.M
cb 44
6
B
f
= 0,73 MPa (tekan).
Pada tepi atas flens atas profil WF,
)mm10x7,297738(
200mm)-mm(268,4xmm).Nx10100,269(
I
mm)200-ya(.M
sa 44
6
B
f
= 6,18 Mpa (tekan).
L = 12 m
qp = 5,500 kN/m’
A C
RAV
RBV = 56,700 kN
RCV
3/16 L
M = 1/8 qp L
2
M = 1/4 RBV L
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
9
Pada tepi bawah flens bawah profil WF,
)mm10x7,297738(
mm)(519,6xmm).Nx10100,269(
I
yb)(.M
sb 44
6
B
f = 46,96 Mpa (tarik).
8. Jumlah tegangan pada penampang komposit.
Pada tepi atas flens atas profil WF,
fsa = 8,48 MPa – 6,18 MPa = 2,30 MPa (tarik).
Pada tepi bawah flens bawah profil WF,
fsb = – 8,48 MPa + 46,96 MPa = 38,48 MPa (tarik).
Gambar 20 : Diagram tegangan penampang komposit pakai perancah (shored),
dan saat perancah gelagar dibuka.
9. Lendutan (deflection).
Lendutan pada tengah bentang pada saat komposit, dan perancah dibuka,
)mm10x(297738,7.MPa)200000(
mm)10x(12.)kN/m'500,5(
384
5
I.Es
.qp
384
5
44
434

L
 = 2,49 mm
)mm10x(297738,7.MPa)200000(
mm)10x(12.kN)10x7,56(
48
1
I.Es
.
48
1
44
3333
BV

LR
 = 3,43 mm
Jumlah lendutan,
 = 0 mm + 2,49 mm + 3,43 mm = 5,92 mm.
Tabel 1 : Nilai tegangan dan lendutan berdasarkan sistem pelaksanaan.
TANPA PERANCAH PAKAI PERANCAH
SISTEM PELAKSANAAN
(Unshored) (Shored)
Tinjauan terhadap : Sebelum komposit Sebelum komposit
Tegangan pada gelagar fsa = 33,90 MPa (tekan) fsa = 8,48 MPa (tarik)
ditengah bentang. fsb = 33,90 MPa (tarik) fsb = 8,48 MPa (tekan)
Lendutan di tengah bentang  = 8,65 mm  = 0 mm
Tinjauan terhadap : Sesudah komposit Sesudah komposit
Tegangan pada lantai beton fca = 1,05 MPa (tekan) fca = 2,85 MPa (tekan)
ditengah bentang. fcb = 0,27 MPa (tekan) fcb = 0,27 MPa (tekan)
Tegangan pada gelagar fsa = 36,17 MPa (tekan) fsa = 2,30 MPa (tarik)
ditengah bentang. fsb = 51,18 MPa (tarik) fsb = 38,48 MPa (tarik)
Lendutan di tengah bentang  = 11,14 mm  = 5,92 mm
bE / n = 12,9 cm
Garis netral komposit
20 cm
58,8 cm
WF 600.300.12.20
Garis netral profil
ya
yb
(tekan)
2,85 MPa
0,73 MPa
6,18 MPa
8,48 MPa
(tekan)
(tarik)
8,48 MPa
46,96 MPa
(tarik)
+
38,48 MPa
(tarik)
=
Sebelum komposit Sesudah komposit
(tekan)
2,85 MPa
0,73 MPa
2,30 MPa

More Related Content

What's hot

Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
Nurul Angreliany
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Agus Tri
 
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
Aris Munandar Saputra
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Baja
bumi lohita
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
NitaMewaKameliaSiman
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
Mira Pemayun
 
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedungpenulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
Agus Fitriyanto
 
Cek penampang balok rafter baja gable
Cek penampang balok rafter baja gableCek penampang balok rafter baja gable
Cek penampang balok rafter baja gable
Afret Nobel
 
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokcontoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
Shaleh Afif Hasibuan
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur baja
tanchul
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingGraham Atmadja
 
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
Mira Pemayun
 
1. analisis slab lantai jembatan
1. analisis slab lantai jembatan1. analisis slab lantai jembatan
1. analisis slab lantai jembatan
eidhy setiawan eidhy Edy
 
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
WSKT
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Harry Calbara
 
Perancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik JalanPerancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik Jalan
Christian indrajaya, ST, MT
 
kuliah kolom panjang
kuliah kolom panjangkuliah kolom panjang
kuliah kolom panjang
Abtas Lamakarate
 
Laporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturLaporan prancangan struktur
Laporan prancangan struktur
Komang Satriawan
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
noussevarenna
 

What's hot (20)

Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
 
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Baja
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedungpenulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
penulangan kolom, balok dan plat bangunan gedung
 
Cek penampang balok rafter baja gable
Cek penampang balok rafter baja gableCek penampang balok rafter baja gable
Cek penampang balok rafter baja gable
 
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokcontoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur baja
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
 
1. analisis slab lantai jembatan
1. analisis slab lantai jembatan1. analisis slab lantai jembatan
1. analisis slab lantai jembatan
 
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014Baja tulangan beton SNI 2052-2014
Baja tulangan beton SNI 2052-2014
 
Pondasi sumuran
Pondasi sumuranPondasi sumuran
Pondasi sumuran
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
 
Perancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik JalanPerancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik Jalan
 
kuliah kolom panjang
kuliah kolom panjangkuliah kolom panjang
kuliah kolom panjang
 
Laporan prancangan struktur
Laporan prancangan strukturLaporan prancangan struktur
Laporan prancangan struktur
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
 

Viewers also liked

perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN BANJIR KANAL TIMUR GAYAMSARI KOTA SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN BANJIR KANAL TIMUR GAYAMSARI KOTA SEMARANGTUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN BANJIR KANAL TIMUR GAYAMSARI KOTA SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN BANJIR KANAL TIMUR GAYAMSARI KOTA SEMARANG
Rizal Budiarta
 
Tipe tipe jembatan
Tipe tipe jembatanTipe tipe jembatan
Tipe tipe jembatan
gondellgondell
 
STRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATANSTRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATAN
Cut Nawalul Azka
 
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
 Laporan Pratikum Beton dan Mix Design Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
Afif Yulfriza
 
Analisa harga satuan
Analisa harga satuanAnalisa harga satuan
Analisa harga satuan
edward syahputra
 
Review Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota Semarang
Review Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota SemarangReview Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota Semarang
Review Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota Semarang
bramantiyo marjuki
 
Analisa harga satuan jasa
Analisa harga satuan jasaAnalisa harga satuan jasa
Analisa harga satuan jasa
Ronny wisanggeni
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
Proposal pembangunan jembatan
Proposal pembangunan jembatanProposal pembangunan jembatan
Proposal pembangunan jembatan
bisri_makmur
 
Perhitungan biaya alat berat
Perhitungan biaya alat beratPerhitungan biaya alat berat
Perhitungan biaya alat berat
Muhamad Ramdhani
 
Proposal pembangunan jembatan kampung
Proposal pembangunan jembatan kampung Proposal pembangunan jembatan kampung
Proposal pembangunan jembatan kampung
Photo Setudio Planet solo grand mall
 
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatan
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatanStandar perencanaan struktur baja untuk jembatan
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatan
ardi nasir
 
Tugas metode pelaksanaan konstruksi
Tugas metode pelaksanaan konstruksiTugas metode pelaksanaan konstruksi
Tugas metode pelaksanaan konstruksi
arjuni rahman
 
Buku beton
Buku betonBuku beton
Buku beton
Fadly Parenrengi
 
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
gaffarudin
 

Viewers also liked (20)

perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN BANJIR KANAL TIMUR GAYAMSARI KOTA SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN BANJIR KANAL TIMUR GAYAMSARI KOTA SEMARANGTUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN BANJIR KANAL TIMUR GAYAMSARI KOTA SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN BANJIR KANAL TIMUR GAYAMSARI KOTA SEMARANG
 
Tipe tipe jembatan
Tipe tipe jembatanTipe tipe jembatan
Tipe tipe jembatan
 
STRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATANSTRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATAN
 
Pertemuan v
Pertemuan vPertemuan v
Pertemuan v
 
semen
semensemen
semen
 
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
 Laporan Pratikum Beton dan Mix Design Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
 
Ptm alat berat
Ptm alat beratPtm alat berat
Ptm alat berat
 
Analisa harga satuan
Analisa harga satuanAnalisa harga satuan
Analisa harga satuan
 
Review Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota Semarang
Review Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota SemarangReview Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota Semarang
Review Normalisasi dan Pembangunan Banjir Kanal Barat Kota Semarang
 
Analisa harga satuan jasa
Analisa harga satuan jasaAnalisa harga satuan jasa
Analisa harga satuan jasa
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
Proposal pembangunan jembatan
Proposal pembangunan jembatanProposal pembangunan jembatan
Proposal pembangunan jembatan
 
Perhitungan biaya alat berat
Perhitungan biaya alat beratPerhitungan biaya alat berat
Perhitungan biaya alat berat
 
Proposal pembangunan jembatan kampung
Proposal pembangunan jembatan kampung Proposal pembangunan jembatan kampung
Proposal pembangunan jembatan kampung
 
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatan
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatanStandar perencanaan struktur baja untuk jembatan
Standar perencanaan struktur baja untuk jembatan
 
Tugas metode pelaksanaan konstruksi
Tugas metode pelaksanaan konstruksiTugas metode pelaksanaan konstruksi
Tugas metode pelaksanaan konstruksi
 
Buku beton
Buku betonBuku beton
Buku beton
 
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
 
jembatan
jembatanjembatan
jembatan
 

Similar to Modul 6-sesi-3-jembatan-komposit

Anstruk modul 6-sesi-3-jembatan-komposit
Anstruk modul 6-sesi-3-jembatan-kompositAnstruk modul 6-sesi-3-jembatan-komposit
Anstruk modul 6-sesi-3-jembatan-komposit
Haryo Seno
 
Tugas komposit
Tugas kompositTugas komposit
Tugas komposit
Qiqi Aw
 
Perilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton BertulangPerilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton Bertulang
Saiful Hadi
 
Bab 4 plat
Bab 4 platBab 4 plat
Bab 4 plat
shofimahmudah1
 
2. pci girder
2. pci girder2. pci girder
2. pci girder
Sari Baiti Syamsul
 
Perhitungan balok prategang_pci_-girder
Perhitungan balok prategang_pci_-girderPerhitungan balok prategang_pci_-girder
Perhitungan balok prategang_pci_-girder
janahsiti
 
Konstruksi baja-jembatan truss
Konstruksi baja-jembatan trussKonstruksi baja-jembatan truss
Konstruksi baja-jembatan truss
Mughny Halim
 
PPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxPPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptx
GentaPermata2
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategang
rendy surindra
 
PERHITUNGAN STONRISE 2 LANTAI.pdf
PERHITUNGAN STONRISE 2 LANTAI.pdfPERHITUNGAN STONRISE 2 LANTAI.pdf
PERHITUNGAN STONRISE 2 LANTAI.pdf
SavageHunter3
 
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaanModul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Sibujang Civil
 
Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3
dodi rahmawan
 
BAB 2.PDF
BAB 2.PDFBAB 2.PDF
BAB 2.PDF
ssuserb62304
 
ppt struktur beton oleh kelompok 04 .pptx
ppt struktur beton oleh kelompok 04 .pptxppt struktur beton oleh kelompok 04 .pptx
ppt struktur beton oleh kelompok 04 .pptx
TikaIka7
 
25. perhitungan struktur underpass
25. perhitungan struktur underpass25. perhitungan struktur underpass
25. perhitungan struktur underpass
Rasinanda
 
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxPPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
GentaPermata2
 
Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1
Aziz Adi
 
Slide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdf
Slide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdfSlide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdf
Slide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdf
MuhamadIlham279890
 
Analisis stabilitas bendung
Analisis stabilitas bendungAnalisis stabilitas bendung
Analisis stabilitas bendung
Rizky Fitri
 
Analisis stabilitas bendung
Analisis stabilitas bendungAnalisis stabilitas bendung
Analisis stabilitas bendung
Rizky Fitri
 

Similar to Modul 6-sesi-3-jembatan-komposit (20)

Anstruk modul 6-sesi-3-jembatan-komposit
Anstruk modul 6-sesi-3-jembatan-kompositAnstruk modul 6-sesi-3-jembatan-komposit
Anstruk modul 6-sesi-3-jembatan-komposit
 
Tugas komposit
Tugas kompositTugas komposit
Tugas komposit
 
Perilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton BertulangPerilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton Bertulang
 
Bab 4 plat
Bab 4 platBab 4 plat
Bab 4 plat
 
2. pci girder
2. pci girder2. pci girder
2. pci girder
 
Perhitungan balok prategang_pci_-girder
Perhitungan balok prategang_pci_-girderPerhitungan balok prategang_pci_-girder
Perhitungan balok prategang_pci_-girder
 
Konstruksi baja-jembatan truss
Konstruksi baja-jembatan trussKonstruksi baja-jembatan truss
Konstruksi baja-jembatan truss
 
PPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxPPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptx
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategang
 
PERHITUNGAN STONRISE 2 LANTAI.pdf
PERHITUNGAN STONRISE 2 LANTAI.pdfPERHITUNGAN STONRISE 2 LANTAI.pdf
PERHITUNGAN STONRISE 2 LANTAI.pdf
 
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaanModul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
 
Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3
 
BAB 2.PDF
BAB 2.PDFBAB 2.PDF
BAB 2.PDF
 
ppt struktur beton oleh kelompok 04 .pptx
ppt struktur beton oleh kelompok 04 .pptxppt struktur beton oleh kelompok 04 .pptx
ppt struktur beton oleh kelompok 04 .pptx
 
25. perhitungan struktur underpass
25. perhitungan struktur underpass25. perhitungan struktur underpass
25. perhitungan struktur underpass
 
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxPPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
 
Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1Tugas besar baja 1
Tugas besar baja 1
 
Slide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdf
Slide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdfSlide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdf
Slide-CIV204-CIV204-slide-3-7.pdf
 
Analisis stabilitas bendung
Analisis stabilitas bendungAnalisis stabilitas bendung
Analisis stabilitas bendung
 
Analisis stabilitas bendung
Analisis stabilitas bendungAnalisis stabilitas bendung
Analisis stabilitas bendung
 

Recently uploaded

TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
AzrilAld
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
muhhaekalsn
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 

Recently uploaded (10)

TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 

Modul 6-sesi-3-jembatan-komposit

  • 1. STRUKTUR BAJA II MODUL 6 S e s i 3 Struktur Jembatan Komposit Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution Materi Pembelajaran : 7. Pelaksanaan Konstruksi Komposit dengan Perancah dan Tanpa Perancah. 8. Contoh Soal. Tujuan Pembelajaran :  Mahasiswa mengetahui, memahami dan dapat melakukan pemeriksaan tegangan elastis pada penampang komposit berdasarkan sistem pelaksanaan konstruksi. DAFTAR PUSTAKA a) Agus Setiawan,”Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03- 1729-2002)”, Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 2008. b) Charles G. Salmon, Jhon E. Johnson,”STRUKTUR BAJA, Design dan Perilaku”, Jilid 2, Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 1996, atau, c) Charles G. Salmon, Jhon E. Johnson, Steel Structures Design and Behavior, 5th Edition, Pearson Education Inc., 2009 d) RSNI T-03-2005, Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan. e) Tabel Baja PT. GUNUNG GARUDA.
  • 2. thamrinnst.wordpress.com UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemilik hak cipta photo-photo, buku-buku rujukan dan artikel, yang terlampir dalam modul pembelajaran ini. Semoga modul pembelajaran ini bermanfaat. Wassalam Penulis Thamrin Nasution thamrinnst.wordpress.com thamrin_nst@hotmail.co.id
  • 3. Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM. 1 STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT 7. Pelaksanaan Konstruksi Komposit dengan Perancah dan Tanpa Perancah . a. Menggunakan Perancah. Konstruksi komposit dengan penunjang sementara (shored construction) disebut juga "komposit penuh". Maksudnya ialah bahwa selama pengerjaan/pengecoran beton, diperlukan penopang sebagaimana lazimnya pada pengecoran beton bertulang biasa. Maka penopang berfungsi memikul semua beban mati yaitu berat sendiri balok baja, cetakan dan beton cor termasuk pekerja. Dalam hal ini gelagar/balok baja tidak memikul beban-beban mati tadi. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi tegangan beban kerja pada balok baja. Keuntungannya adalah lebih ekonomis (ditinjau dari bahan gelagar baja) dan lendutan (deflection) menjadi lebih kecil. Untuk penyelenggaraan konstruksi jembatan komposit, hal ini patut dipertimbangkan terutama apabila diperlukan perancah-perancah yang cukup mahal sehingga menjadi kurang ekonomis. b. Kontruksi komposit tanpa penunjang sementara. Unshored Construction atau disebut juga setengah komposit. Dalam hal ini tidak diperlukan perancah/penopang. Balok baja cukup kuat memikul berat sendiri balok baja, cetakan dan beton cor, termasuk pekerja. Dibandingkan dengan keadaan diatas, disini tentunya dimensi balok baja menjadi lebih besar dan pelendutan (deflection) juga akan lebih besar pula, karena beban sepenuhnya dipikul balok baja. Untuk mengetahui pengaruh perancah dalam penyelenggaraan konstruksi komposit dapat dilihat pada contoh berikut ini. 8. Contoh Soal. Sebuah jembatan komposit dengan perletakan sederhana, mutu beton, K-300, panjang bentang, L = 12 meter. Tebal lantai beton hc = 20 cm, jarak antara gelagar, S = 1,10 meter. Gelagar memakai WF 600.300.12.20, mutu baja BJ-41. Beban pekerja 500 kg/m2 . Hitunglah tegangan yang terjadi pada penampang komposit akibat berat sendiri dan pekerja untuk sistem pelaksanaan tanpa perancah (unshored) dan dengan sistem pelaksanaan memakai perancah (shored). Penyelesaian : A). DATA - DATA 1. DATA GEOMETRIS JEMBATAN Tebal slab lantai jembatan hc = 20,0 cm. Jarak antara gelagar baja S = bo = 110,0 cm. Panjang bentang jembatan L = 12,0 m. 2. DATA MATERIAL a. BETON Mutu beton, K-300 = 300 kg/cm2 Kuat tekan beton, fc' = 0,83 K/10 = 24,9 MPa. Modulus Elastis, = 23453 MPa. Berat beton bertulang, Wc = 25 kN/m3 . c'4700Ec f
  • 4. Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM. 2 Gambar 15 : gambar soal 6.2. b. BAJA Mutu baja, BJ - 41 Tegangan leleh baja, fy = 250 MPa. Modulus elastis, Es = 200.000 Mpa. Profil WF 600.300.12.20 Io = 118000 cm4 . hs = 58,8 cm. As = 192,5 cm2 . qs = 151 kg/m = 1,51 kN/m. c. BEKISTING. Berat bekisting 50 kg/m2 = 0,5 kN/m2 . 3. BEBAN HIDUP PEKERJA, qp = 500 kg/m2 = 5 kN/m2 . B). PELAKSANAAN TANPA PERANCAH (Unshored) 1. Berat Sendiri. - Pelat beton, qc = (1,10 m) . (0,20 m) . (25 kN/m3 ) = 5,500 kN/m’. - Profil WF 600.300.12.20, qs = 1,510 kN/m’. - Bekisting = (1,10 m) . (0,5 kN/m2 ) = 0,550 kN/m’. q = 7,560 kN/m’. Pada tahap pertama, kondisi tidak komposit karena beton belum mengeras, beban sepenuhnya dipikul gelagar baja. Panjang bentang L = 12 m bo = 1,10 m bo = 1,10 m S = bo 20 cm S = bo WF 600.300.12.20 WF 600.300.12.20 WF 600.300.12.20 WF 600.300.12.20 WF 600.300.12.20
  • 5. Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM. 3 2. Momen lentur. Momen maksimum terjadi di tengah bentang sebesar, Mmaks = 1/8 q L2 = 1/8 . (7,560 kN/m’) . (12 m)2 = 136,080 kN.m’. 3. Tegangan yang terjadi pada gelagar baja. Pada tepi atas flens atas profil WF, )mm10x118000( mm)(588/2xmm).Nx10080,136( Ios )2/hs(.M sa 44 6 f = 33,90 MPa (tekan). Pada tepi bawah flens bawah profil WF, fsb = fsa = 33,90 MPa (tarik). 4. Lendutan (deflection). Lendutan maksimum terjadi di tengah bentang dipikul gelagar baja, sebesar, )mm10x(118000.MPa)200000( mm)10x(12.)kN/m'560,7( 384 5 Ios.Es . 384 5 44 434  Lq  = 8,65 mm Pada tahap kedua, kondisi komposit karena beton sudah mengeras, beban pekerja sebesar 500 kg/m2 dipikul penampang komposit. 5. Berat pekerja. qp = (1,10 m) . (5 kN/m2 ) = 5,500 kN/m’. 6. Momen lentur. Momen maksimum terjadi di tengah bentang sebesar, Mmaks = 1/8 qp L2 = 1/8 . (5,500 kN/m’) . (12 m)2 = 99,000 kN.m’. 7. Garis netral penampang komposit. Lebar efektif (RSNI T-03-2005), bE = L / 5 = 12 m / 5 = 2,4 m bE = bo = 1,10 m (menentukan). bE = 12 hc = 12 . (0,20 m) = 2,40 m. Modulus ratio, n = Es / Ec = (200.000 MPa)/(23500 MPa) = 8,5 Lebar equivalen baja, bE / n = 1,10 m / 8,5 = 0,129 m = 12,9 cm. Letak garis netral komposit. Luas penampang baja equivalen, Ac = (12,9 cm) . (20 cm) = 258 cm2 . Luas profil WF 600.300.12.20 As = 192,5 cm2 . Luas total, Atotal = 450,5 cm2 . - Statis momen ke sisi atas pelat beton, Atotal . ya = Ac . (hc/2) + As . (hs/2 + hc) (450,5 cm2 ) . ya = (258 cm2 ) . (20 cm/2) + (192,5 cm2 ) . (58,8 cm/2 + 20 cm) (450,5 cm2 ) . ya = 2580,0 cm3 + 9509,5 cm3 = 12089,5 cm3
  • 6. Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM. 4 ya = (12089,5 cm3 )/(450,5 cm2 ) = 26,84 cm. Gambar 16 : Letak garis netral penampang komposit - Statis momen ke sisi bawah flens bawah profil, Atotal . yb = Ac . (hs + hc/2) + As . (hs/2) (450,5 cm2 ) . yb = (258 cm2 ) . (58,8 cm + 20 cm/2) + (192,5 cm2 ) . (58,8 cm/2) (450,5 cm2 ) . yb = 17750,4 cm3 + 5659,5 cm3 = 23409,9 cm3 . yb = (23409,9 cm3 )/(450,5 cm2 ) = 51,96 cm - Kontrol, Ya + yb = hs + hc 26,84 cm + 51,96 cm = 58,8 cm + 20 cm 78,8 cm = 78,8 cm (memenuhi). 8. Momen inertia penampang komposit. a. Penampang baja equivalen. Luas penampang baja equivalen, Ac = 258,0 cm2 . Momen inertia terhadap diri sendiri, Ioc = 1/12 . (12,9 cm) . (20 cm)3 = 8600,0 cm4 . Letak pusat berat penampang baja equivalen terhadap garis netral komposit, d1 = ya – (hc/2) = (26,84 cm) – (20 cm/2) = 16,84 cm. Momen inertia penampang baja equivalen terhadap garis netral komposit , Ic = Ioc + Ac . d1 2 = 8600,0 cm4 + (258,0 cm2 ).(16,84 cm)2 = 81765,1 cm4 . b. Profil WF 600.300.12.20. Luas profil WF, As = 192,5 cm2 . Momen inertia terhadap diri sendiri, Ios = 118000 cm4 . Letak pusat berat profil WF terhadap garis netral komposit, bE = 110 cm bE / n = 12,9 cm yb Garis netral komposit hc = 20 cm hs = 58,8 cm 39,4 cm 29,4 cm WF 600.300.12.20 Garis netral profil ya 78,8 cm d2 d1
  • 7. Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM. 5 d2 = yb – (hs/2) = (51,96 cm) – (58,8 cm/2) = 22,56 cm. Momen inertia profil WF terhadap garis netral komposit , Is = Ios + A . d2 2 = 118000 cm4 + (192,5 cm2 ).(22,56 cm)2 = 215973,6 cm4 . c. Momen inertia penampang komposit. I = Ic + Is = 81765,1 cm4 + 215973,6 cm4 = 297738,7 cm4 . 9. Tegangan yang terjadi pada penampang komposit. Pada tepi atas pelat beton, )mm10x7,297738(.)5,8( mm)(268,4xmm).Nx10000,99( I.n ya.M ca 44 6 f = 1,05 MPa (tekan). Pada tepi bawah pelat beton, )mm10x7,297738(.)5,8( 200mm)-mm(268,4xmm).Nx10000,99( I.n mm)200-ya(.M cb 44 6 f = 0,27 MPa (tekan). Pada tepi atas flens atas profil WF, )mm10x7,297738( 200mm)-mm(268,4xmm).Nx10000,99( I mm)200-ya(.M sa 44 6 f = 2,27 Mpa (tekan). Pada tepi bawah flens bawah profil WF, )mm10x7,297738( mm)(519,6xmm).Nx10000,99( I yb)(.M sb 44 6 f = 17,28 Mpa (tarik). 10. Jumlah tegangan pada penampang komposit. Pada tepi atas flens atas profil WF, fsa = 33,90 MPa + 2,27 MPa = 36,17 MPa. Pada tepi bawah flens bawah profil WF, fsb = 33,90 MPa + 17,28 MPa = 51,18 MPa. Gambar 17 : Diagram tegangan penampang komposit tanpa perancah (unshored). bE / n = 12,9 cm Garis netral komposit 20 cm 58,8 cm WF 600.300.12.20 Garis netral profil ya yb (tekan) 1,05 MPa 0,27 MPa 2,27 MPa 33,9 MPa (tarik) (tekan) 33,9 MPa 17,28 MPa (tarik) + 36,17 MPa 51,18 MPa (tarik) = 0,27 MPa (tekan) 1,05 MPa Sebelum komposit Sesudah komposit
  • 8. Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM. 6 11. Lendutan (deflection)., Lendutan tambahan akibat beban hidup pekerja 500 kg/m2 pada kondisi komposit, maksimum terjadi di tengah bentang sebesar, )mm10x(297738,7.MPa)200000( mm)10x(12.)kN/m'500,5( 384 5 I.Es .qp 384 5 44 434  L  = 2,49 mm Jumlah lendutan,  = 8,65 mm + 2,49 mm = 11,14 mm. C). PELAKSANAAN MENGGUNAKAN PERANCAH (Shored) Gambar 18 : Gelagar dipasang perancah (shored). 1. Berat Sendiri. - Pelat beton, qc = (1,10 m) . (0,20 m) . (25 kN/m3 ) = 5,500 kN/m’. - Profil WF 600.300.12.20, qs = 1,510 kN/m’. - Bekisting = (1,10 m) . (0,5 kN/m2 ) = 0,550 kN/m’. q = 7,560 kN/m’. Pada tahap pertama, kondisi tidak komposit karena beton belum mengeras, beban sepenuhnya dipikul gelagar baja dan disalurkan melalui perletakan (A), (C) dan perancah (B). 2. Analisa struktur. Momen maksimum terjadi pada tumpuan B dan lapangan A-B, S1 S2 L S4 S5 perancah Pengecoran lantai beton 1/2 L q = 7,560 kN/m’ – 1/2 L A B C RAV RBV RCV + M (-) = 1/32 q L 2 M (+) = 9/512 q L 2 + M + = 9/512 q L 2 3/16 L 3/16 L
  • 9. Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM. 7 Momen maksimum negatip, MB = 1/8 q . (1/2 L)2 = 1/8 . (7,560 kN/m’) . (12/2 m)2 = 34,020 kN.m’. Reaksi perletakan, RAV = 1/2 q (1/2 L) – MB/(1/2 L) = 1/2 q (1/2 L) – {1/8 q (1/2 L)2 / (1/2 L)} = 1/4 q L – 1/16 q L RAV = 3/16 q L = 3/16 . (7,560 kN/m’) . (12 m) = 17,010 kN. RBV = 1/2 q (1/2 L) + 1/2 q (1/2 L) + 2 MB/(1/2L) = 1/2 q L + 2.{1/8 q (1/2 L)2 / (1/2 L)} = 1/2 q L + 1/8 q L RBV = 5/8 q L = 5/8 . (7,560 kN/m’) . (12 m) = 56,700 kN. Momen maksimum positip. Momen maksimum positip terdapat pada titik dimana gaya lintang sama dengan nol, Dx = RAV – q x = 0, x = RAV / q = 3/16 q L / q = 3/16 L = 3/16 . (12 m) = 2,250 m dari tumpuan A. Mmaks = RAV . x – 1/2 q x2 = (3/16 q L) . (3/16 L) – 1/2 q . (3/16 L)2 = 9/512 q L2 = 9/512 . (7,560 kN/m’) . (12 m)2 Mmaks = 19,13625 kN.m’. 3. Tegangan yang terjadi pada gelagar baja. a. Pada daerah momen maksimum negatip (pada tumpuan B). Pada tepi atas flens atas profil WF, )mm10x118000( mm)(588/2xmm).Nx10020,34( Ios )2/hs(.M sa 44 6 B f = 8,48 MPa (tarik). Pada tepi bawah flens bawah profil WF, fsb = fsa = 8,48 MPa (tekan). b. Pada daerah momen maksimum positip (3/16 L dari A). Pada tepi atas flens atas profil WF, )mm10x118000( mm)(588/2xmm).Nx1013625,19( Ios )2/hs(.M sa 44 6 maks f = 4,78 MPa (tekan). Pada tepi bawah flens bawah profil WF, fsb = fsa = 4,78 MPa (tarik). 4. Lendutan (deflection). Lendutan di tengah bentang tidak terjadi karena ditahan perancah, maka  = 0 mm Pada tahap kedua, kondisi komposit karena beton sudah mengeras, perancah dilepaskan, beban pekerja sebesar 500 kg/m2 dipikul penampang komposit ditambah dengan reaksi perletakan B (perancah).
  • 10. Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM. 8 Gambar 19 : Perancah gelagar dibuka. 5. Berat pekerja. qp = (1,10 m) . (5 kN/m2 ) = 5,500 kN/m’. 6. Momen lentur. Momen maksimum terjadi di tengah bentang sebesar, a. Akibat beban hidup pekerja 500 kg/m2 . Mmaks = 1/8 qp L2 = 1/8 . (5,500 kN/m’) . (12 m)2 = 99,000 kN.m’. b. Akibat reaksi perancah (RBV). Mmaks = 1/4 RBV . L = 1/4 . (56,700 kN) . (12 m) = 170,100 kN.m’. Jumlah momen, MB = 99,000 kN.m’ + 170,100 kN.m’ = 269,100 kN.m’. 7. Tegangan yang terjadi pada penampang komposit. Pada tepi atas pelat beton, )mm10x7,297738(.)5,8( mm)(268,4xmm).Nx10100,269( I.n ya.M ca 44 6 B f = 2,85 MPa (tekan). Pada tepi bawah pelat beton, )mm10x7,297738(.)5,8( 200mm)-mm(268,4xmm).Nx10100,269( I.n mm)200-ya(.M cb 44 6 B f = 0,73 MPa (tekan). Pada tepi atas flens atas profil WF, )mm10x7,297738( 200mm)-mm(268,4xmm).Nx10100,269( I mm)200-ya(.M sa 44 6 B f = 6,18 Mpa (tekan). L = 12 m qp = 5,500 kN/m’ A C RAV RBV = 56,700 kN RCV 3/16 L M = 1/8 qp L 2 M = 1/4 RBV L
  • 11. Modul kuliah “STRUKTUR BAJA II” , 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM. 9 Pada tepi bawah flens bawah profil WF, )mm10x7,297738( mm)(519,6xmm).Nx10100,269( I yb)(.M sb 44 6 B f = 46,96 Mpa (tarik). 8. Jumlah tegangan pada penampang komposit. Pada tepi atas flens atas profil WF, fsa = 8,48 MPa – 6,18 MPa = 2,30 MPa (tarik). Pada tepi bawah flens bawah profil WF, fsb = – 8,48 MPa + 46,96 MPa = 38,48 MPa (tarik). Gambar 20 : Diagram tegangan penampang komposit pakai perancah (shored), dan saat perancah gelagar dibuka. 9. Lendutan (deflection). Lendutan pada tengah bentang pada saat komposit, dan perancah dibuka, )mm10x(297738,7.MPa)200000( mm)10x(12.)kN/m'500,5( 384 5 I.Es .qp 384 5 44 434  L  = 2,49 mm )mm10x(297738,7.MPa)200000( mm)10x(12.kN)10x7,56( 48 1 I.Es . 48 1 44 3333 BV  LR  = 3,43 mm Jumlah lendutan,  = 0 mm + 2,49 mm + 3,43 mm = 5,92 mm. Tabel 1 : Nilai tegangan dan lendutan berdasarkan sistem pelaksanaan. TANPA PERANCAH PAKAI PERANCAH SISTEM PELAKSANAAN (Unshored) (Shored) Tinjauan terhadap : Sebelum komposit Sebelum komposit Tegangan pada gelagar fsa = 33,90 MPa (tekan) fsa = 8,48 MPa (tarik) ditengah bentang. fsb = 33,90 MPa (tarik) fsb = 8,48 MPa (tekan) Lendutan di tengah bentang  = 8,65 mm  = 0 mm Tinjauan terhadap : Sesudah komposit Sesudah komposit Tegangan pada lantai beton fca = 1,05 MPa (tekan) fca = 2,85 MPa (tekan) ditengah bentang. fcb = 0,27 MPa (tekan) fcb = 0,27 MPa (tekan) Tegangan pada gelagar fsa = 36,17 MPa (tekan) fsa = 2,30 MPa (tarik) ditengah bentang. fsb = 51,18 MPa (tarik) fsb = 38,48 MPa (tarik) Lendutan di tengah bentang  = 11,14 mm  = 5,92 mm bE / n = 12,9 cm Garis netral komposit 20 cm 58,8 cm WF 600.300.12.20 Garis netral profil ya yb (tekan) 2,85 MPa 0,73 MPa 6,18 MPa 8,48 MPa (tekan) (tarik) 8,48 MPa 46,96 MPa (tarik) + 38,48 MPa (tarik) = Sebelum komposit Sesudah komposit (tekan) 2,85 MPa 0,73 MPa 2,30 MPa