Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Teks 3.2. mmp
1. Bahan Bacaan MMP
1
MEMBACA, MENULIS PERMULAAN
Hakikat MMP
Pada awal-awal persekolahan murid-murid kelas I SD, sajian pembelajaran yang utama untuk
mereka adalah membaca dan menulis. Pembelajaran untuk kedua jenis keterampilan ini
dikemas dalam satu paket yang biasa disebut paket MMP, paket membaca dan menulis
permulaan. Melalui paket ini, untuk pertama kalinya para murid baru diperkenalkan dengan
lambang-lambang tulis yang biasa digunakan untuk berkomunikasi. Sasaran utamanya
adalah para murid kelas I SDmemiliki kemampuan membaca dan kemapuan menulis pada
tingkat dasar. Kemampuan dasar dimaksud akan menjadi landasan bagi keterampilan-
keterampilan lain, baik dalam kehidupan akademik di sekolah, maupun dalam kehidupan
bermasyarakat.
Mengapa disebut permulaan, dan apa sasarannya? Peralihan dari masa bermain di TK (bagi
anak-anak yang mengalaminya) atau dari lingkungan rumah (bagi anak yang tidak menjalani
masa di TK) ke dunia sekolah merupakan hal baru bagi anak. Hal pertama yang diajarkan
kepada anak pada awal-awal masa persekolahan itu adalah kemampuan membaca dan
menulis. Kedua kemampuan ini akan menjadi landasan dasar bagi pemerolehan bidang-
bidang ilmu lainnya di sekolah. Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada
kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf. Maksudnya, anak-anak
dapat mengubah dan melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna.
Pada tahap ini sangat dimungkinkan anak-anak dapat melafalkan lambang-lambang huruf
yang dibacanya tanpa diikuti oleh pemahaman terhadap lambang bunyi-bunyi lambang
tersebut. Kemampuan melek huruf ini selanjutnya dibina dan ditingkatkan menuju pemilikan
kemampuan membaca tingkat lanjut, yakni melek wacana. Yang dimaksud dengan melek
wacana adalah kemampuan membaca yang sesungguhnya, yakni kemampuan mengubah
lambang-lambang tulis menjadi bunyi-bunyi bermakna disertai pemahaman akan lambang-
lambang tersebut. Dengan bekal kemampuan melek wacana inilah kemudian anak
dipajankan dengan berbagai informasi dan pengetahuan dari berbagai media cetak yang
2. Bahan Bacaan MMP
2
dapat diakses sendiri. Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan
kemampuan membaca permulaan. Pada tingkat dasar/permulaan, pembelajaran menulis
lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik. Anak-anak dilatih untuk dapat
menuliskan (mirip dengan kemampuan melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis
yang jika dirangkaikan dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna.
Selanjutnya, dengan kemampuan dasar ini, secara perlahan-lahan anak-anak digiring pada
kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui
lambang-lambang tulis yang sudah dikuasainya. Inilah kemampuan menulis yang sesungguh
MMP merupakan kepanjangan dari Membaca Menulis Permulaan. Disebut permulaan
karena hal pertama yang diajarkan kepada anak pada awal-awal masapersekolahan itu
adalah kemampuan membaca dan menulis yang lebih diorientasikan pada kemampuan
membaca dan menulis tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf dan kemampuan
menulis mekanik. Kedua kemampuan ini akan menjadi landasan dasar bagi pemerolehan
bidang-bidang ilmu lainnya di sekolah.
Kemampuan melek huruf ini selanjutnya dibina dan ditingkatkan menuju pemilikan
kemampuan membaca tingkat lanjut, yakni kemampuan melek wacana adalah kemampuan
membaca yang sesungguhnya, yakni kemampuan mengubah lambang-lambang tulis menjadi
bunyi-bunyi bermakna disertai pemahaman akan lambang-lambang tersebut.
Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca
permulaan. Pada tingkat dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada
kemampuan yang bersifat mekanik.
Tujuan pembelajaran membaca dan menlis permulaan menurut Kurikulum 2004 tercermin
dalam kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator aspek membaca dan menulis untuk
kelas 1 SD.
MEMBACA PERMULAAN DI KELAS RENDAH
1. Pengertian Membaca Permulaan
3. Bahan Bacaan MMP
3
Membaca merupakan suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses yang bersifat
fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual. Dengan indera visual, pembaca
mengenali dan membedakan gambar-gambar bunyi serta kombinasinya. Melalui
proses recoding, pembaca mengasosiasikan gambar-gambar bunyi beserta kombinasinya itu
dengan bunyi-bunyinya. Selanjutnya dikemukakan bahwa untuk memperoleh kemampuan
membaca diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan membunyikan (a) lambang-lambang
tulis, (b) penguasaan kosakata untuk memberi arti, dan (c) memasukkan makna dalam
kemahiran bahasa. Membaca pada tingkatan ini merupakan kegiatan belajar mengenal
bahasa tulis dan siswa dituntut dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa tersebut
dengan kemampuan membunyikan (a) lambang-lambang tulis, (b) penguasaan kosakata
untuk memberi arti, dan (c) memasukkan makna dalam kemahiran bahasa.
2. Tujuan Membaca Permulaan
Pembelajaran membaca permulaan diberikan di kelas I, II, dan III. Tujuannya adalah agar
siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang
wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut. Pelaksanaan membaca permulaan di
kelas I Sekolah Dasar dilakukan dalam dua tahap, yaitu membaca periode tanpa buku dan
membaca dengan menggunakan buku. Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan
dengan cara mengajar dengan menggunakan media atau alat peraga selain buku misalnya
kartu gambar, kartu huruf, kartu kata dan kartu kalimat. Pembelajaran membaca dengan
buku merupakan kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran.
3. Persiapan Membaca Permulaan
Langkah-langkahnya yaitu : (a) Penguatan prosedur kelas (siswa focus dan tenang) dan etika
membaca (menjaga kebersihan buku, berbagi bila buku digunakan bersama);(b) Cara duduk
siswa (posisi duduk tegak); (c) Cara membuka buku (dari halaman depan ke belakang); (d)
Mengatur jarak mata ke buku (jarak pandang antara mata dan buku ± 40 cm); dan (e)
Melatih cara membaca dari kiri ke kanan.
4. Metode-metode Membaca Permulaan
4. Bahan Bacaan MMP
4
Dalam pembelajaran membaca permulaan ada beberapa metode membaca permulaan yang
bisa diterapkan antara lain: (a) metode Abjad, (b) metode Eja, (c) metode Bunyi, (d) metode
suku kata, (e) metode kata, (f) metode global, (g) metode SAS
5. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar membaca dan menulis permulaan ini terbagi
kedalam dua tahapan sebagai berikut: (a). pembelajaran tanpa buku dan (b) pembelajaran
dengan menggunakan buku.
Langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan tanpa buku
a. Menunjukan gambar
b. Mencerikan gambar
c. Siswa bercerita dengan bahasa sendiri
d. Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf (tulisan) melalui bantuan gambar
e. Membaca tulisan bergambar
f. Membaca tulisan tanpa gambar
g. Memperkenalkan huruf, suku kata , kata atau kalimat dengan bantuan kartu.
Langkah-langkah pembelajaran Membaca Permulaan dengan menggunakan buku
a. Membaca buku pelajaran atau buku paket
b. Membaca buku atau majalah anak yang sudah terpilih
c. Membaca bacaan susunan bersama guru-siswa
d. Membaca bacaan susunan siswa ( kelompok perseorangan)
5. Bahan Bacaan MMP
5
MENULIS PERMULAAN
Menulis merupakan kegiatan komunikasi verbal yang berisi penyampaian pesan dengan
menggunakan tulisan sebagai mediumnya.Pesan yang dimaksud di sini adalah isi atau
muatan yang terkandung dalam tulisan, sedangkan tulisan pada dasarnya adalah rangkaian
huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan dan
pungtuasi.
Dalam menulis permulaan, tujuannya adalah agar siswa dapat menulis kata-kata dan kalimat
sederhana dengan tepat.Pada menulis permulaan siswa diharapkan untuk dapat
memproduksi tulisan yang dapat dimulai dengan tulisan eja
Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok, yakni :
a. Pengenalan huruf
Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca
permulaan. Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta
pelafalannya dengan benar. Fungsi pengenalan ini dimaksudkan untuk melatih indera siswa
dalam mengenal dan membedakan bentuk dan lambang-lambang tulisan.
b. Latihan
Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat kita lakukan seperti :
latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar.Tangan
kanan berfungsi untuk menulis, tangan kiri untuk menekan buku tulis agar tidak
mudah bergeser. Pensil diletakan di antara ibu jari dan telunjuk. Ujung ibu jari,
telunjuk dan jari tengah menekan pensil dengan luwes,tidak kaku. Posisi badan ketika
duduk hendaknya tegak,dada tidak menempel pada meja,jarak mata antara mata
dengan buku kira-kira 25-30 cm.
latihan gerakan tangan: mula-mula melatih gerakan tangan di udara dengan telunjuk
sendiri atau dengan bantuan alat seperti pensil,kemudian dilanjutkan dengan latihan
6. Bahan Bacaan MMP
6
dalam buku latihan. Agar kegiatan ini menarik,sebaiknya disertai dengan kegiatan
bercerita.Misalnya untuk melatih membuat gari tegak lurus guru dapat becerita yang
ada kaiannya dengan pagar,ulatan dengan telur,dan sebagainya.
latihan mengeblat, yakni menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas
tulisan yang telah ada.
Latihan menghubung-hubungkan tanda titik-titik yang membentuk tulisan. latihan
dapat dilakukan pada buku-buku yang secara khusus menyajikan latihan semacam
ini.
Latihan menatap bentuk tulisan. latihan ini dimaksudkan untuk melatih koordinasi
antara mata, ingatan, dan jemari anak ketika menulis sehingga anak dapat mengingat
bentuk kata/huruf dlm benanya dan memindahkannya ke jari-jemari tangannya.
Latihan menyalin,baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pada papan
tulis.latihan ini hendaknya diberikan setelah dipastikn bahwa semua anak telah
mengenal huruf dngan baik.
Latihan menulis halus/indah. latihan ini dapat dilakukan dengan menggunakan buku
bergaris untuk latihan menulis atau buku kotak.
Latihan diktein /imla; latihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa dalam
mengkoordinasi-kan antara ucapan,pendengaran, ingatan,dan jari-jarinya (ketika
menulis),sehingga ucapan seseorang itu dapat didengar,diingat,dan dipindahkan ke
dalam wujud tulisan dengan benar.
Latihan melengkapi tulisan(melengkapi huruf,suku kata atau kata) yang secara
sengaja dihilangkan.