Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip pengembangan ekowisata, termasuk definisi ekowisata sebagai wisata berkelanjutan yang mendukung pelestarian lingkungan dan peningkatan partisipasi masyarakat setempat, serta prinsip-prinsip kepariwisataan berkelanjutan seperti berbasis masyarakat dan berwawasan budaya."
4. Apa yang dimaksud dengan kepariwisataan?
• Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan
bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan
setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat
setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
• Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah,
dan Pemerintah Daerah.
• Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam
rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
• Jasa perjalanan wisata; Wisata tirta; Jasa pramuwisata; Penyelenggaraan kegiatan hiburan
dan rekreasi; Jasa konsultan pariwisata; Jasa makanan dan minuman; spa; Penyelenggaraan
pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran; Jasa transportasi wisata; Kawasan
pariwisata; penyediaan akomodasi; Daya tarik wisata; Jasa informasi pariwisata, dan lainnya.
4
5. Pariwisata
• Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata, menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik
wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang
tersebut.
Undang-undang RI No. 10 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan
5
6. Pariwisata
Usaha Jasa Pariwisata
• Jasa Biro Perjalanan
Wisata
• Jasa Agen Perjalanan
Wisata
• Jasa Pramuwisata
• Jasa Konvensi, Perjalanan
Insentif dan Pameran
• Jasa Impresariat
• Jasa Konsultan Pariwisata
• Jasa Informasi Pariwisata
Pengusahaan Obyek dan
Daya Tarik Wisata
• Pengusahaan obyek dan
daya tarik wisata alam
• Pengusahaan obyek dan
daya tarik wisata budaya
• Pengusahaan obyek dan
daya tarik wisata minat
khusus
Usaha Sarana Pariwisata
• Penyediaan akomodasi
• Penyediaan makanan dan
minuman
• Penyediaan angkutan
wisata
• Penyediaan sarana wisata
tirta
• Penyediaan kawasan
pariwisata
Sumber: Kepmen Parpostel No: Km 10/Pw.102/Mppt-93
6
7. Mengapa orang berwisata?
• Untuk mencari, menikmati, mengalami, menghargai (belajar)
budayadan alam yang berbeda, unik, menarik
• Untuk memenuhi Hak Azasi Manusia
• Dari sekedar mengisi waktu luang untuk meningkatkankualitas hidup dan
derajat kemanusiaan.
7
8. Unsur pembentuk sistem kepariwisataan:
1. Market (pasar): mencakup faktor-faktor yang
mempengaruhi pasar dengan penekanan pada
perilaku pasar, faktor-faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi perjalanan wisata, dan
proses pengambilan keputusan berwisata.
2. Marketing (pemasaran): menfokuskan pada
strategi bagaimana pengelola pariwisata
merencanakan, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa kepada
wisatawan.
3. Travel (perjalanan): fokus pada pergerakan
wisatawan, moda transportasi, dan segmen pasar.
4. Destination (destinasi/daerah tujuan wisata):
mencakup proses dan prosedur yang dilakukan
oleh destinasi pariwisata dalam pembangunan
dan mempertahankan keberlanjutan
kepariwisataan.
8
9. Sisi Penawaran dan Permintaan
Kegiatan Pariwisata Melibatkan Berbagai Unsur yang
saling terkait, yaitu:
Produk
(sisi penawaran)
Pasar
(sisi permintaan)
Unsur Produk (sisi
penawaran/penyedia):
• Atraksi Wisata
• Akomodasi
• Transportasi
• Infrastruktur
• Fasilitas pendukung lainnya
Unsur Pasar (sisi
permintaan/pengguna):
• Pasar wisatawan nusantara
• Pasar wisatawan mancanegara
• Masyarakat lokal
9
10. Atraksi Wisata
• Atraksi wisata adalah semua yang menjadi daya tarik mengapa wisatawan tertarik datang
berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata (DTW).
• Objek dan Daya Tarik Alam
• lklim
• Pemandangan Alam
• Pantai dan Laut
• Flora dan Fauna
• Lingkungan Alam Khusus
• Taman Nasional dan Kawasan Lindung
• Pariwisata Kesehatan
• Objek dan Daya Tarik Budaya: Kawasan Budaya, Sejarah dan Arkeologis; Budaya Daerah; Aktivitas
Ekonomi; Kawasan Perkotaan; Museum dan Fasilitas Budaya Lainnya; Festival Budaya; Kesukuan,
Agama dan Nostalgia
• Objek Dan Daya Tarik Khusus: Taman Ria dan Sirkus; Belanja; Pertemuan, Konferensi dan
Konvensi; Hiburan; Fasilitas Rekreasi dan Olah Raga; Hotel dan Kawasan Wisata; Moda
Transportasi Spesifik
10
11. Kebijakan Pariwisata
1. Kebijakan pokok
a. Mewadahi, membangun, dan mengembangkan potensi pariwisata sebagai kegiatan
ekonomi yang menciptakan lapangan kerja
b. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan aparatur serta pemberdayaan tugas dan
fungsi organisasi Diparda sebagai fasilitator dan regulator pengembangan pariwisata
c. Meningkatkan kesempatan berusaha dan keterlibatan masyarakat dalam mengembangkan
kawasan wisata
d. Melaksanakan kerjasama pariwisata antar daerah dan dunia usaha
2. Kebijakan spasial (keruangan) pariwisata
3. Kebijakan pengembangan produk wisata
• Asas keberlanjutan (sustainability), keserasian (harmonizes), keterjangkauan (affordability)
4. Kebijakan pengembangan obyek dan daya tarik wisata
5. Kebijakan pengembangan sarana dan prasarana
6. Kebijakan pemasaran dan promosi wisata
11
12. Kebijakan Pengembangan Produk Wisata
• Pengembangan produk wisata sesuai dengan identitas daerah dari
tempat wisata tersebut.
• Perlunya penetapan produk wisata unggulan sebagai sektor penarik
utama pengembang an pariwisata di suatu daerah tertentu.
• Obyek-obyek dan daya tarik wisata, kesenian daerah, serta event-
event pariwisata di tempat wisata yang dituju.
12
13. Kebijakan pengembangan obyek dan daya
tarik wisata
• Adanya menajemen pengembangan obyek daya tarik wisata yang
didasarkan pada sistem perencanaan.
• Adanya pendekatan pembangunan kawasan wisata dengan nuansa
nilai-nilai agama, budaya, estetika, dan moral yang dianut
masyarakatnya.
• Adanya mekanisme pasar yang meliputi wisata alam, budaya dan
petualangan.
13
18. Prinsip-prinsip Kepariwisataan Indonesia
• Kepariwisataan diselenggarakan dengan prinsip:
• Menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep
hidup dalam keseimbangan hubungan antara Tuhan Yang Maha Esa, hubungan atara manusia
dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan lingkungan;
• Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan lokal;
• Memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan proporsionalitas;
• Memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup;
• Memberdayakan masyarakat setempat;
• Menjamin keterpaduan antar sektor, antar daerah, antara pusat dan daerah yang merupakan
satu kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antar pemangku
kepentingan;
• Mematuhi Kode Etik Kepariwisataan Dunia dan kesepakatan internasional di bidang
pariwisata,
• Memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Sumber: Undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan 18
19. Fungsi Kepariwisataan
• Fungsi Pemerataan:
• Spasial
• Sektoral
• Struktural
• Fungsi Pelestarian:
• Memelihara
• Memanfaatkan
• Mengembangkan
• Fungsi Pendidikan:
• Belajar mandiri (self learning)
• Metode pengajaran (widya-wisata)
19
20. Kode Etika Kepariwisataan
1. Untuk membangun saling pengertian dan menghormati.
2. Untuk memenuhi kebutuhan “kualitas hidup”.
3. Faktor pembangunan berkelanjutan.
4. Pemakai dan pelestari Warisan Budaya.
5. Kegiatan yg menguntungkan bagi negara dan masyarakat.
6. Kewajiban bagi para pemangku kepentingan.
7. Hak azasi berwisata.
8. Kebebasan bergerak wisatawan.
9. Hak para pekerja dan pengusaha.
10. Implementasi Prinsip-prinsip Kode Etik.
20
22. Kepariwisataan Berkelanjutan:
Peran Pemerintah, Pelaku Usaha, dan Komunitas untuk pariwisata yang bertanggung Jawab
(responsible tourism)
22
Industri
Pariwisata
(penyedia jasa):
• Agen perjalanan
• Operator wisata
• Pemandu wisata
• Transportasi
• Akomodasi
• Hiburan
• Restoran
• Cinderamata
Wisatawan:
• Asing
• Domestik
• Lokal
• Perjalanan dinas
Pariwisata
Pemerintah
• Peraturan,
perundangan
• Kebijakan, promosi
• Infrastruktur
Pemasok Lokal:
Petani, Peternak,
Nelayan, Perajin,
Kuliner, Penginapan
Komunitas
Desa/Lokal:
Atraksi, Galeri, Eko-
Wisata, Geo-Wisata
Pengembangan
SDM:
• Pelatihan
• Pendidikan Vokasi
dan Akademik
• Sertifikasi
• Balai Latihan Kerja
(BLK)
• Sanggar Karang
Taruna
• Inkubator UKM
Perencanaan Tenaga Kerja
(Manpower Planning)
Simatupang (2017)
Pengelolaan Destinasi
(Destination Management)
Investasi dan Keuangan
(Investment and Finance)
Pertumbuhan Ekonomi yang
inklusif dan berkelanjutan
Partisipasi dan
Pemberdayaan Komunitas
(Participation and
Empowerment)
23. Permasalahan Kepariwisataan Kawasan Toba
Permasalahan yang Muncul Ke
Permukaan
• Aksesibilitas
• Ketidaksiapan sarana dan prasarana
• Citra Destinasi yang negatif
• Kebijakan tidak sinkron dan tidak harmonis
• Iklim usaha tidak kondusif
• Keamanan, kebersihan, dan ketertiban destinasi
• Masyarakat tidak siap menjadi destinasi wisata
• Lemahnya koordinasi
• Peran serta pelaku usaha tidak optimal
• Pengrusakan lingkungan
• Rendahnya jumlah dan nilai investasi
• Rendahnya kualitas pelayanan pariwisata
Sumber Permasalahan Utama
Pariwisata
• Sarana dan Prasarana
• SDM Pariwisata
• Komunikasi dan Publikasi
• Kebijakan dan Peraturan
• Teknologi Informasi
• Konektivitas
• Investasi
• Keterlibatan Masyarakat
23
25. Hubungan Kebudayaan dan Kepariwisataan
Kebudayaan
digunakan oleh
Kepariwisataan
Komersialisasi
kebudayaan
Lama Kepariwisataan
wahana
aktualisasi
Kebudayaan
Melestarikan
kebudayaan
Baru
25
26. Pembangunan Berwawasan Kebudayaan
• Pendekatan Pembangunan dengan menggunakan kebudayaan secara
holistik sebagai acuan dasar guna meningkatkan taraf hidup dan
martabat bangsa Indonesia.
• Manusia sebagai makhluk budaya menjalankan pembangunan
• manusia sebagai sentral subyek dan juga obyek
26
27. Pengertian Ekowisata
• Ekowisata dapat didefinisikan sebagai suatu konsep pengembangan
pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-
upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan yang konservatif, sehingga
memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat.
• Ekowisata adalah bentuk kegiatan wisata yang bertanggung jawab
terhadap:
• kelestarian area yang masih alami,
• memberi manfaat secara ekonomi, dan
• mempertahankan keutuhan budaya masyarakat setempat.
27
28. Ekowisata
• Ekowisata sebagai wisata dalam bentuk perjalanan ke tempat-tempat
di alam terbuka yang relatif belum terjamah atau tercemar dengan
tujuan khusus untuk mempelajari, mengagumi, dan menikmati
pemandangan dengan tumbuh-tumbuhan serta satwa liarnya
(termasuk potensi kawasan berupa ekosistem, keadaan iklim,
fenomena alam, kekhasan jenis tumbuhan dan satwa liar) juga semua
manifestasi kebudayaan yang ada (termasuk tatanan lingkungan sosial
budaya), baik dari masa lampau maupun masa kini di tempat-tempat
tersebut dengan tujuan untuk melestarikan lingkungan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
• Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup
28
29. Pengaruh-pengaruh negatif ekowisata
1. Dimungkinkan pengambilan secara ilegal terhadap satwaliar;
2. Kerusakan habitat satwa liar;
3. Perubahan komposisi tumbuhan menurunnya produktivitas
tumbuhan bawah karena terinjak-injak pengunjung;
4. Mengurangi daya reproduksi satwaliar;
5. Penyimpangan pola makan satwa (monyet ekor panjang);
6. Modifikasi pola-pola aktivitas satwa;
7. Polusi dan limbah yang ditinggalkan pengunjung.
29
31. 1. Konservasi
• Pemanfaatan keanekaragaman hayati yang tidak merusak sumber
daya alam itu sendiri.
• Relatif tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan
kegiatannya bersifat ramah lingkungan.
• Dapat dijadikan sumber dana yang besar untuk membiayai
pembangunan konservasi.
• Dapat memanfaatkan sumber daya lokal secara lestari.
• Meningkatkan daya dorong yg sangat besar bagi pihak swasta untk
berperan serta dalam program konservasi.
• Mendukung upaya pengawetan jenis flora dan fauna.
31
32. 2. Pendidikan
• Meningkatkan kesadaran masyarakat dan merubah perilaku
masyarakat tentang perlunya upaya konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya.
32
33. 3. Ekonomi
• Dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi pengelola kawasan,
penyelenggara ekowisata dan masyarakat setempat.
• Dapat memacu pembangunan wilayah, baik di tingkat lokal, regional
mapun nasional.
• Dapat menjamin kesinambungan usaha.
• Dampak ekonomi secara luas juga harus dirasakan oleh
kabupaten/kota, provinsi, bahkan nasional.
33
34. 4. Peran Aktif Masyarakat
• Membangun hubungan kemitraan dgn masyarakat setempat.
• Pelibatan masyarakat sekitar kawasan sejak proses perencanaan
hingga tahap pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi.
• Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untk
pengembangan ekowisata.
• Memperhatikan kearifan tradisional dan kekhasan daerah setempat
agar tak terjadi benturan kepentingan dgn kondisi sosial budaya
setempat.
• Menyediakan peluang usaha dan kesempatan kerja semaksimal
mungkin bagi masyarakat sekitar kawasan.
34
35. 5. Daya Tarik Wisata
• Menyediakan informasi yg akurat tentang potensi kawasan bagi
pengunjung.
• Kesempatan menikmati pengalaman wisata dalam lokasi yang
mempunyai fungsi konservasi.
• Memahami etika berwisata dan ikut berpartisipasi dalam pelestarian
lingkungan.
• Memberikan kenyamanan dan keamanan kepada pengunjung.
35
36. Delapan (8) prinsip the Ecotourism Society
1. Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktivitas wisatawan terhadap alam
(kawasan yang dilindungi) dan budaya masyarakat lokal;
2. Pendidikan kader konservasi lingkungan;
3. Mengatur pengelolaan dan pelestarian kawasan ekowisata sehingga berpengaruh
langsung terhadap penghasilan atau pendapatan masyarakat setempat;
4. Masyarakat diikutsertakan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan terkait
pengelolaan ekowisata;
5. Keuntungan secara nyata dapat secara langsung dirasakan oleh masyarakat dari
kegiatan ekowisata agar masyarakat terdorong untuk menjaga kelestarian kawasan
yang dilindungi;
6. Menjaga keharmonisan (harmonisasi) dengan alam kawasan yang dilindungi;
7. Optimalisasi daya dukung lingkungan kawasan yang dilindungi;
8. Ekowisata merupakan sumber penghasilan Pendapatan Asli Daerah dan Negara.
36
37. Pengembang Ekowisata
• Lembaga Swadaya Masyarakat, pengabdi masyarakat, dan lingkungan.
• Adanya komitmen terhadap upaya pelestarian lingkungan, pengembangan ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat secara
berkelanjutan.
• Tapi kadang kala komitmen tersebut tidak disertai dengan pengelolaan yang baik dan profesional, sehingga tidak sedikit kawasan
ekowisata yang hanya bertahan sesaat.
• Pengusaha swasta
• Pengusaha swasta belum banyak yang tertarik menggarap bidang ini karena harus memperhitungkan ongkos sosial dan ongkos
ekologi dalam pengembangannya.
• Pewirausaha sosial yang berjiwa pengabdi masyarakat dan berwawasan lingkungan
• Masalah yang mendasar adalah bagaimana membangun pengusaha yang berjiwa pengabdi masyarakat dan lingkungan / lembaga
pengabdi masyarakat yg berjiwa pengusaha yang berwawasan lingkungan.
• Lembaga pengabdi masyarakat yang berjiwa sosial
• Pengembangan dengan cara memberikan pelatihan manajemen dan profesionalisme usaha.
• Diperlukan bentuk kerja sama dan kemitraan yang nyata yang bersifat lintas sektor, baik ditingkat lokal, nasional, bahkan jika
memungkinkan tingkat internasional, secara sinergis saling menguntungkan, tidak bersifat eksploitatif, adil, dan transparan dengan
pembagian tugas dan manfaat yang jelas.
• Pemerintah daerah dapat memprakarsai pembentukan suata badan yang akan mengelola ekowisata secara
profesional. 37
38. Kunci Berkembangnya Ekowisata
1. Adanya keaslian kawasan yang memiliki keindahan dan keaslian alam
serta sifat khusus lingkungan yang indah, menarik, dapat menunjang
kegiatan rekreasi.
2. Berkaitan dengan kelompok atau masyarakat berbudaya yang merupakan
daya tarik wisata yang unik.
3. Berdekatan dengan daerah yang memiliki berbagai peninggalan
bersejarah.
4. Keberadaan dan dukungan masyarakat.
5. Pendidikan dan pengalaman.
6. Keberlanjutan.
7. Kemampuan pengelolaan ekowisata.
38
41. Tahapan Pengembangan EkowisataAsesmen
Audit Sosial
(wawancara,
pengamatan,
data sekunder)
Penilaian Awal
Identifikasi
Potensi
Ekowisata
Pendampingan
Pelatihan Literasi
Ekowisata
Pertemuan
Pemangku
Kepentingan
Lokakarya
Pembentukan
Kelompok Usaha
Advokasi
Perancangan
Ekowisata
Kelayakan
Ekowisata
Pengelolaan
Ekowisata
41
42. Identifikasi Potensi Ekowisata
• Apakah potensi daya tarik obyek wisata X menarik untuk
dikembangkan sebagai model pengelolaan ekowisata?
• Bagaimanakah efektivitas pengelolaan obyek wisata X dan
kontribusinya terhadap pendapatan daerah, pendapatan masyarakat,
pelestariaan lingkungan, pelestarian nilai budaya, dan pemberdayaan
potensi masyarakat sekitar?
• Bagaimanakah prospek pengembangan daya tarik obyek wisata X
sebagai model pengelolaan ekowisata?
• Bagaimanakah model pengelolaan ekowisata yang dapat
dikembangkan di obyek wisata X?
42
43. Identifikasi Potensi Ekowisata
Jenis potensi daya tarik objek wisata: sungai, alam, fauna, flora, budaya
Efektivitas pengelolaan
Kontribusi terhadap pendapatan daerah dan ekonomi masyarakat
Pelestarian nilai budaya dan lingkungan
Dukungan sarana-prasarana
Partisipasi berbagai pihak terkait (lembaga terkait, dunia usaha, dan masyarakat)
43
44. Proses Perancangan
1. Penilaian
• Audit Sosial
• Identifikasi
Potensi
2. Proposal
• Berpikir
Desain
• Hasil
Perancangan
3. Pengujian • Uji kelayakan
44
45. 1. Penilaian
• Apa itu Audit Sosial?
• Sebuah proses yang mendorong sebuah kelompok masyarakat untuk menilai dan menunjukkan
manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan serta keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya.
• Tahapan Audit Sosial
1. Identifikasi Lingkup Audit: mengidentifikasi potensi ekowisata.
2. Memahami potensi ekowisata: karakteristik daerah, kebiasaan komunitas, sediaan produk
wisata (atraksi, fasilitas, sarana, akses, penunjang lainnya), dan sisi pasar dan pola kunjungan,
dukungan prasarana.
3. Memperoleh Informasi tentang masyarakat yang diaudit: mengenali data apa saja yang
diperlukan, mendeteksi siapa saja pemegang informasi, mendapatkan data dengan wawancana
dan pengamatan.
4. Menyusun Informasi: memilih informasi yang penting, mengolah menjadi informasi yang
mudah dibaca.
5. Penyebaran Informasi: mengundang masyarakat dan menyampaikan informasi.
6. Gelar Pendapat Publik.
7. Tindak lanjut terhadap dengar pendapat.
45
46. 2. Penyusunan ProposalDiscovery
Dalam kelompok,
masyarakat
menggambarkan
potensi yang ada
di desa mereka Dream
Masyarakat
memutuskan
potensi desa
mereka yang
dapat
dikembangkan
Design
Masyarakat
merumuskan
rencana untuk
mewujudkan
pengembangan
potensi desa
mereka
Delivery
Masyarakat
bersama dengan
perangkat desa
menyepakati
kegiatan untuk
mengembangkan
potensi desa
46
47. Perumusan Rencana Pengembangan
1. Aspek pengembangan produk pariwisata.
• Pengembangan daya Tarik wisata
• Pengembangan sarana ekowisata
• Pengembangan akses dan infrastruktur
• Pengembangan pemberdayaan masyarakat
2. Aspek pemanfaatan ruang untuk pengembangan pariwisata.
3. Aspek pemasaran dan pengembangan pasar.
• Pengembangan pasar
• Promosi
• Posisi
4. Aspek pengembangan sumber daya manusia.
5. Aspek kelembagaan.
6. Aspek pengelolaan lingkungan.
7. Aspek investasi.
47
48. Hasil Rancangan Obyek Ekowisata
Visi dan Misi
Tujuan
Sasaran
PasarRuang SDM KelembagaanDestinasi Lingkungan Investasi
Kebijakan
Strategi
Program
Kegiatan
1,2,3, …n 1,2,3, …n 1,2,3, …n 1,2,3, …n 1,2,3, …n 1,2,3, …n 1,2,3, …n
1,2,3, …n
1,2,3, …n
1,2,3, …n
48
50. EKOWISATA KAMPOENG KARUHUN
• DIILHAMI BUDAYA LELUHUR
• BERBASIS PRODUK LOKAL (PERTANIAN ORGANIK)
• BEROREINTASI KONSERVASI
50
51. 3. Uji Kelayakan
Pelihara Manfaat Pengembangan
Masa Lalu Masa Kini Masa Datang
Ekowisata
Abstrak
Perilaku
Artefak
Ekologi
Ekonomi
Norma agama
Ormas dan Tradisi
Teknologi
Alam, Flora, Fauna
Mata pencaharian
51