1. Lampiran2 : Instrumen TestUraian
Kompetensi : Pengetahuan
Bentuk Penilaian : Tes Lisan
Satuan Pendidikan : SMK Swasta Negeri 1 Pematangsiantar
Kelas/Semester : XII/I
Mata Pelajaran : Rancang Bangun Jaringan
Materi Pokok : Memahami Pengalamatan dalam suatu jaringan perusahaan
Pertemuan ke- :
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Tanggal :
1. Kompetensi Dasar
Memahami Pengalamatan dalam suatu jaringan perusahaan
2. Indikator
3.1.1. Mampu menjelaskan tentang pengalamatan jaringan hirarkikal
3.1.2. Mampu menjelaskan tentang subnet mask
3.1.3. Mampu menjelaskan tentang pengalamatan VLSM
3.1.4. Mampu menjelaskan tentang routing classfull dan routing classless
3.1.5. Mampu menjelaskan tentang NAT dan PAT
3. Instrumen Soal
1) Jelaskan pengertian dari subnetting
2) Jelaskan pengertian dari jaringan hirarkikal
3) Jelaskan pengertian dari VLSM
4) Jelaskan cara perhitungan IP Address dengan metode VLSM
5) Jelaskan bit-bit dalam subnet mask
6) Jelaskan pengertian dari desimal bertitik
7) Jelaskan cara untuk menentukan networkidentifier
8) Jelaskan tujuan dari subnetting
9) Jelaskan fungsi dari subnetting
10) Jelaskan proses dari subnetting
4. Kunci Jawaban
1) Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan
cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network IDbaru. Subnetting
merupakan teknik memecah networkmenjadi beberapa subnetworkyang lebih kecil yang hanya
dapat di gunakan pada IP Address kelas A, B, dan C saja.
Subnetting akan menciptakan networktambahan, dan mengurangi jumlah max host yang ada
pada tiap host
2) Jaringan Hirarkikal adalah sebuah jaringan yang terdiri dari beberapa level ( tingkat ) dengan
fungsi dan hak akses yang berbeda-beda. dimana terdapat beberapa perangkat device yang
memiliki hak untuk mengatur perangkat / device yang lain yang berada dilevel bawahnya. contoh
penerapanyang mudah kita lihat adalah jaringan internet, dimana terdapat beberapa perangkat
yang mampu menentukan (memperbolehkan dan melarang sebuah akses )
3) VLSM(VariableLengthSubnetMask) adalah sebuah cara pengelolaan pengalamatan IP yang lebih
terstruktur dibandingkan sekedar menggunakan FLSM(Fixed Length SubnetMask).
4) Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan
memberikan suatu NetworkAddress lebih dari satu subnet mask, berbeda jika menggunakan CIDR
dimana suatu NetworkID hanya memiliki satu subnet mask saja
5) Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh networkidentifierdiset ke nilai 1.
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh hostidentifierdiset ke nilai 0.
6) Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal
notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan
host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik
7) Untuk menentukan networkidentifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet
mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan
menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison).Didalam sebuah AND
comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item
tersebut bernilai true; dan menjadi false jika salah satunya false.
8) TujuanSubnetting
± Untuk mengefisienkan pengalamatan,
± Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork,
2. ± Menempatkan suatu host, untuk mengetahui apakah berada dalam satu jaringan atau
tidak,
± mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan,
± mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan,
± Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu
networkdan Meningkatkan security
9) Fungsi Subnetting
± Mengurangi traffic jaringan,
± Teroptimasinya untuk kerja jaringan,
± Pengelolaan yang disederhanakan,
± Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh.
10) ProsesSubnetting
± Menentukan subnet yang valid,
± Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet,
± Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask,
± Menentukan jumlah host per subnet,
± Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet
5. Pedoman Penskoran
No. Soal Skor
1 No. 1 10
2 No. 2 10
3 No. 3 10
4 No. 4 10
5 No. 5 10
6 No. 6 10
7 No. 7 10
8 No. 8 10
9 No. 9 10
10 No. 10 10
3. Lampiran2 : Instrumen TestUraian
Kompetensi : Pengetahuan
Bentuk Penilaian : Tes Lisan
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Pematangsiantar
Kelas/Semester : XII/I
Mata Pelajaran : Rancang Bangun Jaringan
Materi Pokok : Memahami Protokolrouting jenis distance vectorpada jaringan perusahaan
Pertemuan ke- :
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Tanggal :
1. Kompetensi Dasar
Memahami Protokolrouting jenis distance vectorpada jaringan perusahaan
2. Indikator
3.2.1. Mampu menjelaskan topologi jaringan perusahaan )
3.2.2. Mampu menjelaskan routing static dan dinamik
3.2.3. Mampu menjelaskan Verifikasi RIP
3.2.4. Mampu menjelaskan Penggunaan routing protocolEIGRP
3.2.5. Mampu menjelaskan Tetangga dan batasan dekat EIGRP
3. Instrumen Soal
1) Jelaskan pengertian dari static routing
2) Jelaskan pengertian dari dynamic routing
3) Jelaskan pengertian dari RIP (routing information protocol)
4) Jelaskan pengertian dari routing statis
5) Jelaskan pengertian dari routing dinamis
6) Jelaskan jenis-jenis dari routing dinamis
7) Jelaskan pengertian dari EIGRP
8) Jelaskan pengertian dari update packet
9) Jelaskan pengertian dari query packet
10) Jelaskan pengertian dari reply packet
4. Kunci Jawaban
1) Static routing adalah pembuatan dan peng-update-an routing table secara manual. Staric
routing tidak akan merubah informasi yang ada pada table routing secara otomatis,
sehingga administrator harus melakukan merubah secara manual apabila topologi jaringan
berubah.
2) Dynamic routing adalah cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban mengisi masukan
masukan ke routing table secara manual. Protokol routing mengatur router-router sehingga
dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang
dapat mengubah isi Routing table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router
mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan datagram ke arah yang
benar
3) Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam
jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network).
4) Static routing (Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di
setting secara manual oleh para administrator jaringan. Routing static pengaturan routing paling
sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer
5) Dynamic Routing (Router Dinamis) adalah sebuah router yang memiliki dan membuat tabel
routing secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling
berhubungan antara router lainnya.
6) Macam-Macam dari Routing Dinamis (Dynamic Router) adalah
RIP (Routing Information Protocol) Info LanjutRIP>>
IGRP (Internal Gateway Routing Protokol) Info LanjutIGRP>>
OSPF(Open Shortest Path First) Info LanjutOSPF >>
EIGRP (Enhanced Internal Gateway Routing Protokol) Info LanjutEIGRP>>
BGP (Border Gateway Protokol) Info LanjutBGP>>
7) EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya di
adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada CISCO. Dimana
EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router CISCO saja dan routing ini tidak didukung dalam
jenis router yang lain
8) Update packets digunakan untuk menyampaikan tujuan yang dapat dijangkau oleh router. Ketika
sebuah router baru ditemukan Update packets dikirim secara unicast sehingga router dapat
membangun topologi table.dalam kasus lain, Update packets dikirim secara multicast untuk
perubahan link-cost
4. 9) query packets adalah sebuah request atau permintaan yang dilakukan secara multicast yang akan
meminta sebuah route. Selama mengirimkan query packet ,setiap router akan melanjutkan untuk
meneruskan query packet tersebut sampai sebuah router akan mengirimkan sebuah replay packet
sebagai informasi bagaimana caranya untuk menuju ke sebuah jaringan tertentu
10) reply packets dikirim apabila router tujuan tidak memiliki feasible successors. Reply packets
dikirim untuk merespon Query packet yang menginstrusikan bahwa router pengirim tidak
memperhitunghkan ulang jalurnya karena feasible successors masih tetap ada. Reply packets
adalah packet unicast yang dikirim ke router yang mengirimkan Query packet
5. Pedoman Penskoran
No. Soal Skor
1 No. 1 10
2 No. 2 10
3 No. 3 10
4 No. 4 10
5 No. 5 10
6 No. 6 10
7 No. 7 10
8 No. 8 10
9 No. 9 10
10 No. 10 10
5. Lampiran2 : Instrumen TestUraian
Kompetensi : Pengetahuan
Bentuk Penilaian : Tes Lisan
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Pematangsiantar
Kelas/Semester : XII/I
Mata Pelajaran : Rancang Bangun Jaringan
Materi Pokok : Memahami ProtokolRouting jenis Link-State
Pertemuan ke- :
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Tanggal :
1. Kompetensi Dasar
Memahami ProtokolRouting jenis Link-State
2. Indikator
3.3.1. Mampu menjelaskan operasi protocolrute link-state
3.3.2. Mampu menjelaskan wilayah/area OSPF
3.3.3. Mampu menjelaskan konfigurasi autentikasi OSPF
3.3.4. Mampu menjelaskan penggunaan banyak protocolrouting
3.3.5. Mampu menjelaskan permasalahan dan keterbatasan dari OSPF
3. Instrumen Soal
1) Jelaskan pengertian dari OSPF
2) Jelaskan pengertian dari jaringan internal
3) Jelaskan pengertian dari broadcast multiaccess
4) Jelaskan pengertian dari point-to-point
5) Jelaskan pengertian dari point-to-multipoint
6) Jelaskan pengertian dari nonbroadcast multiaccess
7) Jelaskan 3 tabel OSPF yang berada pada router
8) Jelaskan kelebihan dari OSPF
9) Jelaskan kekurangan dari OSPF
10) Jelaskan prinsip kerja dari SPF
4. Kunci Jawaban
1) OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan
internal suatu ogranisasi atau perusahaan
2) Jaringan internal maksudnya adalah jaringan dimana user masih memiliki hak untuk
menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, user masih memiliki hak
administrasi terhadap jaringan tersebut
3) Broadcast Multiaccess: Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal
atau LAN seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF
akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya
4) Point-to-Point: Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router
lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya
link serial
5) Point-to-Multipoint: Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang
menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap
sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat
utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF akan direplikasikan ke seluruh jaringan Point-to-
Point tersebut
6) Nonbroadcast Multiaccess (NBMA): Media berjenis Nonbroadcast multi-access ini secara fisik
merupakan sebuah serial line biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to-Point. Namun
secara faktanya, media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik
saja
7) OSPF memiliki 3 tabel di dalam router
1. Routing table biasa juga disebut sebagai forwarding database. Database ini berisi the lowest
cost untuk mencapai router-router/network-network lainnya. Setiap router mempunyai
routing table yang berbeda-beda
2. Adjecnecy database, database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunya
adjecency database yang berbeda-beda
3. Topological database, database ini berisi seluruh informasi tentnag router yang berada dalam
satu networknya/areanya
8) Kelebihan dari OSPF sebagai berikut
Tidak menghasilakan routing loop
Mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
Dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan
6. Membagi jaringan yang besar menjadi beberapa area
Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
9) Kekurangan dari OSPF sebagai berikut
Membutuhkan basis data yang besar
Lebih rumit
10) Berikut adalah sedikit gambaran mengenai prinsip kerja dari OSPF:
Setiap router membuat Link State Packet (LSP)
Kemudian LSP didistribusikan ke semua neighbour menggunakan Link State Advertisement
(LSA) type 1 dan menentukan DR dan BDR dalam 1 Area.
Masing-masing router menghitung jalur terpendek (Shortest Path) ke semua neighbour
berdasarkan cost routing.
Jika ada perbedaan atau perubahan tabel routing, router akan mengirimkan LSP ke DR dan
BDR melalui alamat multicast 224.0.0.6
LSP akan didistribusikan oleh DR ke router neighbour lain dalam 1 area sehingga semua
router neighbour akan melakukan perhitungan ulang jalur terpendek.
5. Pedoman Penskoran
No. Soal Skor
1 No. 1 10
2 No. 2 10
3 No. 3 10
4 No. 4 10
5 No. 5 10
6 No. 6 10
7 No. 7 10
8 No. 8 10
9 No. 9 10
10 No. 10 10