Dokumen tersebut membahas tentang panel kontrol sistem genset (CPGS) yang digunakan untuk mengontrol suplai listrik cadangan dari generator set. CPGS bekerja secara otomatis untuk memindahkan beban ke genset jika terjadi gangguan pada suplai utama dari PLN. Dokumen ini menjelaskan komponen-komponen CPGS beserta fungsi dan prinsip kerjanya dalam memindahkan suplai listrik antara PLN dan genset.
1. Tugas Mata Kuliah “ Seminar “ Semester 7 ITBU 2014
1
JUDUL MAKALAH
TUGAS MATA KULIAH “SEMINAR”
Control Panel Genset System ( CPGS ) suplai cadangan (Genset)
sebagai back up suplai utama (PLN).
2. Tugas Mata Kuliah “ Seminar “ Semester 7 ITBU 2014
2
Abstrak
PLN sebagai sumber utama tidak selamanya kontinu dalam penyalurannya sehingga dibutuhkan
generator set (genset) sebagai back-up suplai utama (PLN). Sebagai kontrol kapan genset
mengambil alih suplai tenaga listrik ke beban ataupun sebaliknya maka diperlukan sistem kontrol
otomatis tersebut biasanya disebut Automatic Transfer Switch (ATS) - Automatic Main Failure
(AMF) atau sistem interlok PLN - Genset. Dalam Tugas Mata Kuliah SEMINAR ini akan
dibahas komponen dan tentang cara kerja, perakitan dan pengujian Panel Automatic Transfer
Switch (ATS) Automatic Main Failure (AMF) yang diproduksi oleh PT.SINAR METRINDO
PERKASA yang dipasang pada sistem dengan genset 2 x 800 kVA,380 V, 50 Hz. Proyek The
Aspen Recidance , Jl. Fatmawati No 1 Jakarta Selatan.
Panel ATS-AM dengan basis modul Wood Ward PLC yang diproduksi oleh PT. SINAR
METRINDO PERKASA mendukung dua operasi transfer atau pemindahan beban yaitu secara
manual dan otomatis. Sedangakan fungsi utama saat operasi otomatis ATS-AMF sebagai kontrol
utama emergency power yaitu memonitoring dan sensoring catu daya utama (PLN), jika PLN
mengalami gangguan maka modul ini akan memberikan perintah kepada Genset untuk
melalukan starting serta memonitoring dan sensoring Genset,apabila genset telah starting dan
running maka module ini akan memonitoring kualitas energi listrik yang dihasilkan genset
sekaligus proteksi.
I. PENDAHULUAN
Dengan berkembangnya teknologi dan penggunaan energi listrik khususnya proyek
pembangunan gedung apartement The Aspen Residance dan pada umumnya grdung- gedung
ruko, pusat perdagangan, perhotelan, perbankkan, rumah sakit maupun industri, memerlukan
energi listrik yang terus menerus atau kontinu dan handal dalam menjalankan fungsi maupun
produksinya. Akan tetapi suplai daya utama yang berasal dari PLN tidak selamanya kontinu
dalam penyalurannya sehingga dibutuhkan generator set (genset) sebagai back-up suplai utama
(PLN). Sebagai kontrol kapan genset mengambil alih suplai tenaga listrik ke beban ataupun
sebaliknya maka diperlukan sebuah system atau alat yaitu CONTROL PANEL GENSET
SYSTEM ( CPGS ) ATS – AMF.
Hal-hal yang menjadi tujuan penulisan Tugas Mata Kuliah Seminar ini adalah:
1. Mengaktualisasi dan membandingkan antara ilmu yang bersifat teori dengan ilmu aplikasi di
bidang komponen listrik dan teknologi.
2. Mengetahui prinsip kerja, perakitan dan pengujian Panel Automatic Transfer Switch (ATS) -
Automatic Main Failure (AMF) pada Proyek The Aspen Recidance , Jl. Fatmawati No 1
Jakarta Selatan yang produksi oleh PT. PT.SINAR METRINDO PERKASA sebagai panel
maker.
II. DASAR TEORI
Control Panel Genset System adalah panel listrik yang fungsi utamanya untuk mengoperasikan
generator yang meliputi starting , running, stoping, emergency stop dan dilengkapi dengan
proteksi dan monitoring baik proteksi dan monitoring terhadap diesel engine maupun terhadap
alternator (generator) secara manual maupun automatic.
Proteksi terhadap engine antara lain meliputi :
- Low oil pressure
- High water temperature
3. Tugas Mata Kuliah “ Seminar “ Semester 7 ITBU 2014
3
- High Oil Temperature
- Over / Under speed
- Low voltage battery
Proteksi terhadap alternator antara lain meliputi :
- Over/under voltage
- Over/under Frekuensi
- Over current
- Overload
- Over temperature
- Reverse Power
- Unbalancing Voltage
- Unbalancing current
- Earth Fault
Peralatan-peralatan yang menyusun sebuah Panel Genset Control System antara lain:
- Box Panel
- Generator Management Relay
- AVR (Auto Voltage Regulator)
- Diode Failure Detector
- Under Frequency Relay
- VAR/ Power Factor Controller
- Auto Synchronizer
- Digital Control ( Modul Control eas Ygen-2000 Series )
Gambar 1 Diagram Satu Garis PDTM, PDTR dan CPGS TWR A dan B
4. Tugas Mata Kuliah “ Seminar “ Semester 7 ITBU 2014
4
II. KOMPONEN-KOMPONEN PADA ATS-AMF
2.1 Komponen Kontrol
a. Relay
Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik yang secara mekanis mengontrol
penghubungan rangkaian listrik. Relay adalah bagian yang penting dari banyak sistem
kontrol, bermanfaat untuk kontrol jarak jauh dan pengontrolan alat tegangan dan arus
tinggi dengan sinyal kontrol tegangan dan arus rendah.
b. Kontroler
Dalam suatu mesin yang diinginkan bekerja secara automatis maka selain sensor dan
aktuator dibutuhkan komponen utama yaitu sebuah kontroler. Kontroler merupakan otak
dari dari suatu sistem kontrol. Programmable logic controller (PLC) merupakan suatu
bentuk khusus
memanfaatkan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dan
untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi semisal logika, pewaktuan (timing),
pencacahan (counting) dan aritmatika guna mengontrol mesin-mesin dan proses-proses.
Gambar 1 Module eas Ygen-2000 Series
5. Tugas Mata Kuliah “ Seminar “ Semester 7 ITBU 2014
5
c. Tombol Tekan
Tombol tekan atau disebut sakelar ON/OFF banyak digunakan sebagai alat penghubung
atau pemutus rangkaian kontrol. Memiliki dua kontak, yaitu NC dan NO. Artinya saat
sakelar tidak digunakan satu kontak terhubung Normally Close, dan satu kontak lainnya
Normally Open. Ketika kontak ditekan secara manual kondisinya berbalik posisi menjadi
NO dan NC.
d. Selector Switch
Selector Switch merupakan alat yang di gunakan untuk memilih. Kerja dari selector
switch yaitu menyambung rangkaian sesuai dengan yang ditunjuk oleh tangkai selector.
Banyak sekali type selector switch, tapi biasanya hanya dua type yang sering di gunakan,
yaitu 2 posisi, (ON-OFF/Start-Stop/0-1, dll) dan 3 posisi (ON-OFF-ON/Auto-Off-
Manual,dll)
Gambar 2 Bentuk fisik dan Simbol Selector Switch
e. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran
listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan
loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan
kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, karena
kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan
diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan
suara
2.2 Komponen Daya
a. Kontaktor
Kontaktor adalah komponen elektromekanik yang dapat berfungsi sebagai penyambung
dan pemutus rangkaian, yang dapat dikendalikan dari jarak jauh pergerakan kontak-
kontaknya terjadi karena adanya gaya elektromagnet.
6. Tugas Mata Kuliah “ Seminar “ Semester 7 ITBU 2014
6
Gambar 3 Simbol kontak-kontak Kontaktor
b. Sekering Dan MCB
Pengaman sistem daya bisa menggunakan sekering atau Miniatur Circuit Breaker
(MCB).Sekering sering disebut juga dengan pengaman lebur atau fuse. Fungsi sekering
adalah mengamankan peralatan atau instalasi listrik dari gangguan hubung singkat. MCB
sering disebut juga pengaman otomatis. Pengaman otomatis ini memutuskan sirkit secara
otomatis apabila arusnya melebihi setting dari MCB tersebut. Pengaman otomatis dapat
langsung dioperasikan kembali setelah mengalami pemutusan (trip) akibat adanya
gangguan arus hubung singkat dan beban lebih.
Gambar 4 pemasangan Fuse/Sekring, Relay dan kabel kontrol
c. MCCB
MCCB atau Moulded Case Circuit Breaker adalah alat pengaman yang berfungsi sebagai
pengamanan terhadap arus hubung singkat dan arus beban lebih. MCCB memiliki rating
arus yang relatif tinggi dan dapat disetting sesuai kebutuhan.
7. Tugas Mata Kuliah “ Seminar “ Semester 7 ITBU 2014
7
Gambar 4 Konstruksi MCCB
d. Baterai dan Battery Charger
Alat yang memiliki sumber energi kimia yang dapat menghasilkan energi listrik disebut
dengan electric cell (sel listrik). Dan ketika beberapa sel listrik tersebut dihubungkan
secara elektrik akan menjadi baterai. Battery charger ini biasanya sebagai charger yaitu
alat ini mendapat suplai listrik dari sumber PLN atau dari generator itu sendiri. Battery
charger untuk mengisi energi listrik ke accu. Accu ini biasanya berkapasitas 12/24 V,
maka battery charger ini harus dapat mengisi accu sampai kapasitas tersebut.
Gambar. 5 Battrey Charger
e. Current Transformer (CT)
Current Transformer atau yang biasa disebut Trafo arus adalah suatu peralatan listrik
yang dapat memperkecil arus besar menjadi arus kecil, yang dipergunakan dalam
rangkaian arus bolak-balik. Fungsi CT adalah untuk memperoleh arus yang sebanding
dengan arus yang hendak diukur (sisi sekunder 5 A atau 1 A) dan untuk memisahkan
sirkuit dari sistem yang arus nya hendak diukur (yang selanjutnya di sebut sirkuit primer)
terhadap sirkuit dimana instrumen tersambung (yang selanjutnya disebut sirkuit
sekunder).
8. Tugas Mata Kuliah “ Seminar “ Semester 7 ITBU 2014
8
Gambar 6 Low Voltage Current Transformer
f. Alat Ukur
Pada ATS-AMF digunakan tiga jenis alat ukur untuk menunjukkan secara langsung
besaran yang ingin diketahui. Alat ukur tersebut yaitu ampermeter, voltmeter dan
frekuensi meter. Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik dalam
rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang secara seri (berderet) dengan elemen
listrik.Voltmeter merupakan alat untuk mengukur beda potensial dalam suatu rangkaian
listrik. Untuk mengukur beda potensial antara dua titik pada suatu komponen, kedua
terminal voltmeter harus dihubungkan dengan dengan kedua titik yang tegangannya akan
diukur sehingga terhubung secara paralel dengan komponen tersebut. Prinsip kerja dari
frekuensi meter ini berdasarkan pada getaran mekanik sejumlah kepingan plat baja yang
tipis membentuk lidah-lidah bergetar. Masing–masing memiliki perbedaan frekuensi
getar dan relatif tidak berjauhan satu sama lain. Jika kepingan mendapatkan arus medan
magnet dari arus bolak–balik, maka salah satu lidah akan menimimbulkan getaran dan
beresonansi, memberikan defleksi yang besar sesuai frekuensi yang ditimbulkan oleh
arus bolak–balik tersebut.
III PERAKITAN PANEL ATS-AMF
3.1 Bagian – Bagian ATS - AMF dan Fungsinya
Panel ATS- AMF dengan basis modul eas Ygen-2000 Series PLC yang diproduksi oleh
PT. SINAR METRINDO PERKASA mendukung dua operasi transfer atau pemindahan
beban yaitu secara manual dan otomatis.
9. Tugas Mata Kuliah “ Seminar “ Semester 7 ITBU 2014
9
Gambar 7 Wood Ward Type easYgen-2000 (housing)
Keterangan :
1 . Analog output and generator CT terminal
2 . Mains/generator/busbar PT terminal
3 . Service port connector (USB/RS-232)
4 . Relay outputs terminal
5 . Discrete inputs terminal
6 . CAN bus interface terminal
7 . Analog input/outputs terminal and discrete inputs terminal
8 . Relay outputs terminal
9 . CAN bus interface terminal
10. RS-485 interface terminal
10. Tugas Mata Kuliah “ Seminar “ Semester 7 ITBU 2014
10
Gbr. 8
Panel Control Genset System ( CPGS )
Proyek The Aspen Residance
By PT. SIMETRI PERKASA
Komponen pada panel CPGS antara lain :
1. Lampu Indikator Catudaya Utama (PLN) Tiap Fasa
2. Lampu Indikator Catudaya Cadangan (Genset) Tiap Fasa
3. Amperemeter Pengukur Arus Beban
4. Voltmeter Pengukur Tegangan Beban
5. Selector Switch untuk Voltmeter
6. Frekuensi meter Pengukur frekuensi
7. Amperemeter dan Voltmeter DC untuk Modul eas Ygen 2000 untuk PLC
8. Modul eas Ygen 2000 PLC pengntrol kerja ATS-AMF
9. Buzzer sebagai alarm
10.Lampu indicator Kontaktor Aktif dan Tombol Tekan Catu daya Utama (PLN)
11.Lampu indicator Kontaktor Aktif dan Tombol Tekan Catu daya Cadangan (Genset)
12.Selector Switch untuk memilih Automatic atau Manual Mode
13.Tombol Tekan Emergency Stop
3.2 Prinsip Kerja dan Rancangan ATS-AMF
Kondisi yang harus diperhatikan dalam transfer dari catu daya utama (PLN) ke catu daya
cadangan (genset) oleh ATS-AMF adalah dipastikannya beban tersambung hanya pada satu
sumber. Sumber utama saja, atau sumber cadangan saja. Untuk memenuhi kondisi ini, pada
ATS-AMF dibuat sistem interlock Pada rancangan ATS-AMF 10 kVA,380 V, 50 Hz yang
diproduksi oleh PT. SIMETRI PERKASA. Sumber utama Tegangan / Power utama masuk
ke ATS-AMF melalui terminal incoming from main/PLN dan sumber tegangan cadangan
11. Tugas Mata Kuliah “ Seminar “ Semester 7 ITBU 2014
11
masuk ke ATS-AMF melalui terminal incoming from generator. Sedangkan suplay ke beban
dari ATS-AMF disambungkan pada terminal outgoing. Untuk menyambungkan beban
dengan sumber digunakan komponen MCCB tiga fasa 630 A/80 kA dan kontaktor. Ketika
beban tersambung dengan PLN maka kontaktor yang aktif adalah kontaktor main (MC.M).
Sedangkan kontaktor generator (MC.G) tidak akan bisa aktif, karena sebelum disambungkan
ke terminal coil MC.G kabel kontrol disambungkan ke kontak bantu NC kontaktor main
(MC.M). Sedangkan ketika beban tersambung dengan sumber cadangan (generator) maka
kontaktor yang aktif adalah kontaktor generator. Seperti kondisi pertama kontaktor main
tidak akan bisa aktif karena sebelum disambungkan ke terminal coil MC.M kabel kontrol
disambungkan ke kontak bantu NC kontaktor generator (MC.G).
Kondisi lain yaitu kondisi otomatis yang harus dipenuhi oleh sistem ini adalah ketika PLN
mati maka kontaktor generator harus aktif dan apabila PLN hidup kembali maka kontaktor
main harus aktif kembali dan kontaktor generator tidak aktif (putus). Semua kondisi diatas
akan dilaksanakan secara otomatis oleh Wood Ward eas Ygen 2000 yang dipasang pada
ATS-AMF yang dirancang.
3.3 Perakitan ATS-AMF
Dalam merancang dan merakit ATS-AMF hal pertama yang harus diperhatikan kapasitas
mesin (genset) yang akan digunakan pada sistem, sehingga selanjutnya pemilihan komponen-
komponen pada ATS-AMF dapat dilakukan dengan pertimbangan teknis dan ekonomis.
Langkah selanjutnya adalah melakukan perancangan gambar ATS-AMF yang disesuaikan
dengan spesifikasi kerja yang diinginkan.
Berikut adalah langkah-langkah perakitan ATS-AMF 2 x 800 kVA,380 V, 50 Hz:
1. Perancangan dan perakitan Box ATS-AMF 10kVA, 380V, 50 Hz
Box yang digunakan berdimensi panjang 800 cm, lebar 600 cm dan tinggi 2100 cm.
Terdiri dari box utama untuk komponen-komponen dalam dan pintu sebagai cover serta
tempat peralatan interaksi dan pemantauan.
2. Pemasangan duck protector (jalur kabel) Pemasangan duck dilakukan dengan
memperhatikan tata letak dari komponen yang akan dipasang baik di dalam box utama
maupun pada pintu box. Pembuatan duck ini juga memperhatikan rangkaian sehingga
memudahkan tahap perakitan selanjutnya yaitu tahap wirring.
3.Wirring (Pengkabelan) Tahap wirring dilaksanakan dengan memperhatikan gambar
rancangan.
IV PENGUJIAN PANEL ATS-AMF
Pengujian dilakukan untuk mengetahui bagaimana respon panel ini setelah dirakit. ATS-
AMF dinyatakan dapat beroperasi dengan baik bila kerja ATS-AMF sesuai fungsi yang
dikehendaki atau direncanakan saat perancangan. Pengujian ATS-AMF dilakukan pada dua
operasi, yaitu operasi manual dan operasi otomatis. Pengujuian dua operasi ini dilakukan
untuk memastikan ATS-AMF dapat bekerja pada dua operasi yang diharapakan. Berikut
adalah diagram rangkaian pengujian.
12. Tugas Mata Kuliah “ Seminar “ Semester 7 ITBU 2014
12
4.1 Pengujian Operasi Manual
Pengujian manual Dilakukan dengan menekan tombol – tombol yang telah disediakan
dengan sebelumnya memposisikan selector switch operation mode (ket. 12 gambar 8) pada
pasisi 1 ( manual ). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja dari operaasi
manual pada ATS-AMF. Prosedur Pengujian dalam kondisi manual adalah sebagai berikut:
1. Memposisikan selector switch Operation Mode di ATS-AMF pada posisi 1 (manual)
2. Menekan tombol manual operation pada Modul PLC sehingga modul beroperasi pada
kondisi manual
3. Memposisikan switch Utama perangkat penguji pada posisi ON
4. Memposisikan swicth PLN perangkat penguji pada posisi ON sehingga ATS-AMF
mengindera sumber PLN telah tersambung.
5. Menekan Tombol ON pada ”Mains Contactor” sehingga ATS-AMF seolah-olah
menyalurakan daya dari sumber PLN
6. Memposisikan swicth PLN perangkat penguji pada posisi OFF sehingga ATS-AMF
mengindera sumber PLN telah putus.
7. Menekan tombol START ENGINRE pada Modul eas Ygen 2000 PLC sehingga ATS-
AMF seolah-olah menyalakan Genset
8. Menunggu respon Modul eas Ygen 2000 PLC seolah-olah genset sedang dinyalakan.
9. Memposisikan swicth Genset perangkat penguji pada posisi ON sehingga ATS-AMF
mengindera sumber Genset telah tersambung.
10. Menekan Tombol ON pada ”Genset Contactor” sehingga ATS-AMF seolah-olah
menyalurakan daya dari sumber Genset setelah ada respon genset ready to loading dari
modul eas Ygen 2000 PLC
11. Memposisikan swicth PLN perangkat penguji pada posisi ON lagi sehingga ATS-AMF
mengindera sumber PLN telah tersambung. (mengkondisikan seolah-olah sumber PLN
telah tersmabung kembali)
12. Menekan Tombol OFF pada ”Genset Contactor” sehingga ATS-AMF memutus daya
dari sumber Genset.
13. Menekan Tombol ON pada ”Mains Contactor” sehingga ATS-AMF seolah-olah
menyalurakan daya dari sumber PLN kembali.
14. Menekan tombol STOP ENGINRE pada Modul PLC sehingga ATS-AMF seolah-olah
mematikan Genset.
15. Memposisikan swicth Genset perangkat penguji pada posisi OFF sehingga ATS-AMF
Genset seolah-olah telah dimatikan. Prosedur di atas dilakukan pada saat kerja praktek
dilaksanakan dan diperoleh data kondisi swicth dan lampu indikator sebagai berikut:
4.2 Pengujian Operasi Otomatis
Pengujian Operasi Otomatis yaitu melakukan uji proses pemindahan beban dari catu daya
utama (PLN) ke catu daya cadangan ( Genset ) secara otomatis apabila sumber dari PLN
mengalami gangguan sehingga ATS-AMF melakukan proses starting Engine sampai
generator “ready to loading”.Operasi ini dilaksanakan dengan memposisikan selector switch
13. Tugas Mata Kuliah “ Seminar “ Semester 7 ITBU 2014
13
operation mode pada posisi automatic. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui unjuk
kerja dari operaasi otomatis pada ATS-AMF. Kerja operasi otomatis ATS-AMF yang
diproduksi dikendalikan secara penuh oleh dengan Modul eas Ygen 2000 PLC.
4.2.1 Prosedur Pengujian dalam kondisi Automatic adalah sebagai berikut:
Prosedur Simulasi pemindahan Beban dari sumber PLN ke sumber Genset
1. Memposisikan selector switch Operation Mode di ATS-AMF pada posisi 2 (automatic)
2. Menekan tombol automatic operation pada Modul eas Ygen 2000 PLC sehingga modul
beroperasi pada kondisi otomatis
3. Memposisikan switch Utama perangkat penguji pada posisi ON
4. Memposisikan swicth PLN perangkat penguji pada posisi ON sehingga ATS-AMF
mengindera sumber PLN telah tersambung.
5. Memposisikan swicth PLN perangkat penguji pada posisi OFF (seolah-olah sumber PLN
mengalami gangguan) sehingga ATS-AMF mengindera sumber PLN telah putus.
Apabila pada tahap ini Modul eas Ygen 2000 seolah-olah menyalakan Genset maka
modul bekerja sesuai fungsi.
6. Menunggu respon Modul eas Ygen 2000 PLC seolah-olah genset sedang dinyalakan.
7. Memposisikan swicth Genset perangkat penguji pada posisi ON (Seolah-olah) genset
telah hidup sehingga ATS-AMF mengindera sumber Genset telah tersambung kemudian
menunggu respon genset ready to loading dari modul eas Ygen 2000 PLC.
Apabila tahap ini berhasil, maka ”genset contctor” akan aktif dan proses pemindahan
beban secara otomatis berhasil dilaksanakan.
4.2.2 Prosedur Pengujian dalam kondisi Automatic adalah sebagai berikut:
Prosedur Simulasi pemindahan Beban dari sumber Genset ke sumber PLN
1. Memposisikan swicth PLN perangkat penguji pada posisi ON lagi sehingga ATS-AMF
mengindera sumber PLN telah tersambung. (mengkondisikan seolah-olah sumber PLN
telah tersambung kembali)
2. Menunggu Modul eas Ygen 2000 PLC memutus beban dari sumber genset.3.
3. Menunggu Modul eas Ygen 2000 PLC mengaktifkan ”main contactor” dan beban
berhasil dipindah dari sumber genset kembali ke sumber PLN.
4. Menunggu Modul eas Ygen 2000 PLC memerintahkan genset mati, tahap ini disebut
cooling down engine.
5. Memposisikan swicth Genset perangkat penguji pada posisi OFF sehingga ATS-AMF
mengindera Genset seolah-olah telah dimatikan.
V. Fungsi utama saat operasi otomatis ATS-AMF
Sebagai kontrol utama emergency power yaitu memonitoring dan sensoring catu daya utama
( PLN ), jika PLN mengalami gangguan maka modul ini akan memberikan perintah kepada
Genset untuk melalukan starting serta memonitoring dan sensoring Genset, apabila genset
telah starting dan running maka module ini akan memonitoring kualitas energi listrik yang
dihasilkan genset sekaligus proteksi.
VI. Saran
1. Dalam perancangan dan perakitan ATS-AMF hendaknya memperhatikan efisiensi
penggunaan kabel.
14. Tugas Mata Kuliah “ Seminar “ Semester 7 ITBU 2014
14
2. Pengujian pada ATS-AMF yang telah dirakit akan memberikan respon realisitis
sesuai kondisi saat beroperaasi bila dilakukan dengan sumber dari genset dan PLN.
DAFTAR PUSTAKA
1. Perancangan Unit Instalasi Genset Proyek Apartement The Aspen Residance.
2. Design Panel CPGS PT. Sinar Metrindo Perkasa
3. Wood Ward Coorporation. Modul eas Ygen 2000.
4. Setiawan, Rudi. Standart Operational Procedure ATS-AMF 33kVA.
5. Sudiharto,Indhana dkk. 2011. Rancang Bangun Sistem Automatic Transfer Switch (ATS)
dan Automatic Main Failure (AMF) PLN - Genset Berbasis Plc Dilengkapi Dengan
Monitoring. Jurnal Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS, Surabaya.