SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
11
BAB III
TEORI PENUNJANG
3.1 AUTOMATIC MIXING
Automatic mixing adalah mesin yang bertugas untuk pencampurkan
material dan nantinya campuran tersebut akan menjadi bahan baku pembuatan
pipa PVC. adapun tahapan proses produksi dari tiap tahap meliputi :
a. SILO 1
Tujuannya untuk pengisian material dan bertugas menransfer
material menuju silo 2 secara auto atau manual.
b. SILO 2
Bertujuan untuk menampung bahan dari silo 1 agar produksi dapat
dioptimalkan.
c. Hot Mix
Hot Mix adalah proses pencampuran material sampai dengan suhu
yang telah ditentukan.
d. Cool Mix
Cool Mix adalah proses untuk menurunkan suhu pada material
sampai dengan suhu normal.
Gambar 3.1 Automatic mixing machine.
(Sumber : dokumen project, 2013)
STIKO
M
SU
R
ABAYA
12
3.2 MOTOR BLOWER 15KW 20HP
Motor blower 15KW 20HP adalah kipas yang bertenaga tinggi berfungsi
untuk menghembuskan matrial plastik pada silo 1 yang akan dialirkan pada pipa
ke silo 2. Beberapa hal penting yang digunakan untuk mengerakkan motor
blower adalah :
a. Thermal Overload
Thermal Overload adalah Peralatan switching yang peka terhadap
suhu dan akan membuka atau menutup kontaktor pada saat suhu yang
terjadi melebihi batas yang ditentukan atau peralatan kontrol listrik yang
berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih.
Gambar 3.2 berikut adalah contoh Thermal Overload dari Schneider.
Gambar 3.2 Termal Overload.
(Sumber : http://www.schneider-electric.com)
b. Main Contactor Coil 220VAC
Main Contactor Coil 220VAC adalah Kontaktor Magnet mempunyai
kontak NO utama, yaitu kontak yang mungkin dibuat khusus untuk
mengontrol sebuah motor 3 phase. fungsi main contactor ini digunakan
sebagai start pada motor 3 fasa Pemakaian rangkaian ini akan mengurangi
lonjakan arus-listrik pada saat motor di starter. Prinsip kerjanya adalah
dengan membuat star awal menjadi tidak dikenakan tegangan secara
penuh, yaitu dengan cara dihubungkan dengan star. Kemudian saat motor
telah berputar serta arus menjadi menurun, fungsi timer pun berjalan yang
STIKO
M
SU
R
ABAYA
13
akan memindakan dengan otomatis rangkaian menjadi delta. Dengan
berubahnya menjadi delta, maka arus yang melalui motor akan menjadi
penuh. Gambar 3.3 berikut adalah contoh Main Contactor Coil 220VAC
dari Schneider.
.
Gambar 3.3 Main Control coil 220VAC.
(Sumber : http://www.schneider-electric.com)
c. Motor Breaker 3P
Motor Breaker 3P adalah memutuskan rangkaian jika terjadi arus
yang berlebih (sekring biasa) atau memutus rangkaian jika ada kesalahan
grounding (GFCI) atau motor 3 fasa tersebut sudah rusak dan arus
melebihi batas yang sudah ditenteukan. Gambar 3.4 berikut adalah contoh
Motor Breaker 3P dari Schneider.
Gambar 3.4 Motor Breaker 3P.
(Sumber : http://www.schneider-electric.com)
STIKO
M
SU
R
ABAYA
14
d. Timer Star Delta
Timer Star Delta adalah untuk memindah secara otomatis saat timer
yang sudah di tentukan setelah timer sudah habis maka jumlah arus start
motor 3 fasa untuk pertamakalinya dihidupkan yang posisi semula pada
posisi start lalu di ubah menjadi posisi delta. . Gambar 3.5 berikut adalah
contoh Timer Star Delta dari Schneider.
Gambar 3.5 Timer Star Delta.
(Sumber : http://www.schneider-electric.com)
3.3 VIBRATOR 0,25 KW
Vibrator 0,25KW berfungsi untuk mengentarkan tangki pada Silo 1 dan
silo 2 supaya semua matrial yang berada di dalam tangki dengan cepat turun
menuju pipa – pipa yang sudah di sediakan. Beberapa hal penting yang di
gunakan untuk menggerakan vibrator adalah Motor Breaker 3P dan Main
contactor coil 220VAC.
3.4 Power 220VAC
Power 220VAC digunakan untuk mengalirkan arus listik bertegangan
220VAC tiga fasa yang bertujuan untuk menyalakankan panel – panel listrik pada
seluruh sistem automatic mixing pabrik. Berikut ini adalah hal – hal penting
mengenai Power 220VAC :
STIKO
M
SU
R
ABAYA
15
a. MCB ( Miniature Circuit Breaker )
MCB adalah sebagai pengaman dalam suatu instalasi listrik. MCB
berfungsi sebagai pengaman hubung singkat (konsleting) dan juga
berfungsi sebagai pengaman beban lebih. . Gambar 3.6 berikut adalah
contoh MCB dari Schneider.
Gambar 3.6 MCB (Miniature Circuit Breaker).
(Sumber : http://www.schneider-electric.com)
b. MCCB ( Miniatur Case Circuit Breaker )
Fungsi MCCB adalah merupakan alat pengaman yang dalam proses
operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai
alat untuk penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB
dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat (short
circuit) dan arus beban lebih (over load). Contoh gambar MCCB bisa di
lihat pada gambar 3.7
Gambar 3.7 MCCB ( Moulded Case Circuit Breaker ).
(Sumber : http://www.schneider-electric.com)
STIKO
M
SU
R
ABAYA
16
3.5 Main Breaker 3 pole
Main Breaker 3 pole adalah suatu peralatan pemutus rangkaian listrik pada
suatu sistem tenaga listrik berupa 3 buah MCB digabungkan menjadi satu ketika
dinyalakan apabila terjadi kelebihan beban atau konsleting listrik makan ke-3
buah MCB tersebut akan OFF. Gambar 3.8 berikut adalah contoh Main Breaker 3
pole dari Schneider.
Gambar 3.8 Main Breaker 3 pole .
(Sumber : http://www.schneider-electric.com)
3.6 Selenoid Valve Single Coil 220VAC
Valve Single coil 220VAC adalah peralatan yang berfungsi untuk
mengontrol, mengarahkan, membuka, menghentikan, mencampur aliran fluida,
mengatur tekanan dan temperature fluida pada silo 2 menuju tanki hot mix dan
cool mix. Beberapa hal penting yang digunakan untuk mengerakkan Valve Single
Coil 220VAC adalah :
a. Relay 220VAC
Relay 220VAC adalah komponen elektronika berupa saklar
elektronik yang digerakkan oleh arus listrik dengan tegangan 220VAC
yang bertujuan untuk mengalirkan arus listrik pada posisi normaly close
ke normaly open. Gambar 3.9 berikut adalah contoh Relay 220VAC dari
Schneider.
STIKO
M
SU
R
ABAYA
17
Gambar 3.9 Relay 220VAC.
(Sumber : http://www.omron.com/ecb/products/pry/)
b. Socket Relay 220VAC
Socket Relay 220VAC adalah komponen yang berupa tempat
colokan relay yang dapat di pasang serta dilepas secara mudah. Gambar
3.10 berikut adalah contoh Socket Relay 220VAC dari Schneider.
Gambar 3.10 Socket Relay 220VAC.
(Sumber : http://www.omron.com/ecb/products/pry/)
STIKO
M
SU
R
ABAYA
18
3.7 HMI ( Humman Machine Interface)
HMI adalah singkatan dari Human Machine Interface bila dilihat dari
singkatannya pengertian HMI adalah Interface (antar muka) antara Mesin dengan
Manusia. Mesin dalam hal ini bisa berupa Mesin, System Package atau bahkan
Sebuah Plant Pada umumnya HMI adalah berupa komputer dengan display di
Monitor CRT/LCD dimana kita bisa melihat keseluruhan system dari layar
tersebut. Layaknya sebuah komputer, HMI biasanya dilengkapi dengan keyboard
dan Mouse. dan biasa juga diganti dengan touch screen. Dimana keyboard sendiri
juga bisa di ganti dengan tampilan di layar buat penginputan. Contoh gambar
HMI bisa di lihat pada gambar 3.11
Gambar 3.11 HMI ( Humman Machine Interface).
(Sumber : dokumen project, 2013)
3.8 CONTROL
Sebelum adanya Programmable Logic Controller (PLC), sudah banyak
peralatan kontrol sekuensial yang menggunakan relay, panel control dengan relay
menjadi kontrol sekuens yang utama, tetapi relay elektromagnetik tidak cocok
diterapkan untuk kontrol dengan kecepatan tinggi. Pada aplikasi industri banyak
dibutuhkan implemantasi pengontrol proses yang akan beraksi menghasilkan
output sebagai fungsi dari state (keadaan), perubahan state, atau beberapa variabel
biner. Sistem yang mengimplementasikan fungsi ini disebut sistem pengontrol
logic karena input sinyal yang diproses berupa variabel biner.
STIKO
M
SU
R
ABAYA
19
3.8.1 Pengenalan PLC
Awalnya PLC dirancang untuk menggantikan rangkaian logic atau relay,
dengan menambahkan fungsi aritmatika, timer, dan counter, yang banyak
digunakan dan merupakan bagian utama dalam pengendalian pada sistem atau
proses yang kompleks. Programmable Logic Controller (PLC) adalah elemen
kendali yang fungsi pengendaliannya dapat diprogram sesuai keperluan. PLC
mempunyai jenis input atau output berupa sinyal logic on off. Alat ini mempunyai
kemampuan menyimpan instruksi-instruksi untuk melaksanakan fungsi kendali
atau melaksanakan suatu perintah kerja yang sekuensial, perhitungan aritmatika,
pemroses numerik, sarana komunikasi dari suatu proses. Perkembangan PLC
sangat erat dengan perkembangan mikroprosesor. Seiring dengan meningkatnya
kemampuan mikroprosesor, maka kemampuan PLC akan meningkat juga. Saat ini
PLC telah mampu berkomunikasi dengan operator, dengan modul-modul kendali
tertentu seperti PID kontroler, multi-channel analog I/O, berkomunikasi dengan
komputer atau PLC lain, bahkan dapat juga menstranmisi data untuk keperluan
pengontrolan jarak jauh.
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori
untuk menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah
diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara
aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan,
menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR,
dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan
mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sekuensial
dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat
dikendalikan, dan dioperasikan oleh individu yang tidak memiliki
pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini
STIKO
M
SU
R
ABAYA
20
memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan
bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan
jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan. Alat ini bekerja berdasarkan input-
input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang
kemudian akan mengubah status-status output-output dari on menjadi off dan
sebaliknya. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi
sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga
dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat
dibagi secara umum dan secara khusus. Secara umum fungsi PLC adalah
sebagai berikut:
1. Sekuensial Kontrol. PLC memproses input sinyal biner menjadi
output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara
berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau
langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang
tepat.
2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu
sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan
mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang
dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan
pesan tersebut pada operator.
Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat
memberikan input ke CNC (Computerized Numerical Control).
Beberapa PLC dapat memberikan input ke CNC untuk kepentingan
pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan PLC
mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya.
CNC biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja,
moulding dan sebagainya.
STIKO
M
SU
R
ABAYA
21
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan
proses yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika
terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan program yang
tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk
mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.
3.9 SISTEM KERJA PLC
PLC menerima sinyal input dari peralatan sensor berupa sinyal on off.
Apabila input berupa sinyal analog, maka dibutuhkan input analog modul yang
mengkonversi sinyal analog menjadi sinyal digital. Sinyal ini akan dikirim ke
Central Processing Unit untuk diproses oleh program yang telah dibuat. Hasil
pemrosesan berupa sinyal keluaran digital yang dikirim ke modul output untuk
menjalankan aktuator. Prinsip kerja PLC dapat dilihat pada Gambar 3.12.
Gambar 3.12 Sistem Kerja PLC.
Alat Pemrogram
1. PC
2. Hand Held
3. Programmer
Tabel Input Program
Aplikasi PLC
Tabel
Output
DataInput Device
1. Switch
2. Sensor
3. Push
Button
Sistem I/O
Output Device
1. Lampu
2. Relay
3. Motor
4. Valve
STIKO
M
SU
R
ABAYA
22
3.10 PERANGKAT KERAS PLC
Dari ukuran dan kemampuannya, PLC dapat dibagi menjadi jenis-jenis
berikut :
1. Tipe compact, ciri-ciri PLC jenis ini adalah :
a. Seluruh komponen (power supply, CPU, modul input-output
modul komunikasi) menjadi satu.
b. Umumnya berukuran kecil (compact).
c. Mempunyai jumlah input/output relatif sedikit dan tidak dapat
diekspan.
d. Tidak dapat ditambah modul-modul khusus.
Gambar 3.13 berikut ini contoh PLC compact dari omron type
CP1L.
Gambar 3.13 PLC compact omron.
(Sumber : http://www.ia.omron.com/products/family/1778/)
STIKO
M
SU
R
ABAYA
23
2. Tipe Modular
Ciri-ciri PLC jenis ini ialah :
a. Komponen-komponen terpisah ke dalam modul-modul.
b. Berukuran besar.
c. Memungkinkan untuk ekspansi jumlah input-output (sehingga
jumlah lebih banyak).
d. Memungkinkan penambahan modul-modul khusus.
Gambar 3.14 berikut ini contoh PLC modular CJ1 dari Omron.
Gambar 3.14 PLC modular CJ1W dari Omron.
(Sumber : http://www.ia.omron.com/products/family/31/)
PLC terbagi dalam beberapa komponen utama. PLC memiliki
komponen yang terhubung dengan peralatan input dan peralatan output.
PLC juga terhubung dengan PC untuk kebutuhan pemrograman (umumnya
menggunakan RS 232 serial port). Secara umum PLC terbagi dalam
beberapa komponen berikut :
STIKO
M
SU
R
ABAYA
24
1. Power supply.
2. Prosesor.
3. Memori.
4. Modul Input dan Output.
5. Alat pemrogram.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai komponen-
komponen yang telah disebutkan diatas:
1. Power supply
Power supply merupakan penyedia daya bagi PLC. Jenis tegangan yang
dimilikinya bisa berupa tegangan AC (missal : 120/240 Vac) maupun
tegangan DC (missal : 24 V DC). PLC juga memiliki power supply (24 V
DC) internal yang bisa digunakan untuk menyediakan daya bagi peralatan
input/output PLC. Gambar 3.15 berikut ini contoh modul power supply dari
Omron type S8VS.
Gambar 3.15 Modul power supply dari PLC Omron.
(Sumber : http://www.ia.omron.com/products/family/807/)
STIKO
M
SU
R
ABAYA
25
2. Prosesor (Central Processing Unit)
Prosesor ialah bagian PLC yang bertugas membaca dan mengeksekusi
instruksi program. Prosesor mempunyai elemen kontrol yang disebut
Arithmatic and Logic Unit (ALU), sehingga mampu mengerjakan operasi
logika dan aritmatika. Gambar 3.16 di bawah adalah contoh modul prosesor
dari Omron type CS1G.
Gambar 3.16 Modul prosesor dari Omron.
(Sumber : http://www.ia.omron.com/products/family/16/)
3. Memori
Memori ialah tempat penyimpanan data dalam PLC. Memori ini
umumnya menjadi satu modul dengan prosesor/CPU. Jika berbentuk memori
eksternal maka itu merupakan memori tambahan. Gambar 3.17 berikut adalah
contoh modul memori eksternal dari Omron.
Gambar 3.17 Modul memori eksternal dari Omron.
(Sumber : http://www.ia.omron.com/support/glossary/meaning/201tml)
STIKO
M
SU
R
ABAYA
26
4. Modul Input-Output
Modul input-output ialah perantara dari PLC ke peralatan di panel-panel
kontrol. Modul input-output pada PLC compact umumnya sudah built-in di
PLC. Sedang untuk PLC modular berupa modul I/O tersendiri yang terpisah
dari CPU. Secara umum terbagi menjadi :
a. Modul Input/output diskrit
Berfungsi untuk menghubungkan input diskrit fisik (saklar,
sensor) dengan PLC. Berikut ini skema di dalam modul input
diskrit untuk tegangan AC dan DC. Sebagai catatan, modul input
yang dapat menerima tegangan AC memiliki rangkaian penyearah
di dalamnya. Gambar 3.20 berikut adalah modul input/output
diskrit.
Gambar 3.18 Modul input/output diskrit.
b. Modul input/output analog
Selain modul input/output diskrit, terdapat juga modul
input/output analog. Modul input analog dapat menerima tegangan
dan arus dengan level tertentu (misal 0-10 V, 4-20 mA) dari
peralatan input analog (misal : sensor analog, potensiometer).
Sedang modul output analog dapat memberikan tegangan dan arus
dengan level tertentu (misal 4-20 mA, dan 0-10 V, ) pada
peralatan output analog (misal : motor DC, motor AC, control
valve). Gambar 3.21 berikut adalah modul input/output analog.
STIKO
M
SU
R
ABAYA
27
Gambar 3.19 Modul input/output analog.
3.11 DASAR-DASAR PEMROGRAMAN PLC
Sebelum mulai membuat program PLC, perlu dibuat dulu daftar peralatan
input dan output (input/output list) yang digunakan pada sistem. Hal ini penting
supaya perancang bisa menghitung jumlah input dan output yang perlu dipenuhi
PLC. Hal ini juga membantu pemrograman nantinya, karena pengalamatan juga
berkaitan dengan status input-output dalam sistem.
Kemudian barulah dibuat program PLC sesuai dengan flow chart yang
sebelumnya dibuat. Program ini bisa disimulasikan terlebih dahulu di PLC, karena
PLC memiliki lampu-lampu built in sehingga statusnya bisa dilihat langsung di
body dari PLC. Untuk mengaktifkan input bisa dengan melakukan force pada
input PLC tersebut.
Setelah program sudah valid, barulah perancang menghubungkan peralatan
input/output sebenarnya pada sistem. Jika sudah tidak ada masalah dengan
rangkaian-rangkaian pendukung maka sistem yang dikendalikan oleh PLC sudah
siap dijalankan. Gambar 3.22 berikut adalah uraian dari penjelasan di atas.
STIKO
M
SU
R
ABAYA
28
3.12 BAHASA PEMROGRAMAN PLC
Sesuai dengan standard IEC 61131-3 (International Electrotechnical
Commision), badan standardisasi dunia dalam bidang teknik elektro, ada beberapa
cara pemrograman PLC salah satunya yaitu ladder diagram.
PLC yang dibuat setelah standart tersebut ditentukan harus bisa diprogram
menggunakan (minimal) 5 program tersebut di atas. Pada bagian ini hanya
dibahas ladder diagram, sebagai “bahasa ibu” PLC.
3.12.1 Ladder Diagram
Ladder Diagram merupakan metode pemrograman PLC yang paling
populer, karena PLC pertama yang diciptakan menggunakan bahasa ini. Hal
tersebut dikarenakan PLC merupakan kelanjutan dari relay logic control, yang
sebelumnya juga menggunakan relay ladder logic. Istilah ladder digunakan
karena bentuk bahasa ini mirip dengan tangga (ladder).
Gambar 3.24 berikut ini adalah contoh Ladder Diagram sederhana :
Gambar 3.20 Contoh ladder diagram.
STIKO
M
SU
R
ABAYA
29
Dari Gambar 4.6 nampak bahwa ladder diagram memiliki bentuk
sama dengan relay logic control. Ada bagian contact (input) dan coil
(output). Anak tangga (rung) berisi komponen-komponen pemrograman
LD. Rung tersebut diapit oleh power rail dan neutral rail, dua jalur yang
dapat menggambarkan aliran program seperti layaknya aliran arus listrik.
Ada beberapa konvensi yang perlu diperhatikan dalam pemrograman PLC
dengan Ladder diagram :
1. Dibaca dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah.
2. Rung tidak boleh diakhiri dengan lebih dari satu output.
3. Output (coil) dan input (contact) ditampilkan dalam kondisi tidak
dienergized.
4. Input/ouput diidentifikasi melalui alamatnya.
Komponen-komponen dasar ladder diagram ialah :
1. Contact/input.
2. Coil/output.
3. Timer.
4. Counter.
Penggunaan istilah contact dan coil sebagai padanan kata dari
input dan output dikarenakan kedekatan ladder diagram dengan relay
ladder logic (rangkaian logika untuk sistem berbasis relay).
Ada bermacam-macam contact pada ladder diagram. Untuk
contact, jenis pertama ialah normal contact, yang terdiri dari :
1. Normally open contact.
2. Normally close contact.
STIKO
M
SU
R
ABAYA
30
Istilah yang dipakai pada normal contact mengacu pada konsep
NO dan NC dari relay contact. Prinsip kerja contact ini sama persis
dengan relay contact. Demikian juga dengan normal coil yang
mengadopsi relay coil. Gambar 3.25 berikut ini adalah ladder diagram
normal contact dan normal coil.
Gambar 3.21 adalah ladder diagram normal contact dan normal coil.
Untuk mempermudah pemahaman, akan digunakan kode-kode
sederhana yang umum : I (input) dan O (output). Setelah huruf I dan O
akan diberikan angka yang menunjukkan urutan dari input atau output
tersebut.
Dengan menggunakan keduanya, bisa disusun beberapa jenis
gerbang logika yang umum. Perhatikan gerbang-gerbang logika pada
Gambar 3.22 dan Gambar 3.23 berikut.
STIKO
M
SU
R
ABAYA
31
Gambar 3.22 Gerbang Logika dengan ladder diagram.
Gambar 3.23 Gerbang Logika dengan ladder diagram (lanjutan).
Beberapa aturan yang harus diperhatikan dalam membuat
program PLC menggunakan ladder diagram adalah sebagai berikut :
1. Output dapat menjadi input, input tidak dapat menjadi output.
Output PLC dapat berubah menjadi input, di mana input tersebut baru
akan aktif jika output diaktifkan. Hal ini dimungkinkan karena output
tersebut merupakan bagian alamat dari PLC. Jadi dimanipulasi ialah
alamat output, bukan peralatan output secara fisik.
STIKO
M
SU
R
ABAYA
32
2. Internal relay dapat digunakan sebagai perantara.
Pada era relay, seluruh peralatan input dan output akan dihubungkan
dengan relay sebagai pengendali. Pada PLC, sebagai gantinya diberikan
relay virtual yang disebut internal relay. Perbedaan internal relay dengan
input (I) atau output (O) ialah tidak ada keharusan menghubungkan alat
fisik tertentu pada alamat ini. Sedang pada alamat input atau output,
pengguna harus benar-benar menghubungkan peralatan secara fisik.
3. Input dapat muncul berkali-kali, output hanya boleh muncul 1 kali.
Seperti halnya contact pada relay, contact di PLC dapat muncul berkali-
kali dalam suatu ladder diagram. Ini adalah salah satu kelebihan PLC
dibanding relay, karena jumlah contact maksimal yang umum beredar di
pasaran ialah 4 contact saja. Sedang jumlah maksimal contact pada PLC
nyaris tak terbatas (hanya dibatasi oleh ketersediaan memori PLC saja).
3.13 KOMUNIKASI PLC
Profibus DP dimulai dari pemikiran tentang automation system yang
sudah ada saat itu tetapi tidak efisien, baik dari segi instalasi maupun biaya yang
dikeluarkan untuk membangun sebuah control system yang biasa disebut sebagai
Central Automation System. Dengan sistem ini controller sebagai pusat
automation berada di satu tempat sedangkan sensor/actuator tersebar disemua
area dimana semua instalasi sensor ini tertuju disatu tempat yaitu ke controller,
sehingga memerlukan kabel yang banyak dan panjang untuk instalasinya
Kemudian munculah Profibus DP sebagai protocol komunikasi berbasis RS485
yang mengubah Central Automation System menjadi Distributed Automation
System. Sistem ini memberikan beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem
yang lama, dimana dari sisi instalasi sangat efisien dan biaya yang dikeluarkan
lebih sedikit Profibus DP adalah teknologi komunikasi barbasis RS485 yang
memiliki sistem modular yang dapat digunakan sesuai fungsi module itu sendiri
(Elins, 2012).
STIKO
M
SU
R
ABAYA

More Related Content

What's hot

Modul dasar-mikrokontroler-bab-i-pengantar
Modul dasar-mikrokontroler-bab-i-pengantarModul dasar-mikrokontroler-bab-i-pengantar
Modul dasar-mikrokontroler-bab-i-pengantarBeny Abdurrahman
 
72681707 jam-digital-at-mega-16
72681707 jam-digital-at-mega-1672681707 jam-digital-at-mega-16
72681707 jam-digital-at-mega-16Satria Speed
 
Materi 6 mikrokontroller
Materi 6   mikrokontrollerMateri 6   mikrokontroller
Materi 6 mikrokontrollerNanik Soewandi
 
Pemograman zelio soft 2
Pemograman zelio soft 2Pemograman zelio soft 2
Pemograman zelio soft 2arie eric
 
Pendahuluan plc
Pendahuluan plcPendahuluan plc
Pendahuluan plcarie eric
 
Makalah mikroprosesor jam digital dengan LCD16X2
Makalah mikroprosesor jam digital dengan LCD16X2 Makalah mikroprosesor jam digital dengan LCD16X2
Makalah mikroprosesor jam digital dengan LCD16X2 lely charo
 
Modul dasar-mikrokontroler-bab-ii-kebutuhan-hardware-at mega16
Modul dasar-mikrokontroler-bab-ii-kebutuhan-hardware-at mega16Modul dasar-mikrokontroler-bab-ii-kebutuhan-hardware-at mega16
Modul dasar-mikrokontroler-bab-ii-kebutuhan-hardware-at mega16Beny Abdurrahman
 
Menampilkan Karakter pada Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16
Menampilkan Karakter pada  Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16Menampilkan Karakter pada  Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16
Menampilkan Karakter pada Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16University of Lampung
 
Mikrokontroler pertemuan 1
Mikrokontroler pertemuan 1Mikrokontroler pertemuan 1
Mikrokontroler pertemuan 1Rumah Belajar
 
Perancangan Sistem Kontrol Otomatis Mesin Perontok Bulu Ayam Berbasis PLC
Perancangan Sistem Kontrol Otomatis Mesin Perontok Bulu Ayam Berbasis PLCPerancangan Sistem Kontrol Otomatis Mesin Perontok Bulu Ayam Berbasis PLC
Perancangan Sistem Kontrol Otomatis Mesin Perontok Bulu Ayam Berbasis PLCPoliteknik Negeri Banjarmasin
 
Bab 5 Pengolahan Input Output
Bab 5  Pengolahan Input OutputBab 5  Pengolahan Input Output
Bab 5 Pengolahan Input OutputBeny Abd
 
Tutorial membuat project termometer dan jam digital menggunakan codevision av...
Tutorial membuat project termometer dan jam digital menggunakan codevision av...Tutorial membuat project termometer dan jam digital menggunakan codevision av...
Tutorial membuat project termometer dan jam digital menggunakan codevision av...Muhammad Kennedy Ginting
 
Mikroprosesor dan Mikrokontroler
Mikroprosesor dan MikrokontrolerMikroprosesor dan Mikrokontroler
Mikroprosesor dan MikrokontrolerRizki Nugroho
 
Sistem inputoutput
Sistem inputoutputSistem inputoutput
Sistem inputoutputandaroe
 
Perangkat Pemerosesan Komputer
Perangkat Pemerosesan KomputerPerangkat Pemerosesan Komputer
Perangkat Pemerosesan KomputerFadila Maharani
 
15.04.146 jurnal eproc
15.04.146 jurnal eproc15.04.146 jurnal eproc
15.04.146 jurnal eproceko dnero
 
L2 f009034 mkp
L2 f009034 mkpL2 f009034 mkp
L2 f009034 mkpnatubakha
 
alat pemindah barang microcontroler berbasis PLC
alat pemindah barang microcontroler berbasis PLCalat pemindah barang microcontroler berbasis PLC
alat pemindah barang microcontroler berbasis PLCarsenalid
 

What's hot (20)

Modul dasar-mikrokontroler-bab-i-pengantar
Modul dasar-mikrokontroler-bab-i-pengantarModul dasar-mikrokontroler-bab-i-pengantar
Modul dasar-mikrokontroler-bab-i-pengantar
 
72681707 jam-digital-at-mega-16
72681707 jam-digital-at-mega-1672681707 jam-digital-at-mega-16
72681707 jam-digital-at-mega-16
 
Materi 6 mikrokontroller
Materi 6   mikrokontrollerMateri 6   mikrokontroller
Materi 6 mikrokontroller
 
Pemograman zelio soft 2
Pemograman zelio soft 2Pemograman zelio soft 2
Pemograman zelio soft 2
 
Pendahuluan plc
Pendahuluan plcPendahuluan plc
Pendahuluan plc
 
Makalah mikroprosesor jam digital dengan LCD16X2
Makalah mikroprosesor jam digital dengan LCD16X2 Makalah mikroprosesor jam digital dengan LCD16X2
Makalah mikroprosesor jam digital dengan LCD16X2
 
Modul dasar-mikrokontroler-bab-ii-kebutuhan-hardware-at mega16
Modul dasar-mikrokontroler-bab-ii-kebutuhan-hardware-at mega16Modul dasar-mikrokontroler-bab-ii-kebutuhan-hardware-at mega16
Modul dasar-mikrokontroler-bab-ii-kebutuhan-hardware-at mega16
 
Menampilkan Karakter pada Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16
Menampilkan Karakter pada  Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16Menampilkan Karakter pada  Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16
Menampilkan Karakter pada Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16
 
Bahan ajar
Bahan ajarBahan ajar
Bahan ajar
 
Mikrokontroler pertemuan 1
Mikrokontroler pertemuan 1Mikrokontroler pertemuan 1
Mikrokontroler pertemuan 1
 
PROYEK1
PROYEK1PROYEK1
PROYEK1
 
Perancangan Sistem Kontrol Otomatis Mesin Perontok Bulu Ayam Berbasis PLC
Perancangan Sistem Kontrol Otomatis Mesin Perontok Bulu Ayam Berbasis PLCPerancangan Sistem Kontrol Otomatis Mesin Perontok Bulu Ayam Berbasis PLC
Perancangan Sistem Kontrol Otomatis Mesin Perontok Bulu Ayam Berbasis PLC
 
Bab 5 Pengolahan Input Output
Bab 5  Pengolahan Input OutputBab 5  Pengolahan Input Output
Bab 5 Pengolahan Input Output
 
Tutorial membuat project termometer dan jam digital menggunakan codevision av...
Tutorial membuat project termometer dan jam digital menggunakan codevision av...Tutorial membuat project termometer dan jam digital menggunakan codevision av...
Tutorial membuat project termometer dan jam digital menggunakan codevision av...
 
Mikroprosesor dan Mikrokontroler
Mikroprosesor dan MikrokontrolerMikroprosesor dan Mikrokontroler
Mikroprosesor dan Mikrokontroler
 
Sistem inputoutput
Sistem inputoutputSistem inputoutput
Sistem inputoutput
 
Perangkat Pemerosesan Komputer
Perangkat Pemerosesan KomputerPerangkat Pemerosesan Komputer
Perangkat Pemerosesan Komputer
 
15.04.146 jurnal eproc
15.04.146 jurnal eproc15.04.146 jurnal eproc
15.04.146 jurnal eproc
 
L2 f009034 mkp
L2 f009034 mkpL2 f009034 mkp
L2 f009034 mkp
 
alat pemindah barang microcontroler berbasis PLC
alat pemindah barang microcontroler berbasis PLCalat pemindah barang microcontroler berbasis PLC
alat pemindah barang microcontroler berbasis PLC
 

Viewers also liked

17 comprension de mensajes orales
17 comprension de mensajes orales17 comprension de mensajes orales
17 comprension de mensajes oralesKaty_Montano
 
51 adivinanza el gato
51 adivinanza el gato51 adivinanza el gato
51 adivinanza el gatoKaty_Montano
 
40 taller de lectura sara y luciana
40 taller de lectura sara y luciana40 taller de lectura sara y luciana
40 taller de lectura sara y lucianaKaty_Montano
 
45 objetos peligrosos
45 objetos peligrosos45 objetos peligrosos
45 objetos peligrososKaty_Montano
 
36 cancion batalla del movimiento
36 cancion batalla del movimiento36 cancion batalla del movimiento
36 cancion batalla del movimientoKaty_Montano
 
03 costa peruana 111
03 costa peruana 11103 costa peruana 111
03 costa peruana 111Katy_Montano
 
13 taller de lectura
13 taller de lectura13 taller de lectura
13 taller de lecturaKaty_Montano
 
38 partes de la cara
38 partes de la  cara38 partes de la  cara
38 partes de la caraKaty_Montano
 
47 lado izquierdo (pintar las imagenes que van hacia la izquierda)
47 lado izquierdo (pintar las imagenes que van hacia la izquierda)47 lado izquierdo (pintar las imagenes que van hacia la izquierda)
47 lado izquierdo (pintar las imagenes que van hacia la izquierda)Katy_Montano
 
31 lado derecho (espalda)
31 lado derecho (espalda)31 lado derecho (espalda)
31 lado derecho (espalda)Katy_Montano
 
17 taller de lectura el gallo y el zorro
17 taller de lectura el gallo y el zorro17 taller de lectura el gallo y el zorro
17 taller de lectura el gallo y el zorroKaty_Montano
 
04 secuencias logicas
04 secuencias logicas04 secuencias logicas
04 secuencias logicasKaty_Montano
 
12 crucifixión de jesús
12 crucifixión de jesús12 crucifixión de jesús
12 crucifixión de jesúsKaty_Montano
 

Viewers also liked (20)

18 mar peruano
18 mar peruano18 mar peruano
18 mar peruano
 
20 adivinanza
20 adivinanza 20 adivinanza
20 adivinanza
 
20 adivinanza
20 adivinanza20 adivinanza
20 adivinanza
 
17 comprension de mensajes orales
17 comprension de mensajes orales17 comprension de mensajes orales
17 comprension de mensajes orales
 
51 adivinanza el gato
51 adivinanza el gato51 adivinanza el gato
51 adivinanza el gato
 
40 taller de lectura sara y luciana
40 taller de lectura sara y luciana40 taller de lectura sara y luciana
40 taller de lectura sara y luciana
 
45 objetos peligrosos
45 objetos peligrosos45 objetos peligrosos
45 objetos peligrosos
 
36 cancion batalla del movimiento
36 cancion batalla del movimiento36 cancion batalla del movimiento
36 cancion batalla del movimiento
 
03 costa peruana 111
03 costa peruana 11103 costa peruana 111
03 costa peruana 111
 
13 taller de lectura
13 taller de lectura13 taller de lectura
13 taller de lectura
 
38 partes de la cara
38 partes de la  cara38 partes de la  cara
38 partes de la cara
 
02 la vista
02 la vista02 la vista
02 la vista
 
47 lado izquierdo (pintar las imagenes que van hacia la izquierda)
47 lado izquierdo (pintar las imagenes que van hacia la izquierda)47 lado izquierdo (pintar las imagenes que van hacia la izquierda)
47 lado izquierdo (pintar las imagenes que van hacia la izquierda)
 
31 lado derecho (espalda)
31 lado derecho (espalda)31 lado derecho (espalda)
31 lado derecho (espalda)
 
17 taller de lectura el gallo y el zorro
17 taller de lectura el gallo y el zorro17 taller de lectura el gallo y el zorro
17 taller de lectura el gallo y el zorro
 
Yvonne AK Johnson's Production of Annie
Yvonne AK Johnson's Production of Annie Yvonne AK Johnson's Production of Annie
Yvonne AK Johnson's Production of Annie
 
04 secuencias logicas
04 secuencias logicas04 secuencias logicas
04 secuencias logicas
 
Resume
ResumeResume
Resume
 
12 crucifixión de jesús
12 crucifixión de jesús12 crucifixión de jesús
12 crucifixión de jesús
 
43 duro blando
43 duro   blando43 duro   blando
43 duro blando
 

Similar to Otomatisasi Pencampuran Bahan Baku Pipa PVC

makalah sistem dasar kontrol alat pemotong dengan mikrokontroler
makalah sistem dasar kontrol alat pemotong dengan mikrokontrolermakalah sistem dasar kontrol alat pemotong dengan mikrokontroler
makalah sistem dasar kontrol alat pemotong dengan mikrokontrolerMuhammad Ishaq
 
Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)
Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)
Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)University Of Polytechnic Malang
 
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino UnoRangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino UnoRianaDS
 
alat pencampur minuman berbasis PLC
alat pencampur minuman berbasis PLCalat pencampur minuman berbasis PLC
alat pencampur minuman berbasis PLC5223127190
 
Makalah mikroprosesor
Makalah mikroprosesorMakalah mikroprosesor
Makalah mikroprosesorAip Goper
 
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendaliPetunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendaliAris Zainul Muttaqin
 
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendaliPetunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendaliAris Zainul Muttaqin
 
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatisSimulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis5223127190
 
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatisSimulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis5223127190
 
Belajar bahasa ladder diagram plc
Belajar bahasa ladder diagram plcBelajar bahasa ladder diagram plc
Belajar bahasa ladder diagram plcArman Tan
 
putar kanan kiri tipe 1
putar kanan kiri tipe 1putar kanan kiri tipe 1
putar kanan kiri tipe 1jhoel sim
 
Walking robot raspbery pi b+
Walking robot raspbery pi b+Walking robot raspbery pi b+
Walking robot raspbery pi b+faizallicall
 
Walking robot atemega16
Walking robot atemega16Walking robot atemega16
Walking robot atemega16faizallicall
 

Similar to Otomatisasi Pencampuran Bahan Baku Pipa PVC (20)

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Plc
PlcPlc
Plc
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
makalah sistem dasar kontrol alat pemotong dengan mikrokontroler
makalah sistem dasar kontrol alat pemotong dengan mikrokontrolermakalah sistem dasar kontrol alat pemotong dengan mikrokontroler
makalah sistem dasar kontrol alat pemotong dengan mikrokontroler
 
Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)
Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)
Sistem Kontrol (Distributed Control System dan Programable Logic Controller)
 
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino UnoRangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
Rangkaian Pengatur Kecepatan dan Arah Putaran Motor DC Berbasis Adruino Uno
 
2. plc fix
2. plc fix2. plc fix
2. plc fix
 
alat pencampur minuman berbasis PLC
alat pencampur minuman berbasis PLCalat pencampur minuman berbasis PLC
alat pencampur minuman berbasis PLC
 
Makalah mikroprosesor
Makalah mikroprosesorMakalah mikroprosesor
Makalah mikroprosesor
 
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendaliPetunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
 
Mengenal PLC
Mengenal PLCMengenal PLC
Mengenal PLC
 
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendaliPetunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
Petunjuk praktikum Instrumentasi dan kendali
 
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatisSimulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
 
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatisSimulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
Simulasi alat pengkonversi kertas a3 ke a4 otomatis
 
Belajar bahasa ladder diagram plc
Belajar bahasa ladder diagram plcBelajar bahasa ladder diagram plc
Belajar bahasa ladder diagram plc
 
putar kanan kiri tipe 1
putar kanan kiri tipe 1putar kanan kiri tipe 1
putar kanan kiri tipe 1
 
Document riyan
Document riyanDocument riyan
Document riyan
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
Walking robot raspbery pi b+
Walking robot raspbery pi b+Walking robot raspbery pi b+
Walking robot raspbery pi b+
 
Walking robot atemega16
Walking robot atemega16Walking robot atemega16
Walking robot atemega16
 

Recently uploaded

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 

Recently uploaded (20)

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 

Otomatisasi Pencampuran Bahan Baku Pipa PVC

  • 1. 11 BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 AUTOMATIC MIXING Automatic mixing adalah mesin yang bertugas untuk pencampurkan material dan nantinya campuran tersebut akan menjadi bahan baku pembuatan pipa PVC. adapun tahapan proses produksi dari tiap tahap meliputi : a. SILO 1 Tujuannya untuk pengisian material dan bertugas menransfer material menuju silo 2 secara auto atau manual. b. SILO 2 Bertujuan untuk menampung bahan dari silo 1 agar produksi dapat dioptimalkan. c. Hot Mix Hot Mix adalah proses pencampuran material sampai dengan suhu yang telah ditentukan. d. Cool Mix Cool Mix adalah proses untuk menurunkan suhu pada material sampai dengan suhu normal. Gambar 3.1 Automatic mixing machine. (Sumber : dokumen project, 2013) STIKO M SU R ABAYA
  • 2. 12 3.2 MOTOR BLOWER 15KW 20HP Motor blower 15KW 20HP adalah kipas yang bertenaga tinggi berfungsi untuk menghembuskan matrial plastik pada silo 1 yang akan dialirkan pada pipa ke silo 2. Beberapa hal penting yang digunakan untuk mengerakkan motor blower adalah : a. Thermal Overload Thermal Overload adalah Peralatan switching yang peka terhadap suhu dan akan membuka atau menutup kontaktor pada saat suhu yang terjadi melebihi batas yang ditentukan atau peralatan kontrol listrik yang berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih. Gambar 3.2 berikut adalah contoh Thermal Overload dari Schneider. Gambar 3.2 Termal Overload. (Sumber : http://www.schneider-electric.com) b. Main Contactor Coil 220VAC Main Contactor Coil 220VAC adalah Kontaktor Magnet mempunyai kontak NO utama, yaitu kontak yang mungkin dibuat khusus untuk mengontrol sebuah motor 3 phase. fungsi main contactor ini digunakan sebagai start pada motor 3 fasa Pemakaian rangkaian ini akan mengurangi lonjakan arus-listrik pada saat motor di starter. Prinsip kerjanya adalah dengan membuat star awal menjadi tidak dikenakan tegangan secara penuh, yaitu dengan cara dihubungkan dengan star. Kemudian saat motor telah berputar serta arus menjadi menurun, fungsi timer pun berjalan yang STIKO M SU R ABAYA
  • 3. 13 akan memindakan dengan otomatis rangkaian menjadi delta. Dengan berubahnya menjadi delta, maka arus yang melalui motor akan menjadi penuh. Gambar 3.3 berikut adalah contoh Main Contactor Coil 220VAC dari Schneider. . Gambar 3.3 Main Control coil 220VAC. (Sumber : http://www.schneider-electric.com) c. Motor Breaker 3P Motor Breaker 3P adalah memutuskan rangkaian jika terjadi arus yang berlebih (sekring biasa) atau memutus rangkaian jika ada kesalahan grounding (GFCI) atau motor 3 fasa tersebut sudah rusak dan arus melebihi batas yang sudah ditenteukan. Gambar 3.4 berikut adalah contoh Motor Breaker 3P dari Schneider. Gambar 3.4 Motor Breaker 3P. (Sumber : http://www.schneider-electric.com) STIKO M SU R ABAYA
  • 4. 14 d. Timer Star Delta Timer Star Delta adalah untuk memindah secara otomatis saat timer yang sudah di tentukan setelah timer sudah habis maka jumlah arus start motor 3 fasa untuk pertamakalinya dihidupkan yang posisi semula pada posisi start lalu di ubah menjadi posisi delta. . Gambar 3.5 berikut adalah contoh Timer Star Delta dari Schneider. Gambar 3.5 Timer Star Delta. (Sumber : http://www.schneider-electric.com) 3.3 VIBRATOR 0,25 KW Vibrator 0,25KW berfungsi untuk mengentarkan tangki pada Silo 1 dan silo 2 supaya semua matrial yang berada di dalam tangki dengan cepat turun menuju pipa – pipa yang sudah di sediakan. Beberapa hal penting yang di gunakan untuk menggerakan vibrator adalah Motor Breaker 3P dan Main contactor coil 220VAC. 3.4 Power 220VAC Power 220VAC digunakan untuk mengalirkan arus listik bertegangan 220VAC tiga fasa yang bertujuan untuk menyalakankan panel – panel listrik pada seluruh sistem automatic mixing pabrik. Berikut ini adalah hal – hal penting mengenai Power 220VAC : STIKO M SU R ABAYA
  • 5. 15 a. MCB ( Miniature Circuit Breaker ) MCB adalah sebagai pengaman dalam suatu instalasi listrik. MCB berfungsi sebagai pengaman hubung singkat (konsleting) dan juga berfungsi sebagai pengaman beban lebih. . Gambar 3.6 berikut adalah contoh MCB dari Schneider. Gambar 3.6 MCB (Miniature Circuit Breaker). (Sumber : http://www.schneider-electric.com) b. MCCB ( Miniatur Case Circuit Breaker ) Fungsi MCCB adalah merupakan alat pengaman yang dalam proses operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat (short circuit) dan arus beban lebih (over load). Contoh gambar MCCB bisa di lihat pada gambar 3.7 Gambar 3.7 MCCB ( Moulded Case Circuit Breaker ). (Sumber : http://www.schneider-electric.com) STIKO M SU R ABAYA
  • 6. 16 3.5 Main Breaker 3 pole Main Breaker 3 pole adalah suatu peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik berupa 3 buah MCB digabungkan menjadi satu ketika dinyalakan apabila terjadi kelebihan beban atau konsleting listrik makan ke-3 buah MCB tersebut akan OFF. Gambar 3.8 berikut adalah contoh Main Breaker 3 pole dari Schneider. Gambar 3.8 Main Breaker 3 pole . (Sumber : http://www.schneider-electric.com) 3.6 Selenoid Valve Single Coil 220VAC Valve Single coil 220VAC adalah peralatan yang berfungsi untuk mengontrol, mengarahkan, membuka, menghentikan, mencampur aliran fluida, mengatur tekanan dan temperature fluida pada silo 2 menuju tanki hot mix dan cool mix. Beberapa hal penting yang digunakan untuk mengerakkan Valve Single Coil 220VAC adalah : a. Relay 220VAC Relay 220VAC adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik dengan tegangan 220VAC yang bertujuan untuk mengalirkan arus listrik pada posisi normaly close ke normaly open. Gambar 3.9 berikut adalah contoh Relay 220VAC dari Schneider. STIKO M SU R ABAYA
  • 7. 17 Gambar 3.9 Relay 220VAC. (Sumber : http://www.omron.com/ecb/products/pry/) b. Socket Relay 220VAC Socket Relay 220VAC adalah komponen yang berupa tempat colokan relay yang dapat di pasang serta dilepas secara mudah. Gambar 3.10 berikut adalah contoh Socket Relay 220VAC dari Schneider. Gambar 3.10 Socket Relay 220VAC. (Sumber : http://www.omron.com/ecb/products/pry/) STIKO M SU R ABAYA
  • 8. 18 3.7 HMI ( Humman Machine Interface) HMI adalah singkatan dari Human Machine Interface bila dilihat dari singkatannya pengertian HMI adalah Interface (antar muka) antara Mesin dengan Manusia. Mesin dalam hal ini bisa berupa Mesin, System Package atau bahkan Sebuah Plant Pada umumnya HMI adalah berupa komputer dengan display di Monitor CRT/LCD dimana kita bisa melihat keseluruhan system dari layar tersebut. Layaknya sebuah komputer, HMI biasanya dilengkapi dengan keyboard dan Mouse. dan biasa juga diganti dengan touch screen. Dimana keyboard sendiri juga bisa di ganti dengan tampilan di layar buat penginputan. Contoh gambar HMI bisa di lihat pada gambar 3.11 Gambar 3.11 HMI ( Humman Machine Interface). (Sumber : dokumen project, 2013) 3.8 CONTROL Sebelum adanya Programmable Logic Controller (PLC), sudah banyak peralatan kontrol sekuensial yang menggunakan relay, panel control dengan relay menjadi kontrol sekuens yang utama, tetapi relay elektromagnetik tidak cocok diterapkan untuk kontrol dengan kecepatan tinggi. Pada aplikasi industri banyak dibutuhkan implemantasi pengontrol proses yang akan beraksi menghasilkan output sebagai fungsi dari state (keadaan), perubahan state, atau beberapa variabel biner. Sistem yang mengimplementasikan fungsi ini disebut sistem pengontrol logic karena input sinyal yang diproses berupa variabel biner. STIKO M SU R ABAYA
  • 9. 19 3.8.1 Pengenalan PLC Awalnya PLC dirancang untuk menggantikan rangkaian logic atau relay, dengan menambahkan fungsi aritmatika, timer, dan counter, yang banyak digunakan dan merupakan bagian utama dalam pengendalian pada sistem atau proses yang kompleks. Programmable Logic Controller (PLC) adalah elemen kendali yang fungsi pengendaliannya dapat diprogram sesuai keperluan. PLC mempunyai jenis input atau output berupa sinyal logic on off. Alat ini mempunyai kemampuan menyimpan instruksi-instruksi untuk melaksanakan fungsi kendali atau melaksanakan suatu perintah kerja yang sekuensial, perhitungan aritmatika, pemroses numerik, sarana komunikasi dari suatu proses. Perkembangan PLC sangat erat dengan perkembangan mikroprosesor. Seiring dengan meningkatnya kemampuan mikroprosesor, maka kemampuan PLC akan meningkat juga. Saat ini PLC telah mampu berkomunikasi dengan operator, dengan modul-modul kendali tertentu seperti PID kontroler, multi-channel analog I/O, berkomunikasi dengan komputer atau PLC lain, bahkan dapat juga menstranmisi data untuk keperluan pengontrolan jarak jauh. Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut : 1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya. 2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya. 3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan. PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sekuensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh individu yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini STIKO M SU R ABAYA
  • 10. 20 memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan. Alat ini bekerja berdasarkan input- input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan mengubah status-status output-output dari on menjadi off dan sebaliknya. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak. Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara umum dan secara khusus. Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut: 1. Sekuensial Kontrol. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat. 2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator. Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke CNC (Computerized Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input ke CNC untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan PLC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya. CNC biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding dan sebagainya. STIKO M SU R ABAYA
  • 11. 21 Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya. 3.9 SISTEM KERJA PLC PLC menerima sinyal input dari peralatan sensor berupa sinyal on off. Apabila input berupa sinyal analog, maka dibutuhkan input analog modul yang mengkonversi sinyal analog menjadi sinyal digital. Sinyal ini akan dikirim ke Central Processing Unit untuk diproses oleh program yang telah dibuat. Hasil pemrosesan berupa sinyal keluaran digital yang dikirim ke modul output untuk menjalankan aktuator. Prinsip kerja PLC dapat dilihat pada Gambar 3.12. Gambar 3.12 Sistem Kerja PLC. Alat Pemrogram 1. PC 2. Hand Held 3. Programmer Tabel Input Program Aplikasi PLC Tabel Output DataInput Device 1. Switch 2. Sensor 3. Push Button Sistem I/O Output Device 1. Lampu 2. Relay 3. Motor 4. Valve STIKO M SU R ABAYA
  • 12. 22 3.10 PERANGKAT KERAS PLC Dari ukuran dan kemampuannya, PLC dapat dibagi menjadi jenis-jenis berikut : 1. Tipe compact, ciri-ciri PLC jenis ini adalah : a. Seluruh komponen (power supply, CPU, modul input-output modul komunikasi) menjadi satu. b. Umumnya berukuran kecil (compact). c. Mempunyai jumlah input/output relatif sedikit dan tidak dapat diekspan. d. Tidak dapat ditambah modul-modul khusus. Gambar 3.13 berikut ini contoh PLC compact dari omron type CP1L. Gambar 3.13 PLC compact omron. (Sumber : http://www.ia.omron.com/products/family/1778/) STIKO M SU R ABAYA
  • 13. 23 2. Tipe Modular Ciri-ciri PLC jenis ini ialah : a. Komponen-komponen terpisah ke dalam modul-modul. b. Berukuran besar. c. Memungkinkan untuk ekspansi jumlah input-output (sehingga jumlah lebih banyak). d. Memungkinkan penambahan modul-modul khusus. Gambar 3.14 berikut ini contoh PLC modular CJ1 dari Omron. Gambar 3.14 PLC modular CJ1W dari Omron. (Sumber : http://www.ia.omron.com/products/family/31/) PLC terbagi dalam beberapa komponen utama. PLC memiliki komponen yang terhubung dengan peralatan input dan peralatan output. PLC juga terhubung dengan PC untuk kebutuhan pemrograman (umumnya menggunakan RS 232 serial port). Secara umum PLC terbagi dalam beberapa komponen berikut : STIKO M SU R ABAYA
  • 14. 24 1. Power supply. 2. Prosesor. 3. Memori. 4. Modul Input dan Output. 5. Alat pemrogram. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai komponen- komponen yang telah disebutkan diatas: 1. Power supply Power supply merupakan penyedia daya bagi PLC. Jenis tegangan yang dimilikinya bisa berupa tegangan AC (missal : 120/240 Vac) maupun tegangan DC (missal : 24 V DC). PLC juga memiliki power supply (24 V DC) internal yang bisa digunakan untuk menyediakan daya bagi peralatan input/output PLC. Gambar 3.15 berikut ini contoh modul power supply dari Omron type S8VS. Gambar 3.15 Modul power supply dari PLC Omron. (Sumber : http://www.ia.omron.com/products/family/807/) STIKO M SU R ABAYA
  • 15. 25 2. Prosesor (Central Processing Unit) Prosesor ialah bagian PLC yang bertugas membaca dan mengeksekusi instruksi program. Prosesor mempunyai elemen kontrol yang disebut Arithmatic and Logic Unit (ALU), sehingga mampu mengerjakan operasi logika dan aritmatika. Gambar 3.16 di bawah adalah contoh modul prosesor dari Omron type CS1G. Gambar 3.16 Modul prosesor dari Omron. (Sumber : http://www.ia.omron.com/products/family/16/) 3. Memori Memori ialah tempat penyimpanan data dalam PLC. Memori ini umumnya menjadi satu modul dengan prosesor/CPU. Jika berbentuk memori eksternal maka itu merupakan memori tambahan. Gambar 3.17 berikut adalah contoh modul memori eksternal dari Omron. Gambar 3.17 Modul memori eksternal dari Omron. (Sumber : http://www.ia.omron.com/support/glossary/meaning/201tml) STIKO M SU R ABAYA
  • 16. 26 4. Modul Input-Output Modul input-output ialah perantara dari PLC ke peralatan di panel-panel kontrol. Modul input-output pada PLC compact umumnya sudah built-in di PLC. Sedang untuk PLC modular berupa modul I/O tersendiri yang terpisah dari CPU. Secara umum terbagi menjadi : a. Modul Input/output diskrit Berfungsi untuk menghubungkan input diskrit fisik (saklar, sensor) dengan PLC. Berikut ini skema di dalam modul input diskrit untuk tegangan AC dan DC. Sebagai catatan, modul input yang dapat menerima tegangan AC memiliki rangkaian penyearah di dalamnya. Gambar 3.20 berikut adalah modul input/output diskrit. Gambar 3.18 Modul input/output diskrit. b. Modul input/output analog Selain modul input/output diskrit, terdapat juga modul input/output analog. Modul input analog dapat menerima tegangan dan arus dengan level tertentu (misal 0-10 V, 4-20 mA) dari peralatan input analog (misal : sensor analog, potensiometer). Sedang modul output analog dapat memberikan tegangan dan arus dengan level tertentu (misal 4-20 mA, dan 0-10 V, ) pada peralatan output analog (misal : motor DC, motor AC, control valve). Gambar 3.21 berikut adalah modul input/output analog. STIKO M SU R ABAYA
  • 17. 27 Gambar 3.19 Modul input/output analog. 3.11 DASAR-DASAR PEMROGRAMAN PLC Sebelum mulai membuat program PLC, perlu dibuat dulu daftar peralatan input dan output (input/output list) yang digunakan pada sistem. Hal ini penting supaya perancang bisa menghitung jumlah input dan output yang perlu dipenuhi PLC. Hal ini juga membantu pemrograman nantinya, karena pengalamatan juga berkaitan dengan status input-output dalam sistem. Kemudian barulah dibuat program PLC sesuai dengan flow chart yang sebelumnya dibuat. Program ini bisa disimulasikan terlebih dahulu di PLC, karena PLC memiliki lampu-lampu built in sehingga statusnya bisa dilihat langsung di body dari PLC. Untuk mengaktifkan input bisa dengan melakukan force pada input PLC tersebut. Setelah program sudah valid, barulah perancang menghubungkan peralatan input/output sebenarnya pada sistem. Jika sudah tidak ada masalah dengan rangkaian-rangkaian pendukung maka sistem yang dikendalikan oleh PLC sudah siap dijalankan. Gambar 3.22 berikut adalah uraian dari penjelasan di atas. STIKO M SU R ABAYA
  • 18. 28 3.12 BAHASA PEMROGRAMAN PLC Sesuai dengan standard IEC 61131-3 (International Electrotechnical Commision), badan standardisasi dunia dalam bidang teknik elektro, ada beberapa cara pemrograman PLC salah satunya yaitu ladder diagram. PLC yang dibuat setelah standart tersebut ditentukan harus bisa diprogram menggunakan (minimal) 5 program tersebut di atas. Pada bagian ini hanya dibahas ladder diagram, sebagai “bahasa ibu” PLC. 3.12.1 Ladder Diagram Ladder Diagram merupakan metode pemrograman PLC yang paling populer, karena PLC pertama yang diciptakan menggunakan bahasa ini. Hal tersebut dikarenakan PLC merupakan kelanjutan dari relay logic control, yang sebelumnya juga menggunakan relay ladder logic. Istilah ladder digunakan karena bentuk bahasa ini mirip dengan tangga (ladder). Gambar 3.24 berikut ini adalah contoh Ladder Diagram sederhana : Gambar 3.20 Contoh ladder diagram. STIKO M SU R ABAYA
  • 19. 29 Dari Gambar 4.6 nampak bahwa ladder diagram memiliki bentuk sama dengan relay logic control. Ada bagian contact (input) dan coil (output). Anak tangga (rung) berisi komponen-komponen pemrograman LD. Rung tersebut diapit oleh power rail dan neutral rail, dua jalur yang dapat menggambarkan aliran program seperti layaknya aliran arus listrik. Ada beberapa konvensi yang perlu diperhatikan dalam pemrograman PLC dengan Ladder diagram : 1. Dibaca dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah. 2. Rung tidak boleh diakhiri dengan lebih dari satu output. 3. Output (coil) dan input (contact) ditampilkan dalam kondisi tidak dienergized. 4. Input/ouput diidentifikasi melalui alamatnya. Komponen-komponen dasar ladder diagram ialah : 1. Contact/input. 2. Coil/output. 3. Timer. 4. Counter. Penggunaan istilah contact dan coil sebagai padanan kata dari input dan output dikarenakan kedekatan ladder diagram dengan relay ladder logic (rangkaian logika untuk sistem berbasis relay). Ada bermacam-macam contact pada ladder diagram. Untuk contact, jenis pertama ialah normal contact, yang terdiri dari : 1. Normally open contact. 2. Normally close contact. STIKO M SU R ABAYA
  • 20. 30 Istilah yang dipakai pada normal contact mengacu pada konsep NO dan NC dari relay contact. Prinsip kerja contact ini sama persis dengan relay contact. Demikian juga dengan normal coil yang mengadopsi relay coil. Gambar 3.25 berikut ini adalah ladder diagram normal contact dan normal coil. Gambar 3.21 adalah ladder diagram normal contact dan normal coil. Untuk mempermudah pemahaman, akan digunakan kode-kode sederhana yang umum : I (input) dan O (output). Setelah huruf I dan O akan diberikan angka yang menunjukkan urutan dari input atau output tersebut. Dengan menggunakan keduanya, bisa disusun beberapa jenis gerbang logika yang umum. Perhatikan gerbang-gerbang logika pada Gambar 3.22 dan Gambar 3.23 berikut. STIKO M SU R ABAYA
  • 21. 31 Gambar 3.22 Gerbang Logika dengan ladder diagram. Gambar 3.23 Gerbang Logika dengan ladder diagram (lanjutan). Beberapa aturan yang harus diperhatikan dalam membuat program PLC menggunakan ladder diagram adalah sebagai berikut : 1. Output dapat menjadi input, input tidak dapat menjadi output. Output PLC dapat berubah menjadi input, di mana input tersebut baru akan aktif jika output diaktifkan. Hal ini dimungkinkan karena output tersebut merupakan bagian alamat dari PLC. Jadi dimanipulasi ialah alamat output, bukan peralatan output secara fisik. STIKO M SU R ABAYA
  • 22. 32 2. Internal relay dapat digunakan sebagai perantara. Pada era relay, seluruh peralatan input dan output akan dihubungkan dengan relay sebagai pengendali. Pada PLC, sebagai gantinya diberikan relay virtual yang disebut internal relay. Perbedaan internal relay dengan input (I) atau output (O) ialah tidak ada keharusan menghubungkan alat fisik tertentu pada alamat ini. Sedang pada alamat input atau output, pengguna harus benar-benar menghubungkan peralatan secara fisik. 3. Input dapat muncul berkali-kali, output hanya boleh muncul 1 kali. Seperti halnya contact pada relay, contact di PLC dapat muncul berkali- kali dalam suatu ladder diagram. Ini adalah salah satu kelebihan PLC dibanding relay, karena jumlah contact maksimal yang umum beredar di pasaran ialah 4 contact saja. Sedang jumlah maksimal contact pada PLC nyaris tak terbatas (hanya dibatasi oleh ketersediaan memori PLC saja). 3.13 KOMUNIKASI PLC Profibus DP dimulai dari pemikiran tentang automation system yang sudah ada saat itu tetapi tidak efisien, baik dari segi instalasi maupun biaya yang dikeluarkan untuk membangun sebuah control system yang biasa disebut sebagai Central Automation System. Dengan sistem ini controller sebagai pusat automation berada di satu tempat sedangkan sensor/actuator tersebar disemua area dimana semua instalasi sensor ini tertuju disatu tempat yaitu ke controller, sehingga memerlukan kabel yang banyak dan panjang untuk instalasinya Kemudian munculah Profibus DP sebagai protocol komunikasi berbasis RS485 yang mengubah Central Automation System menjadi Distributed Automation System. Sistem ini memberikan beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem yang lama, dimana dari sisi instalasi sangat efisien dan biaya yang dikeluarkan lebih sedikit Profibus DP adalah teknologi komunikasi barbasis RS485 yang memiliki sistem modular yang dapat digunakan sesuai fungsi module itu sendiri (Elins, 2012). STIKO M SU R ABAYA