SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
PERAWATAN DAN PERBAIKAN
RANGKAIAN ELEKTRONIKA
MATERI II
PELACAKAN KERUSAKAN RANGKAIAN
ELEKTRONIKA
Banyak teknik pelacakan kerusakan dapat
digunakan dalam bidang elektronika.
Proses pelacakan kerusakan secara umum dapat
dilakukan melalui pengamatan fisik, mengenali
gejala kerusakan, melakukan pengujian
komponen dan pemeriksaan input output tiap
blok.
A. Proses Pelacakan Kerusakan
lanjutan
Setiap blok rangkaian terdiri atas ratusan atau
ribuan komponen. Proses pelacakan dengan
memeriksa melalui pengujian untuk masing-
masing komponen pasti tidak mudah.
Secara sistematis, proses pelacakan kerusakan
diawali dengan melakukan analisis dilengkapi
dengan diagram alir sebagai petunjuk menen-
tukan gejala kerusakan yang terjadi.
Spesifikasi Komponen Elektronika
Pelacakan kerusakan rangkaian elektronika
dapat dikenali melalui data spesifikasi kom-
ponen yang digunakan.
Penggunaan lembar spesifikasi komponen
akan membantu proses pelacakan dalam
mengenali tentang pemakaian, batas mak-
simum mutlak, dan batas data kelistrikan
penting lainnya.
Keandalan dan Kegagalan
Keandalan dan Kegagalan memiliki hubungan erat
terhadap pelacakan kerusakan.
Suatu rangkaian elektronika yang memiliki ke-
andalan yang teruji, tidak terlalu sering mengalami
kerusakan.
Sebaliknya rangkaian elektronika yang memiliki
keandalan yang rendah akan mengalami kegagal-
an. Saat terjadi kegagalan diperlukan proses
pelacakan kerusakan.
lanjutan
Pada prinsipnya tidak ada peralatan yang
dapat bekerja secara sempurna sepanjang
waktu, mes-kipun kualitas dan teknologinya
canggih.
Pengetahuan tentang kualitas peralatan elektro-
nika sesuai kemampuan masing-masing kompo-
nen yang memenuhi spesifikasi dapat digunakan
untuk menentukan keandalan kualitas terhadap
waktu.
Tahap kegagalan rangkaian elektronika
1. Tahap kegagalan dini (infant mortality)
Kegagalan peralatan sesaat setelah alat ter-
sebut dibuat dan dikirimkan ke pelanggan.
2. Tahap kegagalan normal
Kegagalan faktor usia kerja peralatan elektroni-
ka. Pada umumnya laju kegagalan normal me-
miliki angka persentase paling rendah.
lanjutan
3. Kegagalan tahap akhir
Periode suatu peralatan mengalami laju ke-
gagalan paling tinggi.
Penyebabnya adalah faktor usia kerja alat
sudah berakhir.
Cepat tidaknya suatu peralatan memasuki
tahap akhir kegagalan tergantung pada cara
pemeliharaan peralatan selama digunakan.
Kegagalan Parsial
Perubahan karakteristik atau parameter di luar batas
spesifikasi, namun tidak sampai mengurangi fungsi
alat secara menyeluruh.
Jenis kegagalan ini disebabkan oleh satu faktor, misal-
nya pada rangkaian elektronika terdapat rangkaian
pembangkit frekuensi yang masih berfungsi meng-
hasilkan sinyal, namum nilai frekuensi yang dihasilkan
tidak sesuai dengan posisi batas ukurnya.
Kecepatan Kegagalan (FR) Komponen
Kerusakan rangkaian elektronika yang bersifat
kompleks membutuhkan waktu dan melelahkan
bila tidak dibarengi pengetahuan tentang usia
pemakaian komponen.
1. Mean Time To Fail (MTTF) adalah lamanya
pemakaian komponen sampai dicapai
kegagalan. MTTF digunakan untuk menghitung
usia komponen elektronika yang tidak dapat
direparasi.
lanjutan
Formula penghitungan diberikan oleh rumus:
lanjutan
lanjutan
lanjutan
Sebuah resistor karbon film merupakan komponen yang
tidak bisa diperbaiki bila telah tejadi kerusakan. Nilai FR
diperoleh dari tabel FR sebesar 0,2 x 10 –6/ jam. Lama
masa pakai komponen resistor;
Angka usia yang diperoleh sangat panjang untuk
sebuah komponen yang berdiri sendiri (belum
menyatu dalam sebuah rangkaian).
lanjutan
2. Mean Time Between Failures (MTBF)
Lamanya pemakaian suatu sistem sampai
dicapai kegagalan. MTBF digunakan untuk
rangkaian yang dapat diperbaiki, seperti
instrumen dan sistem.
Formula penghitungan diberikan oleh rumus:
lanjutan
Suatu rangkaian dibentuk oleh 4 buah resistor
karbon film, 2 buah kapasitor elektrolit, 2 buah
LED dan 2 buah transistor < 1 Watt.
Berdasarkan tabel FR, diperoleh data:
Resistor karbon film = FR(A) = 0,2×10-6/jam
Kapasitor elektrolit = FR(B) = 1,5×10-6/jam
LED = FR(C) = 0,1×10-6/jam
Transistor < 1 Watt = FR(D) = 0,08×10-6/jam
lanjutan
Lamanya pemakaian suatu sistem sampai dicapai
kegagalan.
FR(rangkaian) = FR(A) + FR(B) + FR(C) + FR(D)
FR(rangkaian) = [(4×0,2)+(2×1,5)+(2×0,1)+(1×0,08)]×10-6/jam
FR(rangkaian) = 4,16×10-6/jam
MTBF(rangkaian) = 1/ FR(rangkaian) =240384,615jam = 10016 hari
Angka MTBF yang diperoleh memberikan interpretasi
bahwa komponen dalam rangkaian memiliki tingkat
kegagalan/kerusakan akan jauh lebih kecil dibandingkan
kegagalan sebuah komponen berdiri sendiri.
Hukum Eksponen Keandalan
Hukum Eksponen Keandalan menyatakan
bahwa peluang tidak adanya kegagalan
sistem dalam waktu t merupakan fungsi
eksponensial dari waktu tersebut.
Makin lama sistem dioperasikan, keandalan-
nya akan menjadi berkurang dan peluang
kegagalan (Q) akan naik.
lanjutan
Formula peluang kegagalan (Q) dinyatakan dengan
persamaan:
Hubungan antara keandalan (R) dan laju kegagalan
sistem (λ) dituliskan dengan persamaan:
lanjutan
Suatu sistem radar mempunyai estimasi MTBF
10.000 jam. Peluang keberhasilan untuk waktu
misi:
t = 100, Peluang keberhasilan R =e-0,01 =0,99 = 99%,
t = 2000, Peluang keberhasilan R =e-0,2 =0,819 = 81,9%,
t = 5000, Peluang keberhasilan R =e-0,5 =0,607 = 60,7%,
Nilai R tak mungkin berharga 1, data ini
memberikan interpretasi bahwa sistem radar
tak pernah gagal.
Memperbaiki keandalan (R)
Derating: mengoperasikan komponen di
bawah batas maksimumnya.
Contohnya: menggunakan resistor ½ Watt
untuk rangkaian yang sebenar-
nya hanya butuh resistor ¼ Watt.
lanjutan
Redundancy: Menyambungkan suatu unit ke unit
yang lain dengan fungsi yang sama, sehingga kalau
yang satu gagal yang lain akan mengambil alih
fungsi yang lain. Biasanya unit ini terpasang secara
parallel.
Terdapat dua cara redundancy:
Aktif: bila suatu unit stand by hidup mengikuti
suatu kegagalan.
lanjutan
Contoh: UPS terpasang pada komputer, lampu
darurat AC yang selalu siap menyala
apabila tegangan AC mati.
: bila elemen-elemen bersekutu mem-
bagi beban atau melaksanakan
fungsi-nya secara terpisah.
Contoh: generator pada gedung perkantoran yang
tersedia tapi tidak dijalankan dan tidak
otomatis.
Metoda-Metoda Pelacakan Kerusakan
Pemilihan metoda yang sesuai dalam
mencari kerusakan akan dapat menentukan
efisiensi kerja.
Beberapa teknik yang bisa digunakan, antara lain:
• Symptom-function,
• Signal-tracing,
• Metoda tegangan dan hambatan
• Metoda Half-splitting,
• Metoda Pemutusan Lup, dan
• Metoda substitusi.
Metoda Symptom-function
Metoda Symptom-function (fungsi gejala)
diperlukan untuk mengisolir kerusakan pada
bagian tertentu.
Saat mengoperasikan rangkaian elektronika
ternyata tidak bekerja (gejalanya), periksa kabel
power, terhubung atau terputus, fuse putus, dan
mungkin saklar tidak bekerja dengan baik dan
seterusnya.
Metoda Signal-tracing
Metoda Signal-tracing dipakai untuk menemukan
blok tertentu penyebab kegagalan pemakaian.
Metode signal-tracing pasif
lanjutan
Metode signal-tracing Aktif
Metoda Tegangan dan Hambatan
Metoda Tegangan dan Hambatan digunakan
untuk menunjukkan dengan tepat suatu kompo-
nen atau kerusakan rangkaian dengan cara mem-
bandingkan data hasil ukur terhadap data spesifi-
kasi komponen yang dikeluarkan perusahaan
pembuat.
Pemeriksaan rangkaian elektronika yang dicurigai rusak,
pada umumnya dilakukan pengukuran tegangan dan
resistansi.
Pengukuran tegangan memerlukan peralatan dalam kondisi ON.
Pengukuran resistansi dilakukan pada saat peralatan dalam kondisi OFF.
Metoda Half-splitting
Digunakan untuk rangkaian dengan
blok-blok tersusun seri.
Pelacakan dilakukan untuk setengah sistem dan
secara berturut-turut dilakukan untuk setengah
sistem yang lainnya sampai kerusakan ditemukan.
Metoda Pemutusan Lup
Sistem atau subsistem elektronik dengan
umpan-balik sangat sulit dilacak. Metoda
pemutusan lup digunakan untuk melacak
kerusakan pada rangkaian elektronika
dengan cara memutuskan lup.
Tegangan DC atau sinyal yang sesuai diinjeksikan
pada titik tempat lup terputus. Variasikan besaran
tegangan dari keadaan normal untuk melihat
perubahan respon rangkaian.
lanjutan
Teknik pemutusan lup dapat digunakan
misalnya pada sebuah PLL (phase lock loop)
Metoda Substitusi
Metoda substitusi biasanya memerlukan
penyolderan atau penggantian komponen
sebagai tahap akhir dari proses pelacakan
kerusakan.
Dua tahap pokok dalam metoda substitusi yang
harus dilakukan, yakni penggunaan komponen
pengganti yang benar dengan hubungan rangkai-
an yang benar.
lanjutan
Sebelum melakukan penggantian, disarankan
untuk melakukan pemeriksaan dengan metoda
lain, seperti yang telah diuraikan sebelumnya,
sehingga yakin komponen mana yang mengalami
kerusakan.
Analisa Problem Solving
Digunakan untuk menghadapi sistem
elektronik yang kompleks dengan kerusakan
yang berulang.
Analisis problem solving:
1. Metoda analisis kegagalan,
2. Metoda analisis sinyal,
3. Metoda analisa logika, dan
4. Metoda diagnosa rutin.
lanjutan
Analisa Problem Solving dengan metode analisis
kegagalan dan analisis sinyal dapat dipakai untuk
semua tipe sistem;
Analisa Problem Solving dengan metode analisis
sinyal, analisa logika dan diagnosa rutin terbatas
untuk sistem digital dan dapat dipakai khusus
untuk macam-macam komputer digital.
Analisis Kegagalan
Digunakan ketika kegagalan berulang pada
suatu rangkaian yang disebabkan pada
kerusakan komponen
Tiga langkah penting yang perlu dilakukan
dalam analisis kegagalan; analisis cara kerja
rangkaian, melakukan pengukuran dan
mempelajari data produk.
lanjutan
Contoh yang paling sederhana diterapkan pada
rangkaian dasar regulator DC.
Q1 selalu mengalami kerusakan setelah diganti dua kali
Analisis Sinyal
Metoda analisis sinyal dapat membantu
dalam membuat analisis, bila sinyal yang
diamati dapat memberikan petunjuk
tentang lokasi kerusakan.
Metode ini biasanya memerlukan sebuah osiloskop memori
atau peralatan lain yang dapat menvisualisasikan sinyal.
Analisis Sinyal tanpa alat bantu akan
membingungkan.
Analisis Logika
Analisis logika terbatas untuk rangkaian digital dan
dapat menangani analisis dari yang paling sederha-
na, pengujian bit-per-bit untuk Test-Word dan
dengan menggunakan peralatan otomatis peng-
analisis logika.
Metoda analisis logika menggunakan sinyal digital
satu dan nol, untuk menentukan fungsi logika yang
mengalami kerusakan.
lanjutan
Diagnosa Rutin
Diagnosa rutin digunakan pada bagian program
tes-diri komputer dan dapat dipanggil untuk
membuat pemeriksaan secara cepat
pada bagian sistem komputer.
Bagian atau peripheral yang akan dites harus diketahui, agar dapat
dipilih diagnosa rutin yang tepat. Diagnosa rutin juga dapat
menge-tahui bagian dasar dari sistem komputer yang mengalami
gangguan.
Diagnosa rutin hanya dapat digunakan pada sistem yang
minimum mempunyai sebuah mikroprosesor yang dapat
diprogram.

More Related Content

Similar to PELAKOR KERUSAKAN

Jurnal harry furqan pdf
Jurnal harry furqan pdfJurnal harry furqan pdf
Jurnal harry furqan pdfharry furqan
 
proteksi sistem distribusi kelompok 6.pptx
proteksi sistem distribusi kelompok 6.pptxproteksi sistem distribusi kelompok 6.pptx
proteksi sistem distribusi kelompok 6.pptxHeryHendra4
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksiRidwan Satria
 
pertemuan-2-perangkat-uji-pada-telekomunikasi3.ppt
pertemuan-2-perangkat-uji-pada-telekomunikasi3.pptpertemuan-2-perangkat-uji-pada-telekomunikasi3.ppt
pertemuan-2-perangkat-uji-pada-telekomunikasi3.pptamandaaprilia8
 
Protection of power system with distributed generation state of the art
Protection of  power system with distributed generation state of the artProtection of  power system with distributed generation state of the art
Protection of power system with distributed generation state of the artsuparman unkhair
 
PPT Sistem Tenaga Listrik [TM9].pdf
PPT Sistem Tenaga Listrik [TM9].pdfPPT Sistem Tenaga Listrik [TM9].pdf
PPT Sistem Tenaga Listrik [TM9].pdfFebriaNisaUlfina
 
10 naskah publikasi ersan budi kusuma
10 naskah publikasi ersan budi kusuma10 naskah publikasi ersan budi kusuma
10 naskah publikasi ersan budi kusumaAryanti99
 
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdfSISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdfAbdulSurokhman
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit BreakerLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breakerbernadus lokaputra
 
W sn untuk monitoring parameter motor induksi
W sn untuk monitoring parameter motor induksiW sn untuk monitoring parameter motor induksi
W sn untuk monitoring parameter motor induksiHeru Sitorus
 
Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptx
Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptxPerencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptx
Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptxriffanfahkri1
 
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1ichsan2102
 

Similar to PELAKOR KERUSAKAN (20)

Proteksi
ProteksiProteksi
Proteksi
 
Jurnal harry furqan pdf
Jurnal harry furqan pdfJurnal harry furqan pdf
Jurnal harry furqan pdf
 
proteksi sistem distribusi kelompok 6.pptx
proteksi sistem distribusi kelompok 6.pptxproteksi sistem distribusi kelompok 6.pptx
proteksi sistem distribusi kelompok 6.pptx
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksi
 
pertemuan-2-perangkat-uji-pada-telekomunikasi3.ppt
pertemuan-2-perangkat-uji-pada-telekomunikasi3.pptpertemuan-2-perangkat-uji-pada-telekomunikasi3.ppt
pertemuan-2-perangkat-uji-pada-telekomunikasi3.ppt
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
Protection of power system with distributed generation state of the art
Protection of  power system with distributed generation state of the artProtection of  power system with distributed generation state of the art
Protection of power system with distributed generation state of the art
 
PPT Sistem Tenaga Listrik [TM9].pdf
PPT Sistem Tenaga Listrik [TM9].pdfPPT Sistem Tenaga Listrik [TM9].pdf
PPT Sistem Tenaga Listrik [TM9].pdf
 
PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
10 naskah publikasi ersan budi kusuma
10 naskah publikasi ersan budi kusuma10 naskah publikasi ersan budi kusuma
10 naskah publikasi ersan budi kusuma
 
Lab 5 star delta
Lab 5 star deltaLab 5 star delta
Lab 5 star delta
 
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdfSISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit BreakerLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
 
W sn untuk monitoring parameter motor induksi
W sn untuk monitoring parameter motor induksiW sn untuk monitoring parameter motor induksi
W sn untuk monitoring parameter motor induksi
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptx
Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptxPerencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptx
Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptx
 
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI
 
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
 
K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Recently uploaded (20)

PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

PELAKOR KERUSAKAN

  • 1. PERAWATAN DAN PERBAIKAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA MATERI II PELACAKAN KERUSAKAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA
  • 2. Banyak teknik pelacakan kerusakan dapat digunakan dalam bidang elektronika. Proses pelacakan kerusakan secara umum dapat dilakukan melalui pengamatan fisik, mengenali gejala kerusakan, melakukan pengujian komponen dan pemeriksaan input output tiap blok. A. Proses Pelacakan Kerusakan
  • 3. lanjutan Setiap blok rangkaian terdiri atas ratusan atau ribuan komponen. Proses pelacakan dengan memeriksa melalui pengujian untuk masing- masing komponen pasti tidak mudah. Secara sistematis, proses pelacakan kerusakan diawali dengan melakukan analisis dilengkapi dengan diagram alir sebagai petunjuk menen- tukan gejala kerusakan yang terjadi.
  • 4. Spesifikasi Komponen Elektronika Pelacakan kerusakan rangkaian elektronika dapat dikenali melalui data spesifikasi kom- ponen yang digunakan. Penggunaan lembar spesifikasi komponen akan membantu proses pelacakan dalam mengenali tentang pemakaian, batas mak- simum mutlak, dan batas data kelistrikan penting lainnya.
  • 5. Keandalan dan Kegagalan Keandalan dan Kegagalan memiliki hubungan erat terhadap pelacakan kerusakan. Suatu rangkaian elektronika yang memiliki ke- andalan yang teruji, tidak terlalu sering mengalami kerusakan. Sebaliknya rangkaian elektronika yang memiliki keandalan yang rendah akan mengalami kegagal- an. Saat terjadi kegagalan diperlukan proses pelacakan kerusakan.
  • 6. lanjutan Pada prinsipnya tidak ada peralatan yang dapat bekerja secara sempurna sepanjang waktu, mes-kipun kualitas dan teknologinya canggih. Pengetahuan tentang kualitas peralatan elektro- nika sesuai kemampuan masing-masing kompo- nen yang memenuhi spesifikasi dapat digunakan untuk menentukan keandalan kualitas terhadap waktu.
  • 7. Tahap kegagalan rangkaian elektronika 1. Tahap kegagalan dini (infant mortality) Kegagalan peralatan sesaat setelah alat ter- sebut dibuat dan dikirimkan ke pelanggan. 2. Tahap kegagalan normal Kegagalan faktor usia kerja peralatan elektroni- ka. Pada umumnya laju kegagalan normal me- miliki angka persentase paling rendah.
  • 8. lanjutan 3. Kegagalan tahap akhir Periode suatu peralatan mengalami laju ke- gagalan paling tinggi. Penyebabnya adalah faktor usia kerja alat sudah berakhir. Cepat tidaknya suatu peralatan memasuki tahap akhir kegagalan tergantung pada cara pemeliharaan peralatan selama digunakan.
  • 9. Kegagalan Parsial Perubahan karakteristik atau parameter di luar batas spesifikasi, namun tidak sampai mengurangi fungsi alat secara menyeluruh. Jenis kegagalan ini disebabkan oleh satu faktor, misal- nya pada rangkaian elektronika terdapat rangkaian pembangkit frekuensi yang masih berfungsi meng- hasilkan sinyal, namum nilai frekuensi yang dihasilkan tidak sesuai dengan posisi batas ukurnya.
  • 10. Kecepatan Kegagalan (FR) Komponen Kerusakan rangkaian elektronika yang bersifat kompleks membutuhkan waktu dan melelahkan bila tidak dibarengi pengetahuan tentang usia pemakaian komponen. 1. Mean Time To Fail (MTTF) adalah lamanya pemakaian komponen sampai dicapai kegagalan. MTTF digunakan untuk menghitung usia komponen elektronika yang tidak dapat direparasi.
  • 14. lanjutan Sebuah resistor karbon film merupakan komponen yang tidak bisa diperbaiki bila telah tejadi kerusakan. Nilai FR diperoleh dari tabel FR sebesar 0,2 x 10 –6/ jam. Lama masa pakai komponen resistor; Angka usia yang diperoleh sangat panjang untuk sebuah komponen yang berdiri sendiri (belum menyatu dalam sebuah rangkaian).
  • 15. lanjutan 2. Mean Time Between Failures (MTBF) Lamanya pemakaian suatu sistem sampai dicapai kegagalan. MTBF digunakan untuk rangkaian yang dapat diperbaiki, seperti instrumen dan sistem. Formula penghitungan diberikan oleh rumus:
  • 16. lanjutan Suatu rangkaian dibentuk oleh 4 buah resistor karbon film, 2 buah kapasitor elektrolit, 2 buah LED dan 2 buah transistor < 1 Watt. Berdasarkan tabel FR, diperoleh data: Resistor karbon film = FR(A) = 0,2×10-6/jam Kapasitor elektrolit = FR(B) = 1,5×10-6/jam LED = FR(C) = 0,1×10-6/jam Transistor < 1 Watt = FR(D) = 0,08×10-6/jam
  • 17. lanjutan Lamanya pemakaian suatu sistem sampai dicapai kegagalan. FR(rangkaian) = FR(A) + FR(B) + FR(C) + FR(D) FR(rangkaian) = [(4×0,2)+(2×1,5)+(2×0,1)+(1×0,08)]×10-6/jam FR(rangkaian) = 4,16×10-6/jam MTBF(rangkaian) = 1/ FR(rangkaian) =240384,615jam = 10016 hari Angka MTBF yang diperoleh memberikan interpretasi bahwa komponen dalam rangkaian memiliki tingkat kegagalan/kerusakan akan jauh lebih kecil dibandingkan kegagalan sebuah komponen berdiri sendiri.
  • 18. Hukum Eksponen Keandalan Hukum Eksponen Keandalan menyatakan bahwa peluang tidak adanya kegagalan sistem dalam waktu t merupakan fungsi eksponensial dari waktu tersebut. Makin lama sistem dioperasikan, keandalan- nya akan menjadi berkurang dan peluang kegagalan (Q) akan naik.
  • 19. lanjutan Formula peluang kegagalan (Q) dinyatakan dengan persamaan: Hubungan antara keandalan (R) dan laju kegagalan sistem (λ) dituliskan dengan persamaan:
  • 20. lanjutan Suatu sistem radar mempunyai estimasi MTBF 10.000 jam. Peluang keberhasilan untuk waktu misi: t = 100, Peluang keberhasilan R =e-0,01 =0,99 = 99%, t = 2000, Peluang keberhasilan R =e-0,2 =0,819 = 81,9%, t = 5000, Peluang keberhasilan R =e-0,5 =0,607 = 60,7%, Nilai R tak mungkin berharga 1, data ini memberikan interpretasi bahwa sistem radar tak pernah gagal.
  • 21. Memperbaiki keandalan (R) Derating: mengoperasikan komponen di bawah batas maksimumnya. Contohnya: menggunakan resistor ½ Watt untuk rangkaian yang sebenar- nya hanya butuh resistor ¼ Watt.
  • 22. lanjutan Redundancy: Menyambungkan suatu unit ke unit yang lain dengan fungsi yang sama, sehingga kalau yang satu gagal yang lain akan mengambil alih fungsi yang lain. Biasanya unit ini terpasang secara parallel. Terdapat dua cara redundancy: Aktif: bila suatu unit stand by hidup mengikuti suatu kegagalan.
  • 23. lanjutan Contoh: UPS terpasang pada komputer, lampu darurat AC yang selalu siap menyala apabila tegangan AC mati. : bila elemen-elemen bersekutu mem- bagi beban atau melaksanakan fungsi-nya secara terpisah. Contoh: generator pada gedung perkantoran yang tersedia tapi tidak dijalankan dan tidak otomatis.
  • 24. Metoda-Metoda Pelacakan Kerusakan Pemilihan metoda yang sesuai dalam mencari kerusakan akan dapat menentukan efisiensi kerja. Beberapa teknik yang bisa digunakan, antara lain: • Symptom-function, • Signal-tracing, • Metoda tegangan dan hambatan • Metoda Half-splitting, • Metoda Pemutusan Lup, dan • Metoda substitusi.
  • 25. Metoda Symptom-function Metoda Symptom-function (fungsi gejala) diperlukan untuk mengisolir kerusakan pada bagian tertentu. Saat mengoperasikan rangkaian elektronika ternyata tidak bekerja (gejalanya), periksa kabel power, terhubung atau terputus, fuse putus, dan mungkin saklar tidak bekerja dengan baik dan seterusnya.
  • 26. Metoda Signal-tracing Metoda Signal-tracing dipakai untuk menemukan blok tertentu penyebab kegagalan pemakaian. Metode signal-tracing pasif
  • 28. Metoda Tegangan dan Hambatan Metoda Tegangan dan Hambatan digunakan untuk menunjukkan dengan tepat suatu kompo- nen atau kerusakan rangkaian dengan cara mem- bandingkan data hasil ukur terhadap data spesifi- kasi komponen yang dikeluarkan perusahaan pembuat. Pemeriksaan rangkaian elektronika yang dicurigai rusak, pada umumnya dilakukan pengukuran tegangan dan resistansi. Pengukuran tegangan memerlukan peralatan dalam kondisi ON. Pengukuran resistansi dilakukan pada saat peralatan dalam kondisi OFF.
  • 29. Metoda Half-splitting Digunakan untuk rangkaian dengan blok-blok tersusun seri. Pelacakan dilakukan untuk setengah sistem dan secara berturut-turut dilakukan untuk setengah sistem yang lainnya sampai kerusakan ditemukan.
  • 30. Metoda Pemutusan Lup Sistem atau subsistem elektronik dengan umpan-balik sangat sulit dilacak. Metoda pemutusan lup digunakan untuk melacak kerusakan pada rangkaian elektronika dengan cara memutuskan lup. Tegangan DC atau sinyal yang sesuai diinjeksikan pada titik tempat lup terputus. Variasikan besaran tegangan dari keadaan normal untuk melihat perubahan respon rangkaian.
  • 31. lanjutan Teknik pemutusan lup dapat digunakan misalnya pada sebuah PLL (phase lock loop)
  • 32. Metoda Substitusi Metoda substitusi biasanya memerlukan penyolderan atau penggantian komponen sebagai tahap akhir dari proses pelacakan kerusakan. Dua tahap pokok dalam metoda substitusi yang harus dilakukan, yakni penggunaan komponen pengganti yang benar dengan hubungan rangkai- an yang benar.
  • 33. lanjutan Sebelum melakukan penggantian, disarankan untuk melakukan pemeriksaan dengan metoda lain, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, sehingga yakin komponen mana yang mengalami kerusakan.
  • 34. Analisa Problem Solving Digunakan untuk menghadapi sistem elektronik yang kompleks dengan kerusakan yang berulang. Analisis problem solving: 1. Metoda analisis kegagalan, 2. Metoda analisis sinyal, 3. Metoda analisa logika, dan 4. Metoda diagnosa rutin.
  • 35. lanjutan Analisa Problem Solving dengan metode analisis kegagalan dan analisis sinyal dapat dipakai untuk semua tipe sistem; Analisa Problem Solving dengan metode analisis sinyal, analisa logika dan diagnosa rutin terbatas untuk sistem digital dan dapat dipakai khusus untuk macam-macam komputer digital.
  • 36. Analisis Kegagalan Digunakan ketika kegagalan berulang pada suatu rangkaian yang disebabkan pada kerusakan komponen Tiga langkah penting yang perlu dilakukan dalam analisis kegagalan; analisis cara kerja rangkaian, melakukan pengukuran dan mempelajari data produk.
  • 37. lanjutan Contoh yang paling sederhana diterapkan pada rangkaian dasar regulator DC. Q1 selalu mengalami kerusakan setelah diganti dua kali
  • 38. Analisis Sinyal Metoda analisis sinyal dapat membantu dalam membuat analisis, bila sinyal yang diamati dapat memberikan petunjuk tentang lokasi kerusakan. Metode ini biasanya memerlukan sebuah osiloskop memori atau peralatan lain yang dapat menvisualisasikan sinyal. Analisis Sinyal tanpa alat bantu akan membingungkan.
  • 39. Analisis Logika Analisis logika terbatas untuk rangkaian digital dan dapat menangani analisis dari yang paling sederha- na, pengujian bit-per-bit untuk Test-Word dan dengan menggunakan peralatan otomatis peng- analisis logika. Metoda analisis logika menggunakan sinyal digital satu dan nol, untuk menentukan fungsi logika yang mengalami kerusakan.
  • 41. Diagnosa Rutin Diagnosa rutin digunakan pada bagian program tes-diri komputer dan dapat dipanggil untuk membuat pemeriksaan secara cepat pada bagian sistem komputer. Bagian atau peripheral yang akan dites harus diketahui, agar dapat dipilih diagnosa rutin yang tepat. Diagnosa rutin juga dapat menge-tahui bagian dasar dari sistem komputer yang mengalami gangguan. Diagnosa rutin hanya dapat digunakan pada sistem yang minimum mempunyai sebuah mikroprosesor yang dapat diprogram.

Editor's Notes

  1. KILLER PRESENTATIONS Series - 1001 Power Templates & Presentations Tools You Must See Before You Die © 2013 IDEASMAX, All Rights Reserved. All Accompanying Logos, Brands and Product Name are Trademark and Registered by Their Own Companies Presentation Services - www.ideasmax.com – SMS Center : 087-8816-000-78 – e-mail:creator@ideasmax.com