SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
23

       Politeknik Negeri Sriwijaya



                                     BAB III
                             TINJAUAN PUSTAKA


3.1 Sejarah Uninterruptible Power System (UPS)
       UPS merupakan singkatan dari Uninterruptible Power System atau sering
juga disebut dengan Uninterruptible Power Supply, jika diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia akan berarti Sistem Daya Kebal Gangguan. Sesuai dengan
namanya UPS dapat mengurangi gangguan-gangguan kelistrikkan serta dapat
memberikan daya listrik semetara pada saat supplai listrik utama padam.
Uninterruptible Power System (UPS) yang artinya suatu devais atau peralatan
yang mampu bekerja independen meskipun kehilangan suplai atau sebagai back
up suplai untuk peralatan yang lainnya. UPS juga berfungsi sebagai buffer antara
power suplai dengan peralatan elektronik yang kita gunakan seperti computer,
printer, monitor. Penggunaan UPS pada awalnya hanya digunakan untuk industri-
industri maupun pabrik-pabrik yang menggunakan alat-alat yang tidak boleh
terputus dari sumber tagangan listrik, namun kini UPS telah digunakan di rumah
dan biasanya digunakan pada computer / PC.
       UPS sendiri terdiri dari power suplai atau sering juga disebut baterai
charger, batrerai , dan inverter. Baterai backup pada UPS berguna sebagai catuan
daya alternatif, untuk dapat memberikan suplai daya yang tidak terganggu untuk
perangkat elektronik yang terpasang. Tegangan pada baterai diubah menjadi
tegangan AC 220 V – 50 Hz yang dapat digunakan oleh perangkat elektronik.


Fungsi utama dari UPS adalah:
   1. Dapat memberikan energi listrik sementara ketika terjadi kegagalan daya
       pada listrik utama.
   2. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera menghidupkan
       Genset sebagai pengganti listrik utama.
   3. Mengamankan suatu sistem dari gangguan-gangguan listrik yang dapat
       mengganggu sistem tersebut baik berupa kerusakan software maupun
       kerusakan hardware.

                                         23                 Laporan Kerja Praktek
24

        Politeknik Negeri Sriwijaya



   4. Dapat melakukan stabilisasi tegangan ketika terjadi perubahan tegangan
        pada input sehingga tegangan output yang digunakan oleh suatu sistem
        berupa tegangan yang stabil.


3.2 Jenis-jenis UPS berdasarkan cara kerjanya
3.2.1   Line-interactive UPS
        Pada UPS jenis ini diberi tambahan alat AVR (Automatic Voltage
Regulator) yang berfungsi mengatur tegangan dari suplai daya ke peralatan. UPS
Line-interaktif identik dengan garis-aktif, dengan pengecualian menambahkan
tap-switching regulator (AVR), dan melewati listrik secara langsung melalui unit
ini saat aliran ada. Selama operasi normal utilitas, desain ini biasanya
menyediakan cadangan baterai dan menawarkan perlindungan lebih tinggi pada
tegangan transient dari trip. Hal ini memerlukan penambahan tap-switching
regulator dengan tegangan otomatis. Ketika terjadi kondisi tegangan brownout
utilitas rendah, AVR UPS Line-interaktif secara otomatis memerintahkan switch
transformator PDAM untuk menambah atau meningkatkan tegangan output. AVR
juga mengurangi tegangan keluaran saat kondisi tegangan listrik tinggi. Tegangan
output regulasi untuk sebagian besar produk UPS Line-interaktif di pasaran saat
ini biasanya ± 25% . Model biaya yang lebih tinggi mungkin memiliki output
sinewave dan mendukung koneksi bank baterai diperpanjang.




                                                            Laporan Kerja Praktek
25

        Politeknik Negeri Sriwijaya




                        Gambar 3.1 Line-interactive UPS
UPS Line-interaktif memberikan perlindungan terhadap:
       Utility pemadaman
       Tegangan berlebih
       Arus kejut
       Tegangan output yang terputus saat transfer ke baterai
Catatan: kesulitan beroperasi dari sumber listrik generator. Selain itu, frekuensi
generator yang melewati ambang.


3.2.2   On-line UPS
        Pada UPS jenis ini terdapat 1 rectifier dan 1 inverter yang terpisah. Hal ini
lebih mahal apabila dibandingkan dengan dua jenis UPS lainnya. Dalam keadaan
gangguan, suplai daya ke rectifier akan diblok sehingga akan ada arus DC dari
baterai ke inverter yang kemudian diubah menjadi AC.




                                                                 Laporan Kerja Praktek
26

        Politeknik Negeri Sriwijaya




                              Gambar 3.2 On-line UPS


        Online UPS melindungi dan memecahkan sejumlah besar masalah tenaga
listrik. Teknologi unggul Falcon Electric On-line UPS tidak hanya menyediakan
cadangan baterai, tetapi juga melindungi peralatan anda dengan menyediakan
perlindungan daya tingkat tertinggi. Tidak seperti off-line dan Line-interaktif UPS
produk di pasaran yang membuat anda sensitif peralatan terhubung langsung
dengan listrik yang tidak stabil dan kadang-kadang destruktif. Dipatenkan
Falcon's On-line bertindak teknologi UPS seperti firewall elektronik dipasang di
antara peralatan anda dan utilitas atau cadangan generator kekuasaan.
       Hal ini dilakukan dengan mengkonversi listrik AC yang masuk ke
penyearah menjadi tegangan DC dan menghilangkan noise, transien, frekuensi
dan masalah distorsi harmonik. Tegangan DC kemudian diumpankan ke tahap
inverter. Tugas dari inverter ini mengubah tegangan DC ke AC yang diatur secara
ketat dan sinergi. Beberapa tahapan elektronik aktif memberikan sejumlah besar
terhadap masalah perlindungan ditambahkan kekuatan yang dinyatakan akan
menyebabkan kerusakan peralatan anda. Karena On-line UPS memiliki tahap
tugas inverter berkelanjutan, mendukung sambungan dari bank baterai
diperpanjang, menyediakan waktu cadangan hingga beberapa jam.




                                                              Laporan Kerja Praktek
27

        Politeknik Negeri Sriwijaya



On-line UPS memberikan perlindungan terhadap:
       Daya yang tidak stabil
       Nois
       Distorsi
       Arus kejut
       Pemadaman jangka panjang


3.2.3   Off-line UPS
        UPS jenis ini merupakan UPS paling murah diantara jenis UPS yang lain.
Karena rectifier dan inverter berada dalam satu unit. Dalam keadaan gangguan,
switch akan berpindah sehingga suplai daya dari suplai utama terblok. Akibatnya
akan mengalir arus DC dari baterai menuju inverter.




                             Gambar 3.3 Off-line UPS


        Pada Off-line UPS, arus listrik akan melalui UPS selama perangkat masih
terhubung ke sumber listrik . Selama operasi normal utilitas, desain ini biasanya
menyediakan cadangan baterai jangka pendek dan menawarkan perlindungan
lebih tinggi tegangan transient dari strip. Off-line UPS untuk inverter DC-AC
internal memberikan daya baterai cadangan ketika terjadi pemadaman listrik.
Kebanyakan Of-line desain tidak memiliki output sinewaver dan tidak mendukung

                                                            Laporan Kerja Praktek
28

        Politeknik Negeri Sriwijaya



sambungan bank baterai untuk diperpanjang. Pengaturan tegangan output yang
sangat sederhana (± 15% sampai ± 25%).
Off-line UPS memberikan perlindungan terhadap:
      Utility pemadaman
      Penstabil tegangan
      Output tegangan drop-out selama transfer ke baterai
Catatan: kesulitan beroperasi dari sumber listrik generator. Selain itu, melewati
frekuensi generator dan perubahan tegangan ke peralatan terhubung.


3.3 Rectifier (penyearah) - Charger
       Bagian ini merupakan rangkaian yang dipakai untuk penyerahan dan
pengisian baterai. Rangkaian blok rectifier-charger ini akan mensuplai daya yang
dibutuhkan oleh inverter dalam kondisi beban penuh dan pada saat itu juga dapat
mempertahankan muatan di dalam baterai. Selain itu blok ini harus mempunyai
kemampuan mengalirkan daya output sebesar 125-130%. Karakteristik baterai
juga perlu diperhitungkan dalam disain rangkaian charger-nya karena jika sebuah
baterai diisi ulang dengan arus yang melebihi batasan kemampuannya akan dapat
memperpendek umur baterai tersebut. Biasanya untuk arus pengisian sebuah
baterai pada UPS ini sebesar 80% dari kondisi arus yang dikeluarkan oleh baterai
pada saat beban penuh. Batasan sebuah sistem UPS yang baik menurut standar
(NEMA)National Electical Manufacturer Association adalah dapat memberikan
daya 100% terus-menerus (continous load) dan 2 jam pada beban 125% tanpa
terjadi penurunan kinerja (kerusakan). Baterai masih dapat dikategorikan sebagai
kondisi layak pakai apabila masih mampu memberikan daya 100% selama 1 jam
jika lama pengisiannya selama 8 jam (ditentukan oleh manufaktur baterai).




                                                              Laporan Kerja Praktek
29

       Politeknik Negeri Sriwijaya




            Gambar 3.4. Power Rectifier 3 Fasa dengan Thyristor


       Rectifier jenis ini merupakan converter 3 fasa dengan operasi 2 kuadran,
dimana thyristor dinyalakan pada interval /3. Oleh karena thyristor dinyalakan
setiap selang 60°, maka frekuensi dari tegangan riak keluaran adalah 6 kali
frekuensi tegangan sumber. Pada interval t = /6 + thyristor T6 sudah berada
dalam keadaan aktif (on state) dan thyristor T1 dinyalakan. Pada interval
/6  t  /2, thyristor T1 dan T6 konduksi dengan tegangan jaring Vab
dirasakan pada sisi beban. Selanjutnya pada interval t = /2 + thyristor T2
diaktifkan bersamaan dengan tidak aktifnya (off state) thyristor T6 dengan
komutasi natural. Hal ini disebabkan karena pada saat thyristor T2 diaktifkan,
tegangan jaring pada thyristor T6 berada pada nilai positif (Vbc), sehingga
thyristor T6 mengalami tegangan arah balik. Kemudian pada interval
(/2 + )  t  (5/6 + ), thyristor T1 dan T2 akan konduksi dan menyebabkan
tegangan beban sama besar dengan tegangan jaring (line to line voltage). Urutan




                                                           Laporan Kerja Praktek
30

        Politeknik Negeri Sriwijaya



konduksi dari ke 6 buah thyristor akan mengikuti pola T1T2, T3T3, T3T4, T4T5,
T5T6, dan T6T1.
Penentuan Besarnya tegangan rata-rata dan tegangan efektif (rms) pada sisi beban.
        Dengan memisalkan tegangan fasa netral dinyatakan dalam bentuk:
Van = Vmsin t

Vbn = Vm Sin ( ωt -         )
Vcn = Vm Sin ( ωt +          )

        Hubungan tegangan jaring (line to line voltages) dinyatakan dalam bentuk
persamaan:


Vab = Van - Vbn =        Vm Sin ( ωt +     )
Vbc = Vbn – Vcn =         Vm Sin ( ωt -    )
Vca = Vcn – Van =         Vm Sin ( ωt +    )

        Nilai tegangan keluaran rata-rata (average output voltage) ditentukan
dengan persamaan:


Vdc =                ab d(ωt)



Vdc =                  Vm sin(ωt + )d(ωt)


Vdc =          cos α


        Besarnya tegangan maksimum keluaran pada sisi beban diperoleh pada
sudut perlambatan penyalaan α = 0, dan dinyatakan dengan:


Vdm =
        Nilai tegangan efektif pada sisi beban ditentukan dengan persamaan:




                                                             Laporan Kerja Praktek
31

         Politeknik Negeri Sriwijaya



Vrms = [                   Vm sin(ωt + )}2 d(ωt)]1/2


Vrms =         Vm { +          cos 2α}1/2


3.4 Inverter
        Kualitas inverter merupakan penentu dari kualitas daya yang dihasilkan
oleh suatu sistem UPS. Inverter berfungsi merubah tegangan DC dari rangkaian
rectifier-charger menjadi tegangan AC yang berupa sinyal sinus setelah melalui
pembentukan gelombang dan rangkaian filter. Tegangan output yang dihasilkan
harus stabil baik amplitudo tegangan maupun frekuensinya, distorsi yang rendah,
tidak terdapat tegangan transien.       Selain itu, sistem inverter perlu adanya
rangkaian umpan-balik (feedback) dan rangkaian regulator untuk menjaga agar
didapatkan tegangan konstan.


3.4.1   Inverter Tegangan Tinggi ( 3 Fasa )
        Pada dasarnya prinsip kerja pada inverter 3 Phasa sama dengan inverter 1
phasa. Yaitu dengan mengubah arus searah menjadi bolak-balik dengan frekuensi
yang beragam. Dimana tegangan arus DC ini dihasilkan oleh sirkuit converter
untuk kemudian diubah lagi menjadi arus AC oleh sirkuit inverter.
        Inverter juga memiliki saklar-saklar seperti pada inverter 1 phasa yakni
untuk membentuk tegangan bolak-balik juga mengatur frekuensi keluaran inverter
yaitu S1-S6. Namun pada aplikasinya saklar-saklar ini diganti dengan
menggunakan enam buah transistor. Hal imi disebabkan karena saklar
konversional memiliki banyak kerugian diantaranya adalah pada kecepatan
perpindahan saklar. Apabila saklar berubah-ubah dengan kecepatan tidak konstan
untuk setiap perubahan tegangan (dari positif ke negative), tentunya frekuensi
yang dihasilkan akan tidak konstan pula. Setelah itu transistor dihidup-matikan
untuk menjalankan motor.




                                                             Laporan Kerja Praktek
32

        Politeknik Negeri Sriwijaya




                        Gambar 3.5 Power Inverter 3 Fasa
        Hubungan antara tegangan inverter (VRO, VSO, VTO) dan tegangan
output (VRS, VST, VTR) dapat diturunkan sebagai berikut:


        VRS = VRO-VSO
        VST = VSO-VTO
        VTR = VTO-VRO


Tegangan phasa (VRN, VSN, VTN) diberikan oleh tegangan netral pada
kumparan stator motor akan timbul tegangan relative terhadap titik nol inverter
yaitu sebesar:


                                VNO = VRO+VSO+VTO ≠ 0
                                              3
Gambar dibawah ini menunjukan hubungan antara tegangan inverter serta urutan
penyalaan. Pulsa-pulsa penyalaan yang identik dengan tegangan inverter adalah
memiliki pilsa rate = 1 dengan pengeseran phasa 120 derajat, duty cycle 50 %.


3.4.2   Inverter Tegangan Rendah ( 1 Fasa )
        Pada dasarnya inverter merupakan sebuah alat yang membuat tegangan
bolak-balik dari tegangan searah dengan cara pembentukan gelombang tegangan.
Namun gelombang tegangan yang terbentuk dari inverter tidak berbentuk


                                                             Laporan Kerja Praktek
33

        Politeknik Negeri Sriwijaya



sinusoida melainkan berbentuk gelombang dengan persegi. Pembentukan
tegangan AC tersebut dilakukan dengan menggunakan dua pasang saklar. Berikut
ini merupakan gambar yang akan menerangkan prinsip kerja inverter dalam
pembentukan gelombang tegangan persegi.




                        Gambar 3.6 Power Inverter 1 Fasa


       Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa untuk menghasilkan arus bolak-
balik, maka kerja masing-masing transistor yang disuplay oleh tegangan dc harus
bergantian. Inverter mengatur frekuensi keluarnnya dengan cara mengatur waktu
ON-OFF saklar-saklarnya. Sebagai contoh apabila S1 dan S4 ON selama 0,5 detik
begitu juga dengan S2 dan S3 secara berganti-gantian maka akan dihasilkan
gelombang bolak-balik dengan frekunsi 1 Hz. Pada dasarnya saklar S1-S4 dan S2-
S3 dihidupkan dengan jangka waktu yang sama. Jadi apabila dalam satu periode
To = 1 detik, maka S1-S4 ON selama 0,5 detik dan S2-S3 ON selam 0,5 detik dan
didapatkan frekuensi sebesar 1 Hz. Jika dalam satu periode tersebut dinyatakan
pada T maka nilai frekuensi yang dihasilkan adalah (F):


                                       F = 1/T
Dimana:        F = Frekuensi (Hertz)
               T = Periode (detik)




                                                             Laporan Kerja Praktek
34

        Politeknik Negeri Sriwijaya



3.5 Sakelar Pemindah (Statich switch)
       Saklar pemindah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu elektromekanikal dan
statik. Sakelar elektromekanikal menggunakan relay-relay yang salah satu
terminal mendapatkan suplai tegangan dan yang lain dari sistem UPS. Sistem
sakelar statis menggunakan komponen semikonduktor, seperti SCR. Penggunaan
SCR akan lebih baik karena operasi pemindahan yang dilakukan dengan SCR
yang hanya membutuhkan waktu 3 sampai 4 ms, sedangkan pada sakelar
elektromekanikal sekitar 50 sampai 100 ms. Berikut adalah Bermacam – macam
transfer Switch.
    Saklar pemindah dengan SCR yang terdiri dari 2 buah Static Switch


                             Input A

                                                Output

                              Input B




                       Gambar 3.7 Saklar pemindah dengan SCR


    Saklar pemindah dengan 1 buah Static Switch & 1 buah Contactor SPDT
       Terdiri dari : 1 buah Static Switch dan 1 buah Contactor SPDT (Single
       Pole Double Trow).
                                      Input A



                                                   Output

                                      Input B




                               Gambar 3.8 Contactor SPDT




                                                            Laporan Kerja Praktek
35

       Politeknik Negeri Sriwijaya



    Saklar pemindahdengan 1 buah Static Switch & 2 buah Contactor SPST
       Terdiri dari 1 buah Static Switch dan 2 buah Contactor SPST (Single Pole
       Single Trow).



                                Input A

                                                   Output

                                 Input B




        Gambar 3.9 Saklar pemindah dengan 1 buah Static Switch & 2 buah
                                      Contactor SPST


3.6 Baterai
       Baterai atau akumulator adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya
berlangsung proses elektrokimia yang reversible (dapat berbalikan) dengan
efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversible,
adalah di dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi
tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi
tenaga kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda
yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang
berlawanan di dalam sel. Baterai berfungsi untuk penyimpan daya listrik
sementara. Baterai mengalirkan arus searah (DC) dan memiliki banyak tipe.
Baterai dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu baterai basah dan baterai kering
atau dapat diisi ulang dan tak dapat diisi ulang.Baterai yang digunakan pada UPS
adalah baterai yang dapat diisi ulang yaitu jenis baterai nikel kadmium. Karena
sering terjadi pemadaman listrik yang paling     penting back-up baterai harus
kembali berfungsi optimal. Oleh karena itu pemantauan terhadap baterai adalah
solusi yang efektif untuk menjamin efisiensi dan kapasitas baterai penuh. Selain
itu, pemantauan menjamin berfungsinya seluruh instalasi.




                                                            Laporan Kerja Praktek
36

        Politeknik Negeri Sriwijaya



3.6.1   Bagian-Bagian Batre




                              Gambar 3.10. Bagian-bagian batre


Keterangan gambar :
1. Plat/ Elektroda positif
2. Plat/ Elektroda negatif
3. Separator
4. Kontainer atau wadah
5. Kutub baterai
6. Lubang pengisian elektrolit
        Plat positif (PbO2) berwarna coklat, sedangkan plat negatif berwarna abu-
abu. Luas bidang reaksi plat positif


                                        L = 2.p.l.n.
dimana :
L = luas bidang plat positif (cm2)
p = panjang plat positif (cm)
l = lebar plat positif (cm)
n = jumlah plat positif tiap-tiap sel
        Kapasitas tiap cm2 plat positif = 0,03 sampai dengan 0,05 AH (ampere
jam). Tiap sel akumulator timah hitam menghasilkan tegangan 2 volt.




                                                             Laporan Kerja Praktek
37

        Politeknik Negeri Sriwijaya



3.6.2   Prinsip Kerja Batre
        Pada akumulator timah hitam terjadi proses elektrokimia yang bersifat
reversible (dapat berbalikan), yaitu proses pengisian dan proses pengosongan.
Setiap molekul cairan elektrolit asam sulfat (H2SO2) akan terurai menjadi ion
positif hydrogen (2H+) dan ion negatif sulfat (SO4 -). Tiap ion negatif sulfat akan
bereaksi dengan katoda (Pb) menjadi timah sulfat (PbSO4) sambil melepaskan
dua elektron. Dua ion hydrogen (2H+) akan bereaksi dengan anoda (PbO2)
menjadi timah sulfat (PbSO4) sambil mengambil dua elektron dan bersenyawa
dengan atom oksigen membentuk H2O (mokekul air). Pengambilan dan pelepasan
elektron dalam proses kimia ini akan menyebabkan timbulnya beda potensial
antara katoda (kutub negatif) dan anoda (kutub positif).
Proses kimia di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :


        PbO2 + Pb + 2H2SO4 ——————> PbSO4 + PbSO4 + 2H2O
        (sebelum pengosongan)                        (setelah pengosongan)


        Proses kimia ini terjadi dalam proses pengosongan akumulator timah
hitam atau pada saat akumulator melayani beban. Setelah proses pengosongan,
kedua plat negatif dan plat positif menjadi timah sulfat (PbSO4) dan cairan
elektrolitnya menjadi cair (H2O), sehingga berat jenisnya akan berkurang. Setelah
mengalami pengosongan, agar dapat dipakai melayani beban maka akumulator
harus diisi lagi dengan dialiri arus listrik DC. Pada proses pengisian akumulator
dapat diuraikan sebagai berikut :


        PbSO2 + PbSO4 + 2H2O ——————> PbO2 + Pb + 2H2SO4


        Setelah proses pengisian, berat jenis cairan elektrolit akumulator akan
bertambah besar. Berat jenis larutan asam sulfat (asam belerang) H2SO4 sebelum
pengisian adalah 1,190 gr/cm3 pada temperatur 15 oC (59 oF). Setelah diisi penuh
berat jenis elektrolitnya (asam sulfat) antara 1,205 – 1,215 gr/cm3.



                                                               Laporan Kerja Praktek
38

        Politeknik Negeri Sriwijaya



3.6.3   Pengisian Akumulator/ Batre
        Setelah akumulator dipakai melayani beban akan mengalami proses
pengosongan, sehingga akumulator tersebut harus diisi lagi dengan dialiri arus
listrik DC yang besarnya tertentu. Proses ini disebut pengisian akumulator.
        Jika akumulator baru, proses pengisian akumulator dilakukan setelah
akumulator diisi dengan larutan asam belerang (H2SO4) yang mempunyai berat
jenis 1,19 gr/cm3 sampai batas maksimum. Cara pengisian dengan arus listrik DC
terdiri dari dua tahap, yaitu :
        Tahap pertama dengan arus pengisian antara (0,07 s/d 0,14) x C selama 36
sampai dengan 74 jam. C adalah besarnya kapasitas akumulator. Dalam tahap
pertama ini jika tegangan tiap sel mencapai 2,3 volt, maka arus pengisian
diturunkan ke tahap kedua.
        Tahap kedua dengan arus pengisian sebesar 0,07 x C ampere. Jika
tegangan tiap sel mencapai 2,65 volt sampai dengan 2,70 volt, maka proses
pengisian dihentikan. Temperatur elektrolit tidak melebihi 38oC. Pengisian
akumulator timah hitam yang sudah pernah dipakai (lama) dilakukan dengan arus
pengisian 0,2 x C ampere selama minimal 4 jam atau jika tegangan tiap sel telah
mencapai 2,35 volt sampai dengan 2,40 volt. Pengisian akumulator yang terus
menerus disambung ke beban dengan arus pengisian 0,5 mA sampai dengan 1 mA
x C. Besarnya tegangan larutan 2,15 volt/sel sampai dengan 2,20 volt/sel.
Akumulator dalam keadaan penuh (setelah diisi penuh), cairan elektrolitnya
mempunyai berat jenis 1,205 sampai dengan 1,215 gr/cm3. Arus pengisian selama
proses pengisian diusahakan tetap. Jika arus pengisian melebihi 0,5 x C ampere,
maka dapat merusakkan pekat akumulator, sebaliknya bila arus pengisian kurang
dari 0,1 x C ampere, maka proses pengisian membutuhkan waktu yang terlalu
lama.


3.6.4   Rangkaian Batre
        Dikarenakan       tegangan    bateraiper   sel   terbatas,   maka     perlu
untukmendapatkan solusi agar teganganbaterai dapat memenuhi atausesuai
dengan tegangan kerjaperalatan yang maupun untukmenaikkan kapasitas dan


                                                               Laporan Kerja Praktek
39

       Politeknik Negeri Sriwijaya



jugakehandalan pemakaian denganmerangkai (meng-koneksi)beberapa baterai
dengan cara :
   1. Hubungan seri
                Koneksi baterai denganhubungan seri ini dimaksudkanuntuk dapat
       menaikkan tegangan baterai sesuai dengan tegangankerja yang dibutuhkan
       atau sesuaitegangan peralatan yang ada.Sebagai contoh jika kebutuhan
       tegangan baterai pada suatu unitpembangkit adalah 220 Volt makaakan
       dibutuhkan baterai dengankapasitas 2,2 Volt sebanyak 104buah dengan
       dihubungkan secaraseri. Kekurangan dari hubungan seriini adalah jika
       terjadi gangguan ataukerusakan pada salah satu sel baterai maka suplai
       sumber DC kebeban akan terputus.




                              Gambar 3.11. Hubungan Seri


   2. Hubungan parallel
                Koneksi baterai dengan hubungan paralel ini dimaksud kanuntuk
       dapat menaikkan kapasitas baterai atau Ampere hour (Ah)baterai, selain
       itu juga dapat memberikan keandalan beban DC pada sistem. Hal ini
       disebabkan jika salah satu sel baterai yang dihubungkan paralel mengalami
       gangguan atau kerusakan maka sel baterai yang lain tetap akan dapat
       mensuplai tegangan DC ke beban, jadi tidakakan mempengaruhi suplai
       secara keseluruhan sistem, hanya kapasitas daya sedikit berkurang
       sedangkan tegangan tidak terpengaruh.




                                                            Laporan Kerja Praktek
40

   Politeknik Negeri Sriwijaya




                        Gambar 3.12. Hubungan Paralel


3. Hubungan Kombinasi
          Pada hubungan kombinasi initerbagi menjadi 2 macam yaitu seri
   paralel dan paralel seri. Hubungan ini digunakan untuk memenuhi
   kebutuhan ganda baik dari sisi kebutuhan akan tegangan dan arus yang
   sesuai maupun keandalan sistem yang lebih baik. Hal ini disebabkan
   karena hubungan seriakan meningkatkan tegangan sedangkan hubungan
   paralel akan meningkatkan arus dan keandaan sistemnya.


                                                      Laporan Kerja Praktek
41

Politeknik Negeri Sriwijaya



a. Seri Paralel
        Pada hubungan Seri Paralel seperti gambar 1.53, jika tiapbaterai
tegangannya 2,2 Volt danArusnya 20 Ampere maka akandidapat :
Tegangan dibaterai adalah= 2,2 + 2,2 + 2,2 = 6,6 Volt, sedangkan arusnya
adalah = 20 +20 = 40 Ampere, sehingga kapasitas baterai secara
keseluruhan adalah 6,6 Volt dan 40Ampere. Dari perhitungan tersebut
maka yang mengalami kenaikan signifikan adalah tegangannya.




                   Gambar 3.13 Hubungan seri parallel


b. Paralel Seri
        Pada hubungan Paralel Seri seperti gambar dibawah ini, jika tiap
baterai tegangannya 2,2 Volt danArusnya 20 Ampere maka akan didapat :
Tegangan dibaterai adalah = 2,2 +2,2 = 4,4 Volt, sedangkan arusnya
adalah = 20 + 20 + 20 = 60Ampere, sehingga kapasitas baterai secara
keseluruhan adalah 4,4 Volt dan 60 Ampere. Dari perhitungan tersebut
makayang mengalami kenaikan signifikan adalah tegangannya.


                                                    Laporan Kerja Praktek
42

Politeknik Negeri Sriwijaya




                   Gambar 3.14 Hubungan Paralel Seri


Lama ketahanan baterai
Sebelumnya kita harus mengetahui :
   1. Berapa besar daya beban yang terpasang pada UPS.
   2. Berapa banyak dna kapasitas Battery yang terpasang pada UPS.
   3. Effesiensi Inverter UPS kita (Offline 50 s/d 75%, Online 85 s/d
        95%).
   4. Perlu diingat, perhitungan ini tidak tepat 100% karena setiap UPS
        mempunyai effisiensi yang berbeda-beda..
   5. Mengetahui Discharge Battery yang di gunakan.


Untuk menghitung ketahanan batrei pada UPS dapat ditentukan dengan
cara:

                              T=


                          T=




                                                     Laporan Kerja Praktek
43

       Politeknik Negeri Sriwijaya



3.7 Bypass
     By Pass ialah Sebagai fasilitas untuk Power Reserve atau Power Cadangan
dari Power Output Inverter. Disarankan, agar Sumber Bus Power By Pass ini tidak
sama dengan Sumber Bus Power Main, dengan tujuan untuk pekerjaan
Maintenance atau dapat terhindar dari gangguan                                             Sumber Bus Power tersebut.
Untuk Output UPS 110 Volt Frequency 50Hz, maka tegangan Power By Pass
pada titik cynchron nya harus 110 Volt ± 5 % Frquency 50Hz ± 0,5Hz. Diluar
toleransi tersebut, kemungkinan besar UPS nya tidak dapat mengikuti lagi, dengan
indikasi Fail ―Unsynchron‖.


POWER BY PASS INPUT 110Volt

        L
                      BY PASS 110 VOLT
       N                                                                                                TRANSFER
                                                                                                         SWITCH
                     Titik Synchron



                    Sampling    CONTROL            Half Bridge
                     Phase
                    By Pass
                                          Gate 1
                                                   INVERTER               T2
                                                                 Output
             Ti 1
                                          Gate 2
                                                                                                                            L
                                                   Half Bridge                                                              N
                                          Gate 3   INVERTER                                                        OUTPUT
             Ti 2                                                Output                                             UPS


                    Sampling              Gate 4
                                                                               AC FILTER




                      Phase
                     Inverter


                     Titik Synchron
        L
                    OUTPUT INVERTER 110 VOLT
        N




   Gambar 3.15 Power Input 110 Volt, sudah sesuai dengan Output UPS




                                                                                                  Laporan Kerja Praktek
44

       Politeknik Negeri Sriwijaya



POWER BY PASS INPUT 460Volt

                                 T3


              BY PASS
              460 VOLT




          L
                           BY PASS 110 VOLT
          N                                                                                        TRANSFER
                                                                                                    SWITCH
                          Titik Synchron



                         Sampling     CONTROL            Half Bridge
                          Phase
                         By Pass
                                                Gate 1
                                                         INVERTER               T2
                                                                       Output
                  Ti 1
                                                Gate 2
                                                                                                                       L
                                                         Half Bridge                                                   N
                                                Gate 3   INVERTER                                             OUTPUT
                  Ti 2                                                 Output                                  UPS


                         Sampling               Gate 4




                                                                                     AC FILTER
                           Phase
                          Inverter


                          Titik Synchron
          L
                         OUTPUT INVERTER 110 VOLT
          N




Gambar 3.16 Power Input 460 Volt, harus memalui Isolated Trafo (T3) Step
                                           Down dari 460 Volt ke 110 Volt


     Jika sistem berada dalam mode bypass, tegangan dari jaringan bypass
disediakan langsung. Beralih antara mode normal dan pasokan bypass dapat
dilakukan secara manual. Jika pasokan dari inverter tidak cukup, peralihan
berlangsung secara otomatis dan tanpa mengganggu tegangan.




                                                 Gambar 3.17 UPS 1B


                                                                                                 Laporan Kerja Praktek
45

      Politeknik Negeri Sriwijaya



3.8 TMUPS -C100 Series




                       Gambar 3.18 TMUPS -C100 Series


  Spesifikasi UPS PEW 1000
   Merek                     : TMEIC.
   Buatan                    : TOSHIBA MITSUBISHI-ELECTRIC
                                INDUSTRIAL SYSTEMS COORPORATION
   Capasitas                 : 40 KVA.
   Mulai operasi             : Tahun 2010
   Type converter.           : IGBT PWM CONVERTER
   Type Inverter             : IGBT PWM INVERTER
   Power Input UPS           : 3 Phasa 200 Volt 50 HZ toleransi ±10%
   Tegangan DC               : 288 – 414 V
   Arus pengecasan           : 12 A
   Dapat bertahan            : 30 menit
   Type Batre                : UXH125-6
   Power Output UPS          : 1 Phasa 110 Volt 50HZ
   Trafo 200/115 Volt        : 40 KVA.

                                                           Laporan Kerja Praktek

More Related Content

What's hot

Proteksi sistem tenaga_listrik
Proteksi sistem tenaga_listrikProteksi sistem tenaga_listrik
Proteksi sistem tenaga_listrikKhairul Jakfar
 
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrikpprawira11
 
Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120Djodi Antono
 
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiTugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiNurFauziPamungkas
 
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Faizin Pass
 
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikMakalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikSyahrul Ramazan
 
Penyearah dioda (kuliah ke 4)
Penyearah dioda (kuliah ke 4)Penyearah dioda (kuliah ke 4)
Penyearah dioda (kuliah ke 4)Sugeng Widodo
 
Level keandalan sistem tenaga listrik
Level keandalan sistem tenaga listrikLevel keandalan sistem tenaga listrik
Level keandalan sistem tenaga listriksuparman unkhair
 
Gardu Induk
Gardu IndukGardu Induk
Gardu InduklombkTBK
 

What's hot (20)

Load flow1
Load flow1Load flow1
Load flow1
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
Proteksi sistem tenaga_listrik
Proteksi sistem tenaga_listrikProteksi sistem tenaga_listrik
Proteksi sistem tenaga_listrik
 
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
 
Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120
 
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiTugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
 
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
 
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikMakalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
 
Filosofi proteksi
Filosofi proteksiFilosofi proteksi
Filosofi proteksi
 
Penyearah dioda (kuliah ke 4)
Penyearah dioda (kuliah ke 4)Penyearah dioda (kuliah ke 4)
Penyearah dioda (kuliah ke 4)
 
Lift 3 lantai plc
Lift 3 lantai plcLift 3 lantai plc
Lift 3 lantai plc
 
Sistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrikSistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrik
 
Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga ListrikTransmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
 
9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan
 
Jaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendahJaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendah
 
SALURAN TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLT
SALURAN  TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLTSALURAN  TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLT
SALURAN TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLT
 
Level keandalan sistem tenaga listrik
Level keandalan sistem tenaga listrikLevel keandalan sistem tenaga listrik
Level keandalan sistem tenaga listrik
 
Gardu Induk
Gardu IndukGardu Induk
Gardu Induk
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 

Similar to Bab iii sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control room pabrik 1 b di pt. pupuk sriwidjaja palembang

Catu daya switching dan UPS.pptx
Catu daya switching dan UPS.pptxCatu daya switching dan UPS.pptx
Catu daya switching dan UPS.pptxAhmadFaisalSTMT
 
144 article text-466-1-10-20190811 (1)
144 article text-466-1-10-20190811 (1)144 article text-466-1-10-20190811 (1)
144 article text-466-1-10-20190811 (1)andiiswandi4
 
[Presentasi sistem distribusi] [anggi mukti saputra]
[Presentasi sistem distribusi] [anggi mukti saputra][Presentasi sistem distribusi] [anggi mukti saputra]
[Presentasi sistem distribusi] [anggi mukti saputra]Anggi Mukti
 
Alasan komputer menggunakan arus dc
Alasan komputer menggunakan arus dcAlasan komputer menggunakan arus dc
Alasan komputer menggunakan arus dcannisaaamalia149
 
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptx
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptxPPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptx
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptxIlhamDanal
 
PPT Marcel.pptx dsfddddddddDERFEFWWR2Qw2
PPT Marcel.pptx dsfddddddddDERFEFWWR2Qw2PPT Marcel.pptx dsfddddddddDERFEFWWR2Qw2
PPT Marcel.pptx dsfddddddddDERFEFWWR2Qw2MarcelinoYobel
 
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdfIWISUKARTO531201031
 
Papan Suis Utama (MCB)
Papan Suis Utama (MCB)Papan Suis Utama (MCB)
Papan Suis Utama (MCB)Akim Abd Aziz
 
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdfSISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdfAbdulSurokhman
 
Protection of power system with distributed generation state of the art
Protection of  power system with distributed generation state of the artProtection of  power system with distributed generation state of the art
Protection of power system with distributed generation state of the artsuparman unkhair
 
K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1ichsan2102
 
MAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
MAKALAH KESTABILAN TEGANGANMAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
MAKALAH KESTABILAN TEGANGANHastih Leo
 
Presentasi Elektronika Daya
Presentasi Elektronika DayaPresentasi Elektronika Daya
Presentasi Elektronika DayaZulkifliNadjib
 

Similar to Bab iii sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control room pabrik 1 b di pt. pupuk sriwidjaja palembang (20)

Catu daya switching dan UPS.pptx
Catu daya switching dan UPS.pptxCatu daya switching dan UPS.pptx
Catu daya switching dan UPS.pptx
 
144 article text-466-1-10-20190811 (1)
144 article text-466-1-10-20190811 (1)144 article text-466-1-10-20190811 (1)
144 article text-466-1-10-20190811 (1)
 
[Presentasi sistem distribusi] [anggi mukti saputra]
[Presentasi sistem distribusi] [anggi mukti saputra][Presentasi sistem distribusi] [anggi mukti saputra]
[Presentasi sistem distribusi] [anggi mukti saputra]
 
Alasan komputer menggunakan arus dc
Alasan komputer menggunakan arus dcAlasan komputer menggunakan arus dc
Alasan komputer menggunakan arus dc
 
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptx
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptxPPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptx
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptx
 
NASPUB
NASPUBNASPUB
NASPUB
 
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIKSISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
 
PPT Marcel.pptx dsfddddddddDERFEFWWR2Qw2
PPT Marcel.pptx dsfddddddddDERFEFWWR2Qw2PPT Marcel.pptx dsfddddddddDERFEFWWR2Qw2
PPT Marcel.pptx dsfddddddddDERFEFWWR2Qw2
 
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIKGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Papan Suis Utama (MCB)
Papan Suis Utama (MCB)Papan Suis Utama (MCB)
Papan Suis Utama (MCB)
 
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdfSISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
 
Protection of power system with distributed generation state of the art
Protection of  power system with distributed generation state of the artProtection of  power system with distributed generation state of the art
Protection of power system with distributed generation state of the art
 
K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1
 
MAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
MAKALAH KESTABILAN TEGANGANMAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
MAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
 
Presentasi Elektronika Daya
Presentasi Elektronika DayaPresentasi Elektronika Daya
Presentasi Elektronika Daya
 
materi 1 konsep distribusi.pptx
materi 1 konsep distribusi.pptxmateri 1 konsep distribusi.pptx
materi 1 konsep distribusi.pptx
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 

More from Dony Afriansyah

Bab ii bab i sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central con...
Bab ii bab i sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central con...Bab ii bab i sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central con...
Bab ii bab i sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central con...Dony Afriansyah
 
Bab i sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control ro...
Bab i sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control ro...Bab i sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control ro...
Bab i sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control ro...Dony Afriansyah
 
Pkm p perbandingan tembaga emas- platina sebagai bahan penghantar pada penan...
Pkm p perbandingan tembaga  emas- platina sebagai bahan penghantar pada penan...Pkm p perbandingan tembaga  emas- platina sebagai bahan penghantar pada penan...
Pkm p perbandingan tembaga emas- platina sebagai bahan penghantar pada penan...Dony Afriansyah
 

More from Dony Afriansyah (8)

Bab ii bab i sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central con...
Bab ii bab i sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central con...Bab ii bab i sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central con...
Bab ii bab i sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central con...
 
Bab i sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control ro...
Bab i sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control ro...Bab i sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control ro...
Bab i sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control ro...
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
Materi training
Materi trainingMateri training
Materi training
 
Pkmm jarimatika-new
Pkmm jarimatika-newPkmm jarimatika-new
Pkmm jarimatika-new
 
Pkm alam
Pkm alamPkm alam
Pkm alam
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposal
 
Pkm p perbandingan tembaga emas- platina sebagai bahan penghantar pada penan...
Pkm p perbandingan tembaga  emas- platina sebagai bahan penghantar pada penan...Pkm p perbandingan tembaga  emas- platina sebagai bahan penghantar pada penan...
Pkm p perbandingan tembaga emas- platina sebagai bahan penghantar pada penan...
 

Bab iii sistem kerja ups (uninterruptible power system) pada central control room pabrik 1 b di pt. pupuk sriwidjaja palembang

  • 1. 23 Politeknik Negeri Sriwijaya BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Sejarah Uninterruptible Power System (UPS) UPS merupakan singkatan dari Uninterruptible Power System atau sering juga disebut dengan Uninterruptible Power Supply, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akan berarti Sistem Daya Kebal Gangguan. Sesuai dengan namanya UPS dapat mengurangi gangguan-gangguan kelistrikkan serta dapat memberikan daya listrik semetara pada saat supplai listrik utama padam. Uninterruptible Power System (UPS) yang artinya suatu devais atau peralatan yang mampu bekerja independen meskipun kehilangan suplai atau sebagai back up suplai untuk peralatan yang lainnya. UPS juga berfungsi sebagai buffer antara power suplai dengan peralatan elektronik yang kita gunakan seperti computer, printer, monitor. Penggunaan UPS pada awalnya hanya digunakan untuk industri- industri maupun pabrik-pabrik yang menggunakan alat-alat yang tidak boleh terputus dari sumber tagangan listrik, namun kini UPS telah digunakan di rumah dan biasanya digunakan pada computer / PC. UPS sendiri terdiri dari power suplai atau sering juga disebut baterai charger, batrerai , dan inverter. Baterai backup pada UPS berguna sebagai catuan daya alternatif, untuk dapat memberikan suplai daya yang tidak terganggu untuk perangkat elektronik yang terpasang. Tegangan pada baterai diubah menjadi tegangan AC 220 V – 50 Hz yang dapat digunakan oleh perangkat elektronik. Fungsi utama dari UPS adalah: 1. Dapat memberikan energi listrik sementara ketika terjadi kegagalan daya pada listrik utama. 2. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera menghidupkan Genset sebagai pengganti listrik utama. 3. Mengamankan suatu sistem dari gangguan-gangguan listrik yang dapat mengganggu sistem tersebut baik berupa kerusakan software maupun kerusakan hardware. 23 Laporan Kerja Praktek
  • 2. 24 Politeknik Negeri Sriwijaya 4. Dapat melakukan stabilisasi tegangan ketika terjadi perubahan tegangan pada input sehingga tegangan output yang digunakan oleh suatu sistem berupa tegangan yang stabil. 3.2 Jenis-jenis UPS berdasarkan cara kerjanya 3.2.1 Line-interactive UPS Pada UPS jenis ini diberi tambahan alat AVR (Automatic Voltage Regulator) yang berfungsi mengatur tegangan dari suplai daya ke peralatan. UPS Line-interaktif identik dengan garis-aktif, dengan pengecualian menambahkan tap-switching regulator (AVR), dan melewati listrik secara langsung melalui unit ini saat aliran ada. Selama operasi normal utilitas, desain ini biasanya menyediakan cadangan baterai dan menawarkan perlindungan lebih tinggi pada tegangan transient dari trip. Hal ini memerlukan penambahan tap-switching regulator dengan tegangan otomatis. Ketika terjadi kondisi tegangan brownout utilitas rendah, AVR UPS Line-interaktif secara otomatis memerintahkan switch transformator PDAM untuk menambah atau meningkatkan tegangan output. AVR juga mengurangi tegangan keluaran saat kondisi tegangan listrik tinggi. Tegangan output regulasi untuk sebagian besar produk UPS Line-interaktif di pasaran saat ini biasanya ± 25% . Model biaya yang lebih tinggi mungkin memiliki output sinewave dan mendukung koneksi bank baterai diperpanjang. Laporan Kerja Praktek
  • 3. 25 Politeknik Negeri Sriwijaya Gambar 3.1 Line-interactive UPS UPS Line-interaktif memberikan perlindungan terhadap:  Utility pemadaman  Tegangan berlebih  Arus kejut  Tegangan output yang terputus saat transfer ke baterai Catatan: kesulitan beroperasi dari sumber listrik generator. Selain itu, frekuensi generator yang melewati ambang. 3.2.2 On-line UPS Pada UPS jenis ini terdapat 1 rectifier dan 1 inverter yang terpisah. Hal ini lebih mahal apabila dibandingkan dengan dua jenis UPS lainnya. Dalam keadaan gangguan, suplai daya ke rectifier akan diblok sehingga akan ada arus DC dari baterai ke inverter yang kemudian diubah menjadi AC. Laporan Kerja Praktek
  • 4. 26 Politeknik Negeri Sriwijaya Gambar 3.2 On-line UPS Online UPS melindungi dan memecahkan sejumlah besar masalah tenaga listrik. Teknologi unggul Falcon Electric On-line UPS tidak hanya menyediakan cadangan baterai, tetapi juga melindungi peralatan anda dengan menyediakan perlindungan daya tingkat tertinggi. Tidak seperti off-line dan Line-interaktif UPS produk di pasaran yang membuat anda sensitif peralatan terhubung langsung dengan listrik yang tidak stabil dan kadang-kadang destruktif. Dipatenkan Falcon's On-line bertindak teknologi UPS seperti firewall elektronik dipasang di antara peralatan anda dan utilitas atau cadangan generator kekuasaan. Hal ini dilakukan dengan mengkonversi listrik AC yang masuk ke penyearah menjadi tegangan DC dan menghilangkan noise, transien, frekuensi dan masalah distorsi harmonik. Tegangan DC kemudian diumpankan ke tahap inverter. Tugas dari inverter ini mengubah tegangan DC ke AC yang diatur secara ketat dan sinergi. Beberapa tahapan elektronik aktif memberikan sejumlah besar terhadap masalah perlindungan ditambahkan kekuatan yang dinyatakan akan menyebabkan kerusakan peralatan anda. Karena On-line UPS memiliki tahap tugas inverter berkelanjutan, mendukung sambungan dari bank baterai diperpanjang, menyediakan waktu cadangan hingga beberapa jam. Laporan Kerja Praktek
  • 5. 27 Politeknik Negeri Sriwijaya On-line UPS memberikan perlindungan terhadap:  Daya yang tidak stabil  Nois  Distorsi  Arus kejut  Pemadaman jangka panjang 3.2.3 Off-line UPS UPS jenis ini merupakan UPS paling murah diantara jenis UPS yang lain. Karena rectifier dan inverter berada dalam satu unit. Dalam keadaan gangguan, switch akan berpindah sehingga suplai daya dari suplai utama terblok. Akibatnya akan mengalir arus DC dari baterai menuju inverter. Gambar 3.3 Off-line UPS Pada Off-line UPS, arus listrik akan melalui UPS selama perangkat masih terhubung ke sumber listrik . Selama operasi normal utilitas, desain ini biasanya menyediakan cadangan baterai jangka pendek dan menawarkan perlindungan lebih tinggi tegangan transient dari strip. Off-line UPS untuk inverter DC-AC internal memberikan daya baterai cadangan ketika terjadi pemadaman listrik. Kebanyakan Of-line desain tidak memiliki output sinewaver dan tidak mendukung Laporan Kerja Praktek
  • 6. 28 Politeknik Negeri Sriwijaya sambungan bank baterai untuk diperpanjang. Pengaturan tegangan output yang sangat sederhana (± 15% sampai ± 25%). Off-line UPS memberikan perlindungan terhadap:  Utility pemadaman  Penstabil tegangan  Output tegangan drop-out selama transfer ke baterai Catatan: kesulitan beroperasi dari sumber listrik generator. Selain itu, melewati frekuensi generator dan perubahan tegangan ke peralatan terhubung. 3.3 Rectifier (penyearah) - Charger Bagian ini merupakan rangkaian yang dipakai untuk penyerahan dan pengisian baterai. Rangkaian blok rectifier-charger ini akan mensuplai daya yang dibutuhkan oleh inverter dalam kondisi beban penuh dan pada saat itu juga dapat mempertahankan muatan di dalam baterai. Selain itu blok ini harus mempunyai kemampuan mengalirkan daya output sebesar 125-130%. Karakteristik baterai juga perlu diperhitungkan dalam disain rangkaian charger-nya karena jika sebuah baterai diisi ulang dengan arus yang melebihi batasan kemampuannya akan dapat memperpendek umur baterai tersebut. Biasanya untuk arus pengisian sebuah baterai pada UPS ini sebesar 80% dari kondisi arus yang dikeluarkan oleh baterai pada saat beban penuh. Batasan sebuah sistem UPS yang baik menurut standar (NEMA)National Electical Manufacturer Association adalah dapat memberikan daya 100% terus-menerus (continous load) dan 2 jam pada beban 125% tanpa terjadi penurunan kinerja (kerusakan). Baterai masih dapat dikategorikan sebagai kondisi layak pakai apabila masih mampu memberikan daya 100% selama 1 jam jika lama pengisiannya selama 8 jam (ditentukan oleh manufaktur baterai). Laporan Kerja Praktek
  • 7. 29 Politeknik Negeri Sriwijaya Gambar 3.4. Power Rectifier 3 Fasa dengan Thyristor Rectifier jenis ini merupakan converter 3 fasa dengan operasi 2 kuadran, dimana thyristor dinyalakan pada interval /3. Oleh karena thyristor dinyalakan setiap selang 60°, maka frekuensi dari tegangan riak keluaran adalah 6 kali frekuensi tegangan sumber. Pada interval t = /6 + thyristor T6 sudah berada dalam keadaan aktif (on state) dan thyristor T1 dinyalakan. Pada interval /6  t  /2, thyristor T1 dan T6 konduksi dengan tegangan jaring Vab dirasakan pada sisi beban. Selanjutnya pada interval t = /2 + thyristor T2 diaktifkan bersamaan dengan tidak aktifnya (off state) thyristor T6 dengan komutasi natural. Hal ini disebabkan karena pada saat thyristor T2 diaktifkan, tegangan jaring pada thyristor T6 berada pada nilai positif (Vbc), sehingga thyristor T6 mengalami tegangan arah balik. Kemudian pada interval (/2 + )  t  (5/6 + ), thyristor T1 dan T2 akan konduksi dan menyebabkan tegangan beban sama besar dengan tegangan jaring (line to line voltage). Urutan Laporan Kerja Praktek
  • 8. 30 Politeknik Negeri Sriwijaya konduksi dari ke 6 buah thyristor akan mengikuti pola T1T2, T3T3, T3T4, T4T5, T5T6, dan T6T1. Penentuan Besarnya tegangan rata-rata dan tegangan efektif (rms) pada sisi beban. Dengan memisalkan tegangan fasa netral dinyatakan dalam bentuk: Van = Vmsin t Vbn = Vm Sin ( ωt - ) Vcn = Vm Sin ( ωt + ) Hubungan tegangan jaring (line to line voltages) dinyatakan dalam bentuk persamaan: Vab = Van - Vbn = Vm Sin ( ωt + ) Vbc = Vbn – Vcn = Vm Sin ( ωt - ) Vca = Vcn – Van = Vm Sin ( ωt + ) Nilai tegangan keluaran rata-rata (average output voltage) ditentukan dengan persamaan: Vdc = ab d(ωt) Vdc = Vm sin(ωt + )d(ωt) Vdc = cos α Besarnya tegangan maksimum keluaran pada sisi beban diperoleh pada sudut perlambatan penyalaan α = 0, dan dinyatakan dengan: Vdm = Nilai tegangan efektif pada sisi beban ditentukan dengan persamaan: Laporan Kerja Praktek
  • 9. 31 Politeknik Negeri Sriwijaya Vrms = [ Vm sin(ωt + )}2 d(ωt)]1/2 Vrms = Vm { + cos 2α}1/2 3.4 Inverter Kualitas inverter merupakan penentu dari kualitas daya yang dihasilkan oleh suatu sistem UPS. Inverter berfungsi merubah tegangan DC dari rangkaian rectifier-charger menjadi tegangan AC yang berupa sinyal sinus setelah melalui pembentukan gelombang dan rangkaian filter. Tegangan output yang dihasilkan harus stabil baik amplitudo tegangan maupun frekuensinya, distorsi yang rendah, tidak terdapat tegangan transien. Selain itu, sistem inverter perlu adanya rangkaian umpan-balik (feedback) dan rangkaian regulator untuk menjaga agar didapatkan tegangan konstan. 3.4.1 Inverter Tegangan Tinggi ( 3 Fasa ) Pada dasarnya prinsip kerja pada inverter 3 Phasa sama dengan inverter 1 phasa. Yaitu dengan mengubah arus searah menjadi bolak-balik dengan frekuensi yang beragam. Dimana tegangan arus DC ini dihasilkan oleh sirkuit converter untuk kemudian diubah lagi menjadi arus AC oleh sirkuit inverter. Inverter juga memiliki saklar-saklar seperti pada inverter 1 phasa yakni untuk membentuk tegangan bolak-balik juga mengatur frekuensi keluaran inverter yaitu S1-S6. Namun pada aplikasinya saklar-saklar ini diganti dengan menggunakan enam buah transistor. Hal imi disebabkan karena saklar konversional memiliki banyak kerugian diantaranya adalah pada kecepatan perpindahan saklar. Apabila saklar berubah-ubah dengan kecepatan tidak konstan untuk setiap perubahan tegangan (dari positif ke negative), tentunya frekuensi yang dihasilkan akan tidak konstan pula. Setelah itu transistor dihidup-matikan untuk menjalankan motor. Laporan Kerja Praktek
  • 10. 32 Politeknik Negeri Sriwijaya Gambar 3.5 Power Inverter 3 Fasa Hubungan antara tegangan inverter (VRO, VSO, VTO) dan tegangan output (VRS, VST, VTR) dapat diturunkan sebagai berikut: VRS = VRO-VSO VST = VSO-VTO VTR = VTO-VRO Tegangan phasa (VRN, VSN, VTN) diberikan oleh tegangan netral pada kumparan stator motor akan timbul tegangan relative terhadap titik nol inverter yaitu sebesar: VNO = VRO+VSO+VTO ≠ 0 3 Gambar dibawah ini menunjukan hubungan antara tegangan inverter serta urutan penyalaan. Pulsa-pulsa penyalaan yang identik dengan tegangan inverter adalah memiliki pilsa rate = 1 dengan pengeseran phasa 120 derajat, duty cycle 50 %. 3.4.2 Inverter Tegangan Rendah ( 1 Fasa ) Pada dasarnya inverter merupakan sebuah alat yang membuat tegangan bolak-balik dari tegangan searah dengan cara pembentukan gelombang tegangan. Namun gelombang tegangan yang terbentuk dari inverter tidak berbentuk Laporan Kerja Praktek
  • 11. 33 Politeknik Negeri Sriwijaya sinusoida melainkan berbentuk gelombang dengan persegi. Pembentukan tegangan AC tersebut dilakukan dengan menggunakan dua pasang saklar. Berikut ini merupakan gambar yang akan menerangkan prinsip kerja inverter dalam pembentukan gelombang tegangan persegi. Gambar 3.6 Power Inverter 1 Fasa Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa untuk menghasilkan arus bolak- balik, maka kerja masing-masing transistor yang disuplay oleh tegangan dc harus bergantian. Inverter mengatur frekuensi keluarnnya dengan cara mengatur waktu ON-OFF saklar-saklarnya. Sebagai contoh apabila S1 dan S4 ON selama 0,5 detik begitu juga dengan S2 dan S3 secara berganti-gantian maka akan dihasilkan gelombang bolak-balik dengan frekunsi 1 Hz. Pada dasarnya saklar S1-S4 dan S2- S3 dihidupkan dengan jangka waktu yang sama. Jadi apabila dalam satu periode To = 1 detik, maka S1-S4 ON selama 0,5 detik dan S2-S3 ON selam 0,5 detik dan didapatkan frekuensi sebesar 1 Hz. Jika dalam satu periode tersebut dinyatakan pada T maka nilai frekuensi yang dihasilkan adalah (F): F = 1/T Dimana: F = Frekuensi (Hertz) T = Periode (detik) Laporan Kerja Praktek
  • 12. 34 Politeknik Negeri Sriwijaya 3.5 Sakelar Pemindah (Statich switch) Saklar pemindah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu elektromekanikal dan statik. Sakelar elektromekanikal menggunakan relay-relay yang salah satu terminal mendapatkan suplai tegangan dan yang lain dari sistem UPS. Sistem sakelar statis menggunakan komponen semikonduktor, seperti SCR. Penggunaan SCR akan lebih baik karena operasi pemindahan yang dilakukan dengan SCR yang hanya membutuhkan waktu 3 sampai 4 ms, sedangkan pada sakelar elektromekanikal sekitar 50 sampai 100 ms. Berikut adalah Bermacam – macam transfer Switch.  Saklar pemindah dengan SCR yang terdiri dari 2 buah Static Switch Input A Output Input B Gambar 3.7 Saklar pemindah dengan SCR  Saklar pemindah dengan 1 buah Static Switch & 1 buah Contactor SPDT Terdiri dari : 1 buah Static Switch dan 1 buah Contactor SPDT (Single Pole Double Trow). Input A Output Input B Gambar 3.8 Contactor SPDT Laporan Kerja Praktek
  • 13. 35 Politeknik Negeri Sriwijaya  Saklar pemindahdengan 1 buah Static Switch & 2 buah Contactor SPST Terdiri dari 1 buah Static Switch dan 2 buah Contactor SPST (Single Pole Single Trow). Input A Output Input B Gambar 3.9 Saklar pemindah dengan 1 buah Static Switch & 2 buah Contactor SPST 3.6 Baterai Baterai atau akumulator adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversible (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversible, adalah di dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan di dalam sel. Baterai berfungsi untuk penyimpan daya listrik sementara. Baterai mengalirkan arus searah (DC) dan memiliki banyak tipe. Baterai dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu baterai basah dan baterai kering atau dapat diisi ulang dan tak dapat diisi ulang.Baterai yang digunakan pada UPS adalah baterai yang dapat diisi ulang yaitu jenis baterai nikel kadmium. Karena sering terjadi pemadaman listrik yang paling penting back-up baterai harus kembali berfungsi optimal. Oleh karena itu pemantauan terhadap baterai adalah solusi yang efektif untuk menjamin efisiensi dan kapasitas baterai penuh. Selain itu, pemantauan menjamin berfungsinya seluruh instalasi. Laporan Kerja Praktek
  • 14. 36 Politeknik Negeri Sriwijaya 3.6.1 Bagian-Bagian Batre Gambar 3.10. Bagian-bagian batre Keterangan gambar : 1. Plat/ Elektroda positif 2. Plat/ Elektroda negatif 3. Separator 4. Kontainer atau wadah 5. Kutub baterai 6. Lubang pengisian elektrolit Plat positif (PbO2) berwarna coklat, sedangkan plat negatif berwarna abu- abu. Luas bidang reaksi plat positif L = 2.p.l.n. dimana : L = luas bidang plat positif (cm2) p = panjang plat positif (cm) l = lebar plat positif (cm) n = jumlah plat positif tiap-tiap sel Kapasitas tiap cm2 plat positif = 0,03 sampai dengan 0,05 AH (ampere jam). Tiap sel akumulator timah hitam menghasilkan tegangan 2 volt. Laporan Kerja Praktek
  • 15. 37 Politeknik Negeri Sriwijaya 3.6.2 Prinsip Kerja Batre Pada akumulator timah hitam terjadi proses elektrokimia yang bersifat reversible (dapat berbalikan), yaitu proses pengisian dan proses pengosongan. Setiap molekul cairan elektrolit asam sulfat (H2SO2) akan terurai menjadi ion positif hydrogen (2H+) dan ion negatif sulfat (SO4 -). Tiap ion negatif sulfat akan bereaksi dengan katoda (Pb) menjadi timah sulfat (PbSO4) sambil melepaskan dua elektron. Dua ion hydrogen (2H+) akan bereaksi dengan anoda (PbO2) menjadi timah sulfat (PbSO4) sambil mengambil dua elektron dan bersenyawa dengan atom oksigen membentuk H2O (mokekul air). Pengambilan dan pelepasan elektron dalam proses kimia ini akan menyebabkan timbulnya beda potensial antara katoda (kutub negatif) dan anoda (kutub positif). Proses kimia di atas dapat dirumuskan sebagai berikut : PbO2 + Pb + 2H2SO4 ——————> PbSO4 + PbSO4 + 2H2O (sebelum pengosongan) (setelah pengosongan) Proses kimia ini terjadi dalam proses pengosongan akumulator timah hitam atau pada saat akumulator melayani beban. Setelah proses pengosongan, kedua plat negatif dan plat positif menjadi timah sulfat (PbSO4) dan cairan elektrolitnya menjadi cair (H2O), sehingga berat jenisnya akan berkurang. Setelah mengalami pengosongan, agar dapat dipakai melayani beban maka akumulator harus diisi lagi dengan dialiri arus listrik DC. Pada proses pengisian akumulator dapat diuraikan sebagai berikut : PbSO2 + PbSO4 + 2H2O ——————> PbO2 + Pb + 2H2SO4 Setelah proses pengisian, berat jenis cairan elektrolit akumulator akan bertambah besar. Berat jenis larutan asam sulfat (asam belerang) H2SO4 sebelum pengisian adalah 1,190 gr/cm3 pada temperatur 15 oC (59 oF). Setelah diisi penuh berat jenis elektrolitnya (asam sulfat) antara 1,205 – 1,215 gr/cm3. Laporan Kerja Praktek
  • 16. 38 Politeknik Negeri Sriwijaya 3.6.3 Pengisian Akumulator/ Batre Setelah akumulator dipakai melayani beban akan mengalami proses pengosongan, sehingga akumulator tersebut harus diisi lagi dengan dialiri arus listrik DC yang besarnya tertentu. Proses ini disebut pengisian akumulator. Jika akumulator baru, proses pengisian akumulator dilakukan setelah akumulator diisi dengan larutan asam belerang (H2SO4) yang mempunyai berat jenis 1,19 gr/cm3 sampai batas maksimum. Cara pengisian dengan arus listrik DC terdiri dari dua tahap, yaitu : Tahap pertama dengan arus pengisian antara (0,07 s/d 0,14) x C selama 36 sampai dengan 74 jam. C adalah besarnya kapasitas akumulator. Dalam tahap pertama ini jika tegangan tiap sel mencapai 2,3 volt, maka arus pengisian diturunkan ke tahap kedua. Tahap kedua dengan arus pengisian sebesar 0,07 x C ampere. Jika tegangan tiap sel mencapai 2,65 volt sampai dengan 2,70 volt, maka proses pengisian dihentikan. Temperatur elektrolit tidak melebihi 38oC. Pengisian akumulator timah hitam yang sudah pernah dipakai (lama) dilakukan dengan arus pengisian 0,2 x C ampere selama minimal 4 jam atau jika tegangan tiap sel telah mencapai 2,35 volt sampai dengan 2,40 volt. Pengisian akumulator yang terus menerus disambung ke beban dengan arus pengisian 0,5 mA sampai dengan 1 mA x C. Besarnya tegangan larutan 2,15 volt/sel sampai dengan 2,20 volt/sel. Akumulator dalam keadaan penuh (setelah diisi penuh), cairan elektrolitnya mempunyai berat jenis 1,205 sampai dengan 1,215 gr/cm3. Arus pengisian selama proses pengisian diusahakan tetap. Jika arus pengisian melebihi 0,5 x C ampere, maka dapat merusakkan pekat akumulator, sebaliknya bila arus pengisian kurang dari 0,1 x C ampere, maka proses pengisian membutuhkan waktu yang terlalu lama. 3.6.4 Rangkaian Batre Dikarenakan tegangan bateraiper sel terbatas, maka perlu untukmendapatkan solusi agar teganganbaterai dapat memenuhi atausesuai dengan tegangan kerjaperalatan yang maupun untukmenaikkan kapasitas dan Laporan Kerja Praktek
  • 17. 39 Politeknik Negeri Sriwijaya jugakehandalan pemakaian denganmerangkai (meng-koneksi)beberapa baterai dengan cara : 1. Hubungan seri Koneksi baterai denganhubungan seri ini dimaksudkanuntuk dapat menaikkan tegangan baterai sesuai dengan tegangankerja yang dibutuhkan atau sesuaitegangan peralatan yang ada.Sebagai contoh jika kebutuhan tegangan baterai pada suatu unitpembangkit adalah 220 Volt makaakan dibutuhkan baterai dengankapasitas 2,2 Volt sebanyak 104buah dengan dihubungkan secaraseri. Kekurangan dari hubungan seriini adalah jika terjadi gangguan ataukerusakan pada salah satu sel baterai maka suplai sumber DC kebeban akan terputus. Gambar 3.11. Hubungan Seri 2. Hubungan parallel Koneksi baterai dengan hubungan paralel ini dimaksud kanuntuk dapat menaikkan kapasitas baterai atau Ampere hour (Ah)baterai, selain itu juga dapat memberikan keandalan beban DC pada sistem. Hal ini disebabkan jika salah satu sel baterai yang dihubungkan paralel mengalami gangguan atau kerusakan maka sel baterai yang lain tetap akan dapat mensuplai tegangan DC ke beban, jadi tidakakan mempengaruhi suplai secara keseluruhan sistem, hanya kapasitas daya sedikit berkurang sedangkan tegangan tidak terpengaruh. Laporan Kerja Praktek
  • 18. 40 Politeknik Negeri Sriwijaya Gambar 3.12. Hubungan Paralel 3. Hubungan Kombinasi Pada hubungan kombinasi initerbagi menjadi 2 macam yaitu seri paralel dan paralel seri. Hubungan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan ganda baik dari sisi kebutuhan akan tegangan dan arus yang sesuai maupun keandalan sistem yang lebih baik. Hal ini disebabkan karena hubungan seriakan meningkatkan tegangan sedangkan hubungan paralel akan meningkatkan arus dan keandaan sistemnya. Laporan Kerja Praktek
  • 19. 41 Politeknik Negeri Sriwijaya a. Seri Paralel Pada hubungan Seri Paralel seperti gambar 1.53, jika tiapbaterai tegangannya 2,2 Volt danArusnya 20 Ampere maka akandidapat : Tegangan dibaterai adalah= 2,2 + 2,2 + 2,2 = 6,6 Volt, sedangkan arusnya adalah = 20 +20 = 40 Ampere, sehingga kapasitas baterai secara keseluruhan adalah 6,6 Volt dan 40Ampere. Dari perhitungan tersebut maka yang mengalami kenaikan signifikan adalah tegangannya. Gambar 3.13 Hubungan seri parallel b. Paralel Seri Pada hubungan Paralel Seri seperti gambar dibawah ini, jika tiap baterai tegangannya 2,2 Volt danArusnya 20 Ampere maka akan didapat : Tegangan dibaterai adalah = 2,2 +2,2 = 4,4 Volt, sedangkan arusnya adalah = 20 + 20 + 20 = 60Ampere, sehingga kapasitas baterai secara keseluruhan adalah 4,4 Volt dan 60 Ampere. Dari perhitungan tersebut makayang mengalami kenaikan signifikan adalah tegangannya. Laporan Kerja Praktek
  • 20. 42 Politeknik Negeri Sriwijaya Gambar 3.14 Hubungan Paralel Seri Lama ketahanan baterai Sebelumnya kita harus mengetahui : 1. Berapa besar daya beban yang terpasang pada UPS. 2. Berapa banyak dna kapasitas Battery yang terpasang pada UPS. 3. Effesiensi Inverter UPS kita (Offline 50 s/d 75%, Online 85 s/d 95%). 4. Perlu diingat, perhitungan ini tidak tepat 100% karena setiap UPS mempunyai effisiensi yang berbeda-beda.. 5. Mengetahui Discharge Battery yang di gunakan. Untuk menghitung ketahanan batrei pada UPS dapat ditentukan dengan cara: T= T= Laporan Kerja Praktek
  • 21. 43 Politeknik Negeri Sriwijaya 3.7 Bypass By Pass ialah Sebagai fasilitas untuk Power Reserve atau Power Cadangan dari Power Output Inverter. Disarankan, agar Sumber Bus Power By Pass ini tidak sama dengan Sumber Bus Power Main, dengan tujuan untuk pekerjaan Maintenance atau dapat terhindar dari gangguan Sumber Bus Power tersebut. Untuk Output UPS 110 Volt Frequency 50Hz, maka tegangan Power By Pass pada titik cynchron nya harus 110 Volt ± 5 % Frquency 50Hz ± 0,5Hz. Diluar toleransi tersebut, kemungkinan besar UPS nya tidak dapat mengikuti lagi, dengan indikasi Fail ―Unsynchron‖. POWER BY PASS INPUT 110Volt L BY PASS 110 VOLT N TRANSFER SWITCH Titik Synchron Sampling CONTROL Half Bridge Phase By Pass Gate 1 INVERTER T2 Output Ti 1 Gate 2 L Half Bridge N Gate 3 INVERTER OUTPUT Ti 2 Output UPS Sampling Gate 4 AC FILTER Phase Inverter Titik Synchron L OUTPUT INVERTER 110 VOLT N Gambar 3.15 Power Input 110 Volt, sudah sesuai dengan Output UPS Laporan Kerja Praktek
  • 22. 44 Politeknik Negeri Sriwijaya POWER BY PASS INPUT 460Volt T3 BY PASS 460 VOLT L BY PASS 110 VOLT N TRANSFER SWITCH Titik Synchron Sampling CONTROL Half Bridge Phase By Pass Gate 1 INVERTER T2 Output Ti 1 Gate 2 L Half Bridge N Gate 3 INVERTER OUTPUT Ti 2 Output UPS Sampling Gate 4 AC FILTER Phase Inverter Titik Synchron L OUTPUT INVERTER 110 VOLT N Gambar 3.16 Power Input 460 Volt, harus memalui Isolated Trafo (T3) Step Down dari 460 Volt ke 110 Volt Jika sistem berada dalam mode bypass, tegangan dari jaringan bypass disediakan langsung. Beralih antara mode normal dan pasokan bypass dapat dilakukan secara manual. Jika pasokan dari inverter tidak cukup, peralihan berlangsung secara otomatis dan tanpa mengganggu tegangan. Gambar 3.17 UPS 1B Laporan Kerja Praktek
  • 23. 45 Politeknik Negeri Sriwijaya 3.8 TMUPS -C100 Series Gambar 3.18 TMUPS -C100 Series Spesifikasi UPS PEW 1000  Merek : TMEIC.  Buatan : TOSHIBA MITSUBISHI-ELECTRIC INDUSTRIAL SYSTEMS COORPORATION  Capasitas : 40 KVA.  Mulai operasi : Tahun 2010  Type converter. : IGBT PWM CONVERTER  Type Inverter : IGBT PWM INVERTER  Power Input UPS : 3 Phasa 200 Volt 50 HZ toleransi ±10%  Tegangan DC : 288 – 414 V  Arus pengecasan : 12 A  Dapat bertahan : 30 menit  Type Batre : UXH125-6  Power Output UPS : 1 Phasa 110 Volt 50HZ  Trafo 200/115 Volt : 40 KVA. Laporan Kerja Praktek