Dokumen tersebut membahas tentang susunan kalimat yang meliputi struktur kalimat, contoh kalimat yang benar dan salah, pola kalimat dasar dan majemuk, serta jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat. Dokumen ini ditulis oleh kelompok 15 yang beranggotakan Angga Renaldi, Riska Wahdah Yulandari, dan Andi Efendi untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.
1. SUSUNAN KALIMAT
Kelompok 15
Angga Renaldi (PO.62.20.1.16.007)
Riska Wahdah Yulandari (PO.62.20.1.16.039)
Andi Efendi (PO.62.20.1.16.005)
Bahasa Indonesia
2. Kalimat
Kalimat merupakan sarana komunikasi untuk
menyampaikan pikiran atau gagasan kepada
orang lain agar dapat dipahami dengan mudah.
Untuk itu, kalimat harus disusun berdasarkan
struktur yang benar, pengungkapan gagasan
secara baik, singkat, cermat, tepat, jelas
maknanya, dan santun.
3. Struktur yang Benar
Struktur kalimat dibentuk berdasarkan
unsur subjek, pedikat , dan keterangan (jika
diperlukan). Sebuah kalimat sekurang-
kurangnya terdiri atas subjek dan predikat.
Selain itu, kalimat harus lengkap, tidak berupa
anak kalimat atau penggabungan anak
kalimat.
4. Contoh
(1) Dalam rapat menegaskan bahwa bisnis adalah usaha
komersial untuk mendapatkan uang, barang, dan
pelanggan. (salah)
Kalimat ini salah karena induk kalimat berbentuk aktif
tetapi tanpa subjek, subjek kalimat tersebut didahului
kata depan dalam. Perbaikan dapat dilakukan dengan
mengubah tersebut menjadi bersubjek atau mengubah
struktur kalimat menjadi pasif.
(1a) Rapat menegaskan bahwa bisnis adalah usaha
komersial untuk mendapatkan uang, barang, dan
pelanggan.
(1b) Dalam rapat ditegaskan bahwa bisnis adalah usaha
5. 4) Ketepatan Urutan Kata
Urutan kata, frasa, atau klausa dalam sebuah kalimat
yang menggambarkan proses harus disusun secara
logis.
(4) Dalam kerjanya mereka mengerjakan laporan
kegiatan dan menyusun perencanaan kemudian
melaksanakan. (salah, urutan tidak logis)
(4a) Mereka menyusun rencana kerja, melaksanakan,
dan melaporkan hasil pelaksanaannya. (benar,
urutan logis)
(4b) Setelah melaksanakan rencana kerjanya, mereka
melaporkan hasilnya. (benar, urutan logis)
(4c) Mereka melaporkan hasilnya setelah
6. 5) Ketepatan Hubungan Antarkalimat
Hubungan antarkalimat terkait dengan
penggunaan kata penghubung dan gagasan
yang dihubungkan. Misalnya,
(5) Gadis itu cantik. Tambahan pula ia kaya.
(salah/tidak cermat, cantik tidak ada
hubungannya dengan kaya).
(5a) Gadis itu cantik. Tambahan pula, ia
pandai berhias. (benar cermat, kepandaian
berhias menambah kecantikan gadis itu).
7. Pola Kalimat
Pola kalimat dapat menyederhanakan kalimat
sehingga mudah dipahami oleh orang lain.
Kemudahan itu dapat dirasakan oleh pemakai
bahasa dalam mengekspresikan ide-idenya
dan dalam memahami informasi yang
diungkapkan oleh orang lain sehingga dapat
memperkecil kesalahpahaman dalam
berkomunikasi
8. 1. Pola Kalimat Dasar
Pola kalimat dasar sekurang-kurangnya terdiri atas
subjek (S) dan predikat (P). Pola kalimat dasar
mempunyai ciri-ciri:
1. Berupa kalimat tunggal (satu S, satu P, satu O, satu
Pelengkap, satu K),
2. Sekurang-kurangnya terdiri dari satu subejk (S) dan
satu predikat (P),
3. Selalu diawali dengan subjek,
4. Berbentuk kalimat aktif,
5. Unsur tersebut ada yang berupa kata dan ada yang
berupa frasa, dan
6. Dapat dikembangkan menjadi kalimat luas dengan
memperluas subjek, predikat, objek, dan keterangan.
9. Kalimat Dasar:
(1) Kami / berdiskusi.
S P
(2) Mereka / sedang mendiskusikan / tugas kelompok.
S P O
(3) Ketua patai itu / menjadi / calon presiden.
S P Pel
(4) Para kepala Negara Asean / sedang bersidang / di Bali.
S P K
(5) Beberapa kayawan / sedang membahas / kasus bisnis / di ruang
rapat.
S P O K
10. Contoh kalimat luas:
Perhatikan, kata yang dicetak miring merupakan kalimat dasar.
(1) Kami yang mengharapkan kedamaian di Aceh selalu bediskusi
tentang masalah ini.
(2) Mereka yang rajin belajar itu sedang mendiskusikan tugas
kelompok.
(3) Ketua partai itu menjadi calon Presiden Republik Indonesia.
(4) Para kepala negara Asean yang menjadi wakil rakyat itu
sedang bersidang secara marathon di Bali.
(5) Beberapa karyawan yang sangat kreatif itu sedang membahas
secara serius masalah kasus bisnis properti di ruang rapat
pimpinan
11. Pola Kalimat Majemuk
1. Kalimat Majemuk Setara
Pola kalimat majemuk terdiri dari kalimat majemuk
setara dan bertingkat. Kalimat majemuk setara
bersifat koordinatif, tidak saling menerangkan.
Kalimat majemuk setara ada 4 macam, yaitu:
a. Setara gabungan menggunakan kata dan, serta,
b. Setara pilihan menggunakan kata atau,
c. Setara urutan menggunakan kata lalu, lantas, dan
kemudian,
d. Setara perlawanan menggunakan kata tetapiaa
12. 2. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat ada 8 macam, dibedakan
berdasarkan jenis anak kalimat (AK).
(1) AK Keterangan waktu menggunakan kata ketika, waktu, saat,
setelah, sebelum, contoh:
Mereka segera mencari peluang kerja setelah menyelesaikan
studinya.
(2) AK keterangan sebab menggunakan kata sebab, lantaran,
karena, contoh:
Orang itu meninggal karena menderita sakit jantung.
(3) AK keterangan hasil (akibat) menggunakan kata hingga,
sehingga, akhirnya, contoh:
Pengusaha itu bekerja keras sehingga berhasil mendapatkan
untung besar.
13. (4) AK keterangan syarat menggunakan kata jika,
apabila, kalau, andaikata, contoh:
Saya akan santuni orang miskin apabila
mendapatkan uang sebanyak itu.
(5) AK keterangan tujuan menggunakan kata agar,
supaya, demi, untuk, guna, contoh:
Kita harus bekerja keras demi masa depan yang
gemilang.
(6) AK keterangan cara menggunakan kata dengan,
dalam, contoh:
Dalam menghadapi kesulitan tersebut ia
menerima dengan kesabaran.
14. (7) AK keterangan posesif menggunakan kata
meskipun, walaupun, biarpun, contoh:
Biarpun baru pukul setengah enam, saya
sudah berangkat ke kantor.
(8) AK keterangan mengganti nomina
menggunakan kata bahwa, contoh:
Presiden menegaskan bahwa bangsa
Indonesia harus menegakkan hukum.
15. 3. Kalimat Majemuk Gabungan Setara dan
Bertingkat
(1) Bangsa Indonesia bekerja keras mengejar
ketinggalan ekonomi setelah krisis politik
berkepanjangan dan krisis keamanan mulai
membaik.
(2) Kinerja bisnis mulai membaik dan
perkembangan ekonomi mulai stabil setelah
berhasil melangsungkan pemilu secara
demokratis