Dokumen tersebut membahas tentang unsur-unsur dan ciri-ciri kalimat efektif. Unsur-unsur kalimat efektif meliputi subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Sedangkan ciri-ciri kalimat efektif meliputi kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan kelogisan.
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
KALIMAT EFEKTIF
1. KALIMAT EFEKTIF
Di Susun oleh :
1. Dini Novita Sari
2. Fani Tiarani Pratiwi
3. Hamba Tahta Ramadhan
4. Irfan Saputra Upoyo
2. Definisi
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki
kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-
gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca
seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau
penulis.
3. Unsur–Unsur Kalimat Efektif
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-
buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata
disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat
(O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa
baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni
predikat.
4. 1. Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda),
sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal atau pokok pembicaraan. Subjek
biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk
lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini:
• Ayahku sedang melukis.
• Meja direktur besar.
• Yang berbaju batik dosen saya.
5. 2. Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa
atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu
kalimat). Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), Predikat dapat
pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri subjek. Predikat dapat juga
berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektif. Perhatikan
contoh berikut:
• Kuda meringkik.
• Ibu sedang tidur siang.
• Putrinya cantik jelita.
6. 3. Objek
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya diisi
oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak objek selalu di belakang predikat
yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya objek,
seperti pada contoh dibawah ini:
• Nurul menimang bayi
• Arsitek merancang gedung
• Juru masak menggoreng kentang
7. 4. Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. letak
Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati
oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa
nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan cnntoh di
bawah ini:
• Ketua MPR membacakan Pancasila.
S P O
• Banyak orpospol berlandaskan Pancasila.
S P Pel
8. 5. Keterangan
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal
mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S,
P, O, dan Pel. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir
kalimat.
Jenis keterangan bermacam-macam, antara lain : keterangan tempat, waktu,
alat, tujuan, cara, kesalingan, similatif, penyebab, dan penyerta.
9. Ciri-ciri kalimat efektif
1. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran
antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.
Contoh:
• Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
uang kuliah. (Salah)
• Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
uang kuliah. (Benar)
10. 2. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaaan bentuk kata yang digunakan
digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk
kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan
verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
• Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
• Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Seharusnya :
• Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
• Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
11. 3. Ketegasan
Yang dimaksud ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada
penegasan pada penonjolan itu.
Contoh:
• Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekananya ialah Presiden mengharapkan.
• Harapan Presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
12. 4. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Contoh:
• Karena ia tidak diundang, dia tidak akan datang ke tempat itu.
• Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut:
• Karena tidak diundang, dia tidak datng ke tempat itu.
• Hadirin seretak berdiri setelah mengetahui bahwa Presiden datang.
13. 5. Kecermatan
Yang dimaksud cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran
ganda, dan tepat dalam pilihan kata.
Perhatikan kalimat berikut:
• Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
• Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat pertama memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau
perguruan tinggi.
Kalimat kedua memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah
atau dua puluh lima ribu rupiah
14. 6. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu
sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
Contoh kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara
berpikir yang tidak simetris. Contohnya
• Saya mencari udang (SPO aktif)
• Udang itu dicari oleh saya (pasif biasa)
• Udang itu saya cari (pasif pesona)
15. 7. Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur
dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
• Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya;
• Bapak kepala sekolah, saya persilakan untuk naik ke podium.