Dokumen tersebut membahas tentang penalaran induktif yang meliputi generalisasi, analogi, dan sebab akibat. Generalisasi adalah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Analogi adalah cara membandingkan dua hal yang memiliki sifat sama. Penalaran sebab akibat didapat dari gejala yang saling berhubungan.
1. “PENALARAN INDUKSI”
Mata kuliah bahasa indonesia
DOSEN PENGAJAR: MARIJKE LOUISE ELLEN, M.Pd
Disusun oleh:
1. Andra eger
2. Febrianto
3. Mona
2. GENERALISASI
1. Pengertian Generalisasi
Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan
beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk
mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Generalisasi induktif sering diperkuat oleh contoh, perincian,
penjelasan, pengkhususan, atau ilustrasi. Generalisasi yang berdasar
cita rasa orang atau keyakinan subjektif tidak dapat disanggah atau
dibuktikan salah tidaknya.
3. Contoh 1:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai
Contoh 2:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
4. Untuk membuat generalisasi harus memenuhi ketentuan berikut:
1. Cukup memadai
Artinya gejala-gejala khusus/sampel yang diamati sebagai dasar penarikan
kesimpulan mencukupi jumlahnya. Apabila jumlah tidak memadai, maka
generalisasi itu akan menjadi terlalu luas.
2. Cukup mewakili
Artinya sampel meliputi seluruh atau sebagian yang dikenai generalisasi atau
sampelnya mewakili populasi.
3. Kekecualian
Jika kesimpulan umum terlalu banyak kekecualian, maka tidak dapat diambil
generalisasi. Dalam hal ini, hindari kata-kata setiap, semua; gunakan kata
cenderung, pada umumnya, rata-rata, pada mayoritas yang diteliti, dan sebagainya.
5. Macam-macam generalisasi:
1. Generalisasi sempurna
Generalisasi sempurna adalah generalisasi di mana seluruh fenomena yang menjadi
dasar penyimpulan diselidiki. Contoh: sensus penduduk.
2. Generalisasi tidak sempurna
Generalisasi tidak sempurna adalah generalisasi di mana kesimpulan diambil dari
sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum
diselidiki. Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana
pantalon.
6. Syarat-syarat generalisasi ilmiah yang lebih mementingkan keabsahan
metode yang digunakan, yaitu:
1. Data dikumpulkan melalui observasi yang cermat,
2. Menggunakan instrumen yang tepat untuk mengukur dan
mendapatkan data.
3. Melaksanakan pengujian, perbandingan, dan klasifikasi data.
4. Pernyataan generalisasi jelas, sederhana, menyeluruh, padat, dan
sistematis.
5. Hasil observasi dirumuskan dengan mempertimbangkan variasi
waktu, tempat, dan keadaan lainnya.
6. Dipublikasikan untuk dapat diuji, dikritik, dan dites.
7. ANALOGI
Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang
mempunyai sifat yang sama.
Contoh:
Nina adalah lulusan akademi A.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan akademi A.
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut.
Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan.
Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
8. Ada 2 macam analogi,yaitu :
1. Analogi Induktif
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua
fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi
juga pada fenomena kedua.
Contoh :
Timnas Indonesia lolos dalam semifinal piala asia dengan demikian timnas Indonesia akan
masuk piala dunia di tahun mendatang dengan berlatih setiap hari.
2. Analogi Deklaratif
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang
belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal.
Contoh :
Ilmu pengetahuan dibangun oleh fakta-fakta sebagaimana rumah itu dibangun oleh batu-
batu, tetapi tidak semua kumpulan pengetahuan itu ilmu, sebagaimana tidak semua kumpulan
batu itu rumah.
9. SEBAB-AKIBAT
PENALARAN YANG DIPEROLEH DARI GEJALA-GEJALA YANG SALING
BERHUBUNGAN.
Contoh:
tombol ditekan, akibatnya bel berbunyi.
Terdapat tiga pola hubungan sebab akibat :
1. Penalaran dari sebab ke akibat
2. Penalaran dari akibat ke sebab
3. Penalaran dari akibat ke akibat
10. 1. Penalaran dari sebab ke akibat
Contoh:
Andaikan angin tiba-tiba bertiup (A) dan hujan yang tiba-tiba turun (B),
ternyata tidak sebuah mangga pun yang jatuh (E), tentu kita dapat menyimpulkan
bahwa jatuhnya buah mangga itu disebabkan oleh lemparan anak-anak (C).
2. Penalaran dari akibat ke sebab
Contoh:
Anda pergi ke dokter dengan keluhan sakit kepala. Gejala sakit kepala ini akibat
dari sesuatu. Pekerjaan dokter akan menemukan penyebab dan memberikan
pengobatan yang tepat.
3. Penalaran dari sebab ke sebab
contoh:
Ibu sonya melihat tanah di halamannya becek. Ibu langsung menyimpulkan
bahwa kain jemuran di Ketika pulang dari pasar, belakang rumahnya pasti basah.
11. KESALAHAN INDUKTIF
1) Generalisasi terlalu luas; terjadi karena anggota sampel yang
diamati kurang mencukupi dan memadai.
2) Kesalahan Analogi; yaitu dasar analogi yang dipakai tidak
merupakan ciri esensi.
3) Hubungan sebab-akibat yang tidak memadai; dalam
berbahasa sering dijumpai hubungan sebab-akibat yang tidak
tepat karena akibat dihubungkan dengan penyebab
berdasarkan kepercayaan atau penulis/pembaca sebagai
penyebab utama.