Tiga strategi utama dalam Gerakan Memakmurkan Masjid (GMM) adalah (1) melakukan kampanye GMM, (2) mengembangkan pedoman untuk memakmurkan Masjid, dan (3) memberikan pelatihan organisasi dan manajemen Masjid kepada aktivis Masjid. Tujuannya adalah meningkatkan peran Masjid sebagai pusat kehidupan umat Islam.
2. Materi Pelatihan Management Masjid dan Organisasi Islam 270
GERAKAN MEMAKMURKAN MASJID
Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,
serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,
maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS 9:18, At Taubah)
Menurut Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat hingga tahun 1998 telah tercatat
Masjid dan Mushalla di Indonesia tidak kurang dari 600.000 buah (Drs. A. Yani, Panduan
Memakmurkan Masjid). Berdasarkan data Departemen Agama tahun 2004 Jumlah Masjid
di Indonesia 643.834 buah, jumlah ini meningkat dari data tahun 1977 sebesar 392.044
buah, (myquran.org, 24-12-2005). Diperkirakan, jumlah Masjid dan Mushala di Indonesia
saat ini antara 600.000 - 800.000 buah. Alhamdulillah, jumlah Masjid di Indonesia
semakin bertambah dan, insya Allah, akan terus bertambah. Secara kuantitatif jumlah
tersebut cukup menggembirakan, hanya saja secara kualitatif masih sangat
memprihatinkan. Karena banyaknya Masjid kurang diikuti dengan semaraknya umat
dalam memakmurkannya.
Sesungguhnya umat Islam memang memiliki ghirah yang tinggi dalam membangun
Masjid, namun banyak yang kurang ditindaklanjuti dengan aktivitas memakmurkannya
secara sungguh-sungguh. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan sekaligus menjadi
tantangan bagi Departemen Agama, IAIN, Pesantren, Perguruan Tinggi, Organisasi
kemasyarakatan (Ormas), Partai politik (Parpol) dan lembaga swadaya (LSM) Islam
maupun umat Islam pada umumnya untuk menggairahkan umat dalam memakmurkan
Masjid.
Diperlukan adanya usaha-usaha penyadaran umat dalam memakmurkan Masjid, di
antaranya melalui Gerakan Memakmurkan Masjid (GMM). Sebuah gerakan yang
menyerukan tentang pentingnya memakmurkan Masjid dengan berbagai aktivitas yang
berkesinambungan, baik berupa himbauan, kampanye, slogan-slogan, pelatihan-pelatihan,
perlombaan-perlombaan, pemberian award, bantuan, supervisi maupun publikasi.
3. Materi Pelatihan Management Masjid dan Organisasi Islam 271
PENGERTIAN
Masjid disamping sebagai tempat beribadah umat Islam dalam arti khusus
(mahdlah) juga merupakan tempat beribadah secara luas (ghairu mahdlah) selama
dilakukan dalam batas-batas syari'ah. Masjid yang besar, indah dan bersih adalah
dambaan kita, namun semua itu belum cukup apabila tidak ditunjang dengan
kegiatan-kegiatan memakmurkan Masjid yang semarak.
Kelemahan umat dalam memakmurkan Masjid adalah suatu realita yang harus
disikapi dengan sabar serta melakukan langkah-langkah positif yang bisa memperbaiki
kondisi. Langkah-langkah perbaikan tersebut haruslah strategis dan bersifat masal.
Artinya solusi yang diberikan dapat menjadi jembatan bagi umat untuk bangkit
memberdayakan dirinya sendiri dan berlangsung di setiap Masjid. Solusi tersebut juga
diharapkan mampu membawa pengaruh besar dalam upaya memakmurkan Masjid. Dan
pada gilirannya mampu memunculkan sebuah gerakan masal yang dapat memberi
dukungan signifikan bagi kebangkitan Islam.
GMM adalah merupakan upaya secara sistimatis dan berlangsung secara terus
menerus untuk menyadarkan dan memberdayakan umat dalam memakmurkan Masjid
dengan berbagai aktivitas yang islami. Untuk mencapai hasil yang optimal perlu didukung
dengan sistim, aktivitas dan lembaga pemberdayaan Masjid. Gerakan ini diharapkan dapat
berlangsung secara masal dan melibatkan banyak komponen umat, baik Pengurus Masjid,
Ulama, Umara, Ustadz, Mubaligh, Intelektual, Aktivis organisasi Islam, Politisi muslim
maupun kaum muslimin pada umumnya.
TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan GMM adalah untuk mengaktualisasikan fungsi dan peran Masjid dalam
masyarakat Islam di era modern. Dengan mengaktualkan peran dan fungsinya berarti
kita telah menempatkan Masjid pada posisinya. Aktualisasi ini, insya Allah, akan
membawa manfaat bagi umat Islam dalam menuju kondisi yang lebih baik dan lebih
islami. Dengan demikian Masjid akan menjadi pusat kehidupan umat. Artinya umat Islam
menjadikan Masjid sebagai pusat aktivitas (center of activities) jama’ah-imamah serta
sosialisasi kebudayaan dan nilai-nilai Islam. Bila aktualisasi ini terrealisasi dengan baik,
4. Materi Pelatihan Management Masjid dan Organisasi Islam 272
insya Allah, kita akan dapat menyaksikan para Imam Masjid yang juga menjadi pimpinan
umat, baik itu sebagai kepala negara, kepala wilayah, kepala daerah maupun pimpinan
lokal atau lembaga informal.
Mengaktualkan kembali fungsi dan peran Masjid adalah suatu jawaban yang tepat,
apabila kita benar-benar menginginkan kembali kepada Islam. Sebab di Masjid inilah kita
mengabdi kepada Allah, berjama’ah dalam shaf-shaf yang teratur, sikap dan perilaku
egaliter dapat kita rasakan, kebersamaan dan ukhuwah islamiyah nampak terwujud serta
rasa saling mengasihi sesama muslim terbentuk dengan baik. Di Masjid pula ghirah Islam
dan kesatuan jama’ah menjadi nyata.
STRATEGI
GMM tidak bisa berlangsung dengan sendirinya, perlu langkah-langkah strategis
yang mampu memberi dukungan, di antaranya adalah:
1. Kampanye Gerakan Memakmurkan Masjid (GMM)
GMM harus dikampanyekan agar memperoleh sambutan umat yang luas.
Pemerintah, khususnya Departemen Agama, harus mengambil posisi terdepan dalam
kampanye ini. Para tokoh umat Islam, baik Politisi, Ulama, Ustadz, Mubaligh, pimpinan
masyarakat, aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM), Ormas Islam, perguruan tinggi,
sekolaah, profesional, mahasiswa, pelajar dan terutama aktivis Masjid juga harus memberi
dukungan. Kampanye GMM dapat diwujudkan dalam bentuk:
a. Pembangunan Masjid di kantor-kantor pemerintah, perusahaan, bandara, stasiun,
terminal, pabrik, rumah sakit, plaza / mall, pasar, kampus perguruan tinggi, sekolah
dan pemukiman penduduk.
b. Menyelenggarakan aktivitas, baik umum maupun keagamaan, dengan menggunakan
Masjid dan lingkungannya sebagai tempat penyelenggaraan.
c. Publikasi aktivitas kemasjidan dan anjuran untuk memakmurkan Masjid melalui media
massa: koran, majalah, radio televisi dan internet.
d. Tauladan para tokoh masyarakat dan public figure dalam memakmurkan Masjid,
khususnya dalam menegakkan shalat berjama’ah di Masjid.
5. Materi Pelatihan Management Masjid dan Organisasi Islam 273
e. Pemberian penghargaan berupa Mosque Award kepada Masjid yang berprestasi
dengan kriteria tertentu.
2. Mengembangkan wacana dan pedoman untuk memakmurkan Masjid.
Salah satu solusi penting dalam GMM adalah memperbaiki sistim organisasi dan
management Masjid. Karena tanpa organisasi dan management yang baik, Pengurus tidak
akan mampu berkreasi secara optimal, aktivitasnya akan sangat terbatas dan banyak
mengalami kendala. Diperlukan karya-karya intelektual di bidang organisasi dan
management yang bernuansa Islam dan mampu memberi petunjuk bagi umat dalam
mengelola Masjid. Dan dibutuhkan sekali informasi dan pedoman kemasjidan baik secara
filosofis, konsepsional maupun teknis-operasional. Sehingga umat mendapatkan banyak
pilihan untuk menyelenggarakan aktivitas kemasjidan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan mereka. Diharapkan karya-karya tersebut mampu memberi arahan hingga detail
aktivitas dan mudah diaplikasikan secara riil. Sehingga membantu dalam menyusun
manual, standard operation procedures, work instructions dan activity forms dalam
mengelola aktivitas kemasjidan.
Selain hadirnya berbagai wacana dalam organisasi dan management Masjid juga
diperlukan upaya-upaya untuk menyebarluaskannya. Wacana-wacana tersebut seharusnya
dipublikasikan dalam bentuk buku-buku cetakan yang mudah didapatkan oleh aktivis
Masjid dan umat Islam pada umumnya. Hal ini memerlukan keseriusan pemerintah,
khususnya Departemen Agama, dan dukungan para penerbit maupun donatur muslim yang
concern terhadap da’wah islamiyah melalui lembaga kemasjidan.
3. Pelatihan dan supervisi organisasi dan management Masjid.
Langkah lain yang tidak kalah penting adalah memberikan pelatihan-pelatihan yang
sistimatis, yang ditujukan kepada para aktivis Masjid, baik Ta’mir Masjid, Remaja Masjid,
Majelis Ta’lim Ibu-Ibu, Taman Pendidikan Al Quraan dan lain sebagainya. Para aktivis
Masjid mengikuti sistim pelatihan yang terstruktur, baik dalam rangkaian seri pelatihan
maupun berupa pelatihan khusus. Beberapa jenis pelatihan yang perlu mereka ikuti di
antaranya adalah:
a. Pelatihan Organisasi Ta’mir Masjid.
b. Pelatihan Pedoman Aktivitas Ta’mir Masjid.
c. Pelatihan Kepemimpinan Masjid.
6. Materi Pelatihan Management Masjid dan Organisasi Islam 274
d. Pelatihan Training of Trainers (TOT).
e. Pelatihan Training for Trainers (TFT).
f. Pelatihan Management Majelis Ta’lim Ibu-ibu.
g. Pelatihan Kepemimpinan Remaja Masjid.
Setelah mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut, mereka dibimbing untuk melakukan
implementasi. Materi-materi pelatihan yang telah dipelajari diaplikasikan dalam aktivitas
kemasjidan masing-masing peserta di bawah supervisi lembaga pemberdayaan Masjid.
Implementasi disesuaikan dengan kondisi aktual masing-masing Masjid. Sistim organisasi
dan management modern diujicobakan, dievaluasi, dibuat standard dan diperbaiki secara
terus menerus (continuous improvements).
4. Membentuk lembaga pemberdayaan Masjid.
Untuk merealisasikan fungsi dan peran Masjid di era milenium ke-3 diperlukan
lembaga-lembaga kemasjidan yang mampu mengadopsi organisasi dan management
modern. Sehingga aktivitas yang diselenggarakan dapat menyahuti kebutuhan umat serta
berlangsung secara berdaya guna (efektif) dan berhasil guna (efisien). Kebutuhan akan
lembaga kemasjidan yang profesional semakin tidak bisa ditawar mengingat kompleksitas
kehidupan manusia akibat proses globalisasi, kemudahan transportasi, kecepatan informasi
maupun kemajuan teknologi.
Kehadiran lembaga-lembaga kemasjidan tersebut perlu dibantu dan dipercepat
dengan lembaga pemberdayaan Masjid, yang merupakan organisasi LSM, seperti misalnya
Institut Management Masjid. Lembaga ini berperan sebagai katalisator GMM dengan
melakukan pengkajian, pelatihan, publikasi dan supervisi (konsultasi) masalah-masalah
kemasjidan, khususnya management Masjid.
5. Mengembangkan jaringan Masjid secara luas.
GMM memerlukan adanya Jaringan Kerja Antar Masjid (JKAM). Jaringan kerja
(network) ini merupakan forum silaturrahmi yang beranggotakan lembaga-lembaga
kemasjidan di suatu daerah (kota), wilayah (propinsi) maupun secara nasional. Tujuan
dibentuknya JKAM adalah untuk:
a. Mempererat tali silaturrahmi antar lembaga kemasjidan.
b. Memperkokoh ukhuwah islamiyah.
c. Menggalang kekuatan Islam.
7. Materi Pelatihan Management Masjid dan Organisasi Islam 275
d. Menyamakan persepsi, visi dan misi.
e. Membentuk aktivitas da’wah yang lebih luas.
f. Menyelenggarakan kerja sama da’wah.
Dengan adanya JKAM, insya Allah, akan diperoleh banyak manfaat, di antaranya
adalah:
a. Terwujudnya silaturrahmi dan ukhuwah islamiyah secara nyata.
b. Bersatunya potensi umat dalam memakmurkan Masjid secara sistimatis.
c. Memperkokoh kekuatan Islam, sehingga memiliki bargaining position dalam
konstelasi masyarakat.
d. Menjadi jembatan antar lembaga kemasjidan untuk saling bekerja sama dalam
menyelenggarakan berbagai aktivitas.
e. Membentuk sinergi team antar lembaga kemasjidan.
f. Mampu melaksanakan da’wah islamiyah dan ‘amar ma’ruf nahi munkar secara lebih
offensive, tidak hanya sekedar defensive.
Aktivitas disusun dalam bentuk Program Kerja yang direncanakan secara periodik
dan digunakan sebagai rekomendasi bagi masing-masing lembaga kemasjidan yang
menjadi anggotanya. Berikut ini contoh beberapa aktivitas yang diagendakan, yaitu antara
lain:
a. Pelatihan kader.
b. Pertukaran mubaligh.
c. Penyusunan materi da’wah.
d. Bakti sosial.
e. Pengajian akbar.
f. Sosialisasi pelaksanaan syari’ah Islam.
g. Demonstrasi damai / show of force.
h. Dan lain sebagainya.