2. Kyai Ahmad Dahlan mendirikan
Muhammadiyah,bukan sekedar untuk memperbanyak
sekolah dan perguruan tinggi,bukan pula sekedar
untuk memperbanyak rumah sakit,rumah yatim,balai
pengobatan.Tetapi Kyai mendirikan Muhammadiyah
untuk menegakkan dan menjunjung tinggi Agama
Islam ,sehingga sekurang-kurangnya manusia
Indonesia dapat mewujudkan masyarakat utama ,adil
makmur berjalan menurut garis yang diridhoi oleh
Allah” KH. AR Fachruddin
2
3. Misi utama Muhammadiyah adalah menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya. Untuk merealisasikan gagasan
tersebut Muhammadiyah melaksanakan dakwah Islam amar
makruf nahi munkar dan tajdid yang diwujudkan dalam usaha-
usaha di segala bidang kehidupan.Usaha Muhammadiyah
tersebut diantaranya diwujudkan dalam bentuk Amal Usaha
Kesehatan dan Sosial
Muhammadiyah telah mencatatkan prestasi di bidang AUM
Kesehatan dan Sosial sebanyak 557 rumah sakit,besar,sedang
dan kecil serta 319 panti asuhan,82 panti berkebutuhan khusus
dan 54 panti jompo sebagai bentuk nyata dari pengabdian dan
ibadah warga Muhammadiyah kepada Allah swt.
3
4. Dakwah berasal dari kata da’aa – yad’uu- da’watan
yang berarti ajakan, seruan atau himbauan.Jadi secara
etimologis dakwah berarti mengajak seseorang atau
sekelompok orang untuk memeluk agama Islam.
Secara luas dakwah adalah upaya untuk mengajak
seseorang atau sekelompok orang (masyarakat ) agar
memeluk dan mengamalkan ajaran Islam ke dalam
kehidupan yang nyata .
Esensi dakwah Islam adalah mengajak kepada kebaikan
(yad’una ilal khair) ,memerintahkan kepada yang makruf
(ya’muruna bil ma’ruf) dan melarang dari perbuatan
munkar (yanhauna anil munkar) dalam arti yang luas .
4
5. Subyek sekaligus obyek dakwah di rumah sakit
Muhammadiyah adalah para pegawai dengan tujuan
“terwujudnya setiap pegawai rumah sakit menjadi
pribadi muslim yang sebenar-benarnya”. dengan indikator
:
1. Setiap pegawai rumah
sakit memiliki visi dan misi
pribadi yang sesuai dengan
Muhammadiyah/Aisyah
2.Setiap pegawai rumah
sakit terbiasa dengan
Sembilan Kebiasaan Emas (
The Nine Golden Habits)
6. Kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh pegawai rumah
sakit berkaitan dengan fungsinya sebagai agen/pelaku
dakwah terdiri dari :
1. Mampu membaca Al
Qur’an dengan lancar
sesuai dengan kaidah-
kaidah tajwid,
2. Mampu melaksanakan
shalat sesuai dengan
tuntunan Nabi Muhammad
SAW,
3. Memahami dasar-dasar
ajaran agama Islam serta
mampu melaksanakan
amaliah sesuai dengan
tuntunan Nabi Muhammad
SAW
4. Mampu berdakwah
melalui pendekatan
profesinya masing-masing
7. Media Dakwah Pembinaan Pegawai
1. Bimbingan membaca Al Qur’an
2. Pelatihan shalat sesuai tuntunan Nabi
3. Pelatihan penyelarasan visi dan misi
4. Penerbitan modul pembelajaran Islam
5. Pengajian berkala di rumah sakit
6. Pengajian umum berkala di PRM
7. Pengajian anggota berkala (di PRM/PCM
8. Pengajian akbar di PDM atau PWM
9. Baitul Arqam ( PT) dan Darul Arqam (struktural)
10. Kursus Tafhimul Qur’an
11. Kursus Spiritual Care
12. Pelatihan khusus
13 Fasilitas bahan bacaan dan audio visual
8. 1. Peserta didik (co-ass,perawat,bidan, farmasi
praktikan)
2. Pelanggan (pasien dan keluarganya),
3. Rekanan dan mitra (dokter tamu,tenaga
bantu,pemasok,organisasi profesi,klinik dan
rumah sakit mitra)
9. 4.Instansi pemerintah terkait
5.Instansi swasta terkait
6.Masyarakat (tetangga,kelompok potensial,layanan
jenazah,layanan sosial, pengembangan jaringan
Muhammadiyah /Aisyah, layanan kesehatan keliling )
10. Kader secara etimologis mereka adalah
anggota inti terpilih atau tulang punggung
organisasi.
Terminologis kader Muhammadiyah adalah
anggota inti yang terlatih serta memiliki
komitmen terhadap perjuangan dan cita-cita
Persyarikatan.
Kader memiliki fungsi sebagai inti pergerakan
sekaligus aktor penting dalam proses
regenerasi
10
11. • Kader Paripurna untuk mewujudkan masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya
VISI
• Mengintensifkan pneguhan ideologi Muhammadiyah di seluruh lini
Persyarikatan, Ortom dan AUM
• Mengintensifkan pneguhan ideologi Muhammadiyah di seluruh lini
Persyarikatan, Ortom dan AUM
• Menyinambungkan pewarisan nilai-nilai bermuhammadiyah
• Mengoptimalkan revitalisasi kader
• Menyinambungkan pewarisan nilai-nilai bermuhammadiyah
• Mengoptimalkan revitalisasi kader
MISI
• Terbentuknya kader Muhammadiyah yang berjiwa Islam
berkemajuan serta mempunyai integritas dan kompetensi untuk
berperan dalam persyarikatan,kehidupan umat ,bangsa dan konteks
global
TUJUAN
12. Kompetensi kader paripurna
yaitu kompetensi yang harus
dimiliki oleh kader yang telah
melewati berbagai bentuk , jenis
dan tingkatan perkaderan. Ada
empat jenis kompetensi kader
yaitu
1.Kompetensi Keberagamaan
2.Kompetensi Akademis dan
intelektual
3. Kompetensi Sosial
Kemanusiaan dan
Kepeloporan
4. Kompetensi Keorganisasian
dan Kepemimpinan
Kompetensi kader
berjenjang,
adalah kompetensi yang secara
berjenjang mengikuti jenjang dan
hirarkhi kepemimpinan dalam
Persyarikatan yang dirinci dalam
ranah kognitif,afektif dan
psikomotor yang akan bermuara
pada kompetensi kader
paripurna.
12
13. 1. Perkaderan utama : yaitu
pelatihan kader formal yang
dilakukan untuk menyatukan
visi dan pemahaman ideologis
dan sistem gerakan yang
dilakukan oleh MPK dengan
empat jenjang :
a.Baitul Arqam ,merupakan
pelatihan kader di tingkat
PRM dan PCM serta PDM
(2 hari satu malam)
b.Darul Arqam merupakan
pelatihan kader di tingkat
Wilayah ( 5 hari 4 malam)
dan Pusat ( 7 hari 6 malam )
2. Perkaderan fungsional :
yaitu merupakan bentuk
pendidikan,pelatihan,kursus
atau kajian intensif yang
terstruktur tanpa ditetapkan
kurikulum baku tapi
disesuaikan dengan
kebutuhan dan fungsi tertentu
dari majelis,lembaga atau
AUM, seperti Pelatihan Kader
Tarjih,Penataran profesi
perawat dan sebagainya
13
14. Ada empat kelompok materi + Muatan Lokal dalam Kurikulum Baitul
Arqam maupun Darul Arqam yang diturunkan dari nilai-nilai standar
kompetensi kader. Jenis materi,kedalaman dan cakupan materi dirinci
dalam silabus
1. Kelompok
Materi Ideologi
Muhammadiyah
2.Kelompok
Materi
Pengembangan
Wawasan
3.Kelompok
Materi Sosial
Kemanusiaan dan
Kepeloporan
4.Kelompok
Materi
Kepemimpinan
dan Organisasi
15. Pembelajaran dalam Perkaderan berdasarkan
teori belajar Konstruktivisme dengan model
Andragogi (pembelajaran orang dewasa) dan
strategi Active Learning
Evaluasi program dilakukan dengan model CIPP
yang mengevaluasi lima komponen pembelajaran
yaitu konteks,input,proses,output dan outcome.
Teknik penilaian belajar peserta meliputi ranah
kognitif,afektif dan psikomotor peserta
perkaderan
15
16. Sebagai satu sistem maka perkaderan di
Ortom,AUM,UPP di seluruh jenjang pimpinan
Muhammadiyah adalah bagian dari sub sistem
Sistem Perkaderan Muhammadiyah dan
dilaksanakan dalam koordinasi dengan MPK di
masing-masing tingkatan Persyarikatan
16
17. Kami mengapresiasi Buku Induk Panduan Dakwah Rumah Sakit
Muhammadiyah/Aisyah beserta buku pendampingnya karena sudah secara
komprehensip memaknai AUM Kes sebagai sarana dakwah
Muhammadiyah
Buku Induk Panduan Dakwah Rumah Sakit Muhammadiyah/Aisyah dan
Buku Pendamping Panduan Dakwah Rumah Sakit Muhammadiyah/
Aisyah ( 2013 ) belum membicarakan secara khusus tentang bentuk
perkaderan secara spesifik. Hanya dimasukkan kegiatan Baitul Arqam
untuk pegawai tetap dan Darul Arqam untuk pejabat struktural yang
merupakan bagian dari pembinaan kepada para pegawainya agar
memiliki kompetensi sebagai agen /pelaku dakwah. di rumah sakit.
Istilah kader memiliki terminologi yang berbeda dengan terminologi
agen/pelaku dakwah , karena terminologi agen/pelaku dakwah lebih
subordinate dengan terminologi kader.Untuk itu khusus kegiatan Dakwah
untuk pegawai diusulkan diganti dengan istilah Perkaderan dengan
Visi,Misi,Tujuan dan Kompetensi yang lebih komprehensip
17
18. Berdasarkan pengalaman melakukan kerjasama dengan beberapa PKU
Muhammadiyah di berbagai tempat,perlu dilakukan modifikasi bentuk dan
jenis perkaderan khusus untuk AUMKES berdasarkan segmentasi,
kualifikasi peserta, keluasan materi, dan lama perkaderan.
› Untuk pegawai baru dan sebagai syarat diangkat sebagai pegawai tetap harus
mengikuti Baitul Arqam yang setara BA Cabang dan Ranting selama 2 hari
satu malam
› Kegiatan dakwah yang dilakukan terhadap para pegawai merupakan tindak
lanjut perkaderan berdasarkan analisis biodata/kompetensi pegawai tersebut
dalam rangka peningkatan kompetensi kader
› Peningkatan jenjang kader untuk posisi middle manajer kebawah bisa
dilakukan dengan Baitul Arqam yang setara untuk BA Daerah selama 2 hari
satu malam
› Peningkatan jenjang kader untuk posisi Top manajer bisa dilakukan secara
bertahap yaitu Darul Arqam setara dengan Darul Arqam Wilayah dan Pusat.
Mungkin waktunya bisa dikurangi menjadi 3 atau 4 hari dengan modifikasi
kurikulum dengan tetap mengacu kepada 5 kelompok materi
18
19. Penataran /Pelatihan khusus bisa dimasukkan dalam
bentuk Perkaderan Fungsional dengan memasukkan
materi/kegiatan yang relevan
Dalam setiap kegiatan perkaderan sebaiknya selalu
berkoordinasi dengan Pimpinan Muhammadiyah /
MPK level setempat supaya kegiatan tersebut
sinkron dengan program MPK dalam kedudukannya
selaku penanggungjawab perkaderan
Karena kualitas SDM itu amat penting dalam
peningkatan mutu rumah sakit,maka sebaiknya sejak
awal dianggarkan biaya untuk perkaderan
19
20. Pada umumnya panti Asuhan menghimpun
anak-anak yatim,piatu,yatim piatu atau anak
yang kurang beruntung secara ekonomi dan
sosial.Mereka diasramakan dan dan dididik
dalam suasana keluarga besar Islam . Mereka
mendapat pendidikan agama dan ketrampilan di
asrama serta mengikuti pendidikan formal SD
sampai SLTA di luar Panti.
20
21. 1. Perlu diadakan
perkaderan Baitul Arqam
bagi para pengasuh agar
mereka mengenal
Muhammadiyah dan
diupayakan untuk
melibatkan mereka dalam
kegiatan-kegiatan
Muhammadiyah supaya
para pengasuh itu juga
menjadi kader
Muhammadiyah
2. Pendidikan di asrama
diupayakan dengan
kurikulum pesantren dan
melibatkan anak-anak asuh
dalam kegiatan dan
perkaderan IPM
3. Pemetaan potensi anak
asuh/santri dan
pendampingan untuk meraih
cita-cita hidup santri sampai
mereka dapat mandiri
22. 4.Melakukan
kegiatan Baitul
Arqam purna studi
bagi anak asuh/santri
yang akan
meninggalkan Panti
Asuhan.
5.Upaya untuk
menjadikan alumni
bisa aktif di
pergerakan
Muhammadiyah
6.Menyusun Bank
data bagi alumni
santri/anak asuh
sebagai jejaring sosial
yang menguatkan
jalinan Panti,
santri,alumni dan
Muhammadiyah/
Aisyah .