Teks tersebut membahas teori moneter Keynesian dan pandangan Keynes terhadap penawaran uang. Keynes berpandangan bahwa jumlah uang bersifat endogen dan dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi, berbeda dengan pandangan monetaris yang menganggapnya eksogen. Keynes juga menekankan mekanisme transmisi tidak langsung antara kebijakan moneter dengan ekonomi, dan menggunakan model ekonometri skala besar untuk menggambarkannya.
1. 1
BAB I
PENDAHALUAN
A. Latar Belakang
Sumbangan Keynes dalam bidang ekonomi pada dasarnya terdapat
dalam karya tulisnya yang berupa buku yang berjudul “The General Theory of
Employment, interst, and money” yang ditulis pada tahun 1936 di Inggris.
Buku ini kemudian menjadi terkenal tidak hanya di Inggris (tempat
kelahirannya), tetapi juga di Amerika Serikat, karena isinya merupakan
semacam tantangan terhadap teori sebelumnya (terutama teori klasik).
Keynes berpandangan bahwa mekanisme pasar tidak dapat secara
serta merta menjamin adanya full employment dalam perekonomian. Ia
menyarankan adanya peranan campur tangan dalam perekonomian. Ide
campur tangan campur tangan dalam bidang investasi ini terdapat dalam
kumpulan kuliahnya pada Universitas Oxford, yang kemudian diterbitkan apda
tahun 1926 dengan judul “The End of Laissez Fair”. Dalam buku ini dia
menyatakan:
Kapitalisme katanya, dalam banyak hal sangat memberatkan. Namun,
apabila diatur dengan bijaksana dapat membuat lebih efisien dalam mencapai
tujuan ekonomi masyarakat. Dia yakin bahwa campur tngan pemerintah
sangat diperlukan untuk mencegah defresiasi dan stagnasi ekonomi paa saat
itu.
Dalam kaitannya dengan ekonomi moneter, dua karya Keynes yang patut
disebut disini. Petama, buku yang berjudul A tract on MonetaryReform”
(1923)dalam mana dia mengumukakan pentingnya kebijaksanaan stabilisasi
harga. Perubahan harga mempunyai efek yang berbeda terhadap tiga
golongan utama penduduk, yakni: investor (yang menginvestasikan tabungan,
pengusaha, dan penerima upah)secara umum, inflasi akan menyulitkan
golongan penduduk pertama dan deflasi akan menyulitkan golongan kedua
dan ketiga.
Kebijaksanaan stabilisasi harga diperlukan untuk mengatasi kesulitan
yang timbul dari infalsi maupun deflasi . stabilisasi tidak dapat dilakukan
2. 2
dalam system moneter yang berlaku pada saat itu (system standar emas).
Yang kedua tulisannya yang berjudul “ A Treatise on money” (1930). Buku ini
disebut treatise sebab terdiri dari beberapa topik, seprti misalnya: Banking,
standar emas, pertukaran internasional dan bank sentral. Kesemuanya ini
ingin menjelaskan sebab-sebab terjadinya ketidakstabilan dalam
perekonomian. Dalam menulis Treatise ini Keynes sangat dipengaruhi oleh
seorang ahli ekoonomi dari swedia yang bernama Knut Wicksell dan Dennis
H. Robbertson) Wicksell menyatakan bahwa ada dua tingkat bunga, yakni the
natural rate dan market rate. Apabila penguasa moneter menetapkan market
rate lebih rendah daripada natural rate, pengusaha akan melihat bahwa
investasi akan menguntungkan dan mereka akan meminjam uang sehingga
investasi meningkat, harga akan naik tanpa batas. Sebaliknya, jika market
rate lebih tinggi daripada natural rate, penguasaha tidak akan melakukan
investasi dan harga akan turun. Pendekatan Robertson tentang tabungan dan
investasi sedikit berbeda. Tabungan tidak sama dengan investasi, dan tidak
ada mekanisme otomatis yang membuat keduanya sama.
Tidak hanya investasi sangat penting dalam menetukan pendapatan
nasional, tetapi terdapat kemungkinan bahwa tabungan lebih besar daripada
investasi. Keynes menyatakan bahwa tingkat bunga tidaklah merupakan
media untuk menyamakan keduanya. Tugas utama bank sentaral adalah
menciptakan kestabilan harga melalui kebijaksanaan tingkat bunga yang
selayaknya.
Keynes sendiri kurang memberikan perhatian mengenai mekanisme
(proses) kenaikan jumlah uang yang beredar. Dalam teorinya mengenai pasar
uang (yang merupakan bagian dari teori makronya) jumlah uang beredar
(penawaran uang) dianggap langsung terjadi di pasar uang. Mungkin ini
karena teorinya menekankan pada proses kebijaksanaan fiskal defisit yang
dianggap sebagai cara yang paling efektif untuk mengangkat perekonomian
dari keadaan depresi. Dalam hal ini defisit anggaran belanja tersebut dibiayai
dengan pencetakan uang, dan uang baru ini langsung dibelanjakan oleh
Pemerintah dan kemudian sampai di tangan para anggota masyarakat.
3. 3
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana teori Keynes dalam moneter?
b. Bagaimana pandangan Keynes terhadap penawaran uang?
C. Tujuan
Memberikan gambaran umum tentang teori moneter Keynesian khususnya
money supply dan devisor of credit.
4. 4
BAB II
PEMBAHASAN
Money supply Endogeneus
Keynesian tidak memandang bahwa jumlah uang merupakan faktor eksogen seperti
halnya monetaris. Monetaris menganggap bahwa perubahan jumlah uang tidak
di[pengaruhi kegiatan ekonomi. Dengan kata lain jumlah uang merupakan faktor
eksogen. Keynesian sebaliknya, menganggap bahwa jumlah uang sangat
dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi. Guna melihat pengaruh kegiatan ekonomi
terhadap jumlah uang baiklah kita gunakan rumusan jumlah uang (angka pelipat
uang) sebagai berikut:
∆M= ( )
Keterangan:
∆M = tambahan jumlah uang yang beredar
∆MB = tambahan jumlah uang inti (monetary base)
k = proporsi uang kertas terhadap giro
t = proporsi deposito berjangka terhadap giro
g = proporsi deposito pemerintah terhadap giro
r = rasio antar cadangan bank
5. 5
Keynesian berpendapat bahwa besarnya angka pelipat uang di employment
serta pendapatan naik. Kenaikan pendapatan akan menaikkan permintaan uang.
Akibt selanjutnya, tingkat bunga akan terdorong naik salah satu faktor yang
mempengaruhi angka pelipat uang adalah t. apabila tingkat bunga makin tinggi,
maka masyarakat cenderung menyukai deposito berjangka daripada giro, sehinga
nilai t cenderung makin besar. Perubahan nilai t akan mempengaruhi jumlah uang
beredar. Dari uraian tersebut jelas bahwa jumlah uang beredar bukan merupakan
faktor eksogen tetapi endogen, dalam arti dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi.
Keynesian berbeda didalam mengintrepretasi variabel indicator, semata-mata
berdasarkan pandangannya tentang mekanisme transmisi langsung, yakni adanya
bunga langsung antara jumlah uang beredar dengan kegiatan ekonomi dengan
menganggapa adanya kestabilan dalam permintaan uang. Oleh karena itu indicator
kebijaksanaan moneter yang paling baik adalah besarnya jumlah uang beredar. Di
Amerika Serikat, monetarist menganggap bahwa pertumbuhan jumlah uang yang
berdar sebesar 4-5% adalah normal dalam arti sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
perekonomian. Pertumbuhan jumlah uang kurang dari 4-5% Dianggap sebagai
kebijaksanaan moneter ketat, sebaliknya pertumbuhan lebih besar dari 4-5%
dianggap sebgai kebijaksanaan yang eksapansif. Dengan demikian, jumlah uang
merupakan indicator penting dari kebijaksanaan moneter.
Keynesian lebih menekankan pada mekanisme tidak langsung, yakni
kebijaksanaan moneter pertama-tama mempengaruhi system moneter dengan
merubah tingkat bunga, dan kemudian barulah mempengaruhi pengeluaran total
(melalui perubahan dalam pengeluaran investasi. Oleh karena itu indicator
kebijaksanaan moneter yang penting adalah cadangan (reserves) bank, jumlah
kredit ataupun tingkat bunga.
Sebagai refleksi pandangan Keynesian tentang mekanisme transmisi tidak
langsung, maka dalam menyusun model ekonometri dengan mempergunakan
persamaan yang cukup besar. Model ekonometrik yang besar (large scale model)
diperlukan agar supaya sektor-sektor dalam perekonomian (juga struktur
perekonomian) dapat digambarkan. Diperlukan gambaran per sektor dalam
perekonomian karena pengaruh kebijaksanaan moneter terhadap kegiatan ekonomi
itu secara tidak langsung, yakni melalui sektor atau system moneter.
6. 6
Sebaliknya monetarist lebih menekankan dalam model yang kecil (small scale
model), merupakan refleksi pandangan mereka tentang mekanisme transmisi yang
langsung. Mereka menolak model yang besar dengan alasan, pertama kegiatan
ekonomi sebenarnya sangat kompleks sehingga sangat sukar digambarkan dengan
suatu model meskipun terdiri dari ratusan persamaan sekalipun.
Pengetahuan/informasi yang kita miliki biasanya jauh dari cukup untuk menyusun
suatu model yang realistis seperti yang digambarkan oleh Keynesian. Kedua, kita
tidak mengetahui secara terperinci bagaimana pengaruh uang terhadap kegiatan
ekonomi. Oleh karena itu untuk menggambarkan proses ini lebih baik dengan model
yang sederhana.
Keynesian lebih menekankan kebijaksanaan stabilisasi (moneter dan fiskal) yang
sifatnya discretionary. Artinya, kebijaksanaan moneter dan fiskal harus diubah-ubah
sesuai dengan keadaan perekonomian dan sifatnya contracyclical. Dalam keadaan
resesi diperlukan kebijaksaan moneter dan fiskal yang ekspansif sebaliknya dalaam
keadaan boom diperlukan kebijaksanaan moneter dan fiskal yang kontraktif.
Menurut monetarist tidak perlu dilakukan kebijaksanaan stabilisasi yang sifatnya
discretionary (aktif) itu mereka menolak kebijaksanaan fiskal sebab dapat
menimbulkan apa yang disebut crowding out. Kebijaksanaan moneter yang aktif
(sifatnya discretionary) itu tidak perlu sebab perekonomian itu pada dasarnya sudah
stabil. Oleh karena itu yang perlu dilakukan adalah mengatur tingkat pertumbuhan
jumlah uang beredar secara tetap (constant growth rate rule), misalnya 3% per
tahun, yang sesuai dengan dibutuhkan dalam perekonomian.
kurva Penawaran Uang Endogen
Seperti disebutkan sebelumnya, beberapa ekonom percaya kelebihan
cadangan dan mata uang untuk rasio deposito tidak konstan namun bervariasi
secara sistematis dengan kondisi ekonomi. Misalnya suku bunga naik, banyak bank
akan menurunkan cadangan kelebihan mereka untuk dapat meminjamkan dana
tambahan dengan tarif yang lebih tinggi. Demikian pula, banyak deposan ingin
memegang mata uang lebih sedikit dan lebih memilih deposito untuk memperoleh
pendapatan bunga yang lebih besar. Dalam hal ini, pengganda uang tidak konstan
tetapi berdasarkan fungsi peningkatan suku bunga. Hal ini menimbulkan sebuah
7. 7
kurva penawaran uang yang endogen dan miring ke atas, seperti kurva berlabel
MSO pada gambar 14.5
Mengapa kurva penawaran uang miring ke atas dalam hal penawaran uang
endogen? Ketika suku bunga naik, kelebihan cadangan jatuh, dan jumlah uang
dalam perekonomian meningkat karena ada proses multiplayer. (Ingat bahwa
penurunan rasio cadangan berlebih menyebabkan pengganda uang yang lebih
besar). Demikian pula suku bunga yang lebih tinggi menyebabkan mata uang yang
lebih rendah untuk, yang bekerja melalui pengganda uang lengkap untuk lebih
meningkatkan rasio penawaran uang untuk deposito. Jadi, ketika grafik jumlah uang
beredar sebagai fungsi dari suku bunga seperti pada gambar 14.5, itu adalah kurva
miring ke atas. Suku bunga yang lebih tinggi menyebabkan kuantitas yang lebih
besar dari uang yang diberikan saat kurva penawaran uang adalah endogen.
Ketika Penawaran uang endogen, tidak tepat untuk mempertimbangkan efek
dari perubahan eksogen di cd atau ed pada penawaran uang, karena mereka adalah
fungsi dari tingkat bunga digambarkan pada sumbu vertikal. Bahkan, itu karena
hubungan fungsional bahwa kurva penawaran uang miring ke atas di titik pertama.
tingkat suku bunga yang lebih tinggi menyebabkan lebih rendah dalam cd atau ed
dan dengan demikian pengganda uang yang lebih tinggi dan kuantitas yang lebih
besar dari uang yang disediakan.
8. 8
Perubahan rasio cadangan (rr) atau moneter basis (MB), bagaimanapun akan
menggeser kurva penawaran uang, dan dalam arah yang sama seperti dalam kasus
kurva penawaran uang eksogen. Misalnya, pada gambar 14.5 kita melihat bahwa
peningkatan rasio cadangan yang diperlukan menggeser kurva penawaran uang ke
kiri, sehingga persediaan uang yang lebih rendah pada setiap tingkat bunga.
Penurunan moneter basis juga menggeser kurva penawaran uang ke kiri, sehingga
saham yang lebih rendah dari uang pada setiap tingkat bunga
Ketika kelebihan cadangan dan mata uang untuk deposit rasio penurunan
suku bunga naik, kurva penawaran uang adalah endogen. Dalam hal ini, kurva
penawaran uang adalah fungsi miring ke atas suku bunga, kenaikan basis moneter
atau penurunan rasio cadangan yang diperlukan menggeser kurva penawaran uang
ke kanan. Demikian pula, penurunan basis moneter atau kenaikan rasio cadangan
yang diperlukan menggeser kurva penawaran uang ke kiri.
Kredit "Divisor"
Untuk jumlah titik monetaris pandang, yang, untuk tujuan kausalitas, mirip dengan
tampilan didukung oleh sebagian besar ekonom, yang dapat menggunakan
persamaan (2):
M = m B (2)
di mana m adalah multiplier moneter, dan di mana kausalitas dibaca dari kanan ke
kiri, B menjadi variabel independen sementara M adalah salah satu tergantung.
Di sisi lain, pandangan pasca Keynesian dapat diringkas dengan persamaan (3):
B = (1 / m) M (3)
di mana 1 / m adalah yang disebut Devisor of kredit; B adalah variabel dependen
dan M adalah variabel independen. Sebagai soal fakta, persamaan ini tidak
ditemukan secara eksplisit dalam salah satu tulisan posting Keynesian, tetapi jelas
bahwa hubungan seperti yang tersirat oleh segmen besar literatur pasca Keynesian.
Pilihan antara multiplier dan pembagi adalah fungsi dari pendapat seseorang
tentang keseimbangan umum. Jika seseorang percaya bahwa uang muncul sebagai
9. 9
hasil dari proses produksi, yaitu, sebagai konsekuensi dari aliran kredit diciptakan
untuk pengusaha oleh bank-bank komersial, maka multiplier tidak dapat diterima
karena uang menjadi semacam residu, yang tidak sesuai dengan keseimbangan
umum teori. Selanjutnya, bank sentral umumnya terlibat dalam "defensif" operasi,
yaitu, mereka bertindak menurut persamaan (3).
10. 10
BAB III
KESIMPULAN
Pada money supply terdapat dua perdebatan tentang faktor yang
mempengaruhinya. Aliran monetaris berpandangan bahwa bunga tidak
mempengaruhi jumlah uang beredar atau dalam hal ini bunga merupakan faktor
eksogen. Disisi lain Keynesian menganggap bahwa kegiatan perekonomian (bunga)
merupakan faktor penentu jumlah uang beredar dalam masyrakat (endegenous).
11. 11
Daftar Pustaka
Baye, Jansen; Money, Banking & Financial Markets An Economic Aproach.
Nopirn, ph.D; 2013 Ekonomi Moneter Buku II edisi ke-4, BPFE, Yogyakarta.
Sri Mulyani Indrawati. 1988. Teori Moneter, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta.
http://www.bi.go.id