Dokumen tersebut membahas tentang pembentukan dan penguatan korporasi petani hortikultura. Secara singkat, dibahas tentang definisi korporasi petani, contoh rancangan korporasi petani dan master plan korporasi petani yang mencakup perencanaan teknologi, bisnis, kelembagaan, tata letak kawasan dan rencana kerja. Juga diberikan contoh-contoh korporasi petani di beberapa daerah.
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Korporasi petani - HORTI Yogya (yuti).pptx
1. PEMBENTUKAN DAN PENGUATAN KORPORASI
PETANI HORTIKULTURA
Syahyuti
Workshop Pengembangan Korporasi Petani Hortikultura
Yogyakarta 6-9 Sept 2022
1
2. Materi:
1. Apa sih Korporasi Petani?
2. Contoh rancangan korporasi petani
3. Master Plan korporasi petani
a. Perencanaan teknologi (technology plan)
b. Perencanaan bisnis (bussiness plan)
c. Perencanaan kelembagaan (institutional plan)
d. Tata letak kawasan (site plan)
e. Rencana kerja (action plan)
2
5. Korporasi petani adalah:
5
Presiden Jokowi (2017):
“Tidak bisa lagi kita biarkan petani berjalan
sendiri-sendiri. Tidak Bisa! .... Petani harus
diorganisir. ..... Kenapa korporasi bisa
menjual dengan harga murah. Karena
mereka memproduksi dalam jumlah besar”.
Presiden Jokowi (pembukaan Asian
Agriculture and Food Forum / ASAFF 28 Juni
2018):
“Saya selalu menyampaikan, marilah yang
namanya petani, jangan sampai jalan
sendiri-sendiri. Buatlah kelompok tani,
gabungan kelompok tani. ...... Tapi itu pun
belum cukup. Untuk menjadi kekuatan
besar, buatlah kelompok lebih besar lagi.
Kelompok besar gabungan kelompok tani
seperti itu sering saya sampaikan, namanya
korporasi petani. Harus ada korporasi
petani dalam jumlah besar. Kalau swasta
Permentan No.
18/Permentan/RC.040/4/2018
tentang Pedoman Pengembangan
Kawasan Pertanian Berbasis
Korporasi Petani:
Korporasi Petani adalah “Kelembagaan
Ekonomi Petani berbadan hukum berbentuk
koperasi atau badan hukum lain dengan
sebagian besar kepemilikan modal dimiliki oleh
petani”.
Kata kunci KORPORASI = business,
company, firm, enterprise,
organization, establishment,
corporate body, perusahaan yang
besar, memiliki banyak anak
perusahaan, sudah berdiri lama,
terbukti tangguh, sukses
6. Proyek Prioritas Strategis
(Major Project) - Lampiran 2 RPJMN 2020-2024
6
Nama proyek =
Penguatan Jaminan Usaha Serta 350
Korporasi Petani dan Nelayan
Manfaat =
Meningkatnya pendapatan petani rata-rata
5% per tahun dan
pendapatan nelayan rata-rata 10% per
tahun (target SDGs)
Meningkatnya produktivitas komoditas 5%
per tahun
Target:
peningkatan produktivitas komoditas
5%,
peningkatan pendapatan petani Rp 36,2
juta/petani/tahun dan nelayan Rp. 45,0
juta/nelayan/tahun
Pendanaan:
Rp 226,4 T
APBN: 200,9
Swasta: 25,5
Pelaksana:
Kementan, Kemen KP, Kemen KUKM,
Kemenperin, Badan Usaha (BUMN/Swasta),
Perguruan Tinggi, Kemendes dan tarsnsmigrasi,
Dll
15. CONTOH: Rancangan Korporasi Petani di Kec. Jayakerta, Kab Karawang
(padi, hortikultura, itik) = 5 Koperasi mengelola 10 bisnis 0ff farm
15
Koperasi
#1: Sri
Jaya
Permata
Koperasi
#2: Sri
Asih
Mandiri
Koperasi
#3: Sri
Nyi
Pohaci
Koperasi
#4:
Berkah
Tani
Jaya
Koperasi
#5:
Medang
Asih Tani
Mandiri
Bisnis 1: Produksi
benih unggul
berlabel
Bisnis 10:
Produksi dan
pemasaran
hortikultura
Bisnis 7:
Pengolahan hasil
itik
Bisnis 8:
budidaya itik
intensif
Bisnis 9: produksi
Pakan dan DOD
itik
Bisnis 6: produksi
Beras Premium
(RMU)
Bisnisn 5:
Pelayanan
Simpan pinjam
Bisnis 4:
penyaluran pupuk
bersubsidi
Bisnis 3:
pengelolaan
Irigasi
Bisnis 2: Jasa
Alsintan
16. Format koperasi:
16
1. Sepuluh bisnis dijalankan oleh
5 unit koperasi primer yang
sejajar kedudukannya, hanya
berbeda pada core bisnis
2. Setiap koperasi beroperasi
seluas kecamatan Jayakerta.
Semua petani sekecamatan
boleh menjadi anggota
koperasi tersebut.
3. Setiap petani dapat mendaftar
menjadi anggota pada lebih
dari 1 koperasi, bahkan kelima
koperasi sekaligus.
4. Kelompok tani dan Gapoktan
tidak dihapus, karena menjadi
mitra koperasi, yang
berhubungan dengan prinsip
bisnis. Misal: kelompok tani
akan mendapat fee jika
membantu koperasi dalam
membeli (off taker) gabah dari
petani
5. Lima koperasi sekunder nanti
akan dipayungi oleh satu
koperasi SEKUNDER, minimal
setelah 3 tahun = tahun 2023.
6. Koperasi sekunder = holding
company = KORPORASI
17. CONTOH = Aktivitas dan aktor pada Korporasi Petani Kec Jayakerta,
Karawang:
Kelembagaan Individu Kop Sri Jaya
Permata
Kop Sri Asih
Mandiri
Kop Sri Nyi
Pohaci
Kop berkah
Tani Jaya
Kop Medang Asih
Tani Mandiri
Kel Tani Gapoktan /
UPJA
P3A/GP3A
1. Penyediaan benih (padi,
DOD, horti)
Produksi dan
penjualan benih padi
unggul
Produksi DOD Penjualan benih
horti
Produksi calon
benih
2. Penyediaan air irigasi Koordinator dan
pembayaran gaji
Mengelola OP
irigasi
3. Penyediaan pupuk dan obat2
an
Kios pupuk (lini
IV)
Distribusi
pupuk ke
petani
4. Penyediaan modal Mandiri Usaha simpan
pinjam
5. Penyediaan Alsintan Usaha jasa Alsintan
pra tanam, dengan
UPJA
6. Penyediaan TK onfarm
7. Pengolahan hasil panen Beras
premium
Telur asin dll Packing sayuran
8. Pemasaran Beras
premium
Telur asin dll Menjual ke mall dll
9. Penyediaan informasi
teknologi dan pasar
Mandiri,
media
massa
Penyuluhan oleh
PPL
Penyuluhan
oleh PPL
10. Penyediaan informasi pasar Mandiri,
media
massa
Penyuluhan oleh
PPL
Penyuluhan
oleh PPL
17
18. CONTOH: Tapak kegiatan Korporasi Petani Kec Cikedung Indramayu:
• Unit kawasan = seluruh wilayah Kec
Cikedung
• Komoditas = padi, tebu, dan sapi
• Luas sawah = 7.669 ha
• Luas lahan tegalan tebu = 250 ha
BISNIS YANG AKAN DIJALANKAN:
• Bisnis on farm (individual petani) =
1. Padi
2. Tebu
3. Sapi
• Bisnis off farm (korporasi petani) =
1. Produksi benih padi
2. Penyediaan /penjualan Saprodi
3. Pelayanan jasa Alsintan (padi dan tebu)
4. Pembiayaan (simpan pinjam)
5. Pengolahan beras premium
6. Pengolahan kotoran ternak
18
19. CONTOH: Bisnis #1. Produksi benih padi
• Tujuan = memenuhi kebutuhan benih untuk petani
di kawasan
• Luas Sawah di Kec Cikedung dan Lelea = 22.562
Hektar
• Sebagian besar menggunakan benih berlabel beli di
kios
• Varietas yang digunakan = Inpari 32, var lokal
“Kebo”, Ciherang, IR 64, beras mera, beras hitam,
dll
• KT penangkar belum ada, dan belum ada pelatihan
untuk petani.
• Potensi pelaku penangkar (yang mengajukan diri):
1. Bp Ismail (KT Milenial, Ds Mundakjaya)
2. Bp H. Warga (Ds Cikedung)
• Potensi kebutuhan benih setiap musim tanam = 564
ton
• Potensi keuntungan:
10.717 ha x 15 kg/ha x keuntungan Rp 2.000/kg = Rp
321.510.000 per tahun
• Luas tanam calon benih:
kebutuhan benih 160.755 kg / produksi 5 ton per ha = 32,2 ha (utamanya
Inprai 32)
• Kebutuhan Dukungan : Penumbuhan 5
Penangkar Benih dan peralatan
penunjang dan lantai Jemur senilai a Rp
250 juta
• Dukungan Kelembagaan : Pengembangan
kegiatan penangkar yang terkait dengan
kegiatan kelompok tani, keuntungan
dibagi antara penangkar dan kelompok
tani
• Usulan kelembagaan:
1. Produksi calon benih oleh petani di 2 desa (Ds
Mundakjaya dan Cikedung)
2. Proses pengolahan benih dan penjualan oleh 1 unit
koperasi
19
20. CONTOH Bisnis #5 - Bisnis pengolahan dan penjualan
beras
• Hanya 15% gabah yang diolah atau diserap
oleh pelaku pengolahan dalam kecamatan,
sisanya 85% dibeli oleh pihak luar.
• Hasil produksi MH hampir seluruhnya
dijual dalam bentuk GKP, namun saat MK
sebagian disimpan untuk kebutuhan rumah
tangga sendiri
• Harga GKP secara umum baik (Rp 4.800-
5.100 per kg), namun di beberapa desa harga
anjlok (Rp 3.200-3.500 per kg) karena panen
muda (serangan tikus Ds Loyang dll)
• Jumlah RMU = 166 unit
• RMU yang bisa produksi beras premium
hanya 2 unit (Bp Kasman dan Muhalim)
• Rata-rata pedagang berperan sekaligus
sebagai pengolah gabah
• Kebutuhan RMU di MH tanpa silo =
• (7.669 ha x 7.200 kg/ha)/ (lama panen 30 hari x
kapasitas 30 ton/hari) = 61 unit
• Potensi bisnis gabah menjadi beras premium
=
• ((7669 ha x 7,2 ton/ha) + (4.893 ha x 6,8 ton/ha) )
x Rp 600/kg GKP = Rp 530,9 M
• USULAN KELEMBAGAAN:
1. Upgrade 10 unit RMU milik masyarakat
untuk produksi beras premium.
2. Dibentuk 2 koperasi baru.
3. Koperasi I = 5 unit RMU (Ds Cikedung,
Cikedunglor, dan Mundakjaya),
4. Koperasi II = 5 unit RMU (Ds Amis, Loyang,
Jatisura, Jambak)
20
21. CONTOH: Rekap total potensi bisnis korporasi Kec Cikdeung
Indramayu (6 bisnis off farm):
21
PERKIRAAN NILAI
(RP MILYAR / tahun)
1. Bisnis benih padi 9,0
2. Bisnis Saprodi (padi dan
tebu)
0,775
3. Bisnis jasa Alsintan 48,7
4. Bisnis Simpan Pinjam 5,08
5. Bisnis beras premium 530
6. Bisnis pengolahan kotoran
ternak
3,4
TOTAL 596,96
22. Contoh Korporasi Petani Kec Cikedung Indramayu
= 15 Koperasi untuk 6 jenis usaha
KOPERASI
SEKUNDER
Usaha jasa
PERMODALAN
= 7 Koperasi
Produksi BENIH
PADI
= 1 kop (Ds
Mundakjaya)
Usaha JASA
ALSINTAN
= 3 kop (Cikedung,
cikedunglor, Amis)
Produksi BERAS
PREMIUM
= 2 koperasi
Penjualan GULA
PETANI
= 1 kop (Ds Amis)
Usaha Produksi
PAKAN TERNAK
= 1 kop (Ds Loyang)
22
23. CONTOH Delapan pilar Korporasi Petani Kec Cikedung
Indramyu:
23
KONDISI EKSISTING KEBUTUHAN KE DEPAN
1 Konsolidasi lahan Penataan lahan sawah sudah baik, di
perhutanan sosial belum
Perlu kesepakatan dengan PT perhutani untuk
pembangunan Jalan usaha tani, embung, saluran
irigasi, dll
2 Konsolidasi manajemen Kegiatan on farm dan off farm dilakukan secara
individual, kecuali pembelian pupuk secara
kolektif
Kegiatan off farm akan dikelola secara kolektif
melalui koperasi, KT dan Gapoktan
3 Inovasi teknologi: Penggunaan teknologi (padi, tebu dan sapi)
belum optimal
Penerapan benih unggul pada padi, bongkar
ratun pada tebu, dan teknologi pakan yang lebih
unggul. Pengolahan semua gabah menjadi beras
premium, dan pengolahan kotoran ternak
4 Sinergi antar pihak Relasi dengan pelaku pasar masih terbatas Pola kerjasama baru dengan Perhutani untuk
lahan tebu, serta untuk pemasaran beras
premium
5 Akses pembiayaan Sebagian petani telah menggunakan KUR Penggunaan KUR lebig didorong dengan sumber
perbankan lain, kerjasama dengan koperasi
6 Off taker Relasi pemasaran secara individual, kecuali
untuk gula
Pemasaran secara kontrak, melalui koperasi
7 Digitalisasi Belum diterapkan Diawali berupa digitalisasi pemasaran, dna
manajemen korporasi
8 Dukungan sarana dan
prasarana
Irigasi dan jalan usahatani kurang memadai,
Alsintan kurang, RMU belum sanggup produksi
Butuh dukungan sarana dan prasaran untuk
onfarm (jalan, irigasi, mebung, dll) serta usaha off
24. CONTOH: Pelaku dan struktur kelembagaan korporasi petani Kec BATUR, Kab
Banjarnegara (hortikultura kentang):
24
KOPERASI SEKUNDER atau INDUK PERUSAHAAN
Koperasi primer/perusahaan
USAHA PERBENIHAN
KENTANG
Kelompok Tani
BUDIDAYA KENTANG dan
HORTI
Kelompok Tani KOPI
Kelompok Peternak DOMBA
Koperasi primer/perusahaan
USAHA SAPRODI
Koperasi primer/perusahaan
PERMODALAN Usahatani
25. Pelaku dalam koperasi:
25
Diisi oleh
• Badan Pengawas Kepala desa, tokoh dalam desa
• Pengurus Petani, Tokoh Petani, pengurus
kelompok tani, pengurus Gapoktan
• Manajer koperasi Anak petani atau tenaga kerja
profesional, dibayar sesuai kontrak
kerja (gaji tetap atau bagi hasil)
• Staf administrasi Anak-anak petani pendidikan
komputer, akuntansi, dll
• Tenaga kerja produksi Anak-anak petani berpendidikan
sesuai
• Tenaga kerja pemasaran Anak-anak petani berpendidikan
sesuai
Korporasi petani: = berisi koperasi
–koperasi yang:
“dimiliki bapak-bapaknya, …..
dijalankan anak-anaknya
(milenial)”
26. Contoh: Jenis dan skala kegiatan FE Gresik tahun 2022-2024:
Komoditas Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 TOTAL
MANGGA (ha):
• Intensifikasi 28 350 225
• Ektensifikasi 80 230 250
JAGUNG (ha):
• Monokultur
• Polikultur dengan mangga
JERUK NIPIS (ha):
SAPI (ekor):
• Ternak eksisting 100 100 100 300
• Ternak baru 50 50 100
DOMBA (ekor):
• Ternak eksisting 300 300 300 900
• Ternak baru 100 100 200
27. #3
MASTER PLAN KORPORASI PETANI:
27
• Technology/Technical plan
• Bussines plan
• Institutional plan
• Site plan
• Action plan
28. (1) Technology/technical plan ON FARM
28
Kegiatan bisnis Kondisi eksisting Introduksi
1. Pengolahan tanah ………….. …………..
2. Pengairan ………….. …………..
3. Varietas yang digunakan ………….. …………..
4. Jarak tanam ………….. …………..
5. Pemupukan (jenis dan dosisi) ………….. …………..
6. Pemeliharaan HPT (pestisida, herbisida, dll) ………….. …………..
7. Panen (umur, cara, alat) ………….. …………..
8. (Pasca panen (pengolahan, penjemuran, dll) ………….. …………..
9. Produksi (ton per ha) ………….. …………..
30. (2) Bussiness plan
30
Kegiatan bisnis Kondisi eksisting Rancangan ke depan
Agribisnis KAKAO:
1. Skala usaha 1.000 ha 1.000 ha
2. Produktivitas 5 ton basah/ha (= 1,5 ton kering/ha) 6 ton basah/ha (= 2 ton kering/ha)
3. Biaya usaha tani Rp ……………. /ha/tahun Rp ……………. /ha/tahun
4. Pendapatan usahatani ON FARM per tahun 1.000 ha x pendapatan per ha = Rp ……. 1.000 ha x pendapatan per ha = Rp …….
5. Pengolahan Non fermentasi Fermentasi
6. Potensi pendapatan dari pengolahan (OF
FARM) per tahun
Rp o /ha/tahun 1.000 HA x ……… x margin = Rp …. /ha/tahun
Agribisnis sapi potong:
1. Skala usaha 3.000 ekor 1.000 x 3 ekor/ha = 3.000 ekor
2. Produktivitas daging (pertambahan bobot
badan)
0,8 kg/hari 1,2 kg/hari
3. Biaya usaha tani Rp ……………. /ha/tahun Rp ……………. /ha/tahun
4. Pendapatan usahatani ON FARM per tahun 3.000 ekor x pendapatan per ekor = Rp ……. 3.000 ekor x pendapatan per ekor = Rp …….
TOTAL potensi pendapatan kakao + sapi per
tanun
Rp ……………. /ha/tahun
31. Kelembagaan Individu Koperasi A Koperasi B Koperasi C Kel Tani Gapoktan /
UPJA
PPL/Dinas
Pertanian
1. Penyediaan benih (kakao + sapi) Produksi dan penjualan
benih kakao
Pembelian bibit
sapi anakan sec
kolektif
Produksi calon benih
kakao
2. Penyediaan pupuk dan obat2 an Kios pupuk (lini IV) Distribusi pupuk
ke petani
3. Penyediaan modal Sebagian petani
sec mandiri
Usaha simpan
pinjam
4. Penyediaan Alsintan Usaha jasa Alsintan pra
tanam, kerjasama dengan
UPJA
UPJA
kerjasama
dengan Kop A
5. Penyediaan TK onfarm Secara mandiri Kerja kolektif (arisan
kerja)
6. Pengolahan hasil panen Pembelian kakao hasil
fermentasi
Fermentasi sec kolektif
di KT
7. Pemasaran Penjualan bubuk kakao Penjualan kolektif
8. Penyediaan informasi teknologi dan
pasar
Mandiri, media
massa
Penyuluhan oleh PPL Penyuluhan
oleh PPL
PPL di BPP
9. Penyediaan informasi pasar Mandiri, media
massa
Penyuluhan oleh PPL Penyuluhan
oleh PPL
PPL di BPP
31
(3) Institutional plan
32. Kelembagaan Individu Koperasi A Koperasi B Koperasi C Kel Tani Gapoktan /
UPJA
PPL/Dinas
Pertanian
1. Penyediaan benih (kakao + sapi) Produksi dan penjualan
benih kakao Desa ……….
Pembelian bibit
sapi anakan sec
kolektif
Produksi calon benih
kakao Desa ……….
2. Penyediaan pupuk dan obat2 an Kios pupuk (lini IV)
Desa ……….
Distribusi pupuk
ke petani Desa
………., ……….,
………….
3. Penyediaan modal Sebagian petani
sec mandiri
Usaha simpan
pinjam Desa
……….
4. Penyediaan Alsintan Usaha jasa Alsintan pra
tanam, kerjasama dengan
UPJA Desa ……….
UPJA
kerjasama
dengan Kop A
tiap desa
5. Penyediaan TK onfarm Secara mandiri Kerja kolektif (arisan
kerja)
6. Pengolahan hasil panen Pembelian kakao hasil
fermentasi
Fermentasi sec kolektif
di KT
7. Pemasaran Penjualan bubuk kakao Penjualan kolektif
8. Penyediaan informasi teknologi dan
pasar
Mandiri, media
massa
Penyuluhan oleh PPL
di Posluhdes
Penyuluhan
oleh PPL
PPL di BPP
9. Penyediaan informasi pasar Mandiri, media
massa
Penyuluhan oleh PPL
di Posluhdes
Penyuluhan
oleh PPL
PPL di BPP
32
(4) Site plan
34. 34
Kegiatan Materi Pendampingan bisnis Materi Pendampingan keorganisasian
Tahap PENUMBUHAN:
1. Persiapan Identifikasi potensi dan masalah agribisnis Identifikasi dan mapping SDM dan
stakeholders
2. Konsolidasi petani dan usahatani Konsolidasi usahatani (waktu tanam,
varietas, teknologi on farm, dll)
Konsolidasi petani
3. Perancangan korporasi Merancang struktur usaha Merancang badan usaha dan struktur korporasi
(jumlah koperasi, bidang usaha tiap koperasi,
dll)
4. Penyusunan model bisnis Menyusun bisnis plan tiap koperasi Menyusun dukungan administrasi dan
manajemen usaha
5. Pembentukan kelembagaan usaha Memulai usaha (secara terbatas) Penetapan jenis badan usaha (koperasi atau
perusahaan)
Tahap PENGEMBANGAN:
6. Penguatan bisnis Optimalisasi sumber pembiayaan berupa
diversifikasi usaha dan promosi usaha
Penguatan manajemen internal setiap
koperasi dengan KT dan gapoktan
7. Pemandirian korporasi Penguatan manajemen bisnis Penguatan manajemen internal dan
ekternal
(5) Action plan