Wilayah Kecamatan Barambai memiliki luas 261,81 km2 dan berbatasan dengan beberapa kecamatan. Secara topografi merupakan dataran rendah dan rawa dengan ketinggian rata-rata 2 m di utara dan 110 m di selatan. Potensi desa terdiri atas sumber daya alam, manusia, dan lembaga sosial yang dapat dikembangkan melalui program prioritas seperti PRUKADES, embung desa, dan BUMDesa guna meningkatkan perekonomian dan ke
2. LUAS SELURUH WILAYAH KECAMATAN BARAMBAI
ADALAH 261.81 KM², DI MANA BATAS-BATASNYA
ADALAH:
SEBELAH UTARA : KECAMATAN TABUKAN
SEBELAH BARAT: KECAMATAN BELAWANG
SEBELAH SELATAN: KECAMATAN RANTAU BADAUH
SEBELAH TIMUR: KECAMATAN CERBON
SECARA ASTRONOMI, KECAMATAN BARAMBAI
TERLETAK PADA TITIK KOORDINAT
20°29′50″LS,114°2′50″BT-30°30′18″LS,114°05′18″BT
SECARA TOPOGRAFI, KECAMATAN BARAMBAI
MERUPAKAN DATARAN RENDAH DAN RAWA, DI MANA
KETINGGIAN DARI PERMUKAAN LAUT ADALAH:
SEBELAH UTARA: RATA-RATA 2 M DARI PERMUKAAN
LAUT
SEBELAH SELATAN: RATA-RATA 110 M DARI
PERMUKAAN LAUT
KENALI WILAYAH BARAMBAI
3. POTENSI DESA MERUPAKAN
SEGALA SUMBER DAYA ALAM
MAUPUN SUMBER DAYA MANUSIA
YANG TERDAPAT SERTA TERSIMPAN
DI DESA.
POTENSI DESA SENDIRI TERBAGI
MENJADI 2 YAKNI POTENSI FISIK
DAN POTENSI NONFISIK.
PENGERTIAN POTENSI DESA
4. SUMBER DAYA YANG TERMASUK POTENSI
FISIK
1. Tanah, merupakan faktor yang penting bagi
penghidupan dari warga desa.
2. Air, digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari
hari.
3. Manusia, dalam hal ini diartikan sebagai tenaga
kerja.
4. Cuaca serta iklim, memiliki peran penting bagi
warga desa.
5. Ternak, memiliki fungsi sebagai sumber tenaga
hewan.
5. SUMBER DAYA YANG TERMASUK POTENSI
NONFISIK
1. Masyarakat desa yang hidup secara bergotong
royong menjadi kekuatan produksi serta
pembangunan desa.
2. Aparatur desa atau pamong desa yang bekerja
secara maksimal menjadi sumber ketertiban serta
kelancaran pemerintahan desa.
3. Lembaga sosial desa menjadi pendorong partisipasi
warga desa dalam kegiatan pembangunan desa
secara aktif.
6. KAITAN POTENSI DESA DENGAN
PERKEMBANGAN DESA DAN KOTA
1# Desa sebagai sumber bahan mentah maupun bahan pangan
bagi kota
Dalam hubungan kota desa, desa adalah daerah belakang atau
hinterland, yakni suatu daerah yang memiliki fungsi penghasil
bahan makanan pokok, contohnya jagung, ketela, padi, kacang,
buah, sayuran serta kedelai.
2# Desa berfungsi sebagai sumber tenaga kerja bagi kota
Dalam pembangunan tentu saja tenaga kerja menjadi sesuatu
yang penting. Jika membicarakan tenaga kerja tentu tidak akan
lepas dari usia produktif.
3# Desa sebagai mitra pembangunan bagi kota
Jika dilihat dari tingkat pendidikan serta teknologi warga desa
tergolong belum berkembang. Namun, secara umum desa telah
mendapat pengaruh dari kehidupan di perkotaan.
7. SUFAS 2013
Pada Survei Penduduk Antar Sensus atau SUPAS
tahun 2013, Indonesia memiliki setidaknya 80.714
desa. Dimana, desa – desa tersebut tersebar pada
6.982 kecamatan, 413 kabupaten, serta 98 kota di
33 provinsi.
Terdapat lembaga sosial dan ekonomi desa yang
dapat mempercepat proses pembangunan, seperti
badan usaha unit desa (BUUD), lembaga sosial
desa (LSD), dan unit daerah kerja pembangunan
(UDKP).
8. BENTUK KEPEMIMPINAN
Max weber berpendapat bahwa kemajuan desa sebagai partner
pembangunan kota membutuhkan pemimpin yang kompeten. Ada 3
bentuk kepemimpinan:
A# Pemimpin Tradisional
Pemimpin tradisional merupakan pemimpin yang didasarkan pada
tradisi, yakni keturunan maupun pewarisan kekuasaan.
B# Pemimpin Karismatik
Pemimpin karismatik merupakan pemimpin yang mempunyai
kelebihan sikap moral.
C# Pemimpin Rasional
Pemimpin rasional merupakan pemimpin yang berdasarkan
pendidikan formal.
9. MENURUT PROF. BINTARTO
Ciri – ciri kesiapan dari warga desa sebagai partner pembangunan kota,
yakni:
1. Dapat berfikir maju tanpa mengabaikan pengalaman masa lampau.
2. Memiliki perencanaan yang masuk akal atau rasional.
3. Memiliki kemauan menerima pengalaman baru maupun terbuka
terhadap pembaruan.
4. Mau menerima kritik dari pihak lain yang berdampak positif.
5. Memiliki penghargaan terhadap orang lain.
6. Mampu menghadapi serta mengatasi masalah yang ada.
7. Menyelesaikan masalah dengan tindakan yang teratur serta teliti.
8. Berpegang pada segala sesuatu yang mampu diperhitungkan.
9. Memiliki kepercayaan terhadap ilmu pengetahuan serta teknologi.
10. UU NO.6 TAHUN 2016
Menurut UU No 6 tahun 2016 tentang Desa
disahkan, kebijakan utama dana alokasi desa
yang diberikan diperkirakan sebesar Rp800 juta --
Rp 1,4 milyar perdesa, dana tersebut diperoleh
dari APBN,APBD provinsi, APBD kabupaten/kota.
Dana itu nantinya dapat digunakan untuk modal
pembangunan desa guna mewujudkan
kemandirian desa tersebut.
11. TUJUAN BUMDES:
1. Meningkatkan perekonomian Desa;
2. Mengoptimalkan aset Desa;
3. Meningkatkan usaha masyarakat;
4. Membuka lapangan kerja;
5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa; dan
6. Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli Desa.
BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDesa)
UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 1 Ayat (6)
BUMDesa adalah Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola
aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.
12. 1. PRUKADES (PRODUK UNGGULAN KAWASAN DESA)
TUJUAN ADALAH :
- MENDORONG PETANI MENJADI AHLI DAN TRAMPIL
- MENARIK INVESTOR
- MEMBENTUK CLUSTER EKONOMI
- MEMBUKA LAPANGAN KERJA
- MENANGGULANGI KEMISKINAN
2. EMBUNG DESA
- KEMANDIRIAN PANGAN
- MEMUNCULKAN POTENSI WISATA BARU
- MENYEDIAKAN KETERSEDIAAN AIR
3. BUMDESA : UNTUK MENDORONG KEMANDIRIAN DESA SERTA
MEMPERKUAT USAHA-USAHA YANG ADA DI DESA
4. SORGA DESA : MEMBANGUN SARANA DAN PRASARANA OLAH
RAGA
4 Program Prioritas Kementerian Desa
13. BUMDESA SEBAGAI PILAR DEMOKRASI
EKONOMI
1. BUMDesa sebagai lembaga ekonomi masyarakat yang
berperan strategis untuk menggairahkan ekonomi desa.
2. Keunikan BUMDesa yakni merupakan sebuah usaha
desa milik kolektif yang digerakkan oleh aksi kolektif
antara pemerintah desa dan masyarakat (Public and
Community Partnership).
3. BUMDesa dibentuk atas dasar komitmen bersama
masyarakat desa untuk saling bekerja sama dan
menggalang kekuatan ekonomi rakyat demi
mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat desa. Pengembangan dan pembentukan
BUMDesa merupakan prospek menjanjikan untuk
menguatkan dan memberdayakan lembaga-lembaga
ekonomi desa.
BUMDesa memiliki nilai transformasi sosial, ekonomi dan budaya.
Hal inilah yang menjadikan BUMDesa sebagai salah satu lembaga ekonomi
rakyat yang berperan sebagai PILAR DEMOKRASI EKONOMI
14. MENGGERAKKAN DAN MENATA POTENSI EKONOMI DESA
MELALUI BUMDESA
Pendirian BUMDesa dipilih sebagai suatu alternatif guna mengembangkan roda
perekonomian di desa.
Beberapa hal yang harus segera dilakukan dalam rangka penataan
perekonomian desa melalui BUMDesa:
memperkuat kapasitas masyarakat untuk turut mengawasi
berjalannya usaha dari BUMDesa
struktur organisasi BUMDesa yang menunjukan peranan kuat
dan peran pemerintah desa harus dikurangi namun tetap
memperhatikan penasihat dijabat secara Ex-officio oleh Kades
kegiatan ekonomi harus mengakar dengan kondisi sosial
masyarakat desa
kegiatan ekonomi sesuai dengan potensi dan aset yang dimiliki
desa
pendistribusian manfaat BUMDesa harus dilakukan secara adil,
jelas dan transparan dan modern
15. PENGEMBANGAN POTENSI USAHA EKONOMI
DESA MELALUI BUMDESA (1)
N
O.
JENIS USAHA/BISNIS CONTOH
1 Bisnis Sosial (Social Business) Sederhana :
“memberikan pelayanan umum (serving)
kepada masyarakat dan memperoleh
keuntungan finansial”
(Pasal 19)
a. air minum Desa;
b. usaha listrik Desa;
c. lumbung pangan; dan
d. sumber daya lokal dan teknologi tepat
guna lainnya.
2 Bisnis Penyewaan (Renting) Barang:
“untuk melayani kebutuhan masyarakat Desa
dan ditujukan untuk memperoleh
Pendapatan Asli Desa.” (Pasal 20)
a. alat transportasi;
b. perkakas pesta;
c. gedung pertemuan;
d. rumah toko;
e. tanah milik BUM Desa; dan
f. barang sewaan lainnya.
3 Usaha Perantara (Brokering):
“yang memberikan jasa pelayanan kepada
warga” (Pasal 21)
a. jasa pembayaran listrik;
b. pasar Desa untuk memasarkan produk
yang dihasilkan masyarakat; dan
c. jasa pelayanan lainnya.
16. N
O.
JENIS USAHA/BISNIS CONTOH
4 Bisnis yang Berproduksi dan/atau
Berdagang (Trading):
“barang-barang tertentu untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat maupun dipasarkan
pada skala pasar yang lebih luas” (Pasal 22)
a. pabrik es;
b. pabrik asap cair;
c. hasil pertanian;
d. sarana produksi pertanian;
e. sumur bekas tambang; dan
f. kegiatan bisnis produktif lainnya.
5 Bisnis Keuangan (Financial Business):
yang memenuhi kebutuhan usaha-usaha
skala mikro yang dijalankan oleh pelaku
usaha ekonomi Desa (Pasal 23)
Memberikan akses kredit dan peminjaman yang
mudah diakses oleh masyarakat Desa
6 Usaha Bersama (Holding):
sebagai induk dari unit-unit usaha yang
dikembangkan masyarakat Desa baik dalam
skala lokal Desa maupun kawasan perdesaan
(Pasal 24)
a. dapat berdiri sendiri serta diatur dan dikelola secara
sinergis oleh BUM Desa agar tumbuh menjadi usaha
bersama.
b. dapat menjalankan kegiatan usaha bersama meliputi:
1) pengembangan kapal Desa berskala besar untuk
mengorganisir nelayan kecil agar usahanya menjadi
lebih ekspansif;
2) Desa Wisata yang mengorganisir rangkaian jenis
usaha dari kelompok masyarakat; dan
3) kegiatan usaha bersama yang mengkonsolidasikan
jenis usaha lokal lainnya.
PENGEMBANGAN POTENSI USAHA EKONOMI
DESA MELALUI BUMDESA (2)
17. 4 PILAR BUMDES
SUKSES
4 (Empat) pilar
BUMDES yaitu
kelembagaan,
penggalian potensi,
pembukuan dan
pelaporan. Penerapan
empat pilar ini
membuat BUMDES
dapat dipercaya oleh
pemerintah.
18. POTENSI EKONOMI BATOLA (1)
Cara menggali potensi desa dapat dimulai
dari yang paling dekat dan sederhana:
1# ekonomi kreatif adalah seni, budaya,
teknologi dan pengetahuan
2#bangunan dan warisan sejarah. Seperti
candi, sendang, gua dan situs pusaka dunia
lainnya. adapula
3#kekayaan hayati, baik flora maupun fauna
yang langka dan hanya ada di Indonsia.
4#potensi wisata alam yang dipadukan
dengan segala fasilitas unik
5# wisata alam yang dikemas dengan arena
swafoto yang unik, sedang digandrungi
19. POTENSI EKONOMI BATOLA (2)
Potensi bidang usaha dan jenis bidang usaha
seperti pengelolaan hasil produksi padi dan
pengelolaan komoditas jeruk, nenas dan
berkebun sayuran.
Untuk pengelolaan hasil produksi padi
mempunyai luas panen padi mencapai sekitar
100 ribu Ha. Jumlah total produksi padinya
lebih dari 300 ribu ton atau sekitar 17 % dari
total produksi Kalsel.