Dokumen tersebut membahas sumber-sumber hukum pidana Islam yang terdiri atas al-Quran, hadis, dan ijtihad. Al-Quran merupakan sumber utama, sedangkan hadis memperjelas dan memperinci hukum yang masih global dalam al-Quran. Ijtihad digunakan untuk menetapkan hukum yang belum diatur secara tegas dalam sumber-sumber sebelumnya dengan menggunakan metode ijma, qiyas, dan lainnya.
2. DASAR HUKUM (1)
1. QS an-Nisa’ ayat : 59
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul, dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Quran) dan Rasul
(sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya”
3. DASAR HUKUM (2)
2. Hadits Mu’adz bin Jabal
Sebelum Mu’adz bin Jabal diangkat menjadi Gubernur Yaman, Nabi
Muhammad Saw mengujinya dengan menanyakan sumber hukum
yang kelak akan dipergunakannya dalam memecahkan masalah yang
terjadi di daerahnya. Jawaban Mu’adz bahwa “dia akan
menggunakan al-Qur’an”. Jika tidak ada pedoman spesifik di dalam
al-Qur’an, maka “dia akan mencarinya di dalam hadits”. Kemudian
jika tidak ditemukan dalam hadits, maka “dia akan mencari
pemecahannya menggunakan ra’yu atau akal”. Mendengar jawaban
tersebut Nabi amat senang dan mengatakan: “Aku bersyukur
kepada Allah yang telah menuntun utusan Rasul-Nya.”
Dari QS an-Nisa’ dan Hadits Mu’adz bin Jabal, maka sumber HPI adalah: (1) al-Qur’an,
(2) al-Hadits/as-sunnah, dan (3) al-Ijtihad
4. Sumber Hukum Pidana Islam (1)
1. al-Qur’an
o Al-Qur’an merupakan sumber pokok/utama HPI
o Pengertian: Kalam Allah yang diturunkan-Nya melalui Malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad Saw dengan lafadz berbahasa Arab yang diriwayatkan secara
mutawattir untuk menjadi pedoman hidup bagi umat manusia, serta
membacanya dinilai sebagai ibadah.
o Isi al-Qur’an:
Pokok-Pokok Isi al-Qur’an (A. Hanafi):
a. Tauhid
b. Ibadah
c. Janji dan ancaman
d. Jalan menggapai kebahagiaan dunia-akhirat
e. Riwayat dan cerita
5. Sumber Hukum Pidana Islam (2)
Hukum yang dikandung al-Qur’an (Abdul Wahhab Khalaf) :
a. Hukum terkait kepercayaan (i’tiqadiyyah)
b. Hukum ‘amaliyyah yang terkait dengan amalan mukallaf,
terdiri atas :
1) Hukum Ibadah
2) Hukum Mu’amalat yang meliputi hukum perdata, hukum
pidana, dan hukum tata negara
c. Hukum moralitas yang terkait dengan baik buruknya suatu
perbuatan
6. Sumber Hukum Pidana Islam (3)
2. al-Hadits/ as-Sunnah
o Pengertian : Segala yang dinukil atau diberitakan dari Nabi Muhammad
Saw baik berupa perkataan (qoul), perbuatan (fi’’i l) maupun
persetujuan (taqrir) .
o Fungsi al-hadits terhadap al-Qur’an :
Mempertegas hukum al-Qur’an, misalnya mengenai perintah shalat
dan zakat, haramnya riba dll
Memperjelas/ memperinci hukum al-Qur’an yang masih global
(mujmal), misalnya mengenai tata cara shalat
Menetapkan hukum yang belum diatur secara tegas dalam al-Qur’an,
misalnya memberikan bagian kepada seorang nenek (jaddah) dari
harta warisan cucu.
7. Sumber Hukum Pidana Islam (4)
2. Al-Ijtihad
o Pengertian : Pengerahan segenap kemampuan oleh seseorang untuk
memperoleh pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ yang belum
diatur secara tegas/jelas dalam al-Qur’an dan al-hadits.
o Ijtihad harus ditempuh menggunakan metode-metode tertentu yang
meliputi :
Ijma’ : Kesepakatan seluruh mujtahid umat Islam sesudah
meninggalnya Rosulullah Saw mengenai suatu hukum syari’ah terkait
perbuatan mukallaf.
Qiyas : Mempersamakan hukum suatu perkara yang belum ada
hukumnya, dengan suatu perkara yang sudah ada hukumnya karena
ada segi kesamaan ‘illat (causa hukum)
8. Sumber Hukum Pidana Islam (5)
Qoul Shohaby : Fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh sahabat
Nabi Saw, menyangkut hukum masalah-masalah yang tidak
diatur di dalam nash, baik al-Qur’an maupun al-Hadits
Maslahah Mursalah : Penetapan hukum terhadap suatu
peristiwa yang tidak dijelaskan dalam al-Qur’an maupun al-
Hadits berdasarkan kemashlahatan
‘Urf : Penetapkan hukum terhadap suatu peristiwa
berdasarkan kebiasaan-kebiasaan yang terjadi terus menerus
Saddudz-dzara’i : Menghambat atau menyumbat jalan menuju
kerusakan atau kemaksiatan
Dan lain-lain (sudah dipelajari dalam matakuliah Hukum Islam)