SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Friedrich Nietszche




                          FRIEDRICH NIETZSCHE:

                      MEMUTARBALIKKAN NILAI-NILAI



Alasan pemilihan Filsafat Nietzsche sebagai tema tulisan ilmiah ini adalah
ketertarikan untuk mengetahui lebih banyak tentang sejarah kehidupan
Nietszche dan pemikirannya. Terutama adalah untuk mengetahui tentang
pengaruhnya terhadap pemikiran Posmodernis. Bagaimana ia dapat memiliki
pemikiran-pemikiran yang menolak filsuf-filsuf sebelum dirinya, siapakah orang-
orang yang mempengaruhi pemikiran-pemikirannya, mengapa ia memiliki
penolakan yang seakan radikal terhadap agama. Selain hal di atas, pemilihan
tema ini juga didasarkan pada data yang cukup mengenai sejarah hidup
Nietzsche.


A. Riwayat Hidup Singkat

      Nietzsche merupakan tokoh yang menggali makna hidup manusia. Ia
   akhirnya menemukan bahwa eksistensi manusia berakhir pada absurditas. Ia
   melihat bahwa nilai-nilai yang dihayati manusia itu berasal dari kaum lemah
yang akhirnya melemahkan dan memperbudak manusia sejati. Karena itu,
nilai-nilai yang sekarang dihayati manusia harus dirombak dan harus
digantikan dengan nilai-nilai yang berasal dari kehendak manusia yang
berkuasa. Nilai-nilai moral, religius itu omong kosong karena yang ada
hanyalah nilai-nilai material, badani, duniawi. Marilah kita menyimak
bagaimana filsuf ini mengemukakan pandangan-pandangan dan usahanya
yang sangat revolusioner itu.

    Friedrich Nietzshe lahir di Rohen Jerman pada tanggal 15 Oktober tahun
1844, lahir di Rocken, Prusia, Jerman Timur, di lingkungan keluarga Kristen
yang taat. Ayahnya seorang pendeta Lutheran terkemuka dengan garis
kependetaan yang terwaris dari turun temurun dari keluarga ayahnya.
Kakeknya adalah pedeta Gereja Lutheran yang menduduki jabatan cukup
tinggi, sementara ibunya juga seorang penganut Kristen yang taat.

   Nietzcshe menjadi anak yatim pada saat usianya 5 tahun, ibu, nenek,
kakak-kakaknya serta tantenya yang memelihara dan mendidiknya. Sehingga
dia tumbuh seperti pendeta cilik yang menghormati keteraturan, kerapihan
dan kejujuran. Ia membenci teman-teman yang nakal, suka mencuri serta
merusak milik orang lain. Di Univiersitas ia terkenal sebagai seorang peminat
seni klasik dan mahasiswa filologi.

   Usia 18 tahun, ia mulai kehilangan kepercayaannya pada agama Kristen
dan mulai mencari Tuhan dan kepercayaan baru. Sejalan dengan itu gaya
hidupnyapun berubah total, ia mulai hidup bebas, tidak beraturan, pesta pora,
mabuk-mabukan dan memuaskan hasrat seksualnya.

   Beberapa waktu kemudian, ia kembali menjadi seorang agamis, yang
mengatakan bahwa orang yang minum bir dan menghisap tembakau tidak
memiliki pangan yang jernih dan pemikiran yang mendalam. Tahun 1865, ia
membeli buku Schopenhauer, Die Welt als Wille und Vorstellung (1818) atau
The World as Will and Idea (Dunia sebagai kehendak dan Ide). Buku ini
memberikan semangat dan menghasilkan pemikiran spektakuler. Usia 23
tahun, ia bergabung dengan tentara untuk ikut perang tapi karena
kesehatannya tidak mendukung ia kembali ke dunia ilmiah dan akademik.

     Tahun 1869, usia 25 tahun, ia menjadi guru besar Filologi di Universitas
Basel Swiss, ia sangat mengagumi musikus Richard Wagner. Disini dia
bersahabat dengan Richard Wagner dan istrinya Cosima seorang komponis
masyhur. Kemudian Nietzcshe membencinya karena Wagner dianggap tetap
menjunjung tinggi agama. Tahun 1879, Nietzshe terpaksa pensiun karena
sakit-sakitan lalu pindah ke Swiss. Sesudah itu, ia menggelandang di Swiss,
Italia, dan Prancis. Pada tahun 1889 ia sakit jiwa di Torino, Italia lalu
dipelihara oleh ibu dan kakaknya. Pada tahun 1900 ia meninggal setelah 10
tahun menderita sakit.
B. Karya-karya Nietzsche

   Karya-karya Nietszche dari tahun 1879-1910 adalah:

   1. 1872 : D Geburt der Tragödie/ The Birth of Tragedy (Kelahiran tragedi)


   2. 1873-1876 : Unzeitgemässe Betrachtungen (Pandangan non-
      kontemporer)


   3. 1878-1880 : Menschliches, Allzumenschliches/ Human all, to Human
      (Manusiawi, terlalu manusiawi)


   4. 1881 : Morgenröthe/ The Dawn of Day (Merahnya pagi)


   5. 1882 : Die fröhliche Wissenschaft/ The Joyfull Wisdom (Ilmu yang
      gembira)


   6. 1883-1885 : Also sprach Zarathustra (Maka berbicaralah Zarathustra

      Buku ini menyampaikan gagasan utamanya "Manusia Unggul dan
      Pengulangan Abadi"


   7. 1886 : Jenseits von Gut und Böse (Melampaui kebajikan dan kejahatan)


   8. 1887 : Zur Genealogie der Moral/ The Genecology of Moral (Mengenai
      silsilah moral)


   9. 1888 : Der Fall Wagner (Hal perihal Wagner)


   10. The Anti Crist, 1888


   11. 1889 : Götzen-Dämmerung (Menutupi berhala)


   12. 1889 : Der Antichrist (Sang Antikristus)
13. 1889 : Ecce Homo (Lihat sang Manusia)


   14. 1889 : Dionysos-Dithyramben


   15. 1889 : Nietzsche contra Wagner


   16. 1910 : The Will to Power diterbitkan Anumerta, 1910

   Buku-buku ini di tulis pada masa ia berkelana untuk mengobati berbagai
   penyakit yang dideritanya dan masa frustasi. Tahun 1888, ia didiagnosa gila
   oleh dokter karena tingkahlakunya makin aneh dan tahun 1900, ia meninggal
   dan tulisan-tulisannya berhasil di sunting oleh kakaknya Elizaberth.

C. Kutipan Nietzsche


   1. "Saya bukan seorang manusia, saya adalah sebuah dinamit!"


   2. "Yang penting bukanlah kehidupan kekal (das ewige Leben), melainkan
      kekal-nya 'yang menghidupkan' (die ewige Lebendigkeit)! "


   3. "Tuhan sudah mati"



D. Latar Belakang Filosofi Nietzsche

      Filsafat Nietzsche banyak dipengaruhi oleh tokoh-tokoh yang ia kagumi
   dan para filsuf sebelum dirinya. Selain itu, Filsafatnya juga dipengaruhi oleh
   unsur filologis yang berisi tentang Yunani. Hal ini dikarenakan oleh
   ketertarikannya terhadap filologi yang bercerita tentang legenda-legenda
   Yunani. Dan juga Filsafat Nietzsche adalah filsafat cara memandang
   'kebenaran' atau dikenal dengan istilah filsafat perspektivisme. Nietzsche juga
   dikenal sebagai "sang pembunuh Tuhan" (dalam Also sprach Zarathustra). Ia
   memprovokasi dan mengkritik kebudayaan Barat di zaman-nya (dengan
   peninjauan ulang semua nilai dan tradisi atau Umwertung aller Werten) yang
   sebagian besar dipengaruhi oleh pemikiran Plato dan tradisi kekristenan
   (keduanya mengacu kepada paradigma kehidupan setelah kematian,
   sehingga menurutnya anti dan pesimis terhadap kehidupan). Walaupun
   demikian dengan kematian Tuhan berikut paradigma kehidupan setelah
kematian tersebut, filosofi Nietzsche tidak menjadi sebuah filosofi nihilisme.
Justru sebaliknya yaitu sebuah filosofi untuk menaklukan nihilisme
(Überwindung der Nihilismus) dengan mencintai utuh kehidupan
(Lebensbejahung), dan memposisikan manusia sebagai manusia purna
Übermensch dengan kehendak untuk berkuasa (der Wille zur Macht).

   Dalam filsafat Nietzsche dijelaskan bahwa hidup adalah penderitaan dan
untuk menghadapinya kita memerlukan seni. Seni yang dimaksud oleh
Nietzsche ada dua jenis, yaitu Apolline dan Dionysian. Sehingga Nitzsche
mengagumi Richard Wagner yang ikut mempengaruhi gaya filsafatnya. Oleh
karena itu Nietzsche dikenal sebagai filsuf seniman (Künstlerphilosoph) dan
banyak mengilhami pelukis modern Eropa di awal abad ke-20, seperti Franz
Marc, Francis Bacon,dan Giorgio de Chirico, juga para penulis seperti Robert
Musil, dan Thomas Mann. Menurut Nietzsche kegiatan seni adalah kegiatan
metafisik yang memiliki kemampuan untuk me-transformasi-kan tragedi
hidup.

1. Tuhan Sudah Mati (God is Dead)

       Gilles Deleuze dalam bukunya, Filsafat Nietzcshe, 2002,
   mengemukakan bahwa frasa Nietzcshe yang terkenal Tuhan telah mati
   dan dianggap sebagai bukti bahwa Nietzcshe ateisme. Nietzcshe adalah
   seorang pemikir Jerman yang menyebut dirinya sendiri sebagai seorang
   pemikir yang terlalu awal lahir sehingga pemikir-pemikir tidak terkenal dan
   tidak dapat dipahami orang-orang dimasa hidupnya. Tuhan mati dan yang
   membunuhnya adalah manusia sendiri. Konsep ini sebenanrnya tidak
   aneh, karena memiliki persamaan dengan kematian Yesus.

       "Gott ist tot! Gott bleib tot! Und wir haben ihn getotet!, lihat Aforisme
   No. 125: 95-96, Nietzcshe 1990: 181-182) "Tuhan sudah mati, Tuhan
   terus mati dan kita semua telah membunuhnya".

      Nietzcshe menganggap bahwa kepercayaan manusia Barat pad
   aTuhanlah yang merupakan pangkal semua kemunduran dan taglid buta
   masyarakat. Dengan mematikan Tuhan, Nietzcshe berharap dapat
   menjadikan manusia sebagai manusia unggul yang menentukan
   segalanya berdasarkan kemauannya sendiri. Setelah membunuh Tuhan
   akan timbul kekosongan nilai-nilai universal yang berlaku, kondisi
   kekosongan inilahyang disebut Nietzcshe dengan nihilisme. Untuk
   mengubah kondisi kekosongan nilai-nilai itu diperlukan keberanian untuk
   menjadikan semua potensi dan kemauan manusia untuk mengatasi
   semua keterbatasannya. Potensi dan semua kemampuan manusia yang
   ada di dalam dirinya itulah yang disebut Nietzcshe dengan Ubermensch.
   Kepercayaan pada Tuhan dalam pandangan Nietzcshe menunjukkan
   kelemahan manusia itu.
2. Nihilisme

      Nihilisme dapat diartikan sebagai ketiadaan makna serta penolakan
   pada nilai-nilai absolut, karena itu yang ada adalah kekosongan nilai-nilai.
   "Nich ist wahr, alles ist erlaubt" Tidak ada sesuatu yang benar, segalanya
   diperbolehkan (Genecollogy, 1996: 121) sehingga pernyataan dan
   pengakuan akan kebenaran dalam pandangan Nietzcshe adalah palsu.

      Dalam mengatasi nihilisme manusia harus menciptakan nilai-nilainya
   sendiri dengan mengadakan pembalikan nilai-nilai (transvaluation of all
   values), pembalikan nilai-nilai ini sebagai bukti kekuatan semnagat untuk
   menjadi manusia unggul.

      Pemikiran Nietzsche bisa diringkaskan sebagai eksistensi manusia
   lama itu nihilisme, maka mesti diperbaharui. Nihilisme merupakan paham
   pemikiran yang menyatakan bahwa makna hidup manusia berakhir dalam
   ketanpaartian. Dalam pemikiran Nietzsche paham ini dipuncakkan dengan
   menunjukkan nihilisme nilai-nilai yang ada dan ia mewartakan nilai-nilai
   baru yang harus dihayati secara baru dengan moral baru yang bertolak
   pada manusia eksistensial secara baru pula.

       Secara sepintas nihilismenya mempunyai arti yang sama dengan
   usaha melenyapkan - memusuhi nilai-nilai. Baginya nihilisme berarti
   melenyapkan nilai-nilai imanen, fisik, sejarah, material dengan cara
   menegaskan berlakunya nilai-nilai absolut, langgeng. Dengan demikian
   nilai-nilai yang kita pandang absolut, langgeng itu berlaku sebaliknya bagi
   Nietzsche.

      Dalam kerangka nilainya, Nietzsche bertitik tolak dari suatu pandangan
   revolusioner, yaitu bahwa nilai-nilai absolut (nilai-nilai rohani), transenden
   dan seterusnya itu benar-benar memalukan, melemahkan manusia sejati
   yang merupakan kumpulan nilai remeh dan lemah yang diajarkan kaum
   imam dan penguasa yang mengajak umat manusia untuk baik, tunduk,
   rendah hati sehingga membuat manusia seperti unta yang mesti
   membawa semua beban kehidupan di punggungnya.

       Bagi Nietzsche sebenarnya hanya ada nilai-nilai otentik yang sejati,
   yaitu nilai-nilai material, nilai-nilai tubuh, nilai-nilai hidup, nilai-nilai dari
   bumi ini di dunia ini.

       Nietzsche sendiri sebelum meninggal berkata bahwa dalam seluruh
   hidupnya ia mempunyai satu tujuan, yaitu melenyapkan nilai-nilai
   transenden, rohani yang menjadi dasar kebudayaan Barat dan mau
   melaksanakan penggantian nilai-nilai. Dengan itu ia mau memulai suatu
   kebudayaan baru "dengan bangkit kembali, menapak selangkah lebih
   tinggi dari keadaan dan pandangan hidup yang lemah dan sakit menuju
tapak konsep-konsep yang lebih sehat, menuju nilai-nilai kepastian dan
  kekayaan diri pribadi dalam hidup yang penuh. Sayalah guru itu dan
  dengan kepalan tanganku, aku siap merobek nilai-nilai yang melemahkan
  untuk menggantinya". Semua karangan dan tulisan dari tahun 1888-1889
  mengarah ke ambisi tersebut sebagai karya sistematis tentang nihilisme
  nilai-nilai dan usaha penggantiannya (sampai ia sendiri lalu tidak waras).

      Jika ditelusuri, ada dua bentuk pemikiran dalam jalan pemikiran
  nihilisme Nietzsche. Di satu pihak, pemikirannya bersifat merombak,
  mendobrak, dan menghancurkan (una pars destruens). Di sini yang
  menonjol adalah pola pemikiran untuk memusnahkan nilai-nilai kekal,
  absolut dengan seluruh wujud-wujudnya yang diketahui terutama moral,
  agama, dan filsafat yang mendukung sistem nilai absolut tersebut. Ia
  menyerangnya dengan sistematis dan garang. Di lain pihak pemikirannya
  mempunyai pola membangun (una pars construens) yang meliputi uraian
  teori baru tentang nilai-nilai lalu disusul konsepsi baru mengenai realitas
  (itu berarti konsepsi vital dan dionisius).

      Dari empat buku pokoknya, tiga buku ditulis untuk pola yang pertama,
  yaitu merombak nilai-nilai absolut dan satu buku untuk pola yang kedua,
  yaitu untuk membangun dasar nilai-nilai baru. Seluruh karyanya berjudul
  Volontadi Potenza (Kehendak untuk Berkuasa) atau Transvalutasi
  (Penggantian Semua Nilai).

  Ia merencanakan membagi Transvalutasi dalam :

  Buku I : Antichrist, sebagai usaha untuk mengritik habis-habisan
  Kristianisme.

  Buku II : Roh yang Merdeka (Lo Spirito Libero), sebagai kritik terhadap
  filsafat yang merupakan usaha yang nihil.

  Buku III :The Immoralist, sebagai kritik terhadap moral yang merupakan
  ketidaktahuan yang paling kekanak-kanakan.

  Buku IV: Dionisius,     sebagai   sebuah    filsafat   tentang   kembalinya
  keabadian.

  Ia membuat strategi yang cukup pintar dengan menjual pemikiran
  pertamanya di pasar, lalu nilai-nilai barunya ia masukkan untuk mengganti
  nilai-nilai lama yang mau dibasminya.

3. Kembalinya Segala Sesuatu

     Ada 2 konsep penting yang dikemukakan Nietzcshe melalui bukunya
  Thus Spake Zarathustra, 1884 yaitu Kembalinya Segala Sesuatu (eternal
recurrence of the same) atau pengulangan abadi serta uberbermensch
  (overman, superman). Nietzcshe menyatakan bahwa segala sesuatu pergi
  segala sesuatu datang kembali berputarlah roda hakekat itu secara abadi.
  Konsep ini juga mengemukakan tentang alam yang tidak berawal dan
  berakhir.

      Masa depan kita ditentukan sendiri oleh pikiran-pikiran tindakan kita
  sekarang. Alasannya adalah karena ini dapat mendorong manusia untuk
  mencari kebahagiaan dalam hidup karena kebahagiaan itu kelak berulang
  lagi sehingga manusia tidak perlu takut mati. (lihat Vattiono, 2002:107).

4. Ubermensch

      Ubermensch adalah manusia super yang menentukan sendiri makna
  dan tujuan hidupnya, sebagai pengganti manusia yang ditentukan oleh
  Tuhan yang sudah mati. Ada istilah lain yang sama maksudnya dengan
  konsep ubermensch Nietzsche yaitu der letzte mensch atau the last man
  atau manusia terakhir. Manusia unggul adalah upaya untuk mencapai
  terus menerus keunggulan manusia.

      Tracy B. Strong menjelaskan bahwa sikap Zarathustra dibentuk dari
  sintesa Yesus dengan Socrates. Socrates kritis terhadap kebiasaan-
  kebiasaan lokal yang ada pada kebudayaan yunani dengan metode
  dialektis yang menyatakan tidak pada segala sesuatu. Yesus tumbuh
  besar dilingkungan kekafiran.

      Super manusia adalah manusia yang tahu mengikuti dan langsung
  sambung pada irama tari hidup. Dialah yang menerima seluruhnya, dialah
  yang menghargai seluruhnya, dialah yang mengagungkan seluruhnya,
  dialah yang tidak pernah menolak apa-apa yang dianugerahkan oleh
  hidup yaitu baik maupun buruk, indah maupun buruk, suka maupun duka.

     Super manusia merupakan formula sesanti dari penegasan "ya" penuh
  yang lahir dari kepenuhan diri yang samasekali tidak pernah mau peduli
  dengan duka sendiri, kesalahan sendiri, problem, dan masalah eksistensi.

    Untuk dapat mencapai manusia super, manusia mesti melewati
  metamorfosis ganda, yaitu:

  a. metamorfosis pertama, akan mengubah eksistensi unta berbeban dan
     mudah taat (yaitu manusia baik, rendah hati, tunduk, religius, moralis)
     menjadi singa yang agresif (yaitu roh kebebasan, otonom, tuan pada
     diri sendiri, penentu mutlak tindak-tanduk dan perbuatannya sendiri).

  b. metamorfosis kedua, akan mengubah manusia dari singa yang ganas
     tadi menjadi kanak-kanak murni yang selalu mengagumi dan mencintai
realitas dalam semua ungkapannya dan sisinya. Ia akan berseru
   gembira dan menyatu dengan hidup.

   Hidup yang dipunyai manusia super dalam ujudnya yang paling penuh
pada saat yang sama mempunyai pula hukum-hukumnya yang tegas
yang oleh Nietzsche diungkap dengan istilah eterno ritorno (pulang ke
keabadian). Artinya semua yang ada secara abadi kembali dan kita juga
kembali. Kita sudah menyatu dengan semua dan semua ke kita. Hadirlah
tahun menjadi yang sama dengan sebuah roda putar. Semua harus
membalik lagi agar selalu dapat habis.

     Pada dentang waktu tersebut semua tahun sama baik yang besar
maupun yang kecil. Semua akan kembali lagi, berputar lagi secara abadi
dalam lingkar putar eksistensi. Semua akan mati dan akan bangkit lagi.
Semua yang pecah berkeping-keping akan diutuhkan kembali. Secara
kekal semuanya akan membangun rumah yang sama dari eksistensi.
Semuanya saling dipisahkan dan diruntuhkan lagi. Yang selalu setia pada
diri sendiri adalah domba eksistensi.

    Pada setiap penantian, waktu dan eksistensi kembali mulai berputar
lagi . Lautan kehidupan tidak dapat melahirkan selain menjadi rahim dari
serentetan eksistensi. Itu pun selalu membaharui diri kembali secara kekal
dalam roda tertutup dan putar yang pasti.

    Dalam hukum kembali ke keabadian kekal tentu saja termasuk
manusia di dalamnya, baik manusia kecil maupun besar, baik pengecut,
baik, pemberani, maupun manusia super. "Manusia secara kekal kembali!
Manusia yang lebih najis, rendah akan kembali juga" , manusia super juga
akan kembali secara kekal karena keduanya ambil bagian dalam tari
irama kehendak kuasa dari kehidupan. Figur simbol dari yang "ya"
terhadap hidup yang terus berputar kembali secara abadi mempunyai
modelnya, yaitu Dionisius.

    Di sini kuletakkan Dionisius dari orang-orang Yunani, yaitu penegasan
"ya" tegar yang religius terhadap dunia dari dalam hidup tanpa satu titik
"tidak" pun. Dionisius adalah simbol waktu dari hidup yang penuh dan dari
penerimaannya yang riang terhadap hidup. Dionisius melambangkan
becoming       (menjadi)   hal-hal     yang    dalam   kebutuhan     serta
kemendesakannya menyatakan seluruhnya menjadi satu baik duka
nestapa maupun suka cita, ketakutan maupun keberanian, cinta maupun
dengki. Di samping itu Dionisius melambangkan pula kondisi manusia
super yang menerima semua ekspresi saling bertentangan dari eksistensi
dengan penuh syukur (BM 80).

   Dalam kerangka karyanya "Perubahan/penggantian nilai-nilai,"
Nietzsche secara sistematis menyusun perlawanan dan perang tanding
antara figur Dionisius dengan tokoh Kristus. Nietzsche mau
mengungkapkan motif yang menunjukkan ungkapan yang paling
menyeluruh dari nihilisme, sikap "tidak" terhadap hidup, roh menyerah,
takluk serta penyangkalan diri.

   Bisa dikatakan bahwa Dionisius adalah Tuhannya Nietzsche. Dalam
salah satu karyanya yang terakhir Nietzsche menulis, "Setelah mendapat
pukulan terberat palu dari Tuhan Yesus, juga setelah matinya Tuhan dari
orang-orang Kristiani, dewa-dewa baru masihlah mungkin muncul
(Nietzsche sendiri tiap kali mengingatkan naluri religius, yaitu naluri hidup
bagi dewa-dewa baru tersebut).

    Di sini Nietzsche melancarkan perang pembasmian melawan nilai-nilai
absolut serta melawan ideologi-ideologi pokok yang mendasari nilai-nilai
tersebut, yaitu filsafat, moral, agama, (Kristiani) .

    Tuduhan pokok Nietzsche terhadap filsafat, moral, agama Kristen yang
mendukung nilai-nilai absolut adalah karena ketiga-tiganya membentuk
dan membina dusta kolosal yang membelenggu umat manusia dan
menghalanginya untuk meneguk cawan kehidupan secara bebas. Ia
mengatakan dustalah kalau ada nilai-nilai mutlak lain di luar hidup ini,
dustalah nilai-nilai transenden di seberang hidup sekarang kini ini,
dustalah bila dikatakan bahwa ada jiwa/roh abadi dalam diri manusia,
dalam tubuhnya, dustalah bila dikatakan ada dunia akherat yang spiritual
di seberang dunia material yang ada di depan mata ini, dan terutama
dustalah bila ditegaskan bahwa manusia tidak mampu menjadi yang
tertinggi lantaran di atas manusia hanya ada Tuhan! (BM 81).

    Menurut Nietzsche, moral merupakan gumpalan kondisi-kondisi
pemelihara manusia-manusia malang, lemah sebagian atau gagal
seluruhnya. Dari buku ini jelaslah bahwa Nietzsche sebenarnya mau
memaklumkan perang terhadap moral karena moral merupakan wujud
paling laknat dari kehendak dusta yang mengajari untuk menilai rendah
dan meremehkan naluri-naluri dasariah pokok dari hidup.

    Moral hanya mengajar nilai-nilai dekaden, keruntuhan sebagai nilai-
nilai tertinggi. Moral mengajak untuk mendorong orang berlaku dan
melaksanakan tindak-tanduk muluk yang tidak ada karena tidak adalah
tindakan altruis itu, tidak ada pulalah tindakan suci. Moral mengajar
keutamaan-keutamaan yang tidak ada (jiwa, roh, kehendak bebas). Moral
juga mengajari hakekat-hakekat yang tidak ada, misalnya Tuhan,
malaekat. Moral mendidik manusia pada ordo yang tidak ada. Adakah
ordo moral di dunia dengan hadiah/pahala dan hukuman? Dengan semua
ajaran dan petunjuk dusta ini, moral merendahkan, malahan meniadakan:

a) nilai sungguh-sungguh dari tindakan manusia yaitu egoistis.
b) nilai tubuh.

c) tipe-tipe manusia yang sungguh-sungguh berharga, bernilai, naluri-
   naluri manusia yang berharga.

d) seluruh motif dan dasar hidup yang bertolak dari mau tahu.

    Cara berpikir di atas yang menjunjung tinggi salah satu macam
manusia, berjalan dan bekerja dari pengandaian absurd sebagai berikut:
memandang baik dan jahat sebagai realitas yang berlawanan satu sama
lain (dan bukan sebagai konsep pelengkap dari nilai yang sebenarnya
merupakan realitas), menasehati untuk memihak ke yang baik dengan
alasan merasa bahwa yang baik itu akan menolak dan menentang yang
jahat sampai ke akar dasarnya dan dengan begitu cara berpikir ini telah
menolak hidup dalam realitas yang mempunyai baik "ya" maupun "tidak"
dalam seluruh nalurinya. Barangkali tidak ada ideologi yang begitu
berbahaya selama ini selain kehendak untuk berbaik tersebut karena di
sini diluhurkan tipe manusia. Alim fanatik yang membawa hidup pada
keilahian; dan hanya ditunjuk kelakuan si alim sebagai kelakuan baik,
yang ilahi (Nietzsche, Framenti Postumi, hal. 260).

   Dalam seri karangan pendek lain, Nietzsche lebih agresif dan ganas
dalam mengecam moral. Ia mengatakan bahwa moral merupakan
kandang, sangkar, penjara yang memperkirakan dengan jeruji-jeruji besi
akan berguna bagi kebebasan yang tertutup ke dalam, tempat kubang
binatang-binatang yang menerima perjuangan dengan kebuasan roh yang
bernama "iman".

   Dalam kata pengantar karyanya Genealogia della Morale, Nietzsche
menulis bahwa kita memerlukan sebuah kritik terhadap nilai-nilai moral
yang mesti mulai dengan mempertanyakan nilai/harga diri nilai-nilai ini.

   Nietzsche mempertanyakan bahwa sampai hari ini mereka mempro-
pagandakan perkembangan kebahagiaan manusia padahal itu tidak lain
hanyalah ungkapan pemiskinan, degenerasi kehidupan; atau sebaliknya
mesti diwahyukan, diwartakan kepenuhan hidup sendiri, kekuatannya,
kehendak hidup itu, keberaniannya, kepastian dan jaminannya, masa
depan hidup itu sendiri (no 3). Terhadap pertanyaan-pertanyaan sendiri,
Nietzsche menjawab lebih dengan "suara perutnya daripada otaknya".

Nietzsche beranggapan bahwa sumber kesalahan berat dari nilai-nilai
mutlak adalah Plato yang merasa menemukan adanya Roh yang baik
dalam dirinya. Nietzsche menganggap bahwa metafisika mempunyai tiga
kepalsuan, yaitu:

a. Palsu terhadap diri sendiri
b. Palsu terhadap hal-hal yang ada.

c. Palsu terhadap manusia.

Palsu terhadap diri sendiri. Metafisika bersifat palsu terhadap diri sendiri
karena tidak tahu-menahu tentang motivasi sejati dari teori/ajaran yang
sungguh-sungguh.

Palsu terhadap hal-hal yang ada. Metafisika bersifat palsu terhadap hal-
hal yang ada karena menghantar masuk adanya hukum kedua dari
realitas, yaitu adanya idea, Tuhan, substansi terpisah, Roh mutlak, dan
seterusnya. Dengan itu metafisika meniadakan nilai-nilai, menghampakan
nilai efektif mereka.

Prinsip perlawanan yang mendukung kerangka pendapat dunia yang
sejati tempat pencarian, penapakan jalan ke sana tak bisalah
bertentangan dalam dirinya sendiri, tak bisalah merubah, tak mungkin
menjadi, tak mungkin pula mempunyai prinsip dan tujuannya sendiri.
Salahlah bila percaya pada ungkapan-ungkapan alasan ukuran realitas
untuk menguasai realitas demi memberi tanda kurung bagi realitas. Maka
semuanya merupakan bencana:

a. Bagaimana mungkin mampu membebaskan diri dari dunia palsu, dunia
    tidak sejati? Padahal hanya ada satu dunia ini

b. Bagaimana mungkin menjadi diri sendiri secara penuh apabila tidak
   menghormati dunia nyata ini?

c.Seluruh orientasi nilai-nilai berjalan ke arah "menjelek-jelekkan dan
   memfitnah hidup"

Karena itu, kelirulah metafisika manusia yang mau membuang "being
sejati" serta mau menindas (mengekang) afeksi, insting, naluri, kekuatan
kuasa, dan mereduksi semuanya ke kepala, akal budi, dan pikiran! Semua
yang berkait pada yang bukan rasio, yang bebas, yang naluriah, yang
dibenci oleh para metafisikawan aliran keliru tersebut. Konsekuensinya,
mereka menolak elemen fundamental dalam essere (ada pada dirinya
sendiri), dan menerima sebagai yang utama apa yang disebut rasionalitas
dan finalisme absolut.

    Di sini kita melihat Nietzsche memang mau membasmi agama yang
melawan hidup dan menggantinya dengan agama dari kehidupan (agama
dari Dionisius) dan berusaha menyingkirkan moral dekaden untuk
menggantinya dengan moral yang dinamis (moralitas manusia super).
Cara yang ditempuhnya adalah dengan melebur sampai ke akar-akarnya
filsafat   being/essere     yang   sama   dengan  metafisika  yang
membuahkan/menjadi semua filsafat yang menjauhkan diri dari bumi, ia
mau menggantinya dengan filsafat yang setia pada kehendak yang kuasa.
Filsafat tidak bisa lagi berkeinginan abstrak, tujuan-tujuan spekulatif tetapi
mesti menjadi praktis dan konkret.

   Filsuf-filsuf sejati adalah mereka yang memimpin/berkuasa
memerintah dan mampu menegaskan ini "harus hidup kembali!" harus
hidup begitu! Mereka mesti menentukan pertama-tama "ke mana" dan
"demi tujuan mana" manusia hidup dan begitu menawarkan lengkap
pokok-pokok dasar filsafat menuju masa depan di dalam dan melalui
tangan kreatif si manusia sendiri yang menjadi alat, gaman, piranti untuk
mencapai tujuan.

   "Mengerti" mereka mesti menjadi sama dengan mencipta! Penciptaan
mereka mesti menjadi penentuan hukum dari kehendak kebenaran yang
adalah kehendak kuasa.

   Fungsi sejati filsafat menurut Nietzsche mesti sama dengan peran
seni, yaitu sebagai hasil karya mendalam penciptaan/transformasi
material menjadi seni tetapi bukan demi indah sendiri tetapi demi
menjadikan cermin, pantulan kekuatan dahsyat manusia, cermin bias
kekuatan/daya hidup. Filsafat mesti mempunyai kekuatan dari dalam yang
magis yang:

• mampu mengubah setiap hal,

• mampu menilai lagi semua nilai,

• mampu membaharui lagi semua nilai,

• mampu membebaskan manusia dari semua belenggu metafisika, moral,
   Kristianisme, begitu rupa sehingga mampu berucap "lantang" yang
   tegar pada semua yang ada pula bila hal-hal tersebut di jaman lalunya
   merupakan hal terlarang, tidak dihargai dan dipandang jahat
   (berdosa).

Dalam salah satu karangan, Nietzsche menulis Seni Filsafat dengan
tugas rangkap tiga, yaitu (fungsi filsafat):

a. filsafat mesti menjadi penebusan bagi manusia dalam soal pemahaman
     (BM 90-91) dan problema eksistensi manusia.

b. filsafat mesti menjadi penebusan tindakan konkret manusia agar
   mampu menjadi daya hidup untuk menausia yang mau menjadi
   pahlawan dengan kekuatan kehendaknya.
c.filsafat mesti menjadi penebusan bagi orang-orang malang sebagai jalan
        masuk untuk mengangkat mereka yang menerima sengsara sebagai
        yang dikehendaki, dilahirkan menuju kesadaran bahwa sengsara itu
        kenikmatan.

      Model ideal filsuf seniman menurut Nietzsche adalah tokoh Dionisius.
   Dialah filsuf sejati, unik dan satu-satunya yang mengetahui mengambil
   bagian secara kreatif dalam tarian abadi kehidupan cerah masa
   mendatang. Dia juga mengetahui menempatkan dan menampilkan diri
   sebagai pencipta, sang pemberi pada segala apa yang ada. Demikianlah
   Nietzsche tidaklah kebetulan bila dalam bagian akhir tulisannya memilih
   memberi judul Dionysos Philosophos untuk bagian itu.

      Dengan judul tersebut, ia mau merangkum seluruh makna kegiatan
   sastranya sebagai berikut, "Tulisan-tulisanku, buku-bukuku, dari garis ke
   garis, dari baris ke baris merupakan pantulan-pantulan nyata dari
   kehendak hidup. Tulisan-tulisan itu merupakan hasil karya sang pencipta
   kehidupan, menjadi duta dari hidup itu sendiri".

5. Skeptisisme Epistemologis

   Nietzcshe berpendapat bahwa kebenaran adalah hasil konstruksi atau
   ciptaan manusia sendiri, yang berjiwa bagi mereka untuk melestarikan diri
   sebagai spesis. Pengetahuan dan kebearan sebagai perangkat yang
   efektif untuk mencapai tujuan bukan entitas yang trasenden dari manusia.
   Kebenaran ilmiah tidak mungkin efektif karena hasil konstruksi manusia
   dan selalau upaya melayani kepentingan dan tujuan tertentu manusia.

6. Kritik Nietzcshe Terhadap Rasionalitas dan Kebenaran

       Nietzsche tidak menghargai rasionalitas, bahkan mendekonstruksi
   rasionalitas dan menghargai klaim-klaim dogmatisnya sendiri untuk
   meruntuhkan dasar-dasar miliknya dan lebih banyak lebih baik
   wissenschaft atau kebudayaan.

      Untuk mudahnya kita akan memulainya dengan melihat pars
   construensnya yang merupakan konsep yang hidup tentang realitas.
   Dalam visinya, realitas itu muncul sebagai ledakan dahsyat dari kekuatan
   hidup. Nietzsche menyebutnya sebagai "sebuah kekuatan hebat tanpa
   awal dan tanpa akhir, sang keindahan yang membebaskan diri dari
   kekuatan cinta dan kebencian, suka cita dan duka, keberanian dan
   ketakutan, kebebasan dan ketundukan yang menyeruak keluar, yang
   membebaskan diri secara dahsyat tanpa aturan, tanpa kontrol apa pun.
Realitas merupakan hidup itu sendiri dalam semua ungkapannya yang
paling mencekam, menarik. Hidup itu sendiri merupakan kehendak untuk
berkuasa yang tak terukur, tak terbilang, tak mampu dikalkulasi.

   Nilai tertinggi bagi Nietzsche sama dengan kehendak untuk
berkuasa, lebih persis lagi sama dengan kualitas maksimal kuasa yang
berhasil direngkuh dan dimiliki oleh si manusia. Filsafatnya sama dengan
jawaban tak bersyarat untuk menjawab "ya" terhadap hidup yang
menggeser semua "tidak", semua larangan, dosa, dakwaan. Perbedaan
"ya" dan "tidak", positip dan negatif, baik dan buruk merupakan kejahatan
yang tidak bisa diampuni terhadap kehidupan.

    Berkata "ya" pada hidup merupakan suatu kekuatan. Mengatakan
"tidak" pada hidup merupakan penurunan derajad. Hidup adalah nihilisme.
Siapa pun yang berkata "ya" kepada hidup akan bebas termasuk juga bila
itu termasuk yang imoral. Yang menjawab "tidak" pada hidup itu termasuk
budak, juga bila itu termasuk sesuatu yang moral/baik.

   Untuk semua orang kuat dan alamiah, mereka membuat semuanya
bersama-sama dalam satu tindakan hidup baik cinta maupun benci, balas
budi atau balas dendam, kebaikan dan kemarahan, penolakan dan
pengiyaan. Bila baik, manusia perlu tahu juga yang jelek. Bila jelek, itu
disebabkan karena manusia tidak lagi tahu apa yang baik.

   Sebagaimana yang dirumuskan Zarathrusta, hukum tertinggi hidup
adalah perlu untuk "tenggang rasa" pada tiap "penolakan" atau
penerimaan dalam hidup. Kristianisme adalah racun terhadap nilai ini,
imoral, melawan hidup, melawan natura. Dalam konsepsi realitas
Nietzsche, nilai "baik" sebagai ketaatan terhadap hukum moral
dipandang sebagai "parasit," artinya hidup dengan memperalat kehidupan
sendiri, seperti benalu yang menghisap darah hidup, seperti epikuris yang
menikmati "kebahagiaan kecil" dengan menolak kebahagiaan besar yang
imoral.



    "Nilai baik" adalah kambing hitam insting nihil sebagai akibat berkata
tidak pada hidup "la sua affermazione piu attenuata e che non essere e
meglio di essere, che la vonta del nulla la piri valore della volonta di
vivere; quella piu rigorosa e che il nulla e la cosa piu desiderabile, che
questa viata, come opposto del nulla, e assolotamente priva di valore
(Nietzsche, hal 318). Lalu apa yang dimaksud Nietzsche dengan "HIDUP"
itu?

   Hidup yang selalu menjadi tema sentral Nietzsche mempunyai batas-
batas yang jelas, yaitu hidup di dunia ini, fisik, dalam tubuh karena tidak
ada dunia lain di luar dunia material, tidak ada pula hidup badani kita di
sini. Manusia lahir untuk berada di bumi ini (esistere sulla terra). Roh/jiwa
yang semestinya menjadi subjek eksisitensi di dunia sekarang itu tidak
ada. Manusia hanyalah yang bertubuh ini: "saya adalah si tubuh ini
seluruhnya tanpa yang lain."

    Dunia Nietzsche meluas, merangkum imanensi dunia ini. Memisahkan
dunia idea yang asli, yang sejati dengan dunia semu (di bumi ini)
merupakan dusta yang amat memalukan yang dibuat Plato dan
Kristianisme. Dunia hanya ada satu, yaitu yang ada di depan mata kita.
Dalam dunia ini tidak ada lagi tempat bagi Tuhan. Zarathrusta
mengatakan bahwa Tuhan sudah mati. Sesungguhnya Tuhan tidak
pernah ada karena tidak mampu ada.

   Tuhan sama dengan proyeksi kebutuhan-kebutuhan kaum lemah.
Tuhan ditemukan oleh jiwa yang lemah, jiwa yang sakit, yang diracuni
oleh perasaan-perasaan luhur melawan orang-orang yang benar-benar
sehat, kuat, dan kuasa.

    Tuhan adalah hasil kreasi manusia sebagaimana dewa-dewa yang lain
pula. Derita dan ketidakmampuanlah yang menciptakan semua yang suci
di seberang dunia nyata ini. Manusia kelelahan karena menari sendiri
dengan meloncat-loncatkan kakinya ke maut untuk menggapai puncak,
kelelahan karena tidak memahami yang disebabkan karena tidak mampu
mengingini. Tubuhlah yang menentukan langkah-langkah dan bukan jari
telunjuk yang menunjuk ke atas.

   Dunia manusia dan dunia non manusia, dunia yang dikejar sebagai
adikodrati itu tidak lain adalah surga dari ketiadaan yang merupakan
rahim dari Ada, Being. Hanyalah si sakit, si lemah yang meremehkan
tubuh dan kehidupan, serta menggantinya dengan surga dan tetesan
darah penebusan namun toh akhirnya tetap memutuskan hubungan
mereka dari tubuh mereka sendiri serta dari bumi (dalam ketiadaan).

   Hidup ini ada dalam perjalanan gemilangnya melalui satu jurusan
perkembangan dari tahap manusia. Super manusia adalah makna dari
bumi ini. Kehendak berseru: manusia super adalah arti dari bumi
(Nietzsche, idem hal 6) dan inilah undangan dari Nabi Zarathrusta untuk
umat manusia ( BM, 78).

    Zarathrusta mau mengajar umat manusia mengenai makna dari
keberanian mereka yang tidak lain adalah manusia super. Hidup,
kehendak berkuasa, mengekspresikan diri paling puncak pada manusia
super. Di sana nilai seluruhnya mewujudkan diri, menemukan realisasinya
yaitu menjadikan kehendak kuasa mengada dan diadakan dalam
ketegangan-ketegangan yang agresif dan meledak-meledak dalam jatung
      hati manusia.

Kesimpulan

    Filsafat Nietzsche banyak membahas mengenai kehidupan. Dalam filsafat
Nietzsche disebutkan bahwa hidup adalah sebuah penderitaan. Dalam filsafat ini
diuraikan mengenai hal-hal apa saja yang dibutuhkan oleh manusia dalam
menghadapi kehidupan yang merupakan penderitaan itu. Dalam filsafat ini
dijelaskan mengenai moral. Moral yang ada tentang kebaikan umum berbeda
dengan moral yang ada pada Kristianitas. Selain itu, Nietzsche juga banyak
membahas mengenai Kekuatan. Menurut Nietzsche kekuatan adalah hal yang
dibutuhkan setiap masyarakat untuk tetap bertahan. Orang yang kuat adalah
orang tidak menyerah pada paham martabat.

   Dalam filsafat Nietzsche juga disebutkan bahwa moralitas ada dua, yaitu
moralitas tuan dan moralitas budak. Moralitas tuan pada awalnya adalah
moralitas yang baik. Yang menganut moralitas tuan adalah kaum yang kuat
sedangkan yang menganut moralitas budak adalah kaum yang lemah. Pada
awalnya kaum kuat berada di atas. Namun, semakin lama mereka semakin
menerima pula moralitas budak. Sehingga kaum yang kuat semakin berkurang
jumlahnya. Akibatnya kaum yang lemah menjadi semakin banyak dan pada
akhirnya mereka yang lemah dan tertindas ini membalikkan keadaan. Sehingga
moralitas tuan yang tadinya dianggap moralitas yang baik berganti menjadi
moralitas yang buruk, begitu pula sebaliknya.

   Meskipun tidak semua pemikiran Nietzsche dapat diterima, namun ia tetap
diakui sebagai pemikir besar, karena ia mengajukan berbagai permasalahan
yang orisinil yang belum dipertanyakan sebelumnya. Diantara sekian banyak
pemikir yang terpengaruh oleh Nietzsche mungkin Jacques Derrida termasuk
yang paling jelas dan dalam pengaruhnya. Pengaruh ini terlihat pada metode
dekonstruksi penolakannya pada kebenaran objektif dan universal, anti
fundasionalisme, skeptisisme, anti metafisika, dll.

More Related Content

What's hot

Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilakuFaktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilakuLingga - Universitas Riau
 
Bab v harmoni kewajiban dan hak negara ddan warga negara
Bab v harmoni kewajiban dan hak negara ddan warga negaraBab v harmoni kewajiban dan hak negara ddan warga negara
Bab v harmoni kewajiban dan hak negara ddan warga negaraSyaiful Ahdan
 
Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa
Perkmbangan jiwa keagamaan dewasaPerkmbangan jiwa keagamaan dewasa
Perkmbangan jiwa keagamaan dewasaNailiamani Aman
 
Islam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanIslam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanzahfath06
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialDiana Amelia Bagti
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Tri Widodo W. UTOMO
 
Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) pptEtika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) pptAisyah Turidho
 
Presentasi Sistem Visual (Leonart M, Ridwan Panji L, Putri Septiani)
Presentasi Sistem Visual (Leonart M, Ridwan Panji L, Putri Septiani)Presentasi Sistem Visual (Leonart M, Ridwan Panji L, Putri Septiani)
Presentasi Sistem Visual (Leonart M, Ridwan Panji L, Putri Septiani)LeonartMaruli
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianAfra Balqis
 
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatifPerbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatifAnNa Luph Black
 
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam Asnita Meydelia C K
 
Persepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docPersepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docNofrida Atika
 
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalam
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalamMengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalam
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalamPKN STAN
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freudelmakrufi
 
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Ria Widia
 

What's hot (20)

Persepsi Sosial
Persepsi SosialPersepsi Sosial
Persepsi Sosial
 
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilakuFaktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
 
Perbedaan Ilmu Alam dan Sosial
Perbedaan Ilmu Alam dan SosialPerbedaan Ilmu Alam dan Sosial
Perbedaan Ilmu Alam dan Sosial
 
Bab v harmoni kewajiban dan hak negara ddan warga negara
Bab v harmoni kewajiban dan hak negara ddan warga negaraBab v harmoni kewajiban dan hak negara ddan warga negara
Bab v harmoni kewajiban dan hak negara ddan warga negara
 
Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa
Perkmbangan jiwa keagamaan dewasaPerkmbangan jiwa keagamaan dewasa
Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa
 
Islam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanIslam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaan
 
Penalaran deduktif 27/12/13
Penalaran deduktif 27/12/13Penalaran deduktif 27/12/13
Penalaran deduktif 27/12/13
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
 
Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) pptEtika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
 
Psikologi remaja
Psikologi remajaPsikologi remaja
Psikologi remaja
 
Presentasi Sistem Visual (Leonart M, Ridwan Panji L, Putri Septiani)
Presentasi Sistem Visual (Leonart M, Ridwan Panji L, Putri Septiani)Presentasi Sistem Visual (Leonart M, Ridwan Panji L, Putri Septiani)
Presentasi Sistem Visual (Leonart M, Ridwan Panji L, Putri Septiani)
 
Memahami Gender
Memahami GenderMemahami Gender
Memahami Gender
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatifPerbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
 
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
 
Persepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docPersepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - doc
 
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalam
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalamMengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalam
Mengintegrasikan islam, iman, dan ihsan dalam
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
 
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
 

Similar to NIETZSCHE

Sejarah Filsafat Barat Modern
Sejarah Filsafat Barat ModernSejarah Filsafat Barat Modern
Sejarah Filsafat Barat ModernErni Setyaningsih
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologippi51
 
Rasionalisme
RasionalismeRasionalisme
Rasionalismeaini_26
 
FRIEDRICH NIETZSCHE
FRIEDRICH NIETZSCHEFRIEDRICH NIETZSCHE
FRIEDRICH NIETZSCHEBiqqi Amir
 
Sejarah Perkembangan Teori Sosiologi.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Sosiologi.pptSejarah Perkembangan Teori Sosiologi.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Sosiologi.pptBngAndId94
 
Makalah Pemikiran Politik
Makalah Pemikiran PolitikMakalah Pemikiran Politik
Makalah Pemikiran PolitikWiwit Alfyan
 
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissancePsikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissanceTri Astuti Utomo (iyas)
 
Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)
Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)
Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)Elok Darojatin
 
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptSEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptashrafkhairulAzam
 
MANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGER
MANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGERMANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGER
MANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGERKuliahMandiri.org
 
ALIRAN FILSAFAT HUKUM TATA NEGARA DEMOKRASI
ALIRAN FILSAFAT HUKUM TATA NEGARA DEMOKRASIALIRAN FILSAFAT HUKUM TATA NEGARA DEMOKRASI
ALIRAN FILSAFAT HUKUM TATA NEGARA DEMOKRASIeunoniastore
 
Pengantar PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
Pengantar PSIKOLOGI ABNORMAL.pptPengantar PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
Pengantar PSIKOLOGI ABNORMAL.pptashrafkhairulAzam
 
Tugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat Modern
Tugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat ModernTugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat Modern
Tugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat Modernfigo96
 
Sejarah recovery dalam kesehatan jiwa
Sejarah recovery dalam kesehatan jiwaSejarah recovery dalam kesehatan jiwa
Sejarah recovery dalam kesehatan jiwaBagus Utomo
 

Similar to NIETZSCHE (20)

Astina edisi 2
Astina edisi 2Astina edisi 2
Astina edisi 2
 
Sejarah Filsafat Barat Modern
Sejarah Filsafat Barat ModernSejarah Filsafat Barat Modern
Sejarah Filsafat Barat Modern
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologi
 
4086793.ppt
4086793.ppt4086793.ppt
4086793.ppt
 
Rasionalisme
RasionalismeRasionalisme
Rasionalisme
 
FRIEDRICH NIETZSCHE
FRIEDRICH NIETZSCHEFRIEDRICH NIETZSCHE
FRIEDRICH NIETZSCHE
 
Konsep ilmu
Konsep ilmuKonsep ilmu
Konsep ilmu
 
Sekularisasi Agama
Sekularisasi AgamaSekularisasi Agama
Sekularisasi Agama
 
Sejarah Perkembangan Teori Sosiologi.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Sosiologi.pptSejarah Perkembangan Teori Sosiologi.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Sosiologi.ppt
 
Makalah Pemikiran Politik
Makalah Pemikiran PolitikMakalah Pemikiran Politik
Makalah Pemikiran Politik
 
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissancePsikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
 
Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)
Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)
Kemerdekaan Berfikir (the freedom of thinking)
 
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptSEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
 
Buku komunis-musuh-islam
Buku komunis-musuh-islamBuku komunis-musuh-islam
Buku komunis-musuh-islam
 
MANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGER
MANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGERMANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGER
MANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGER
 
ALIRAN FILSAFAT HUKUM TATA NEGARA DEMOKRASI
ALIRAN FILSAFAT HUKUM TATA NEGARA DEMOKRASIALIRAN FILSAFAT HUKUM TATA NEGARA DEMOKRASI
ALIRAN FILSAFAT HUKUM TATA NEGARA DEMOKRASI
 
Pengantar PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
Pengantar PSIKOLOGI ABNORMAL.pptPengantar PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
Pengantar PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
 
Tugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat Modern
Tugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat ModernTugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat Modern
Tugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat Modern
 
Sejarah recovery dalam kesehatan jiwa
Sejarah recovery dalam kesehatan jiwaSejarah recovery dalam kesehatan jiwa
Sejarah recovery dalam kesehatan jiwa
 
Filsafat zaman modern
Filsafat zaman modernFilsafat zaman modern
Filsafat zaman modern
 

More from swirawan

Kode etik psikologi 2010
Kode etik psikologi 2010Kode etik psikologi 2010
Kode etik psikologi 2010swirawan
 
Kode etik himpsi terbaru
Kode etik himpsi terbaruKode etik himpsi terbaru
Kode etik himpsi terbaruswirawan
 
Anggaran rumah tangga himpsi
Anggaran rumah tangga himpsiAnggaran rumah tangga himpsi
Anggaran rumah tangga himpsiswirawan
 
Anggaran dasar himpsi
Anggaran dasar himpsiAnggaran dasar himpsi
Anggaran dasar himpsiswirawan
 
Ad art himpsi 2010
Ad art himpsi 2010Ad art himpsi 2010
Ad art himpsi 2010swirawan
 
66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres
66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres
66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongresswirawan
 
Kode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdfKode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdfswirawan
 
Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010swirawan
 
Poster sekolah alam donasi
Poster sekolah alam donasiPoster sekolah alam donasi
Poster sekolah alam donasiswirawan
 
Rundown kophi class 1 media dan penulisan
Rundown kophi class 1 media dan penulisanRundown kophi class 1 media dan penulisan
Rundown kophi class 1 media dan penulisanswirawan
 
Tor launching sekolah alam phbs
Tor launching sekolah alam phbsTor launching sekolah alam phbs
Tor launching sekolah alam phbsswirawan
 
Tor launching sekolah alam sesi dongeng gizi seimbang 1
Tor launching sekolah alam sesi dongeng gizi seimbang 1Tor launching sekolah alam sesi dongeng gizi seimbang 1
Tor launching sekolah alam sesi dongeng gizi seimbang 1swirawan
 
Tor launching sekolah alam praktik penyaringan air kotor
Tor launching sekolah alam praktik penyaringan air kotorTor launching sekolah alam praktik penyaringan air kotor
Tor launching sekolah alam praktik penyaringan air kotorswirawan
 
Sertif kophi class pdf
Sertif kophi class pdfSertif kophi class pdf
Sertif kophi class pdfswirawan
 
Juknis panitia kophi class 1
Juknis panitia kophi class 1Juknis panitia kophi class 1
Juknis panitia kophi class 1swirawan
 
Proposal launching sekolah alam
Proposal launching sekolah alam Proposal launching sekolah alam
Proposal launching sekolah alam swirawan
 
Juknis launching
Juknis launchingJuknis launching
Juknis launchingswirawan
 
Contoh lpj psdm 2016
Contoh lpj psdm 2016Contoh lpj psdm 2016
Contoh lpj psdm 2016swirawan
 
076 permohonan bantuan act.pdf
076  permohonan bantuan act.pdf076  permohonan bantuan act.pdf
076 permohonan bantuan act.pdfswirawan
 
Susunan acara elc
Susunan acara elcSusunan acara elc
Susunan acara elcswirawan
 

More from swirawan (20)

Kode etik psikologi 2010
Kode etik psikologi 2010Kode etik psikologi 2010
Kode etik psikologi 2010
 
Kode etik himpsi terbaru
Kode etik himpsi terbaruKode etik himpsi terbaru
Kode etik himpsi terbaru
 
Anggaran rumah tangga himpsi
Anggaran rumah tangga himpsiAnggaran rumah tangga himpsi
Anggaran rumah tangga himpsi
 
Anggaran dasar himpsi
Anggaran dasar himpsiAnggaran dasar himpsi
Anggaran dasar himpsi
 
Ad art himpsi 2010
Ad art himpsi 2010Ad art himpsi 2010
Ad art himpsi 2010
 
66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres
66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres
66022436 draft-kode-etik-himpsi-2010-bahan kongres
 
Kode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdfKode etik psikologi pdf
Kode etik psikologi pdf
 
Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010Kode etik psikologi himpsi 2010
Kode etik psikologi himpsi 2010
 
Poster sekolah alam donasi
Poster sekolah alam donasiPoster sekolah alam donasi
Poster sekolah alam donasi
 
Rundown kophi class 1 media dan penulisan
Rundown kophi class 1 media dan penulisanRundown kophi class 1 media dan penulisan
Rundown kophi class 1 media dan penulisan
 
Tor launching sekolah alam phbs
Tor launching sekolah alam phbsTor launching sekolah alam phbs
Tor launching sekolah alam phbs
 
Tor launching sekolah alam sesi dongeng gizi seimbang 1
Tor launching sekolah alam sesi dongeng gizi seimbang 1Tor launching sekolah alam sesi dongeng gizi seimbang 1
Tor launching sekolah alam sesi dongeng gizi seimbang 1
 
Tor launching sekolah alam praktik penyaringan air kotor
Tor launching sekolah alam praktik penyaringan air kotorTor launching sekolah alam praktik penyaringan air kotor
Tor launching sekolah alam praktik penyaringan air kotor
 
Sertif kophi class pdf
Sertif kophi class pdfSertif kophi class pdf
Sertif kophi class pdf
 
Juknis panitia kophi class 1
Juknis panitia kophi class 1Juknis panitia kophi class 1
Juknis panitia kophi class 1
 
Proposal launching sekolah alam
Proposal launching sekolah alam Proposal launching sekolah alam
Proposal launching sekolah alam
 
Juknis launching
Juknis launchingJuknis launching
Juknis launching
 
Contoh lpj psdm 2016
Contoh lpj psdm 2016Contoh lpj psdm 2016
Contoh lpj psdm 2016
 
076 permohonan bantuan act.pdf
076  permohonan bantuan act.pdf076  permohonan bantuan act.pdf
076 permohonan bantuan act.pdf
 
Susunan acara elc
Susunan acara elcSusunan acara elc
Susunan acara elc
 

NIETZSCHE

  • 1. Friedrich Nietszche FRIEDRICH NIETZSCHE: MEMUTARBALIKKAN NILAI-NILAI Alasan pemilihan Filsafat Nietzsche sebagai tema tulisan ilmiah ini adalah ketertarikan untuk mengetahui lebih banyak tentang sejarah kehidupan Nietszche dan pemikirannya. Terutama adalah untuk mengetahui tentang pengaruhnya terhadap pemikiran Posmodernis. Bagaimana ia dapat memiliki pemikiran-pemikiran yang menolak filsuf-filsuf sebelum dirinya, siapakah orang- orang yang mempengaruhi pemikiran-pemikirannya, mengapa ia memiliki penolakan yang seakan radikal terhadap agama. Selain hal di atas, pemilihan tema ini juga didasarkan pada data yang cukup mengenai sejarah hidup Nietzsche. A. Riwayat Hidup Singkat Nietzsche merupakan tokoh yang menggali makna hidup manusia. Ia akhirnya menemukan bahwa eksistensi manusia berakhir pada absurditas. Ia melihat bahwa nilai-nilai yang dihayati manusia itu berasal dari kaum lemah
  • 2. yang akhirnya melemahkan dan memperbudak manusia sejati. Karena itu, nilai-nilai yang sekarang dihayati manusia harus dirombak dan harus digantikan dengan nilai-nilai yang berasal dari kehendak manusia yang berkuasa. Nilai-nilai moral, religius itu omong kosong karena yang ada hanyalah nilai-nilai material, badani, duniawi. Marilah kita menyimak bagaimana filsuf ini mengemukakan pandangan-pandangan dan usahanya yang sangat revolusioner itu. Friedrich Nietzshe lahir di Rohen Jerman pada tanggal 15 Oktober tahun 1844, lahir di Rocken, Prusia, Jerman Timur, di lingkungan keluarga Kristen yang taat. Ayahnya seorang pendeta Lutheran terkemuka dengan garis kependetaan yang terwaris dari turun temurun dari keluarga ayahnya. Kakeknya adalah pedeta Gereja Lutheran yang menduduki jabatan cukup tinggi, sementara ibunya juga seorang penganut Kristen yang taat. Nietzcshe menjadi anak yatim pada saat usianya 5 tahun, ibu, nenek, kakak-kakaknya serta tantenya yang memelihara dan mendidiknya. Sehingga dia tumbuh seperti pendeta cilik yang menghormati keteraturan, kerapihan dan kejujuran. Ia membenci teman-teman yang nakal, suka mencuri serta merusak milik orang lain. Di Univiersitas ia terkenal sebagai seorang peminat seni klasik dan mahasiswa filologi. Usia 18 tahun, ia mulai kehilangan kepercayaannya pada agama Kristen dan mulai mencari Tuhan dan kepercayaan baru. Sejalan dengan itu gaya hidupnyapun berubah total, ia mulai hidup bebas, tidak beraturan, pesta pora, mabuk-mabukan dan memuaskan hasrat seksualnya. Beberapa waktu kemudian, ia kembali menjadi seorang agamis, yang mengatakan bahwa orang yang minum bir dan menghisap tembakau tidak memiliki pangan yang jernih dan pemikiran yang mendalam. Tahun 1865, ia membeli buku Schopenhauer, Die Welt als Wille und Vorstellung (1818) atau The World as Will and Idea (Dunia sebagai kehendak dan Ide). Buku ini memberikan semangat dan menghasilkan pemikiran spektakuler. Usia 23 tahun, ia bergabung dengan tentara untuk ikut perang tapi karena kesehatannya tidak mendukung ia kembali ke dunia ilmiah dan akademik. Tahun 1869, usia 25 tahun, ia menjadi guru besar Filologi di Universitas Basel Swiss, ia sangat mengagumi musikus Richard Wagner. Disini dia bersahabat dengan Richard Wagner dan istrinya Cosima seorang komponis masyhur. Kemudian Nietzcshe membencinya karena Wagner dianggap tetap menjunjung tinggi agama. Tahun 1879, Nietzshe terpaksa pensiun karena sakit-sakitan lalu pindah ke Swiss. Sesudah itu, ia menggelandang di Swiss, Italia, dan Prancis. Pada tahun 1889 ia sakit jiwa di Torino, Italia lalu dipelihara oleh ibu dan kakaknya. Pada tahun 1900 ia meninggal setelah 10 tahun menderita sakit.
  • 3. B. Karya-karya Nietzsche Karya-karya Nietszche dari tahun 1879-1910 adalah: 1. 1872 : D Geburt der Tragödie/ The Birth of Tragedy (Kelahiran tragedi) 2. 1873-1876 : Unzeitgemässe Betrachtungen (Pandangan non- kontemporer) 3. 1878-1880 : Menschliches, Allzumenschliches/ Human all, to Human (Manusiawi, terlalu manusiawi) 4. 1881 : Morgenröthe/ The Dawn of Day (Merahnya pagi) 5. 1882 : Die fröhliche Wissenschaft/ The Joyfull Wisdom (Ilmu yang gembira) 6. 1883-1885 : Also sprach Zarathustra (Maka berbicaralah Zarathustra Buku ini menyampaikan gagasan utamanya "Manusia Unggul dan Pengulangan Abadi" 7. 1886 : Jenseits von Gut und Böse (Melampaui kebajikan dan kejahatan) 8. 1887 : Zur Genealogie der Moral/ The Genecology of Moral (Mengenai silsilah moral) 9. 1888 : Der Fall Wagner (Hal perihal Wagner) 10. The Anti Crist, 1888 11. 1889 : Götzen-Dämmerung (Menutupi berhala) 12. 1889 : Der Antichrist (Sang Antikristus)
  • 4. 13. 1889 : Ecce Homo (Lihat sang Manusia) 14. 1889 : Dionysos-Dithyramben 15. 1889 : Nietzsche contra Wagner 16. 1910 : The Will to Power diterbitkan Anumerta, 1910 Buku-buku ini di tulis pada masa ia berkelana untuk mengobati berbagai penyakit yang dideritanya dan masa frustasi. Tahun 1888, ia didiagnosa gila oleh dokter karena tingkahlakunya makin aneh dan tahun 1900, ia meninggal dan tulisan-tulisannya berhasil di sunting oleh kakaknya Elizaberth. C. Kutipan Nietzsche 1. "Saya bukan seorang manusia, saya adalah sebuah dinamit!" 2. "Yang penting bukanlah kehidupan kekal (das ewige Leben), melainkan kekal-nya 'yang menghidupkan' (die ewige Lebendigkeit)! " 3. "Tuhan sudah mati" D. Latar Belakang Filosofi Nietzsche Filsafat Nietzsche banyak dipengaruhi oleh tokoh-tokoh yang ia kagumi dan para filsuf sebelum dirinya. Selain itu, Filsafatnya juga dipengaruhi oleh unsur filologis yang berisi tentang Yunani. Hal ini dikarenakan oleh ketertarikannya terhadap filologi yang bercerita tentang legenda-legenda Yunani. Dan juga Filsafat Nietzsche adalah filsafat cara memandang 'kebenaran' atau dikenal dengan istilah filsafat perspektivisme. Nietzsche juga dikenal sebagai "sang pembunuh Tuhan" (dalam Also sprach Zarathustra). Ia memprovokasi dan mengkritik kebudayaan Barat di zaman-nya (dengan peninjauan ulang semua nilai dan tradisi atau Umwertung aller Werten) yang sebagian besar dipengaruhi oleh pemikiran Plato dan tradisi kekristenan (keduanya mengacu kepada paradigma kehidupan setelah kematian, sehingga menurutnya anti dan pesimis terhadap kehidupan). Walaupun demikian dengan kematian Tuhan berikut paradigma kehidupan setelah
  • 5. kematian tersebut, filosofi Nietzsche tidak menjadi sebuah filosofi nihilisme. Justru sebaliknya yaitu sebuah filosofi untuk menaklukan nihilisme (Überwindung der Nihilismus) dengan mencintai utuh kehidupan (Lebensbejahung), dan memposisikan manusia sebagai manusia purna Übermensch dengan kehendak untuk berkuasa (der Wille zur Macht). Dalam filsafat Nietzsche dijelaskan bahwa hidup adalah penderitaan dan untuk menghadapinya kita memerlukan seni. Seni yang dimaksud oleh Nietzsche ada dua jenis, yaitu Apolline dan Dionysian. Sehingga Nitzsche mengagumi Richard Wagner yang ikut mempengaruhi gaya filsafatnya. Oleh karena itu Nietzsche dikenal sebagai filsuf seniman (Künstlerphilosoph) dan banyak mengilhami pelukis modern Eropa di awal abad ke-20, seperti Franz Marc, Francis Bacon,dan Giorgio de Chirico, juga para penulis seperti Robert Musil, dan Thomas Mann. Menurut Nietzsche kegiatan seni adalah kegiatan metafisik yang memiliki kemampuan untuk me-transformasi-kan tragedi hidup. 1. Tuhan Sudah Mati (God is Dead) Gilles Deleuze dalam bukunya, Filsafat Nietzcshe, 2002, mengemukakan bahwa frasa Nietzcshe yang terkenal Tuhan telah mati dan dianggap sebagai bukti bahwa Nietzcshe ateisme. Nietzcshe adalah seorang pemikir Jerman yang menyebut dirinya sendiri sebagai seorang pemikir yang terlalu awal lahir sehingga pemikir-pemikir tidak terkenal dan tidak dapat dipahami orang-orang dimasa hidupnya. Tuhan mati dan yang membunuhnya adalah manusia sendiri. Konsep ini sebenanrnya tidak aneh, karena memiliki persamaan dengan kematian Yesus. "Gott ist tot! Gott bleib tot! Und wir haben ihn getotet!, lihat Aforisme No. 125: 95-96, Nietzcshe 1990: 181-182) "Tuhan sudah mati, Tuhan terus mati dan kita semua telah membunuhnya". Nietzcshe menganggap bahwa kepercayaan manusia Barat pad aTuhanlah yang merupakan pangkal semua kemunduran dan taglid buta masyarakat. Dengan mematikan Tuhan, Nietzcshe berharap dapat menjadikan manusia sebagai manusia unggul yang menentukan segalanya berdasarkan kemauannya sendiri. Setelah membunuh Tuhan akan timbul kekosongan nilai-nilai universal yang berlaku, kondisi kekosongan inilahyang disebut Nietzcshe dengan nihilisme. Untuk mengubah kondisi kekosongan nilai-nilai itu diperlukan keberanian untuk menjadikan semua potensi dan kemauan manusia untuk mengatasi semua keterbatasannya. Potensi dan semua kemampuan manusia yang ada di dalam dirinya itulah yang disebut Nietzcshe dengan Ubermensch. Kepercayaan pada Tuhan dalam pandangan Nietzcshe menunjukkan kelemahan manusia itu.
  • 6. 2. Nihilisme Nihilisme dapat diartikan sebagai ketiadaan makna serta penolakan pada nilai-nilai absolut, karena itu yang ada adalah kekosongan nilai-nilai. "Nich ist wahr, alles ist erlaubt" Tidak ada sesuatu yang benar, segalanya diperbolehkan (Genecollogy, 1996: 121) sehingga pernyataan dan pengakuan akan kebenaran dalam pandangan Nietzcshe adalah palsu. Dalam mengatasi nihilisme manusia harus menciptakan nilai-nilainya sendiri dengan mengadakan pembalikan nilai-nilai (transvaluation of all values), pembalikan nilai-nilai ini sebagai bukti kekuatan semnagat untuk menjadi manusia unggul. Pemikiran Nietzsche bisa diringkaskan sebagai eksistensi manusia lama itu nihilisme, maka mesti diperbaharui. Nihilisme merupakan paham pemikiran yang menyatakan bahwa makna hidup manusia berakhir dalam ketanpaartian. Dalam pemikiran Nietzsche paham ini dipuncakkan dengan menunjukkan nihilisme nilai-nilai yang ada dan ia mewartakan nilai-nilai baru yang harus dihayati secara baru dengan moral baru yang bertolak pada manusia eksistensial secara baru pula. Secara sepintas nihilismenya mempunyai arti yang sama dengan usaha melenyapkan - memusuhi nilai-nilai. Baginya nihilisme berarti melenyapkan nilai-nilai imanen, fisik, sejarah, material dengan cara menegaskan berlakunya nilai-nilai absolut, langgeng. Dengan demikian nilai-nilai yang kita pandang absolut, langgeng itu berlaku sebaliknya bagi Nietzsche. Dalam kerangka nilainya, Nietzsche bertitik tolak dari suatu pandangan revolusioner, yaitu bahwa nilai-nilai absolut (nilai-nilai rohani), transenden dan seterusnya itu benar-benar memalukan, melemahkan manusia sejati yang merupakan kumpulan nilai remeh dan lemah yang diajarkan kaum imam dan penguasa yang mengajak umat manusia untuk baik, tunduk, rendah hati sehingga membuat manusia seperti unta yang mesti membawa semua beban kehidupan di punggungnya. Bagi Nietzsche sebenarnya hanya ada nilai-nilai otentik yang sejati, yaitu nilai-nilai material, nilai-nilai tubuh, nilai-nilai hidup, nilai-nilai dari bumi ini di dunia ini. Nietzsche sendiri sebelum meninggal berkata bahwa dalam seluruh hidupnya ia mempunyai satu tujuan, yaitu melenyapkan nilai-nilai transenden, rohani yang menjadi dasar kebudayaan Barat dan mau melaksanakan penggantian nilai-nilai. Dengan itu ia mau memulai suatu kebudayaan baru "dengan bangkit kembali, menapak selangkah lebih tinggi dari keadaan dan pandangan hidup yang lemah dan sakit menuju
  • 7. tapak konsep-konsep yang lebih sehat, menuju nilai-nilai kepastian dan kekayaan diri pribadi dalam hidup yang penuh. Sayalah guru itu dan dengan kepalan tanganku, aku siap merobek nilai-nilai yang melemahkan untuk menggantinya". Semua karangan dan tulisan dari tahun 1888-1889 mengarah ke ambisi tersebut sebagai karya sistematis tentang nihilisme nilai-nilai dan usaha penggantiannya (sampai ia sendiri lalu tidak waras). Jika ditelusuri, ada dua bentuk pemikiran dalam jalan pemikiran nihilisme Nietzsche. Di satu pihak, pemikirannya bersifat merombak, mendobrak, dan menghancurkan (una pars destruens). Di sini yang menonjol adalah pola pemikiran untuk memusnahkan nilai-nilai kekal, absolut dengan seluruh wujud-wujudnya yang diketahui terutama moral, agama, dan filsafat yang mendukung sistem nilai absolut tersebut. Ia menyerangnya dengan sistematis dan garang. Di lain pihak pemikirannya mempunyai pola membangun (una pars construens) yang meliputi uraian teori baru tentang nilai-nilai lalu disusul konsepsi baru mengenai realitas (itu berarti konsepsi vital dan dionisius). Dari empat buku pokoknya, tiga buku ditulis untuk pola yang pertama, yaitu merombak nilai-nilai absolut dan satu buku untuk pola yang kedua, yaitu untuk membangun dasar nilai-nilai baru. Seluruh karyanya berjudul Volontadi Potenza (Kehendak untuk Berkuasa) atau Transvalutasi (Penggantian Semua Nilai). Ia merencanakan membagi Transvalutasi dalam : Buku I : Antichrist, sebagai usaha untuk mengritik habis-habisan Kristianisme. Buku II : Roh yang Merdeka (Lo Spirito Libero), sebagai kritik terhadap filsafat yang merupakan usaha yang nihil. Buku III :The Immoralist, sebagai kritik terhadap moral yang merupakan ketidaktahuan yang paling kekanak-kanakan. Buku IV: Dionisius, sebagai sebuah filsafat tentang kembalinya keabadian. Ia membuat strategi yang cukup pintar dengan menjual pemikiran pertamanya di pasar, lalu nilai-nilai barunya ia masukkan untuk mengganti nilai-nilai lama yang mau dibasminya. 3. Kembalinya Segala Sesuatu Ada 2 konsep penting yang dikemukakan Nietzcshe melalui bukunya Thus Spake Zarathustra, 1884 yaitu Kembalinya Segala Sesuatu (eternal
  • 8. recurrence of the same) atau pengulangan abadi serta uberbermensch (overman, superman). Nietzcshe menyatakan bahwa segala sesuatu pergi segala sesuatu datang kembali berputarlah roda hakekat itu secara abadi. Konsep ini juga mengemukakan tentang alam yang tidak berawal dan berakhir. Masa depan kita ditentukan sendiri oleh pikiran-pikiran tindakan kita sekarang. Alasannya adalah karena ini dapat mendorong manusia untuk mencari kebahagiaan dalam hidup karena kebahagiaan itu kelak berulang lagi sehingga manusia tidak perlu takut mati. (lihat Vattiono, 2002:107). 4. Ubermensch Ubermensch adalah manusia super yang menentukan sendiri makna dan tujuan hidupnya, sebagai pengganti manusia yang ditentukan oleh Tuhan yang sudah mati. Ada istilah lain yang sama maksudnya dengan konsep ubermensch Nietzsche yaitu der letzte mensch atau the last man atau manusia terakhir. Manusia unggul adalah upaya untuk mencapai terus menerus keunggulan manusia. Tracy B. Strong menjelaskan bahwa sikap Zarathustra dibentuk dari sintesa Yesus dengan Socrates. Socrates kritis terhadap kebiasaan- kebiasaan lokal yang ada pada kebudayaan yunani dengan metode dialektis yang menyatakan tidak pada segala sesuatu. Yesus tumbuh besar dilingkungan kekafiran. Super manusia adalah manusia yang tahu mengikuti dan langsung sambung pada irama tari hidup. Dialah yang menerima seluruhnya, dialah yang menghargai seluruhnya, dialah yang mengagungkan seluruhnya, dialah yang tidak pernah menolak apa-apa yang dianugerahkan oleh hidup yaitu baik maupun buruk, indah maupun buruk, suka maupun duka. Super manusia merupakan formula sesanti dari penegasan "ya" penuh yang lahir dari kepenuhan diri yang samasekali tidak pernah mau peduli dengan duka sendiri, kesalahan sendiri, problem, dan masalah eksistensi. Untuk dapat mencapai manusia super, manusia mesti melewati metamorfosis ganda, yaitu: a. metamorfosis pertama, akan mengubah eksistensi unta berbeban dan mudah taat (yaitu manusia baik, rendah hati, tunduk, religius, moralis) menjadi singa yang agresif (yaitu roh kebebasan, otonom, tuan pada diri sendiri, penentu mutlak tindak-tanduk dan perbuatannya sendiri). b. metamorfosis kedua, akan mengubah manusia dari singa yang ganas tadi menjadi kanak-kanak murni yang selalu mengagumi dan mencintai
  • 9. realitas dalam semua ungkapannya dan sisinya. Ia akan berseru gembira dan menyatu dengan hidup. Hidup yang dipunyai manusia super dalam ujudnya yang paling penuh pada saat yang sama mempunyai pula hukum-hukumnya yang tegas yang oleh Nietzsche diungkap dengan istilah eterno ritorno (pulang ke keabadian). Artinya semua yang ada secara abadi kembali dan kita juga kembali. Kita sudah menyatu dengan semua dan semua ke kita. Hadirlah tahun menjadi yang sama dengan sebuah roda putar. Semua harus membalik lagi agar selalu dapat habis. Pada dentang waktu tersebut semua tahun sama baik yang besar maupun yang kecil. Semua akan kembali lagi, berputar lagi secara abadi dalam lingkar putar eksistensi. Semua akan mati dan akan bangkit lagi. Semua yang pecah berkeping-keping akan diutuhkan kembali. Secara kekal semuanya akan membangun rumah yang sama dari eksistensi. Semuanya saling dipisahkan dan diruntuhkan lagi. Yang selalu setia pada diri sendiri adalah domba eksistensi. Pada setiap penantian, waktu dan eksistensi kembali mulai berputar lagi . Lautan kehidupan tidak dapat melahirkan selain menjadi rahim dari serentetan eksistensi. Itu pun selalu membaharui diri kembali secara kekal dalam roda tertutup dan putar yang pasti. Dalam hukum kembali ke keabadian kekal tentu saja termasuk manusia di dalamnya, baik manusia kecil maupun besar, baik pengecut, baik, pemberani, maupun manusia super. "Manusia secara kekal kembali! Manusia yang lebih najis, rendah akan kembali juga" , manusia super juga akan kembali secara kekal karena keduanya ambil bagian dalam tari irama kehendak kuasa dari kehidupan. Figur simbol dari yang "ya" terhadap hidup yang terus berputar kembali secara abadi mempunyai modelnya, yaitu Dionisius. Di sini kuletakkan Dionisius dari orang-orang Yunani, yaitu penegasan "ya" tegar yang religius terhadap dunia dari dalam hidup tanpa satu titik "tidak" pun. Dionisius adalah simbol waktu dari hidup yang penuh dan dari penerimaannya yang riang terhadap hidup. Dionisius melambangkan becoming (menjadi) hal-hal yang dalam kebutuhan serta kemendesakannya menyatakan seluruhnya menjadi satu baik duka nestapa maupun suka cita, ketakutan maupun keberanian, cinta maupun dengki. Di samping itu Dionisius melambangkan pula kondisi manusia super yang menerima semua ekspresi saling bertentangan dari eksistensi dengan penuh syukur (BM 80). Dalam kerangka karyanya "Perubahan/penggantian nilai-nilai," Nietzsche secara sistematis menyusun perlawanan dan perang tanding
  • 10. antara figur Dionisius dengan tokoh Kristus. Nietzsche mau mengungkapkan motif yang menunjukkan ungkapan yang paling menyeluruh dari nihilisme, sikap "tidak" terhadap hidup, roh menyerah, takluk serta penyangkalan diri. Bisa dikatakan bahwa Dionisius adalah Tuhannya Nietzsche. Dalam salah satu karyanya yang terakhir Nietzsche menulis, "Setelah mendapat pukulan terberat palu dari Tuhan Yesus, juga setelah matinya Tuhan dari orang-orang Kristiani, dewa-dewa baru masihlah mungkin muncul (Nietzsche sendiri tiap kali mengingatkan naluri religius, yaitu naluri hidup bagi dewa-dewa baru tersebut). Di sini Nietzsche melancarkan perang pembasmian melawan nilai-nilai absolut serta melawan ideologi-ideologi pokok yang mendasari nilai-nilai tersebut, yaitu filsafat, moral, agama, (Kristiani) . Tuduhan pokok Nietzsche terhadap filsafat, moral, agama Kristen yang mendukung nilai-nilai absolut adalah karena ketiga-tiganya membentuk dan membina dusta kolosal yang membelenggu umat manusia dan menghalanginya untuk meneguk cawan kehidupan secara bebas. Ia mengatakan dustalah kalau ada nilai-nilai mutlak lain di luar hidup ini, dustalah nilai-nilai transenden di seberang hidup sekarang kini ini, dustalah bila dikatakan bahwa ada jiwa/roh abadi dalam diri manusia, dalam tubuhnya, dustalah bila dikatakan ada dunia akherat yang spiritual di seberang dunia material yang ada di depan mata ini, dan terutama dustalah bila ditegaskan bahwa manusia tidak mampu menjadi yang tertinggi lantaran di atas manusia hanya ada Tuhan! (BM 81). Menurut Nietzsche, moral merupakan gumpalan kondisi-kondisi pemelihara manusia-manusia malang, lemah sebagian atau gagal seluruhnya. Dari buku ini jelaslah bahwa Nietzsche sebenarnya mau memaklumkan perang terhadap moral karena moral merupakan wujud paling laknat dari kehendak dusta yang mengajari untuk menilai rendah dan meremehkan naluri-naluri dasariah pokok dari hidup. Moral hanya mengajar nilai-nilai dekaden, keruntuhan sebagai nilai- nilai tertinggi. Moral mengajak untuk mendorong orang berlaku dan melaksanakan tindak-tanduk muluk yang tidak ada karena tidak adalah tindakan altruis itu, tidak ada pulalah tindakan suci. Moral mengajar keutamaan-keutamaan yang tidak ada (jiwa, roh, kehendak bebas). Moral juga mengajari hakekat-hakekat yang tidak ada, misalnya Tuhan, malaekat. Moral mendidik manusia pada ordo yang tidak ada. Adakah ordo moral di dunia dengan hadiah/pahala dan hukuman? Dengan semua ajaran dan petunjuk dusta ini, moral merendahkan, malahan meniadakan: a) nilai sungguh-sungguh dari tindakan manusia yaitu egoistis.
  • 11. b) nilai tubuh. c) tipe-tipe manusia yang sungguh-sungguh berharga, bernilai, naluri- naluri manusia yang berharga. d) seluruh motif dan dasar hidup yang bertolak dari mau tahu. Cara berpikir di atas yang menjunjung tinggi salah satu macam manusia, berjalan dan bekerja dari pengandaian absurd sebagai berikut: memandang baik dan jahat sebagai realitas yang berlawanan satu sama lain (dan bukan sebagai konsep pelengkap dari nilai yang sebenarnya merupakan realitas), menasehati untuk memihak ke yang baik dengan alasan merasa bahwa yang baik itu akan menolak dan menentang yang jahat sampai ke akar dasarnya dan dengan begitu cara berpikir ini telah menolak hidup dalam realitas yang mempunyai baik "ya" maupun "tidak" dalam seluruh nalurinya. Barangkali tidak ada ideologi yang begitu berbahaya selama ini selain kehendak untuk berbaik tersebut karena di sini diluhurkan tipe manusia. Alim fanatik yang membawa hidup pada keilahian; dan hanya ditunjuk kelakuan si alim sebagai kelakuan baik, yang ilahi (Nietzsche, Framenti Postumi, hal. 260). Dalam seri karangan pendek lain, Nietzsche lebih agresif dan ganas dalam mengecam moral. Ia mengatakan bahwa moral merupakan kandang, sangkar, penjara yang memperkirakan dengan jeruji-jeruji besi akan berguna bagi kebebasan yang tertutup ke dalam, tempat kubang binatang-binatang yang menerima perjuangan dengan kebuasan roh yang bernama "iman". Dalam kata pengantar karyanya Genealogia della Morale, Nietzsche menulis bahwa kita memerlukan sebuah kritik terhadap nilai-nilai moral yang mesti mulai dengan mempertanyakan nilai/harga diri nilai-nilai ini. Nietzsche mempertanyakan bahwa sampai hari ini mereka mempro- pagandakan perkembangan kebahagiaan manusia padahal itu tidak lain hanyalah ungkapan pemiskinan, degenerasi kehidupan; atau sebaliknya mesti diwahyukan, diwartakan kepenuhan hidup sendiri, kekuatannya, kehendak hidup itu, keberaniannya, kepastian dan jaminannya, masa depan hidup itu sendiri (no 3). Terhadap pertanyaan-pertanyaan sendiri, Nietzsche menjawab lebih dengan "suara perutnya daripada otaknya". Nietzsche beranggapan bahwa sumber kesalahan berat dari nilai-nilai mutlak adalah Plato yang merasa menemukan adanya Roh yang baik dalam dirinya. Nietzsche menganggap bahwa metafisika mempunyai tiga kepalsuan, yaitu: a. Palsu terhadap diri sendiri
  • 12. b. Palsu terhadap hal-hal yang ada. c. Palsu terhadap manusia. Palsu terhadap diri sendiri. Metafisika bersifat palsu terhadap diri sendiri karena tidak tahu-menahu tentang motivasi sejati dari teori/ajaran yang sungguh-sungguh. Palsu terhadap hal-hal yang ada. Metafisika bersifat palsu terhadap hal- hal yang ada karena menghantar masuk adanya hukum kedua dari realitas, yaitu adanya idea, Tuhan, substansi terpisah, Roh mutlak, dan seterusnya. Dengan itu metafisika meniadakan nilai-nilai, menghampakan nilai efektif mereka. Prinsip perlawanan yang mendukung kerangka pendapat dunia yang sejati tempat pencarian, penapakan jalan ke sana tak bisalah bertentangan dalam dirinya sendiri, tak bisalah merubah, tak mungkin menjadi, tak mungkin pula mempunyai prinsip dan tujuannya sendiri. Salahlah bila percaya pada ungkapan-ungkapan alasan ukuran realitas untuk menguasai realitas demi memberi tanda kurung bagi realitas. Maka semuanya merupakan bencana: a. Bagaimana mungkin mampu membebaskan diri dari dunia palsu, dunia tidak sejati? Padahal hanya ada satu dunia ini b. Bagaimana mungkin menjadi diri sendiri secara penuh apabila tidak menghormati dunia nyata ini? c.Seluruh orientasi nilai-nilai berjalan ke arah "menjelek-jelekkan dan memfitnah hidup" Karena itu, kelirulah metafisika manusia yang mau membuang "being sejati" serta mau menindas (mengekang) afeksi, insting, naluri, kekuatan kuasa, dan mereduksi semuanya ke kepala, akal budi, dan pikiran! Semua yang berkait pada yang bukan rasio, yang bebas, yang naluriah, yang dibenci oleh para metafisikawan aliran keliru tersebut. Konsekuensinya, mereka menolak elemen fundamental dalam essere (ada pada dirinya sendiri), dan menerima sebagai yang utama apa yang disebut rasionalitas dan finalisme absolut. Di sini kita melihat Nietzsche memang mau membasmi agama yang melawan hidup dan menggantinya dengan agama dari kehidupan (agama dari Dionisius) dan berusaha menyingkirkan moral dekaden untuk menggantinya dengan moral yang dinamis (moralitas manusia super). Cara yang ditempuhnya adalah dengan melebur sampai ke akar-akarnya filsafat being/essere yang sama dengan metafisika yang
  • 13. membuahkan/menjadi semua filsafat yang menjauhkan diri dari bumi, ia mau menggantinya dengan filsafat yang setia pada kehendak yang kuasa. Filsafat tidak bisa lagi berkeinginan abstrak, tujuan-tujuan spekulatif tetapi mesti menjadi praktis dan konkret. Filsuf-filsuf sejati adalah mereka yang memimpin/berkuasa memerintah dan mampu menegaskan ini "harus hidup kembali!" harus hidup begitu! Mereka mesti menentukan pertama-tama "ke mana" dan "demi tujuan mana" manusia hidup dan begitu menawarkan lengkap pokok-pokok dasar filsafat menuju masa depan di dalam dan melalui tangan kreatif si manusia sendiri yang menjadi alat, gaman, piranti untuk mencapai tujuan. "Mengerti" mereka mesti menjadi sama dengan mencipta! Penciptaan mereka mesti menjadi penentuan hukum dari kehendak kebenaran yang adalah kehendak kuasa. Fungsi sejati filsafat menurut Nietzsche mesti sama dengan peran seni, yaitu sebagai hasil karya mendalam penciptaan/transformasi material menjadi seni tetapi bukan demi indah sendiri tetapi demi menjadikan cermin, pantulan kekuatan dahsyat manusia, cermin bias kekuatan/daya hidup. Filsafat mesti mempunyai kekuatan dari dalam yang magis yang: • mampu mengubah setiap hal, • mampu menilai lagi semua nilai, • mampu membaharui lagi semua nilai, • mampu membebaskan manusia dari semua belenggu metafisika, moral, Kristianisme, begitu rupa sehingga mampu berucap "lantang" yang tegar pada semua yang ada pula bila hal-hal tersebut di jaman lalunya merupakan hal terlarang, tidak dihargai dan dipandang jahat (berdosa). Dalam salah satu karangan, Nietzsche menulis Seni Filsafat dengan tugas rangkap tiga, yaitu (fungsi filsafat): a. filsafat mesti menjadi penebusan bagi manusia dalam soal pemahaman (BM 90-91) dan problema eksistensi manusia. b. filsafat mesti menjadi penebusan tindakan konkret manusia agar mampu menjadi daya hidup untuk menausia yang mau menjadi pahlawan dengan kekuatan kehendaknya.
  • 14. c.filsafat mesti menjadi penebusan bagi orang-orang malang sebagai jalan masuk untuk mengangkat mereka yang menerima sengsara sebagai yang dikehendaki, dilahirkan menuju kesadaran bahwa sengsara itu kenikmatan. Model ideal filsuf seniman menurut Nietzsche adalah tokoh Dionisius. Dialah filsuf sejati, unik dan satu-satunya yang mengetahui mengambil bagian secara kreatif dalam tarian abadi kehidupan cerah masa mendatang. Dia juga mengetahui menempatkan dan menampilkan diri sebagai pencipta, sang pemberi pada segala apa yang ada. Demikianlah Nietzsche tidaklah kebetulan bila dalam bagian akhir tulisannya memilih memberi judul Dionysos Philosophos untuk bagian itu. Dengan judul tersebut, ia mau merangkum seluruh makna kegiatan sastranya sebagai berikut, "Tulisan-tulisanku, buku-bukuku, dari garis ke garis, dari baris ke baris merupakan pantulan-pantulan nyata dari kehendak hidup. Tulisan-tulisan itu merupakan hasil karya sang pencipta kehidupan, menjadi duta dari hidup itu sendiri". 5. Skeptisisme Epistemologis Nietzcshe berpendapat bahwa kebenaran adalah hasil konstruksi atau ciptaan manusia sendiri, yang berjiwa bagi mereka untuk melestarikan diri sebagai spesis. Pengetahuan dan kebearan sebagai perangkat yang efektif untuk mencapai tujuan bukan entitas yang trasenden dari manusia. Kebenaran ilmiah tidak mungkin efektif karena hasil konstruksi manusia dan selalau upaya melayani kepentingan dan tujuan tertentu manusia. 6. Kritik Nietzcshe Terhadap Rasionalitas dan Kebenaran Nietzsche tidak menghargai rasionalitas, bahkan mendekonstruksi rasionalitas dan menghargai klaim-klaim dogmatisnya sendiri untuk meruntuhkan dasar-dasar miliknya dan lebih banyak lebih baik wissenschaft atau kebudayaan. Untuk mudahnya kita akan memulainya dengan melihat pars construensnya yang merupakan konsep yang hidup tentang realitas. Dalam visinya, realitas itu muncul sebagai ledakan dahsyat dari kekuatan hidup. Nietzsche menyebutnya sebagai "sebuah kekuatan hebat tanpa awal dan tanpa akhir, sang keindahan yang membebaskan diri dari kekuatan cinta dan kebencian, suka cita dan duka, keberanian dan ketakutan, kebebasan dan ketundukan yang menyeruak keluar, yang membebaskan diri secara dahsyat tanpa aturan, tanpa kontrol apa pun.
  • 15. Realitas merupakan hidup itu sendiri dalam semua ungkapannya yang paling mencekam, menarik. Hidup itu sendiri merupakan kehendak untuk berkuasa yang tak terukur, tak terbilang, tak mampu dikalkulasi. Nilai tertinggi bagi Nietzsche sama dengan kehendak untuk berkuasa, lebih persis lagi sama dengan kualitas maksimal kuasa yang berhasil direngkuh dan dimiliki oleh si manusia. Filsafatnya sama dengan jawaban tak bersyarat untuk menjawab "ya" terhadap hidup yang menggeser semua "tidak", semua larangan, dosa, dakwaan. Perbedaan "ya" dan "tidak", positip dan negatif, baik dan buruk merupakan kejahatan yang tidak bisa diampuni terhadap kehidupan. Berkata "ya" pada hidup merupakan suatu kekuatan. Mengatakan "tidak" pada hidup merupakan penurunan derajad. Hidup adalah nihilisme. Siapa pun yang berkata "ya" kepada hidup akan bebas termasuk juga bila itu termasuk yang imoral. Yang menjawab "tidak" pada hidup itu termasuk budak, juga bila itu termasuk sesuatu yang moral/baik. Untuk semua orang kuat dan alamiah, mereka membuat semuanya bersama-sama dalam satu tindakan hidup baik cinta maupun benci, balas budi atau balas dendam, kebaikan dan kemarahan, penolakan dan pengiyaan. Bila baik, manusia perlu tahu juga yang jelek. Bila jelek, itu disebabkan karena manusia tidak lagi tahu apa yang baik. Sebagaimana yang dirumuskan Zarathrusta, hukum tertinggi hidup adalah perlu untuk "tenggang rasa" pada tiap "penolakan" atau penerimaan dalam hidup. Kristianisme adalah racun terhadap nilai ini, imoral, melawan hidup, melawan natura. Dalam konsepsi realitas Nietzsche, nilai "baik" sebagai ketaatan terhadap hukum moral dipandang sebagai "parasit," artinya hidup dengan memperalat kehidupan sendiri, seperti benalu yang menghisap darah hidup, seperti epikuris yang menikmati "kebahagiaan kecil" dengan menolak kebahagiaan besar yang imoral. "Nilai baik" adalah kambing hitam insting nihil sebagai akibat berkata tidak pada hidup "la sua affermazione piu attenuata e che non essere e meglio di essere, che la vonta del nulla la piri valore della volonta di vivere; quella piu rigorosa e che il nulla e la cosa piu desiderabile, che questa viata, come opposto del nulla, e assolotamente priva di valore (Nietzsche, hal 318). Lalu apa yang dimaksud Nietzsche dengan "HIDUP" itu? Hidup yang selalu menjadi tema sentral Nietzsche mempunyai batas- batas yang jelas, yaitu hidup di dunia ini, fisik, dalam tubuh karena tidak
  • 16. ada dunia lain di luar dunia material, tidak ada pula hidup badani kita di sini. Manusia lahir untuk berada di bumi ini (esistere sulla terra). Roh/jiwa yang semestinya menjadi subjek eksisitensi di dunia sekarang itu tidak ada. Manusia hanyalah yang bertubuh ini: "saya adalah si tubuh ini seluruhnya tanpa yang lain." Dunia Nietzsche meluas, merangkum imanensi dunia ini. Memisahkan dunia idea yang asli, yang sejati dengan dunia semu (di bumi ini) merupakan dusta yang amat memalukan yang dibuat Plato dan Kristianisme. Dunia hanya ada satu, yaitu yang ada di depan mata kita. Dalam dunia ini tidak ada lagi tempat bagi Tuhan. Zarathrusta mengatakan bahwa Tuhan sudah mati. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah ada karena tidak mampu ada. Tuhan sama dengan proyeksi kebutuhan-kebutuhan kaum lemah. Tuhan ditemukan oleh jiwa yang lemah, jiwa yang sakit, yang diracuni oleh perasaan-perasaan luhur melawan orang-orang yang benar-benar sehat, kuat, dan kuasa. Tuhan adalah hasil kreasi manusia sebagaimana dewa-dewa yang lain pula. Derita dan ketidakmampuanlah yang menciptakan semua yang suci di seberang dunia nyata ini. Manusia kelelahan karena menari sendiri dengan meloncat-loncatkan kakinya ke maut untuk menggapai puncak, kelelahan karena tidak memahami yang disebabkan karena tidak mampu mengingini. Tubuhlah yang menentukan langkah-langkah dan bukan jari telunjuk yang menunjuk ke atas. Dunia manusia dan dunia non manusia, dunia yang dikejar sebagai adikodrati itu tidak lain adalah surga dari ketiadaan yang merupakan rahim dari Ada, Being. Hanyalah si sakit, si lemah yang meremehkan tubuh dan kehidupan, serta menggantinya dengan surga dan tetesan darah penebusan namun toh akhirnya tetap memutuskan hubungan mereka dari tubuh mereka sendiri serta dari bumi (dalam ketiadaan). Hidup ini ada dalam perjalanan gemilangnya melalui satu jurusan perkembangan dari tahap manusia. Super manusia adalah makna dari bumi ini. Kehendak berseru: manusia super adalah arti dari bumi (Nietzsche, idem hal 6) dan inilah undangan dari Nabi Zarathrusta untuk umat manusia ( BM, 78). Zarathrusta mau mengajar umat manusia mengenai makna dari keberanian mereka yang tidak lain adalah manusia super. Hidup, kehendak berkuasa, mengekspresikan diri paling puncak pada manusia super. Di sana nilai seluruhnya mewujudkan diri, menemukan realisasinya yaitu menjadikan kehendak kuasa mengada dan diadakan dalam
  • 17. ketegangan-ketegangan yang agresif dan meledak-meledak dalam jatung hati manusia. Kesimpulan Filsafat Nietzsche banyak membahas mengenai kehidupan. Dalam filsafat Nietzsche disebutkan bahwa hidup adalah sebuah penderitaan. Dalam filsafat ini diuraikan mengenai hal-hal apa saja yang dibutuhkan oleh manusia dalam menghadapi kehidupan yang merupakan penderitaan itu. Dalam filsafat ini dijelaskan mengenai moral. Moral yang ada tentang kebaikan umum berbeda dengan moral yang ada pada Kristianitas. Selain itu, Nietzsche juga banyak membahas mengenai Kekuatan. Menurut Nietzsche kekuatan adalah hal yang dibutuhkan setiap masyarakat untuk tetap bertahan. Orang yang kuat adalah orang tidak menyerah pada paham martabat. Dalam filsafat Nietzsche juga disebutkan bahwa moralitas ada dua, yaitu moralitas tuan dan moralitas budak. Moralitas tuan pada awalnya adalah moralitas yang baik. Yang menganut moralitas tuan adalah kaum yang kuat sedangkan yang menganut moralitas budak adalah kaum yang lemah. Pada awalnya kaum kuat berada di atas. Namun, semakin lama mereka semakin menerima pula moralitas budak. Sehingga kaum yang kuat semakin berkurang jumlahnya. Akibatnya kaum yang lemah menjadi semakin banyak dan pada akhirnya mereka yang lemah dan tertindas ini membalikkan keadaan. Sehingga moralitas tuan yang tadinya dianggap moralitas yang baik berganti menjadi moralitas yang buruk, begitu pula sebaliknya. Meskipun tidak semua pemikiran Nietzsche dapat diterima, namun ia tetap diakui sebagai pemikir besar, karena ia mengajukan berbagai permasalahan yang orisinil yang belum dipertanyakan sebelumnya. Diantara sekian banyak pemikir yang terpengaruh oleh Nietzsche mungkin Jacques Derrida termasuk yang paling jelas dan dalam pengaruhnya. Pengaruh ini terlihat pada metode dekonstruksi penolakannya pada kebenaran objektif dan universal, anti fundasionalisme, skeptisisme, anti metafisika, dll.