SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
PSIKOLOGI ABNORMAL
MUHAMMAD FAKHRURROZI
Demonologi Awal
Para arkeolog menemukan kerangka manusia
Zaman Batu dengan lubang sebesar telur pada
tengkoraknya.
Interpretasi yang muncul terhadap lubang tersebut
adalah bahwa nenek moyang kita di zaman
prasejarah percaya bahwa perilaku abnormal
merefleksikan adanya pengaruh dan serangan
dari roh-roh jahat.
Menggunakan teknik yang disebut trephination
yaitu menciptakan sebuah jalur melalui tengkorak
sebagai jalan keluar bagi roh jahat tersebut.
Tengkorak Trephination
Tata Cara Trephination: Ilustrasi
Lanjutan demonologi
Demonologi merupakan suatu doktrin yang
menyebutkan bahwa perilaku abnormal
seseorang disebabkan oleh pengaruh roh
jahat atau kekuatan setan.
Demonologi ditemukan dalam budaya
Cina, Mesir dan Yunani.
Pada zaman Yunani Kuno, orang-orang
yang berperilaku abnormal sering dikirim
ke kuil untuk persembahan pada
Aesculapius, yaitu Dewa Penyembuhan.
Lanjutan demonologi
Para pendeta percaya
bahwa Aesculapius akan
mengunjungi orang-orang
yang menderita ketika
mereka tertidur di dalam
kuil dan memberikan
penyembuhan melalui
mimpi.
Penjelasan Fisiologis Awal terhadap Gangguan Mental pada
Masa Roma dan Yunani Kuno
Abad 5 SM, Hippocrates (Bapak
Kedokteran; penemu ilmu medis
modern) memisahkan ilmu medis
dari agama, magic dan takhyul. Ia
menolak keyakinan yang
berkembang pada masa Yunani
itu bahwa Tuhan (dewa)
mengirimkan penyakit fisik dan
gangguan mental sebagai bentuk
hukuman.
Lanjutan penjelasan fisiologis…
Hippocrates menjelaskan tentang pentingnya
otak dalam mempengaruhi pikiran, perilaku
dan emosi manusia. Menurutnya, otak adalah
pusat kesadaran, pusat intelektual dan
emosi. Sehingga jika cara berpikir dan
perilaku seseorang menyimpang atau
terganggu berarti ada suatu masalah pada
otaknya (otaknya terganggu).
Ia merupakan pelopor somatogenesis –
suatu ide yang menyebutkan bahwa kondisi
soma (tubuh) mempengaruhi pikiran dan
perilaku individu. Jika soma (tubuh)
seseorang terganggu, maka pikiran dan
perilakunya juga akan terganggu.
Lanjutan penjelasan fisiologis…
Hippocrates mengklasifikasikan gangguan
mental ke dalam tiga kategori yaitu:
1. mania untuk mengacu pada kegembiraan
yang berlebihan,
2. melancholia untuk menandai depresi yang
berlebihan dan
3. frenitis (demam/peradangan otak) untuk
menandai bentuk perilaku aneh.
Ia lebih percaya pada hal-hal yang bersifat
natural daripada supranatural. Hippocrates
percaya bahwa suatu pola hidup tertentu
akan mempengaruhi kesehatan otak dan
tubuh.
Lanjutan penjelasan fisiologis…
Ketiga kategori gangguan mental tersebut
sampai sekarang masih digunakan dalam DSM
IV dengan nama yang berbeda:
1. Mania masuk menjadi salah satu
kategori dalam Gangguan Mood yaitu Bipolar
(manik-depresif)
2. Melancholia Depresi
3. Frenitis Skizofrenia
Lanjutan penjelasan fisiologis…
• Selain Hippocrates, ada juga
dokter dari Roma yang mencoba
memberikan penjelasan
naturalistik tentang gangguan
psikotik. Mereka adalah
Asclepiades dan Galen.
Keduanya mendukung perlakuan
yang lebih manusiawi dan
perawatan di rumah sakit bagi
para penderita gangguan mental.
Zaman Kegelapan (The Dark Ages) dan kembalinya demonologi
• Kematian Galen (130 – 200 M), sebagai dokter
terakhir pada masa klasik Yunani menandai
dimulainya Zaman Kegelapan bagi dunia
medis dan bagi perawatan serta studi tentang
perilaku abnormal.
• Pada Zaman Pertengahan dan Renaissance
(400 – 1500 M), kalangan gereja dan Kristen
meluaskan pengaruhnya. Gangguan mental
kembali dihubungkan dengan pengaruh
spiritual dan supranatural (Demonologi).
Lanjutan zaman kegelapan…
• Para pemuka agama pada masa itu
melakukan suatu upacara untuk
mengeluarkan pengaruh roh jahat dari
tubuh seseorang. Metode tersebut
dinamakan exorcism.
• Rennaisance bermula di Italia pada tahun
1400-an dan menyebar secara berangsur-
angsur ke seluruh Eropa. Zaman ini
dianggap sebagai peralihan dari dunia
pertengahan menuju dunia modern.
Ironisnya, ketakutan akan penyihir juga
mengalami peningkatan, terutama pada
akhir abad ke-15 sampai akhir abad ke-17.
Lanjutan zaman kegelapan…
Perwakilan Gereja Katolik Roma meyakini
bahwa penyihir membuat perjanjian dengan
iblis, mempraktekkan ritual setan dan
melakukan tindakan-tindakan mengerikan
seperti memakan bayi dan meracuni hasil
panen.
Pada tahun 1484, Pope (Paus) Innocent VIII
meminta kepada para pendeta di Eropa
untuk mencari para tukang sihir dan
mengumumkan hukuman mati bagi penyihir.
Selama dua abad berikutnya, lebih dari
100.000 orang yang dituduh sebagai tukang
sihir telah dibunuh.
Lanjutan zaman kegelapan…
Untuk menemukan tukang sihir dibuat buku
panduan dan dilakukan “tes terapung”.
Tertuduh yang tenggelam dan terbenam
dianggap tidak bersalah sedangkan tertuduh
yang dapat mempertahankan kepala mereka
di atas permukaan air dianggap bersekutu
dengan iblis. Apapun hasilnya mereka akan
mati?!
Witch hunting mulai mereda pada abad 17
dan 18. Di Spanyol pada tahun 1610,
berbagai tuduhan terhadap tukang sihir yang
ditangkap dinyatakan batal.
Lanjutan zaman kegelapan…
Di Swedia, pada tahun 1649, Queen
Christina memerintahkan untuk
membebaskan semua tukang sihir kecuali
mereka yang benar-benar terbukti melakukan
pembunuhan.
Di Perancis, tahun 1682, Raja Louis XIV
mengeluarkan dekrit tentang pembebasan
tukang sihir.
Eksekusi terakhir terhadap tukang sihir
dilakukan di Swiss pada tahun 1782. Sampai
akhir Zaman Pertengahan, semua penderita
gangguan mental dianggap sebagai tukang
sihir.
Awal Pembangunan Asylums
• Jauh sebelum Barat mengenal metode
penyembuhan penyakit jiwa berikut tempat
perawatannya, pada abad ke-8 M di Kota
Baghdad, menurut Syed Ibrahim B PhD dalam
bukunya berjudul "Islamic Medicine: 1000 years
ahead of its times“
(http://www.ishim.net/ishimj/2/01.pdf dan untuk
buku kompilasinya bisa dilihat di:
http://www.scribd.com/doc/11030166/Islamic-
Medicine-Compiled-ebook), rumah sakit jiwa
atau insane asylums telah didirikan para dokter
dan psikolog Islam beberapa abad sebelum
peradaban Barat menemukannya.
• Hampir semua kota besar di dunia Islam pada
era keemasan telah memiliki rumah sakit jiwa.
Selain di Baghdad ibu kota Kekhalifahan
Abbasiyah insane asylum juga terdapat di kota
Fes, Maroko. Selain itu, rumah sakit jiwa juga
sudah berdiri di Kairo, Mesir pada tahun 800
M.
• Pada abad ke-13 M, kota Damaskus dan
Aleppo, Suriah juga telah memiliki rumah sakit
jiwa.
• Dr Emilie Savage-Smith dari St Cross College di
Oxford mengungkapkan, Islam adalah
peradaban pertama yang memiliki rumah
sakit. Menurut dia, rumah sakit pertama di
dunia dibangun Kekhalifahan Abbasiyah di
kota Baghdad, Irak sekitar tahun 800 M.
''Rumah sakit yang berdiri di Baghdad itu lebih
mutakhir dibandingkan rumah sakit di Eropa
Barat yang dibangun beberapa abad
setelahnya,'' papar Savage-Smith
• Savage-Smith mengungkapkan, rumah sakit
(RS) Islam terbesar di zaman keemasan
dibangun di Mesir dan Suriah pada abad ke-12
dan 13 M. Pada masa itu, RS Islam sudah
menerapkan sistem perawatan pasien
berdasarkan penyakitnya. Menurut Savage-
Smith, pembangunan sebuah sistem rumah
sakit yang begitu luas merupakan salah satu
pencapaian terbesar dalam peradaban Islam
pada abad pertengahan.
• Selain itu, peradaban Islam juga sudah
memiliki rumah sakit jiwa atau insane asylum.
Menurut dia, masyarakat Muslim juga tercacat
sebagai yang pertama mendirikan dan
memiliki rumah sakit jiwa. Rumah sakit pada
era keemasan Islam juga berfungsi sebagai
tempat perawatan para manusia lanjut usia
(manula) yang keluarganya kurang beruntung.
• Rumah sakit Islam pada era kejayaannya
terbuka bagi semua; laki-laki, perempuan,
warga sipil, militer, kaya, miskin, Muslim dan
non-Muslim. Pada masa itu, rumah sakit
memiliki beragam fungsi yakni sebagai; pusat
perawatan kesehatan, rumah penyembuhan
bagi pasien yang sedang dalam tahap
pemulihan dari sakit atau kecelakaan.
Pembangunan Asylums selama Renaissance (Zaman
Pencerahan)
• Pada abad 15 dan 16, di Eropa mulai
dilakukan pemisahan dengan serius
antara penderita gangguan mental dari
kehidupan sosialnya. Disana dibangun
suatu tempat penampungan yang disebut
Asylums. Di asylums itu ditampung dan
dirawat penderita gangguan mental dan
para gelandangan. Mereka dibiarkan
untuk tetap bekerja dan tidak diberi suatu
aturan hidup yang jelas.
Lanjutan pembangunan asylums…
• Tahun 1547, Henry VIII membangun London’s
Hospital of St. Mary of Bethlehem (kemudian terkenal
dengan nama Bedlam – kata yang umum digunakan
pada saat itu untuk menyebut rumah sakit), sebagai
rumah sakit pasien gangguan mental. Kondisi di
Bedlam saat itu cukup menyedihkan: suasananya
sangat bising, para penghuninya dirantai di tempat
tidur mereka dan dibiarkan terbaring di tengah kotoran
mereka atau berkeluyuran tanpa ada yang membantu.
Kemudian Bedlam berkembang menjadi hiburan
masyarakat untuk mencela dan menonton tingkah laku
orang sakit jiwa tersebut. Bedlam sendiri kemudian
menyediakan tiket untuk dijual kepada masyarakat.
Gerakan Reformasi : the insane as sick
Konsep baru tentang gangguan dan penyakit
mental muncul dalam Revolusi Amerika dan
Perancis sebagai bagian dari proses
pencerahan (renaisans) bidang rasionalisme,
humanisme dan demokrasi politik. Orang gila
(insane) kemudian dianggap sebagai orang
sakit.
Chiarugi di Italia dan Muller di Jerman
menyuarakan tentang treatment rumah sakit
yang lebih humanis. Tetapi perwujudan
konsep baru dalam bidang ini dipelopori oleh
Phillipe Pinel (1745 – 1826).
Lanjutan gerakan reformasi….
Pinel kemudian memulai pekerjaannya
dari asylums di Paris yang bernama La
Bicetre. ) pada tahun 1793. Kemudian
pada tahun 1795 dia ditempatkan di
Salpetriere (rumah sakit jiwa untuk
wanita).
Ia membebaskan pasien dari ikatan rantai
dan pasung kemudian memperlakukannya
sebagai seorang yang sakit dan tidak
diperlakukan seperti seekor hewan.
Lanjutan gerakan reformasi….
• Pinel berpendapat bahwa rumah sakit
seharusnya merupakan tempat untuk
treatment bukan untuk mengurung.
Menurutnya, pasien gangguan mental pada
dasarnya adalah orang normal yang
selayaknya didekati dengan perasaan iba,
memahami mereka serta diperlakukan sesuai
dengan martabatnya sebagai individu. Pinel
juga menentang adanya hukuman dan
pengusiran bagi para penderita gangguan
mental.
Apakah Perilaku Abnormal Itu?
• Statistical infrequency
Perspektif ini menggunakan pengukuran
statistik dimana semua variabel yang yang
akan diukur didistribusikan ke dalam suatu
kurva normal atau kurva dengan bentuk
lonceng. Kebanyakan orang akan berada
pada bagian tengah kurva, sebaliknya
abnormalitas ditunjukkan pada distribusi di
kedua ujung kurva. Kriteri ini biasanya
digunakan dalam bidang medis atau
psikologis. Misalnya mengukur tekanan
darah, tinggi badan, intelegensi, ketrampilan
membaca, dsb.
• Unexpectedness
Biasanya perilaku abnormal merupakan
suatu bentuk respon yang tidak diharapkan
terjadi. Contohnya seseorang tiba-tiba
menjadi cemas (misalnya ditunjukkan dengan
berkeringat dan gemetar) ketika berada di
tengah-tengah suasana keluarganya yang
berbahagia. Atau seseorang
mengkhawatirkan kondisi keuangan
keluarganya, padahal ekonomi keluarganya
saat itu sedang meningkat. Respon yang
ditunjukkan adalah tidak diharapkan terjadi.
• Violation of norms
Perilaku abnormal ditentukan dengan
mempertimbangkan konteks sosial dimana
perilaku tersebut terjadi. Jika perilaku sesuai
dengan norma masyarakat, berarti normal.
Sebaliknya jika bertentangan dengan norma
yang berlaku, berarti abnormal. Kriteria ini
mengakibatkan definisi abnormal bersifat
relatif tergantung pada norma masyarakat
dan budaya pada saat itu. Misalnya di
Amerika pada tahun 1970-an, homoseksual
merupakan perilaku abnormal, tapi sekarang
homoseksual tidak lagi dianggap abnormal.
• Personal distress
Perilaku dianggap abnormal jika hal itu
menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan
bagi individu. Tidak semua gangguan
(disorder) menyebabkan distress. Misalnya
gangguan antisosial yang mengancam atau
melukai orang lain tanpa menunjukkan suatu
rasa bersalah atau kecemasan. Juga tidak
semua penderitaan atau kesakitan
merupakan abnormal. Misalnya seseorang
yang sakit karena disuntik. Kriteria ini bersifat
subjektif karena susah untuk menentukan
standar tingkat distress seseorang agar
dapat diberlakukan secara umum.
• Disability
Individu mengalami ketidakmampuan (kesulitan)
untuk mencapai tujuan karena abnormalitas yang
dideritanya. Misalnya para pemakai narkoba
dianggap abnormal karena pemakaian narkoba
telah mengakibatkan mereka mengalami kesulitan
untuk menjalankan fungsi akademik, sosial atau
pekerjaan. Tidak begitu jelas juga apakah
seseorang yang abnormal juga mengalami
disability. Misalnya seseorang yang mempunyai
gangguan seksual voyeurisme (mendapatkan
kepuasan seksual dengan cara mengintip orang
lain telanjang atau sedang melakukan hubungan
seksual), tidak jelas juga apakah ia mengalami
disability dalam masalah seksual.
• Dari semua kriteria di atas menunjukkan
bahwa perilaku abnormal sulit untuk
didefinisikan. Tidak ada satupun kriteria yang
secara sempurna dapat membedakan
abnormal dari perilaku normal. Tapi
sekurang-kurangnya kriteria tersebut
berusaha untuk dapat menentukan definisi
perilaku abnormal. Dan adanya kriteria
pertimbangan sosial menjelaskan bahwa
abnormalitas adalah sesuatu yang bersifat
relatif dan dipengaruhi oleh budaya serta
waktu.
Abnormalitas di Budaya Indonesia
• Bissu = pendeta waria Bugis Kuno
Reog
Warok Gemblak
Reog
Terima Kasih

More Related Content

Similar to Pengantar PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt

Sejarah recovery dalam kesehatan jiwa
Sejarah recovery dalam kesehatan jiwaSejarah recovery dalam kesehatan jiwa
Sejarah recovery dalam kesehatan jiwaBagus Utomo
 
Kronologi perubatan islam
Kronologi perubatan islamKronologi perubatan islam
Kronologi perubatan islamAhmed Al Rifaie
 
Sejarah perkembangan pasien dengan kebutuhan khusus
Sejarah perkembangan pasien dengan kebutuhan khususSejarah perkembangan pasien dengan kebutuhan khusus
Sejarah perkembangan pasien dengan kebutuhan khususRobiatul Adawiyah
 
Bioetika (modul etika, profesional dan humaniora)
Bioetika (modul etika, profesional dan humaniora)Bioetika (modul etika, profesional dan humaniora)
Bioetika (modul etika, profesional dan humaniora)fikri asyura
 
Sejarah perkembangan fisiologi
Sejarah perkembangan fisiologiSejarah perkembangan fisiologi
Sejarah perkembangan fisiologiSiska Purba
 
RAHMAN bab 1.pptx.pptx
RAHMAN bab 1.pptx.pptxRAHMAN bab 1.pptx.pptx
RAHMAN bab 1.pptx.pptxsmkyapis4
 
Minggu 4_Bahan Kuliah Falsafah Ilmu.ppt
Minggu 4_Bahan Kuliah Falsafah Ilmu.pptMinggu 4_Bahan Kuliah Falsafah Ilmu.ppt
Minggu 4_Bahan Kuliah Falsafah Ilmu.pptIlyaaFqhh
 
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)AldiwaPandu
 
Rasionalisme
RasionalismeRasionalisme
Rasionalismeaini_26
 
Friedrich nietszche
Friedrich nietszcheFriedrich nietszche
Friedrich nietszcheswirawan
 
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissancePsikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissanceTri Astuti Utomo (iyas)
 
Pertemuan 1 pengantar psikologi abnormal
Pertemuan 1  pengantar psikologi abnormalPertemuan 1  pengantar psikologi abnormal
Pertemuan 1 pengantar psikologi abnormalAnnisaRizki16
 
Cbr sejarah fisika kel 5
Cbr sejarah fisika kel 5Cbr sejarah fisika kel 5
Cbr sejarah fisika kel 5Anggi Yolanda
 

Similar to Pengantar PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt (20)

Sejarah recovery dalam kesehatan jiwa
Sejarah recovery dalam kesehatan jiwaSejarah recovery dalam kesehatan jiwa
Sejarah recovery dalam kesehatan jiwa
 
Kronologi perubatan islam
Kronologi perubatan islamKronologi perubatan islam
Kronologi perubatan islam
 
Sejarah perkembangan pasien dengan kebutuhan khusus
Sejarah perkembangan pasien dengan kebutuhan khususSejarah perkembangan pasien dengan kebutuhan khusus
Sejarah perkembangan pasien dengan kebutuhan khusus
 
Bioetika (modul etika, profesional dan humaniora)
Bioetika (modul etika, profesional dan humaniora)Bioetika (modul etika, profesional dan humaniora)
Bioetika (modul etika, profesional dan humaniora)
 
Sejarah perkembangan fisiologi
Sejarah perkembangan fisiologiSejarah perkembangan fisiologi
Sejarah perkembangan fisiologi
 
Pss tutor (2)
Pss tutor (2)Pss tutor (2)
Pss tutor (2)
 
RAHMAN bab 1.pptx.pptx
RAHMAN bab 1.pptx.pptxRAHMAN bab 1.pptx.pptx
RAHMAN bab 1.pptx.pptx
 
Minggu 4_Bahan Kuliah Falsafah Ilmu.ppt
Minggu 4_Bahan Kuliah Falsafah Ilmu.pptMinggu 4_Bahan Kuliah Falsafah Ilmu.ppt
Minggu 4_Bahan Kuliah Falsafah Ilmu.ppt
 
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
 
Rasionalisme
RasionalismeRasionalisme
Rasionalisme
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Friedrich nietszche
Friedrich nietszcheFriedrich nietszche
Friedrich nietszche
 
Ayu iad emerald
Ayu iad emeraldAyu iad emerald
Ayu iad emerald
 
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissancePsikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
 
Epistimology Filsafat
Epistimology Filsafat Epistimology Filsafat
Epistimology Filsafat
 
Sejarah rekam medis
Sejarah rekam medisSejarah rekam medis
Sejarah rekam medis
 
Makalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modernMakalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modern
 
Pertemuan 1 pengantar psikologi abnormal
Pertemuan 1  pengantar psikologi abnormalPertemuan 1  pengantar psikologi abnormal
Pertemuan 1 pengantar psikologi abnormal
 
Cbr sejarah fisika kel 5
Cbr sejarah fisika kel 5Cbr sejarah fisika kel 5
Cbr sejarah fisika kel 5
 
Anatomi manusia
Anatomi manusiaAnatomi manusia
Anatomi manusia
 

More from ashrafkhairulAzam

meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptxmeledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptxashrafkhairulAzam
 
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptxPERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptxashrafkhairulAzam
 
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdfAZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdfashrafkhairulAzam
 
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfashrafkhairulAzam
 
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdfAZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdfashrafkhairulAzam
 
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.pptAZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.pptashrafkhairulAzam
 
Efektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.pptEfektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.pptashrafkhairulAzam
 
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptxKeterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptxashrafkhairulAzam
 
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdfashrafkhairulAzam
 
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdfmemulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdfashrafkhairulAzam
 
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptxmemenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptxashrafkhairulAzam
 
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.pptprinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.pptashrafkhairulAzam
 

More from ashrafkhairulAzam (20)

meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptxmeledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
 
Anxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.pptAnxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.ppt
 
marketing and branding.pptx
marketing and branding.pptxmarketing and branding.pptx
marketing and branding.pptx
 
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptxPERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
 
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdfAZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
 
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
 
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdfAZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
 
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.pptAZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
 
AGRESI DAN ALTRUISME.ppt
AGRESI DAN ALTRUISME.pptAGRESI DAN ALTRUISME.ppt
AGRESI DAN ALTRUISME.ppt
 
Efektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.pptEfektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.ppt
 
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptxKeterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
 
kepemimpinan-1.ppt
kepemimpinan-1.pptkepemimpinan-1.ppt
kepemimpinan-1.ppt
 
KEPEMIMPINAN.pptx
KEPEMIMPINAN.pptxKEPEMIMPINAN.pptx
KEPEMIMPINAN.pptx
 
Branding.pptx
Branding.pptxBranding.pptx
Branding.pptx
 
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
 
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdfmemulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
 
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptxmemenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
 
Social influence.pdf
Social influence.pdfSocial influence.pdf
Social influence.pdf
 
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.pptprinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
 
the winning election.pptx
the winning election.pptxthe winning election.pptx
the winning election.pptx
 

Recently uploaded

MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 

Pengantar PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt

  • 2. Demonologi Awal Para arkeolog menemukan kerangka manusia Zaman Batu dengan lubang sebesar telur pada tengkoraknya. Interpretasi yang muncul terhadap lubang tersebut adalah bahwa nenek moyang kita di zaman prasejarah percaya bahwa perilaku abnormal merefleksikan adanya pengaruh dan serangan dari roh-roh jahat. Menggunakan teknik yang disebut trephination yaitu menciptakan sebuah jalur melalui tengkorak sebagai jalan keluar bagi roh jahat tersebut.
  • 5. Lanjutan demonologi Demonologi merupakan suatu doktrin yang menyebutkan bahwa perilaku abnormal seseorang disebabkan oleh pengaruh roh jahat atau kekuatan setan. Demonologi ditemukan dalam budaya Cina, Mesir dan Yunani. Pada zaman Yunani Kuno, orang-orang yang berperilaku abnormal sering dikirim ke kuil untuk persembahan pada Aesculapius, yaitu Dewa Penyembuhan.
  • 6. Lanjutan demonologi Para pendeta percaya bahwa Aesculapius akan mengunjungi orang-orang yang menderita ketika mereka tertidur di dalam kuil dan memberikan penyembuhan melalui mimpi.
  • 7. Penjelasan Fisiologis Awal terhadap Gangguan Mental pada Masa Roma dan Yunani Kuno Abad 5 SM, Hippocrates (Bapak Kedokteran; penemu ilmu medis modern) memisahkan ilmu medis dari agama, magic dan takhyul. Ia menolak keyakinan yang berkembang pada masa Yunani itu bahwa Tuhan (dewa) mengirimkan penyakit fisik dan gangguan mental sebagai bentuk hukuman.
  • 8. Lanjutan penjelasan fisiologis… Hippocrates menjelaskan tentang pentingnya otak dalam mempengaruhi pikiran, perilaku dan emosi manusia. Menurutnya, otak adalah pusat kesadaran, pusat intelektual dan emosi. Sehingga jika cara berpikir dan perilaku seseorang menyimpang atau terganggu berarti ada suatu masalah pada otaknya (otaknya terganggu). Ia merupakan pelopor somatogenesis – suatu ide yang menyebutkan bahwa kondisi soma (tubuh) mempengaruhi pikiran dan perilaku individu. Jika soma (tubuh) seseorang terganggu, maka pikiran dan perilakunya juga akan terganggu.
  • 9. Lanjutan penjelasan fisiologis… Hippocrates mengklasifikasikan gangguan mental ke dalam tiga kategori yaitu: 1. mania untuk mengacu pada kegembiraan yang berlebihan, 2. melancholia untuk menandai depresi yang berlebihan dan 3. frenitis (demam/peradangan otak) untuk menandai bentuk perilaku aneh. Ia lebih percaya pada hal-hal yang bersifat natural daripada supranatural. Hippocrates percaya bahwa suatu pola hidup tertentu akan mempengaruhi kesehatan otak dan tubuh.
  • 10. Lanjutan penjelasan fisiologis… Ketiga kategori gangguan mental tersebut sampai sekarang masih digunakan dalam DSM IV dengan nama yang berbeda: 1. Mania masuk menjadi salah satu kategori dalam Gangguan Mood yaitu Bipolar (manik-depresif) 2. Melancholia Depresi 3. Frenitis Skizofrenia
  • 11. Lanjutan penjelasan fisiologis… • Selain Hippocrates, ada juga dokter dari Roma yang mencoba memberikan penjelasan naturalistik tentang gangguan psikotik. Mereka adalah Asclepiades dan Galen. Keduanya mendukung perlakuan yang lebih manusiawi dan perawatan di rumah sakit bagi para penderita gangguan mental.
  • 12. Zaman Kegelapan (The Dark Ages) dan kembalinya demonologi • Kematian Galen (130 – 200 M), sebagai dokter terakhir pada masa klasik Yunani menandai dimulainya Zaman Kegelapan bagi dunia medis dan bagi perawatan serta studi tentang perilaku abnormal. • Pada Zaman Pertengahan dan Renaissance (400 – 1500 M), kalangan gereja dan Kristen meluaskan pengaruhnya. Gangguan mental kembali dihubungkan dengan pengaruh spiritual dan supranatural (Demonologi).
  • 13. Lanjutan zaman kegelapan… • Para pemuka agama pada masa itu melakukan suatu upacara untuk mengeluarkan pengaruh roh jahat dari tubuh seseorang. Metode tersebut dinamakan exorcism.
  • 14. • Rennaisance bermula di Italia pada tahun 1400-an dan menyebar secara berangsur- angsur ke seluruh Eropa. Zaman ini dianggap sebagai peralihan dari dunia pertengahan menuju dunia modern. Ironisnya, ketakutan akan penyihir juga mengalami peningkatan, terutama pada akhir abad ke-15 sampai akhir abad ke-17.
  • 15. Lanjutan zaman kegelapan… Perwakilan Gereja Katolik Roma meyakini bahwa penyihir membuat perjanjian dengan iblis, mempraktekkan ritual setan dan melakukan tindakan-tindakan mengerikan seperti memakan bayi dan meracuni hasil panen. Pada tahun 1484, Pope (Paus) Innocent VIII meminta kepada para pendeta di Eropa untuk mencari para tukang sihir dan mengumumkan hukuman mati bagi penyihir. Selama dua abad berikutnya, lebih dari 100.000 orang yang dituduh sebagai tukang sihir telah dibunuh.
  • 16. Lanjutan zaman kegelapan… Untuk menemukan tukang sihir dibuat buku panduan dan dilakukan “tes terapung”. Tertuduh yang tenggelam dan terbenam dianggap tidak bersalah sedangkan tertuduh yang dapat mempertahankan kepala mereka di atas permukaan air dianggap bersekutu dengan iblis. Apapun hasilnya mereka akan mati?! Witch hunting mulai mereda pada abad 17 dan 18. Di Spanyol pada tahun 1610, berbagai tuduhan terhadap tukang sihir yang ditangkap dinyatakan batal.
  • 17. Lanjutan zaman kegelapan… Di Swedia, pada tahun 1649, Queen Christina memerintahkan untuk membebaskan semua tukang sihir kecuali mereka yang benar-benar terbukti melakukan pembunuhan. Di Perancis, tahun 1682, Raja Louis XIV mengeluarkan dekrit tentang pembebasan tukang sihir. Eksekusi terakhir terhadap tukang sihir dilakukan di Swiss pada tahun 1782. Sampai akhir Zaman Pertengahan, semua penderita gangguan mental dianggap sebagai tukang sihir.
  • 18. Awal Pembangunan Asylums • Jauh sebelum Barat mengenal metode penyembuhan penyakit jiwa berikut tempat perawatannya, pada abad ke-8 M di Kota Baghdad, menurut Syed Ibrahim B PhD dalam bukunya berjudul "Islamic Medicine: 1000 years ahead of its times“ (http://www.ishim.net/ishimj/2/01.pdf dan untuk buku kompilasinya bisa dilihat di: http://www.scribd.com/doc/11030166/Islamic- Medicine-Compiled-ebook), rumah sakit jiwa atau insane asylums telah didirikan para dokter dan psikolog Islam beberapa abad sebelum peradaban Barat menemukannya.
  • 19. • Hampir semua kota besar di dunia Islam pada era keemasan telah memiliki rumah sakit jiwa. Selain di Baghdad ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah insane asylum juga terdapat di kota Fes, Maroko. Selain itu, rumah sakit jiwa juga sudah berdiri di Kairo, Mesir pada tahun 800 M. • Pada abad ke-13 M, kota Damaskus dan Aleppo, Suriah juga telah memiliki rumah sakit jiwa.
  • 20. • Dr Emilie Savage-Smith dari St Cross College di Oxford mengungkapkan, Islam adalah peradaban pertama yang memiliki rumah sakit. Menurut dia, rumah sakit pertama di dunia dibangun Kekhalifahan Abbasiyah di kota Baghdad, Irak sekitar tahun 800 M. ''Rumah sakit yang berdiri di Baghdad itu lebih mutakhir dibandingkan rumah sakit di Eropa Barat yang dibangun beberapa abad setelahnya,'' papar Savage-Smith
  • 21. • Savage-Smith mengungkapkan, rumah sakit (RS) Islam terbesar di zaman keemasan dibangun di Mesir dan Suriah pada abad ke-12 dan 13 M. Pada masa itu, RS Islam sudah menerapkan sistem perawatan pasien berdasarkan penyakitnya. Menurut Savage- Smith, pembangunan sebuah sistem rumah sakit yang begitu luas merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam peradaban Islam pada abad pertengahan.
  • 22. • Selain itu, peradaban Islam juga sudah memiliki rumah sakit jiwa atau insane asylum. Menurut dia, masyarakat Muslim juga tercacat sebagai yang pertama mendirikan dan memiliki rumah sakit jiwa. Rumah sakit pada era keemasan Islam juga berfungsi sebagai tempat perawatan para manusia lanjut usia (manula) yang keluarganya kurang beruntung.
  • 23. • Rumah sakit Islam pada era kejayaannya terbuka bagi semua; laki-laki, perempuan, warga sipil, militer, kaya, miskin, Muslim dan non-Muslim. Pada masa itu, rumah sakit memiliki beragam fungsi yakni sebagai; pusat perawatan kesehatan, rumah penyembuhan bagi pasien yang sedang dalam tahap pemulihan dari sakit atau kecelakaan.
  • 24. Pembangunan Asylums selama Renaissance (Zaman Pencerahan) • Pada abad 15 dan 16, di Eropa mulai dilakukan pemisahan dengan serius antara penderita gangguan mental dari kehidupan sosialnya. Disana dibangun suatu tempat penampungan yang disebut Asylums. Di asylums itu ditampung dan dirawat penderita gangguan mental dan para gelandangan. Mereka dibiarkan untuk tetap bekerja dan tidak diberi suatu aturan hidup yang jelas.
  • 25. Lanjutan pembangunan asylums… • Tahun 1547, Henry VIII membangun London’s Hospital of St. Mary of Bethlehem (kemudian terkenal dengan nama Bedlam – kata yang umum digunakan pada saat itu untuk menyebut rumah sakit), sebagai rumah sakit pasien gangguan mental. Kondisi di Bedlam saat itu cukup menyedihkan: suasananya sangat bising, para penghuninya dirantai di tempat tidur mereka dan dibiarkan terbaring di tengah kotoran mereka atau berkeluyuran tanpa ada yang membantu. Kemudian Bedlam berkembang menjadi hiburan masyarakat untuk mencela dan menonton tingkah laku orang sakit jiwa tersebut. Bedlam sendiri kemudian menyediakan tiket untuk dijual kepada masyarakat.
  • 26. Gerakan Reformasi : the insane as sick Konsep baru tentang gangguan dan penyakit mental muncul dalam Revolusi Amerika dan Perancis sebagai bagian dari proses pencerahan (renaisans) bidang rasionalisme, humanisme dan demokrasi politik. Orang gila (insane) kemudian dianggap sebagai orang sakit. Chiarugi di Italia dan Muller di Jerman menyuarakan tentang treatment rumah sakit yang lebih humanis. Tetapi perwujudan konsep baru dalam bidang ini dipelopori oleh Phillipe Pinel (1745 – 1826).
  • 27. Lanjutan gerakan reformasi…. Pinel kemudian memulai pekerjaannya dari asylums di Paris yang bernama La Bicetre. ) pada tahun 1793. Kemudian pada tahun 1795 dia ditempatkan di Salpetriere (rumah sakit jiwa untuk wanita). Ia membebaskan pasien dari ikatan rantai dan pasung kemudian memperlakukannya sebagai seorang yang sakit dan tidak diperlakukan seperti seekor hewan.
  • 28. Lanjutan gerakan reformasi…. • Pinel berpendapat bahwa rumah sakit seharusnya merupakan tempat untuk treatment bukan untuk mengurung. Menurutnya, pasien gangguan mental pada dasarnya adalah orang normal yang selayaknya didekati dengan perasaan iba, memahami mereka serta diperlakukan sesuai dengan martabatnya sebagai individu. Pinel juga menentang adanya hukuman dan pengusiran bagi para penderita gangguan mental.
  • 29. Apakah Perilaku Abnormal Itu? • Statistical infrequency Perspektif ini menggunakan pengukuran statistik dimana semua variabel yang yang akan diukur didistribusikan ke dalam suatu kurva normal atau kurva dengan bentuk lonceng. Kebanyakan orang akan berada pada bagian tengah kurva, sebaliknya abnormalitas ditunjukkan pada distribusi di kedua ujung kurva. Kriteri ini biasanya digunakan dalam bidang medis atau psikologis. Misalnya mengukur tekanan darah, tinggi badan, intelegensi, ketrampilan membaca, dsb.
  • 30. • Unexpectedness Biasanya perilaku abnormal merupakan suatu bentuk respon yang tidak diharapkan terjadi. Contohnya seseorang tiba-tiba menjadi cemas (misalnya ditunjukkan dengan berkeringat dan gemetar) ketika berada di tengah-tengah suasana keluarganya yang berbahagia. Atau seseorang mengkhawatirkan kondisi keuangan keluarganya, padahal ekonomi keluarganya saat itu sedang meningkat. Respon yang ditunjukkan adalah tidak diharapkan terjadi.
  • 31. • Violation of norms Perilaku abnormal ditentukan dengan mempertimbangkan konteks sosial dimana perilaku tersebut terjadi. Jika perilaku sesuai dengan norma masyarakat, berarti normal. Sebaliknya jika bertentangan dengan norma yang berlaku, berarti abnormal. Kriteria ini mengakibatkan definisi abnormal bersifat relatif tergantung pada norma masyarakat dan budaya pada saat itu. Misalnya di Amerika pada tahun 1970-an, homoseksual merupakan perilaku abnormal, tapi sekarang homoseksual tidak lagi dianggap abnormal.
  • 32. • Personal distress Perilaku dianggap abnormal jika hal itu menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi individu. Tidak semua gangguan (disorder) menyebabkan distress. Misalnya gangguan antisosial yang mengancam atau melukai orang lain tanpa menunjukkan suatu rasa bersalah atau kecemasan. Juga tidak semua penderitaan atau kesakitan merupakan abnormal. Misalnya seseorang yang sakit karena disuntik. Kriteria ini bersifat subjektif karena susah untuk menentukan standar tingkat distress seseorang agar dapat diberlakukan secara umum.
  • 33. • Disability Individu mengalami ketidakmampuan (kesulitan) untuk mencapai tujuan karena abnormalitas yang dideritanya. Misalnya para pemakai narkoba dianggap abnormal karena pemakaian narkoba telah mengakibatkan mereka mengalami kesulitan untuk menjalankan fungsi akademik, sosial atau pekerjaan. Tidak begitu jelas juga apakah seseorang yang abnormal juga mengalami disability. Misalnya seseorang yang mempunyai gangguan seksual voyeurisme (mendapatkan kepuasan seksual dengan cara mengintip orang lain telanjang atau sedang melakukan hubungan seksual), tidak jelas juga apakah ia mengalami disability dalam masalah seksual.
  • 34. • Dari semua kriteria di atas menunjukkan bahwa perilaku abnormal sulit untuk didefinisikan. Tidak ada satupun kriteria yang secara sempurna dapat membedakan abnormal dari perilaku normal. Tapi sekurang-kurangnya kriteria tersebut berusaha untuk dapat menentukan definisi perilaku abnormal. Dan adanya kriteria pertimbangan sosial menjelaskan bahwa abnormalitas adalah sesuatu yang bersifat relatif dan dipengaruhi oleh budaya serta waktu.
  • 35. Abnormalitas di Budaya Indonesia • Bissu = pendeta waria Bugis Kuno