SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Terbit di Harian Singgalang (24 November 2017)
REFLEKSI HARI GURU NASIONAL (25 November 2017)
GURU DAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
Oleh
SUPRIADI
Dosen IAIN Bukittinggi
Tulisan ini terinspirasi dari sebuah pertanyaan menggelitik dari seorang mahasiswa saat
diskusi perkuliahan Pengembangan Kurikulum berlangsung, pertanyaan itu adalah; akhir-akhir
ini berita di media massa dihebohkan dengan berita korupsi, mulai dari Operasi Tangkap Tangan
(OTT) beberapa pejabat eksekutif dari daerah hingga pusat, anggota legislatif dari daerah hingga
pusat, pengusaha dan yang lagi viral adalah kasus mega korupsi e-KTP yang menjerat ketua
DPR RI sebagai tersangka, padahal perbuatan kriminal tersebut dilakukan oleh orang-orang
berpendidikan tinggi, ada apa dengan kurikulum kita? Dimana letak kesalahan Pendidikan kita?
Dan bagaimana memperbaikinya?
Sekilas terdengar sebagai sebuah pertanyaan sederhana, namun memerlukan analisis
mendalam dari berbagai sudut pandang ilmu Pendidikan, bagaimana tidak? Penyakit korupsi
yang terjadi belakangan ini yang semakin mewabah, tentunya merupakan kausalitas dari proses
pendidikan yang panjang di Indonesia. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa umumnya pelaku
tindak pidana tersebut adalah orang berpendidikan, bahkan berpendidikan tinggi.
Korupsi dipandang sebagai penyakit masyarakat, perilaku tidak terpuji ini jelas dan
nyata merugikan keuangan negara dan bahkan hakikatnya merugikan rakyat secara keseluruhan,
berbagai hak yang mestinya diterima dan dimanfaatkan oleh rakyat untuk kemakmuran dan
kesejahteraan orang banyak, akhirnya dinikmati oleh pejabat negara yang korup.
Indonesia menyadari, semakin hari, semakin banyak kasus korupsi yang terbukti,
sehingga menuntut adanya kebijakan strategis untuk segera mengentaskan perilaku merugikan
tersebut dengan mendirikan sebuah lembaga yang akan mengikis habis tindak pidana korupsi ini
sampai ke akar-akarnya, maka pada tanggal 29 Desember 2002, pemerintah RI kemudian
mendirikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sampai saat ini KPK sudah menunjukan prestasi yang mengagumkan, di tengah dahaga
akan pemberantasan korupsi bangsa ini. KPK telah menjerat beberapa gubernur, pejabat
pemerintah, politisi, pimpinan partai politik, anggota legislatif sampai kepada pimpinan
organisasi kemasyarakatan sebagai tersangka kasus korupsi.
Terlepas dari kisah sukses KPK sebagai punggawa pemberantasan korupsi di Indonesia.
Sejak Era Reformasi banyak pihak menyebutkan, bahwa pangkal persoalan maraknya tindak
pidana korupsi di Indonesia, berawal pada ketidakberdayaan kurikulum menghasilkan lulusan
yang berperilaku anti korupsi.
Kurikulum yang berlaku di Indonesia dianggap tidak mampu membekali orang dengan
perilaku dan kepribadian terpuji, yang bakal membentengi dari godaan korupsi. Pembelajaran
lebih cendrung mengacu pada aspek teori, Afeksi lebih banyak dihafal, dicatat dan bahkan
diujikan dalam konteks pengetahuan, tanpa membarengi dengan aplikasi dalam kehidupan.
Pembelajaran afektif seperti; jujur, empati, kepribadian, loyalitas, attitude dan tanggung
jawab diajarkan dalam bentuk kognitif dan hafalan, begitu pula dalam evaluasinya, nilai-nilai
tersebut diujikan dalam bentuk pertanyaan yang membutuhkan jawaban tertulis, sehingga nilai-
nilai tersebut kering dari makna yang seharusnya menjadi kepribadian yang melekat erat bagi
lulusan pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut, sejak Era Reformasi digulirkan sampai sekarang, sudah 3
jenis kurikulum berlaku di Indonesia, mulai dari KBK tahun 2004, Kurikulum KTSP tahun 2006
hingga Kurikulum 2013 yang berlangsung hingga saat ini. Ketiga kurikulum itu, masih terlihat
adanya praktek penerapan sisi sikap yang sama dari waktu ke waktu, meskipun bila dilihat dari
Kompetensi Inti dan Kompetensi Lulusan, Kurikulum 2013 telah berorientasi pada aspek afektif,
namun praktek pengajarannya masih cenrung relatif sama.
Sebagai contoh kesamaan penerapan kurikulum Indonesia tersebut adalah; saat
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaan (KWN) (sebagai
dua mata pelajaran yang bermuatan KI1 dan KI2 yang strategis) berlangsung, penjelasan tentang
sifat terpuji seperti jujur, masih berlangsung secara normatif-kognitif, cendrung dihafal dan
diujikan menggunakan paper and pencil test, sehingga mengakibatkan sejumlah “warung
jujur” yang sempat popular dan digadang-gadang sebagai implikasi pendidikan anti korupsi di
sekolah, kemudian bangkrut, karena sikap jujur itu masih jauh dari harapan.
Langkah terbaik menyelesaikan sengkarut kasus korupsi di Indonesia adalah dengan
mengembalikan ke akar permasalahannya, yaitu kurikulum itu sendiri. Memperbaiki mutu
pendidikan haruslah berawal dari memperbaiki kurikulum, seperti yang dialami Amerika saat
bereaksi terhadap keberhasilan Soviet Union mengorbitkan Sputnik pada tahun 50-an, sehingga
membuat Amerika “kebakaran jenggot” dan mengumpulkan berbagai ahli interdisipliner untuk
merubah kurikulum dan sistem pendidikan Amerika. Al-hasil lebih kurang enam tahun kemudian
Amerika berhasil mengorbitkan Apollo ke Bulan.
Berkaca dari pengalaman Amerika saat perang dingin tersebut, agaknya patut diambil
pelajaran bahwa untuk merubah kualitas pendidikan, harus berawal dari melakukan pengkajian
dan pengembangan kurikulum, meskipun para pelaku korupsi hari ini bukanlah diakibatkan oleh
kurikulum yang berlaku saat ini, namun secara umum kurikulum yang berlaku saat ini masih
terlihat sama, dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya.
Faktor berikutnya yang mesti juga diperbaiki adalah kualitas guru, kualitas guru yang
dimaksud disini adalah kemampuan guru dalam menerapkan kurikulum, sebaik apapun
kurikulum, bila berada di tangan guru yang tidak kreatif dan professional, maka kurikulum yang
baik tersebut tidak akan berarti apa-apa.
Guru harus mampu berinovasi melaksanakan kurikulum anti korupsi, memahami
dengan baik mana aspek pengetahuan yang mesti diajarkan secara kognitif dan aspek afektif
yang harus dibiasakan dan diamati penerapannya dalam perilaku sehari-hari, guru mesti
menguasai berbagai strategi pembelajaran budi pekerti dan perilaku, sehingga pembelajaran itu
tidak cendrung normatif dan dapat dengan cepat termanifestasikan menjadi kepribadian yang
paripurna bagi siswa.
Di samping itu, guru juga harus memiliki wawasan anti korupsi, berkenaan dengan
pengertian, macam, dan hukuman yang dikenakan kepada para koruptor, sehingga guru dapat
menyelipkan pembahasan korupsi ke dalam proses pembelajarannya masing-masing sebagai
hidden curriculum. tidak perlu menambah jam pelajaran khusus, namun bila semua mata
pelajaran memiliki visi dan tanggung jawab yang sama dalam sikap anti korupsi, pastilah mata
rantai penyakit korupsi dapat diputus.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peran aktif, keprofesionalan seorang guru
dan kurikulum yang bermutu, sangat dibutuhkan dalam memberikan kesadaran pendidikan anti
korupsi kepada siswa-siswanya, sehingga cita-cita INDONESIA BEBAS KORUPSI akan
segera terwujud, semoga !.
*) Supriadi, SAg, MPd adalah Dosen IAIN Bukittinggi.
~~~
Alamat: Jorong Sungai Cubadak, Kenagarian Tabek Panjang Kecamatan Baso
HP: 08116654151
Email: andragogi72@gmail.com
KLIPING PERS
Nama Media SINGGATANG.A-rz Thema
Hari Tanggal
Jumat, z4 November zorT
W, KOMENTAR re
(5 RabiulAwal 43gH)
Refleksi Hari
Guru Nasional
SUPRIADI
Tulisan ini terinspirasi dari sebuah
pertanyaan menggelitik dari se-
orang mahasiswa saat diskusi
perkuliahan Pengembangan Ku-
rikulum berlangsung, pertanyaan
itu adalah; akhir-akhir ini berita di
media massa dihebohkan dengan
berita korupsi, mulai dari Operasi
Tangkap Tangan (OTT) beberapa
pejabat eksekutif dari daerah
hingga pusat, anggota legislatif dari daerah hingga
pusat, pengusaha dan yang lagi viral adalah kasus
mega korupsi e-KTP yang menjerat ketua DpR RI
sebagai tersangka, padahal perbuatan kriminal
Bersambung ke hlm A-11
ReflgkSi .-. donesia, mulai dari KBK tahun 2004, ., autu*il*tr" t
".iffi,tersebur d,akukan oieh orang-orang ftrffifr5f,:Tffi flfl:.[lfff i:i:i-r:l?#tiH[1,,Hif*ji**:berpendidikan tinggi, ada apa dengan hingga saat ini. fetiga kurikuiurn ltu] p.oirr?orrit, maka* kurikulum yangkurikulum kita? Dimana teiak masih teriihat aclanya'praktek pene- fuir.1".tul"t tidak akan berarti apa-kesalahan pendidikan kita? Dan rapan sisi sikap yang sama dari waktu upu.
---
bagaimana memperbaikinya? ke waktu, ."*itlp"i bila diiihat dari Guru harus mampu berinovasiSekilas terdengar sebagai sebuah Kompetensi Inti dan Kompetensi melaksanakankurikulumantik;;d;,
pertanyaansederhana,namunmemer- Lulusan, Kurikulum 2013 teiah ber- memahami d;d;;;* ilu.r, urp.tlukananalisismendalamdariberbagai orientasi pada aspek afektif, narnun t;;;;t"h""h yang mesti diajarkansudut pandang ilmu Pendidikan, praktek pengalarannya rnasih cenrung ,r.u?u kognitif dan aspek afgklif- yangbagaimana.tidak? Penyakit korupsi relqtif sima. : :- -o
liruS alfi"sakan daLdiamati pene_yang ter.iadi helakangan ini yang -- s"!lSay,contph kesamaarl. pene- i;p;^y" d"lr; p;1ukrl.tu.i r,*oilsemakin mewabah, tentunya *.ru: rapan kurikuium luclonesii tersebut guru mlsu menguasai berbagai stra-pakan kausalitas dari proses pendi- adalah; saatpembelajaranPendidikan i"Jip"*l"rajaran budi pekerti dandikan yang paniang di Indonesia. Agama Islam (PAI) clan Pendldikan p"?iiffi-rrt,inggapembelajaranitutidak
Karena tidak bisa dipungkiri bahrva Kewarganegaan (KWN) (sebagai dua ;il;".; normatif dan dapat denganumumnya pelaku tindak pidana terse- mata p-elaiaran yang bermuatan KI1 cepat terLanifestaslkan menjadi kepri-but adalah ora,ng berpendicllkan, dan fiZ yhng stiat;gis) berlangsung, badianyangparipurnabagisiswa.
bahkan berpendidikan
linggi. penielasan.t#tu.rg s##turpuli Jeperii Di slmping itu, guru juga harusKorupsidipandangsebagaipenyakit juiur, masih berlairgsung ,".r.u .o.- memiliki wawasan anti korupsi, ber-masyarakat, perilaku tidak terpuii ini rratif-kognitif, cend"runi dihafal dan r.""uu.r-a".rgan pengertian, macam,jeias dan nyata merugikan keuaiigan diujikan ilenggunaka; p;p;. and pen- dan hukuman yang dikenakan kepadanegara dan bahkan hakikatnya meru- cil test, sehlngga meng'akibatkan p;;; f;;"ptor, sehingga guru clapargikan rakyat secara kescluruhan, sejumlah. *u1",if ;r;u. y?"g sempat menyelipkan pembahasan korupsi keberbagai hak yang mestinya diterima popular dan diga[an* t"ir"rr* sebagai auu- pior", pembelajarannya masing-dan dimanfaatkan oleh rakyat untuk imptit<asi p."aiaitun inti tirupsi"ai ;;;ilg:;"g"i hiddeu curric,Ium.kemakmuran dan keseiahte.ian ora,rg sekoiah, kemudian bangkrut, karena iii?["p".ru menambah jam pela-banyak, akhirnya dinlkmatl oleh sikap jujur itu masih 1ailh dari hara- jaran khusus, namun bila semua matapejabat negara yang korup' pan. pelalaran memiliki visi dan tanggungIndonesia menyadari, semakin hari, jawabyangsamadalamsikap antikorupsi,semakin banyak kasus korupsi-yang pastilih inata rantai penyakitterbukti, sehingga menuntut adinyi korupsidapatdiputus.
kebijakan strategis untuk ,"geiu
;:'"*uo'.i' i:H:"'i,: fII#;'*T I1 il co I I ected Bv su p riad i, s.Ag., M. pd
lembaga yang akan mengikis habis
tindak pidana korupsi ini sampai ke
akar-akarnya, maka pada tanggal 29
Desember 2002, pemerintah Rt icemu-
dian mendirikan Komisi pemberan-
tasan Korupsi (KpK).
KTIPING PERS
Nama Media Thema
Hari Tanggal
--IampEi
saafini KPK sudah menun-
jukan prestasi yang mengagumkan, di
tengah dahaga akan pemberantasan
korupsi bangsa ini. KPK telah menierat
beberapa gubernur, pejabat peme-
rintah, politisi, pimpinan partai politik,
anggota legislatif sampai kepada
pimpinan organisasi kemasyarakatan
sebagai tersangka kasus korupsi.
Terlepas dari kisah sukses KPK
sebagai punggawa pemberantasan
korupsi di Indonesia. Sejak Era Refor-
masi banyak pihak menyebutkan,
bahwa pangkal persoalan maraknya
tindak pidana korupsi di Indonesia,
berawal pada ketidakberdayaan kuri-
kulum menghasilkan lulusan yang
berperilaku anti korupsi.
Kurikulum yang berlaku di Indone-
sia dianggap tidak mampu membekali
orang dengan perilaku dan kepri-
badian terpuji, yang bakal memben-
tengi dari godaan korupsi. Pembe-
Iajaran lebih cendrung mengacu pada
aspek teori, Afeksi lebih banyak
dihafal, dicatat dan bahkan diujikan
dalam konteks pengetahuan, tanpa
membarengi dengan aplikasi dalam
kehidupan.
Pembelajaran afektif seperti; jujur,
empati, kepribadian, ioyalitas, attitude
dan tanggungjawab diajarkan dalam
bentuk kognitif dan hafalan, begitu
pula dalam evaluasinya, nilai-nilai
tersebut diujikan dalam bentuk per-
tanyaan yang membutuhkan jawaban
tertulis, sehingga nilai-nilai tersebut
kering dari makna yang seharusnya
menjadi kepribadian yang melekat erat
bagi iulusan pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut, sejak Era
Reformasi diguiirkan sampai sekarang,
sudah 3 ieni.s kurikulum berlaku di In-
---..-'-Langkah terbaik menyetesaikan
sengkarut kasus korupsi di Indonesia
adalah dengan mengembaiikan ke akar
permasalahannya. yaitu kurikulum itu
sendiri. Memperbaiki mutu pendidikan
haruslah berawal dari memperbaiki
kurikuium, seperti yang dialami Ame-
rika saat bereaksi terhadap keber-
hasilan Soviet Union mengorbitkan
Sputnik pada 1950-an, sehingga mem-
buat Amerika kebakaran jenggot dan
mengumpulkan berbagai ahli inter-
digipliner untuk mengubah kurikulum
dan sistem pendidikan Amerika. AI-ha-
sil lebih kurang enam tahun kemudian .
Amerika
berhasil meng-
orbitkan Apollo
ke Bulan. '
Berkaca dari
pengalaman
Amerika saat pe-
rang dingin ter-
sebut, agaknya
patut diambil pe-
Iajaran bahwa
untuk merubah
kualitas pendi-
dikan, harus be-
rawal dari meia-
kukan pengka-
jian dan pengem
bangan kuriku-
lum, meskipun
para pelaku ko-
rupsi hari ini bu-
kanlah diakibat-
kan oleh kuriku-
lum yang berlaku
saat ini, namun
secara umum lqrri-
kr-dum yang berla-
ku saat ini masih
terlihat sama, di-
banding kan de-
ngan kuri kulum
sebeiumnya.
Faktor beri-
kutnya yang mes
tijuga diperbaiki
adalah kualitas
guru, kualitas gu
ru yang dimak-
sud disini adalah
kemampuan gu-
--Dengen demklan, Eapat di-
simpulkan bahwa peran aktif,
keprofesionalan seorang guru
dan kurikulurn yang bermutu,
sangat dibutuhkan dalam mem-
berikan kesadaran pendidikan
anti korupsi kepada siswa-sis-
wanya, sehingga cita-cita INDO-
NESIA BEBAS KORUPSI akan
segera terwujud, semoga !.
*) Supriadi, SAg, MPd adalah
Dosen IAIN Bukittinggi
Collected By Supriadi, S.Ag., M.pd

More Related Content

What's hot

Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikanRiezza Farhan
 
Perkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesiaPerkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesiaAdy Setiawan
 
Tugasan amalan terbaik kesejahteraan sosial
Tugasan amalan terbaik kesejahteraan sosialTugasan amalan terbaik kesejahteraan sosial
Tugasan amalan terbaik kesejahteraan sosialNURAFIFAHRAIHANAHBIN
 
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaMakalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaPPS Universitas Sriwijaya
 
Problematika pendidikan
Problematika pendidikanProblematika pendidikan
Problematika pendidikanDwi Halimasari
 
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannyaMakalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannyaMara Sutan Siregar
 
Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...
Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...
Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...Yaser Lopekabausirah
 
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Totok Priyo Husodo
 
Pendidikan agama islam sebagai sub sistem pendidikan nasional
Pendidikan agama islam sebagai sub sistem pendidikan nasionalPendidikan agama islam sebagai sub sistem pendidikan nasional
Pendidikan agama islam sebagai sub sistem pendidikan nasionalNeng Pupu Rohilah
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinyaOperator Warnet Vast Raha
 
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]PamilaNovitasari
 
Kpf4013 ament kumpulan
Kpf4013 ament kumpulanKpf4013 ament kumpulan
Kpf4013 ament kumpulanFaz Azlan
 
Asigm bm
Asigm bmAsigm bm
Asigm bmahzai09
 

What's hot (20)

Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
Makalah pendidikan di indonesia
Makalah pendidikan di  indonesiaMakalah pendidikan di  indonesia
Makalah pendidikan di indonesia
 
Perkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesiaPerkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesia
 
Tugasan amalan terbaik kesejahteraan sosial
Tugasan amalan terbaik kesejahteraan sosialTugasan amalan terbaik kesejahteraan sosial
Tugasan amalan terbaik kesejahteraan sosial
 
KARYA ILMIAH
KARYA ILMIAHKARYA ILMIAH
KARYA ILMIAH
 
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaMakalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
 
Problematika pendidikan
Problematika pendidikanProblematika pendidikan
Problematika pendidikan
 
Makalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakterMakalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakter
 
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannyaMakalah pengertian pendidikan dan tujuannya
Makalah pengertian pendidikan dan tujuannya
 
Sejarah perkembangan pendidikan
Sejarah perkembangan pendidikanSejarah perkembangan pendidikan
Sejarah perkembangan pendidikan
 
Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...
Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...
Slide Share Sosiologi Pendidikan Kelompok 2: Perkembangan Konsep Pendidikan d...
 
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
 
Pendidikan agama islam sebagai sub sistem pendidikan nasional
Pendidikan agama islam sebagai sub sistem pendidikan nasionalPendidikan agama islam sebagai sub sistem pendidikan nasional
Pendidikan agama islam sebagai sub sistem pendidikan nasional
 
Peranan pendidikan dalam pendidikan nasional
Peranan pendidikan dalam pendidikan nasionalPeranan pendidikan dalam pendidikan nasional
Peranan pendidikan dalam pendidikan nasional
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
 
6%20alias artikel
6%20alias artikel6%20alias artikel
6%20alias artikel
 
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
 
Kpf4013 ament kumpulan
Kpf4013 ament kumpulanKpf4013 ament kumpulan
Kpf4013 ament kumpulan
 
Asigm bm
Asigm bmAsigm bm
Asigm bm
 
Pentaksiran holistik
Pentaksiran holistikPentaksiran holistik
Pentaksiran holistik
 

Similar to Guru dan Pendidikan Anti Korupsi

Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikanSri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikansrie harnince
 
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docxPENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docxhasrinafebriani06
 
Pendidikan karakter proceeding
Pendidikan karakter   proceedingPendidikan karakter   proceeding
Pendidikan karakter proceedingPristiadi Utomo
 
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docxsoparidah
 
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti KorupsiKebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti KorupsiFenti Anita Sari
 
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Maruttha Puspita
 
588263027-Rpl-Anti-Korupsi-Kirim SMKN .docx
588263027-Rpl-Anti-Korupsi-Kirim SMKN .docx588263027-Rpl-Anti-Korupsi-Kirim SMKN .docx
588263027-Rpl-Anti-Korupsi-Kirim SMKN .docxIkaAfan1
 
Hakikat n karakteristik ips new
Hakikat n karakteristik ips newHakikat n karakteristik ips new
Hakikat n karakteristik ips newMitha Ye Es
 
Uts landasan problematika pendidikan
Uts landasan problematika pendidikanUts landasan problematika pendidikan
Uts landasan problematika pendidikanFeralia Eka Putri
 
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-pentingRevisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-pentingNailal Annisa
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakterpenggawa
 
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.pptTEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.pptLim Salawat
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diEko Pratiwiningsih
 

Similar to Guru dan Pendidikan Anti Korupsi (20)

BAB I Penelitian R and D
BAB I Penelitian R and DBAB I Penelitian R and D
BAB I Penelitian R and D
 
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikanSri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
 
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docxPENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
 
Pendidikan karakter proceeding
Pendidikan karakter   proceedingPendidikan karakter   proceeding
Pendidikan karakter proceeding
 
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
 
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti KorupsiKebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
 
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
 
588263027-Rpl-Anti-Korupsi-Kirim SMKN .docx
588263027-Rpl-Anti-Korupsi-Kirim SMKN .docx588263027-Rpl-Anti-Korupsi-Kirim SMKN .docx
588263027-Rpl-Anti-Korupsi-Kirim SMKN .docx
 
Makalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasilaMakalah pendidikan pancasila
Makalah pendidikan pancasila
 
Hakikat n karakteristik ips new
Hakikat n karakteristik ips newHakikat n karakteristik ips new
Hakikat n karakteristik ips new
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 
Uts landasan problematika pendidikan
Uts landasan problematika pendidikanUts landasan problematika pendidikan
Uts landasan problematika pendidikan
 
4. Pendidikan Karakter
4. Pendidikan Karakter4. Pendidikan Karakter
4. Pendidikan Karakter
 
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-pentingRevisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
 
Reno pp
Reno ppReno pp
Reno pp
 
Pendidikan antikorupsi
Pendidikan antikorupsiPendidikan antikorupsi
Pendidikan antikorupsi
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.pptTEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan di
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 

More from Supriadi Fadel

Kiat Motivasi Menghadapi UN
Kiat Motivasi Menghadapi UNKiat Motivasi Menghadapi UN
Kiat Motivasi Menghadapi UNSupriadi Fadel
 
Menuju BRI No 1 (Move On) di Sumatera Barat
Menuju BRI No 1 (Move On) di Sumatera BaratMenuju BRI No 1 (Move On) di Sumatera Barat
Menuju BRI No 1 (Move On) di Sumatera BaratSupriadi Fadel
 
Menuju Guru Profesional Melalui Pembelajaran Abad 21
Menuju Guru Profesional Melalui Pembelajaran Abad 21Menuju Guru Profesional Melalui Pembelajaran Abad 21
Menuju Guru Profesional Melalui Pembelajaran Abad 21Supriadi Fadel
 
LEADERSHIP IN ISLAMIC EDUCATIONAL INSTITUTIONS
LEADERSHIP IN ISLAMIC EDUCATIONAL INSTITUTIONSLEADERSHIP IN ISLAMIC EDUCATIONAL INSTITUTIONS
LEADERSHIP IN ISLAMIC EDUCATIONAL INSTITUTIONSSupriadi Fadel
 
E-Consult: Designing of Development for Thesis Advisory Model Based on Manage...
E-Consult: Designing of Development for Thesis Advisory Model Based on Manage...E-Consult: Designing of Development for Thesis Advisory Model Based on Manage...
E-Consult: Designing of Development for Thesis Advisory Model Based on Manage...Supriadi Fadel
 
Wisuda & Kompetensi Lulusan
Wisuda & Kompetensi LulusanWisuda & Kompetensi Lulusan
Wisuda & Kompetensi LulusanSupriadi Fadel
 
Pelajaran Berharga dari Kebakaran di Bukittinggi
Pelajaran Berharga dari Kebakaran di BukittinggiPelajaran Berharga dari Kebakaran di Bukittinggi
Pelajaran Berharga dari Kebakaran di BukittinggiSupriadi Fadel
 
Menuju Sumbar Cerdas Bencana
Menuju Sumbar Cerdas BencanaMenuju Sumbar Cerdas Bencana
Menuju Sumbar Cerdas BencanaSupriadi Fadel
 
Evidensi Kepemimpinan Rasulullah
Evidensi Kepemimpinan RasulullahEvidensi Kepemimpinan Rasulullah
Evidensi Kepemimpinan RasulullahSupriadi Fadel
 
Sepuluh Ciri Pesantren Masa Depan
Sepuluh Ciri Pesantren Masa DepanSepuluh Ciri Pesantren Masa Depan
Sepuluh Ciri Pesantren Masa DepanSupriadi Fadel
 
Biodata Dr. Supriadi, S.Ag., M.Pd
Biodata Dr. Supriadi, S.Ag., M.PdBiodata Dr. Supriadi, S.Ag., M.Pd
Biodata Dr. Supriadi, S.Ag., M.PdSupriadi Fadel
 
Teknik bertanya dalam latihan
Teknik bertanya dalam latihanTeknik bertanya dalam latihan
Teknik bertanya dalam latihanSupriadi Fadel
 
Komunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiKomunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiSupriadi Fadel
 

More from Supriadi Fadel (20)

Kiat Motivasi Menghadapi UN
Kiat Motivasi Menghadapi UNKiat Motivasi Menghadapi UN
Kiat Motivasi Menghadapi UN
 
Menuju BRI No 1 (Move On) di Sumatera Barat
Menuju BRI No 1 (Move On) di Sumatera BaratMenuju BRI No 1 (Move On) di Sumatera Barat
Menuju BRI No 1 (Move On) di Sumatera Barat
 
Menuju Guru Profesional Melalui Pembelajaran Abad 21
Menuju Guru Profesional Melalui Pembelajaran Abad 21Menuju Guru Profesional Melalui Pembelajaran Abad 21
Menuju Guru Profesional Melalui Pembelajaran Abad 21
 
LEADERSHIP IN ISLAMIC EDUCATIONAL INSTITUTIONS
LEADERSHIP IN ISLAMIC EDUCATIONAL INSTITUTIONSLEADERSHIP IN ISLAMIC EDUCATIONAL INSTITUTIONS
LEADERSHIP IN ISLAMIC EDUCATIONAL INSTITUTIONS
 
E-Consult: Designing of Development for Thesis Advisory Model Based on Manage...
E-Consult: Designing of Development for Thesis Advisory Model Based on Manage...E-Consult: Designing of Development for Thesis Advisory Model Based on Manage...
E-Consult: Designing of Development for Thesis Advisory Model Based on Manage...
 
Yudisium
YudisiumYudisium
Yudisium
 
Wisuda & Kompetensi Lulusan
Wisuda & Kompetensi LulusanWisuda & Kompetensi Lulusan
Wisuda & Kompetensi Lulusan
 
Pelajaran Berharga dari Kebakaran di Bukittinggi
Pelajaran Berharga dari Kebakaran di BukittinggiPelajaran Berharga dari Kebakaran di Bukittinggi
Pelajaran Berharga dari Kebakaran di Bukittinggi
 
Menuju Sumbar Cerdas Bencana
Menuju Sumbar Cerdas BencanaMenuju Sumbar Cerdas Bencana
Menuju Sumbar Cerdas Bencana
 
Evidensi Kepemimpinan Rasulullah
Evidensi Kepemimpinan RasulullahEvidensi Kepemimpinan Rasulullah
Evidensi Kepemimpinan Rasulullah
 
Sepuluh Ciri Pesantren Masa Depan
Sepuluh Ciri Pesantren Masa DepanSepuluh Ciri Pesantren Masa Depan
Sepuluh Ciri Pesantren Masa Depan
 
Biodata Dr. Supriadi, S.Ag., M.Pd
Biodata Dr. Supriadi, S.Ag., M.PdBiodata Dr. Supriadi, S.Ag., M.Pd
Biodata Dr. Supriadi, S.Ag., M.Pd
 
Terapi tingkah laku
Terapi tingkah lakuTerapi tingkah laku
Terapi tingkah laku
 
Teknik persidangan
Teknik persidanganTeknik persidangan
Teknik persidangan
 
Teknik bertanya dalam latihan
Teknik bertanya dalam latihanTeknik bertanya dalam latihan
Teknik bertanya dalam latihan
 
Psikologi pribadi
Psikologi pribadiPsikologi pribadi
Psikologi pribadi
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Manajemen
ManajemenManajemen
Manajemen
 
Komunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiKomunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasi
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 

Recently uploaded

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

Guru dan Pendidikan Anti Korupsi

  • 1. Terbit di Harian Singgalang (24 November 2017) REFLEKSI HARI GURU NASIONAL (25 November 2017) GURU DAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI Oleh SUPRIADI Dosen IAIN Bukittinggi Tulisan ini terinspirasi dari sebuah pertanyaan menggelitik dari seorang mahasiswa saat diskusi perkuliahan Pengembangan Kurikulum berlangsung, pertanyaan itu adalah; akhir-akhir ini berita di media massa dihebohkan dengan berita korupsi, mulai dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) beberapa pejabat eksekutif dari daerah hingga pusat, anggota legislatif dari daerah hingga pusat, pengusaha dan yang lagi viral adalah kasus mega korupsi e-KTP yang menjerat ketua DPR RI sebagai tersangka, padahal perbuatan kriminal tersebut dilakukan oleh orang-orang berpendidikan tinggi, ada apa dengan kurikulum kita? Dimana letak kesalahan Pendidikan kita? Dan bagaimana memperbaikinya? Sekilas terdengar sebagai sebuah pertanyaan sederhana, namun memerlukan analisis mendalam dari berbagai sudut pandang ilmu Pendidikan, bagaimana tidak? Penyakit korupsi yang terjadi belakangan ini yang semakin mewabah, tentunya merupakan kausalitas dari proses pendidikan yang panjang di Indonesia. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa umumnya pelaku tindak pidana tersebut adalah orang berpendidikan, bahkan berpendidikan tinggi. Korupsi dipandang sebagai penyakit masyarakat, perilaku tidak terpuji ini jelas dan nyata merugikan keuangan negara dan bahkan hakikatnya merugikan rakyat secara keseluruhan, berbagai hak yang mestinya diterima dan dimanfaatkan oleh rakyat untuk kemakmuran dan kesejahteraan orang banyak, akhirnya dinikmati oleh pejabat negara yang korup. Indonesia menyadari, semakin hari, semakin banyak kasus korupsi yang terbukti, sehingga menuntut adanya kebijakan strategis untuk segera mengentaskan perilaku merugikan tersebut dengan mendirikan sebuah lembaga yang akan mengikis habis tindak pidana korupsi ini sampai ke akar-akarnya, maka pada tanggal 29 Desember 2002, pemerintah RI kemudian mendirikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sampai saat ini KPK sudah menunjukan prestasi yang mengagumkan, di tengah dahaga akan pemberantasan korupsi bangsa ini. KPK telah menjerat beberapa gubernur, pejabat pemerintah, politisi, pimpinan partai politik, anggota legislatif sampai kepada pimpinan organisasi kemasyarakatan sebagai tersangka kasus korupsi. Terlepas dari kisah sukses KPK sebagai punggawa pemberantasan korupsi di Indonesia. Sejak Era Reformasi banyak pihak menyebutkan, bahwa pangkal persoalan maraknya tindak pidana korupsi di Indonesia, berawal pada ketidakberdayaan kurikulum menghasilkan lulusan yang berperilaku anti korupsi. Kurikulum yang berlaku di Indonesia dianggap tidak mampu membekali orang dengan perilaku dan kepribadian terpuji, yang bakal membentengi dari godaan korupsi. Pembelajaran lebih cendrung mengacu pada aspek teori, Afeksi lebih banyak dihafal, dicatat dan bahkan diujikan dalam konteks pengetahuan, tanpa membarengi dengan aplikasi dalam kehidupan. Pembelajaran afektif seperti; jujur, empati, kepribadian, loyalitas, attitude dan tanggung jawab diajarkan dalam bentuk kognitif dan hafalan, begitu pula dalam evaluasinya, nilai-nilai tersebut diujikan dalam bentuk pertanyaan yang membutuhkan jawaban tertulis, sehingga nilai-
  • 2. nilai tersebut kering dari makna yang seharusnya menjadi kepribadian yang melekat erat bagi lulusan pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, sejak Era Reformasi digulirkan sampai sekarang, sudah 3 jenis kurikulum berlaku di Indonesia, mulai dari KBK tahun 2004, Kurikulum KTSP tahun 2006 hingga Kurikulum 2013 yang berlangsung hingga saat ini. Ketiga kurikulum itu, masih terlihat adanya praktek penerapan sisi sikap yang sama dari waktu ke waktu, meskipun bila dilihat dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Lulusan, Kurikulum 2013 telah berorientasi pada aspek afektif, namun praktek pengajarannya masih cenrung relatif sama. Sebagai contoh kesamaan penerapan kurikulum Indonesia tersebut adalah; saat pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaan (KWN) (sebagai dua mata pelajaran yang bermuatan KI1 dan KI2 yang strategis) berlangsung, penjelasan tentang sifat terpuji seperti jujur, masih berlangsung secara normatif-kognitif, cendrung dihafal dan diujikan menggunakan paper and pencil test, sehingga mengakibatkan sejumlah “warung jujur” yang sempat popular dan digadang-gadang sebagai implikasi pendidikan anti korupsi di sekolah, kemudian bangkrut, karena sikap jujur itu masih jauh dari harapan. Langkah terbaik menyelesaikan sengkarut kasus korupsi di Indonesia adalah dengan mengembalikan ke akar permasalahannya, yaitu kurikulum itu sendiri. Memperbaiki mutu pendidikan haruslah berawal dari memperbaiki kurikulum, seperti yang dialami Amerika saat bereaksi terhadap keberhasilan Soviet Union mengorbitkan Sputnik pada tahun 50-an, sehingga membuat Amerika “kebakaran jenggot” dan mengumpulkan berbagai ahli interdisipliner untuk merubah kurikulum dan sistem pendidikan Amerika. Al-hasil lebih kurang enam tahun kemudian Amerika berhasil mengorbitkan Apollo ke Bulan. Berkaca dari pengalaman Amerika saat perang dingin tersebut, agaknya patut diambil pelajaran bahwa untuk merubah kualitas pendidikan, harus berawal dari melakukan pengkajian dan pengembangan kurikulum, meskipun para pelaku korupsi hari ini bukanlah diakibatkan oleh kurikulum yang berlaku saat ini, namun secara umum kurikulum yang berlaku saat ini masih terlihat sama, dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Faktor berikutnya yang mesti juga diperbaiki adalah kualitas guru, kualitas guru yang dimaksud disini adalah kemampuan guru dalam menerapkan kurikulum, sebaik apapun kurikulum, bila berada di tangan guru yang tidak kreatif dan professional, maka kurikulum yang baik tersebut tidak akan berarti apa-apa. Guru harus mampu berinovasi melaksanakan kurikulum anti korupsi, memahami dengan baik mana aspek pengetahuan yang mesti diajarkan secara kognitif dan aspek afektif yang harus dibiasakan dan diamati penerapannya dalam perilaku sehari-hari, guru mesti menguasai berbagai strategi pembelajaran budi pekerti dan perilaku, sehingga pembelajaran itu tidak cendrung normatif dan dapat dengan cepat termanifestasikan menjadi kepribadian yang paripurna bagi siswa. Di samping itu, guru juga harus memiliki wawasan anti korupsi, berkenaan dengan pengertian, macam, dan hukuman yang dikenakan kepada para koruptor, sehingga guru dapat menyelipkan pembahasan korupsi ke dalam proses pembelajarannya masing-masing sebagai hidden curriculum. tidak perlu menambah jam pelajaran khusus, namun bila semua mata pelajaran memiliki visi dan tanggung jawab yang sama dalam sikap anti korupsi, pastilah mata rantai penyakit korupsi dapat diputus. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peran aktif, keprofesionalan seorang guru dan kurikulum yang bermutu, sangat dibutuhkan dalam memberikan kesadaran pendidikan anti korupsi kepada siswa-siswanya, sehingga cita-cita INDONESIA BEBAS KORUPSI akan segera terwujud, semoga !. *) Supriadi, SAg, MPd adalah Dosen IAIN Bukittinggi. ~~~
  • 3. Alamat: Jorong Sungai Cubadak, Kenagarian Tabek Panjang Kecamatan Baso HP: 08116654151 Email: andragogi72@gmail.com
  • 4. KLIPING PERS Nama Media SINGGATANG.A-rz Thema Hari Tanggal Jumat, z4 November zorT W, KOMENTAR re (5 RabiulAwal 43gH) Refleksi Hari Guru Nasional SUPRIADI Tulisan ini terinspirasi dari sebuah pertanyaan menggelitik dari se- orang mahasiswa saat diskusi perkuliahan Pengembangan Ku- rikulum berlangsung, pertanyaan itu adalah; akhir-akhir ini berita di media massa dihebohkan dengan berita korupsi, mulai dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) beberapa pejabat eksekutif dari daerah hingga pusat, anggota legislatif dari daerah hingga pusat, pengusaha dan yang lagi viral adalah kasus mega korupsi e-KTP yang menjerat ketua DpR RI sebagai tersangka, padahal perbuatan kriminal Bersambung ke hlm A-11 ReflgkSi .-. donesia, mulai dari KBK tahun 2004, ., autu*il*tr" t ".iffi,tersebur d,akukan oieh orang-orang ftrffifr5f,:Tffi flfl:.[lfff i:i:i-r:l?#tiH[1,,Hif*ji**:berpendidikan tinggi, ada apa dengan hingga saat ini. fetiga kurikuiurn ltu] p.oirr?orrit, maka* kurikulum yangkurikulum kita? Dimana teiak masih teriihat aclanya'praktek pene- fuir.1".tul"t tidak akan berarti apa-kesalahan pendidikan kita? Dan rapan sisi sikap yang sama dari waktu upu. --- bagaimana memperbaikinya? ke waktu, ."*itlp"i bila diiihat dari Guru harus mampu berinovasiSekilas terdengar sebagai sebuah Kompetensi Inti dan Kompetensi melaksanakankurikulumantik;;d;, pertanyaansederhana,namunmemer- Lulusan, Kurikulum 2013 teiah ber- memahami d;d;;;* ilu.r, urp.tlukananalisismendalamdariberbagai orientasi pada aspek afektif, narnun t;;;;t"h""h yang mesti diajarkansudut pandang ilmu Pendidikan, praktek pengalarannya rnasih cenrung ,r.u?u kognitif dan aspek afgklif- yangbagaimana.tidak? Penyakit korupsi relqtif sima. : :- -o liruS alfi"sakan daLdiamati pene_yang ter.iadi helakangan ini yang -- s"!lSay,contph kesamaarl. pene- i;p;^y" d"lr; p;1ukrl.tu.i r,*oilsemakin mewabah, tentunya *.ru: rapan kurikuium luclonesii tersebut guru mlsu menguasai berbagai stra-pakan kausalitas dari proses pendi- adalah; saatpembelajaranPendidikan i"Jip"*l"rajaran budi pekerti dandikan yang paniang di Indonesia. Agama Islam (PAI) clan Pendldikan p"?iiffi-rrt,inggapembelajaranitutidak Karena tidak bisa dipungkiri bahrva Kewarganegaan (KWN) (sebagai dua ;il;".; normatif dan dapat denganumumnya pelaku tindak pidana terse- mata p-elaiaran yang bermuatan KI1 cepat terLanifestaslkan menjadi kepri-but adalah ora,ng berpendicllkan, dan fiZ yhng stiat;gis) berlangsung, badianyangparipurnabagisiswa. bahkan berpendidikan linggi. penielasan.t#tu.rg s##turpuli Jeperii Di slmping itu, guru juga harusKorupsidipandangsebagaipenyakit juiur, masih berlairgsung ,".r.u .o.- memiliki wawasan anti korupsi, ber-masyarakat, perilaku tidak terpuii ini rratif-kognitif, cend"runi dihafal dan r.""uu.r-a".rgan pengertian, macam,jeias dan nyata merugikan keuaiigan diujikan ilenggunaka; p;p;. and pen- dan hukuman yang dikenakan kepadanegara dan bahkan hakikatnya meru- cil test, sehlngga meng'akibatkan p;;; f;;"ptor, sehingga guru clapargikan rakyat secara kescluruhan, sejumlah. *u1",if ;r;u. y?"g sempat menyelipkan pembahasan korupsi keberbagai hak yang mestinya diterima popular dan diga[an* t"ir"rr* sebagai auu- pior", pembelajarannya masing-dan dimanfaatkan oleh rakyat untuk imptit<asi p."aiaitun inti tirupsi"ai ;;;ilg:;"g"i hiddeu curric,Ium.kemakmuran dan keseiahte.ian ora,rg sekoiah, kemudian bangkrut, karena iii?["p".ru menambah jam pela-banyak, akhirnya dinlkmatl oleh sikap jujur itu masih 1ailh dari hara- jaran khusus, namun bila semua matapejabat negara yang korup' pan. pelalaran memiliki visi dan tanggungIndonesia menyadari, semakin hari, jawabyangsamadalamsikap antikorupsi,semakin banyak kasus korupsi-yang pastilih inata rantai penyakitterbukti, sehingga menuntut adinyi korupsidapatdiputus. kebijakan strategis untuk ,"geiu ;:'"*uo'.i' i:H:"'i,: fII#;'*T I1 il co I I ected Bv su p riad i, s.Ag., M. pd lembaga yang akan mengikis habis tindak pidana korupsi ini sampai ke akar-akarnya, maka pada tanggal 29 Desember 2002, pemerintah Rt icemu- dian mendirikan Komisi pemberan- tasan Korupsi (KpK).
  • 5. KTIPING PERS Nama Media Thema Hari Tanggal --IampEi saafini KPK sudah menun- jukan prestasi yang mengagumkan, di tengah dahaga akan pemberantasan korupsi bangsa ini. KPK telah menierat beberapa gubernur, pejabat peme- rintah, politisi, pimpinan partai politik, anggota legislatif sampai kepada pimpinan organisasi kemasyarakatan sebagai tersangka kasus korupsi. Terlepas dari kisah sukses KPK sebagai punggawa pemberantasan korupsi di Indonesia. Sejak Era Refor- masi banyak pihak menyebutkan, bahwa pangkal persoalan maraknya tindak pidana korupsi di Indonesia, berawal pada ketidakberdayaan kuri- kulum menghasilkan lulusan yang berperilaku anti korupsi. Kurikulum yang berlaku di Indone- sia dianggap tidak mampu membekali orang dengan perilaku dan kepri- badian terpuji, yang bakal memben- tengi dari godaan korupsi. Pembe- Iajaran lebih cendrung mengacu pada aspek teori, Afeksi lebih banyak dihafal, dicatat dan bahkan diujikan dalam konteks pengetahuan, tanpa membarengi dengan aplikasi dalam kehidupan. Pembelajaran afektif seperti; jujur, empati, kepribadian, ioyalitas, attitude dan tanggungjawab diajarkan dalam bentuk kognitif dan hafalan, begitu pula dalam evaluasinya, nilai-nilai tersebut diujikan dalam bentuk per- tanyaan yang membutuhkan jawaban tertulis, sehingga nilai-nilai tersebut kering dari makna yang seharusnya menjadi kepribadian yang melekat erat bagi iulusan pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, sejak Era Reformasi diguiirkan sampai sekarang, sudah 3 ieni.s kurikulum berlaku di In- ---..-'-Langkah terbaik menyetesaikan sengkarut kasus korupsi di Indonesia adalah dengan mengembaiikan ke akar permasalahannya. yaitu kurikulum itu sendiri. Memperbaiki mutu pendidikan haruslah berawal dari memperbaiki kurikuium, seperti yang dialami Ame- rika saat bereaksi terhadap keber- hasilan Soviet Union mengorbitkan Sputnik pada 1950-an, sehingga mem- buat Amerika kebakaran jenggot dan mengumpulkan berbagai ahli inter- digipliner untuk mengubah kurikulum dan sistem pendidikan Amerika. AI-ha- sil lebih kurang enam tahun kemudian . Amerika berhasil meng- orbitkan Apollo ke Bulan. ' Berkaca dari pengalaman Amerika saat pe- rang dingin ter- sebut, agaknya patut diambil pe- Iajaran bahwa untuk merubah kualitas pendi- dikan, harus be- rawal dari meia- kukan pengka- jian dan pengem bangan kuriku- lum, meskipun para pelaku ko- rupsi hari ini bu- kanlah diakibat- kan oleh kuriku- lum yang berlaku saat ini, namun secara umum lqrri- kr-dum yang berla- ku saat ini masih terlihat sama, di- banding kan de- ngan kuri kulum sebeiumnya. Faktor beri- kutnya yang mes tijuga diperbaiki adalah kualitas guru, kualitas gu ru yang dimak- sud disini adalah kemampuan gu- --Dengen demklan, Eapat di- simpulkan bahwa peran aktif, keprofesionalan seorang guru dan kurikulurn yang bermutu, sangat dibutuhkan dalam mem- berikan kesadaran pendidikan anti korupsi kepada siswa-sis- wanya, sehingga cita-cita INDO- NESIA BEBAS KORUPSI akan segera terwujud, semoga !. *) Supriadi, SAg, MPd adalah Dosen IAIN Bukittinggi Collected By Supriadi, S.Ag., M.pd