Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya peningkatan pemahaman siswa SMP terhadap Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan nilai-nilai Pancasila. Dokumen tersebut mengidentifikasi masalah bahwa siswa kesulitan dalam praktik dan aplikasi sikap sesuai dengan materi PKn, lalu fokus pada upaya meningkatkan keterampilan siswa dalam bersikap sesuai Pancasila dengan membuat Laborator
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada zaman sekarang dinamika kehidupan berbangsa dan bertanah air di
negara kita sealu diuji dengan berbagai macam isu-isu dan beberapa pemberitaan
yang tidak tentu kebenarannya. Ujian-ujian ini juga menyasar pada kekuatan
pemahaman dan ideologi pancasila kita sebagai warga negara indonesia. Jika
pemahaman kita akan ideologi pancasila kurang baik, maka bukan tidak mungkin
akan terjerumus pada pemahaman ideologi negara yang salah dan bukan tidak
mungkin pula akan membawa pada perbuatan melawan hukum. Kondisi ini sangat
memprihatinkan jika terus menerus terjadi dan bisa menjamah pada anak-anak kita
sebagai penerus bangsa. Maka dari itu penguatan-penguatan pemahaman akan
ideologi pancasila adalah hal yang sangat dibutuhkan dan menjadi prioritas utama.
Negara kita republik indonesia memiliki kekuatan untuk menghalau hal-hal buruk
diatas. Kekuatan utama ada pada pendidikan dan pembelajaran.
2. Pendidikan seutuhnya adalah proses pembangunan dan pengembangan
manusia. Pendidikan sejati adalah pendidikan yang mampu melahirkan manusia-
manusia yang membawa kemaslahatan dan kedamaian. Pendidikan nasional sebagai
salah satu sektor pembangunan manusia secara nasional dalam upaya mencerdaskan
kehidupan manusia utamanya para remaja sebagai kader penerus bangsa. Remaja
merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara
umur 11 tahun sampai 21 tahun. Pada masa itu manusia biasanya memasuki usia
kelas 6 SD atau kelas 7 SMP. Dalam masa peralihan itulah masa yang sangat rentan
dalam perjalanan hidup seseorang karena pada masa ini mereka mencari role model
dan rule of life-nya masing-masing, tidak tentu apapun agama dan kepercayaannya.
Termasuk dalam mencari problem solving atas masalah hidup yang pelan tapi pasti
menjamah remaja. Meskipun masalah-masalah mereka sangatlah remeh-temeh bagi
orang dewasa, tetapi akan menjadi penghambat dan penyimpangan sikap jika tidak
diajarkan sejak dini atau pada masa sekolah. Maka dari itu pembentukan sikap atau
perilaku yang baik adalah sangat penting bagi remaja demi terciptanya problem
solving atau pemecahan masalah yang tepat bagi remaja. Agar remaja tidak selalu
mengandalkan orang diluar dirinya, mereka harus diajarkan menjadi manusia
mandiri. Instrumen itu ada pada materi-materi sikap pada mata pelajaran PPKn.
3. Dalam pengamatan kami pada beberapa siswa di SMP tempat kami mengajar,
peserta didik dalam memahami mata pelajaran PPKn masih terbatas pada teori dan
hafalan. Tetapi dalam tataran penentuan sikap sesuai mata pelajaran PPKn misalnya,
peserta didik masih kesulitan dan cenderung tidak faham. Jika dilihat pada kurikulum
yang berlaku, maka cakupan tentang sikap hanya 30% dari 100% muatan pelajaran
PPKn. Jelas ini adalah hal yang timpang dan bisa menimbulkan masalah pada hasil
belajar anak-anak peserta didik. Jika terus dibiarkan maka bisa jadi kedepan anak-
anak kita kurang mampu dalam memilih sikap atau kurang mampu dalam
menyelesaikan masalah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah dikemukakan diatas,
peneliti mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Arus informasi digital sangat dipenuhi berita Hoax yang berpengaruh pada
pemahaman dan ideologi pancasila kita sebagai warga negara Indonesia
2. Arus informasi digital sangat dipenuhi berita Hoax yang berpengaruh pada
perkembangan sikap siswa SMP
3. Siswa-siswi SMP kesulitan menemukan bimbingan untuk role model yang
baik dalam Pendidikan Kewarganegaraan
4. 4. Siswa-siswi SMP dalam Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebatas
memahami dari segi teori dan cenderung sulit dalam praktek atau aplikasi
bersikap sehari-hari.
C. Fokus Masalah
Dari beberapa masalah yang telah dikemukakan diatas, peneliti memfokuskan
pada masalah di No. 4 yaitu Siswa-siswi SMP dalam Pendidikan Kewarganegaraan
hanya sebatas memahami dari segi teori dan cenderung sulit dalam praktek atau
aplikasi bersikap sehari-hari.
Hal ini kami pilih sebagai focus dalam penelitian didasarkan pada pemikiran
akan kepentingan memajukan Pendidikan Kewarganegaraa serta mampu dipraktekan
sehari-hari oleh siswa-siswi SMP sebagai rule of life bagi mereka yang sedang
memasuki usia perkembangan yang labil.
D. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Bertitik tolak dari Fokus masalah diatas, masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan:
“Bagaimana penyampaian materi Pendidikan Kewarganegaraan yang efektif dalam
mengembangkan sikap Siswa-siswi yang sesuai dengan nilai-niai Pancasila di SMP
Arrahman Depok dengan membuat Laboratorium PKn?”
5. Kemudian dari Rumusan Masalah diatas dapat disusun pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaiman penyampaian materi yang efektif dalam mengembangkan
sikap siswa-siswi sesuai dengan nilai-nilai pancasila?
2. Bagaimana cara membuat dan mengoperasionalkan Laboratorium PKn
pada Sekolah tingkat SMP.
3. Bagaimana dampak penerapan model ini terhadap proses dan hasil
belajar bagi siswa?
E. Tujuan
Berdasarkan pernyataan penelitian tersebut diatas dapat ditetapkan tujuan
penelitian ini adalah :
1. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan suatu model
pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan keterampilan siswa dalam
bersikap sesuai nilai-nilai pancasila di SMP Arrahman Depok.
2. Secara Khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kejelasan tentang
hal-hal sebagai berikut :
a. Deskripsi penyampaian materi yang efektif dalam mengembangkan sikap
siswa-siswi sesuai dengan nilai-nilai pancasila
6. b. Cara membuat dan mengoperasionalkan Laboratorium PKn pada Sekolah
tingkat SMP.
c. Dampak penerapan model ini terhadap proses dan hasil belajar bagi siswa?
F. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan tambahan bagi guru dalam pembelajaran PKn, utamanya pada
peningkatan keterampilan siswa dalam berpikir kritis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Untuk mengetahui peran guru sebagai fasilitator dalam upaya
peningkatan sikap siswa.
2) Untuk mengetahui kelemahan proses pembelajaran sehingga dapat
diperbaiki
3) Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran yang efektif dan
efisien agar pemahaman siswa meningkat.
b. Bagi Siswa
1) Untuk mendorong siswa dalam memahami tujuan pembelajaran
7. 2) Untuk mendorong motivasi belajar siswa
3) Agar siswa tidak jenuh dalam menerima pembelajaran
c. Bagi Sekolah
1) Sebagai inovasi pembelajaran yang akan dilaksanakan guru
2) Memberikan pengalaman pada guru lain untuk menerapkan proses
pembelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami siswa
d. Bagi STKIP Arrahmaniyah
1) Menjadi bukti dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi
(Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat)
2) Terjalinnya hubungan dengan masyarakat pendidikan khususnya di
sekolah tempat penelitian.