Dokumen tersebut merupakan panduan pelaksanaan skrining kesehatan pekerja untuk mendukung peringatan Bulan K3 Nasional dan Hari Besar K3 tahun 2023. Panduan ini membahas tentang latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup, dan landasan hukum kegiatan skrining kesehatan pekerja.
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
Panduan Gebyar Aksi Pemeriksaan Kesehatan Pekerja f (1).pdf
1.
2. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Buku Panduan Pelaksanaan Gebyar Aksi Skrining
Kesehatan Pekerja diselesaikan dengan baik. Buku ini ini disusun sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan Skrining Kesehatan Pekerja dan tindak lanjut kegiatan Puncak Bulan
K3 Nasional serta Hari Besar K3 tahun 2023, yaitu Webinar dan Gebyar Aksi dengan tema
“Cegah dan Kendalikan Faktor Risiko Kesehatan Melalui Penguatan Skrining Kesehatan
Pekerja”, pada tanggal 10 Februari 2023 bersama Lintas Sektor dan Organisasi Profesi terkait
serta Daerah.
Buku ini berisikan tentang gambaran umum terkait urgensi dan ruang lingkup, konsep
dan kegiatan Skrining Kesehatan Pekerja, teknis pelaksanaan, jenis dan metoda, pembiayaan,
pencatatan pelaporan serta monitoring dan evaluasi. Pelaksanaan Skrining Kesehatan Pekerja
diharapkan dilaksanakan antara tanggal 11 Februari s.d 11 Mei 2023 di tempat kerja wilayah
kerja di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan Puskesmas, pencatatan dan pelaporan
berjenjang hasil skrining kesehatan, penyampaian bukti dan data dukung pelaksanaan Gebyar
Aksi Skrining Kesehatan dari Provinsi ke Pusat. Hasil pelaksanaan Skrining Kesehatan Pekerja
akan dilaksanakan pada Seminar Hari Buruh pada Bulan mei 2023.
Kami mengucapkan terima kasih kepada para Tim Penyusun, Kontributor dan semua
pihak atas partisipasi dalam rangkaian kegiatan Bulan K3 Nasional serta Hari Besar K3 tahun
2023 serta proses penyusunan awal dan perbaikan-perbaikan sampai dengan terbitnya buku
ini. Harapan kami gerakan aksi dan pelaksanaan Skrining Kesehatan Kerja semakin massif
sehingga upaya promotif dan preventif serta perlindungan kesehatan pekerja lebih optimal
sesuai prinsip dan tujuan kesehatan kerja. Saran konstruktif sangat dinantikan untuk
penyempurnaan buku edisi mendatang.
Jakarta, 10 Februari 2023
Tim Penyusun
3. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page ii
SAMBUTAN
Saat ini jumlah penduduk yang bekerja 131 juta jiwa atau hampir ½ dari jumlah
penduduk Indonesia sebanyak 275 juta. jumlah penduduk Indonesia sebanyak 275 juta.
Pekerja dengan berbagai karakterstiknya memiliki peran startegis dan harus dipahami
komprehensif sehingga berkontribusi besar dalam pembangunan kesehatan dan
mewujudkan masyarakat Indonesia sehat Menuju Indonesia Emas tahun 2045.
Di sisi lain, kita dihadapkan tantangan pada masyarakat pekerja. Data global tahun
2022 dari International Commission on Occupational Health (ICOH) menunjukkan bahwa
setiap tahun ada 2,9 juta kematian yang disebabkan oleh kecelakaan akibat kerja. Penyakit
Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan kerja. 80
persen dari kematian tersebut karena penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan 20
persen karena cedera akibat kerja. Selain itu, ada 402 juta orang mengalami cedera kerja.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja, agar diselenggarakan
upaya kesehatan menyeluruh mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
deteksi dini dan penanganan penyakit serta pemulihan kesehatan.
Sejalan dengan Visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif,
mandiri dan berkeadilan, Kementerian Kesehatan berkomitmen melakukan Transformasi
Kesehatan yang mencakup 6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia, yaitu
Transformsi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem
Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan dan Teknologi Kesehatan.
Enam pilar tersebut, antara lain dengan meningkatkan layanan promotif, preventif
primer dan sekunder, seperti edukasi masyarakat tentang hidup sehat dan penyakit,
pemenuhan gizi seimbang, olahraga, program imunisasi, dan skrining penyakit. Berbagai
layanan ini akan berdaya ungkit yang tinggi pada pencapaian produktivitas, penurunan
penyakut tidak menular dan penyakit menular, Angka Kematian Ibu dan Bayi serta stunting.
Transformasi ini kita wujudkan melalui edukasi masyarakat tentang hidup sehat dan
penyakit, hingga pencegahan primer dan sekunder seperti program imunisasi, pemenuhan
gizi seimbang, olahraga, dan skrining penyakit. Faktor yang tak kalah penting dalam upaya
membangun kualitas SDM usia produktif adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
termasuk pada kelompok disabilitas, dengan menyediakan sarana prasarana dan fasilitasi
pemberdayaanuntuk menjadi bagian dari masyarakat yang sehat, produktif dan berprestasi.
Gebyar aksi skrining kesehatan pekerja merupakan upaya promotif dan preventif
untuk terus digalakkan. Marilah kita maknai peringatan Bulan K3 Nasional dan Hari Besar K3
4. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page iii
dengan meningkatkan komitmen Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak,
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Pusat dan Daerah, Asosiasi, Serikat Pekerja, Swasta,
Perguruan Tinggi dan masyarakat pekerja dalam pemberian dukunagn dan komitmen
pelaksanaan skrining kesehatan pekerja sebagai implementasi dari budaya K3 yang pada
gilirannya dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja serta
peningkatan kinerja dan produktivitas pekerja.
.
Jakarta, 15 Februari 2022
Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia
drg. Kartini Rustandi, M.Kes
5. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
SAMBUTAN .................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
1. PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat............................................................................................. 2
C. Sasaran .............................................................................................................. 3
D. Ruang Lingkup .................................................................................................... 3
E. Landasan Hukum................................................................................................. 3
2. PELAKSANAAN dan PEMBIAYAAN ........................................................................ 5
A. Pelaksanaan........................................................................................................ 5
B. Pembiayaan .......................................................................................................12
3. PENCATATAN, PELAPORAN, MONITORING DAN EVALUASI...............................13
A. Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan .....................................................................13
B. Dokumentasi Gebyar Skrining Kesehatan..............................................................14
D. Monitoring dan Evaluasi ......................................................................................14
4. PENUTUP ..............................................................................................................15
DAFTAR REFERENSI.................................................................................................16
6. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page 1
A. Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan pelayanan Kesehatan menuju cakupan
Kesehatan semesta dilakukan penguatan pada pelayanan Kesehatan dasar
melalui peningkatan upaya promotif dan preventif. Salah satu upaya pelayanan
Kesehatan dasar melalui pembudayaan perilaku hidup sehat melalui Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang mencakup pengembangan kawasan
sehat. Salah satu lokus sasaran Kawasan sehat yaitu lingkungan kerja sehat.
Setiap tahun Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diperingati setiap
tanggal 12 Januari – 12 Februari. Melalui peringatan bulan K3 diharapkan
masyarakat Indonesia menjadi lebih mandiri dan berbudaya K3 dan memotivasi
lintas sektor, masyarakat industri, cendikiawan dan organisasi profesi termotifasi
untuk berperan aktif dalam meningkatkan pembudayaan K3 sehingga tercipta
tempat kerja sehat, aman, nyaman.
Tema pokok bulan K3 Nasional Tahun 2023 yaitu: Terwujudnya
Pekerjaan Layak yang Berbudaya K3 Guna Mendukung
Keberlangsungan Usaha di Setiap Tempat Kerja dan tema bulan K3 bidang
Kesehatan Tahun 2023 yaitu: Pekerja Sehat Produktifitas Meningkat.
Dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang unggul, berdaya saing
perlu ditunjang oleh fisik dan mental yang sehat. Upaya perlindungan Kesehatan
kerja harus dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat pekerja. Untuk
mewujudkan hal ini, pemerintah perlu didukung oleh seluruh komponen yang
melibatkan stakeholder dan kemitraan dengan swasta.
Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi PTM
dibandingkan dengan data Riskesdas 2013. Prevalensi Hipertensi meningkat dari
25,8% menjadi 34,1% Diabetes Melitus meningkat dari 1,5% menjadi 2%,
Stroke meningkat dari 7‰ menjadi 10,9‰, Ginjal Kronis meningkat dari 2‰
menjadi 3,8‰. Meningkatnya jumlah kasus PTM berdampak besar terhadap
melonjaknya beban biaya kesehatan. Pada kasus penyakit menular, data
PENDAHULUAN
1
7. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page 2
Riskesdas tahun 2018 menunjukan bahwa 67% kasus tuberkulosis di Indonesia
merupakan kelompok usia produktif. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa
pekerja sebagai bagian dari kelompok usia produktif memiliki banyak risiko
kesehatan baik yang dihasilkan dari pajanan potensi bahaya di tempat kerja,
juga risiko yang ditimbulkan dari gaya hidup dan risiko yang didapat dari
lingkungan masyarakat. Jumlah pekerja yang mencapai lebih dari 50% dari
penduduk usia kerja merupakan sasaran yang potensial untuk meningkatkan
cakupan pelayanan kesehatan usia produktif.
Direktorat Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia sesuai dengan Tugas
Pokok dan Fungsinya turut berperan serta mendukung dan mensukseskan
Peringatan Bulan K3 melalui serangkaian kegiatan diantaranya “Gebyar Aksi
Skrining Kesehatan Pekerja”. Gebyar Aksi Skrining Kesehatan Kerja
merupakan kegiatan untuk meningkatkan cakupan pelayanan Kesehatan pada
usia produktif khususnya pada pekerja. Kegiatan Aksi Skrining Kesehatan Pekerja
merupakan salah satu upaya nyata memperkenalkan pentingnya deteksi dini
kesehatan pada pekerja agar tetap sehat, bugar dan produktifitas meningkat.
Peran pemerintah daerah untuk mensukseskan Gebyar Aksi Skrining
Kesehatan Pekerja sangatlah penting, terutama untuk menggerakkan lintas
program, lintas sektor, dan swasta turut berpartisipasi mensukseskan kegiatan
ini. Semangat K3 diharapkan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat,
termasuk pekerja sebagai bagian dari masyarakat usia produktif agar senantiasa
menjaga keselamatan dan Kesehatan.
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Kegiatan
a) Meningkatkan partisipasi semua pihak dalam mewujudkan pelaksanaan
pelayanan kesehatan pekerja sebagai subjek pembangunan ekonomi
bangsa;
b) Menjamin terlaksananya perlindungan kesehatan kerja bagi pekerja di
semua sektor usaha;
c) Meningkatkan penerapan pelayanan kesehatan pada usia produktif yang
dinisiasi dari dan oleh tempat kerja;
d) Mewujudkan sumber daya manusia pekerja yang sehat, unggul dan
berdaya saing.
8. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page 3
2. Manfaat
a) Terwujudnya sumber daya manusia pekerja yang sehat dan unggul
sebagai subjek penggerak roda perekonomian bangsa.
b) Meningkatkan akses pelayanan Kesehatan usia produktif melalui peran
serta lintas sektor dan swasta
c) Meningkatnya upaya perlindungan Kesehatan pekerja
C. Sasaran
1. Pengelola program kesehatan, meliputi Kesehatan kerja, Penyakit Tidak Menular,
Penyakit Menular dan Kesehatan Reproduksi
2. Lintas sektor terkait K3, seperti Dinas Perindustrian, Dinas Ketenagakerjaan,
OPD lainnya di tingkat provinsi dan kabupaten/kota
3. Perguruan tinggi
4. Organisasi profesi dan organisasi lainnya dibidang kesehatan kerja
5. Manajemen tempat kerja (perkantoran/RS/perusahaan)
6. Pekerja formal dan Pekerja informal
7. Masyarakat umum
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan mencakup Gerakan Aksi Skrining Kesehatan Pekerja,
Pelaksanaan Skrining Kesehatan bagi Pekerja serta Laporan dan Seminar Hasil
analisis Data Skrining Kesehatan Pekerja. Kegiatan Skrining Kesehatan Pekerja
mencakup Pemeriksaan Fisik, Tekanan Darah, Gula Darah, Kolesterol, Skrining TB,
Skrining Risiko Kehamilan Pada PUS, IVA Test dan Sadanis, Gangguan Indra
(Pendengaran, penglihatan), Pengukuran Kebugaran Jasmani, dan Skrining PPOK.
E. Landasan Hukum
1. Undang - Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2. Undang - Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 48 Tahun 2016 tentang Standar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran;
9. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page 4
6. Peraturan Menteri Kesehtan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang
Panduan Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri Dalam Mendukung
Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi;
8. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 135 Tahun 2022 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional
Tahun 2023.
10. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page 5
A. Pelaksanaan
Pelaksanaan Gebyar Aksi Skrining Kesehatan Pekerja dilaksanakan
pada tingkat Kabupaten/Kota.
1. Petunjuk Pelaksanaan
a. Setiap Provinsi mendorong seluruh Kabupaten/ Kota untuk melakukan
Gebyar Aksi Skrining Kesehatan Pekerja.
b. Setiap Kab/Kota menetapkan lokus tempat kerja yang akan menjadi
sasaran. Pelaksanaan Gebyar Aksi Skrining Kesehatan Pekerja dapat
dilakukan di setiap tempat kerja atau dapat dikumpulkan pada satu
lokasi sesuai kebijakan daerah.
c. Tempat kerja yang akan menjadi sasaran skrining, diantaranya sebagai
berikut:
1) Kantor Pemerintah Daerah Provinsi, Kab/Kota dan Kecamatan
2) Kantor BUMD/ BUMN/ Swasta
3) Seluruh RSUD
4) Seluruh Puskesmas
5) Perusahaan
6) UMKM, melalui Pos UKK
d. Waktu pelaksanaan
1) Pelaksanaan kegiatan ini dimulai setelah pencanangan tanggal 11
Februari – 11 Mei 2023.
2) Waktu pelaporan ke Pusat 12 – 14 Mei 2023.
e. Pelaksanaan dapat difasilitasi oleh pemerintah daerah atau swadaya
setiap tempat kerja melalui pemeriksaan kesehatan berkala (MCU
berkala). Khususnya UMKM melalui Pos UKK diutamakan
pelaksanaannya dapat difasilitasi oleh pemerintah atau dapat
menggunakan CSR perusahaan.
PELAKSANAAN dan
PEMBIAYAAN
2
11. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page 6
2. Pelaksana dan Sasaran
Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh pemerintah daerah bidang Kesehatan
dengan berkoordinasi dengan lintas sektor, organisasi dibidang K3 dan
secara mandiri di masing-masing tempat kerja, sebagai berikut:
a. Pelaksana Gebyar Aksi Skrining Kesehatan Kerja
1) Lintas Program
● Pengelola Program Pengendalian dan Pencegahan PTM,
Pengelola Program Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Menular (TBC/ hepatitis), Pengelola Program Kesehatan Kerja,
Pengelola Program Kesehatan Olahraga, Pengelola Program
Kesehatan Reproduksi dan Pengelola Program Promosi
Kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/ Kota dan
Puskesmas.
● Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan.
● Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah dan Swasta.
2) Lintas Sektor
● Dinas Tenaga Kerja Provinsi dan Kabupaten/Kota
● Dinas Perindustrian Provinsi dan Kabupaten/Kota
● BPJS Ketenagakerjaan
● PT. Taspen
● Tempat kerja perkantoran, industri, dan UMKM
● Organisasi profesi terkait K3
● Asosiasi pengusaha
● Serikat pekerja
b. Sasaran Gebyar Aksi Skrining Kesehatan Kerja
Pekerja pada semua sektor usaha. Skrining Kesehatan Pekerja
merupakan salah satu upaya meningkatkan cakupan pelayanan
kesehatan pekerja sesuai dengan SPM bidang kesehatan, sebagai
berikut:
Tabel 1. Target Cakupan Standar Pelayanan Minimal
12. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page 7
3. Jenis dan Metode Skrining Kesehatan
Metode pemeriksaan minimal dalam Gebyar Aksi Skrining Kesehatan
sebagai berikut:
a. Pemeriksaan fisik: antopometri (TB, BB, lingkar perut, IMT, Lila)
b. Anamnesis umum dan okupasi (jenis pekerjaan, lama bekerja dan
pajanan)
c. Skrining PTM:
1) Wajib: tekanan darah, kadar gula darah (sewaktu)
2) Tambahan: kolesterol, gangguan indra (penglihatan dan
pendengaran) deteksi dini gangguan penglihatan dapat
menggunakan metode pemeriksaan : Hitung Jari/E-
Tumbling/snellen chart, sedangkan untuk deteksi dini gangguan
pendengaran dapat menggunakan metode bisik
modifikasi/pemeriksaan dengan garpu tala dan skrining PPOK, IVA
Test dan Sadanis.
d. Skrining Penyakit Menular
1) Wajib skrining gejala TBC dengan aplikasi SOBAT TB
Android via play store:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.yki.sobattb
ioS via App store: https://apps.apple.com/id/app/sobat-
tb/id1602534309
web-based: sobattb.id
2) Tambahan: hepatitis
e. Skrining risiko kehamilan pada Pasangan Usia Subur: aplikasi kescatin
yang dapat di download melalui aplikasi play store.
f. Pengukuran kebugaran jasmani, dengan tes rockport menggunakan
aplikasi SIPGAR yang dapat di download via android.
13. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page 8
Tabel 2. Jenis Skrining Kesehatan
Jenis Skrining Laki- Laki Perempuan
Pemeriksaan Fisik (Antopometri) √ √
Gula darah sewaktu √ √
Kolesterol* √ √
Gangguan indra (penglihgatan dan
pendengaran)*
√ √
IVA Test dan Sadanis* √
PPOK* √ √
TB √ √
Hepatitis *
Pengukuran Kebugaran Jasmani √ √
Skrining risiko kehamilan pada PUS √
* Pilihan menyesuaikan pada setiap tempat kerja, pemeriksaan kesehatan lainnya
dapat ditambakan sesuai ketersediaan sumber daya.
g. Kriteria hasil skrining Kesehatan, diantaranya sebagai berikut:
1) Indeks Massa Tubuh (IMT)
Gambar 1. Kategori Obesitas Pada Orang Dewasa
2) Lingkar Perut
Gambar 2. Kategori Obesitas Pada Orang Dewasa
14. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page 9
3) Gula darah
Gambar 3. Kriteria Inter Hasil Pemeriksaan Gula Darah
4) Tekanan Darah
Gambar 4. Kriteria Inter Hasil Pengukuran Tekanan Darah
Kriteria lainnya dapat mengacu pada buku panduan sesuai
referensi terlampir.
h. Kriteria sasaran untuk beberapa jenis skrining kesehatan sebagai
berikut:
Tabel 3. Tabel Sasaran Berdasarkan Jenis Skrining Kesehatan
Jenis Skrining Kelompok Usia
Obesitas, diabetes, hipertensi ‘> 15 Tahun
Gangguan penglihatan dan gangguan
pendengaran
‘> 15 Tahun
kanker payudara, leher rahim Perempuan usia 30-50 tahun
dengan riwayat kontak seks
Penyakit Paru Obstruksi Kronis Usia 40 tahun
Penyakit Jantung dan Stroke 1. Usia > 60 tahun dan
penderita hipertensi usia dan
atau DM usia 18 – 59 tahun
Hepatitis Tenaga Kesehatan berisiko
15. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page 10
Skrining kesehatan risiko kehamilan
pada PUS Pekerja
1. Pekerja perempuan yang
akan menjadi calon
pengantin pada tahun ini
2. Pekerja Perempuan usia
(15-49 tahun) yang sudah
menikah (Pasangan Usia
Subur)
4. SDM Tenaga Kesehatan
Sumber daya tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis pemeriksaan
dan jumlah sasaran yang diperiksa.
1. Dokter
2. Perawat dan/ pengelola program kespro
3. Pengelola program Kesehatan Kerja dan / atau Promkes dan/ olahraga
4. Pengelola program PTM
5. Pengelola program TBC dan hepatitis
Pemenuhan tenaga Kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan di tempat
kerja dapat bekerjasama dengan Puskesmas atau RS.
5. Alur Pemeriksaan
● Meja 1 Pendaftaran (Pemeriksaan fisik TT dan BB, dan Tekanan Darah)
● Meja 2 Anamnesis umum dan Okupasi dan Pemeriksaan fisik (Lila dan
IMT)
● Meja 3 Skrining risiko kesehatan pekerja, skrining wajib: kadar gula
darah (sewaktu) dan Skrining TBC, dan/ atau skrining tambahan:
kolesterol, gangguan indra (penglihatan dan pendengaran) dan skrining
PPOK, IVA Test dan Sadanis, hepatitis (untuk pegawai fasyankes/ RS)
● Meja 4 pencatatan hasil skrining risiko kesehatan pekerja, skrining layak
hamil dan pelaporan hasil tes kebugaran. Sumber data dari meja 2 dan
3.
● Meja 5 menyerahkan hasil meja 4 dan melakukan pemanasan sebelum
melakukan kebugaran.
● Panduan Pemeriksaan pengukuran kebugaran jasmani dengan aplikasi
SIPGAR dapat di klik melalui link dibawah ini:
https://link.kemkes.go.id/PengukuranKebjasdenganSIPGAR
16. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page 11
Skrining Kesehatan :
Laporan :
Gambar 5. Alur Skrining Kesehatan
6. Algoritma Skrining Kesehatan
Gambar 6. Algoritma Skrining Kesehatan
1 2 3 4
Berisiko?
Tes Kebugaran
Ya, konsultasi
ke meja 2
Tidak
5
Petugas membawa berkas hasil
konsultasi ke meja 4
Ya
Pekerja
Anamnesis
Fisik PTM TBC Kespro
Berisiko/ diduga/ penyandang? Layak hamil ?
Tidak Ya Tidak
Pengukuran
kebugaran
Konsultasi dokter
Catat hasil dan selesai untuk penyakit
membutuhkan rujukan dapat dirujuk
Skrining Kesehatan
17. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page 12
B. Pembiayaan
Kegiatan Gebyar Aksi Skrining Kesehatan Kerja dapat bersumber dari APBN atau
APBD maupun swadaya dari setiap tempat kerja atau dari sumber pembiayaan lainnya
yang tidak mengikat dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Adapun sumber pembiayaan APBN dan APBD diutamakan untuk pemeriksaan
Kesehatan pada ASN, tenaga kesehatan dan pekerja pada sektor UMKM.
18. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page 13
A. Pencatatan dan Pelaporan Data Skrining Kesehatan Kerja
Hasil pemeriksaan Kesehatan yang dicatat secara manual dan melalui aplikasi yang
sudah tersedia, dilakukan oleh masing-masing pengelola program. Pelaporan
Puskesmas atau klinik tempat kerja (kantor/perusahaan) dilakukan secara manual ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, format laporan dapat diunduh melalui link berikut
ini: https://link.kemkes.go.id/hasilskriningkesehatanpekerja . Proses memasukkan
data primer ke dalam aplikasi dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kab/ Kota. Pelaporan
dilakukan secara berjenjang dari klinik atau Unit Pelayanan Kesehatan di Tempat Kerja
(kantor/ perusahaan) ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan ke
Puskesmas. Pelaporan dari Puskesmas dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan rekap pelaporan dari
Puskesmas dan Unit Pelayanan Kesehatan tempat kerja untuk dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Provinsi. Dinas Kesehatan Provinsi merekap kegiatan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota untuk dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan.
Gambar 7. Alur Pelaporan
3 PENCATATAN, PELAPORAN,
MONITORING DAN EVALUASI
Penyelenggara PKM
Penyelenggara Swadaya tempat
kerja formal (perkantoran/RS/
perusahaan)
Dinkes Kab/Kota
Dinkes Provinsi
Tempat kerja informal/UMKM/
Penyelenggara pemerintah
daerah
Kementerian Kesehatan
19. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page 14
Pelaporan melalui dilakukan via Aplikasi E Kohort/ ASIK/SI PTM/ SITKO
berjenjang dan melalui Pelaporan manual hasil skrining Kesehatan di share melalui grup
SITKO oleh Dinkes Provinsi.
B. Dokumentasi Kegiatan Gebyar Skrining Kesehatan
Setiap proses kegiatan agar didokumentasikan dalam bentuk video, foto. Dokumentasi
Gebyar aksi skrining kesehatan berupa:
a. Video tapping komitmen kepala daerah
b. Foto dan video kegiatan Gerakan Aksi Skrining Kesehatan dapat disampaikan pada
media sosial #BulanK3kesehatankerja, #PTMtempatkerja, #TBtempatkerja.
C. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan berdasarkan peran pusat da daerah dalam
kegiatan skring kesehatan kerja sebagaimana disajikan dalam tabel berikut:
Gambar 8. Tabel Monitoring dan Evaluasi
20. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page 15
Puncak Peringatan Bulan K3 yang mengangkat tema: “Cegah dan Kendalikan
Faktor Risiko Kesehatan Melalui Penguatan Skrining Kesehatan Pekerja” serta
Pencanangan Gebyar Aksi Skrining Pekerja, merupakan momentum yang baik dalam rangka
meningkatkan partisipasi semua pihak lintas sektor, pemerintah daerah, organisasi bidang
kesehatan kerja, dan industri, serta perusahaan dalam mewujudkan pelaksanaan budaya K3
termasuk perlindungan Kesehatan Kerja, melalui kegiatan Skrining Kesehatan pada Pekerja.
Upaya promotif dan preventif merupakan titik berat program Kesehatan Usia Produktif
dan Lansia yang digerakkan melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat - GERMAS (Edukasi,
deteksi dini, aktivitas fisik, gizi seimbang, kesling)
Gebyar Aksi Skrining Kesehatan Pekerja memerlukan Komitmen semua pihak terkait
bersama antara pusat dan daerah. Diharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat dan
memberikan hal yang positif kepada kita semua. Skrining kesehatan pekerja ini pada
gilirannya akan menurunkan tingkat kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja serta peningkatan
kinerja dan produktivitas pekerja. Skrining Kesehatan yang menjadi bagian dari pelaksanaan
SPM Bidang Kesehatan merupakan kegiatan prioritas, khususnya pada sasaran pekerja guna
perlindungan kesehatan yang optimal dan peninngkatan produktivitas kerja.
4 PENUTUP
21. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page 16
DAFTAR REFERENSI
1. Buku Saku Kesehatan Reproduksi bagi Calon Pengantin pada link
https://link.kemkes.go.id/bukukesprocatin
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/755/2019
Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Tuberkulosis pada link
https://link.kemkes.go.id/kepmenkes7552019
3. Petunjuk Teknis Deteksi Dini Penyakit Bagi ASN dan/atau di Lingkungan Kementerian,
lembaga dan Institusi lainnya Tahun 2022 https://link.kemkes.go.id/MediaKIEDMGM
4. Tutorial Deteksi Dini Gangguan Indera pada link https://link.kemkes.go.id/TutorialIndera
5. Kesehatan Reproduksi dan Kescatin
https://drive.google.com/drive/folders/1KeyBKKazgDOCJ3beKlRIBBO4fqN6-
aUQ?usp=sharing
22. Panduan Skrining Kesehatan Pekerja Page 17
TIM PENYUSUN
Pengarah
Kartini Rustandi, drg., M.Kes
Penyusun:
1. Nur Fatayani, S.Pd, MKM
2. R.R. Winda Kusuma Ningrum, S.Si, M.KKK
1. Selamat Riyadi, Dr., SKM, M.KKK
2. Yulia Renniaty F. Saat, dr.
Kontributor:
1. Atika Aulia, SKM
2. Sari Agustina, dr, M.KK, Sp.OK
3. Misti, SKM, MPH
4. Erni Risvayanti, dr., M.Kes
5. Lintang Emiliana, S.KKK
6. I Dewa Gandhi Permana, SKM
7. Syahrul Efendi Panjaitan, SKM, M.KKK