SlideShare a Scribd company logo
1 of 223
Download to read offline
1
EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIC
MATHEMATIC EDUCATION (RME) TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA DI TINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA
POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG
KELAS VII MTs MUHAMMADIYAH 5 KALIKUNING
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
ANJAR ADI SAPUTRO
NIM: 0810707126
Skripsi Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PACITAN
2012
i
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
i
ABSTRAK
Anjar Adi Saputro. Efektifitas Pendekatan Pembelajaran Realistic Mathematic
Education (RME) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas
Siswa Pada Pokok Bahasan Persegi dan Persegi Panjang kelas VII MTs
Muhammadiyah 5 Kalikuning Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi, Pacitan:
Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Pacitan, 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) manakah yang
memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe RME atau tipe Konvensional, (2) manakah yang memberikan
prestasi belajar matematika lebih baik, kreativitas tinggi, kreativitas sedang,
kreativitas rendah. (3) pada masing – masing model pembelajaran (RME dan
Konvensional), manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, siswa yang
mempunyai kreativitas tinggi, kreativitas sedang atau kreativitas rendah, (4) pada
masing – masing kategori kreativitas (tinggi, sedang, rendah), manakah yang
memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe RME atau tipe Konvensional.
Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain faktorial 2 x 3.
Teknik pengambilan sample adalah Cluster Random Sampling. Sampel pada
penelitian ini adalah siswa kelas VIIB dan VIIC MTs Muhammadiyah 5
Kalikuning tahun pelajaran 2011/ 2012. Instrumen yang digunakan untuk
pengumpulan data adalah tes prestasi belajar matematika dan tes strategi kognitif
siswa dalam bentuk pilihan ganda. Pada uji coba butir tes diuji tentang reliabilitas,
indeks kesukaran dan daya beda. Pengujian hipotesis menggunakan anava dua
jalan dengan taraf signifikan 5% yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu:
uji normalitas menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas dengan uji Bartlett.
Hasil analisis menunjukkan : 1) Prestasi belajar siswa dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe RME lebih baik dibanding
dengan menggunakan metode konvensional; 2) Prestasi belajar belajar siswa
dengan kreativitas tinggi lebih baik dibanding dengan siswa yang kreativitas
sedang dan rendah; 3) Prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan
kooperatif tipe RME dan Konvensional pada kreativitas tinggi lebih baik
belajarnya dibanding dengan kreativitas sedang sedangkan kreativitas sedang
sama baik prestasi belajarnya dengan kreativitas rendah; 4) Pada kreativitas
sedang yang diberi pembelajaran RME lebih baik prestasinya dibandingkan
dengan metode konvensional, pada kreativitas tinggi dan kreativitas rendah yang
diberi pendekatan RME dan Konvensional tidak menyebabkan perbedaan prestasi
belajar.
Kata Kunci :
Realistic Mathematic Education (RME), kreativitas, Prestasi Belajar
ii
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Anjar Adi Saputro
NIM : 0810707126
Program Studi : Pendidikan Matematika
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil saya
sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Pacitan, Agustus 2012
Yang Menyatakan,
Anjar Adi Saputro
iii
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
EFEKTIFITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIC
MATHEMATIC EDUCATION (RME) TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA
POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG
KELAS VII MTs MUHAMMADIYAH 5 KALIKUNING
TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012
Oleh :
Anjar Adi Saputro
NIM: 0810707126
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar sarjana pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Matematika
STKIP PGRI Pacitan
Menyetujui :
Pembimbing I
Sofyan Mahfudy, M.Pd.
NIDN: 0729038502
Pembimbing II
Eko Budi Cahyono, M.Pd.
NIDN: 0726036802
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pacitan
Tika Dedy Prastyo, S.Pd
NIDN: 0717128301
iv
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
iv
PENGESAHAN
EFEKTIFITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIC
MATHEMATIC EDUCATION (RME) TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA
POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG
KELAS VII MTs MUHAMMADIYAH 5 KALIKUNING
TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012
Anjar Adi Saputro
NIM: 0810707126
Dipertahankan di Depan Panitia Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Matematika
STKIP PGRI Pacitan
Tanggal:..............................
TIM PENGUJI
Dr. H. Maryono, M.M. (Ketua) 1. ………………
Tika Dedy Prastyo, S.Pd. (Sekretaris) 2. ………………
Sofyan Mahfudy, M.Pd. (Penguji 1) 3. ………………
Eko Budi Cahyono, M.Pd. (Penguji 2) 4. ………………
Pacitan, ……………...........
Mengetahui,
Ketua STKIP PGRI Pacitan,
Dr. H. Maryono, M.M.
NIDN: 0719035601
v
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
v
MOTTO
4 perkara penyebab kegagalan : menunda pekerjaan, tidak disiplin,
tidak mau berubah dan tidak punya prioritas.
(Ar-Risalah)
Untuk mereka yang bercita – cita, dengan tekad yang teguh tidak ada
jalan yang terlampau jauh untuk ditempuh.
(Fuad Hassan)
vi
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
vi
PERSEMBAHAN
1. Ibu dan bapak tercinta dengan segala hormat dan baktiku, terima kasih atas
kasih sayang, nasehat dan pengorbanan yang tiada pernah lekang,
rangkaian tasbih dalam doa-doa malammu tiada pernah putus dan dalam
setiap langkahku serta tetesan keringat perjuangan membesarkan dan
mendidik dengan penuh kasih sayang agar menjadi suatu pribadi yang
utama.
2. Adik-adikku tersayang yang selalu memberiku semangat hidup dan
berjuang,
3. Teman-teman Program Study Pendidikan Matematika angkatan 2008 yang
tidak bisa saya sebutkan satu per satu terima kasih atas dukungan dan doa
nya.
4. Almamaterku tercinta STKIP PGRI Pacitan
vii
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan alam semesta atas segala
limpahan rahmat dan karunianya kepada kita , sehingga skripsi yang berjudul “
Efektivitas metode pembelajaran realistic mathematic education (RME)
terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari kreativitas siswa pada pokok
bahasan persegi dan persegi panjang kelas VII MTs Muhammadiyah 5
Kalikuning“ dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. H. Maryono, M.M selaku kepala STKIP PGRI Pacitan
2. Tika Dedy, S.Pd selaku Ketua Program Pendidikan Matematika.
3. Sofyan Mahfudy, M.Pd. sebagai dosen pembimbing I
4. Eko Budi Cahyono, M.Pd. sebagai dosen pembimbing II
5. Dosen STKIP PGRI Pacitan, karena berkat ilmu yang diajarkan telah
membukakan pikiran, mata, dan hati penulis sehingga bermanfaat dalam
penelitian ini.
6. Rekan – rekan yang telah memberikan bantuan yang berupa materiil maupun
moril demi terlaksananya kegiatan ini dan terwujudnya laporan ini.
Hanya do′alah yang peneliti panjatkan, semoga Tuhan memberikan pahala dan
kebaikan yang semestinya atas bantuan yang diberikan kepada peniliti.
Akhirnya tak ada gading yang tak retak, maka kepada para pembaca yang
arif dan bijaksana, sudilah kirannya memberikan koreksi dan teguran yang bersifat
viii
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
viii
membangun jika dalam penyusunan skripsi ini terdapat kekeliruan dan mudah-
mudahan skripsi ini bermanfaat sebagai sumbangan ilmiah bagi kelangsungan
tradisi keilmuan. Amin.
Pacitan, 13 Maret 2012
Penulis
ix
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... v
MOTTO ....................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
C. Pemilihan Masalah ........................................................................ 7
D. Pembatasan Masalah ...................................................................... 7
E. Rumusan Penelitian ....................................................................... 8
F. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9
G. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ............................................................................... 11
1. Hasil Belajar Matematika ....................................................... 11
2. Motivasi ............................................................................... 20
3. Model Pembelajaran ................................................................ 24
B. Kajian Yang Relevan ................................................................... 27
C. Kerangka Pikir ............................................................................. 28
D. Hipotesis ...................................................................................... 30
x
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................ 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 33
C. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 33
D. Variable Penelitian.......................................................................... 34
E. Teknik dan Instrument Penelitian Pengumpulan Data .................... 36
F. Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 38
G. Teknik Analisi Data ....................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket Motivasi Belajar .. 56
B. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar............... 57
C. Kemampuan Awal .......................................................................... 58
D. Deskripsi Data ............................................................................... 60
E. Analisis Variansi............................................................................. 62
F. Uji Lanjut Pasca Anava................................................................... 65
G. Pembahasan ............................................................................... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 83
B. Implikasi......................................................................................... 84
C. Saran............................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 88
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Nama Kelas Uji Coba ................................................ 89
Lampiran 2 : Daftar Nama Kelas Kontrol .................................................. 90
Lampiran 3 : Daftar Nama Kelas Eksperimen ............................................ 91
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kontrol) ...................... 92
Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Eksperimen) ................ 99
Lampiran 6 : Kisi – kisi Angket Kreativitas Belajar ................................... 146
Lampiran 7 : Angket Uji Coba (Kreativitas Belajar Matematika) .............. 147
Lampiran 8 : Kisi – Kisi Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar .......................... 150
Lampiran 9 : Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar ........................................... 152
Lampiran 10 : Kunci Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar ................................. 157
Lampiran 11 : Uji Validasi Angket Kreativitas Belajar ................................ 158
Lampiran 12 : Uji Validasi Tes Uji Coba Hasil Belajar ................................ 159
Lampiran 13 : Uji Reliabelitas dan Konsistensi Internal Angket Uji Coba ... 160
Lampiran 14 : Uji Reliabelitas soal Uji Coba Tes Hasil Belajar.................... 161
Lampiran 15 : Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Tes Uji Coba Hasil
Belajar .................................................................................... 162
Lampiran 16 : Angket Kreativitas Hasil Belajar ........................................... 162
Lampiran 17 : Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika ............................... 166
Lampiran 18 : Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Matematika ....................... 170
Lampiran 19 : Pengelompokan Data Untuk Uji Keseimbangan..................... 171
Lampiran 20 : Uji Keseimbangan ................................................................ 172
xii
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
xii
Lampiran 21 : Input Data Angket Kreativitas Belajar .................................. 179
Lampiran 22 : Daftar Hasil Tes dan Angket Kreativitas Belajar ................... 181
Lampiran 23 : Deskripsi Data Hasil Tes Belajar .......................................... 184
Lampiran 24 : Desain Hasil Tes Belajar Matematika..................................... 185
Lampiran 25 : Uji Normalitas ....................................................................... 186
Lampiran 26 : Uji Homogenitas.................................................................... 194
Lampiran 27 : Uji Lanjut Pasca Anava.......................................................... 201
Lampiran 26 : Izin Tempat Penelitian .......................................................... 207
xiii
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah ilmu pasti yang selama ini menjadi induk dari segala
ilmu pengetahuan di dunia ini. Kebangkitan perkembangan ilmu pengetahuan
dan perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia selalu tidak terlepas
dari unsur matematika. Pembelajaran matematika bertujuan untuk membekali
siswa agar memenuhi kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis
dan kreatif. Oleh karena itu matematika dibekali sejak tingkat pendidikan
dasar. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.
Di sinilah tugas guru untuk membawa siswa ke dalam proses pembelajaran
yang menyenangkan dan bermakna.
Namun proses pembelajaran saat ini terlalu mementingkan
perkembangan aspek kognitif pada tatanan pengetahuan, sehingga persoalan
kreativitas dan keterlibatan siswa aktif pada taraf pemahaman konsep, prinsip
dan kemampuan penyelesaian masalah masih perlu ditingkatkan. Berpikir
kreatif dan analisis adalah kemampuan yang penting dalam menyelesaikan
masalah matematika. Akan tetapi, dalam sebagian besar pendidikan formal
matematika saat ini pembelajaran matematika sering memfokuskan pada
1
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
2
pengembangan kemampuan berpikir analisis saja, sedangkan berpikir kreatif
sering diabaikan.
Dalam belajar matematika kreativitas sangat diperlukan, hal ini
dikarenakan permasalahan dalam matematika sangat luas dan bervariasi.
Kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan yang baru
atau tak diduga sebelumnya, kemampuan memformulasikan konsep yang
tidak sekedar menghafal, menciptakan jawaban-jawaban baru untuk soal yang
ada dan mendapatkan pertanyaan baru yang perlu dijawab.
Data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan menyebutkan bahwa
nilai rata-rata Ujian Nasional SMP/MTs tahun pelajaran 2009/2010 untuk
mata pelajaran matematika dengan jumlah peserta 8028 siswa nilai rata-
ratanya 6,74. Sedangka hasil Ujian Nasional dari MTs Muhammadiyah 05
Kalikuning Kecamatan Tulakan Pacitan tahun pelajaran 2011/2012 dengan
jumlah siswa 152 dan rata-rata hasil nilai Ujian Nasional 7,11. Nilai rata-rata
tersebut mengindikasikan bahwa masih banyak siswa yang kesulitan dalam
mempelajari matematika, sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar
matematika yang dicapai oleh siswa SMP/MTS se-Kabupaten Pacitan.
Kesulitan dalam mempelajari matematika untuk tingkat SMP/MTs
meliputi beberapa pokok bahasan diantaranya menyelesaikan soal yang
berkaitan dengan bangun ruang. Dari fakta-fakta tersebut dapat dikatakan
bahwa proses pembelajaran matematika belum berhasil. Hal ini di pengaruhi
oleh banyak faktor baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Beberapa
faktor dari dalam siswa adalah kesehatan, minat, bakat, perhatian, motivasi,
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
3
kreativitas, tingkat kecerdasan, aktivitas belajar siswa dan lain-lain.
Sedangkan faktor dari luar diri siswa adalah guru, metode pembelajaran,
fasilitas belajar, kondisi lingkungan dan sebagainya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dalam dua kali
pertemuan pada bulan Maret di kelas VII MTs Muhammadiyah 05
Kalikuning Kecamatan Tulakan, bahwa pada saat pembelajaran berlangsung
siswa terlihat pasif dan kurang komunikatif dalam kegiatan belajar mengajar.
Rasa ingin tahu siswa terhadap matematika kurang, siswa kurang berani
bertanya ketika mengalami kesulitan. Siswa terkesan takut dan kurang
percaya diri mengemukakan idenya serta memotivasi untuk menyelesaikan
soal dengan cara lain juga masih kurang. Dalam menyelesaikan soal siswa
hanya menggunakan cara yang dicontohkan guru, ketika guru meminta siswa
menyelesaikan soal, beberapa siswa merasa kebingungan dan kesulitan dalam
menyelesaikan soal tersebut. Selain itu ketika guru meminta salah satu siswa
menuliskan jawaban di depan kelas, siswa lain cenderung menunggu hasil
pekerjaan siswa tersebut. Ketika diadakan pengecekan jawaban oleh guru,
maka siswa lain segera mencatatnya tanpa ada satupun siswa yang mau
bertanya proses penemuan jawaban. Tampak bahwa keingintahuan siswa
dalam memahami jawaban soal yang benar sangat kurang sehingga kurang
mengerti konsep yang diajarkan.
Dari hasil wawancara dengan siswa kelas VII MTs Muhammadiyah
05 Kalikuning Kecamatan Tulakan, perihal kesulitan-kesulian apa yang
dihadapi dalam pembelajaran matematika, sebagian besar mengatakan bahwa
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
4
mereka masih sulit untuk benar-benar memahami suatu standar kompetensi
matematika yang dijelaskan. Sebagai contoh, ketika siswa dihadapkan pada
sebuah soal dengan sedikit variasi sebagai pendalaman materi, masih banyak
siswa yang tidak dapat menyelesaikan dengan benar. Di samping itu, siswa
juga mengatakan ketika mereka diberi materi baru oleh guru, terkadang
mereka lupa akan materi-materi yang telah dijelaskan sebelumnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru MTs Muhammadiyah 05
Kalikuning Kecamatan Tulakan, diperoleh informasi bahwa permasalahan
umum yang dihadapi siswa dalam pembelajaran matematika adalah
kurangnya pemahaman konsep dari siswa. Guru memberikan gambaran
bahwa sebenarnya soal yang banyak keluar dalam Ujian Nasional adalah
soal-soal kelas VII dan VIII, namun karena rendahnya pemahaman konsep
dari siswa maka siswa mudah lupa dengan materi-materi yang telah diajarkan.
Permasalahan ini juga dihadapi guru dalam mengajar kelas VII, ketika guru
melaksanakan pembelajaran matematika sekaligus harus mengulang
penjelasan dikarenakan banyak siswa yang belum paham akan konsep yang
diajarkan. Hal ini tentu tidak efektif dalam pembelajaran matematika dilihat
dari segi waktu dan materi yang harus diajarkan.
Untuk mewujudkan proses pembelajaran matematika yang lebih
bermakna degan hasil belajar siswa yang tinggi, guru harus kreatif dan
inovatif dalam pengembangan strategi pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
dirancang sedemikian rupa untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar siswa, siswa
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
5
dengan guru, lingkunngan dan sumber belajar yang lain dalam rangka
pencapaian kompetensi dasar. Pendalaman belajar yang dimaksud dapat
terwujud melalui penggunaan strategi pembelajaran yang bervariasi dan
berpusat pada siswa.
Pembelajaran dengan metode kooperatif tipe realistic mathematic
education (RME) adalah pendekatan belajar yang konteksnya “dunia nyata”,
model-model, produksi dan kontruksi siswa, interaktif dan keterkaitan.
Pembelajaran matematika realistik diawali dengan masalah-masalah yang
nyata, sehingga siswa dapat menggunakan pengalaman sebelumnya secara
langsung. Dengan pembelajaran matematika realistik siswa dapat
mengembangkan konsep yang lebih komplit. Kemudian siswa juga dapat
mengaplikasikan konsep-konsep matematika ke bidang baru dan dunia nyata
untuk memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok maupun
individual. Berdasarkan hal di atas maka timbul dugaan bahwa pembelajaran
dengan model kooperatif tipe peta realistic mathematic education (RME)
dapat diterapkan dalam rangka peningkatan kreativitas siswa yang ditandai
dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Tingkat kreativitas siswa yang
berbeda-beda akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Siswa yang memiliki
tingkat kreativitas tinggi akan memperoleh hasil yang lebih baik daripada
siswa yang mempunyai kreativitas sedang dan kreativitas rendah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat
diidentifikasikan masalah-masalah yang muncul sebagai berikut:
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
6
1. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar siswa terhadap matematika
karena Siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 05 Kalikuning Kecamatan
Tulakan cenderung pasif dalam pembelajaran matematika. Terkait dengan
hal tersebut apabila siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 05 Kalikuning
Kecamatan Tulakan aktif dalam pembelajaran matematika, hasil belajar
siswa menjadi lebih baik. Untuk menjawab pertanyaan ini dapat dilakukan
penelitian terhadap keaktifan siswa di dalam kelas.
2. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar matematika karena metode yang
diterapkan oleh guru tidak sesuai dengan materi. Terkait dengan hal ini
muncul pertanyaan apakah apabila metode pembelajaran diubah, hasil
belajar siswa menjadi lebih baik. Untuk menjawab pertanyaan ini dapat
dilakukan penelitian yang membandingkan antara metode pembelajaran
yang diterapkan oleh guru mata pelajaran dengan metode yang diterapkan
oleh peneliti.
3. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar matematika siswa karena
rendahnya kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.
Terkait dengan hal itu muncul pertanyaan apakah apabila kreativitas siswa
tinggi, hasil belajar menjadi lebih baik. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut dapat dilakukan penelitian yang membandingkan kreativitas
belajar siswa.
4. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika disebabkan oleh
pemahaman konsep pembelajaran siswa rendah. Terkait dengan hal ini
muncul pertanyaan apakah apabila siswa memahami konsep, hasil
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
7
belajarnya akan menjadi lebih baik. Untuk manjawab pertanyaan ini dapat
dilakukan penelitian yang membandingkan pemahaman konsep siswa.
C. Pemilihan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penulis memilih masalah
nomor yaitu:
1. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar matematika karena metode yang
diterapkan oleh guru tidak sesuai dengan materi. Terkait dengan hal ini
muncul pertanyaan apakah apabila metode pembelajaran diubah, hasil
belajar siswa menjadi lebih baik. Untuk menjawab pertanyaan ini dapat
dilakukan penelitian yang membandingkan antara metode pembelajaran
yang diterapkan oleh guru mata pelajaran dengan metode yang diterapkan
oleh peneliti.
2. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar matematika siswa karena
rendahnya kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.
Terkait dengan hal itu muncul pertanyaan apakah apabila kreativitas siswa
tinggi, hasil belajar menjadi lebih baik. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut dapat dilakukan penelitian yang membandingkan kreativitas
belajar siswa.
D. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, agar penelitian dapat terarah dan
mendalam, yaitu difokuskan pada hal-hal sebagai berikut:
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
8
1. Metode pembelajaran yang dibandingkan adalah metode pembelajaran
kooperatif tipe realistic mathematic education (RME) dan metode
konvensional tehadap hasil belajar ditinjau dari kreativitas siswa.
2. Karakteristik siswa yang dilihat adalah kreativitas siswa yang meliputi
kreativitas belajar siswa tinggi dengan kreativitas belajar siswa rendah.
3. Penelitian dilakukan di kelas VII MTs Muhammadiyah 05 Kalikuning
Kecamatan Tulakan tahun pelajaran 2011/2012.
4. Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah hasil belajar matematika pada
pokok bahasan persegi dan persegi panjang.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran matematika pada materi persegi dan persegi
panjang dengan metode kooperatif tipe realistic mathematic education
(RME) lebih baik daripada metode konvensional di tinjau dari hasil
belajar siswa?
2. Apakah siswa yang mempunyai kretivitas tinggi mendapatkan hasil
belajar yang lebih baik dari siswa yang tingkat kretivitasnya rendah?
3. Pada masing-masing model pembelajaran (RME dan Konvensional),
manakah yang dapat memberikan prestasi belajar matematika lebih baik,
siswa yang mempunyai kreativitas tinggi, sedang ataupun rendah?
4. Pada masing-masing tipe kreativitas belajar siswa (tinggi, sedang,
rendah), manakah yang dapat memberikan prestasi belajar matematika
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
9
lebih baik, pendekatan pembelajaran kooperatif tipe “RME” atau model
pembelajaran konvensional?
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa pada materi
persegi dan persegi panjang melalui penerapan pendekatan kooperatif tipe
realistic mathematic education (RME) lebih baik dari pada pembelajaran
dengan metode konvensional.
2. Untuk mengetahui apakah siswa yang mempunyai kretivitas tinggi
mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dari siswa yang memiliki
tingkat kretivitas rendah.
3. Untuk mengetahui pada masing-masing model pembelajaran RME dan
Konvensional), manakah yang dapat memberikan prestasi belajar
matematika lebih baik, siswa yang mempunyai kreativitas tinggi,
kreativitas sedang atau kreativitas rendah?
4. Untuk mengetahui pada masing-masing tipe kreativitas belajar siswa
(tinggi, sedang, rendah), manakah yang dapat memberikan prestasi belajar
matematika lebih baik, model pembelajaran kooperatif tipe “RME” atau
model pembelajaran konvensional
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
10
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan menghasilkan informasi-informasi yang
berguna bagi sekolah atau lembaga pendidikan baik secara teoritis maupun
secara praktis:
1. Secara teoritis
a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi perkembangan teori pendidikan dan usaha dalam meningkatkan
pembelajaran matematika.
b. Hasil penelitian diharapkan menjadi motivasi bagi guru matematika
untuk meningkatkan kualitas anak didiknya.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberdayakan kemampuan
siswa dalam menumbuhkan kreativitas dan pemahaman konsep
matematika siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa
2. Secara praktis
a. Memberdayakan sekolah dalam meningkatkan inovasi dan
pengalaman dalam kegiatan belajar mengajar matematika diantaranya
dengan penggunaan metode kooperatif tipe realistic mathematic
education (RME)
b. Hasil penelitian dapat dijadikan acuan untuk penelitian berikutnya.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar Matematika
a. Belajar
Dalam proses pembelajaran, unsur proses belajar memegang
peranan yang penting. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, berdasarkan pada proses
belajar yang dialami siswa di sekolah maupun di lingkungan rumah.
Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu dekat dengan
apa yang disebut belajar. Seseorang yang telah belajar akan mengalami
perubahan tingkah laku baik dalam aspek pengetahuan, ketrampilan,
maupun dalam sikap. Perubahan tingkah laku dalam aspek pengetahuan
yaitu dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari bodoh menjadi pintar.
Perubahan tingkah laku dalam aspek ketrampilan yaitu tidak bisa
menjadi bisa, dari tidak trampil menjadi trampil. Sedangkan perubahan
tingkah laku dalam sikap yaitu dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak
sopan menjadi sopan.
Berikut ini beberapa pengertian belajar menurut beberapa ahli:
a) Asep Jihad dan Abdul Haris (2008: 1) mengemukakan bahwa
belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.
11
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
12
b) Menurut Gagne dan Berliner (dalam Chatarina Tri Aini dkk, 2004:
2) belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah
perilakunya karena hasil dari pengalaman.
c) Slameto (2003: 2) menjelskan bahwa belajar ialah suatu proses
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Gagne (dalam Anni dkk, 2004:3) menyebutkan unsur-unsur dalam
belajar adalah sebagai berikut:
a) Pembelajar, dapat berupa peserta didik, warga belajar, dan peserta
pelatihan. Pembelajar memiliki organ penginderaan yang
digunakan untuk menangkap rangsangan.
b) Rangsangan (stimulus), yaitu peristiwa yang merangsang
penginderaan pembelajar.
c) Memori, merupakan kemampuan yang berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar
sebelumnya.
d) Respon, merupakan tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi
memori.
Unsur-unsur belajar tersebut saling berkaitan sebagai bentuk
proses pembelajaran. Saat pembelajaran, guru memberikan rangsangan
melalui transfer pengetahuan, sikap, dan gerakan selanjutnya siswa
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
13
akan menerima rangsangan tersebut untuk disimpan dan ditanggapi
dalam bentuk pemahaman, perkataan, maupun gerakan.
b. Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Abdurrahman (dalam Jihad dan Haris,
2008: 14) adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilakau yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau
kegiatan intruksional, biasanya guru menetapakan tujuan belajar. Siswa
yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-
tujuan pembelajaran atau intruksional.
Menurut (Anni dkk, 2004:4) hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas
belajar.Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2009:6) hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif.
Pandangan Gagne dikemukakan oleh Dahar (1998) (dalam
Purwanto, 2008:42) bahwa hasil belajar adalah terbentuknya konsep,
yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan,
yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi
stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di
antara kategori-kategori.
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pencapaian bentuk
perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
14
dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu
tertentu.
Usman (dalam Jihad dan Haris, 2008:16) menyatakan bahwa
hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan
rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang
dikelompokkan kedalam tiga kategori, yakni dominan kognitif, afektif
dan psikomotor.
1. Dominan Kognitif
a. Pengetahuan (knowledge)
Jenjang yang paling rendah dalam kemampuan kognitif
meliputi pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat khusus dan
universal, mengetahui metode dan proses, pengingatan suatu
pola, struktur atau seting.
b. Pemahaman (comprehension)
Jenjang setingkat di atas pengetahuan ini akan meliputi
penerimaan dalam komunikasi secara akurat, menempatkan
hasil komunikasi dalam bentuk penyajian yang berbeda,
mereorganisasikannya secara singkat tanpa merubah pengertian
dan dapat mengeksporasikan.
c. Aplikasi atau penggunaan prinsip atau metode pada situasi yang
baru. Kata-kata yang dapat dipakai antara lain: interprestasikan,
terapkan, laksanakan, gunakan, demonstrasikan, praktekkan,
ilustrasikan, oprasikan, jadwalkan, sketsa, karjakan.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
15
d. Analisa
Jenjang yang keempat ini akan menyangkut terutama
kemampuan anak dalam memisah-misah (breakdown) terhadap
suatu materi menjadi bagian-bagian yang membentuknya,
mendeteksi hubungan diantara bagian-bagian itu dan cara
materi itu diorganisir.
e. Sintesa
Jenjang yang sudah satu tingkat lebih sini akan sulit dari
analisa ini meliputi anak untuk menaruhkan atau menempatkan
bagian-bagian atau elemen satu atau bersama sehingga
membentuk suatu keseluruhan yang koheren.
f. Evaluasi.
Jenjang ini adalah yang paling atas atau yang paling dianggap
paling sulit dalam kemampuan pemgetahuan anak didik. Di sini
akan meliputi kemampuan anak didik dalam pengambilan
keputusan atau dalam menyatakan pendapat tentang nilai suatu
tujuan, idea, pekerjaan, pemecahan masalah, matari dan lain-
lain.
2. Domain Kemampuan sikap (affective).
a. Menerima atau memperbaiki.
Jenjang pertama ini akan meliputi sifat sensitif terhadap adanya
eksistensi suatu phenomina tertntu atau suatu stimulus dan
kesadaran yang merupakan perilku kognitif.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
16
b. Merespon.
Dalam jenjang ini anak didik dilibatkan secara puas dalam
suatu subjek tertentu, phenomena atau suatu kegiatan sehingga
ia akan mencari-cari dan menambah kepuasan dari bekerja
dengannya atau terlibat didalamnya.
c. Penghargaan
Pada level ini anak didik adalah konsisten dan stabil, tidak
hanya dalam persetujuan terhadap suatu nilai tetapi juga
penilaian terhadapnya dan keterlibatnya pada suatu pandangan
atau ide tertentu.
d. Mengorganisasikan
Dalam jenjang ini anak didik membentuk sistem nilai yang
dapat menuntun perilaku. Ini meliputi konseptualisasi dan
mengorganisasikan.
e. Mempribadi (mewatak)
Pada tingkat terakhir sudah ada internalisasi, nilai-nilai telah
mendapatkan tempat pada diri individu, diorganisir ke dalam
suatu sistem, menyelaraskan, menyeimbangkan membentuk
filsafat hidup.
3. Ranah Psikomotorik
a. Menirukan
Apabila ditunjukkan kepada anak didik suatu action yang dapat
diamati, maka ia akan mulai membuat suatu tiruan terhadap
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
17
action itu sampai pada tingkat sistem otot-ototnya dan dituntun
oleh dorongan kata hati untuk menirukan.
b. Manipulasi
Pada tingkat ini anak didik dapat menampilkan suatu action
seperti yang diajarkan dan juga tidak hanya pada seperti yang
diamati, anak didik mulai dapat membedakan antara satu set
action dengan yang lain, menjadi mampu memilih action yang
diperlakukan dan mulai memiliki keterampilan dalam
memanipulasi.
c. Keseksamaan.
Ini meliputi kemampuan anak didik dalam penampilan yang
telah sampai pada tingkat perbaikan yang lebih tinggi dalam
memproduksi suatu kegiatan tertentu.
d. Artikulasi
Yang utama di sini anak didik telah dapat mengkoordinasikan
serentetan action dengan menetapkan urutan secara tepat di
antara action yang berbeda-beda.
e. Naturalisasi
Tingkat terakhir dari kemampuan psikomotorik adalah apabila
anak telah dapat melakukan secara alami satu action atau
sejumlah action yang urut.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
18
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu faktor dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar siswa
(ekstern).
1) Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil
belajar diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, perhatian,
kelamahan dan kesehatan serta kebiasaan siswa.
2) Faktor dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar
diantaranya adalah lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk
suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira,
menyenagkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan
keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite
sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran dan teman
sekolah.
c. Matematika
Hingga saat ini belum ada kesepakatan yang bulat di antara
para ahli matematika tentang apa yang disebut matematika itu untuk
mendiskripsikan definisi dari matematika, para matematikawan belum
pernah mencapai satu titik puncak kesepakatan yang paten. Banyaknya
definisi dan beragamnya deskripsi berbeda yang dikemukakan para ahli
mungkin disebabkan oleh sudut pandang, kemampuan, pemahaman,
pengalamannya masing-masing.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
19
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 723) disebutkan
bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan
antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan.
Menurut Jonson dan Rising (1972):
matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan
pembuktian logis, matematika itu adalah bahasa, bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas,
akurat dengan simbol yang padat, lebih berupa bahasa simbol
mengenai arti dari pada bunyi; matematika adalah pengetahuan
struktur yang terorganisasi, sifat-sifat atau teori-teori dibuat
secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak
didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan
kebenarannya pola atau ide; dan matematika adalah suatu seni,
keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisan
(dalam Asep Jihad, 2008:152).
Sujono mengemukakan beberapa pengertian matematika
diantaranya matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan
yang eksak dan terorganisasi secara sistematik (dalam Abdul Halim
Fathani, 2009: 19). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan
yang eksak dan terorganisasi secara sistematik dengan teori-teori yang
dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak
didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan
kebenarannya. Adapun fungsi dan tujuan pembelajaran matematika
adalah sebagai berikut:
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
20
1) Fungsi matematika berdasarkan kurikulum adalah sebagai wahana
untuk:
a) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan bilangan dan simbol.
b) Mengembangkan ketajaman dalam penalaran yang dapat untuk
menyeleasaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
2) Tujuan siswa mempelajari matematika yaitu agar memiliki
kemampuan dalam:
a) Menggunakan algoritma (prosedur pekerjaan).
b) Melakukan manipulasi secara matematika.
c) Mengorganisasi data.
d) Memanfaatkan simbol, tabel, diagram, dan grafik.
e) Mengenal dan menemukan pola.
f) Menarik sebuah kesimpulan.
g) Membuat kalimat atau model matemtika.
h) Membuat interpretasi bangun dalam bidang dan ruang.
i) Memeahami pengukuran dan satuan-satuannya.
j) Menggunakan alat hitung dan alat bantu matematika.
(Asep Jihad, 2008: 153)
d. Hasil Belajar Matematika
Setiap orang dalam mengerjakan sesuatu termasuk kegiatan
belajar selalu menginginkan hasil belajar yang lebih baik. Dalam hal ini
hasil belajar diartikan sebagai suatu kemampuan atau tingkat pengusaan
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
21
yang dicapai seseorang sebagai akibat kegiatan belajar mengajar.Hasil
belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar
mengajar,karena dengan adanya hasil belajar siswa yng baik dapat
menunjukkan apakah materi pelajaran dapat diterima dengan baik.
Pembelajaran matematika pada dasarnya merupakan bagian
terpenting dalam sebuah proses belajar mengajar. Hudojo (dalam
Kusaeri, 1994:14) mengemukakan bahwa belajar merupakan proses
aktif dalam memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru sehingga
menyebabkan perubahan tingkah laku.
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika pencapaian
bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam
waktu tertentu.
Dengan penjelasan tentang hasil belajar diatas dapat dikatakan
bahwa faktor Internal dan faktor eksternal sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Dengan kedua faktor tersebut sangat membantu
guru untuk mengetahui sejauh mana kemajuan belajar peserta didik
dalam menguasai materi pelajaran.
2. Pendekatan Pembelajaran.
Mendefinisikan pendekatan pembelajaran perlu dipahami arti dan
masing-masing kalimat tersebut. Depdikbud (1990:180) pendekatan dapat
diartikan, “sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu”.
Menurut Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni (1998:25) bahwa,
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
22
“pendekatan pembelajaran diartikan model pembelajaran”. Sedangkan
pembelajaran menuzut H.J. Gino dkk. (1998:32) bahwa, “pembelajaran
atau intruction merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk
membuat siswa belajar dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan
faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar”. Sukintaka (2004:55)
bahwa, “pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru
mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga
terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya”.
Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut
dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja
mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran
dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Hal ini sesuai pendapat Wahjoedi (1999:121) bahwa,
“pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan
perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat
memperoleh hasil belajar secara optimal”. Menurut Syaifuddin Sagala
(2005:68) bahwa, “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan
ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk
suatu satuan instruksional tertentu”.
Tujuan pembelajaran dapat dicapai maka perlu dibuat program
pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran merupakan
macam kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok
secara rinci yang memuat metode pembelajaran, alokasi waktu, indikator
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
23
pencapaian hasil belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari
setip pokok mata pelajaran. Sistem dan pendekatan pembelajaran dibuat
karena adanya kebutuhan akan sistem dan pendekatan tersebut untuk
meyakinkan yaitu adanya kebutuhan untuk belajar dan siswa
belum.mengetahui apa yang akan diajarkan. Oleh karena itu, guru
menetapkan hasil-hasil belajar atau tujuan apa yang diharapkan akan
dicapai. Dalam pendekatan pembelajaran ada 2 pendekatan yaitu :
1. RME (Realistic Mathematic Education).
RME diperkenalkan oleh Freudental di Belanda pada tahun
1973. RME sudah melalui proses uji coba dan penelitian lebih dari 25
tahun, implementasinya telah terbukti berhasil merangsang penalaran
kegiatan berpikir siswa. Berikut ini akan dijelaskan pengertian RME :
a. RME adalah suatu pendekatan dimana matematika dipandang
sebagai suatu kegiatan manusia. Freudental (dalam Suharyati, 2006:
11).
b. RME adalah pendekatan pembelajaran yang bertolak dari hal-hal
yang real bagi siswa, menekankan keterampilan proses of
doing mathematics, berdiskusi dan berkolaborasi,
berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat
menemukan diri sendiri (student inventing sebagai kebalikan dari
teacher telling) dan pada akhirnya menggunakan
matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu
maupun kelompok.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
24
c. RME merupakan model pembelajaran yang menempatkan
realitas dan lingkungan siswa sebagai titik awal pembelajaran.
Masalah yang nyata atau yang telah dikuasai dapat dibayangkan
dengan baik oleh siswa dan digunakan sebagai sumber munculnya
kosep atau pengertian matematika yang semakin meningkat.
Soedjadi dalam Suharyati, (2006: 10).
2. Konvensional.
Pembelajaran konvensional yang dimaksud secara umum
adalah pembelajaran dengan menggunakan metode yang biasa
dilakukan oleh guru yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan
soal kemudian pemberian tugas. Ceramah merupakan salah satu cara
penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang kepada sejumlah
pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan
komunikasi searah dari pembaca kepada pendengar. Penceramah
mendominasi seluruh kegiatan, sedang pendengar hanya
memperhatikan dan membuat catatan seperlunya.
(Hamid, 2011: 210 ) mendeskripsikan kelebihan dan
kekurangan yang terdapat pada metode konvensional:
a. Kelebihan metode konvensional
1. Guru mudah menguasai kelas.
2. Mudah dilaksanakan.
3. Dapat diikuti siswa dalam jumlah besar.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
25
4. Guru mudah menerangkan banyak bahan pelajaran kepada
siswa.
b. Kelemahan metode konvensional
1. Siswa yang lebih tanggap secara visual akan merasa dirugkan,
sedangkan siswa yang lebih tanggap terhadap kemampuan
auditifnya, akan mendapat manfaat lebih besar dari metode ini.
2. Bila terlalu lama, metode ini akan membuat siswa merasa
bosan.
3. Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar siswa.
4. Menyebabkan siswa menjadi pasif.
Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran konvensional merupakan metode pembelajaran yang
bersifat komunikasi satu arah dari pembaca kepada pendengar.
Pembaca mendominasi seluruh kegiatan, sehingga audien dapat
dikuasai dengan mudah dan dapat menyelesaikan banyak materi
dalam waktu yang singkat.
3. Kreativitas.
a. Hakikat kreativitas
Kreativitas memegang peranan penting dalam rangkaian berfikir
matematika tingkat tinggi. Kreativitas berkontribusi pada tingkat pertama
dalam pengembangan teori matematika, sehingga memungkinkan konjekture
disajikan sebagai pengalaman individual seseorang pada suatu konsep
matematika. Kreativitas juga merupakan suatu bagian dalam merumuskan
bentuk akhir matematika dalam membentuk suatu sistem deduktif dengan
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
26
aksioma yang didefinisikan secara jelas dan pembuktian yang disusun secara
formal. Disamping itu kreativitas merupakan suatu faktor yang penting dalam
penelitian matematika.
Menurut (Slameto, 2010: 145) pada hakikatnya, pengertian kreatif
berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan
sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Ini sesuai
dengan perumusan kreativitas secara tradisional. Secara tradisional kreativitas
dibatasi sebagai wujud sesuatu yang baru dalam kenyataan. Sesuatu yang baru
itu mungkin berupa perbuatan atau tingkahlaku.
Bagi siswa, penggunaan produk-produk untuk menilai kreativitas siswa
itu sukar dilaksanakan. Bagi mereka penilaian kreativitas itu didasarkan pada
keaslian tingkah laku yang mereka laksanakan dalam banyak cara dan
kesempatan dalam menghadapi berbagai situasi belajar. Di samping itu dapat
juga didasarkan pada kepekaan mereka terhadap pengertian-pengertian
tertentu serta penggunaan dalam hidupnya.
Menurut Moreno dalam (Slameto, 2010: 146) yang penting dalam
kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui oleh
orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan
sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang
baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya.
Menurut (Getzels & Jackson, 1962) dalam (Slameto, 2010: 146)
pembatasan tentang kreativitas sering dihubungkan dengan kecerdasan. Ada
pendapat yang mengatakan bahwa siswa yang tingkat kecerdasannya (IQ)
tinggi berbeda-beda kreativitasnya dan siswa yang kreativitasnya tinggi
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
27
berbeda-beda kecerdasannya. Dengan kata lain, siswa yang tinggi tingkat
kecerdasannya tidak selalu menunjukkan tingkat kreativitas yang tinggi, dan
banyak siswa yang tinggi kreativitasnya tidak selalu tinggi tingkat
kecerdasannya.
Keterangan yang terakhir ini sesuai dengan pendapat Moreno dalam
(Slameto, 2010: 146)yang menyatakan bahwa tidak benar kalau kita
beranggapan bahwa hanyalah siswa-siswa yang sangat cerdas saja yang dapat
menjadi kreatif.
Nunnaly (1970) dalam (Slameto, 2010: 147) memiliki pandangan yang
berbeda. Menurutnya pada umumnya orang-orang yang kreatif berada pada
10 atau 15 persen tingkat atas dari tes kecerdasan. Selanjutnya dalam tes
kecerdasan normal (termasuk golongan rata-rata) atau di bawah normal
mempunyai produk-produk kreasi yang menunjukan potensi kreativitas.
Dari berbagai pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa
Kreativitas matematika adalah keahlian untuk menyelesaikan persoalan
atau untuk mengembangkan struktur berfikir, menyusun logika deduktif
dan mencocokan konsep yang dibangun untuk digabung menjadi bagian
yang penting dalam matematika. Kreativitas juga erat kaitannya dengan
kecerdasan siswa.
b. Ciri-ciri individu kreatif
Sund (1975) dalam (Slameto, 2010: 147) menyatakan bahwa
individu dengan potensi kreatif dapat di kenal melalui pengamatan ciri-
ciri sebagai berikut:
1) Hasrat keingintahuan yang cukup besar.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
28
2) Bersifat terbuka terhadap pengalaman baru.
3) Panjang akal.
4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti.
5) Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit.
6) Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.
7) Memiliki dedikasi bergairah serta aktiv dalam melaksanakan tugas.
8) Berfikir fleksibel.
9) Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung member
jawaban lebih banyak.
10) Kemampuan membuat analisis dan sintesis.
11) Memiliki semangat bertanya serta meneliti.
12) Meiliki daya abstraksi yang cukup baik.
13) Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.
Dari aspek-aspek di atas peneliti menerik kesimpulan bahwa siswa
yang memiliki kreativitas dalam matematika adalah sisawa yang mampu
(menemukan cara, mengeluarkan ide atau gagasan sendiri) dalam
menyelesaikan soal matematika yang diberikan oleh guru.
B. Hasil Penelitian-Penelitian yang Relevan
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kamiludin (2007), berkesimpulan
bahwa hasil belajar kelas IV SD Negeri 8 Baruga Kartasura pada pokok
bahasan penjumlahan dan pengurangan pecahan dapat ditingkatkan melalui
pendekatan Realistic Mathematic Education (RME).
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
29
C. Kerangka berpikir
Pembelajaran kooperatif mempunyai makna anak tahu makna belajar
dan mengunakan pengetahuan serta keterampilan yang diperolehnya untuk
memecahkan masalah dalam kehidupannya. Sedangkan guru mengatur strategi
belajar, membantu pengetahuan lama dan baru serta memfasilitasi balajar
sehingga siswa dapat mengkonstruksikan secara aktif pemahamannya.
Dalam pembelajaran Matematika, guru mempunyai tujuan yang
ingin dicapai berupa hasil belajar matematika. Rendahnya hasil belajar siswa
merupakan salah satu permasalahan umum yang terjadi dalam dunia
pendidikan. Kaitannya dengan mata pelajaran, bidang studi matematika
dianggap sebagai mata pelajaran yang kurang menarik, sukar dan
membosankan sehingga hasil belajar matematika cenderung rendah dari mata
pelajaran lain.
Dalam proses pendidikan guru dapat dikatakan sebagai “penggerak”
perjalanan belajar bagi siswa. Sebagai penggerak maka guru perlu memahami
dan mencatat kesukaran-kesukaran siswa. Sebagai fasilitator belajar, guru
diharapkan memantau tingkat kesukaran pemahaman yang di alami oleh siswa
dan segera membantu mengatasi kesukaran belajar sebelum siswa berputus asa.
Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam
mengelola siswa dalam proses pembelajaran.
Cara untuk membangkitkan siswa dalam proses pembelajaran
adalah dengan mengganti cara/model kreatifitas belajar dapat digolongkan
dalam 3 kategori, yaitu: (1) tinggi, (2) sedang, (3) rendah.dengan penggolongan
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
30
tersebut nantinya akan terlihat perbedaan masing-masing kategori terhadap
hasil belajar matematika. Oleh karena itu peran guru cukup banyak untuk
meningkatkan belajar serta prestasi belajar siswa khususnya untuk pelajaran
matematika.
Model pembelajaran yang diperlukan untuk membantu siswa
menguasai konsep pembelajaran yang diajarkan yaitu dengan menggunakan
konsep pembelajaran yang membuat siswa mampu menyelesaikan
permasalahannya sendiri, antara lain adalah model pembelajaran kooperatif
tipe RME. Model pembelajaran kooperatif tipe RME merupakan salah satu tipe
pendekatan pembalajaran kooperatif, dimana siswa belajar dalam kelompok
kecil. Jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang
dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 orang dan
terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka
tiap kelompok dari 8 orang. Tiap-tiap orang dalam kelompok diberi nomor 1-8
orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerja sama positif dan setiap
anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi
yang lain. Belajar kelompok siswa akan lebih bisa menguasai materi pelajaran
dengan mudah karena siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya
dibanding penjelasan dari guru, karena taraf pengetahuan serta pemikiran
mereka lebih sejalan dan sepadan.
Pemilihan model pembelajaran yang cocok dengan materi ajar
dianggap penting untuk meningkatkan kreatifitas siswa terhadap penguasaan
materi pelajaran. Penggunaan model pembelajaran realistic mathematic
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
31
education (RME) di dalam proses pembelajaran diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi pelajaran yang
diajarkan sehinga dapat mempermudah siswa dalam menyelesaikan
permasalahan matematika yang dihadapinya dan nantinya prestasi belajar akan
meningkat. Proses belajar juga akan lancar jika siswa mempunyai respon dan
kreativitas yang baik dalam kelompok. Siswa yang mempunyai keaktifan dan
respon yang baik dalam diharapkan dapat meningkatkan semangat dan hasil
belajarnya.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian di atas hipotesis penelitian yang akan diajukan adalah
sebagai berikut :
1. Hasil belajar matematika siswa pada materi persegi dan persegi panjang
dengan pendekatan kooperatif tipe Realistic Mathematic Education (RME)
lebih baik daripada metode konvensional.
2. Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi mendapatkan hasil belajar yang
lebih baik dari siswa yang tingkat kreativitasnya rendah.
3. Baik untuk model pembelajaran kooperatif tipe RME maupun
Konvensional, siswa – siswa yang mempunayi kreativitas tinggi lebih baik
prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa – siswa yang mempunyai
kreativitas sedang dan siswa – siswa yang mempunyai kreativitas sedang
lebih baik prestasi belajaranya dibandingkan dengan siswa – siswa yang
mempunyai kreativitas rendah.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
32
4. Untuk kategori kreativitas tinggi, siswa – siswa yang diberi pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe RME lebih baik prestasi
belajarnya dibanding siswa – siswa yang diberi model pembelajaran
konvensional. Sedangkan untuk kategori kreativitas sedang dan kreativitas
rendah model pembelajaran kooperatif tipe RME memberikan prestasi
belajar yang sama dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Konvensional.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Alasan
digunakan penelitian eksperimental semu adalah peneliti tidak mungkin
mengontrol semua variabel yang relevan. Seperti dinyatakan oleh
(Budiyono, 2003:82), “ Tujuan penelitian eksperimen semu adalah untuk
memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat
diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasikan semua
variabel yang relevan”.
Langkah dalam penelitian ini dengan cara mengusahakan timbulnya
variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol untuk dilihat pengaruhnya
terhadap prestasi belajar matematika. Pada akhir eksperimen, kelompok
tersebut diukur dengan menggunakan alat ukur yang sama, yaitu soal-soal
tes hasil belajar matematika materi bangun ruang. Hasil pengukuran tersebut
dianalisis dan dibandingkan dengan tabel uji stastistik yang digunakan.
33
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
34
2. Desain penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
faktorial2 × 3. Rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Faktor B
Faktor A
Kreativitas Belajar Siswa
Tinggi
( )
Sedang
( )
Rendah
( )
Metode
Pembelajaran
RME
( )
( ) ( ) ( )
Konvensional
( )
( ) ( ) ( )
Keterangan :
Faktor A : Metode Pembelajaran
1 : Pendekatan pembelajaran RME
2 : Metode pembelajaran Konvensional
Faktor B : Kreativitas Belajar Siswa
1 : Kreativitas Belajar Tinggi
2 : Kreativitas Belajar Sedang
3 : Kreativitas Belajar Rendah
3. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap dengan urutan
kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Melakukan perencanaan penelitian, yaitu menyiapkan konsep proposal
penelitian sebagai kerangka umum dari penelitian yang akan dilakukan.
Hal lain yang dipersiapkan adalah bahan dan alat pembelajaran, meliputi
: Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
35
Siswa (LKS), soal tes uji coba instrumen, soal tes hasil belajar, lembar
angket siswa, dan perangkat penelitian lain yang dibutuhkan guna
kelancaran pelaksanaan penelitian.
b. Memilih secara acak sekolah sampel dan kelas yang digunakan untuk
penelitian, dan kelas uji coba instrumen.
c. Melakukan uji keseimbangan terhadap kondisi/kemampuan awal pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
d. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran kooperatif tipe realistic mathematic education
(RME) pada kelompok eksperimen dan metode pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakasanakan di MTs Muhammadiyah 05 Kalikuning
Kecamatan Tulakan yang beralamat di jalan pacitan-lorok Km 15 desa
Kalikuning Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan. Penelitian ini
berlangsung pada bulan April sampai Juni 2012.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek yang akan diteliti . Populasi
dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII MTs Muhammadiyah
05 Kalikuning Kecamatan Tulakan pada semester genap tahun pelajaran
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
36
2011/2012. Populasi penelitian ini terdiri dari siswa kelas VII MTs
Muhammadiyah 05 Kalikuning Kecamatan Tulakan.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2008:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian
ini adalah siswa kelas VII B dan siswa kelas VII C MTs Muhammadiyah 5
Kalikuning.
D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independen variable) dan
satu variabel terikat (dependent variable). Variabel-variabel tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Variabel bebasnya adalah metode pembelajaran dan kreativitas belajar
siswa.
a. Metode pembelajaran
1) Definisi operasional
Metode pembelajaran adalah cara penyampaian bahan pelajaran
kepada siswa yang telah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2) Indikator
Indikator metode pembelajaran adalah tes hasil belajar
matematika dengan pendekatan pembelajaran peta pikiran (RME) pada
kelas eksperimen dan metode pembelajaran konvensional pada kelas
kontrol.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
37
3) Skala pengukuran
Skala nominal dengan dua nilai, yaitu pendekatan pembelajaran
peta pikiran (RME) dan metode pembelajaran Konvensional.
4) Simbol : X1
b. Kreativitas belajar siswa
1) Definisi operasional
Kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan
yang baru atau tak diduga sebelumnya, kemampuan memformulasikan
konsep yang tidak sekedar menghafal, menciptakan jawaban-jawaban
baru untuk soal yang ada dan mendapatkan pertanyaan baru yang
perlu di jawab.
2) Indikator
Jumlah skor dari angket kreativitas belajar matematika.
3) Skala pengukuran
Skala interval yang ditransformasikan menjadi skala ordinal,
dengan dua nilai, yaitu tinggi dan rendah.
4) Simbol : X2
2. Variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa.
a. Definisi Operasional
Hasil belajar adalah pencapaian bentuk perubahan perilaku yang
cenderung menetap dari ranah kognitif, efektif dan psikomotoris dari
proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu Indikator
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
38
Nilai tes hasil belajar matematika materi bangun ruang di akhir
pembelajaran.
b. Skala Pengukuran : Interval
c. Simbol : Y
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengambilan Data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data
adalah metode tes. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa. Tes yang digunakan
berupa tes esai mengenai penyelesaian masalah dalam aplikasi soal bangun
ruang. Tes diberikan di akhir pembelajaran. Sebelum digunakan untuk
mengambil data hasil belajar, instrumen tersebut diuji terlebih dahulu
dengan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran untuk
mengetahui kualitas tiap butir soal.
2. Pengembangan Instrumen
a. Angket
Angket digunakan untuk mengukur kreativitas belajar matematika
siswa yang dijabarkan menjadi komponen-komponen kreativitas belajar,
sebagai berikut:
1) Kreativitas siswa mengikuti pembelajaran di kelas yang dilandasi
Hasrat keingintahuan yang cukup besar.
2) Kreativitas siswa mengikuti pelajaran di kelas dengan mencatat dan
bersifat terbuka terhadap pengalaman baru.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
39
3) Memiliki ide-ide kreatif dalam pembelajaran.
4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti.
5) Kreativitas siswa menyelesaikan tugas di kelas.
6) Kreativitas dalam memformulasikan konsep.
7) Kreativitas dalam memulai ide
8) Memiliki dedikasi, bersemangat serta aktiv dalam melaksanakan
tugas.
9) Berfikir fleksibel.
10) Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi
jawaban yang sesuai dan alas dan yang nyata.
11) Kemampuan membuat analisis dan sintesis.
12) Memiliki semangat meneliti.
13) Meiliki daya abstraksi yang cukup baik.
14) Kreativitas siswa memanfaatkan sumber pembelajaran lain sebagai
referensi.
Selanjutnya dibuat kisi-kisi instrumen kreativitas belajar dan
dijabarkan tiap indikator menjadi beberapa butir angket. Setiap butir
angket terbagi menjadi empat opsi: a, b, c, dan d. Skor tiap opsi adalah:
a = 4, b = 3, c = 2, d = 1
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
40
b. Tes
Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa selama
penelitian berlangsung. Langkah pertama peneliti adalah menyusun kisi-
kisi soal, selanjutnya menyusun butir-butir soal tersebut.
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas Isi
Tes hasil belajar diberikan untuk mengetahui apakah hasil belajar
yang ditunjukkan secara individual juga menyatakan keseluruhan (universe)
situasi, maka uji validitas yang dilakukan pada metode tes ini adalah uji
validitas isi dengan langkah-langkah seperti yang dikemukakan Croker dan
Algina (dalam Budiyono, 2003:60) sebagai berikut :
a. Mendefinisikan domain kinerja yang akan diukur (pada tes hasil belajar
dapat berupa serangkaian tujuan pembelajaran atau pokok-pokok bahasan
yang diwujudkan dalam kisi-kisi)
b. Membentuk sebuah panel yang ahli (qualified) dalam domain-domain
tersebut.
c. Menyediakan kerangka terstruktur untuk proses pencocokan butir-butir
soal dengan domain performans yang terkait.
d. Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang diperoleh
dari proses pencocokan pada langkah di atas.
Suatu instrumen dikatakan valid menurut validitas isi apabila isi
instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representative dari
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
41
keseluruhan isi hal yang diukur. Validitas tidak dapat ditentukan dengan
mengkorelasikan instrumen dengan suatu kriteria, sebab tes itu adalah
kriteria dari suatu kinerja. Agar memiliki validitas isi, instrumen tes hasil
belajar menurut (Budiyono 2003:58) harus diperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Bahan ujian (tes) harus merupakan sampel yang representative untuk
mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai ditinjau
dari materi yang diajarkan maupun dari sudut proses belajar.
b. Titik berat bahan yang harus diujikan harus seimbang dengan titik berat
bahan yang telah diajarkan.
c. Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk
menjawab soal-soal ujian dengan benar.
Untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas isi yang
tinggi atau tidak, biasanya dilakukan melalui expert judgement atau
penelitian yang dilakukan oleh para pakar dan semua kriteria penelaahan
instrumen tes harus disetujui oleh validator.
2. Reliabilitas instrument
a. Angket
Digunakan untuk mengetahui bahwa pengukuran angket dapat
memberikan hasil relatif tidak berbeda bila dilakukan kembali kepada
subyek yang sama. Untuk uji reliabilitas angket yang menggunakan skor
1-4,
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
42
digunakan rumus alpha, sebagai berikut:
11 = (
− 1
)(1 −
∑ 2
2
)
(Budiyono, 2003: 70)
dengan:
11 = indeks reliabilitas instrumen
= banyaknya butir instrumen
2
= variansi skor butir ke-i, i = 1, 2, ..., n
㉳
2
= variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba
Dalam penelitian ini angket disebut reliabel apabila indeks
reliabilitas yang diperoleh telah melebihi 0,70 (r11≥ 0,70).
b. Tes
Suatu instrumen disebut reliabel, menurut (Budiyono 2003 : 65),
jika seseorang melakukan pengukuran instrumen yang sama pada waktu
yang berbeda, maka hasil pengukurannya adalah sama. Atau jika
dilakukan oleh orang yang berbeda tetapi dengan kondisi yang sama,
maka pengukuran dengan instrumen yang sama akan memberi hasil yang
sama pula.
Tes hasil belajar dalam penelitian ini menggunakan tes pilihan
ganda dengan empat alternatif jawaban, dengan setiap jawaban benar
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
43
akan diberi skor 1 dan setiap jawaban salah akan diberi skor 0. Sehingga
untuk mengukur reliabilitas dari tes hasil belajar menggunakan teknik
Kuder-Richardson atau biasa disebut dengan KR-20, yaitu:
=
( − 1)
− ∑
(Budiyono, 2003:69)
dengan :
r11 : indeks reliabilitas instrumen
n : banyaknya butir instrumen
pi : proporsi banyak subyek yang menjawab benar pada butir ke-i
qi : proporsi banyak subyek yang menjawab salah
(qi= 1-pi)
St
2
: variansi total
Dalam hal ini butir tes disebut reliabel apabila indeks reliabilitas
yang diperoleh telah melebihi 0,70 (r11 ≥ 0,70).
3. Analisis Butir Soal
a. Butir soal matematika materi bangun ruang
1) Daya Pembeda
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
44
Daya pembeda soal adalah kemampuan butir soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa yang kurang (berkemampuan rendah). Untuk
mengetahui daya beda suatu butir soal digunakan rumus korelasi
momen produk Karl Pearson yaitu:
=
∑ − (∑ )(∑ )
∑ − (∑ ) ∑ − (∑ )
dengan:
: indeks daya beda untuk butir soal ke-i.
XY : Jumlah perkalian X dan Y
X : Skor untuk butir ke-i
Y : skor total (dari subyek)
n : banyaknya subyek
(Budiyono, 2003:65)
Dalam penelitian ini butir soal yang digunakan adalah soal yang
mempunyai daya beda ≥ 0,3
2) Tingkat Kesukaran
Butir soal yang baik jika mempunyai tingkat kesukaran
memadai, yaitu tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
b. Konsistensi Internal angket kreativitas belajar
Konsistensi internal dapat diartikan bahwa hasil pengukuran
relatif tetap secara konsisten karena menghasilkan galat yang minimal.
Untuk mengetahui bahwa butir-butir angket memberikan hasil
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
45
pengukuran yang konsisten maka ditentukan dengan konsistensi
internal dengan rumus Karl Pearson,
sebagai berikut:
=
∑ − (∑ )(∑ )
∑ − (∑ ) ∑ − (∑ )
dengan:
xyr = indeks konsitensi internal untuk butir ke-i
n = cacah subjek
X skor untuk butir ke-i
Y skor total (dari subyek)
(Budiyono, 2003:65)
Jika indeks konsitensi internal untuk butir ke-i kurang dari
0,3 maka butir tersebut harus dibuang/tidak dipakai.
G. Tehnik Analisis Data
1. Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan dilakukan untuk menguji kesamaan dua rataan
data kelas eksperimen dan kelas kontrol. Statistik uji yang digunakan adalah
uji-t. Sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas data awal,
selanjutnya dilakukan uji keseimbangan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
46
a. Hipotesis
Ho: μ1 = μ2 (kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rataan
yang sama atau seimbang)
H1: μ1 ≠ μ2 (kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rataan
yang berbeda)
b. Tingkat signifikansi : α = 0,05
c. Statistik uji yang digunakan (variansi sama)
t =
(X − X ) −
S
1
n
+
1
n
~ t (n + n − 2)
dengan:
t ~ t α, (n1+n2-2)
X1 : rataan dari nilai UAS genap kelompok eksperimen
X2 : rataan dari UAS genap kelompok kontrol
n1 : jumlah sampel kelas eksperimen
n2 : jumlah sampel kelas kontrol
Sp
2
: variansi gabungan, dengan 2=
( 1−1) 1
2
+( 2−1) 2
2
1+ 2− 2
d. Daerah kritik
DK = { t │t < - tα
2
, (n1 + n2 − 2)}
atau DK = { t │t >tα
2
, ( n1 + n2 − 2)}
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
47
e. Keputusan uji
H0 diterima jika t <t α
2
atau t >− t α, maka populasi mempunyai rataan
yang sama dan H0 ditolak jika t >t α
2
atau t <− t α, maka populasi
mempunyai rataan yang tidak sama.
f. Kesimpulan
1) Kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rataan yang
sama atau seimbang jika H0 diterima
2) Kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rataan yang
berbeda jika H0 ditolak.
(Budiyono, 2009: 151)
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini
dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas
ini digunakan Uji Lilliefors dengan prosedur :
1) Hipotesis
Ho : sampel berasal dari populasi yang berditribusi normal
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2) Statistik Uji
L = Maks │F(zi) – S(zi)│
dengan :
F(zi) = P(Z ≤ zi) ; Z ~ N(0,1)
zi = skor standar
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
48
=
Xi−X
s
, s = standar deviasi
S(zi) = proporsi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh cacah zi
Xi= skor item
3) Taraf Signifikansi α = 0,05
4) Daerah Kritik (DK)
DK = { L │ L > Lα: n }
5) Keputusan Uji
Ho ditolak jika L terletak di daerah kritik
6) Kesimpulan
a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika Ho
diterima
b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
jika Ho ditolak
(Budiyono, 2009: 170)
b. Uji Homogenitas Penelitian
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian
mempunyai variasi yang homogen atau tidak. Untuk menguji homogenitas
ini digunakan metode Bartlett dengan statistik uji Chi Kuadrat dengan
prosedur sebagai berikut:
1) Hipotesis
Ho: σ1
2
= σ2
2
= …= σk
2
(variansi populasi homogen)
k= 2 untuk model pembelajaran
k= 3 untuk kategori kreativitas belajar
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
49
H1: tidak semua variansi sama (variansi populasi tidak homogen)
2) Statistik Uji yang digunakan :
2
=
2,303
(f log RKG- ∑ log sj
2
)
dengan:
X2
~ X2
( − 1)
c = 1 +
1
3( −1)
∑
1
−
1
:
RKG =
∑
∑
; SSj = ∑ 2
−
∑
2
= ( − 1) 2
dengan:
k : banyaknya populasi
k = 2 untuk strategi pembelajaran
k = 3 untuk kategori kreativitas belajar
f : derajad kebebasan RKG = N – K
N : cacah semua pengukuran
fj: derajad kebebasan untuk sj : nj – 1
j : 1,2,…,k
nj : cacah pengukuran pada sampel ke-j
3) Taraf Signifikansi : α = 0,05
4) Daerah Kritik (DK)
DK = { 2
│ 2
> 2
α : k - 1 }
5) Keputusan Uji
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
50
HO ditolak jika 2
hitung terletak di daerah kritik
6) Kesimpulan
Populasi-populasi homogen jika Ho diterima
Populasi-populasi tidak homogen jika Ho ditolak
(Budiyono, 2009: 175)
c. Uji Hipotesis Penelitian
Untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis variansi dengan dua
jalan dengan sel tak sama. Analisis variansi dua jalan bertujuan untuk
menguji perbedaan efek (pengaruh) 2 variabel bebas yaitu metode
pembelajaran (faktor A) dan kreativitas belajar (faktor B) serta interaksi
antara metode pembelajaran dengan kreativitas belajar siswa (faktor AB)
terhadap variabel terikatnya. Asumsi bagi analisis variansi dua jalan adalah
sebagai berikut:
1) Metode
Xijk =  + i + j + ()ij + ijk
dengan:
Xijk = data amatan ke-k pada baris ke-i kolom ke-j.
 = rerata dari seluruh data amatan (rerata besar).
j = efek kolom ke-j pada variabel terikat.
i = efek baris ke-i pada variabel terikatnya.
()ij = kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel
terikat.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
51
ijk = galat yang berdistribusi normal dengan rataan 0
I = 1, 2,dengan : 1 = metode pembelajaran peta pikiran RME
2 = motivasi belajar
J = 1, 2, 3,dengan: 1 = kategori motivasi tinggi
2 = kategori motivasi sedang
3 = kategori motivasi rendah
k = 1, 2, …, nij ; nij = cacah data amatan pada sel ij
(Budiyono, 2009:207)
2) Prosedur
a) Hipotesis
H0A : i = 0, untuk setiap i = 1, 2 (tidak ada perbedaan efek antar
baris terhadap variabel terikat)
H1A : paling sedikit ada satu i yang tidak nol (ada perbedaan efek
antar baris terhadap variabel terikat)
H0B : j = 0, untuk setiap j = 1, 2, 3, (tidak ada perbedaan efek
antar kolom terhadap variabel terikat)
H1B : untuk paling sedikit ada satu j yang tidak nol (ada
perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat)
H0AB : ()ij = 0 untuk semua uji (tidak ada interaksi antara baris
dan kolom terhadap variabel terikat)
H1AB : untuk paling sedikit ada satu ()ij yang tidak nol. Ada
interaksi antara baris dan kolom terhadap variabel terikat)
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
52
b) Taraf signifikansi α = 0,05
c) Komputasi
(1)Pada analisis dua jalan dengan sel tak sama, didefinisikan notasi-
notasi sebagai berikut:
nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i kolom ke-j)
= banyaknya data amatan pada sel ij
= frekuensi sel ij
nh = rataan harmonik frekuensi seluruh sel
=
∑
1
,
N =∑
1
, = banyaknya seluruh data amatan
SSij= ∑ 2
−
(∑ )2
= jumlah kuadrat deviasi data
amatan pada sel ij
p = banyaknya baris
q = banyaknya kolom
ijAB = rataan pada sel ij
Ai = j
ijAB =jumlah rataan pada baris ke-i
Bj = i
ijAB =jumlah rataan pada kolom ke-j
G = ij
ijAB =jumlah rataan pada semua sel.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
53
Ada lima komponen yang berturut-turut dikembangkan
dengan (a), (b), (c), (d), (e) yang dirumuskan sebagai
berikut:
(a)
pq
G2
(b) ji
ijSS
,
(c) i
2
i
q
A
(d) j
j
p
B
2
(e) ij
ijAB
2
(2) Jumlah kuadrat
JKA = n h {(3) – (1)}
JKB = n h {(4) – (1)}
JKAB = n h {(1) + (5) – (3) – (4)}
JKG = (2)
JKT = JKA+ JKB + JKAB + JKG
Dengan:
JKA : jumlah kuadrat baris
JKB : jumlah kuadrat kolom
JKAB : jumlah kuadrat interaksi antara baris dan kolom
JKG : jumlah kuadrat galat
JKT : jumlah kuadrat total
(3) Derajat kebebasan
dkA = p – 1
dkB = q – 1
dkAB = (p – 1) (q – 1) = pq – p – q + 1
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
54
dkG = N – pq
dkT = N – 1
(4) Rerata kuadrat
RKA =
dkA
JKA
RKAB =
dkAB
JKAB
RKB =
dkB
JKB
RKG =
dkG
JKG
d) Relasi dan fungsi uji
RKG
RKA
Fa  ;
RKG
RKB
Fb  ;
RKG
RKAB
Fab 
e) Daerah kritik
(1) Daerah kritik untuk Fa adalah DK = {F|F > F ; p – 1 , N – pq}
(2) Daerah kritik untuk Fb adalah DK = {F|F > F ; p – 1 , N – pq}
(3) Daerah kritik untuk Fab adalah DK = {F|F > F ; (p – 1) (q – 1) ,
N – pq}
f) Keputusan uji
H0 ditolak apabila F hitung terletak di daerah kritik
(Budiyono, 2009 : 229)
g) Rangkuman Analisis
Tabel 3.2 Rangkuman Analisis Dua Jalan
Sumber JK Dk RK Fobs F Statistik uji
Baris (A) JKA p-1 RKA Fa F* < atau >
Kolom (B) JKB q-1 RKB Fb F* < atau >
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
55
Interaksi(AB) JKAB (p-1) (q-1) RKAB Fab F* < atau >
Galat (G) JKG N-pq RKG - - -
Total JKT N-1 - - - -
Keterangan:
F* = nilai F yang diperoleh dari tabel
(Budiyono, 2009: 239)
d. Uji Lanjut Anava
Apabila H0 ditolak maka perlu dilakukan uji lanjut anava. Untuk uji
digunakan metode Scheffe.Langkah-langkah dalam menggunakan metode
scheffe sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata
2) Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.
3) Menentukan taraf signifikansi α= 0,05
4) Mencari harga statistik uji F dengan rumus sebagai berikut :
a) Komparasi rerata antar baris tidak perlu karena hanya terdapat dua
model pembelajaran.
b)Komparasi rerata antara kolom ke-i dan kolom ke-j
.− . =
( . − .)
2
1
.
+
1
.
Keterangan:
F.i-.j = nilai Fobs pada perbandingan kolom ke-i dan kolom
ke-j
. = rataan pada baris ke-i
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
56
. = rataan padar baris ke-j
RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan
analisis variansi
n.i = ukuran sampel kolom ke-i
n.j = ukuran sampel kolom ke-j
Sedangkan daerah kritik untuk uji ini adalah :
DK = { F|F > (q-1) F ; q-1, N-pq}
c) Komparasi Rataan Antar Sel pada Kolom yang Sama
Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang
sama adalah :
− =
( − )
2
1
+
1
Dengan :
− = nilai Fobspada perbandingan rataan pada sel ij dan
rataan pada sel kj
ijX = rataan pada sel ke-ij
jkX = rataan pada sel ke-jk
RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan
analisis variansi
nij = ukuran sel ke-ij
nkj = ukuran sel ke-kj
DK = {F|F >(pq-1) F ; pq -1 , N-pq}
d) Komparasi Rataan Antar Sel pada Baris yang sama.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
57
Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada baris yang
sama adalah:
− =
( − )
2
1
+
1
Sedangkan daerah kritik untuk uji ini adalah:
Dk = { F|F >(pq-1) F ; pq-1 , N-pq}
5) Menentukan keputusan uji untuk masing-masing komparasi ganda.
6) Menetukan kesimpulan dari keputusan uji yang sudah ada.
(Budiyono, 2009: 215)
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN DATA
A. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket Aktivitas Belajar
1. Uji validitas isi
Untuk mengetahui apakah instrumen angket yang digunakan valid
maka peneliti mengkonsultasikan kepada ahli sebagai validator
(expert judgement). Validator dipilih dengan pertimbangan yang
bersangkutan mempunyai jabatan dan profesi dengan keahlian di bidang
konseling. Setelah dilakukan pemeriksaan kembali terhadap ketepatan
kisi-kisi angket dan tata bahasanya maka diperoleh hasil bahwa butir
angket adalah valid. Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 12.
2. Uji reliabilitas
Uji coba angket diberikan kepada 25 responden, sejumlah 27
butir soal. Hasil pengolahan data menunjukkan koefisien reliabilitasnya
adalah 0,96 > 0,70 (lihat Lampiran 13). Dengan demikian angket reliabel
dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
3. Uji konsistensi internal
Hasil uji coba instrumen angket menunjukkan bahwa dari 27
butir angket, terdapat 2 butir soal yang harus dibuang karena tidak
memenuhi indeks konsistensi internal minimal 0,3 yaitu butir nomor 22
58
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
59
dan 24 (lihat Lampiran 13). Berdasarkan hasil tersebut maka terdapat 25
butir soal yang dapat digunakan sebagai butir angket kreativitas belajar.
B. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika
1. Uji validitas isi
Untuk mengetahui apakah instrumen tes prestasi belajar
matematika yang digunakan valid maka peneliti mengkonsultasikan
kepada ahli sebagai validator (expert judgement). Validator dipilih
dengan pertimbangan yang bersangkutan mempunyai jabatan dan profesi
dengan keahlian pada mata pelajaran matematika, yaitu MGMP
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa butir soal atau tes hasil
belajar matematika adalah valid sehingga dapat digunakan sebagai
instrumen penelitian. Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 12.
2. Uji reliabilitas
Uji coba tes hasil belajar matematika diberikan kepada 25
responden, sejumlah 25 butir soal. Hasilnya menunjukkan koefisien
reliabilitasnya adalah 20,083 > 0,78 (lihat Lampiran 14). Dengan
demikian butir soal atau tes dianggap reliabel dan layak digunakan
sebagai instrumen tes penelitian.
3. Tingkat kesukaran
Hasil uji coba instrumen tes hasil belajar menunjukkan bahwa
dari 25 butir soal, terdapat 5 butir yang harus dibuang karena tidak
memenuhi indeks kesukaran 0,30 ≤ P ≤ 0,7, yaitu butir nomor 2, 5, 12,
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
60
18, dan 19. (kategori sukar), (lihat Lampiran 15). Berdasarkan hasil
tersebut maka terdapat 20 butir soal yang dapat digunakan sebagai butir
soal yang baik untuk uji prestasi atau hasil belajar.
4. Daya beda
Hasil uji coba instrumen tes matematika menunjukkan
perhitungan daya beda yang hasilnya tidak berbeda dengan hasil
perhitungan tingkat kesukaran soal atau tes. Terdapat 5 butir soal yang
tidak memenuhi syarat, yaitu rxy ≥ 0,3, yaitu butir nomor 2, 5, 12, 18,
dan 19. Dengan demikian terdapat 20 butir soal untuk uji prestasi atau
hasil belajar matematika.
C. Kemampuan Awal
Data yang digunakan sebagai kemampuan awal untuk uji
keseimbangan adalah nilai Ujian Akhir Semester mata pelajaran matematika,
pada kelas VII semester genap tahun pelajaran 2011/2012 dengan uji-t.
Prasyarat uji-t adalah dipenuhinya normalitas dan homogenitas data.
1. Uji normalitas data kemampuan awal
Hasil uji normalitas dari kemampuan awal dengan menggunakan
uji Lilliefors diperoleh harga statistik uji untuk tingkat signifikan 5%
pada masing-masing sampel dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa harga statistik uji untuk masing-
masing sampel kurang dari harga daerah kritik, sehingga H0 diterima. Ini
berarti masing-masing sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
61
Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas Data Awal
Kelompok L max L Tabel H0 Kesimpulan
Eksperimen 0,021 0,173 Diterima Berdistribusi normal
Kontrol 0,014 0,173 Diterima Berdistribusi normal
2. Uji homogenitas data kemampuan awal
Hasil uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui variansi dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil perhitungan
menggunakan pendekatan Bartlett menunjukkan harga statistik 㠵 2
obs =
1,61, dengan DK={ 2
│ 2
> 2
0,05; k – 1= 3,841}, sehingga 2
obs  DK
atau H0 diterima. Ini berarti masing-masing sampel berasal dari populasi
dengan variansi sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 20.
3. Uji keseimbangan data kemampuan awal
Hasil deskripsi statistiknya disajikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2. Deskripsi Statistik Kemampuan Awal
Kelompok
Ukuran Pemusatan Ukuran Dispersi
Rerata Median Modus Simpangan Baku Maks Min
Eksperimen 77,6 75 75 10,012 95 60
Kontrol 71,6 70 70 8,981 90 60
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
62
Hasil uji keseimbangan menunjukkan bahwa H0 diterima karena
tobs =0,7952876  DK , dengan DK = { t| t < - 1,960 atau t > 1, 960 }
(lihat Lampiran 20). Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan awal
yang sama atau seimbang.
D. Deskripsi Data
1. Skor kreativitas belajar
Data tentang kreativitas belajar siswa diperoleh dari hasil angket
yang diberikan kepada responden atau siswa anggota kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Data tersebut selanjutnya dikelompokkan ke dalam
tiga kategori. Dari hasil perhitungan kedua kelompok diperoleh X =
75,06 dan s = 14,46. Penentuan untuk kategori tinggi: X ≤ X + s,
kategori sedang: X - s < X < X + s ,dan kategori rendah: X ≤ X - s.
Sehingga untuk skor yang lebih dari atau sama dengan 89,52
dikategorikan tinggi, untuk skor yang lebih dari 60,59 atau kurang dari
89,52 dikategorikan sedang, dan untuk skor yang kurang dari atau sama
dengan 60,59 dikategorikan rendah.
Berdasarkan data yang telah terkumpul terdapat kelompok
kreativitas tinggi (13 siswa), kelompok kreativitas sedang (19 siswa), dan
kelompok kreativitas rendah (18 siswa). Selanjutnya deskrispi statistik
data tersebut dapat dilihat pada Lampiran 23.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
63
2. Skor tes hasil belajar matematika
Data hasil belajar matematika yang digunakan dalam penelitian
ini adalah nilai tes pada materi segitiga yang diberikan kepada 2
kelompok siswa setelah diberi perlakuan dengan metode pembelajaran
yang berbeda. Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan
pendekatan pembelajaran realistic mathematic education (RME) dan
kelompok kontrol dengan metode pembelajaran konvensional. Deskripsi
data nilai hasil belajar berdasarkan kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol seperti pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Deskripsi Statistik Hasil Tes Belajar Matematika
Kelompok
Ukuran Pemusatan Ukuran Dispersi
Rerata Median Modus
Simpangan
Baku Maks Min
Eksperimen 77,6 75 75 10,01 60 95
Kontrol 71,6 70 70 8,98 60 90
Kreativitas tinggi 86,53 85 85 5,15 80 95
Kreativitas
sedang 73,15 75 75 7,67 60 85
Kreativitas
rendah 67,5 67,5 75 6 60 75
(lihat Lampiran 24)
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
64
E. Analisis Variansi
1. Uji Prasyarat
a. Uji normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian
dari populasi berdistribusi normal atau sebaliknya. Statistik uji yang
digunakan adalah Metode Lilliefors dengan tingkat signifikansi  =
5%. Uji normalitas dilakukan terhadap 5 kelompok, yaitu kelompok
eksperimen , kelompok kontrol, kelompok motivasi tinggi, sedang,
dan rendah. Rangkuman hasil uji normalitas disajikan pada Tabel 4.3
sebagai berikut :
Tabel 4.4.
Rangkuman Hasil Uji Normalitas Tes Matematika
Kelompok L max L Tabel H0 Kesimpulan
Eksperimen 0,083 0,088 Diterima Berdistribusi normal
Kontrol 0,086 0,088 Diterima Berdistribusi normal
Kreativitas Tinggi 0,165 0,234 Diterima Berdistribusi normal
Kreativitas Sedang 0,147 0,195 Diterima Berdistribusi normal
Kreativitas Rendah 0,075 0,200 Diterima Berdistribusi normal
(lihat Lampiran 25)
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
65
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa semua
kelompok berasal dari populasi berdistribusi normal.
b. Uji homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian
mempunyai variasi yang homogen atau tidak. Untuk menguji
homogenitas ini digunakan metode Bartlett dengan statistik uji Chi
Kuadrat. Uji homogenitas dilakukan terhadap kelompok metode
pembelajaran (eksperimen dan kontrol), serta kelompok kreativitas
belajar (tinggi, sedang, rendah) dengan rangkuman data sebagai
berikut:
Tabel 4.5
Rangkuman Hasil Uji Homogenitas
Kelompok X² obs DK H0 Kesimpulan
Eksperimen dan
Kontrol
2,576 3,841 Diterima
Variansi
homogen
kreativitas :
tinggi,sedang,
rendah
1,346 5,991 Diterima
Variansi
homogen
Berdasarkan hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa
kelompok strategi pembelajaran (eksperimen dan kontrol), serta
kelompok kreativitas belajar (kategori tinggi, sedang, dan rendah)
mempunyai variansi yang sama.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
66
2. Uji hipotesis penelitian
Uji hipotesis dilakukan menggunakan analisis variansi dua jalan
dengan fomulasi anava 2x3 setelah diketahui bahwa sampel random
data berasal dari populasi berdistribusi normal dan mempunyai
variansi yang sama. Rangkuman hasil uji hipotesis disajikan pada
Tabel 4.6 sebagai berikut :
Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Variansi
Sumber JK dk RK Fobs F P
Metode Pembelajaran (A) 286,934 1 286,934 8,800 4,08 < 0,05
Kreativitas Belajar (B) 3040,607 2 1520,303 46,628 3,23 < 0,05
Interaksi (AB) 211,549 2 105,774 3,244 3,23 < 0,05
Galat 1434,603 44 32,604
Total 4973,694 49
(lihat Lampiran 26)
Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Terdapat perbedaan pengaruh antara penerapan pendekatan
pembelajaran realistic mathematic education (RME) dengan metode
pembelajaran Konvensional terhadap prestasi belajar matematika,
terlihat dari efek faktor A: Fa > F atau 4,08 > 4,08 sehingga H0A
ditolak.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
67
2) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara tingkat
kreativitas belajar siswa, yaitu kategori tinggi, kategori sedang, dan
kategori rendah terhadap prestasi belajar matematika. Hal tersebut
berdasarkan efek faktor B : Fb > F atau 46,62 > 3,23 sehingga H0B
ditolak.
3) Terdapat interaksi antara penerapan metode pembelajaran dengan
kreativitas belajar terhadap prestasi belajar matematika, yaitu
berdasarkan kombinasi efek faktor A dan B terhadap variabel terikat
atau 3,24 < 3,23 sehingga H0AB ditolak
F. Uji Lanjut Pasca Anava
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan anava tersebut maka dapat
diuraikan langkah-langkah uji lanjut pasca anava sebagai berikut :
1. Uji komparasi ganda antar baris
Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan sel tak sama
(Lampiran 27) diperoleh keputusan bahwa H0A ditolak, maka perlu
dilakukan uji lanjut pasca anava. Karena variabel metode pembelajaran
hanya mempunyai 2 nilai, yaitu pendekatan pembelajaran realistic
mathematic education (RME) dan metode pembelajaran konvensional,
maka tidak perlu dilakukan uji lanjut pasca anava antar baris tetapi
kesimpulan mengikuti rataan marginalnya.
Dari hasil perhitungan diperoleh rataan masing-masing sel pada
tabel berikut ini :
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
68
Tabel 4.7 Rataan masing-masing Sel Data
Metode Kreativitas Belajar
Rataan
MarginalPembelajaran Tinggi Sedang Rendah
(RME) 88,5714 78,0000 67,5000 77,6000
Konvensional 84,1667 67,7778 67,5000 71,6000
Rataan Marginal 86,585 73,157 67,500
(lihat Lampiran 27)
2. Uji komparasi ganda antar kolom
Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan sel tak sama
(Lampiran 27) diperoleh keputusan bahwa H0B ditolak, maka perlu
dilakukan uji lanjut pasca anava. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil
komparasi ganda antar kolom seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 4.8
Rangkuman Hasil Komparasi Ganda antar Kolom
H0 Fobs 2.F0,05;2,197 Keputusan uji
.1 = .2
.2 = .3
.1 = .3
43,01
8,23
82,42
6,460
6,460
6,460
H0 ditolak
H0 ditolak
H0 ditolak
(lihat Lampiran 27)
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
69
Dari Tabel 4.8 di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a. H0 ditolak, karena F.1-.2 > 2 FTabel = 43,01 > 6,460. Hal ini berarti
siswa dengan kreativitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar
yang lebih baik daripada siswa yang kreativitas belajarnya sedang.
b. H0 ditolak, karena F.2-.3 > 2 FTabel = 8,23 > 6,300. Hal ini berarti
bahwa siswa dengan kreativitas belajar sedang mempunyai prestasi
belajar lebih baik daripada siswa yang kreativitas belajarnya
rendah.
c. H0 ditolak, karena F.1-.3 > 2 FTabel = 82,42 > 6,300. Hal ini berarti
siswa dengan kreativitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar
yang lebih baik daripada siswa yang kreativitas belajarnya rendah.
3. Uji komparasi ganda antar sel
Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan sel tak sama
(Lampiran 27) diperoleh keputusan bahwa H0AB ditolak, hal ini dapat
diartikan bahwa terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan
kreativitas siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi
bangun datar sehingga perlu dilakukan uji komparasi ganda antar sel
pada baris yang sama atau kolom yang sama.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
70
Tabel 4.9
Uji Komparasi Ganda Antar Sel
H0 Fobs 5.F0,05;2,197 Keputusan uji
.11 = .12
.12 = .13
.11 = .13
14,113
15,028
50,840
12,25
12,25
12,25
H0 ditolak
H0 ditolak
H0 ditolak
.21 = .22
.22 = .23
.21 = .23
29,656
0,011
31,948
12,25
12,25
12,25
H0 ditolak
H0 diterima
H0 ditolak
.11 = .21
.12 = .22
.13 = .23
1,922
15,181
0
12,25
12,25
12,25
H0 diterima
H0 ditolak
H0 diterima
Dari tabel 4.9 dapat di tarik kesimpulan bahwa:
a. H0 ditolak, Karena F.11-12 > 2 FTabel = 14,11 > 12,25. Hal ini berarti
siswa pada kelas eksperimen dengan kreativitas belajar tinggi
mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa kelas
eksperimen yang kreativitas belajarnya sedang.
b. H0 ditolak Karena F.12-13 > 2 FTabel = 15,02 > 12,25. Hal ini berarti
siswa kelas eksperimen dengan kreativitas belajar sedang mempunyai
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
71
prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa kelas eksperimen yang
kreativitas belajarnya rendah.
c. H0 ditolak Karena F.11-13 > 2 FTabel = 14,11 > 12,25. Hal ini berarti
siswa kelas eksperimen dengan kreativitas belajar tinggi mempunyai
prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa kelas ekperimen yang
kreativitas belajarnya rendah.
d. H0 ditolak Karena F.21-22 > 2 FTabel = 29,65 > 12,25. Hal ini berarti
siswa kelas kontrol dengan kreativitas belajar tinggi mempunyai
prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa kelas yang kreativitas
belajarnya sedang.
e. H0 diterima Karena F.22-23 > 2 FTabel = 0,011 > 12,25. Hal ini berarti
siswa dengan kreativitas belajar sedang mempunyai prestasi belajar
yang lebih baik daripada siswa yang kreativitas belajarnya rendah.
f. H0 ditolak Karena F.21-23 > 2 FTabel = 31,94 > 12,25. Hal ini berarti
siswa kelas kontrol dengan kreativitas belajar tinggi mempunyai
prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang kreativitas
belajarnya rendah.
g. H0 diterima Karena F.11-21 > 2 FTabel = 1,92 > 12,25. Hal ini berarti
siswa kelas eksperimen dengan kreativitas belajar tinggi mempunyai
prestasi belajar yang sama dengan siswa kelas kontrol yang kreativitas
belajarnya tinggi.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme
103438883 skripsi-rme

More Related Content

What's hot

Volume 1 nomor 3 tahun 2011
Volume 1 nomor 3 tahun 2011Volume 1 nomor 3 tahun 2011
Volume 1 nomor 3 tahun 2011MTs MUTULINGGA
 
Matematika sekolah dengan pbl4c
Matematika sekolah dengan pbl4cMatematika sekolah dengan pbl4c
Matematika sekolah dengan pbl4cEnung Sumarni
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Lusi Kurnia
 
Lks matematika smp kelas 7
Lks matematika smp kelas 7Lks matematika smp kelas 7
Lks matematika smp kelas 7anakpunk
 
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistemppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistemYuningsih Yuningsih
 
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)lusi kurnia
 
Projeck based learning WIsma (1013011017)
Projeck based learning WIsma  (1013011017)Projeck based learning WIsma  (1013011017)
Projeck based learning WIsma (1013011017)Wisma Morgans
 
Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...
Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...
Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...Adz Adzan
 

What's hot (19)

Volume 1 nomor 3 tahun 2011
Volume 1 nomor 3 tahun 2011Volume 1 nomor 3 tahun 2011
Volume 1 nomor 3 tahun 2011
 
Makalah ppm
Makalah ppmMakalah ppm
Makalah ppm
 
Matematika sekolah dengan pbl4c
Matematika sekolah dengan pbl4cMatematika sekolah dengan pbl4c
Matematika sekolah dengan pbl4c
 
Halaman depan
Halaman depanHalaman depan
Halaman depan
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
 
laporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih meranginlaporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih merangin
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Lks matematika smp kelas 7
Lks matematika smp kelas 7Lks matematika smp kelas 7
Lks matematika smp kelas 7
 
Bab I
Bab IBab I
Bab I
 
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistemppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
ppt-sidang tesis pengembangan modul android materi ekosistem
 
Abdul latif
Abdul latif Abdul latif
Abdul latif
 
Abdul latif .
Abdul latif .Abdul latif .
Abdul latif .
 
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
Aplikom_UNSRI_3. 8 Unsur dalam Skripsi_Lusi Kurnia(06081181419023)
 
Projeck based learning WIsma (1013011017)
Projeck based learning WIsma  (1013011017)Projeck based learning WIsma  (1013011017)
Projeck based learning WIsma (1013011017)
 
Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...
Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...
Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...
 
ppt skripsi
ppt skripsippt skripsi
ppt skripsi
 
PTK
PTKPTK
PTK
 

Similar to 103438883 skripsi-rme

STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...Arvina Frida Karela
 
Bab I, II, III Poposal
Bab I, II, III PoposalBab I, II, III Poposal
Bab I, II, III Poposalmumukholisah
 
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...dian fardiani
 
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docx
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docxLAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docx
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docxLailyAlfiMaulida2
 
PPT PTK.pptx
PPT PTK.pptxPPT PTK.pptx
PPT PTK.pptxRhaja1
 
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...girisatria
 
Contoh Proposal
Contoh ProposalContoh Proposal
Contoh ProposalT. Astari
 
Power point skripsi
Power point skripsiPower point skripsi
Power point skripsisiskaningsih
 
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI GEOMETRI DENGAN PENDEKATAN PEND...
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI GEOMETRI DENGAN PENDEKATAN PEND...PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI GEOMETRI DENGAN PENDEKATAN PEND...
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI GEOMETRI DENGAN PENDEKATAN PEND...PPs Unsri
 
Tugas 1 pak zulkardi
Tugas 1 pak zulkardiTugas 1 pak zulkardi
Tugas 1 pak zulkardirennymarlina
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Vina Dwi Purnamasari
 
Bahasa inggris rinni 1
Bahasa inggris  rinni 1Bahasa inggris  rinni 1
Bahasa inggris rinni 1Rinni Artiyani
 
Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...
Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...
Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to 103438883 skripsi-rme (20)

DL X STAD.pdf
DL X STAD.pdfDL X STAD.pdf
DL X STAD.pdf
 
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
 
Bab I, II, III Poposal
Bab I, II, III PoposalBab I, II, III Poposal
Bab I, II, III Poposal
 
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...
 
Demostratos
DemostratosDemostratos
Demostratos
 
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docx
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docxLAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docx
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS -1.docx
 
PPT PTK.pptx
PPT PTK.pptxPPT PTK.pptx
PPT PTK.pptx
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Bab i dari nora
Bab i dari noraBab i dari nora
Bab i dari nora
 
matematik
matematikmatematik
matematik
 
JURNAL IBNU.docx
JURNAL IBNU.docxJURNAL IBNU.docx
JURNAL IBNU.docx
 
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
 
Contoh Proposal
Contoh ProposalContoh Proposal
Contoh Proposal
 
Power point skripsi
Power point skripsiPower point skripsi
Power point skripsi
 
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI GEOMETRI DENGAN PENDEKATAN PEND...
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI GEOMETRI DENGAN PENDEKATAN PEND...PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI GEOMETRI DENGAN PENDEKATAN PEND...
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI GEOMETRI DENGAN PENDEKATAN PEND...
 
Tugas 1 pak zulkardi
Tugas 1 pak zulkardiTugas 1 pak zulkardi
Tugas 1 pak zulkardi
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
 
Bahasa inggris rinni 1
Bahasa inggris  rinni 1Bahasa inggris  rinni 1
Bahasa inggris rinni 1
 
1044-2168-1-PB.pdf
1044-2168-1-PB.pdf1044-2168-1-PB.pdf
1044-2168-1-PB.pdf
 
Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...
Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...
Pkp ut meningkatkan hasil belajar bilangan bulat melalui penerapan model pemb...
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

103438883 skripsi-rme

  • 1. 1 EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI TINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG KELAS VII MTs MUHAMMADIYAH 5 KALIKUNING TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ANJAR ADI SAPUTRO NIM: 0810707126 Skripsi Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PACITAN 2012 i Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 2. i ABSTRAK Anjar Adi Saputro. Efektifitas Pendekatan Pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Pada Pokok Bahasan Persegi dan Persegi Panjang kelas VII MTs Muhammadiyah 5 Kalikuning Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi, Pacitan: Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Pacitan, 2012 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, pendekatan pembelajaran kooperatif tipe RME atau tipe Konvensional, (2) manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, kreativitas tinggi, kreativitas sedang, kreativitas rendah. (3) pada masing – masing model pembelajaran (RME dan Konvensional), manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, siswa yang mempunyai kreativitas tinggi, kreativitas sedang atau kreativitas rendah, (4) pada masing – masing kategori kreativitas (tinggi, sedang, rendah), manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, pendekatan pembelajaran kooperatif tipe RME atau tipe Konvensional. Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain faktorial 2 x 3. Teknik pengambilan sample adalah Cluster Random Sampling. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIIB dan VIIC MTs Muhammadiyah 5 Kalikuning tahun pelajaran 2011/ 2012. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah tes prestasi belajar matematika dan tes strategi kognitif siswa dalam bentuk pilihan ganda. Pada uji coba butir tes diuji tentang reliabilitas, indeks kesukaran dan daya beda. Pengujian hipotesis menggunakan anava dua jalan dengan taraf signifikan 5% yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu: uji normalitas menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas dengan uji Bartlett. Hasil analisis menunjukkan : 1) Prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe RME lebih baik dibanding dengan menggunakan metode konvensional; 2) Prestasi belajar belajar siswa dengan kreativitas tinggi lebih baik dibanding dengan siswa yang kreativitas sedang dan rendah; 3) Prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe RME dan Konvensional pada kreativitas tinggi lebih baik belajarnya dibanding dengan kreativitas sedang sedangkan kreativitas sedang sama baik prestasi belajarnya dengan kreativitas rendah; 4) Pada kreativitas sedang yang diberi pembelajaran RME lebih baik prestasinya dibandingkan dengan metode konvensional, pada kreativitas tinggi dan kreativitas rendah yang diberi pendekatan RME dan Konvensional tidak menyebabkan perbedaan prestasi belajar. Kata Kunci : Realistic Mathematic Education (RME), kreativitas, Prestasi Belajar ii Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 3. ii PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Anjar Adi Saputro NIM : 0810707126 Program Studi : Pendidikan Matematika Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Pacitan, Agustus 2012 Yang Menyatakan, Anjar Adi Saputro iii Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 4. iii LEMBAR PERSETUJUAN EFEKTIFITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG KELAS VII MTs MUHAMMADIYAH 5 KALIKUNING TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 Oleh : Anjar Adi Saputro NIM: 0810707126 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pacitan Menyetujui : Pembimbing I Sofyan Mahfudy, M.Pd. NIDN: 0729038502 Pembimbing II Eko Budi Cahyono, M.Pd. NIDN: 0726036802 Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pacitan Tika Dedy Prastyo, S.Pd NIDN: 0717128301 iv Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 5. iv PENGESAHAN EFEKTIFITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG KELAS VII MTs MUHAMMADIYAH 5 KALIKUNING TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 Anjar Adi Saputro NIM: 0810707126 Dipertahankan di Depan Panitia Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pacitan Tanggal:.............................. TIM PENGUJI Dr. H. Maryono, M.M. (Ketua) 1. ……………… Tika Dedy Prastyo, S.Pd. (Sekretaris) 2. ……………… Sofyan Mahfudy, M.Pd. (Penguji 1) 3. ……………… Eko Budi Cahyono, M.Pd. (Penguji 2) 4. ……………… Pacitan, ……………........... Mengetahui, Ketua STKIP PGRI Pacitan, Dr. H. Maryono, M.M. NIDN: 0719035601 v Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 6. v MOTTO 4 perkara penyebab kegagalan : menunda pekerjaan, tidak disiplin, tidak mau berubah dan tidak punya prioritas. (Ar-Risalah) Untuk mereka yang bercita – cita, dengan tekad yang teguh tidak ada jalan yang terlampau jauh untuk ditempuh. (Fuad Hassan) vi Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 7. vi PERSEMBAHAN 1. Ibu dan bapak tercinta dengan segala hormat dan baktiku, terima kasih atas kasih sayang, nasehat dan pengorbanan yang tiada pernah lekang, rangkaian tasbih dalam doa-doa malammu tiada pernah putus dan dalam setiap langkahku serta tetesan keringat perjuangan membesarkan dan mendidik dengan penuh kasih sayang agar menjadi suatu pribadi yang utama. 2. Adik-adikku tersayang yang selalu memberiku semangat hidup dan berjuang, 3. Teman-teman Program Study Pendidikan Matematika angkatan 2008 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu terima kasih atas dukungan dan doa nya. 4. Almamaterku tercinta STKIP PGRI Pacitan vii Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 8. vii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan alam semesta atas segala limpahan rahmat dan karunianya kepada kita , sehingga skripsi yang berjudul “ Efektivitas metode pembelajaran realistic mathematic education (RME) terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari kreativitas siswa pada pokok bahasan persegi dan persegi panjang kelas VII MTs Muhammadiyah 5 Kalikuning“ dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. H. Maryono, M.M selaku kepala STKIP PGRI Pacitan 2. Tika Dedy, S.Pd selaku Ketua Program Pendidikan Matematika. 3. Sofyan Mahfudy, M.Pd. sebagai dosen pembimbing I 4. Eko Budi Cahyono, M.Pd. sebagai dosen pembimbing II 5. Dosen STKIP PGRI Pacitan, karena berkat ilmu yang diajarkan telah membukakan pikiran, mata, dan hati penulis sehingga bermanfaat dalam penelitian ini. 6. Rekan – rekan yang telah memberikan bantuan yang berupa materiil maupun moril demi terlaksananya kegiatan ini dan terwujudnya laporan ini. Hanya do′alah yang peneliti panjatkan, semoga Tuhan memberikan pahala dan kebaikan yang semestinya atas bantuan yang diberikan kepada peniliti. Akhirnya tak ada gading yang tak retak, maka kepada para pembaca yang arif dan bijaksana, sudilah kirannya memberikan koreksi dan teguran yang bersifat viii Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 9. viii membangun jika dalam penyusunan skripsi ini terdapat kekeliruan dan mudah- mudahan skripsi ini bermanfaat sebagai sumbangan ilmiah bagi kelangsungan tradisi keilmuan. Amin. Pacitan, 13 Maret 2012 Penulis ix Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 10. ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... i ABSTRAK .................................................................................................. ii PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... v MOTTO ....................................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5 C. Pemilihan Masalah ........................................................................ 7 D. Pembatasan Masalah ...................................................................... 7 E. Rumusan Penelitian ....................................................................... 8 F. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9 G. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ............................................................................... 11 1. Hasil Belajar Matematika ....................................................... 11 2. Motivasi ............................................................................... 20 3. Model Pembelajaran ................................................................ 24 B. Kajian Yang Relevan ................................................................... 27 C. Kerangka Pikir ............................................................................. 28 D. Hipotesis ...................................................................................... 30 x Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 11. x BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................ 31 B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 33 C. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 33 D. Variable Penelitian.......................................................................... 34 E. Teknik dan Instrument Penelitian Pengumpulan Data .................... 36 F. Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 38 G. Teknik Analisi Data ....................................................................... 44 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket Motivasi Belajar .. 56 B. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar............... 57 C. Kemampuan Awal .......................................................................... 58 D. Deskripsi Data ............................................................................... 60 E. Analisis Variansi............................................................................. 62 F. Uji Lanjut Pasca Anava................................................................... 65 G. Pembahasan ............................................................................... 69 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................................... 83 B. Implikasi......................................................................................... 84 C. Saran............................................................................................... 86 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 88 LAMPIRAN-LAMPIRAN xi Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 12. xi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Daftar Nama Kelas Uji Coba ................................................ 89 Lampiran 2 : Daftar Nama Kelas Kontrol .................................................. 90 Lampiran 3 : Daftar Nama Kelas Eksperimen ............................................ 91 Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kontrol) ...................... 92 Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Eksperimen) ................ 99 Lampiran 6 : Kisi – kisi Angket Kreativitas Belajar ................................... 146 Lampiran 7 : Angket Uji Coba (Kreativitas Belajar Matematika) .............. 147 Lampiran 8 : Kisi – Kisi Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar .......................... 150 Lampiran 9 : Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar ........................................... 152 Lampiran 10 : Kunci Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar ................................. 157 Lampiran 11 : Uji Validasi Angket Kreativitas Belajar ................................ 158 Lampiran 12 : Uji Validasi Tes Uji Coba Hasil Belajar ................................ 159 Lampiran 13 : Uji Reliabelitas dan Konsistensi Internal Angket Uji Coba ... 160 Lampiran 14 : Uji Reliabelitas soal Uji Coba Tes Hasil Belajar.................... 161 Lampiran 15 : Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Tes Uji Coba Hasil Belajar .................................................................................... 162 Lampiran 16 : Angket Kreativitas Hasil Belajar ........................................... 162 Lampiran 17 : Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika ............................... 166 Lampiran 18 : Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Matematika ....................... 170 Lampiran 19 : Pengelompokan Data Untuk Uji Keseimbangan..................... 171 Lampiran 20 : Uji Keseimbangan ................................................................ 172 xii Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 13. xii Lampiran 21 : Input Data Angket Kreativitas Belajar .................................. 179 Lampiran 22 : Daftar Hasil Tes dan Angket Kreativitas Belajar ................... 181 Lampiran 23 : Deskripsi Data Hasil Tes Belajar .......................................... 184 Lampiran 24 : Desain Hasil Tes Belajar Matematika..................................... 185 Lampiran 25 : Uji Normalitas ....................................................................... 186 Lampiran 26 : Uji Homogenitas.................................................................... 194 Lampiran 27 : Uji Lanjut Pasca Anava.......................................................... 201 Lampiran 26 : Izin Tempat Penelitian .......................................................... 207 xiii Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 14. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu pasti yang selama ini menjadi induk dari segala ilmu pengetahuan di dunia ini. Kebangkitan perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia selalu tidak terlepas dari unsur matematika. Pembelajaran matematika bertujuan untuk membekali siswa agar memenuhi kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Oleh karena itu matematika dibekali sejak tingkat pendidikan dasar. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Di sinilah tugas guru untuk membawa siswa ke dalam proses pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Namun proses pembelajaran saat ini terlalu mementingkan perkembangan aspek kognitif pada tatanan pengetahuan, sehingga persoalan kreativitas dan keterlibatan siswa aktif pada taraf pemahaman konsep, prinsip dan kemampuan penyelesaian masalah masih perlu ditingkatkan. Berpikir kreatif dan analisis adalah kemampuan yang penting dalam menyelesaikan masalah matematika. Akan tetapi, dalam sebagian besar pendidikan formal matematika saat ini pembelajaran matematika sering memfokuskan pada 1 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 15. 2 pengembangan kemampuan berpikir analisis saja, sedangkan berpikir kreatif sering diabaikan. Dalam belajar matematika kreativitas sangat diperlukan, hal ini dikarenakan permasalahan dalam matematika sangat luas dan bervariasi. Kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan yang baru atau tak diduga sebelumnya, kemampuan memformulasikan konsep yang tidak sekedar menghafal, menciptakan jawaban-jawaban baru untuk soal yang ada dan mendapatkan pertanyaan baru yang perlu dijawab. Data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan menyebutkan bahwa nilai rata-rata Ujian Nasional SMP/MTs tahun pelajaran 2009/2010 untuk mata pelajaran matematika dengan jumlah peserta 8028 siswa nilai rata- ratanya 6,74. Sedangka hasil Ujian Nasional dari MTs Muhammadiyah 05 Kalikuning Kecamatan Tulakan Pacitan tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 152 dan rata-rata hasil nilai Ujian Nasional 7,11. Nilai rata-rata tersebut mengindikasikan bahwa masih banyak siswa yang kesulitan dalam mempelajari matematika, sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika yang dicapai oleh siswa SMP/MTS se-Kabupaten Pacitan. Kesulitan dalam mempelajari matematika untuk tingkat SMP/MTs meliputi beberapa pokok bahasan diantaranya menyelesaikan soal yang berkaitan dengan bangun ruang. Dari fakta-fakta tersebut dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran matematika belum berhasil. Hal ini di pengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Beberapa faktor dari dalam siswa adalah kesehatan, minat, bakat, perhatian, motivasi, Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 16. 3 kreativitas, tingkat kecerdasan, aktivitas belajar siswa dan lain-lain. Sedangkan faktor dari luar diri siswa adalah guru, metode pembelajaran, fasilitas belajar, kondisi lingkungan dan sebagainya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dalam dua kali pertemuan pada bulan Maret di kelas VII MTs Muhammadiyah 05 Kalikuning Kecamatan Tulakan, bahwa pada saat pembelajaran berlangsung siswa terlihat pasif dan kurang komunikatif dalam kegiatan belajar mengajar. Rasa ingin tahu siswa terhadap matematika kurang, siswa kurang berani bertanya ketika mengalami kesulitan. Siswa terkesan takut dan kurang percaya diri mengemukakan idenya serta memotivasi untuk menyelesaikan soal dengan cara lain juga masih kurang. Dalam menyelesaikan soal siswa hanya menggunakan cara yang dicontohkan guru, ketika guru meminta siswa menyelesaikan soal, beberapa siswa merasa kebingungan dan kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut. Selain itu ketika guru meminta salah satu siswa menuliskan jawaban di depan kelas, siswa lain cenderung menunggu hasil pekerjaan siswa tersebut. Ketika diadakan pengecekan jawaban oleh guru, maka siswa lain segera mencatatnya tanpa ada satupun siswa yang mau bertanya proses penemuan jawaban. Tampak bahwa keingintahuan siswa dalam memahami jawaban soal yang benar sangat kurang sehingga kurang mengerti konsep yang diajarkan. Dari hasil wawancara dengan siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 05 Kalikuning Kecamatan Tulakan, perihal kesulitan-kesulian apa yang dihadapi dalam pembelajaran matematika, sebagian besar mengatakan bahwa Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 17. 4 mereka masih sulit untuk benar-benar memahami suatu standar kompetensi matematika yang dijelaskan. Sebagai contoh, ketika siswa dihadapkan pada sebuah soal dengan sedikit variasi sebagai pendalaman materi, masih banyak siswa yang tidak dapat menyelesaikan dengan benar. Di samping itu, siswa juga mengatakan ketika mereka diberi materi baru oleh guru, terkadang mereka lupa akan materi-materi yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru MTs Muhammadiyah 05 Kalikuning Kecamatan Tulakan, diperoleh informasi bahwa permasalahan umum yang dihadapi siswa dalam pembelajaran matematika adalah kurangnya pemahaman konsep dari siswa. Guru memberikan gambaran bahwa sebenarnya soal yang banyak keluar dalam Ujian Nasional adalah soal-soal kelas VII dan VIII, namun karena rendahnya pemahaman konsep dari siswa maka siswa mudah lupa dengan materi-materi yang telah diajarkan. Permasalahan ini juga dihadapi guru dalam mengajar kelas VII, ketika guru melaksanakan pembelajaran matematika sekaligus harus mengulang penjelasan dikarenakan banyak siswa yang belum paham akan konsep yang diajarkan. Hal ini tentu tidak efektif dalam pembelajaran matematika dilihat dari segi waktu dan materi yang harus diajarkan. Untuk mewujudkan proses pembelajaran matematika yang lebih bermakna degan hasil belajar siswa yang tinggi, guru harus kreatif dan inovatif dalam pengembangan strategi pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar siswa, siswa Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 18. 5 dengan guru, lingkunngan dan sumber belajar yang lain dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pendalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan strategi pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada siswa. Pembelajaran dengan metode kooperatif tipe realistic mathematic education (RME) adalah pendekatan belajar yang konteksnya “dunia nyata”, model-model, produksi dan kontruksi siswa, interaktif dan keterkaitan. Pembelajaran matematika realistik diawali dengan masalah-masalah yang nyata, sehingga siswa dapat menggunakan pengalaman sebelumnya secara langsung. Dengan pembelajaran matematika realistik siswa dapat mengembangkan konsep yang lebih komplit. Kemudian siswa juga dapat mengaplikasikan konsep-konsep matematika ke bidang baru dan dunia nyata untuk memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok maupun individual. Berdasarkan hal di atas maka timbul dugaan bahwa pembelajaran dengan model kooperatif tipe peta realistic mathematic education (RME) dapat diterapkan dalam rangka peningkatan kreativitas siswa yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Tingkat kreativitas siswa yang berbeda-beda akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Siswa yang memiliki tingkat kreativitas tinggi akan memperoleh hasil yang lebih baik daripada siswa yang mempunyai kreativitas sedang dan kreativitas rendah. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang muncul sebagai berikut: Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 19. 6 1. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar siswa terhadap matematika karena Siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 05 Kalikuning Kecamatan Tulakan cenderung pasif dalam pembelajaran matematika. Terkait dengan hal tersebut apabila siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 05 Kalikuning Kecamatan Tulakan aktif dalam pembelajaran matematika, hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Untuk menjawab pertanyaan ini dapat dilakukan penelitian terhadap keaktifan siswa di dalam kelas. 2. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar matematika karena metode yang diterapkan oleh guru tidak sesuai dengan materi. Terkait dengan hal ini muncul pertanyaan apakah apabila metode pembelajaran diubah, hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Untuk menjawab pertanyaan ini dapat dilakukan penelitian yang membandingkan antara metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru mata pelajaran dengan metode yang diterapkan oleh peneliti. 3. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar matematika siswa karena rendahnya kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. Terkait dengan hal itu muncul pertanyaan apakah apabila kreativitas siswa tinggi, hasil belajar menjadi lebih baik. Untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan penelitian yang membandingkan kreativitas belajar siswa. 4. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika disebabkan oleh pemahaman konsep pembelajaran siswa rendah. Terkait dengan hal ini muncul pertanyaan apakah apabila siswa memahami konsep, hasil Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 20. 7 belajarnya akan menjadi lebih baik. Untuk manjawab pertanyaan ini dapat dilakukan penelitian yang membandingkan pemahaman konsep siswa. C. Pemilihan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penulis memilih masalah nomor yaitu: 1. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar matematika karena metode yang diterapkan oleh guru tidak sesuai dengan materi. Terkait dengan hal ini muncul pertanyaan apakah apabila metode pembelajaran diubah, hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Untuk menjawab pertanyaan ini dapat dilakukan penelitian yang membandingkan antara metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru mata pelajaran dengan metode yang diterapkan oleh peneliti. 2. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar matematika siswa karena rendahnya kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. Terkait dengan hal itu muncul pertanyaan apakah apabila kreativitas siswa tinggi, hasil belajar menjadi lebih baik. Untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan penelitian yang membandingkan kreativitas belajar siswa. D. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, agar penelitian dapat terarah dan mendalam, yaitu difokuskan pada hal-hal sebagai berikut: Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 21. 8 1. Metode pembelajaran yang dibandingkan adalah metode pembelajaran kooperatif tipe realistic mathematic education (RME) dan metode konvensional tehadap hasil belajar ditinjau dari kreativitas siswa. 2. Karakteristik siswa yang dilihat adalah kreativitas siswa yang meliputi kreativitas belajar siswa tinggi dengan kreativitas belajar siswa rendah. 3. Penelitian dilakukan di kelas VII MTs Muhammadiyah 05 Kalikuning Kecamatan Tulakan tahun pelajaran 2011/2012. 4. Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah hasil belajar matematika pada pokok bahasan persegi dan persegi panjang. E. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah pembelajaran matematika pada materi persegi dan persegi panjang dengan metode kooperatif tipe realistic mathematic education (RME) lebih baik daripada metode konvensional di tinjau dari hasil belajar siswa? 2. Apakah siswa yang mempunyai kretivitas tinggi mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dari siswa yang tingkat kretivitasnya rendah? 3. Pada masing-masing model pembelajaran (RME dan Konvensional), manakah yang dapat memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, siswa yang mempunyai kreativitas tinggi, sedang ataupun rendah? 4. Pada masing-masing tipe kreativitas belajar siswa (tinggi, sedang, rendah), manakah yang dapat memberikan prestasi belajar matematika Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 22. 9 lebih baik, pendekatan pembelajaran kooperatif tipe “RME” atau model pembelajaran konvensional? F. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa pada materi persegi dan persegi panjang melalui penerapan pendekatan kooperatif tipe realistic mathematic education (RME) lebih baik dari pada pembelajaran dengan metode konvensional. 2. Untuk mengetahui apakah siswa yang mempunyai kretivitas tinggi mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dari siswa yang memiliki tingkat kretivitas rendah. 3. Untuk mengetahui pada masing-masing model pembelajaran RME dan Konvensional), manakah yang dapat memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, siswa yang mempunyai kreativitas tinggi, kreativitas sedang atau kreativitas rendah? 4. Untuk mengetahui pada masing-masing tipe kreativitas belajar siswa (tinggi, sedang, rendah), manakah yang dapat memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, model pembelajaran kooperatif tipe “RME” atau model pembelajaran konvensional Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 23. 10 G. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan menghasilkan informasi-informasi yang berguna bagi sekolah atau lembaga pendidikan baik secara teoritis maupun secara praktis: 1. Secara teoritis a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan teori pendidikan dan usaha dalam meningkatkan pembelajaran matematika. b. Hasil penelitian diharapkan menjadi motivasi bagi guru matematika untuk meningkatkan kualitas anak didiknya. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberdayakan kemampuan siswa dalam menumbuhkan kreativitas dan pemahaman konsep matematika siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa 2. Secara praktis a. Memberdayakan sekolah dalam meningkatkan inovasi dan pengalaman dalam kegiatan belajar mengajar matematika diantaranya dengan penggunaan metode kooperatif tipe realistic mathematic education (RME) b. Hasil penelitian dapat dijadikan acuan untuk penelitian berikutnya. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 24. 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Matematika a. Belajar Dalam proses pembelajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, berdasarkan pada proses belajar yang dialami siswa di sekolah maupun di lingkungan rumah. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu dekat dengan apa yang disebut belajar. Seseorang yang telah belajar akan mengalami perubahan tingkah laku baik dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun dalam sikap. Perubahan tingkah laku dalam aspek pengetahuan yaitu dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari bodoh menjadi pintar. Perubahan tingkah laku dalam aspek ketrampilan yaitu tidak bisa menjadi bisa, dari tidak trampil menjadi trampil. Sedangkan perubahan tingkah laku dalam sikap yaitu dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan. Berikut ini beberapa pengertian belajar menurut beberapa ahli: a) Asep Jihad dan Abdul Haris (2008: 1) mengemukakan bahwa belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. 11 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 25. 12 b) Menurut Gagne dan Berliner (dalam Chatarina Tri Aini dkk, 2004: 2) belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. c) Slameto (2003: 2) menjelskan bahwa belajar ialah suatu proses untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Gagne (dalam Anni dkk, 2004:3) menyebutkan unsur-unsur dalam belajar adalah sebagai berikut: a) Pembelajar, dapat berupa peserta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan. Pembelajar memiliki organ penginderaan yang digunakan untuk menangkap rangsangan. b) Rangsangan (stimulus), yaitu peristiwa yang merangsang penginderaan pembelajar. c) Memori, merupakan kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar sebelumnya. d) Respon, merupakan tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori. Unsur-unsur belajar tersebut saling berkaitan sebagai bentuk proses pembelajaran. Saat pembelajaran, guru memberikan rangsangan melalui transfer pengetahuan, sikap, dan gerakan selanjutnya siswa Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 26. 13 akan menerima rangsangan tersebut untuk disimpan dan ditanggapi dalam bentuk pemahaman, perkataan, maupun gerakan. b. Hasil Belajar Hasil belajar menurut Abdurrahman (dalam Jihad dan Haris, 2008: 14) adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilakau yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya guru menetapakan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan- tujuan pembelajaran atau intruksional. Menurut (Anni dkk, 2004:4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2009:6) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif. Pandangan Gagne dikemukakan oleh Dahar (1998) (dalam Purwanto, 2008:42) bahwa hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 27. 14 dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Usman (dalam Jihad dan Haris, 2008:16) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang dikelompokkan kedalam tiga kategori, yakni dominan kognitif, afektif dan psikomotor. 1. Dominan Kognitif a. Pengetahuan (knowledge) Jenjang yang paling rendah dalam kemampuan kognitif meliputi pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat khusus dan universal, mengetahui metode dan proses, pengingatan suatu pola, struktur atau seting. b. Pemahaman (comprehension) Jenjang setingkat di atas pengetahuan ini akan meliputi penerimaan dalam komunikasi secara akurat, menempatkan hasil komunikasi dalam bentuk penyajian yang berbeda, mereorganisasikannya secara singkat tanpa merubah pengertian dan dapat mengeksporasikan. c. Aplikasi atau penggunaan prinsip atau metode pada situasi yang baru. Kata-kata yang dapat dipakai antara lain: interprestasikan, terapkan, laksanakan, gunakan, demonstrasikan, praktekkan, ilustrasikan, oprasikan, jadwalkan, sketsa, karjakan. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 28. 15 d. Analisa Jenjang yang keempat ini akan menyangkut terutama kemampuan anak dalam memisah-misah (breakdown) terhadap suatu materi menjadi bagian-bagian yang membentuknya, mendeteksi hubungan diantara bagian-bagian itu dan cara materi itu diorganisir. e. Sintesa Jenjang yang sudah satu tingkat lebih sini akan sulit dari analisa ini meliputi anak untuk menaruhkan atau menempatkan bagian-bagian atau elemen satu atau bersama sehingga membentuk suatu keseluruhan yang koheren. f. Evaluasi. Jenjang ini adalah yang paling atas atau yang paling dianggap paling sulit dalam kemampuan pemgetahuan anak didik. Di sini akan meliputi kemampuan anak didik dalam pengambilan keputusan atau dalam menyatakan pendapat tentang nilai suatu tujuan, idea, pekerjaan, pemecahan masalah, matari dan lain- lain. 2. Domain Kemampuan sikap (affective). a. Menerima atau memperbaiki. Jenjang pertama ini akan meliputi sifat sensitif terhadap adanya eksistensi suatu phenomina tertntu atau suatu stimulus dan kesadaran yang merupakan perilku kognitif. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 29. 16 b. Merespon. Dalam jenjang ini anak didik dilibatkan secara puas dalam suatu subjek tertentu, phenomena atau suatu kegiatan sehingga ia akan mencari-cari dan menambah kepuasan dari bekerja dengannya atau terlibat didalamnya. c. Penghargaan Pada level ini anak didik adalah konsisten dan stabil, tidak hanya dalam persetujuan terhadap suatu nilai tetapi juga penilaian terhadapnya dan keterlibatnya pada suatu pandangan atau ide tertentu. d. Mengorganisasikan Dalam jenjang ini anak didik membentuk sistem nilai yang dapat menuntun perilaku. Ini meliputi konseptualisasi dan mengorganisasikan. e. Mempribadi (mewatak) Pada tingkat terakhir sudah ada internalisasi, nilai-nilai telah mendapatkan tempat pada diri individu, diorganisir ke dalam suatu sistem, menyelaraskan, menyeimbangkan membentuk filsafat hidup. 3. Ranah Psikomotorik a. Menirukan Apabila ditunjukkan kepada anak didik suatu action yang dapat diamati, maka ia akan mulai membuat suatu tiruan terhadap Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 30. 17 action itu sampai pada tingkat sistem otot-ototnya dan dituntun oleh dorongan kata hati untuk menirukan. b. Manipulasi Pada tingkat ini anak didik dapat menampilkan suatu action seperti yang diajarkan dan juga tidak hanya pada seperti yang diamati, anak didik mulai dapat membedakan antara satu set action dengan yang lain, menjadi mampu memilih action yang diperlakukan dan mulai memiliki keterampilan dalam memanipulasi. c. Keseksamaan. Ini meliputi kemampuan anak didik dalam penampilan yang telah sampai pada tingkat perbaikan yang lebih tinggi dalam memproduksi suatu kegiatan tertentu. d. Artikulasi Yang utama di sini anak didik telah dapat mengkoordinasikan serentetan action dengan menetapkan urutan secara tepat di antara action yang berbeda-beda. e. Naturalisasi Tingkat terakhir dari kemampuan psikomotorik adalah apabila anak telah dapat melakukan secara alami satu action atau sejumlah action yang urut. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 31. 18 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar siswa (ekstern). 1) Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, perhatian, kelamahan dan kesehatan serta kebiasaan siswa. 2) Faktor dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira, menyenagkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran dan teman sekolah. c. Matematika Hingga saat ini belum ada kesepakatan yang bulat di antara para ahli matematika tentang apa yang disebut matematika itu untuk mendiskripsikan definisi dari matematika, para matematikawan belum pernah mencapai satu titik puncak kesepakatan yang paten. Banyaknya definisi dan beragamnya deskripsi berbeda yang dikemukakan para ahli mungkin disebabkan oleh sudut pandang, kemampuan, pemahaman, pengalamannya masing-masing. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 32. 19 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 723) disebutkan bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Menurut Jonson dan Rising (1972): matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian logis, matematika itu adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, akurat dengan simbol yang padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai arti dari pada bunyi; matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat atau teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya pola atau ide; dan matematika adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisan (dalam Asep Jihad, 2008:152). Sujono mengemukakan beberapa pengertian matematika diantaranya matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik (dalam Abdul Halim Fathani, 2009: 19). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik dengan teori-teori yang dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya. Adapun fungsi dan tujuan pembelajaran matematika adalah sebagai berikut: Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 33. 20 1) Fungsi matematika berdasarkan kurikulum adalah sebagai wahana untuk: a) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol. b) Mengembangkan ketajaman dalam penalaran yang dapat untuk menyeleasaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari 2) Tujuan siswa mempelajari matematika yaitu agar memiliki kemampuan dalam: a) Menggunakan algoritma (prosedur pekerjaan). b) Melakukan manipulasi secara matematika. c) Mengorganisasi data. d) Memanfaatkan simbol, tabel, diagram, dan grafik. e) Mengenal dan menemukan pola. f) Menarik sebuah kesimpulan. g) Membuat kalimat atau model matemtika. h) Membuat interpretasi bangun dalam bidang dan ruang. i) Memeahami pengukuran dan satuan-satuannya. j) Menggunakan alat hitung dan alat bantu matematika. (Asep Jihad, 2008: 153) d. Hasil Belajar Matematika Setiap orang dalam mengerjakan sesuatu termasuk kegiatan belajar selalu menginginkan hasil belajar yang lebih baik. Dalam hal ini hasil belajar diartikan sebagai suatu kemampuan atau tingkat pengusaan Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 34. 21 yang dicapai seseorang sebagai akibat kegiatan belajar mengajar.Hasil belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar,karena dengan adanya hasil belajar siswa yng baik dapat menunjukkan apakah materi pelajaran dapat diterima dengan baik. Pembelajaran matematika pada dasarnya merupakan bagian terpenting dalam sebuah proses belajar mengajar. Hudojo (dalam Kusaeri, 1994:14) mengemukakan bahwa belajar merupakan proses aktif dalam memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Dengan penjelasan tentang hasil belajar diatas dapat dikatakan bahwa faktor Internal dan faktor eksternal sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dengan kedua faktor tersebut sangat membantu guru untuk mengetahui sejauh mana kemajuan belajar peserta didik dalam menguasai materi pelajaran. 2. Pendekatan Pembelajaran. Mendefinisikan pendekatan pembelajaran perlu dipahami arti dan masing-masing kalimat tersebut. Depdikbud (1990:180) pendekatan dapat diartikan, “sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu”. Menurut Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni (1998:25) bahwa, Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 35. 22 “pendekatan pembelajaran diartikan model pembelajaran”. Sedangkan pembelajaran menuzut H.J. Gino dkk. (1998:32) bahwa, “pembelajaran atau intruction merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar”. Sukintaka (2004:55) bahwa, “pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya”. Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai pendapat Wahjoedi (1999:121) bahwa, “pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal”. Menurut Syaifuddin Sagala (2005:68) bahwa, “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”. Tujuan pembelajaran dapat dicapai maka perlu dibuat program pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran merupakan macam kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang memuat metode pembelajaran, alokasi waktu, indikator Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 36. 23 pencapaian hasil belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setip pokok mata pelajaran. Sistem dan pendekatan pembelajaran dibuat karena adanya kebutuhan akan sistem dan pendekatan tersebut untuk meyakinkan yaitu adanya kebutuhan untuk belajar dan siswa belum.mengetahui apa yang akan diajarkan. Oleh karena itu, guru menetapkan hasil-hasil belajar atau tujuan apa yang diharapkan akan dicapai. Dalam pendekatan pembelajaran ada 2 pendekatan yaitu : 1. RME (Realistic Mathematic Education). RME diperkenalkan oleh Freudental di Belanda pada tahun 1973. RME sudah melalui proses uji coba dan penelitian lebih dari 25 tahun, implementasinya telah terbukti berhasil merangsang penalaran kegiatan berpikir siswa. Berikut ini akan dijelaskan pengertian RME : a. RME adalah suatu pendekatan dimana matematika dipandang sebagai suatu kegiatan manusia. Freudental (dalam Suharyati, 2006: 11). b. RME adalah pendekatan pembelajaran yang bertolak dari hal-hal yang real bagi siswa, menekankan keterampilan proses of doing mathematics, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan diri sendiri (student inventing sebagai kebalikan dari teacher telling) dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 37. 24 c. RME merupakan model pembelajaran yang menempatkan realitas dan lingkungan siswa sebagai titik awal pembelajaran. Masalah yang nyata atau yang telah dikuasai dapat dibayangkan dengan baik oleh siswa dan digunakan sebagai sumber munculnya kosep atau pengertian matematika yang semakin meningkat. Soedjadi dalam Suharyati, (2006: 10). 2. Konvensional. Pembelajaran konvensional yang dimaksud secara umum adalah pembelajaran dengan menggunakan metode yang biasa dilakukan oleh guru yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal kemudian pemberian tugas. Ceramah merupakan salah satu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi searah dari pembaca kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan, sedang pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya. (Hamid, 2011: 210 ) mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada metode konvensional: a. Kelebihan metode konvensional 1. Guru mudah menguasai kelas. 2. Mudah dilaksanakan. 3. Dapat diikuti siswa dalam jumlah besar. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 38. 25 4. Guru mudah menerangkan banyak bahan pelajaran kepada siswa. b. Kelemahan metode konvensional 1. Siswa yang lebih tanggap secara visual akan merasa dirugkan, sedangkan siswa yang lebih tanggap terhadap kemampuan auditifnya, akan mendapat manfaat lebih besar dari metode ini. 2. Bila terlalu lama, metode ini akan membuat siswa merasa bosan. 3. Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar siswa. 4. Menyebabkan siswa menjadi pasif. Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran konvensional merupakan metode pembelajaran yang bersifat komunikasi satu arah dari pembaca kepada pendengar. Pembaca mendominasi seluruh kegiatan, sehingga audien dapat dikuasai dengan mudah dan dapat menyelesaikan banyak materi dalam waktu yang singkat. 3. Kreativitas. a. Hakikat kreativitas Kreativitas memegang peranan penting dalam rangkaian berfikir matematika tingkat tinggi. Kreativitas berkontribusi pada tingkat pertama dalam pengembangan teori matematika, sehingga memungkinkan konjekture disajikan sebagai pengalaman individual seseorang pada suatu konsep matematika. Kreativitas juga merupakan suatu bagian dalam merumuskan bentuk akhir matematika dalam membentuk suatu sistem deduktif dengan Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 39. 26 aksioma yang didefinisikan secara jelas dan pembuktian yang disusun secara formal. Disamping itu kreativitas merupakan suatu faktor yang penting dalam penelitian matematika. Menurut (Slameto, 2010: 145) pada hakikatnya, pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Ini sesuai dengan perumusan kreativitas secara tradisional. Secara tradisional kreativitas dibatasi sebagai wujud sesuatu yang baru dalam kenyataan. Sesuatu yang baru itu mungkin berupa perbuatan atau tingkahlaku. Bagi siswa, penggunaan produk-produk untuk menilai kreativitas siswa itu sukar dilaksanakan. Bagi mereka penilaian kreativitas itu didasarkan pada keaslian tingkah laku yang mereka laksanakan dalam banyak cara dan kesempatan dalam menghadapi berbagai situasi belajar. Di samping itu dapat juga didasarkan pada kepekaan mereka terhadap pengertian-pengertian tertentu serta penggunaan dalam hidupnya. Menurut Moreno dalam (Slameto, 2010: 146) yang penting dalam kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui oleh orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya. Menurut (Getzels & Jackson, 1962) dalam (Slameto, 2010: 146) pembatasan tentang kreativitas sering dihubungkan dengan kecerdasan. Ada pendapat yang mengatakan bahwa siswa yang tingkat kecerdasannya (IQ) tinggi berbeda-beda kreativitasnya dan siswa yang kreativitasnya tinggi Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 40. 27 berbeda-beda kecerdasannya. Dengan kata lain, siswa yang tinggi tingkat kecerdasannya tidak selalu menunjukkan tingkat kreativitas yang tinggi, dan banyak siswa yang tinggi kreativitasnya tidak selalu tinggi tingkat kecerdasannya. Keterangan yang terakhir ini sesuai dengan pendapat Moreno dalam (Slameto, 2010: 146)yang menyatakan bahwa tidak benar kalau kita beranggapan bahwa hanyalah siswa-siswa yang sangat cerdas saja yang dapat menjadi kreatif. Nunnaly (1970) dalam (Slameto, 2010: 147) memiliki pandangan yang berbeda. Menurutnya pada umumnya orang-orang yang kreatif berada pada 10 atau 15 persen tingkat atas dari tes kecerdasan. Selanjutnya dalam tes kecerdasan normal (termasuk golongan rata-rata) atau di bawah normal mempunyai produk-produk kreasi yang menunjukan potensi kreativitas. Dari berbagai pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa Kreativitas matematika adalah keahlian untuk menyelesaikan persoalan atau untuk mengembangkan struktur berfikir, menyusun logika deduktif dan mencocokan konsep yang dibangun untuk digabung menjadi bagian yang penting dalam matematika. Kreativitas juga erat kaitannya dengan kecerdasan siswa. b. Ciri-ciri individu kreatif Sund (1975) dalam (Slameto, 2010: 147) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat di kenal melalui pengamatan ciri- ciri sebagai berikut: 1) Hasrat keingintahuan yang cukup besar. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 41. 28 2) Bersifat terbuka terhadap pengalaman baru. 3) Panjang akal. 4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti. 5) Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit. 6) Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan. 7) Memiliki dedikasi bergairah serta aktiv dalam melaksanakan tugas. 8) Berfikir fleksibel. 9) Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung member jawaban lebih banyak. 10) Kemampuan membuat analisis dan sintesis. 11) Memiliki semangat bertanya serta meneliti. 12) Meiliki daya abstraksi yang cukup baik. 13) Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas. Dari aspek-aspek di atas peneliti menerik kesimpulan bahwa siswa yang memiliki kreativitas dalam matematika adalah sisawa yang mampu (menemukan cara, mengeluarkan ide atau gagasan sendiri) dalam menyelesaikan soal matematika yang diberikan oleh guru. B. Hasil Penelitian-Penelitian yang Relevan 1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kamiludin (2007), berkesimpulan bahwa hasil belajar kelas IV SD Negeri 8 Baruga Kartasura pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan pecahan dapat ditingkatkan melalui pendekatan Realistic Mathematic Education (RME). Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 42. 29 C. Kerangka berpikir Pembelajaran kooperatif mempunyai makna anak tahu makna belajar dan mengunakan pengetahuan serta keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Sedangkan guru mengatur strategi belajar, membantu pengetahuan lama dan baru serta memfasilitasi balajar sehingga siswa dapat mengkonstruksikan secara aktif pemahamannya. Dalam pembelajaran Matematika, guru mempunyai tujuan yang ingin dicapai berupa hasil belajar matematika. Rendahnya hasil belajar siswa merupakan salah satu permasalahan umum yang terjadi dalam dunia pendidikan. Kaitannya dengan mata pelajaran, bidang studi matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang kurang menarik, sukar dan membosankan sehingga hasil belajar matematika cenderung rendah dari mata pelajaran lain. Dalam proses pendidikan guru dapat dikatakan sebagai “penggerak” perjalanan belajar bagi siswa. Sebagai penggerak maka guru perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran siswa. Sebagai fasilitator belajar, guru diharapkan memantau tingkat kesukaran pemahaman yang di alami oleh siswa dan segera membantu mengatasi kesukaran belajar sebelum siswa berputus asa. Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengelola siswa dalam proses pembelajaran. Cara untuk membangkitkan siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti cara/model kreatifitas belajar dapat digolongkan dalam 3 kategori, yaitu: (1) tinggi, (2) sedang, (3) rendah.dengan penggolongan Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 43. 30 tersebut nantinya akan terlihat perbedaan masing-masing kategori terhadap hasil belajar matematika. Oleh karena itu peran guru cukup banyak untuk meningkatkan belajar serta prestasi belajar siswa khususnya untuk pelajaran matematika. Model pembelajaran yang diperlukan untuk membantu siswa menguasai konsep pembelajaran yang diajarkan yaitu dengan menggunakan konsep pembelajaran yang membuat siswa mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri, antara lain adalah model pembelajaran kooperatif tipe RME. Model pembelajaran kooperatif tipe RME merupakan salah satu tipe pendekatan pembalajaran kooperatif, dimana siswa belajar dalam kelompok kecil. Jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok dari 8 orang. Tiap-tiap orang dalam kelompok diberi nomor 1-8 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerja sama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang lain. Belajar kelompok siswa akan lebih bisa menguasai materi pelajaran dengan mudah karena siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya dibanding penjelasan dari guru, karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan. Pemilihan model pembelajaran yang cocok dengan materi ajar dianggap penting untuk meningkatkan kreatifitas siswa terhadap penguasaan materi pelajaran. Penggunaan model pembelajaran realistic mathematic Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 44. 31 education (RME) di dalam proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan sehinga dapat mempermudah siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang dihadapinya dan nantinya prestasi belajar akan meningkat. Proses belajar juga akan lancar jika siswa mempunyai respon dan kreativitas yang baik dalam kelompok. Siswa yang mempunyai keaktifan dan respon yang baik dalam diharapkan dapat meningkatkan semangat dan hasil belajarnya. D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian di atas hipotesis penelitian yang akan diajukan adalah sebagai berikut : 1. Hasil belajar matematika siswa pada materi persegi dan persegi panjang dengan pendekatan kooperatif tipe Realistic Mathematic Education (RME) lebih baik daripada metode konvensional. 2. Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dari siswa yang tingkat kreativitasnya rendah. 3. Baik untuk model pembelajaran kooperatif tipe RME maupun Konvensional, siswa – siswa yang mempunayi kreativitas tinggi lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa – siswa yang mempunyai kreativitas sedang dan siswa – siswa yang mempunyai kreativitas sedang lebih baik prestasi belajaranya dibandingkan dengan siswa – siswa yang mempunyai kreativitas rendah. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 45. 32 4. Untuk kategori kreativitas tinggi, siswa – siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe RME lebih baik prestasi belajarnya dibanding siswa – siswa yang diberi model pembelajaran konvensional. Sedangkan untuk kategori kreativitas sedang dan kreativitas rendah model pembelajaran kooperatif tipe RME memberikan prestasi belajar yang sama dengan model pembelajaran kooperatif tipe Konvensional. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 46. 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Alasan digunakan penelitian eksperimental semu adalah peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel yang relevan. Seperti dinyatakan oleh (Budiyono, 2003:82), “ Tujuan penelitian eksperimen semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasikan semua variabel yang relevan”. Langkah dalam penelitian ini dengan cara mengusahakan timbulnya variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol untuk dilihat pengaruhnya terhadap prestasi belajar matematika. Pada akhir eksperimen, kelompok tersebut diukur dengan menggunakan alat ukur yang sama, yaitu soal-soal tes hasil belajar matematika materi bangun ruang. Hasil pengukuran tersebut dianalisis dan dibandingkan dengan tabel uji stastistik yang digunakan. 33 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 47. 34 2. Desain penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan faktorial2 × 3. Rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Faktor B Faktor A Kreativitas Belajar Siswa Tinggi ( ) Sedang ( ) Rendah ( ) Metode Pembelajaran RME ( ) ( ) ( ) ( ) Konvensional ( ) ( ) ( ) ( ) Keterangan : Faktor A : Metode Pembelajaran 1 : Pendekatan pembelajaran RME 2 : Metode pembelajaran Konvensional Faktor B : Kreativitas Belajar Siswa 1 : Kreativitas Belajar Tinggi 2 : Kreativitas Belajar Sedang 3 : Kreativitas Belajar Rendah 3. Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap dengan urutan kegiatan yang dilakukan adalah : a. Melakukan perencanaan penelitian, yaitu menyiapkan konsep proposal penelitian sebagai kerangka umum dari penelitian yang akan dilakukan. Hal lain yang dipersiapkan adalah bahan dan alat pembelajaran, meliputi : Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 48. 35 Siswa (LKS), soal tes uji coba instrumen, soal tes hasil belajar, lembar angket siswa, dan perangkat penelitian lain yang dibutuhkan guna kelancaran pelaksanaan penelitian. b. Memilih secara acak sekolah sampel dan kelas yang digunakan untuk penelitian, dan kelas uji coba instrumen. c. Melakukan uji keseimbangan terhadap kondisi/kemampuan awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. d. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe realistic mathematic education (RME) pada kelompok eksperimen dan metode pembelajaran konvensional pada kelas kontrol B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakasanakan di MTs Muhammadiyah 05 Kalikuning Kecamatan Tulakan yang beralamat di jalan pacitan-lorok Km 15 desa Kalikuning Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan. Penelitian ini berlangsung pada bulan April sampai Juni 2012. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek yang akan diteliti . Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 05 Kalikuning Kecamatan Tulakan pada semester genap tahun pelajaran Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 49. 36 2011/2012. Populasi penelitian ini terdiri dari siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 05 Kalikuning Kecamatan Tulakan. 2. Sampel Menurut Sugiyono (2008:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B dan siswa kelas VII C MTs Muhammadiyah 5 Kalikuning. D. Variabel Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independen variable) dan satu variabel terikat (dependent variable). Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebasnya adalah metode pembelajaran dan kreativitas belajar siswa. a. Metode pembelajaran 1) Definisi operasional Metode pembelajaran adalah cara penyampaian bahan pelajaran kepada siswa yang telah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 2) Indikator Indikator metode pembelajaran adalah tes hasil belajar matematika dengan pendekatan pembelajaran peta pikiran (RME) pada kelas eksperimen dan metode pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 50. 37 3) Skala pengukuran Skala nominal dengan dua nilai, yaitu pendekatan pembelajaran peta pikiran (RME) dan metode pembelajaran Konvensional. 4) Simbol : X1 b. Kreativitas belajar siswa 1) Definisi operasional Kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan yang baru atau tak diduga sebelumnya, kemampuan memformulasikan konsep yang tidak sekedar menghafal, menciptakan jawaban-jawaban baru untuk soal yang ada dan mendapatkan pertanyaan baru yang perlu di jawab. 2) Indikator Jumlah skor dari angket kreativitas belajar matematika. 3) Skala pengukuran Skala interval yang ditransformasikan menjadi skala ordinal, dengan dua nilai, yaitu tinggi dan rendah. 4) Simbol : X2 2. Variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa. a. Definisi Operasional Hasil belajar adalah pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, efektif dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu Indikator Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 51. 38 Nilai tes hasil belajar matematika materi bangun ruang di akhir pembelajaran. b. Skala Pengukuran : Interval c. Simbol : Y E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengambilan Data Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah metode tes. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa. Tes yang digunakan berupa tes esai mengenai penyelesaian masalah dalam aplikasi soal bangun ruang. Tes diberikan di akhir pembelajaran. Sebelum digunakan untuk mengambil data hasil belajar, instrumen tersebut diuji terlebih dahulu dengan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran untuk mengetahui kualitas tiap butir soal. 2. Pengembangan Instrumen a. Angket Angket digunakan untuk mengukur kreativitas belajar matematika siswa yang dijabarkan menjadi komponen-komponen kreativitas belajar, sebagai berikut: 1) Kreativitas siswa mengikuti pembelajaran di kelas yang dilandasi Hasrat keingintahuan yang cukup besar. 2) Kreativitas siswa mengikuti pelajaran di kelas dengan mencatat dan bersifat terbuka terhadap pengalaman baru. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 52. 39 3) Memiliki ide-ide kreatif dalam pembelajaran. 4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti. 5) Kreativitas siswa menyelesaikan tugas di kelas. 6) Kreativitas dalam memformulasikan konsep. 7) Kreativitas dalam memulai ide 8) Memiliki dedikasi, bersemangat serta aktiv dalam melaksanakan tugas. 9) Berfikir fleksibel. 10) Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban yang sesuai dan alas dan yang nyata. 11) Kemampuan membuat analisis dan sintesis. 12) Memiliki semangat meneliti. 13) Meiliki daya abstraksi yang cukup baik. 14) Kreativitas siswa memanfaatkan sumber pembelajaran lain sebagai referensi. Selanjutnya dibuat kisi-kisi instrumen kreativitas belajar dan dijabarkan tiap indikator menjadi beberapa butir angket. Setiap butir angket terbagi menjadi empat opsi: a, b, c, dan d. Skor tiap opsi adalah: a = 4, b = 3, c = 2, d = 1 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 53. 40 b. Tes Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa selama penelitian berlangsung. Langkah pertama peneliti adalah menyusun kisi- kisi soal, selanjutnya menyusun butir-butir soal tersebut. F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Isi Tes hasil belajar diberikan untuk mengetahui apakah hasil belajar yang ditunjukkan secara individual juga menyatakan keseluruhan (universe) situasi, maka uji validitas yang dilakukan pada metode tes ini adalah uji validitas isi dengan langkah-langkah seperti yang dikemukakan Croker dan Algina (dalam Budiyono, 2003:60) sebagai berikut : a. Mendefinisikan domain kinerja yang akan diukur (pada tes hasil belajar dapat berupa serangkaian tujuan pembelajaran atau pokok-pokok bahasan yang diwujudkan dalam kisi-kisi) b. Membentuk sebuah panel yang ahli (qualified) dalam domain-domain tersebut. c. Menyediakan kerangka terstruktur untuk proses pencocokan butir-butir soal dengan domain performans yang terkait. d. Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang diperoleh dari proses pencocokan pada langkah di atas. Suatu instrumen dikatakan valid menurut validitas isi apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representative dari Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 54. 41 keseluruhan isi hal yang diukur. Validitas tidak dapat ditentukan dengan mengkorelasikan instrumen dengan suatu kriteria, sebab tes itu adalah kriteria dari suatu kinerja. Agar memiliki validitas isi, instrumen tes hasil belajar menurut (Budiyono 2003:58) harus diperhatikan hal-hal berikut ini: a. Bahan ujian (tes) harus merupakan sampel yang representative untuk mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai ditinjau dari materi yang diajarkan maupun dari sudut proses belajar. b. Titik berat bahan yang harus diujikan harus seimbang dengan titik berat bahan yang telah diajarkan. c. Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk menjawab soal-soal ujian dengan benar. Untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi atau tidak, biasanya dilakukan melalui expert judgement atau penelitian yang dilakukan oleh para pakar dan semua kriteria penelaahan instrumen tes harus disetujui oleh validator. 2. Reliabilitas instrument a. Angket Digunakan untuk mengetahui bahwa pengukuran angket dapat memberikan hasil relatif tidak berbeda bila dilakukan kembali kepada subyek yang sama. Untuk uji reliabilitas angket yang menggunakan skor 1-4, Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 55. 42 digunakan rumus alpha, sebagai berikut: 11 = ( − 1 )(1 − ∑ 2 2 ) (Budiyono, 2003: 70) dengan: 11 = indeks reliabilitas instrumen = banyaknya butir instrumen 2 = variansi skor butir ke-i, i = 1, 2, ..., n ㉳ 2 = variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba Dalam penelitian ini angket disebut reliabel apabila indeks reliabilitas yang diperoleh telah melebihi 0,70 (r11≥ 0,70). b. Tes Suatu instrumen disebut reliabel, menurut (Budiyono 2003 : 65), jika seseorang melakukan pengukuran instrumen yang sama pada waktu yang berbeda, maka hasil pengukurannya adalah sama. Atau jika dilakukan oleh orang yang berbeda tetapi dengan kondisi yang sama, maka pengukuran dengan instrumen yang sama akan memberi hasil yang sama pula. Tes hasil belajar dalam penelitian ini menggunakan tes pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban, dengan setiap jawaban benar Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 56. 43 akan diberi skor 1 dan setiap jawaban salah akan diberi skor 0. Sehingga untuk mengukur reliabilitas dari tes hasil belajar menggunakan teknik Kuder-Richardson atau biasa disebut dengan KR-20, yaitu: = ( − 1) − ∑ (Budiyono, 2003:69) dengan : r11 : indeks reliabilitas instrumen n : banyaknya butir instrumen pi : proporsi banyak subyek yang menjawab benar pada butir ke-i qi : proporsi banyak subyek yang menjawab salah (qi= 1-pi) St 2 : variansi total Dalam hal ini butir tes disebut reliabel apabila indeks reliabilitas yang diperoleh telah melebihi 0,70 (r11 ≥ 0,70). 3. Analisis Butir Soal a. Butir soal matematika materi bangun ruang 1) Daya Pembeda Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 57. 44 Daya pembeda soal adalah kemampuan butir soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang (berkemampuan rendah). Untuk mengetahui daya beda suatu butir soal digunakan rumus korelasi momen produk Karl Pearson yaitu: = ∑ − (∑ )(∑ ) ∑ − (∑ ) ∑ − (∑ ) dengan: : indeks daya beda untuk butir soal ke-i. XY : Jumlah perkalian X dan Y X : Skor untuk butir ke-i Y : skor total (dari subyek) n : banyaknya subyek (Budiyono, 2003:65) Dalam penelitian ini butir soal yang digunakan adalah soal yang mempunyai daya beda ≥ 0,3 2) Tingkat Kesukaran Butir soal yang baik jika mempunyai tingkat kesukaran memadai, yaitu tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. b. Konsistensi Internal angket kreativitas belajar Konsistensi internal dapat diartikan bahwa hasil pengukuran relatif tetap secara konsisten karena menghasilkan galat yang minimal. Untuk mengetahui bahwa butir-butir angket memberikan hasil Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 58. 45 pengukuran yang konsisten maka ditentukan dengan konsistensi internal dengan rumus Karl Pearson, sebagai berikut: = ∑ − (∑ )(∑ ) ∑ − (∑ ) ∑ − (∑ ) dengan: xyr = indeks konsitensi internal untuk butir ke-i n = cacah subjek X skor untuk butir ke-i Y skor total (dari subyek) (Budiyono, 2003:65) Jika indeks konsitensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir tersebut harus dibuang/tidak dipakai. G. Tehnik Analisis Data 1. Uji Keseimbangan Uji keseimbangan dilakukan untuk menguji kesamaan dua rataan data kelas eksperimen dan kelas kontrol. Statistik uji yang digunakan adalah uji-t. Sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas data awal, selanjutnya dilakukan uji keseimbangan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 59. 46 a. Hipotesis Ho: μ1 = μ2 (kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rataan yang sama atau seimbang) H1: μ1 ≠ μ2 (kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rataan yang berbeda) b. Tingkat signifikansi : α = 0,05 c. Statistik uji yang digunakan (variansi sama) t = (X − X ) − S 1 n + 1 n ~ t (n + n − 2) dengan: t ~ t α, (n1+n2-2) X1 : rataan dari nilai UAS genap kelompok eksperimen X2 : rataan dari UAS genap kelompok kontrol n1 : jumlah sampel kelas eksperimen n2 : jumlah sampel kelas kontrol Sp 2 : variansi gabungan, dengan 2= ( 1−1) 1 2 +( 2−1) 2 2 1+ 2− 2 d. Daerah kritik DK = { t │t < - tα 2 , (n1 + n2 − 2)} atau DK = { t │t >tα 2 , ( n1 + n2 − 2)} Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 60. 47 e. Keputusan uji H0 diterima jika t <t α 2 atau t >− t α, maka populasi mempunyai rataan yang sama dan H0 ditolak jika t >t α 2 atau t <− t α, maka populasi mempunyai rataan yang tidak sama. f. Kesimpulan 1) Kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rataan yang sama atau seimbang jika H0 diterima 2) Kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rataan yang berbeda jika H0 ditolak. (Budiyono, 2009: 151) 2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan Uji Lilliefors dengan prosedur : 1) Hipotesis Ho : sampel berasal dari populasi yang berditribusi normal H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2) Statistik Uji L = Maks │F(zi) – S(zi)│ dengan : F(zi) = P(Z ≤ zi) ; Z ~ N(0,1) zi = skor standar Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 61. 48 = Xi−X s , s = standar deviasi S(zi) = proporsi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh cacah zi Xi= skor item 3) Taraf Signifikansi α = 0,05 4) Daerah Kritik (DK) DK = { L │ L > Lα: n } 5) Keputusan Uji Ho ditolak jika L terletak di daerah kritik 6) Kesimpulan a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika Ho diterima b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika Ho ditolak (Budiyono, 2009: 170) b. Uji Homogenitas Penelitian Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variasi yang homogen atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartlett dengan statistik uji Chi Kuadrat dengan prosedur sebagai berikut: 1) Hipotesis Ho: σ1 2 = σ2 2 = …= σk 2 (variansi populasi homogen) k= 2 untuk model pembelajaran k= 3 untuk kategori kreativitas belajar Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 62. 49 H1: tidak semua variansi sama (variansi populasi tidak homogen) 2) Statistik Uji yang digunakan : 2 = 2,303 (f log RKG- ∑ log sj 2 ) dengan: X2 ~ X2 ( − 1) c = 1 + 1 3( −1) ∑ 1 − 1 : RKG = ∑ ∑ ; SSj = ∑ 2 − ∑ 2 = ( − 1) 2 dengan: k : banyaknya populasi k = 2 untuk strategi pembelajaran k = 3 untuk kategori kreativitas belajar f : derajad kebebasan RKG = N – K N : cacah semua pengukuran fj: derajad kebebasan untuk sj : nj – 1 j : 1,2,…,k nj : cacah pengukuran pada sampel ke-j 3) Taraf Signifikansi : α = 0,05 4) Daerah Kritik (DK) DK = { 2 │ 2 > 2 α : k - 1 } 5) Keputusan Uji Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 63. 50 HO ditolak jika 2 hitung terletak di daerah kritik 6) Kesimpulan Populasi-populasi homogen jika Ho diterima Populasi-populasi tidak homogen jika Ho ditolak (Budiyono, 2009: 175) c. Uji Hipotesis Penelitian Untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis variansi dengan dua jalan dengan sel tak sama. Analisis variansi dua jalan bertujuan untuk menguji perbedaan efek (pengaruh) 2 variabel bebas yaitu metode pembelajaran (faktor A) dan kreativitas belajar (faktor B) serta interaksi antara metode pembelajaran dengan kreativitas belajar siswa (faktor AB) terhadap variabel terikatnya. Asumsi bagi analisis variansi dua jalan adalah sebagai berikut: 1) Metode Xijk =  + i + j + ()ij + ijk dengan: Xijk = data amatan ke-k pada baris ke-i kolom ke-j.  = rerata dari seluruh data amatan (rerata besar). j = efek kolom ke-j pada variabel terikat. i = efek baris ke-i pada variabel terikatnya. ()ij = kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 64. 51 ijk = galat yang berdistribusi normal dengan rataan 0 I = 1, 2,dengan : 1 = metode pembelajaran peta pikiran RME 2 = motivasi belajar J = 1, 2, 3,dengan: 1 = kategori motivasi tinggi 2 = kategori motivasi sedang 3 = kategori motivasi rendah k = 1, 2, …, nij ; nij = cacah data amatan pada sel ij (Budiyono, 2009:207) 2) Prosedur a) Hipotesis H0A : i = 0, untuk setiap i = 1, 2 (tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat) H1A : paling sedikit ada satu i yang tidak nol (ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat) H0B : j = 0, untuk setiap j = 1, 2, 3, (tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat) H1B : untuk paling sedikit ada satu j yang tidak nol (ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat) H0AB : ()ij = 0 untuk semua uji (tidak ada interaksi antara baris dan kolom terhadap variabel terikat) H1AB : untuk paling sedikit ada satu ()ij yang tidak nol. Ada interaksi antara baris dan kolom terhadap variabel terikat) Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 65. 52 b) Taraf signifikansi α = 0,05 c) Komputasi (1)Pada analisis dua jalan dengan sel tak sama, didefinisikan notasi- notasi sebagai berikut: nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i kolom ke-j) = banyaknya data amatan pada sel ij = frekuensi sel ij nh = rataan harmonik frekuensi seluruh sel = ∑ 1 , N =∑ 1 , = banyaknya seluruh data amatan SSij= ∑ 2 − (∑ )2 = jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij p = banyaknya baris q = banyaknya kolom ijAB = rataan pada sel ij Ai = j ijAB =jumlah rataan pada baris ke-i Bj = i ijAB =jumlah rataan pada kolom ke-j G = ij ijAB =jumlah rataan pada semua sel. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 66. 53 Ada lima komponen yang berturut-turut dikembangkan dengan (a), (b), (c), (d), (e) yang dirumuskan sebagai berikut: (a) pq G2 (b) ji ijSS , (c) i 2 i q A (d) j j p B 2 (e) ij ijAB 2 (2) Jumlah kuadrat JKA = n h {(3) – (1)} JKB = n h {(4) – (1)} JKAB = n h {(1) + (5) – (3) – (4)} JKG = (2) JKT = JKA+ JKB + JKAB + JKG Dengan: JKA : jumlah kuadrat baris JKB : jumlah kuadrat kolom JKAB : jumlah kuadrat interaksi antara baris dan kolom JKG : jumlah kuadrat galat JKT : jumlah kuadrat total (3) Derajat kebebasan dkA = p – 1 dkB = q – 1 dkAB = (p – 1) (q – 1) = pq – p – q + 1 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 67. 54 dkG = N – pq dkT = N – 1 (4) Rerata kuadrat RKA = dkA JKA RKAB = dkAB JKAB RKB = dkB JKB RKG = dkG JKG d) Relasi dan fungsi uji RKG RKA Fa  ; RKG RKB Fb  ; RKG RKAB Fab  e) Daerah kritik (1) Daerah kritik untuk Fa adalah DK = {F|F > F ; p – 1 , N – pq} (2) Daerah kritik untuk Fb adalah DK = {F|F > F ; p – 1 , N – pq} (3) Daerah kritik untuk Fab adalah DK = {F|F > F ; (p – 1) (q – 1) , N – pq} f) Keputusan uji H0 ditolak apabila F hitung terletak di daerah kritik (Budiyono, 2009 : 229) g) Rangkuman Analisis Tabel 3.2 Rangkuman Analisis Dua Jalan Sumber JK Dk RK Fobs F Statistik uji Baris (A) JKA p-1 RKA Fa F* < atau > Kolom (B) JKB q-1 RKB Fb F* < atau > Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 68. 55 Interaksi(AB) JKAB (p-1) (q-1) RKAB Fab F* < atau > Galat (G) JKG N-pq RKG - - - Total JKT N-1 - - - - Keterangan: F* = nilai F yang diperoleh dari tabel (Budiyono, 2009: 239) d. Uji Lanjut Anava Apabila H0 ditolak maka perlu dilakukan uji lanjut anava. Untuk uji digunakan metode Scheffe.Langkah-langkah dalam menggunakan metode scheffe sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata 2) Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut. 3) Menentukan taraf signifikansi α= 0,05 4) Mencari harga statistik uji F dengan rumus sebagai berikut : a) Komparasi rerata antar baris tidak perlu karena hanya terdapat dua model pembelajaran. b)Komparasi rerata antara kolom ke-i dan kolom ke-j .− . = ( . − .) 2 1 . + 1 . Keterangan: F.i-.j = nilai Fobs pada perbandingan kolom ke-i dan kolom ke-j . = rataan pada baris ke-i Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 69. 56 . = rataan padar baris ke-j RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi n.i = ukuran sampel kolom ke-i n.j = ukuran sampel kolom ke-j Sedangkan daerah kritik untuk uji ini adalah : DK = { F|F > (q-1) F ; q-1, N-pq} c) Komparasi Rataan Antar Sel pada Kolom yang Sama Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama adalah : − = ( − ) 2 1 + 1 Dengan : − = nilai Fobspada perbandingan rataan pada sel ij dan rataan pada sel kj ijX = rataan pada sel ke-ij jkX = rataan pada sel ke-jk RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi nij = ukuran sel ke-ij nkj = ukuran sel ke-kj DK = {F|F >(pq-1) F ; pq -1 , N-pq} d) Komparasi Rataan Antar Sel pada Baris yang sama. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 70. 57 Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada baris yang sama adalah: − = ( − ) 2 1 + 1 Sedangkan daerah kritik untuk uji ini adalah: Dk = { F|F >(pq-1) F ; pq-1 , N-pq} 5) Menentukan keputusan uji untuk masing-masing komparasi ganda. 6) Menetukan kesimpulan dari keputusan uji yang sudah ada. (Budiyono, 2009: 215) Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 71. 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN DATA A. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket Aktivitas Belajar 1. Uji validitas isi Untuk mengetahui apakah instrumen angket yang digunakan valid maka peneliti mengkonsultasikan kepada ahli sebagai validator (expert judgement). Validator dipilih dengan pertimbangan yang bersangkutan mempunyai jabatan dan profesi dengan keahlian di bidang konseling. Setelah dilakukan pemeriksaan kembali terhadap ketepatan kisi-kisi angket dan tata bahasanya maka diperoleh hasil bahwa butir angket adalah valid. Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12. 2. Uji reliabilitas Uji coba angket diberikan kepada 25 responden, sejumlah 27 butir soal. Hasil pengolahan data menunjukkan koefisien reliabilitasnya adalah 0,96 > 0,70 (lihat Lampiran 13). Dengan demikian angket reliabel dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian. 3. Uji konsistensi internal Hasil uji coba instrumen angket menunjukkan bahwa dari 27 butir angket, terdapat 2 butir soal yang harus dibuang karena tidak memenuhi indeks konsistensi internal minimal 0,3 yaitu butir nomor 22 58 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 72. 59 dan 24 (lihat Lampiran 13). Berdasarkan hasil tersebut maka terdapat 25 butir soal yang dapat digunakan sebagai butir angket kreativitas belajar. B. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika 1. Uji validitas isi Untuk mengetahui apakah instrumen tes prestasi belajar matematika yang digunakan valid maka peneliti mengkonsultasikan kepada ahli sebagai validator (expert judgement). Validator dipilih dengan pertimbangan yang bersangkutan mempunyai jabatan dan profesi dengan keahlian pada mata pelajaran matematika, yaitu MGMP Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa butir soal atau tes hasil belajar matematika adalah valid sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12. 2. Uji reliabilitas Uji coba tes hasil belajar matematika diberikan kepada 25 responden, sejumlah 25 butir soal. Hasilnya menunjukkan koefisien reliabilitasnya adalah 20,083 > 0,78 (lihat Lampiran 14). Dengan demikian butir soal atau tes dianggap reliabel dan layak digunakan sebagai instrumen tes penelitian. 3. Tingkat kesukaran Hasil uji coba instrumen tes hasil belajar menunjukkan bahwa dari 25 butir soal, terdapat 5 butir yang harus dibuang karena tidak memenuhi indeks kesukaran 0,30 ≤ P ≤ 0,7, yaitu butir nomor 2, 5, 12, Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 73. 60 18, dan 19. (kategori sukar), (lihat Lampiran 15). Berdasarkan hasil tersebut maka terdapat 20 butir soal yang dapat digunakan sebagai butir soal yang baik untuk uji prestasi atau hasil belajar. 4. Daya beda Hasil uji coba instrumen tes matematika menunjukkan perhitungan daya beda yang hasilnya tidak berbeda dengan hasil perhitungan tingkat kesukaran soal atau tes. Terdapat 5 butir soal yang tidak memenuhi syarat, yaitu rxy ≥ 0,3, yaitu butir nomor 2, 5, 12, 18, dan 19. Dengan demikian terdapat 20 butir soal untuk uji prestasi atau hasil belajar matematika. C. Kemampuan Awal Data yang digunakan sebagai kemampuan awal untuk uji keseimbangan adalah nilai Ujian Akhir Semester mata pelajaran matematika, pada kelas VII semester genap tahun pelajaran 2011/2012 dengan uji-t. Prasyarat uji-t adalah dipenuhinya normalitas dan homogenitas data. 1. Uji normalitas data kemampuan awal Hasil uji normalitas dari kemampuan awal dengan menggunakan uji Lilliefors diperoleh harga statistik uji untuk tingkat signifikan 5% pada masing-masing sampel dapat dilihat pada Tabel 4.1. Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa harga statistik uji untuk masing- masing sampel kurang dari harga daerah kritik, sehingga H0 diterima. Ini berarti masing-masing sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 74. 61 Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas Data Awal Kelompok L max L Tabel H0 Kesimpulan Eksperimen 0,021 0,173 Diterima Berdistribusi normal Kontrol 0,014 0,173 Diterima Berdistribusi normal 2. Uji homogenitas data kemampuan awal Hasil uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui variansi dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil perhitungan menggunakan pendekatan Bartlett menunjukkan harga statistik 㠵 2 obs = 1,61, dengan DK={ 2 │ 2 > 2 0,05; k – 1= 3,841}, sehingga 2 obs  DK atau H0 diterima. Ini berarti masing-masing sampel berasal dari populasi dengan variansi sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20. 3. Uji keseimbangan data kemampuan awal Hasil deskripsi statistiknya disajikan pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.2. Deskripsi Statistik Kemampuan Awal Kelompok Ukuran Pemusatan Ukuran Dispersi Rerata Median Modus Simpangan Baku Maks Min Eksperimen 77,6 75 75 10,012 95 60 Kontrol 71,6 70 70 8,981 90 60 Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 75. 62 Hasil uji keseimbangan menunjukkan bahwa H0 diterima karena tobs =0,7952876  DK , dengan DK = { t| t < - 1,960 atau t > 1, 960 } (lihat Lampiran 20). Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan awal yang sama atau seimbang. D. Deskripsi Data 1. Skor kreativitas belajar Data tentang kreativitas belajar siswa diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada responden atau siswa anggota kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data tersebut selanjutnya dikelompokkan ke dalam tiga kategori. Dari hasil perhitungan kedua kelompok diperoleh X = 75,06 dan s = 14,46. Penentuan untuk kategori tinggi: X ≤ X + s, kategori sedang: X - s < X < X + s ,dan kategori rendah: X ≤ X - s. Sehingga untuk skor yang lebih dari atau sama dengan 89,52 dikategorikan tinggi, untuk skor yang lebih dari 60,59 atau kurang dari 89,52 dikategorikan sedang, dan untuk skor yang kurang dari atau sama dengan 60,59 dikategorikan rendah. Berdasarkan data yang telah terkumpul terdapat kelompok kreativitas tinggi (13 siswa), kelompok kreativitas sedang (19 siswa), dan kelompok kreativitas rendah (18 siswa). Selanjutnya deskrispi statistik data tersebut dapat dilihat pada Lampiran 23. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 76. 63 2. Skor tes hasil belajar matematika Data hasil belajar matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tes pada materi segitiga yang diberikan kepada 2 kelompok siswa setelah diberi perlakuan dengan metode pembelajaran yang berbeda. Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan pendekatan pembelajaran realistic mathematic education (RME) dan kelompok kontrol dengan metode pembelajaran konvensional. Deskripsi data nilai hasil belajar berdasarkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol seperti pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Deskripsi Statistik Hasil Tes Belajar Matematika Kelompok Ukuran Pemusatan Ukuran Dispersi Rerata Median Modus Simpangan Baku Maks Min Eksperimen 77,6 75 75 10,01 60 95 Kontrol 71,6 70 70 8,98 60 90 Kreativitas tinggi 86,53 85 85 5,15 80 95 Kreativitas sedang 73,15 75 75 7,67 60 85 Kreativitas rendah 67,5 67,5 75 6 60 75 (lihat Lampiran 24) Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 77. 64 E. Analisis Variansi 1. Uji Prasyarat a. Uji normalitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian dari populasi berdistribusi normal atau sebaliknya. Statistik uji yang digunakan adalah Metode Lilliefors dengan tingkat signifikansi  = 5%. Uji normalitas dilakukan terhadap 5 kelompok, yaitu kelompok eksperimen , kelompok kontrol, kelompok motivasi tinggi, sedang, dan rendah. Rangkuman hasil uji normalitas disajikan pada Tabel 4.3 sebagai berikut : Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Tes Matematika Kelompok L max L Tabel H0 Kesimpulan Eksperimen 0,083 0,088 Diterima Berdistribusi normal Kontrol 0,086 0,088 Diterima Berdistribusi normal Kreativitas Tinggi 0,165 0,234 Diterima Berdistribusi normal Kreativitas Sedang 0,147 0,195 Diterima Berdistribusi normal Kreativitas Rendah 0,075 0,200 Diterima Berdistribusi normal (lihat Lampiran 25) Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 78. 65 Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa semua kelompok berasal dari populasi berdistribusi normal. b. Uji homogenitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variasi yang homogen atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartlett dengan statistik uji Chi Kuadrat. Uji homogenitas dilakukan terhadap kelompok metode pembelajaran (eksperimen dan kontrol), serta kelompok kreativitas belajar (tinggi, sedang, rendah) dengan rangkuman data sebagai berikut: Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Kelompok X² obs DK H0 Kesimpulan Eksperimen dan Kontrol 2,576 3,841 Diterima Variansi homogen kreativitas : tinggi,sedang, rendah 1,346 5,991 Diterima Variansi homogen Berdasarkan hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa kelompok strategi pembelajaran (eksperimen dan kontrol), serta kelompok kreativitas belajar (kategori tinggi, sedang, dan rendah) mempunyai variansi yang sama. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 79. 66 2. Uji hipotesis penelitian Uji hipotesis dilakukan menggunakan analisis variansi dua jalan dengan fomulasi anava 2x3 setelah diketahui bahwa sampel random data berasal dari populasi berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang sama. Rangkuman hasil uji hipotesis disajikan pada Tabel 4.6 sebagai berikut : Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Variansi Sumber JK dk RK Fobs F P Metode Pembelajaran (A) 286,934 1 286,934 8,800 4,08 < 0,05 Kreativitas Belajar (B) 3040,607 2 1520,303 46,628 3,23 < 0,05 Interaksi (AB) 211,549 2 105,774 3,244 3,23 < 0,05 Galat 1434,603 44 32,604 Total 4973,694 49 (lihat Lampiran 26) Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Terdapat perbedaan pengaruh antara penerapan pendekatan pembelajaran realistic mathematic education (RME) dengan metode pembelajaran Konvensional terhadap prestasi belajar matematika, terlihat dari efek faktor A: Fa > F atau 4,08 > 4,08 sehingga H0A ditolak. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 80. 67 2) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara tingkat kreativitas belajar siswa, yaitu kategori tinggi, kategori sedang, dan kategori rendah terhadap prestasi belajar matematika. Hal tersebut berdasarkan efek faktor B : Fb > F atau 46,62 > 3,23 sehingga H0B ditolak. 3) Terdapat interaksi antara penerapan metode pembelajaran dengan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar matematika, yaitu berdasarkan kombinasi efek faktor A dan B terhadap variabel terikat atau 3,24 < 3,23 sehingga H0AB ditolak F. Uji Lanjut Pasca Anava Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan anava tersebut maka dapat diuraikan langkah-langkah uji lanjut pasca anava sebagai berikut : 1. Uji komparasi ganda antar baris Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan sel tak sama (Lampiran 27) diperoleh keputusan bahwa H0A ditolak, maka perlu dilakukan uji lanjut pasca anava. Karena variabel metode pembelajaran hanya mempunyai 2 nilai, yaitu pendekatan pembelajaran realistic mathematic education (RME) dan metode pembelajaran konvensional, maka tidak perlu dilakukan uji lanjut pasca anava antar baris tetapi kesimpulan mengikuti rataan marginalnya. Dari hasil perhitungan diperoleh rataan masing-masing sel pada tabel berikut ini : Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 81. 68 Tabel 4.7 Rataan masing-masing Sel Data Metode Kreativitas Belajar Rataan MarginalPembelajaran Tinggi Sedang Rendah (RME) 88,5714 78,0000 67,5000 77,6000 Konvensional 84,1667 67,7778 67,5000 71,6000 Rataan Marginal 86,585 73,157 67,500 (lihat Lampiran 27) 2. Uji komparasi ganda antar kolom Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan sel tak sama (Lampiran 27) diperoleh keputusan bahwa H0B ditolak, maka perlu dilakukan uji lanjut pasca anava. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil komparasi ganda antar kolom seperti pada tabel berikut ini : Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Komparasi Ganda antar Kolom H0 Fobs 2.F0,05;2,197 Keputusan uji .1 = .2 .2 = .3 .1 = .3 43,01 8,23 82,42 6,460 6,460 6,460 H0 ditolak H0 ditolak H0 ditolak (lihat Lampiran 27) Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 82. 69 Dari Tabel 4.8 di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa: a. H0 ditolak, karena F.1-.2 > 2 FTabel = 43,01 > 6,460. Hal ini berarti siswa dengan kreativitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang kreativitas belajarnya sedang. b. H0 ditolak, karena F.2-.3 > 2 FTabel = 8,23 > 6,300. Hal ini berarti bahwa siswa dengan kreativitas belajar sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada siswa yang kreativitas belajarnya rendah. c. H0 ditolak, karena F.1-.3 > 2 FTabel = 82,42 > 6,300. Hal ini berarti siswa dengan kreativitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang kreativitas belajarnya rendah. 3. Uji komparasi ganda antar sel Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan sel tak sama (Lampiran 27) diperoleh keputusan bahwa H0AB ditolak, hal ini dapat diartikan bahwa terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi bangun datar sehingga perlu dilakukan uji komparasi ganda antar sel pada baris yang sama atau kolom yang sama. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 83. 70 Tabel 4.9 Uji Komparasi Ganda Antar Sel H0 Fobs 5.F0,05;2,197 Keputusan uji .11 = .12 .12 = .13 .11 = .13 14,113 15,028 50,840 12,25 12,25 12,25 H0 ditolak H0 ditolak H0 ditolak .21 = .22 .22 = .23 .21 = .23 29,656 0,011 31,948 12,25 12,25 12,25 H0 ditolak H0 diterima H0 ditolak .11 = .21 .12 = .22 .13 = .23 1,922 15,181 0 12,25 12,25 12,25 H0 diterima H0 ditolak H0 diterima Dari tabel 4.9 dapat di tarik kesimpulan bahwa: a. H0 ditolak, Karena F.11-12 > 2 FTabel = 14,11 > 12,25. Hal ini berarti siswa pada kelas eksperimen dengan kreativitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa kelas eksperimen yang kreativitas belajarnya sedang. b. H0 ditolak Karena F.12-13 > 2 FTabel = 15,02 > 12,25. Hal ini berarti siswa kelas eksperimen dengan kreativitas belajar sedang mempunyai Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
  • 84. 71 prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa kelas eksperimen yang kreativitas belajarnya rendah. c. H0 ditolak Karena F.11-13 > 2 FTabel = 14,11 > 12,25. Hal ini berarti siswa kelas eksperimen dengan kreativitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa kelas ekperimen yang kreativitas belajarnya rendah. d. H0 ditolak Karena F.21-22 > 2 FTabel = 29,65 > 12,25. Hal ini berarti siswa kelas kontrol dengan kreativitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa kelas yang kreativitas belajarnya sedang. e. H0 diterima Karena F.22-23 > 2 FTabel = 0,011 > 12,25. Hal ini berarti siswa dengan kreativitas belajar sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang kreativitas belajarnya rendah. f. H0 ditolak Karena F.21-23 > 2 FTabel = 31,94 > 12,25. Hal ini berarti siswa kelas kontrol dengan kreativitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang kreativitas belajarnya rendah. g. H0 diterima Karena F.11-21 > 2 FTabel = 1,92 > 12,25. Hal ini berarti siswa kelas eksperimen dengan kreativitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar yang sama dengan siswa kelas kontrol yang kreativitas belajarnya tinggi. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)