SlideShare a Scribd company logo
 1. tehnik auto & Alloanamnesis
 2. tentukan HPH
 3. rasa aman waktu pemeriksaan (Safety ibu hamil)
 4. pemeriksan fisik kehamilan
 5. Leopold kehamilan
 6. Penilaian DJJ
 7. Tafsiran berat janin
 8. Diagnosis Kehamilan
 9. Pemeriksaan Penunjang yang diperlukan
 Rumus Naegle :
 HPHT + 7 -3 bulan + 1 = tanggal persalinan (untuk bulan baru atau bulan maret
keatas)
 + 7 + 9 = tanggal persalinan (januari s/d maret)
  riwayat haid teratur dan tidak utk ibu hamil sat masih menyusui dan belum
pernah haid lagi sesudah melahirkan, ibu hamil setelah berhenti komsumsi pil
KB dan belum haid lagi
  jika YA, perkiraan persalinan digunakan secara KLINIS atau USG
 Ciptakan rasa percaya dan nyaman
 Tanyakan riwayat kehamilan (prispir dengar efektif)
 Anamnesa lengkap, riwayat kesehatan
 Pemeriksan seperlunya
 Perisa lab sederhana, ex Hb
 Bantu ibu dan keluarga persiapkan kelahiran dan kemungkinan tindakan
darurat
 Konseling sesuai kebutuhan
 Rencakana dan persiapkan kelahiran bersih dan aman
 Nasihat ibu tanda bahaya!
 Pemeriksan umum : jantung & paru, reflex, tanda vital (TD<, nadi, Suhu, RR)
 Keadaan umum, status gizi, tingkat kesadaran, ada/ tidaknya kelainan bentuk
badan
 Inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi
 Inspesksi : kloasma gravidarum wajah, konjungtiva pucat.tidak, edema ada/tidak
 Leher : Kelenjar limfe atau gondok
 Dada : membesar kedepan /samping, keadaan pusat, pigmentasi line alba, striae
gravidarum
 Vulva : lihat perineum, chadwick sign, flour
 Ekstremitas : varises
 Leopold 1 : usia kehamilan, bagian dlm fundus
 Berdiri sebelah kanan, hadap muka, kaki dibengkokkan pada lutut dan lipat
paha, lekungkan jari kedua tangan, taba bagian atas fundus
 Kepala : keras, bundar, melenting
 Bokong : lunak, kurang bundar, kurang melenting
 Leopold 2 : letak punggung dan bagian kecil anak
 Letak 2 tgn pada sisi uterus, tentukan bagian terkecil bayi
 Leopold 3 : bagian terbawah, tentukan sudah terpegang oleh PAP
 Tekan ibu jari dan jari tengah salah satu tangan scr lembut dan masuk ke
abdomen diatas simpsis pubis. Pgang presentasi bayi , bagian apa yang jadi
presemtas tsb.
 Leopold 4 : bagian bawah dan seberapa masuk bagian bawah ke dlm rongga
panggul
 Letak kedua tangan di sisi bawah uterus lalu tekan ke dalam dan gerakkan jari
ke arah rongga paggul, dimana tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi
telah masuk.
 Tidak tilakukan jika kepala masih tinggi
 Pemeriksaan leopold lengkap : bisa dilakukan jika janin cukup besan , kira2 16
mgg +
 1. auskultasi  US doppler, fetoskop, stetoskop
 DJJ intermitten : selang waktu kala I persalinan dan tiap 5 menit kala II
persalinan
 Dilakukan sebelum obat diberiksan dan anastesi, sebelum periode ambulasi dan
sebelum merobek membrane
 catat
 Interpretasi : n  120-160 dpm
 Abnorma l
1. djj antara kontraksi kurang dr 100 dpm
 Kurang dari 100 dpm 30 detik setelah kontraksi
 Lebih dari 160 dpm bilan tjadi melalui 3 atau lebih kontraksi pada pasien
beresiko
 Rumus Johnson Toshack (Johnson Toshack Estimated Fetal Weight)
1. JEFW (gram) = (FH in cm –n) x 155 (konstanta)
n=11 bila kepala dibawah spina ichiadica
n= 12 bila kepala diatas spina sichiadica
N=13 bila kepala belum masuk PAP
2. Rumus Risanto ( Risanto Estimated Fetal Weight)
REFW : Y (gram) = 126,7 X -931.5
X = fundal height (cm)
Y = fetal weght (gram)
3. USG
Tanda pasti hamil
1. Gerakan janin dalam Rahim
A. Terlihat/teraba gerakan janin
B. Teraba bagian-bagian janin
2. Denyut Jantung Janin
A. Didengar dgn stetoskop laenec, alat CTG Doppler
B. USG
C. Roentgen
 22-28 mg 24-25 cm atas simfisis
 28 mg  26,7 cm
 30 mg  29,5-30 cm
 32 mg  29,5-20
 34 mg  31 cm
 36 mg  32 cm
 38 mg  33 cm
 40 mg  37,7
 Jarak fundus ke simfisis = usia kehamilan (bln ) x 3,5
 Pengertian:
Cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada umur
kehamilan ≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud melihat
hubungan perubahan denyut jantung dengan gerakan janin.
 Fungsi:
1. Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran DJJ dalam
hubungannya dengan gerakan/aktivitas janin.
2. Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan
apakah bayi menerima cukup oksigen.
3. Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin (DJJ) dalam hubungannya
dengan gerakan atau aktivitas janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik,
pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi denyut jantung
janin.
 Cara melakukan:
1. Persiapan tes tanpa kontraksi:
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam setelah sarapan dan tidak boleh
diberikan sedatif.
1. Pasien ditidurkan secara sanatai semi fowler 45 ̊ miring ke kiri.
2. Tekanan darah diukur setiap 10 menit.
3. Dipasang kardio dan tokodinamometer.
4. Frekuensi jantung janin dicatat.
5. Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi.
6. Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit.
7. Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama
8. 30 menit tidak reaktif, pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan
pemeriksaan ulang 2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan di pagi
hari setelah 2 jam sarapan).
 Indikasi:
 Semua pasien yang ada kaitannya dengan insufisiensi plasenta.
Interpretasi Kriteria
Reaktif ( Kategori I) • Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit
• Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit
• Gerakan janin terutama gerakan multiple dan berjumlah 5 gerakan atau
lebih dalam 20 menit.
• Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pada “omega” pada NST yang
reaktif berarti janin dalam keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu
kemudian.
Non reaktif ( Kategori II) • Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit
• Variabilitas denyut jantung kurang dari 6 atau lebih per menit
• Gerakan janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit.
• Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan
rangsangan dari luar antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada
bentuk antar yaitu kurang reaktif.
Meragukan Grafik DJJ tidak dapat diintrepetasi karena grafik EFM tidak muncul atau
terlihat grafik yang bukan DJJ dasar (umumnya terjadi pada janin yang
sangat aktif).
 NST reaktif dianggap indikator yang sangat baik untuk mengetahui kesejahteraan
janin pada trimester ke tiga karena janin pasti menerima suplai oksigen yang
adekuat dan nutrient lain melalui plasenta dan secara neurologis tidak mengalami
depresi agar terjadi akselerasi DJJ yang dikaitkan erat dengan gerakan janin.
Reaktivitas DJJ merupakan tahap perkembangan janin yang sangat penting, yang
biasanya terjadi pada usia kandungan antara 28 dan 32 minggu.
 Biasanya janin mempunyai pola DJJ yang memiliki akselerasi dan deselerasi
multiple beragam, yang membuat interprestasi kesejahteraan janin menjadi sangat
sulit. Deselerasi mulitiple yang beragam ini secara umum diyakini menunjukkan
kompresi tali pusat yang intermitten, dan tampaknya sering terjadi ketika
pergerakan janin dalam kondisi oligohidramnion. Jika variabel deselarasi ringan,
singkat (kurang dari 30 detik), dan tidak berulang, maka deselerasi ini tidak
dikaitkan dengan hasil akhir kehamilan yang buruk. Jika ternyata frekuensi
deselarasi lebih dari 3 kali dalam 20 menit atau durasi lebih dari 1 menit, maka
terjadi peningkatan resiko persalinan seksaria atau kematian janin.
asuhan kebidan.pptx

More Related Content

Similar to asuhan kebidan.pptx

Pengkajian fisik pada bayi baru lahir AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pengkajian fisik pada bayi baru lahir AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Prenatal presentation
Prenatal presentationPrenatal presentation
Prenatal presentation
rakkas
 
Anc sitti farina saputri
Anc sitti farina saputriAnc sitti farina saputri
Anc sitti farina saputri
Operator Warnet Vast Raha
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Persalinan Kala I dan II
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Persalinan Kala I dan IIPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Persalinan Kala I dan II
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Persalinan Kala I dan II
pjj_kemenkes
 
Manajemen Kala I.ppt
Manajemen Kala I.pptManajemen Kala I.ppt
Manajemen Kala I.ppt
candra_cun
 
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Hanifa Rahmadilla
 
Essensial Koas Obgyn 1.pdf
Essensial Koas Obgyn 1.pdfEssensial Koas Obgyn 1.pdf
Essensial Koas Obgyn 1.pdf
IntanAuliannisa
 
13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin
fikri asyura
 
2
22
Resusitasi Neonatus.pdf
Resusitasi Neonatus.pdfResusitasi Neonatus.pdf
Resusitasi Neonatus.pdf
WaznaRosyidatulAhsan
 
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptx
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptxKEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptx
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptx
dinarperbawati1
 
Anc hasriani
Anc  hasrianiAnc  hasriani
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nycontoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
Annisa Rabbani
 
Tugas 10 t
Tugas 10 tTugas 10 t
Pemeriksaan fisik Ibu hamil
Pemeriksaan fisik Ibu hamilPemeriksaan fisik Ibu hamil
Pemeriksaan fisik Ibu hamil
byfrs22_
 
Obsgin AKPER PEMKAB MUNA
Obsgin AKPER PEMKAB MUNA Obsgin AKPER PEMKAB MUNA
Obsgin AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
ANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docxANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docx
haerul26
 
Obsgin ''mekanisme persalinan normal''
Obsgin ''mekanisme persalinan normal''Obsgin ''mekanisme persalinan normal''
Obsgin ''mekanisme persalinan normal''
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to asuhan kebidan.pptx (20)

Pengkajian fisik pada bayi baru lahir AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pengkajian fisik pada bayi baru lahir AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Prenatal presentation
Prenatal presentationPrenatal presentation
Prenatal presentation
 
Anc sitti farina saputri
Anc sitti farina saputriAnc sitti farina saputri
Anc sitti farina saputri
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Persalinan Kala I dan II
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Persalinan Kala I dan IIPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Persalinan Kala I dan II
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Persalinan Kala I dan II
 
Manajemen Kala I.ppt
Manajemen Kala I.pptManajemen Kala I.ppt
Manajemen Kala I.ppt
 
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
 
Essensial Koas Obgyn 1.pdf
Essensial Koas Obgyn 1.pdfEssensial Koas Obgyn 1.pdf
Essensial Koas Obgyn 1.pdf
 
13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin
 
2
22
2
 
Resusitasi Neonatus.pdf
Resusitasi Neonatus.pdfResusitasi Neonatus.pdf
Resusitasi Neonatus.pdf
 
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptx
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptxKEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptx
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS NORMAL.pptx
 
Anc hasriani
Anc  hasrianiAnc  hasriani
Anc hasriani
 
Anc hasriani
Anc  hasrianiAnc  hasriani
Anc hasriani
 
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nycontoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
 
Tugas 10 t
Tugas 10 tTugas 10 t
Tugas 10 t
 
Pemeriksaan fisik Ibu hamil
Pemeriksaan fisik Ibu hamilPemeriksaan fisik Ibu hamil
Pemeriksaan fisik Ibu hamil
 
Obsgin AKPER PEMKAB MUNA
Obsgin AKPER PEMKAB MUNA Obsgin AKPER PEMKAB MUNA
Obsgin AKPER PEMKAB MUNA
 
Obsgin
ObsginObsgin
Obsgin
 
ANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docxANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docx
 
Obsgin ''mekanisme persalinan normal''
Obsgin ''mekanisme persalinan normal''Obsgin ''mekanisme persalinan normal''
Obsgin ''mekanisme persalinan normal''
 

Recently uploaded

Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 

Recently uploaded (20)

Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 

asuhan kebidan.pptx

  • 1.
  • 2.  1. tehnik auto & Alloanamnesis  2. tentukan HPH  3. rasa aman waktu pemeriksaan (Safety ibu hamil)  4. pemeriksan fisik kehamilan  5. Leopold kehamilan  6. Penilaian DJJ  7. Tafsiran berat janin  8. Diagnosis Kehamilan  9. Pemeriksaan Penunjang yang diperlukan
  • 3.
  • 4.  Rumus Naegle :  HPHT + 7 -3 bulan + 1 = tanggal persalinan (untuk bulan baru atau bulan maret keatas)  + 7 + 9 = tanggal persalinan (januari s/d maret)   riwayat haid teratur dan tidak utk ibu hamil sat masih menyusui dan belum pernah haid lagi sesudah melahirkan, ibu hamil setelah berhenti komsumsi pil KB dan belum haid lagi   jika YA, perkiraan persalinan digunakan secara KLINIS atau USG
  • 5.
  • 6.  Ciptakan rasa percaya dan nyaman  Tanyakan riwayat kehamilan (prispir dengar efektif)  Anamnesa lengkap, riwayat kesehatan  Pemeriksan seperlunya  Perisa lab sederhana, ex Hb  Bantu ibu dan keluarga persiapkan kelahiran dan kemungkinan tindakan darurat  Konseling sesuai kebutuhan  Rencakana dan persiapkan kelahiran bersih dan aman  Nasihat ibu tanda bahaya!
  • 7.  Pemeriksan umum : jantung & paru, reflex, tanda vital (TD<, nadi, Suhu, RR)  Keadaan umum, status gizi, tingkat kesadaran, ada/ tidaknya kelainan bentuk badan  Inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi  Inspesksi : kloasma gravidarum wajah, konjungtiva pucat.tidak, edema ada/tidak  Leher : Kelenjar limfe atau gondok  Dada : membesar kedepan /samping, keadaan pusat, pigmentasi line alba, striae gravidarum  Vulva : lihat perineum, chadwick sign, flour  Ekstremitas : varises
  • 8.  Leopold 1 : usia kehamilan, bagian dlm fundus  Berdiri sebelah kanan, hadap muka, kaki dibengkokkan pada lutut dan lipat paha, lekungkan jari kedua tangan, taba bagian atas fundus  Kepala : keras, bundar, melenting  Bokong : lunak, kurang bundar, kurang melenting  Leopold 2 : letak punggung dan bagian kecil anak  Letak 2 tgn pada sisi uterus, tentukan bagian terkecil bayi  Leopold 3 : bagian terbawah, tentukan sudah terpegang oleh PAP  Tekan ibu jari dan jari tengah salah satu tangan scr lembut dan masuk ke abdomen diatas simpsis pubis. Pgang presentasi bayi , bagian apa yang jadi presemtas tsb.
  • 9.  Leopold 4 : bagian bawah dan seberapa masuk bagian bawah ke dlm rongga panggul  Letak kedua tangan di sisi bawah uterus lalu tekan ke dalam dan gerakkan jari ke arah rongga paggul, dimana tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk.  Tidak tilakukan jika kepala masih tinggi  Pemeriksaan leopold lengkap : bisa dilakukan jika janin cukup besan , kira2 16 mgg +
  • 10.  1. auskultasi  US doppler, fetoskop, stetoskop  DJJ intermitten : selang waktu kala I persalinan dan tiap 5 menit kala II persalinan  Dilakukan sebelum obat diberiksan dan anastesi, sebelum periode ambulasi dan sebelum merobek membrane  catat
  • 11.
  • 12.  Interpretasi : n  120-160 dpm  Abnorma l 1. djj antara kontraksi kurang dr 100 dpm  Kurang dari 100 dpm 30 detik setelah kontraksi  Lebih dari 160 dpm bilan tjadi melalui 3 atau lebih kontraksi pada pasien beresiko
  • 13.  Rumus Johnson Toshack (Johnson Toshack Estimated Fetal Weight) 1. JEFW (gram) = (FH in cm –n) x 155 (konstanta) n=11 bila kepala dibawah spina ichiadica n= 12 bila kepala diatas spina sichiadica N=13 bila kepala belum masuk PAP 2. Rumus Risanto ( Risanto Estimated Fetal Weight) REFW : Y (gram) = 126,7 X -931.5 X = fundal height (cm) Y = fetal weght (gram) 3. USG
  • 14. Tanda pasti hamil 1. Gerakan janin dalam Rahim A. Terlihat/teraba gerakan janin B. Teraba bagian-bagian janin 2. Denyut Jantung Janin A. Didengar dgn stetoskop laenec, alat CTG Doppler B. USG C. Roentgen
  • 15.  22-28 mg 24-25 cm atas simfisis  28 mg  26,7 cm  30 mg  29,5-30 cm  32 mg  29,5-20  34 mg  31 cm  36 mg  32 cm  38 mg  33 cm  40 mg  37,7
  • 16.  Jarak fundus ke simfisis = usia kehamilan (bln ) x 3,5
  • 17.
  • 18.  Pengertian: Cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada umur kehamilan ≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud melihat hubungan perubahan denyut jantung dengan gerakan janin.  Fungsi: 1. Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran DJJ dalam hubungannya dengan gerakan/aktivitas janin. 2. Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah bayi menerima cukup oksigen. 3. Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin (DJJ) dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
  • 19.  Cara melakukan: 1. Persiapan tes tanpa kontraksi: Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam setelah sarapan dan tidak boleh diberikan sedatif.
  • 20. 1. Pasien ditidurkan secara sanatai semi fowler 45 ̊ miring ke kiri. 2. Tekanan darah diukur setiap 10 menit. 3. Dipasang kardio dan tokodinamometer. 4. Frekuensi jantung janin dicatat. 5. Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi. 6. Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit. 7. Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 8. 30 menit tidak reaktif, pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan pemeriksaan ulang 2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan di pagi hari setelah 2 jam sarapan).
  • 21.  Indikasi:  Semua pasien yang ada kaitannya dengan insufisiensi plasenta.
  • 22. Interpretasi Kriteria Reaktif ( Kategori I) • Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit • Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit • Gerakan janin terutama gerakan multiple dan berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam 20 menit. • Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pada “omega” pada NST yang reaktif berarti janin dalam keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian. Non reaktif ( Kategori II) • Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit • Variabilitas denyut jantung kurang dari 6 atau lebih per menit • Gerakan janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit. • Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang reaktif. Meragukan Grafik DJJ tidak dapat diintrepetasi karena grafik EFM tidak muncul atau terlihat grafik yang bukan DJJ dasar (umumnya terjadi pada janin yang sangat aktif).
  • 23.
  • 24.  NST reaktif dianggap indikator yang sangat baik untuk mengetahui kesejahteraan janin pada trimester ke tiga karena janin pasti menerima suplai oksigen yang adekuat dan nutrient lain melalui plasenta dan secara neurologis tidak mengalami depresi agar terjadi akselerasi DJJ yang dikaitkan erat dengan gerakan janin. Reaktivitas DJJ merupakan tahap perkembangan janin yang sangat penting, yang biasanya terjadi pada usia kandungan antara 28 dan 32 minggu.  Biasanya janin mempunyai pola DJJ yang memiliki akselerasi dan deselerasi multiple beragam, yang membuat interprestasi kesejahteraan janin menjadi sangat sulit. Deselerasi mulitiple yang beragam ini secara umum diyakini menunjukkan kompresi tali pusat yang intermitten, dan tampaknya sering terjadi ketika pergerakan janin dalam kondisi oligohidramnion. Jika variabel deselarasi ringan, singkat (kurang dari 30 detik), dan tidak berulang, maka deselerasi ini tidak dikaitkan dengan hasil akhir kehamilan yang buruk. Jika ternyata frekuensi deselarasi lebih dari 3 kali dalam 20 menit atau durasi lebih dari 1 menit, maka terjadi peningkatan resiko persalinan seksaria atau kematian janin.