PENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN KOMPLIKASI.pptxDianSiregar10
Teknologi yang digunakan untuk memantau kehamilan dengan komplikasi meliputi perhitungan gerakan janin, tes non stres (CTG), chorionic villus sampling (CVS), amniosintesis, ultrasonografi (USG), dan non invasive prenatal testing (NIPT). Teknologi-teknologi tersebut digunakan untuk mendeteksi gangguan perkembangan janin dan mengetahui kesejahteraan janin secara non invasif.
Kunjungan ulang kehamilan bertujuan untuk mendeteksi komplikasi dini, mempersiapkan persalinan, dan melakukan pemeriksaan fisik terfokus. Pemeriksaan meliputi riwayat kehamilan, pemeriksaan fisik seperti berat badan dan tekanan darah, serta pemeriksaan janin seperti detik jantung janin dan posisi janin. Hasil pemeriksaan dievaluasi untuk menentukan rencana asuhan selanjut
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir meliputi penilaian APGAR untuk menilai adaptasi bayi setelah kelahiran, diikuti pemeriksaan fisik lengkap untuk mendeteksi kelainan. Pemeriksaan fisik mencakup evaluasi tanda-tanda vital, sistem pernapasan, kulit, tali pusat, berat dan ukuran tubuh, serta inspeksi kepala hingga kaki untuk menentukan tindakan selanjutnya.
[Ringkasan]
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir meliputi penilaian APGAR untuk menilai adaptasi bayi setelah kelahiran, diikuti pemeriksaan fisik lengkap untuk mendeteksi kelainan. Pemeriksaan fisik mencakup penilaian tanda-tanda vital, warna kulit, denyut jantung, pernapasan, tonus otot, dan ekstrimitas untuk memastikan keadaan bayi normal atau membutuhkan tindakan lanjut.
Ibu hamil bernama Ny. Y mengeluh sering buang air kecil lebih dari 12 kali per hari selama 5 hari terakhir. Pemeriksaan menunjukkan keadaan umum ibu dan janin baik, janin tunggal dan hidup pada usia kehamilan 34 minggu 3 hari. Diagnosa masalah potensial adalah infeksi saluran kencing.
PENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN KOMPLIKASI.pptxDianSiregar10
Teknologi yang digunakan untuk memantau kehamilan dengan komplikasi meliputi perhitungan gerakan janin, tes non stres (CTG), chorionic villus sampling (CVS), amniosintesis, ultrasonografi (USG), dan non invasive prenatal testing (NIPT). Teknologi-teknologi tersebut digunakan untuk mendeteksi gangguan perkembangan janin dan mengetahui kesejahteraan janin secara non invasif.
Kunjungan ulang kehamilan bertujuan untuk mendeteksi komplikasi dini, mempersiapkan persalinan, dan melakukan pemeriksaan fisik terfokus. Pemeriksaan meliputi riwayat kehamilan, pemeriksaan fisik seperti berat badan dan tekanan darah, serta pemeriksaan janin seperti detik jantung janin dan posisi janin. Hasil pemeriksaan dievaluasi untuk menentukan rencana asuhan selanjut
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir meliputi penilaian APGAR untuk menilai adaptasi bayi setelah kelahiran, diikuti pemeriksaan fisik lengkap untuk mendeteksi kelainan. Pemeriksaan fisik mencakup evaluasi tanda-tanda vital, sistem pernapasan, kulit, tali pusat, berat dan ukuran tubuh, serta inspeksi kepala hingga kaki untuk menentukan tindakan selanjutnya.
[Ringkasan]
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir meliputi penilaian APGAR untuk menilai adaptasi bayi setelah kelahiran, diikuti pemeriksaan fisik lengkap untuk mendeteksi kelainan. Pemeriksaan fisik mencakup penilaian tanda-tanda vital, warna kulit, denyut jantung, pernapasan, tonus otot, dan ekstrimitas untuk memastikan keadaan bayi normal atau membutuhkan tindakan lanjut.
Ibu hamil bernama Ny. Y mengeluh sering buang air kecil lebih dari 12 kali per hari selama 5 hari terakhir. Pemeriksaan menunjukkan keadaan umum ibu dan janin baik, janin tunggal dan hidup pada usia kehamilan 34 minggu 3 hari. Diagnosa masalah potensial adalah infeksi saluran kencing.
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir meliputi penilaian APGAR, pemeriksaan fisik secara sistematis dari kepala hingga kaki, pengukuran antropometri, dan penentuan tindakan perawatan selanjutnya. Tujuannya untuk mendeteksi kelainan dan menentukan tindakan segera. Pemeriksaan dilakukan segera setelah lahir dan dilengkapi dengan hasil diagnostik lainnya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan janin pada masa prenatal, mulai dari minggu ke-3 hingga minggu ke-32.
2. Pada minggu ke-3, panjang janin mencapai 7,62 cm dan beratnya kira-kira 1 ons. Organ tubuh seperti lengan dan jari sudah terbentuk.
3. Dokumen ini memberikan informasi mengenai perkembangan fisik janin secara rinci pada setiap minggu kehamilan.
Dokumen tersebut merangkum hasil pemeriksaan kebidanan terhadap Ny. C yang berusia kehamilan 37 minggu 1 hari. Pemeriksaan menunjukkan diagnosis kehamilan kedua, janin tunggal dalam posisi punggung kiri dan kepala belum masuk panggul. Ibu dan janin dalam keadaan sehat umum. Masalah utama ialah sering buang air kecil.
Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir sangat penting untuk mengetahui kondisi normal atau tidak normal pada bayi, dan tujuannya adalah untuk menilai status kesehatan dan mencari kelainan. Pemeriksaan fisik meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan lingkar dada.
Dokumen tersebut membahas mengenai pemantauan kesehatan janin dalam rahim melalui beberapa metode seperti ultrasonografi, tes non-stres, analisis cairan ketuban, dan profil biofisik guna mengetahui tingkat kematangan dan kemungkinan asfiksia janin. Hasil pemeriksaan tersebut digunakan untuk pertimbangan mengenai induksi persalinan.
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang pemeriksaan fisik ibu hamil, meliputi prosedur, alat, dan prinsip pelaksanaannya. Pemeriksaan fisik ibu hamil mencakup pemeriksaan umum, inspeksi, palpasi, auskultasi, dan pemeriksaan khusus seperti payudara, abdomen, dan panggul untuk menilai keadaan ibu dan janin. Pemeriksaan dilakukan dengan memperhatikan privasi pasien dan men
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nyAnnisa Rabbani
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kehamilan postterm. Ibu tersebut diinduksi dengan misoprostol dan oksitosin untuk memulai persalinan. Ibu kemudian masuk ke tahap aktif persalinan dan berhasil melahirkan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilan mencakup pemeriksaan fisik, laboratorium, dan intervensi sesuai risiko. Pemeriksaan antenatal minimal 1 kali tiap trimester dan meliputi 10 aspek: status gizi, tekanan darah, denyut jantung janin, posisi janin, tinggi fundus, berat dan tinggi badan, tablet besi, vaksin TT, tes PMS, dan tatalaksana kasus. Tujuannya untuk memantau kesehat
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai mekanisme persalinan normal yang meliputi definisi-definisi terkait, penyebab mulainya persalinan, berlangsungnya persalinan normal yang terdiri atas 4 kala, tanda-tanda dimulainya persalinan, dan langkah-langkah anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu bersalin untuk memastikan proses persalinan berjalan dengan aman.
Dokumen tersebut membahas tentang antenatal care (ANC) yang merupakan perawatan untuk ibu hamil guna menjaga kesehatan ibu dan janin. ANC bertujuan untuk mencegah komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas serta menghasilkan bayi yang sehat. ANC meliputi pemeriksaan berat badan, tekanan darah, imunisasi TT, ukuran rahim, pemberian tablet besi, dan konseling. Dokumen juga menjel
Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai mekanisme persalinan normal yang terdiri dari beberapa kala. Kala pertama dimulai dari pembukaan serviks hingga 10 cm dan terbagi atas fase laten dan aktif. Anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu diperlukan untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan janin serta menentukan tindakan selanjutnya.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir meliputi penilaian APGAR, pemeriksaan fisik secara sistematis dari kepala hingga kaki, pengukuran antropometri, dan penentuan tindakan perawatan selanjutnya. Tujuannya untuk mendeteksi kelainan dan menentukan tindakan segera. Pemeriksaan dilakukan segera setelah lahir dan dilengkapi dengan hasil diagnostik lainnya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan janin pada masa prenatal, mulai dari minggu ke-3 hingga minggu ke-32.
2. Pada minggu ke-3, panjang janin mencapai 7,62 cm dan beratnya kira-kira 1 ons. Organ tubuh seperti lengan dan jari sudah terbentuk.
3. Dokumen ini memberikan informasi mengenai perkembangan fisik janin secara rinci pada setiap minggu kehamilan.
Dokumen tersebut merangkum hasil pemeriksaan kebidanan terhadap Ny. C yang berusia kehamilan 37 minggu 1 hari. Pemeriksaan menunjukkan diagnosis kehamilan kedua, janin tunggal dalam posisi punggung kiri dan kepala belum masuk panggul. Ibu dan janin dalam keadaan sehat umum. Masalah utama ialah sering buang air kecil.
Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir sangat penting untuk mengetahui kondisi normal atau tidak normal pada bayi, dan tujuannya adalah untuk menilai status kesehatan dan mencari kelainan. Pemeriksaan fisik meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan lingkar dada.
Dokumen tersebut membahas mengenai pemantauan kesehatan janin dalam rahim melalui beberapa metode seperti ultrasonografi, tes non-stres, analisis cairan ketuban, dan profil biofisik guna mengetahui tingkat kematangan dan kemungkinan asfiksia janin. Hasil pemeriksaan tersebut digunakan untuk pertimbangan mengenai induksi persalinan.
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang pemeriksaan fisik ibu hamil, meliputi prosedur, alat, dan prinsip pelaksanaannya. Pemeriksaan fisik ibu hamil mencakup pemeriksaan umum, inspeksi, palpasi, auskultasi, dan pemeriksaan khusus seperti payudara, abdomen, dan panggul untuk menilai keadaan ibu dan janin. Pemeriksaan dilakukan dengan memperhatikan privasi pasien dan men
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nyAnnisa Rabbani
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kehamilan postterm. Ibu tersebut diinduksi dengan misoprostol dan oksitosin untuk memulai persalinan. Ibu kemudian masuk ke tahap aktif persalinan dan berhasil melahirkan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilan mencakup pemeriksaan fisik, laboratorium, dan intervensi sesuai risiko. Pemeriksaan antenatal minimal 1 kali tiap trimester dan meliputi 10 aspek: status gizi, tekanan darah, denyut jantung janin, posisi janin, tinggi fundus, berat dan tinggi badan, tablet besi, vaksin TT, tes PMS, dan tatalaksana kasus. Tujuannya untuk memantau kesehat
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai mekanisme persalinan normal yang meliputi definisi-definisi terkait, penyebab mulainya persalinan, berlangsungnya persalinan normal yang terdiri atas 4 kala, tanda-tanda dimulainya persalinan, dan langkah-langkah anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu bersalin untuk memastikan proses persalinan berjalan dengan aman.
Dokumen tersebut membahas tentang antenatal care (ANC) yang merupakan perawatan untuk ibu hamil guna menjaga kesehatan ibu dan janin. ANC bertujuan untuk mencegah komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas serta menghasilkan bayi yang sehat. ANC meliputi pemeriksaan berat badan, tekanan darah, imunisasi TT, ukuran rahim, pemberian tablet besi, dan konseling. Dokumen juga menjel
Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai mekanisme persalinan normal yang terdiri dari beberapa kala. Kala pertama dimulai dari pembukaan serviks hingga 10 cm dan terbagi atas fase laten dan aktif. Anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu diperlukan untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan janin serta menentukan tindakan selanjutnya.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. 1. tehnik auto & Alloanamnesis
2. tentukan HPH
3. rasa aman waktu pemeriksaan (Safety ibu hamil)
4. pemeriksan fisik kehamilan
5. Leopold kehamilan
6. Penilaian DJJ
7. Tafsiran berat janin
8. Diagnosis Kehamilan
9. Pemeriksaan Penunjang yang diperlukan
3.
4. Rumus Naegle :
HPHT + 7 -3 bulan + 1 = tanggal persalinan (untuk bulan baru atau bulan maret
keatas)
+ 7 + 9 = tanggal persalinan (januari s/d maret)
riwayat haid teratur dan tidak utk ibu hamil sat masih menyusui dan belum
pernah haid lagi sesudah melahirkan, ibu hamil setelah berhenti komsumsi pil
KB dan belum haid lagi
jika YA, perkiraan persalinan digunakan secara KLINIS atau USG
5.
6. Ciptakan rasa percaya dan nyaman
Tanyakan riwayat kehamilan (prispir dengar efektif)
Anamnesa lengkap, riwayat kesehatan
Pemeriksan seperlunya
Perisa lab sederhana, ex Hb
Bantu ibu dan keluarga persiapkan kelahiran dan kemungkinan tindakan
darurat
Konseling sesuai kebutuhan
Rencakana dan persiapkan kelahiran bersih dan aman
Nasihat ibu tanda bahaya!
7. Pemeriksan umum : jantung & paru, reflex, tanda vital (TD<, nadi, Suhu, RR)
Keadaan umum, status gizi, tingkat kesadaran, ada/ tidaknya kelainan bentuk
badan
Inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi
Inspesksi : kloasma gravidarum wajah, konjungtiva pucat.tidak, edema ada/tidak
Leher : Kelenjar limfe atau gondok
Dada : membesar kedepan /samping, keadaan pusat, pigmentasi line alba, striae
gravidarum
Vulva : lihat perineum, chadwick sign, flour
Ekstremitas : varises
8. Leopold 1 : usia kehamilan, bagian dlm fundus
Berdiri sebelah kanan, hadap muka, kaki dibengkokkan pada lutut dan lipat
paha, lekungkan jari kedua tangan, taba bagian atas fundus
Kepala : keras, bundar, melenting
Bokong : lunak, kurang bundar, kurang melenting
Leopold 2 : letak punggung dan bagian kecil anak
Letak 2 tgn pada sisi uterus, tentukan bagian terkecil bayi
Leopold 3 : bagian terbawah, tentukan sudah terpegang oleh PAP
Tekan ibu jari dan jari tengah salah satu tangan scr lembut dan masuk ke
abdomen diatas simpsis pubis. Pgang presentasi bayi , bagian apa yang jadi
presemtas tsb.
9. Leopold 4 : bagian bawah dan seberapa masuk bagian bawah ke dlm rongga
panggul
Letak kedua tangan di sisi bawah uterus lalu tekan ke dalam dan gerakkan jari
ke arah rongga paggul, dimana tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi
telah masuk.
Tidak tilakukan jika kepala masih tinggi
Pemeriksaan leopold lengkap : bisa dilakukan jika janin cukup besan , kira2 16
mgg +
10. 1. auskultasi US doppler, fetoskop, stetoskop
DJJ intermitten : selang waktu kala I persalinan dan tiap 5 menit kala II
persalinan
Dilakukan sebelum obat diberiksan dan anastesi, sebelum periode ambulasi dan
sebelum merobek membrane
catat
11.
12. Interpretasi : n 120-160 dpm
Abnorma l
1. djj antara kontraksi kurang dr 100 dpm
Kurang dari 100 dpm 30 detik setelah kontraksi
Lebih dari 160 dpm bilan tjadi melalui 3 atau lebih kontraksi pada pasien
beresiko
13. Rumus Johnson Toshack (Johnson Toshack Estimated Fetal Weight)
1. JEFW (gram) = (FH in cm –n) x 155 (konstanta)
n=11 bila kepala dibawah spina ichiadica
n= 12 bila kepala diatas spina sichiadica
N=13 bila kepala belum masuk PAP
2. Rumus Risanto ( Risanto Estimated Fetal Weight)
REFW : Y (gram) = 126,7 X -931.5
X = fundal height (cm)
Y = fetal weght (gram)
3. USG
14. Tanda pasti hamil
1. Gerakan janin dalam Rahim
A. Terlihat/teraba gerakan janin
B. Teraba bagian-bagian janin
2. Denyut Jantung Janin
A. Didengar dgn stetoskop laenec, alat CTG Doppler
B. USG
C. Roentgen
15. 22-28 mg 24-25 cm atas simfisis
28 mg 26,7 cm
30 mg 29,5-30 cm
32 mg 29,5-20
34 mg 31 cm
36 mg 32 cm
38 mg 33 cm
40 mg 37,7
16. Jarak fundus ke simfisis = usia kehamilan (bln ) x 3,5
17.
18. Pengertian:
Cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada umur
kehamilan ≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud melihat
hubungan perubahan denyut jantung dengan gerakan janin.
Fungsi:
1. Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran DJJ dalam
hubungannya dengan gerakan/aktivitas janin.
2. Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan
apakah bayi menerima cukup oksigen.
3. Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin (DJJ) dalam hubungannya
dengan gerakan atau aktivitas janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik,
pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi denyut jantung
janin.
19. Cara melakukan:
1. Persiapan tes tanpa kontraksi:
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam setelah sarapan dan tidak boleh
diberikan sedatif.
20. 1. Pasien ditidurkan secara sanatai semi fowler 45 ̊ miring ke kiri.
2. Tekanan darah diukur setiap 10 menit.
3. Dipasang kardio dan tokodinamometer.
4. Frekuensi jantung janin dicatat.
5. Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi.
6. Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit.
7. Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama
8. 30 menit tidak reaktif, pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan
pemeriksaan ulang 2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan di pagi
hari setelah 2 jam sarapan).
22. Interpretasi Kriteria
Reaktif ( Kategori I) • Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit
• Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit
• Gerakan janin terutama gerakan multiple dan berjumlah 5 gerakan atau
lebih dalam 20 menit.
• Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pada “omega” pada NST yang
reaktif berarti janin dalam keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu
kemudian.
Non reaktif ( Kategori II) • Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit
• Variabilitas denyut jantung kurang dari 6 atau lebih per menit
• Gerakan janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit.
• Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan
rangsangan dari luar antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada
bentuk antar yaitu kurang reaktif.
Meragukan Grafik DJJ tidak dapat diintrepetasi karena grafik EFM tidak muncul atau
terlihat grafik yang bukan DJJ dasar (umumnya terjadi pada janin yang
sangat aktif).
23.
24. NST reaktif dianggap indikator yang sangat baik untuk mengetahui kesejahteraan
janin pada trimester ke tiga karena janin pasti menerima suplai oksigen yang
adekuat dan nutrient lain melalui plasenta dan secara neurologis tidak mengalami
depresi agar terjadi akselerasi DJJ yang dikaitkan erat dengan gerakan janin.
Reaktivitas DJJ merupakan tahap perkembangan janin yang sangat penting, yang
biasanya terjadi pada usia kandungan antara 28 dan 32 minggu.
Biasanya janin mempunyai pola DJJ yang memiliki akselerasi dan deselerasi
multiple beragam, yang membuat interprestasi kesejahteraan janin menjadi sangat
sulit. Deselerasi mulitiple yang beragam ini secara umum diyakini menunjukkan
kompresi tali pusat yang intermitten, dan tampaknya sering terjadi ketika
pergerakan janin dalam kondisi oligohidramnion. Jika variabel deselarasi ringan,
singkat (kurang dari 30 detik), dan tidak berulang, maka deselerasi ini tidak
dikaitkan dengan hasil akhir kehamilan yang buruk. Jika ternyata frekuensi
deselarasi lebih dari 3 kali dalam 20 menit atau durasi lebih dari 1 menit, maka
terjadi peningkatan resiko persalinan seksaria atau kematian janin.