SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
LAPORAN PENDAHULUAN
STASE BAYI BARU LAHIR
SKRINING HYPOTIROID KONNGENITAL
Windiani Susan : 2250351081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU TEKNOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2022/2023
LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan investasi untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N)
dinyatakan bahwa dalam rangka mewujudkan SDM yang berkualitas dan
berdaya saing, maka kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan
peningkatan daya beli keluarga/masyarakat adalah tiga pilar utama untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Indonesia.
Deteksi dini kelainan bawaan melalui skrining bayi
baru lahir (SBBL) merupakan salah satu upaya
mendapatkan generasi yang lebih baik.
Skrining atau uji saring pada bayi baru lahir (Neonatal
Screening) adalah tes yang dilakukan pada saat bayi
berumur beberapa hari untuk memilah bayi yang
menderita kelainan kongenital dari bayi yang sehat.
Hal ini untuk mendeteksi dini gangguan kongenital
sehingga bisa segera dilakukan intervensi.
HK
• Hipotiroid Kongenital (HK) merupakan penyakit
yang cukup banyak ditemui, dan sangat jarang
memperlihat gejala klinis pada awal kehidupan.
• Pada kasus dengan keterlambatan penemuan dan
pengobatan dini, anak akan mengalami
keterbelakangan mental dengan kemampuan IQ
dibawah 70
EPIDEMIOLOGI
• Hipotiroid kongenital merupakan kelainan endokrin kongenital
yang paling sering, dapat terjadi pada 1 dari 3000 sampai 4000
bayi baru lahir.
• 2 kali lebih sering pada bayi perempuan
• Bersifat sporadic
• Mutasi kasus HK banyak ditemukan,tapi sebagian besar populasi
tidak diketahui
ETIOLOGI
•Hipotiroid kongenital dapat bersifat transien
atau permanen dan di klasifikasikan sesuai letak
gangguannya: primer (kelenjar tiroid) atau
sekunder/sentral (hipofisis dan/atau
hipotalamus).
KLASIFIKASI HIPOTIROID KONGENITAL
1.Tidak Adanya Kelenjar Tiroid (Athyrosis)
2.Kelenjar Tiroid Ektopik
3. Malformasi Kelenjar Tiroid pada Posisi Normal
(Hypoplasia)
4.(Dysmorphogenesis) Kelenjar Tiroid Tumbuh dengan
Normal Namun Tidak Dapat Berfungsi Optimal
EFEK NEONATUS DAN BAYI YANG TIDAK
DITANGANI
•Keterlambatan Pertumbuhan
•Keterlambatan Perkembangan
Mental
•Jaundice Persisten
LEBIH DARI 95 % BAYI DENGAN HK TIDAK
MEMPERLIHATKAN GEJALA SAAT
DILAHIRKAN. KALAUPUN ADA SANGAT SAMAR
DAN TIDAK KHAS
• Bayi dengan gejala hipotiroid kongenital: makroglosi,
hernia umbilikalis, kulit kering bersisik,udem skrotum.
ANAK PEREMPUAN DENGAN HIPOTIROID KONGENITAL.
(GAMBAR A) WAJAH KHAS,LIDAH BESAR.(GAMBAR B) LIDAH
BESAR, WAJAH KHAS EDEMATUS.
ALGORITMA DIAGNOSTIK HIPOTOROID
KONGENITAL
GEJALA DAN TANDA YANG DAPAT
MUNCUL:
Letargi (aktivitas menurun)
Ikterus (kuning)
makroglosi (lidah besar)
hernia umbilikalis (bodong)
hidung pesek
konstipasi
kulit kering
skin mottling (cutis
marmorata)/burik
 mudah tersedak
suara serak
hipotoni (tonus otot menurun)
ubun-ubun melebar
perut buncit
mudah kedinginan (intoleransi
terhadap dingin)
miksedema (wajah sembab)
udem scrotum
DAMPAK
1. Dampak terhadap Anak
 Kecacadan
 Gangguan pertumbuhan fisik secara keseluruhan
 Retardasi mental
2. Dampak terhadap keluarga
 Beban keluarga krn mendapat pendidikan,pengawasan,dan perawatan khusus
 Psikososial menjadi rendah diri karena stigma keluarga dan masyarakat
3. Dampak terhadap negara
 Negara menanggung biaya pendidikan pengobatan 1600 per tahun
 Berkurangnya sdm yang berkualitas
SKRINING HIPOTIROID
KONGENITAL (SHK)
• adalah skrining/uji saring untuk memilah bayi
yang menderita HK dari bayi yang bukan
penderita
• SHK bukan hanya pemeriksaan labolatorium tapi
merupakan suatu sistem mengintegrasikan
prosedur maupun individu yang terlibat
LATAR BELAKANG MASALAH
Peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia
& Berdaya Saing
Kesehatan
• Pelayanan Kesehatan Berkualitas
• Peningkatan Kompetensi SDM Nakes
• Optimalisasi sarana dan prasarana
• Pengembangan RS Daerah dan Rujukan
Pendidikan
Peningkatan Daya Beli Keluarga/Masyarakat
• Penurunan AKI dan AKB
• Angka gizi kurang dan atau
gizi buruk balita dan maternal
• Penurunan Balita Stunting
• Peningkatan PHBS
HASIL TSH
TINGGI
RENDAH
1. NORMAL
2. RENDAH PALSU (?)
1. KECURIGAAN HIPOTIROID
2. TINGGI PALSU (?)
 PENGULANGAN PENGAMBILAN SPESIMEN
 PENGULANGAN PENGUJIAN SPESIMEN
(INTERNAL LABORATORIUM)
LATAR BELAKANG MASALAH
RISIKO
INSIDENSI
HIPOTIROID
KONGENITAL
MENGAPA PERLU SHK
• Bayi baru lahir tidak menunjukan gejala sehinnga sering tidak terdiagnosis
• Deteksi dini diperlukan sehingga apabila positif dapat segera diobati agar anak
tumbang sesuai potensi genetik
DASAR KEBIJAKAN
• (HK) adalah keadaan menurun atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat
sejak bayi baru lahir, sangat jarang memperlihatkan gejala klinis pada awal kehidupan,
akan tetapi pada kasus yang terlambat dideteksi dan pengobatannya, anak akan
mengalami gangguan pertumbungan dan perkembangan serta keterbelakangan
mental
• kunci keberhasilan pengobatan anak dengan HK adalah dengan Neonatal
Screening/deteksi dini terhadap seluruh bayi usia 48–72 jam melalui pemeriksaan
laboratorium dan pengobatan sebelum anak berumur 1 bulan
LANJUTAN
• UU NO. 36 TAHUN 2009
Upaya Kesehatan anakmerupakan bian dari upaya secara keseluruhan. Pemerintah menetapkan standar/kriteria
Kesehatan bayi dan anak
• PERMENKES NO. 25 TAHUN 2014 TENTANG UPAYA KESEHATAN ANAK
SHK merupakan bagian dari pelayanan kesehatan bayi baru lahir
• PERMENKES NO. 78 TAHUN 2014 TENTANG SKRINNING HIPOTIROID KONGENITAL
Tugas dan tanggungjawab pemerintah, pemdaprovinsi, dan kab/kota,ditujukan untuk mencegah terjadinya hambatan
pertumbuhan dan retardasi mental BBL
• PERCEPATAN PELAKSANAAN SHK berdasarkan beberapa surat edaran Dirjen Pelayanan Kesehatan
PERMENKES 25
TAHUN 2014 TENTANG UPAYAKESEHATAN ANAK
 Pelayanan kesehatan Bayi Baru Lahir dilaksanakan
melalui:
a. Pelayanan kesehatan neonatal esensial;
b. Skrining Bayi Baru Lahir; dan
c. Pemberian komunikasi, informasi, edukasi kepada ibu dan keluarganya.
 Skrining Bayi Baru lahir:
 Dilakukan terhadap setiap bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan.
 Paling sedikit meliputi skrining hipotiroid kongenital.
 Skrining hipotiroid kongenital dilakukan melalui pengambilan sampel darah
pada bayi usia 48 (empat puluh delapan) sampai 72 (tujuh puluh dua) jam.
 Apabila positif, pengobatan diberikan sebelum usia 1 bulan
PERMENKES NO
78 TAHUN 2014
TENTANG SHK
 SHK ditujukan untuk mencegah
terjadinya hambatan pertumbuhan dan
retardasi mental
 SHK dilakukan pada bayi usia 48 s.d.72 jam.
 SHK harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
 Pelaksanaan:
 Praskrining: sosialisasi, advokasi, dan evaluasi
termasuk pelatihan.
 Proses skrining.
 Pasca skrining: tes konfirmasi
terhadap bayi yang telah dilakukan
skrining untuk menegakkan
diagnosis HK pada bayi dengan
hasil skrining tidak normal.
 Setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan SHK wajin melakukan
pencatatan pelaporan secara berjenjang
Skrining BBL
Dasar Hukum
KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN SHK
SE DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN NOMOR: HK.02.02/II/3398/2022, TANGGAL
13 OKTOBER 2022
• Setiap fasilitas pelayanan kesehatan baik
milik pemerintah, pemerintah daerah, dan
swasta yang menyelenggarakan
pertolongan persalinan wajib melakukan
SHK pada bayi baru lahir
• Kegaiatan yg dilakukan,pengambilan
sampel darah pada bayi usia 48-72 jam
oleh nakes
• Mengirim sampel darah ke laboratorium
rujukan SHK 
Laboratorium rujukan SHK
 Fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pertolongan
persalinan wajib melakukan SHK
menyusun pencatatan dan
pelaporan
Hasil
TSH
tinggi
Tes konfirmasi
*serum FT 4
dibawah normal
*FT 4,TSH> 20
u/ml (2x
pemeriksaan
Re-anamnesis
Pem fisik
Pem
penunjang
Pemanataun
berkala
Pengobatan dan pemantauan
berkala dilakukan di bawah
pengawasan dokter Spesialis
Anak
Tatalaksana hypotiroid kongenital
MEKANISME PELAKASANAAN PROGRAM SHK
ALUR PELAKASANAAN
PROSES PEMERIKSAAN
1. 1. TENAGA KESEHATAN TERLATIH/ KOMPETEN
• Dokter, Perawat, Bidan, Analis Kesehatan
• Mengikuti kegiatan pelatihan dan Training of Trainer (TOT) SHK
• Hand hygiene
• Menggunakan alat pelindung diri (APD)
A. PERSIAPAN
PROSES SKRINING
2. 2. MELIBATKAN ORANGTUA-KELUARGA BAYI
3. 3. PENILAIAN KONDISI BAYI
4. FORMULIR DAN PERALATAN
A. PERSIAPAN
1. Sarung tangan steril non powder
2. Lancet
3. Kotak limbah tajam/safety box
4. Kertas saring/DBS
5. Kapas
6. Alkohol 70% atau alcohol swab
7. Kasa steril
8. Rak pengering ˅
˅ ˅
˅
˅ ˅
˅
˅
PROSES SKRINING
4. FORMULIR DAN PERALATAN
A. PERSIAPAN
1. FORMULIR KERTAS SARING:
• TIDAK KOTOR / TERKONTAMINASI
SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH
PENGAMBILAN DARAH
• TIDAK BANYAK DISENTUH PETUGAS
LAIN.
• DATA DITULIS DENGAN JELAS DAN
LENGKAP, MENGGUNAKAN HURUF
KAPITAL
• HINDARI KESALAHAN MENULIS DATA.
PROSES SKRINING
B. PENGAMBILAN SPESIMEN
1. Waktu pengambilan (timing)
Paling ideal : umur bayi 48 sampai 72 jam.
Pada keadaan tertentu pengambilan darah masih dapat ditolerir antara 24–72 jam
PROSES SKRINING
2.. Metode pengambilan
Teknik pengambilan darah yang digunakan adalah
melalui tumit bayi (heel prick).
Lokasi penusukan : Bagian lateral kanan atau kiri tumit
3. Prosedur Pengambilan spesimen
• Posisikan kaki lebih rerndah dari kepala bayi
• Hangatkan tumit (Menggosok gosok dengan jari atau kompres kain
hangat, (temperatur tidak melebihi 40oc )
• Bersihkan daerah yang akan ditusuk dgn alkohol 70% dan biarkan kering
B. PENGAMBILAN SPESIMEN
PROSES SKRINING
3. Prosedur Pengambilan spesimen
Tusuk tumit dengan lanset steril
Ujung lancet berbentuk pisau (blade tip lancet)
B. PENGAMBILAN SPESIMEN
Usap tetes darah pertama dengan kain kasa steril
PROSES SKRINING
3. Prosedur Pengambilan spesimen
B. PENGAMBILAN SPESIMEN
• Lakukan pijatan lembut sehingga terbentuk tetes darah yang cukup
besar.
• Hindarkan gerakan memeras yang akan mengakibatkan hemolisis atau
darah tercampur cairan jaringan
• Teteskan darah ke tengah bulatan kertas saring sampai bulatan terisi
penuh dan tembus kedua sisi.
• Hindarkan tetesan darah yang berlapis-lapis (layering).
PROSES SKRINING
3. Prosedur Pengambilan spesimen
B. PENGAMBILAN SPESIMEN
• Tekan bekas tusukan dengan kasa/kapas steril sambil
mengangkat tumit bayi sampai berada diatas kepala bayi
• Diamkan dan keringkan specimen dalam kertas saring/DBS
PROSES SKRINING
4. Evaluasi hasil pengambilan spesimen
B. PENGAMBILAN SPESIMEN
PROSES SKRINING
5. Pengeringan Spesimen
B. PENGAMBILAN SPESIMEN
Segera letakkan di rak pengering dengan posisi horisontal atau
diletakkan di atas permukaan datar yang kering dan non-
absorbent.
Spesimen akan kering kira-kira dalam waktu 3 - 4 jam
Biarkan spesimen di atas rak pengering sebelum dikirim ke
laboratorium.
C. TATA LAKSANA SPESIMEN
Jangan menyimpan spesimen di dalam lemari es, di
dalam laci (tanpa silica gel), ataupun kena panas dan
sinar matahari langsung)
Jangan meletakkan pengering spesimen berdekatan
dengan bahan-bahan yang mengeluarkan uap seperti cat,
aerosol, dan insektisida
PROSES SKRINING
C. TATA LAKSANA SPESIMEN
1. Saat menyusun spesimen dalam amplop atau kotak, bercak darah jangan
saling bersentuhan. Untuk itu bercak darah yang di atas diputar 180 derajat,
sehingga berada di ujung kartu yang lain, demikian seterusnya.
2. Masukan seluruh sampel kedalam amplop dan sertakan daftar spesimen yang
dikirim
3. Amplop berisi spesimen dimasukkan ke dalam kantong plastik agar tidak
tertembus cairan/kontaminan.
PROSES SKRINING
C. TATA LAKSANA SPESIMEN
Pengiriman/transpor sampel
• Perjalanan pengiriman dianjurkan tidak lebih dari 3 hari
• Paling lambat 7 hari setelah pengambilan sudah diterima di laboratorium
perujuk
PROSES SKRINING
PROSES ANALISIS SPESIMEN
Hasil SHK yang dikirimkan kepada Faskes Pemberitahuan Hasil TSH yang positif
PENGOBATAN
• Bayi yang sudah ditetapkan menderita HK,
segera diberi pengobatan dengan pengganti
hormon tiroid yaitu berupa tablet tiroksin yang
bisa digerus kemudiaan dicampur ASI atau air
diberikan satu kali sehari. Khasiat obat sama
seperti hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
gondok.
KESIMPULAN
• Skrining hipotiroid kongenital bertujuan untuk mendeteksi kelainan sedini
mungkin guna mencegah kerusakan otak yang permanen dengan memberikan
pengobatan sebelum anak berusia 1 bulan. Selama obat diberikan dengan
takaran yang benar secara teratur, anak dengan hipotiroid akan memperlihatkan
pertumbuhan dan perkembangan seperti anak normal bisa sekolah dan bekerja
• Skrining HK akan sangat menguntungkan bagi anak, keluarga dan bangsa dan
seyogyanya didukung oleh semua petugas kesehatan dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1. SusantoR,Julia M.2010.GangguanKelenjarTiroid.Dalam:BatubaraJR,TridjajaB,PulunganAB,penyunting.Bukuajar endokrinologianak.UKKEndokrinologiAnakdanRemajaIDAI.
Jakarta:BadanPenerbitIDAI.Hal. 205-21.RustanaDiet.2015.
2. RustanaDiet.2015.PentingnyaSkriningHipotiroidPadaBayi.Jakarta:UKKEndokrinologiIDAI.
Diunduh dari HTTP://WWW.IDAI.OR.ID/ARTIKEL/SEPUTAR-KESEHATAN- ANAK/PENTINGNYA-SKRINING-HIPOTIROID-PADA-
BAYI
Diakses pada 7 Maret 2020
3. KemenkesRI.2016.ProfilKesehatanIndonesiaTahun2015,KementerianKesesehatanRepublikIndonesia, Jakarta.
4. KumorowulanS&SupadmiS. 2010.HipotiroidKongenital.JurnalMediaMikroIndonesiaVol.3.
5. AnggrainiR,PatraSY&JuliaM.2017.KetepatanWaktuPelayananSkriningHipotiroidKongenitaldiJogjakarta.JurnalIkatanDokterAnakIndonesia(IDAI)
Diunduh dari : https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1109 Diakses pada 4 Maret 2020
6.AgrawalPankaj,RajeevPhilip,SaranSanjay,etal. 2015.CongenitalHypothyroidsm.Indian JEndocrinologyMetabolic.India:NationalCenterofBiotechnologyInformation.
Diunduh dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4319261/ Diakses pada 6 Maret 2020.
7.MarcdanteKJ, KliegmanRM,JensonHB,BehrmanRE. 2014.KelainanTiroid,NELSONIlmu KesehatanAnak,Singapore:SAUNDERSELSIVIER.h- 710-12
8.YatiNP,UtariA, TridjajaB,penyunting.2017.DiagnosisdanTataLaksanaHipotiroidKongenital.PanduanPraktikkKlinisIkatanDokterAnak Indonesia.Jakarta:BadanPenerbit
IDAI.
DAFTAR PUSTAKA
9. Coakley,John C.,dan John C. 2009.CongenitalHypothyroidism:An InformationGuide For Parents.Education
ResearchCenterof RoyalChildren’sHospital:Victoria –Australia,pp.101-115.
10.Agarwal,Ramesh,Vandana J,Ashok D, danVinod P. 2008.CongenitalHypothyroidism.Departmentof
Pediatric:All IndiaInstituteof MedicalSciences(AIIMS). NICU: New Delhi India.Didapatdari
www.newbornwhocc.org Diakses pada4 maret 2020
11. NajjarSS,AbobakrAM. 2001.TheThyroid.Textbookof ClinicalPediatrics.Philadelphia:LIPPINCOTT
WILLIAMS & WILKINS.
12. Prasetyowaty,Ridwan M. 2015.HipotiroidKongenital.JurnalKesehatanMetroSaiWawaiVolumeVIII No 2
EdisiDesember 2015 ISSN: 19779-469.
WASALAMUALAIKUM WR.WB

More Related Content

What's hot

KAK Kelas Balita 2020.doc
KAK Kelas Balita 2020.docKAK Kelas Balita 2020.doc
KAK Kelas Balita 2020.docProgramAnakBL
 
12. contoh kuesioner smd
12. contoh kuesioner smd12. contoh kuesioner smd
12. contoh kuesioner smdMhd ansyari
 
PPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptx
PPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptxPPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptx
PPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptxmutya11
 
2.SOP REFRESING KADER.docx
2.SOP REFRESING KADER.docx2.SOP REFRESING KADER.docx
2.SOP REFRESING KADER.docxRHarumingPutri
 
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi burukStandar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi burukyusup firmawan
 
Pelaksanaan PMT Lokal.ppt
Pelaksanaan PMT Lokal.pptPelaksanaan PMT Lokal.ppt
Pelaksanaan PMT Lokal.pptSelviDestyani1
 
Buku panduan pelaksanaan pispk masa pandemi covid 19 serta adaptasi kebiasaan...
Buku panduan pelaksanaan pispk masa pandemi covid 19 serta adaptasi kebiasaan...Buku panduan pelaksanaan pispk masa pandemi covid 19 serta adaptasi kebiasaan...
Buku panduan pelaksanaan pispk masa pandemi covid 19 serta adaptasi kebiasaan...Tini Wartini
 
Penimbangan BB dan Pengukuran TB
Penimbangan BB dan Pengukuran TBPenimbangan BB dan Pengukuran TB
Penimbangan BB dan Pengukuran TBHealth
 
Standar operasional prosedur konseling gizi
Standar operasional prosedur konseling giziStandar operasional prosedur konseling gizi
Standar operasional prosedur konseling giziyusup firmawan
 
Standar operasional prosedur pemantauan pertumbuhan di posyandu
Standar operasional prosedur pemantauan pertumbuhan di posyanduStandar operasional prosedur pemantauan pertumbuhan di posyandu
Standar operasional prosedur pemantauan pertumbuhan di posyanduyusup firmawan
 
PAPARAN LINSEK TW1 2022 (1).pptx
PAPARAN LINSEK TW1 2022 (1).pptxPAPARAN LINSEK TW1 2022 (1).pptx
PAPARAN LINSEK TW1 2022 (1).pptxDewievita1973
 
3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)BidangTFBBPKCiloto
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converteddr. Bobby Ahmad
 
Standar operasional prosedur mp asi
Standar operasional prosedur mp asiStandar operasional prosedur mp asi
Standar operasional prosedur mp asiyusup firmawan
 
DO Posyandu Aktif.pdf
DO Posyandu Aktif.pdfDO Posyandu Aktif.pdf
DO Posyandu Aktif.pdfsari203674
 

What's hot (20)

KAK Kelas Balita 2020.doc
KAK Kelas Balita 2020.docKAK Kelas Balita 2020.doc
KAK Kelas Balita 2020.doc
 
Kebijakan pis pk
Kebijakan pis pkKebijakan pis pk
Kebijakan pis pk
 
12. contoh kuesioner smd
12. contoh kuesioner smd12. contoh kuesioner smd
12. contoh kuesioner smd
 
UKP DAN MUTU.doc
UKP DAN MUTU.docUKP DAN MUTU.doc
UKP DAN MUTU.doc
 
PPT LINSEK TW 2 (2).pptx
PPT LINSEK TW 2 (2).pptxPPT LINSEK TW 2 (2).pptx
PPT LINSEK TW 2 (2).pptx
 
PPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptx
PPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptxPPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptx
PPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptx
 
STUNTING.ppt
STUNTING.pptSTUNTING.ppt
STUNTING.ppt
 
2.SOP REFRESING KADER.docx
2.SOP REFRESING KADER.docx2.SOP REFRESING KADER.docx
2.SOP REFRESING KADER.docx
 
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi burukStandar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
 
Pelaksanaan PMT Lokal.ppt
Pelaksanaan PMT Lokal.pptPelaksanaan PMT Lokal.ppt
Pelaksanaan PMT Lokal.ppt
 
RUK-RPK
RUK-RPK RUK-RPK
RUK-RPK
 
Buku panduan pelaksanaan pispk masa pandemi covid 19 serta adaptasi kebiasaan...
Buku panduan pelaksanaan pispk masa pandemi covid 19 serta adaptasi kebiasaan...Buku panduan pelaksanaan pispk masa pandemi covid 19 serta adaptasi kebiasaan...
Buku panduan pelaksanaan pispk masa pandemi covid 19 serta adaptasi kebiasaan...
 
Penimbangan BB dan Pengukuran TB
Penimbangan BB dan Pengukuran TBPenimbangan BB dan Pengukuran TB
Penimbangan BB dan Pengukuran TB
 
Standar operasional prosedur konseling gizi
Standar operasional prosedur konseling giziStandar operasional prosedur konseling gizi
Standar operasional prosedur konseling gizi
 
Standar operasional prosedur pemantauan pertumbuhan di posyandu
Standar operasional prosedur pemantauan pertumbuhan di posyanduStandar operasional prosedur pemantauan pertumbuhan di posyandu
Standar operasional prosedur pemantauan pertumbuhan di posyandu
 
PAPARAN LINSEK TW1 2022 (1).pptx
PAPARAN LINSEK TW1 2022 (1).pptxPAPARAN LINSEK TW1 2022 (1).pptx
PAPARAN LINSEK TW1 2022 (1).pptx
 
3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 
Standar operasional prosedur mp asi
Standar operasional prosedur mp asiStandar operasional prosedur mp asi
Standar operasional prosedur mp asi
 
DO Posyandu Aktif.pdf
DO Posyandu Aktif.pdfDO Posyandu Aktif.pdf
DO Posyandu Aktif.pdf
 

Similar to LP BBL SHK WINDIANI SUSAN.pptx

Deteksi dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam 1000 HPK.pptx
Deteksi dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam 1000 HPK.pptxDeteksi dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam 1000 HPK.pptx
Deteksi dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam 1000 HPK.pptxsandinay1
 
Program SHK 2022.ppt
Program SHK 2022.pptProgram SHK 2022.ppt
Program SHK 2022.pptRezaMaretta2
 
Shk by fitri 2014
Shk by fitri 2014Shk by fitri 2014
Shk by fitri 2014Kia Luwu
 
SDIDTK 1000 Hari Pertama Kehidupan Early Life
SDIDTK 1000 Hari Pertama Kehidupan Early LifeSDIDTK 1000 Hari Pertama Kehidupan Early Life
SDIDTK 1000 Hari Pertama Kehidupan Early LifeRevolusi Ilmiah
 
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programAsuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programekaarum
 
Pentingnya SHK 240523.pptx
Pentingnya SHK 240523.pptxPentingnya SHK 240523.pptx
Pentingnya SHK 240523.pptxAnggitaDwiP1
 
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,pjj_kemenkes
 
Asuhan pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita Normal dan Abnormal
Asuhan pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita Normal dan AbnormalAsuhan pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita Normal dan Abnormal
Asuhan pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita Normal dan AbnormalGita Kostania
 
scribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdf
scribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdfscribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdf
scribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdfHerman673394
 
BAB IX MU - BBL, BAYI, BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH - 08072021.pdf
BAB IX MU - BBL, BAYI, BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH - 08072021.pdfBAB IX MU - BBL, BAYI, BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH - 08072021.pdf
BAB IX MU - BBL, BAYI, BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH - 08072021.pdfGumalarubiah
 
ORIENTASI SHK 091122.pptx
ORIENTASI SHK 091122.pptxORIENTASI SHK 091122.pptx
ORIENTASI SHK 091122.pptxvivifebri
 
PPT Ericha Octavianna Putri pemerik.pptx
PPT Ericha Octavianna Putri pemerik.pptxPPT Ericha Octavianna Putri pemerik.pptx
PPT Ericha Octavianna Putri pemerik.pptxambariahasib
 
Deteksi dini dan pencegahan STUNTING.pptx
Deteksi dini dan pencegahan STUNTING.pptxDeteksi dini dan pencegahan STUNTING.pptx
Deteksi dini dan pencegahan STUNTING.pptxEva Munir
 
MATERI KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptx
MATERI  KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptxMATERI  KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptx
MATERI KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptxpolinaranteallo72
 
Askeb bbl azalea
Askeb bbl azaleaAskeb bbl azalea
Askeb bbl azaleaKikifw
 
PASKA NICU.ppt
PASKA NICU.pptPASKA NICU.ppt
PASKA NICU.pptRSUDBajawa
 
pptstuntingniken-190927214831.pptx
pptstuntingniken-190927214831.pptxpptstuntingniken-190927214831.pptx
pptstuntingniken-190927214831.pptxaditya303791
 
PPT Lapsus-Nasywa Maharani Yudiantara-2130912320016.pptx
PPT Lapsus-Nasywa Maharani Yudiantara-2130912320016.pptxPPT Lapsus-Nasywa Maharani Yudiantara-2130912320016.pptx
PPT Lapsus-Nasywa Maharani Yudiantara-2130912320016.pptxMuhammadHalilGibran
 
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.pptoktaviaindah6
 

Similar to LP BBL SHK WINDIANI SUSAN.pptx (20)

Deteksi dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam 1000 HPK.pptx
Deteksi dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam 1000 HPK.pptxDeteksi dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam 1000 HPK.pptx
Deteksi dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam 1000 HPK.pptx
 
Program SHK 2022.ppt
Program SHK 2022.pptProgram SHK 2022.ppt
Program SHK 2022.ppt
 
Shk by fitri 2014
Shk by fitri 2014Shk by fitri 2014
Shk by fitri 2014
 
SDIDTK 1000 Hari Pertama Kehidupan Early Life
SDIDTK 1000 Hari Pertama Kehidupan Early LifeSDIDTK 1000 Hari Pertama Kehidupan Early Life
SDIDTK 1000 Hari Pertama Kehidupan Early Life
 
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programAsuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
 
Pentingnya SHK 240523.pptx
Pentingnya SHK 240523.pptxPentingnya SHK 240523.pptx
Pentingnya SHK 240523.pptx
 
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
Modul 1 4 asuhan bayi baru lahir,
 
Asuhan pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita Normal dan Abnormal
Asuhan pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita Normal dan AbnormalAsuhan pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita Normal dan Abnormal
Asuhan pada Neonatus, Bayi, dan Anak Balita Normal dan Abnormal
 
scribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdf
scribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdfscribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdf
scribd.vdownloaders.com_upaya-inovasi-stunting-kalsel-27-juni-2019.pdf
 
BAB IX MU - BBL, BAYI, BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH - 08072021.pdf
BAB IX MU - BBL, BAYI, BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH - 08072021.pdfBAB IX MU - BBL, BAYI, BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH - 08072021.pdf
BAB IX MU - BBL, BAYI, BALITA DAN ANAK USIA PRA SEKOLAH - 08072021.pdf
 
ORIENTASI SHK 091122.pptx
ORIENTASI SHK 091122.pptxORIENTASI SHK 091122.pptx
ORIENTASI SHK 091122.pptx
 
PPT Ericha Octavianna Putri pemerik.pptx
PPT Ericha Octavianna Putri pemerik.pptxPPT Ericha Octavianna Putri pemerik.pptx
PPT Ericha Octavianna Putri pemerik.pptx
 
Skrining pada bayi baru lahir
Skrining pada bayi baru lahirSkrining pada bayi baru lahir
Skrining pada bayi baru lahir
 
Deteksi dini dan pencegahan STUNTING.pptx
Deteksi dini dan pencegahan STUNTING.pptxDeteksi dini dan pencegahan STUNTING.pptx
Deteksi dini dan pencegahan STUNTING.pptx
 
MATERI KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptx
MATERI  KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptxMATERI  KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptx
MATERI KADIS DI TAMMUAN MALIK FIKS (1).pptx
 
Askeb bbl azalea
Askeb bbl azaleaAskeb bbl azalea
Askeb bbl azalea
 
PASKA NICU.ppt
PASKA NICU.pptPASKA NICU.ppt
PASKA NICU.ppt
 
pptstuntingniken-190927214831.pptx
pptstuntingniken-190927214831.pptxpptstuntingniken-190927214831.pptx
pptstuntingniken-190927214831.pptx
 
PPT Lapsus-Nasywa Maharani Yudiantara-2130912320016.pptx
PPT Lapsus-Nasywa Maharani Yudiantara-2130912320016.pptxPPT Lapsus-Nasywa Maharani Yudiantara-2130912320016.pptx
PPT Lapsus-Nasywa Maharani Yudiantara-2130912320016.pptx
 
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 

Recently uploaded (20)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 

LP BBL SHK WINDIANI SUSAN.pptx

  • 1. LAPORAN PENDAHULUAN STASE BAYI BARU LAHIR SKRINING HYPOTIROID KONNGENITAL Windiani Susan : 2250351081 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS ILMU TEKNOLOGI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI 2022/2023
  • 2. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan merupakan investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) dinyatakan bahwa dalam rangka mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, maka kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan peningkatan daya beli keluarga/masyarakat adalah tiga pilar utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia.
  • 3. Deteksi dini kelainan bawaan melalui skrining bayi baru lahir (SBBL) merupakan salah satu upaya mendapatkan generasi yang lebih baik. Skrining atau uji saring pada bayi baru lahir (Neonatal Screening) adalah tes yang dilakukan pada saat bayi berumur beberapa hari untuk memilah bayi yang menderita kelainan kongenital dari bayi yang sehat. Hal ini untuk mendeteksi dini gangguan kongenital sehingga bisa segera dilakukan intervensi.
  • 4. HK • Hipotiroid Kongenital (HK) merupakan penyakit yang cukup banyak ditemui, dan sangat jarang memperlihat gejala klinis pada awal kehidupan. • Pada kasus dengan keterlambatan penemuan dan pengobatan dini, anak akan mengalami keterbelakangan mental dengan kemampuan IQ dibawah 70
  • 5. EPIDEMIOLOGI • Hipotiroid kongenital merupakan kelainan endokrin kongenital yang paling sering, dapat terjadi pada 1 dari 3000 sampai 4000 bayi baru lahir. • 2 kali lebih sering pada bayi perempuan • Bersifat sporadic • Mutasi kasus HK banyak ditemukan,tapi sebagian besar populasi tidak diketahui
  • 6. ETIOLOGI •Hipotiroid kongenital dapat bersifat transien atau permanen dan di klasifikasikan sesuai letak gangguannya: primer (kelenjar tiroid) atau sekunder/sentral (hipofisis dan/atau hipotalamus).
  • 7.
  • 8. KLASIFIKASI HIPOTIROID KONGENITAL 1.Tidak Adanya Kelenjar Tiroid (Athyrosis) 2.Kelenjar Tiroid Ektopik 3. Malformasi Kelenjar Tiroid pada Posisi Normal (Hypoplasia) 4.(Dysmorphogenesis) Kelenjar Tiroid Tumbuh dengan Normal Namun Tidak Dapat Berfungsi Optimal
  • 9.
  • 10. EFEK NEONATUS DAN BAYI YANG TIDAK DITANGANI •Keterlambatan Pertumbuhan •Keterlambatan Perkembangan Mental •Jaundice Persisten
  • 11. LEBIH DARI 95 % BAYI DENGAN HK TIDAK MEMPERLIHATKAN GEJALA SAAT DILAHIRKAN. KALAUPUN ADA SANGAT SAMAR DAN TIDAK KHAS • Bayi dengan gejala hipotiroid kongenital: makroglosi, hernia umbilikalis, kulit kering bersisik,udem skrotum.
  • 12. ANAK PEREMPUAN DENGAN HIPOTIROID KONGENITAL. (GAMBAR A) WAJAH KHAS,LIDAH BESAR.(GAMBAR B) LIDAH BESAR, WAJAH KHAS EDEMATUS.
  • 14. GEJALA DAN TANDA YANG DAPAT MUNCUL: Letargi (aktivitas menurun) Ikterus (kuning) makroglosi (lidah besar) hernia umbilikalis (bodong) hidung pesek konstipasi kulit kering skin mottling (cutis marmorata)/burik  mudah tersedak suara serak hipotoni (tonus otot menurun) ubun-ubun melebar perut buncit mudah kedinginan (intoleransi terhadap dingin) miksedema (wajah sembab) udem scrotum
  • 15. DAMPAK 1. Dampak terhadap Anak  Kecacadan  Gangguan pertumbuhan fisik secara keseluruhan  Retardasi mental 2. Dampak terhadap keluarga  Beban keluarga krn mendapat pendidikan,pengawasan,dan perawatan khusus  Psikososial menjadi rendah diri karena stigma keluarga dan masyarakat 3. Dampak terhadap negara  Negara menanggung biaya pendidikan pengobatan 1600 per tahun  Berkurangnya sdm yang berkualitas
  • 16. SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL (SHK) • adalah skrining/uji saring untuk memilah bayi yang menderita HK dari bayi yang bukan penderita • SHK bukan hanya pemeriksaan labolatorium tapi merupakan suatu sistem mengintegrasikan prosedur maupun individu yang terlibat
  • 17. LATAR BELAKANG MASALAH Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia & Berdaya Saing Kesehatan • Pelayanan Kesehatan Berkualitas • Peningkatan Kompetensi SDM Nakes • Optimalisasi sarana dan prasarana • Pengembangan RS Daerah dan Rujukan Pendidikan Peningkatan Daya Beli Keluarga/Masyarakat • Penurunan AKI dan AKB • Angka gizi kurang dan atau gizi buruk balita dan maternal • Penurunan Balita Stunting • Peningkatan PHBS
  • 18. HASIL TSH TINGGI RENDAH 1. NORMAL 2. RENDAH PALSU (?) 1. KECURIGAAN HIPOTIROID 2. TINGGI PALSU (?)  PENGULANGAN PENGAMBILAN SPESIMEN  PENGULANGAN PENGUJIAN SPESIMEN (INTERNAL LABORATORIUM) LATAR BELAKANG MASALAH RISIKO INSIDENSI HIPOTIROID KONGENITAL
  • 19. MENGAPA PERLU SHK • Bayi baru lahir tidak menunjukan gejala sehinnga sering tidak terdiagnosis • Deteksi dini diperlukan sehingga apabila positif dapat segera diobati agar anak tumbang sesuai potensi genetik
  • 20. DASAR KEBIJAKAN • (HK) adalah keadaan menurun atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak bayi baru lahir, sangat jarang memperlihatkan gejala klinis pada awal kehidupan, akan tetapi pada kasus yang terlambat dideteksi dan pengobatannya, anak akan mengalami gangguan pertumbungan dan perkembangan serta keterbelakangan mental • kunci keberhasilan pengobatan anak dengan HK adalah dengan Neonatal Screening/deteksi dini terhadap seluruh bayi usia 48–72 jam melalui pemeriksaan laboratorium dan pengobatan sebelum anak berumur 1 bulan
  • 21. LANJUTAN • UU NO. 36 TAHUN 2009 Upaya Kesehatan anakmerupakan bian dari upaya secara keseluruhan. Pemerintah menetapkan standar/kriteria Kesehatan bayi dan anak • PERMENKES NO. 25 TAHUN 2014 TENTANG UPAYA KESEHATAN ANAK SHK merupakan bagian dari pelayanan kesehatan bayi baru lahir • PERMENKES NO. 78 TAHUN 2014 TENTANG SKRINNING HIPOTIROID KONGENITAL Tugas dan tanggungjawab pemerintah, pemdaprovinsi, dan kab/kota,ditujukan untuk mencegah terjadinya hambatan pertumbuhan dan retardasi mental BBL • PERCEPATAN PELAKSANAAN SHK berdasarkan beberapa surat edaran Dirjen Pelayanan Kesehatan
  • 22. PERMENKES 25 TAHUN 2014 TENTANG UPAYAKESEHATAN ANAK  Pelayanan kesehatan Bayi Baru Lahir dilaksanakan melalui: a. Pelayanan kesehatan neonatal esensial; b. Skrining Bayi Baru Lahir; dan c. Pemberian komunikasi, informasi, edukasi kepada ibu dan keluarganya.  Skrining Bayi Baru lahir:  Dilakukan terhadap setiap bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan.  Paling sedikit meliputi skrining hipotiroid kongenital.  Skrining hipotiroid kongenital dilakukan melalui pengambilan sampel darah pada bayi usia 48 (empat puluh delapan) sampai 72 (tujuh puluh dua) jam.  Apabila positif, pengobatan diberikan sebelum usia 1 bulan
  • 23. PERMENKES NO 78 TAHUN 2014 TENTANG SHK  SHK ditujukan untuk mencegah terjadinya hambatan pertumbuhan dan retardasi mental  SHK dilakukan pada bayi usia 48 s.d.72 jam.  SHK harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.  Pelaksanaan:  Praskrining: sosialisasi, advokasi, dan evaluasi termasuk pelatihan.  Proses skrining.  Pasca skrining: tes konfirmasi terhadap bayi yang telah dilakukan skrining untuk menegakkan diagnosis HK pada bayi dengan hasil skrining tidak normal.  Setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan SHK wajin melakukan pencatatan pelaporan secara berjenjang Skrining BBL Dasar Hukum
  • 24. KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN SHK SE DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN NOMOR: HK.02.02/II/3398/2022, TANGGAL 13 OKTOBER 2022 • Setiap fasilitas pelayanan kesehatan baik milik pemerintah, pemerintah daerah, dan swasta yang menyelenggarakan pertolongan persalinan wajib melakukan SHK pada bayi baru lahir • Kegaiatan yg dilakukan,pengambilan sampel darah pada bayi usia 48-72 jam oleh nakes • Mengirim sampel darah ke laboratorium rujukan SHK  Laboratorium rujukan SHK  Fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pertolongan persalinan wajib melakukan SHK menyusun pencatatan dan pelaporan
  • 25. Hasil TSH tinggi Tes konfirmasi *serum FT 4 dibawah normal *FT 4,TSH> 20 u/ml (2x pemeriksaan Re-anamnesis Pem fisik Pem penunjang Pemanataun berkala Pengobatan dan pemantauan berkala dilakukan di bawah pengawasan dokter Spesialis Anak Tatalaksana hypotiroid kongenital
  • 28. 1. 1. TENAGA KESEHATAN TERLATIH/ KOMPETEN • Dokter, Perawat, Bidan, Analis Kesehatan • Mengikuti kegiatan pelatihan dan Training of Trainer (TOT) SHK • Hand hygiene • Menggunakan alat pelindung diri (APD) A. PERSIAPAN PROSES SKRINING 2. 2. MELIBATKAN ORANGTUA-KELUARGA BAYI 3. 3. PENILAIAN KONDISI BAYI
  • 29. 4. FORMULIR DAN PERALATAN A. PERSIAPAN 1. Sarung tangan steril non powder 2. Lancet 3. Kotak limbah tajam/safety box 4. Kertas saring/DBS 5. Kapas 6. Alkohol 70% atau alcohol swab 7. Kasa steril 8. Rak pengering ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ PROSES SKRINING
  • 30. 4. FORMULIR DAN PERALATAN A. PERSIAPAN 1. FORMULIR KERTAS SARING: • TIDAK KOTOR / TERKONTAMINASI SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH PENGAMBILAN DARAH • TIDAK BANYAK DISENTUH PETUGAS LAIN. • DATA DITULIS DENGAN JELAS DAN LENGKAP, MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL • HINDARI KESALAHAN MENULIS DATA. PROSES SKRINING
  • 31. B. PENGAMBILAN SPESIMEN 1. Waktu pengambilan (timing) Paling ideal : umur bayi 48 sampai 72 jam. Pada keadaan tertentu pengambilan darah masih dapat ditolerir antara 24–72 jam PROSES SKRINING 2.. Metode pengambilan Teknik pengambilan darah yang digunakan adalah melalui tumit bayi (heel prick). Lokasi penusukan : Bagian lateral kanan atau kiri tumit
  • 32. 3. Prosedur Pengambilan spesimen • Posisikan kaki lebih rerndah dari kepala bayi • Hangatkan tumit (Menggosok gosok dengan jari atau kompres kain hangat, (temperatur tidak melebihi 40oc ) • Bersihkan daerah yang akan ditusuk dgn alkohol 70% dan biarkan kering B. PENGAMBILAN SPESIMEN PROSES SKRINING
  • 33. 3. Prosedur Pengambilan spesimen Tusuk tumit dengan lanset steril Ujung lancet berbentuk pisau (blade tip lancet) B. PENGAMBILAN SPESIMEN Usap tetes darah pertama dengan kain kasa steril PROSES SKRINING
  • 34. 3. Prosedur Pengambilan spesimen B. PENGAMBILAN SPESIMEN • Lakukan pijatan lembut sehingga terbentuk tetes darah yang cukup besar. • Hindarkan gerakan memeras yang akan mengakibatkan hemolisis atau darah tercampur cairan jaringan • Teteskan darah ke tengah bulatan kertas saring sampai bulatan terisi penuh dan tembus kedua sisi. • Hindarkan tetesan darah yang berlapis-lapis (layering). PROSES SKRINING
  • 35. 3. Prosedur Pengambilan spesimen B. PENGAMBILAN SPESIMEN • Tekan bekas tusukan dengan kasa/kapas steril sambil mengangkat tumit bayi sampai berada diatas kepala bayi • Diamkan dan keringkan specimen dalam kertas saring/DBS PROSES SKRINING
  • 36. 4. Evaluasi hasil pengambilan spesimen B. PENGAMBILAN SPESIMEN PROSES SKRINING
  • 37. 5. Pengeringan Spesimen B. PENGAMBILAN SPESIMEN Segera letakkan di rak pengering dengan posisi horisontal atau diletakkan di atas permukaan datar yang kering dan non- absorbent. Spesimen akan kering kira-kira dalam waktu 3 - 4 jam Biarkan spesimen di atas rak pengering sebelum dikirim ke laboratorium.
  • 38. C. TATA LAKSANA SPESIMEN Jangan menyimpan spesimen di dalam lemari es, di dalam laci (tanpa silica gel), ataupun kena panas dan sinar matahari langsung) Jangan meletakkan pengering spesimen berdekatan dengan bahan-bahan yang mengeluarkan uap seperti cat, aerosol, dan insektisida PROSES SKRINING
  • 39. C. TATA LAKSANA SPESIMEN 1. Saat menyusun spesimen dalam amplop atau kotak, bercak darah jangan saling bersentuhan. Untuk itu bercak darah yang di atas diputar 180 derajat, sehingga berada di ujung kartu yang lain, demikian seterusnya. 2. Masukan seluruh sampel kedalam amplop dan sertakan daftar spesimen yang dikirim 3. Amplop berisi spesimen dimasukkan ke dalam kantong plastik agar tidak tertembus cairan/kontaminan. PROSES SKRINING
  • 40. C. TATA LAKSANA SPESIMEN Pengiriman/transpor sampel • Perjalanan pengiriman dianjurkan tidak lebih dari 3 hari • Paling lambat 7 hari setelah pengambilan sudah diterima di laboratorium perujuk PROSES SKRINING
  • 42.
  • 43. Hasil SHK yang dikirimkan kepada Faskes Pemberitahuan Hasil TSH yang positif
  • 44. PENGOBATAN • Bayi yang sudah ditetapkan menderita HK, segera diberi pengobatan dengan pengganti hormon tiroid yaitu berupa tablet tiroksin yang bisa digerus kemudiaan dicampur ASI atau air diberikan satu kali sehari. Khasiat obat sama seperti hormon yang dihasilkan oleh kelenjar gondok.
  • 45. KESIMPULAN • Skrining hipotiroid kongenital bertujuan untuk mendeteksi kelainan sedini mungkin guna mencegah kerusakan otak yang permanen dengan memberikan pengobatan sebelum anak berusia 1 bulan. Selama obat diberikan dengan takaran yang benar secara teratur, anak dengan hipotiroid akan memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan seperti anak normal bisa sekolah dan bekerja • Skrining HK akan sangat menguntungkan bagi anak, keluarga dan bangsa dan seyogyanya didukung oleh semua petugas kesehatan dan masyarakat.
  • 46. DAFTAR PUSTAKA 1. SusantoR,Julia M.2010.GangguanKelenjarTiroid.Dalam:BatubaraJR,TridjajaB,PulunganAB,penyunting.Bukuajar endokrinologianak.UKKEndokrinologiAnakdanRemajaIDAI. Jakarta:BadanPenerbitIDAI.Hal. 205-21.RustanaDiet.2015. 2. RustanaDiet.2015.PentingnyaSkriningHipotiroidPadaBayi.Jakarta:UKKEndokrinologiIDAI. Diunduh dari HTTP://WWW.IDAI.OR.ID/ARTIKEL/SEPUTAR-KESEHATAN- ANAK/PENTINGNYA-SKRINING-HIPOTIROID-PADA- BAYI Diakses pada 7 Maret 2020 3. KemenkesRI.2016.ProfilKesehatanIndonesiaTahun2015,KementerianKesesehatanRepublikIndonesia, Jakarta. 4. KumorowulanS&SupadmiS. 2010.HipotiroidKongenital.JurnalMediaMikroIndonesiaVol.3. 5. AnggrainiR,PatraSY&JuliaM.2017.KetepatanWaktuPelayananSkriningHipotiroidKongenitaldiJogjakarta.JurnalIkatanDokterAnakIndonesia(IDAI) Diunduh dari : https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1109 Diakses pada 4 Maret 2020 6.AgrawalPankaj,RajeevPhilip,SaranSanjay,etal. 2015.CongenitalHypothyroidsm.Indian JEndocrinologyMetabolic.India:NationalCenterofBiotechnologyInformation. Diunduh dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4319261/ Diakses pada 6 Maret 2020. 7.MarcdanteKJ, KliegmanRM,JensonHB,BehrmanRE. 2014.KelainanTiroid,NELSONIlmu KesehatanAnak,Singapore:SAUNDERSELSIVIER.h- 710-12 8.YatiNP,UtariA, TridjajaB,penyunting.2017.DiagnosisdanTataLaksanaHipotiroidKongenital.PanduanPraktikkKlinisIkatanDokterAnak Indonesia.Jakarta:BadanPenerbit IDAI.
  • 47. DAFTAR PUSTAKA 9. Coakley,John C.,dan John C. 2009.CongenitalHypothyroidism:An InformationGuide For Parents.Education ResearchCenterof RoyalChildren’sHospital:Victoria –Australia,pp.101-115. 10.Agarwal,Ramesh,Vandana J,Ashok D, danVinod P. 2008.CongenitalHypothyroidism.Departmentof Pediatric:All IndiaInstituteof MedicalSciences(AIIMS). NICU: New Delhi India.Didapatdari www.newbornwhocc.org Diakses pada4 maret 2020 11. NajjarSS,AbobakrAM. 2001.TheThyroid.Textbookof ClinicalPediatrics.Philadelphia:LIPPINCOTT WILLIAMS & WILKINS. 12. Prasetyowaty,Ridwan M. 2015.HipotiroidKongenital.JurnalKesehatanMetroSaiWawaiVolumeVIII No 2 EdisiDesember 2015 ISSN: 19779-469.

Editor's Notes

  1. To change the image behind the Mock up. Select the layer - > Right Click -> Send to Back -> Delete the image -> Drag & Drop your Own Picture -> Send to Back (again)
  2. To change the image behind the Mock up. Select the layer - > Right Click -> Send to Back -> Delete the image -> Drag & Drop your Own Picture -> Send to Back (again)
  3. To change the image behind the Mock up. Select the layer - > Right Click -> Send to Back -> Delete the image -> Drag & Drop your Own Picture -> Send to Back (again)
  4. To change the image behind the Mock up. Select the layer - > Right Click -> Send to Back -> Delete the image -> Drag & Drop your Own Picture -> Send to Back (again)
  5. To change the image behind the Mock up. Select the layer - > Right Click -> Send to Back -> Delete the image -> Drag & Drop your Own Picture -> Send to Back (again)
  6. To change the image behind the Mock up. Select the layer - > Right Click -> Send to Back -> Delete the image -> Drag & Drop your Own Picture -> Send to Back (again)
  7. To change the image behind the Mock up. Select the layer - > Right Click -> Send to Back -> Delete the image -> Drag & Drop your Own Picture -> Send to Back (again)
  8. To change the image behind the Mock up. Select the layer - > Right Click -> Send to Back -> Delete the image -> Drag & Drop your Own Picture -> Send to Back (again)
  9. To change the image behind the Mock up. Select the layer - > Right Click -> Send to Back -> Delete the image -> Drag & Drop your Own Picture -> Send to Back (again)