SlideShare a Scribd company logo
1 of 79
Hiperbilirubinemia
Pada Neonatus
TIM PONEK
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Gambaran Umum Modul: Tujuan
Memperkenalkan
- Pengetahuan
- Kompetensi
- Keterampilan
Mengidentifikasi
etiologi, diagnosis,
dan menangani
hiperbilirubinemia
tidak terkonyugasi
(indirek) dan
terkonyugasi
(direk), pada BCB
dan BKB
yang diperlukan untuk
Gambaran Umum Modul:
Latar Belakang
• Hiperbilirubinemia pada neonatus adalah peningkatan kadar
bilirubin serum pada neonatus.
• Dua jenis :
- Hiperbilirubinemia tidak terkonyugasi/indirek
- Hiperbilirubinemia terkonyugasi/direk
• Jenis paling umum:
- peningkatan kadar bilirubin tidak terkonyugasi/
indirek,
- berupa ikterus yang nyata pada minggu
pertama kehidupan.
Gambaran Umum Modul:
Latar Belakang (lanjutan)
• 60% bayi akan mengalami ikterus
• sebagian besar bersifat jinak
• tetapi hiperbilirubinemia yang parah dapat
menyebabkan kerusakan otak permanen yang serius
Gambaran Umum Modul:
Tujuan Pembelajaran
1. Memahami fisiologi metabolisme bilirubin pada neonatus
dan perbedaan antara hiperbilirubinemia tidak
terkonyugasi/indirek dan terkonyugasi/direk
2. Mengidentifikasi hiperbilirubinemia pada neonatus dan
memutuskan apakah hiperbilirubinemia tersebut bersifat
fisiologis atau non fisiologis
3. Memperoleh anamnesis akurat dan melakukan
pemeriksaan fisis untuk mendiagnosis etiologi
hiperbilirubinemia
Gambaran Umum Modul:
Tujuan Pembelajaran (lanjutan)
4. Mengidentifikasi pemeriksaan laboratorium yang diperlukan
untuk penyelidikan penyakit
5. Menatalaksana hiperbilirubinemia tidak terkonyugasi /
indirek
6. Mendiagnosis hiperbilirubinemia terkonyugasi / direk
Ikterus klinis
• 60% dari neonatus
• Ikterus yang nyata: Bilirubin serum > 5 mg/ dl
Ikterus pada neonatus:
MENGAPA KITA KHAWATIR ?
 bilirubin  bilirubin ensepalopati
Kernikterus
Tahap 1: Letargi, hipotonia, refleks isap buruk
Tahap 2: Demam, hipertonia, opistotonus
Tahap 3: Kondisi terlihat membaik
Sekuele: Kehilangan pendengaran sensorineural
Serebral palsi koreoatetoid
Abnormalitas daya pandang
Pewarnaan kuning dan nekrosis neuronal
• ganglia basal:
globus palidus
nukleus subtalamik
• nukleus syaraf kranial:
vestibulokoklear
okulomotorik
fasialis
• nukleus serebral
Neuropatologi kernikterus
Gambar : Jaringan otak ’yellow’
• 1970an - Kernikterus telah dieliminasi
• 1990an - 125 kasus kernikterus di Amerika Serikat
• 2000an - ? kasus kernikterus di Indonesia
Sebuah tragedi yang dapat dicegah
• Mekanisme
•  fisiologis vs  non fisiologis
• Ikterus non- fisiologis:
diagnosis diferensial
• tatalaksana
Ikterus neonatorum
Metabolisme Bilirubin
HEME + Globin
BILIVERDIN
BILIRUBIN
Alb
UCB
HATI
CO
Bilirubin terkonyugasi
Bilirubin bebas/
tidak terkonyugasi
Tidak terkonyugasi
(indirek):
• Bilirubin indirek
• Tidak larut dalam air
• Berikatan dengan albumin
untuk transport
• Komponen bebas larut
dalam lemak
• Komponen bebas bersifat
toksik untuk otak
Terkonyugasi (direk):
• Bilirubin direk
• Larut dalam air
• Tidak larut dalam lemak
• Tidak toksik untuk otak
Bilirubin
BILIRUBIN
’ Unconjugated’ ’ Conjugated ’
Bilirubin Indirek Direk
Larut dalam air ( - ) ( + )
Larut dalam lemak ( + ) ( - )
Bersenyawa dengan
albumin
( + ) ( - )
Bilirubin bebas Toksik di otak Tidak
Keracunan Bilirubin
Kadar bilirubin indirek
 20 mg/dl ? > 25 mg/dl ? > 30 mg/dl ?
• Usia kehamilan
• Hemolisis
• Morbiditas lain: asfiksia, hipoglikemia, asidosis,
sepsis
• Obat yang menggantikan bilirubin dari ikatan dengan
albumin
Mengapa bayi mengalami ikterus pada
minggu pertama kehidupan?
• Meningkatnya produksi bilirubin
– Turnover sel darah merah yang lebih tinggi
– Penurunan usia sel darah merah
• Menurunnya ekskresi bilirubin
– Penurunan uptake dalam hati
– Penurunan konyugasi oleh hati
– Peningkatan sirkulasi bilirubin enterohepatik
Ekskresi bilirubin membaik setelah 1 minggu
IKTERUS FISIOLOGIS
• Perhatikan riwayat penyakit ikterus fisiologis pada
bayi cukup bulan
– Awitan terjadi setelah 24 jam
– Memuncak pada 3 sampai 5 hari
– Menurun setelah 7 hari.
• Bayi cukup bulan rata-rata memiliki kadar bilirubin
serum puncak 5-6 mg/dl.
• Ikterus fisiologis berlebihan  ketika bilirubin
serum puncak adalah 7-15 mg/dl pada NCB.
• Selalu pertimbangkan usia bayi dan kadar bilirubin
0
2
4
6
8
10
12
14
HARI 1 HARI 3 HARI 5 HARI 7
S.Bili mg/dl
Ikterus Fisiologis
Kadar bilirubin berdasarkan waktu
• Kadar bilirubin sebesar 10 mg/dl, pada usia 72 jam,
pada bayi cukup bulan mungkin merupakan kadar
fisiologis
• Kadar bilirubin 10 mg/dl pada usia 10 jam BUKAN
kadar fisiologis dan memerlukan perhatian segera
(lihat riwayat penyakit dari ikterus fisiologis)
Ikterus pada bayi prematur
• Awitan terjadi lebih dini
• Puncak lebih lambat
• Kadar puncak lebih tinggi
• Memerlukan lebih banyak waktu untuk menghilang –
sampai dengan 2 minggu
• Kadar seperti apa yang dianggap seperti fisiologis?
Kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan
dan prematur
0
2
4
6
8
10
12
14
16
hari 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7
Cukup bulan
normal
Prematur
Hiperbilirubinemia fisiologis vs
non-fisiologis
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
hari 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7
fisiologis
non- fisiologis
IKTERUS NON FISIOLOGIS
• Awitan terjadi sebelum usia 24 jam
• Tingkat kenaikan > 0,5 mg/dl/jam
• Tingkat cutoff
> 15 mg/dl pada bayi cukup bulan?
> ? mg/dl pada bayi prematur?
• Ikterus bertahan
> 8 hari pada bayi cukup bulan
> 14 hari pada bayi prematur
• Tanda penyakit lain
IKTERUS NEONATORUM – kasus
( ref. MacDonald MG. Pediatrics 1995)
Bayi laki-laki, berat badan 3,47 kg
Persalinan normal, usia kehamilan 39 minggu
Diperbolehkan pulang pada usia 24 jam
Ikterus dan letargi ditemui pada usia 5 hari
LAB: Bilirubin serum total 37mg/dL
Sediaan apus darah tepi normal, hitung retic 3,6%
Ibu O+, Bayi O +, uji Coomb negatif
Kejang, apnea, opistotonus selama TxTukar
Usia 13 bulan: kehilangan pendengaran yang jelas dan
hipotonia
 ETIOLOGI
Penyebab yang sering :
1. Hiperbilirubinemia fisiologis
2. Inkompatibilitas golongan darah ABO
3. ’Breast Milk Jaundice’
4. Inkompatibilitas golongan darah rhesus
5. Infeksi
6. Hematoma sefal, hematoma subdural, ’excessive bruising’
7. IDM (’Infant of Diabetic Mother’)
8. Polisitemia / hiperviskositas
9. Prematuritas / BBLR
10. Asfiksia (hipoksia, anoksia), dehidrasi-asidosis, hipoglikemia
 ETIOLOGI
Penyebab yang jarang :
1. Defisienasi G6PD (Glucose 6 – Phosphat Dehydrogenase)
2. Defisiensi piruvat kinase
3. Sferositosis kongenital
4. Lucey – Driscoll syndrome (ikterus neonatorum familial)
5. Hipotiroidism
6. Hemoglobinopathy
Defisiensi G6PD
• Kelainan kromosom X (X-linked disorder) (tingkat carrier
2- 6% di Indonesia)
• Enzim melindungi sel darah merah dari kerusakan
oksidatif
• >150 mutasi
• Awitan ikterus biasanya di hari ke-2 dan 3, memuncak di
hari ke-4 dan 5
• Hiperbilirubinemia mungkin tidak proporsional terhadap
anemia
• Mikrosferosit/ bite cells/ gambaran darah normal
• Pemeriksaan diagnosis — enzim bayi dan ibu
• Uji negatif palsu dengan retikulositosis
• Analisis DNA
HIPERBILIRUBINEMIA – PENYEBAB
PRODUKSI BERLEBIHAN (HEMOLISIS)
• Hematoma darah ekstravaskuler, memar
• Ketidaksesuaian golongan darah feto-maternal
Ibu Rh neg / bayi Rh pos
Ibu golongan darah O/ bayi A atau B
• Kelainan sel darah merah intrinsik
Defisiensi G-6-PD
Sferositosis herediter
• Polisitemia
HIPERBILIRUBINEMIA – PENYEBAB
KEKURANGAN SEKRESI (undersecretion)
• Prematuritas
• Hipotiroidisme
• Bayi dari ibu penderita diabetes
• Defisiensi enzim konyugasi uridin difosfat glukuronil
transferase herediter
• Kelainan metabolisme lain
HIPERBILIRUBINEMIA – PENYEBAB
disekresi, tetapi diabsorbsi kembali dari lambung/ sal cerna
 SIRKULASI ENTEROHEPATIK
• Penurunan asupan enteral
• Stenosis pilorik
• Atresia/stenosis usus
• Ileus mekonium
• Sumbatan/plug mekonium
• Penyakit Hirschsprung
GANGGUAN OBSTRUKTIF :
Hiperbilirubinemia Direk
• Kolestasis
• Atresia biliaris
• Kista koledokus
# Bilirubin direk > 2 mg/dL
# Waktu timbul
# Warna tinja
# Warna urine
HIPERBILIRUBINEMIA- PENYEBAB
Campuran berbagai sebab
• Sepsis bakterial
• Infeksi intra uterus: TORCH
• Asfiksia
• Riwayat
• Pemeriksaan fisis:
– Usia kehamilan
– Aktivitas/pemberian minum
– Kadar ikterus
– Pucat
– Hepatosplenomegali
– Memar, hematoma sefal
HIPERBILIRUBINEMIA — Diagnosis
 DIAGNOSIS :
 Laboratorium : bilirubin total dan direk
golongan darah ibu dan Rh
golongan darah bayi dan Rh
tes Coombs direk
hemoglobin
darah lengkap dan hapusan darah
hitung retikulosit
skrining G6PD
kadar albumin
Ikterus yang berkembang secara
cepat pada hari ke-1
Kemungkinan besar
– Rhesus, ABO, atau penyakit hemolitik lain
– Sferositosis
Kemungkinan yang lebih jarang
– Infeksi kongenital
– Defisiensi G-6-P-D
Ikterus yang berkembang secara
cepat setelah usia 48 jam
• Kemungkinan besar
– Infeksi
– Defisiensi G-6-P-D
• Kemungkinan yang lebih jarang
– Rh, ABO, sferositosis
American Academy of Pediatrics
Subcommittee on hyperbilirubinemia
Panduan Praktis Klinik
tatalaksana Hiperbilirubinemia
pada neonatus
Usia Kehamilan 35 Minggu atau Lebih
Pediatrics Juli 2004
Tatalaksana Hiperbilirubinemia
pada Neonatus
Usia Kehamilan 35 Minggu atau Lebih
• Mempromosikan dan mendukung pemberian ASI
• Melakukan penilaian sistematik sebelum bayi pulang
untuk menilai risiko hiperbilirubinemia yang berat
• Melakukan penilaian dini dan tindak lanjut terfokus
berdasarkan risiko
• Ketika diindikasikan, beri terapi pada neonatus
dengan fototerapi atau transfusi tukar, untuk
mencegah perkembangan ikterus yang berat dan
mungkin, kernikterus.
 PENATALAKSANAAN :
 Terapi sinar
 Status hidrasi dan pemberian minum
 Monitoring kadar bilirubin
 Transfusi Tukar
 Obat-obatan : Phenobarbital
Intra venous immunoglobulin
Mettaloporphyrins
Cholestyramine
Pemberian minum
untuk mencegah dan mengobati
Ikterus Neonatorum
• Ibu harus menyusui bayinya setidaknya 8 sampai
12 kali setiap hari untuk beberapa hari pertama
•  asupan kalori/dehidrasi   Ikterus
• Suplementasi dengan air atau air dekstrosa tidak akan
mencegah atau mengobati hiperbilirubinemia
• Ibu hamil – golongan darah dan jenis Rh
• Jika ibu Rh negatif atau memiliki golongan darah O: periksa
golongan darah/jenis Rh/DAT tali pusat bayi
• Memantau ikterus pada bayi setidaknya setiap 8 sampai 12
jam
• Jika tingkat ikterus kelihatannya terlalu tinggi untuk usia bayi,
lakukan pengukuran bilirubin transkutan atau bilirubin serum
total
Pemeriksaan sistematis ikterus
pada neonatus
Penilaian klinis
untuk beratnya
ikterus
• Laju sefalokaudal
– Wajah: 5 mg/dl (kurang lebih)
– Dada atas: 10 mg/dl (kurang lebih)
– Abdomen dan paha atas: 15 mg/dl (kurang lebih)
– Telapak kaki: 20 mg/dl (kurang lebih)
• Pemeriksaan secara visual mungkin membuat kita kurang
tepat memahami situasi
Bilirubinometer Transkutan
•Berguna sebagai alat penapisan
•Pengukuran TcB cukup akurat pada sebagian
besar bayi dengan TSB < 15mg/ dL.
•Tidak bergantung pada usia, ras, dan berat
badan
•Tidak akurat setelah fototerapi
• Ketidaksesuaian golongan darah dengan DAT positif
• Usia kehamilan 35-36 minggu
• Pemberian ASI eksklusif – ibu dengan anak pertama
• Hematoma sefal atau memar yang nyata
• Ras Asia
• Kakaknya juga mengalami ikterus yang nyata
• Ikterus pada 24 jam pertama
• Kadar bilirubin sebelum bayi pulang pada zona
berisiko tinggi
Menilai Faktor Risiko Ikterus
Hematomasefal
Subgaleal Bleeding
Bayi
Kurang
Bulan
Kemampuan prediktif dari bilirubin serum berdasarkan jam
sebelum bayi pulang, pada bayi cukup bulan dan hampir
cukup bulan yang sehat:
• Kadar bilirubin serum sebelum bayi pulang pada 13.003 bayi
• Kadar bilirubin serum setelah bayi pulang pada 2840 bayi
• Perbedaan ras – 5% Asia
Nomogram- persentil ke-95 untuk kadar bilirubin serum
24 jam:  8 mg/dl (137 M/L)
48 jam :  14 mg/dl (239 M/L)
72 jam :  16 mg/dl (273 M/L)
84 jam :  17 mg/ dl (290 M/L)
Kadar bilirubin berdasarkan waktu
Bhutani et al, Pediatrics 1999
Nomogram untuk penentuan risiko berdasarkan kadar
bilirubin serum spesifik berdasarkan waktu, pada saat bayi
pulang (Bhutani et al., Pediatrics 1999)
Panduan untuk fototerapi pada bayi dengan usia kehamilan 35
minggu atau lebih (American Academy of Pediatrics, Juli 2004)
FOTOTERAPI
BUKAN SINAR UV!
• Panjang gelombang cahaya 450 sampai 460 nm
• Gelombang sinar biru: 425 sampai 475 nm
• Gelombang sinar putih: 380 sampai 700 nm
• Spectral Irradiance: 30 W/cm2 /nm
FOTOTERAPI
Isomer bilirubin non konyugasi natural : ZZ
ZZ ZE( toksik, tidak perlu konyugasi)
ZZ lumibilirubin
ZZ produk fotooksidasi
Foto
isomerisasi
Struktural isomerisasi
fotooksidasi
Macam Unit Terapi Sinar:
Fluorescent tube lights - blue F20T12/BB
Halogen lamps: quartz or tungsten
Fiberoptic blanket systems
Gallium nitride light emitting diode
(Ramasethu J. : Neo Intensive Care Workshop, RSAB Harapan Kita, Jkt, 2002)
Triple Phototherapy
Mengukur Memadai atau Tidaknya Fototerapi
Fototerapi Intensif
• Sumber cahaya: cahaya alami siang hari, cahaya putih,
cahaya biru, neon fluoresen biru khusus, lampu halogen
tungten, selimut serabut optik, dioda yang memancarkan
cahaya galium nitrida.
• Jarak dari cahaya:cahaya fluoresen harus berada sedekat
mungkin (sampai 10 cm dari bayi), sinar halogen dapat
menyebabkan panas berlebihan
• Daerah permukaan: maksimal, lepas semua pakaian kecuali
popok, popok juga dapat dilepas. Mata ditutup.
• Berkala versus kontinyu
• Hidrasi
Komplikasi fototerapi
Komplikasi bermakna jarang sekali terjadi
– Pemisahan ibu dengan bayi
– Peningkatan insensible water loss dan dehidrasi
pada bayi prematur
– Bronze-baby syndrome (bayi dengan ikterus
kolestatik)
Penurunan bilirubin serum yang bagaimana yang
diharapkan terjadi dengan fototerapi?
• Kecepatan penurunan bergantung pada efektivitas fototerapi
dan penyebab yang mendasari ikterus.
• Dengan fototerapi intensif, penurunan awal dapat mencapai
0,5 sampai 1,0 mg/dl/jam pada 4 sampai 8 jam pertama,
kemudian menjadi lebih lambat.
• Dengan fototerapi standard, penurunan yang diharapkan
adalah 6% sampai 20% dari kadar bilirubin awal pada 24 jam
pertama.
Kapan fototerapi harus dihentikan?
Bergantung kepada:
• usia bayi
• penyebab hiperbilirubinemia
PENGHENTIAN TERAPI SINAR :
 Bayi cukup bulan bilirubin ≤ 12 mg/dL (205 mol/dL)
 Bayi kurang bulan bilirubin ≤ 10 mg/dL (171 mol/dL)
 Bila timbul efek samping
EFEK SAMPING TERAPI SINAR :
 Enteritis
 Hipertermia
 Dehidrasi
 Kelainan kulit
 Gangguan minum
 Bronze baby syndrome
 Kerusakan retina
Tabel 3 : Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin
Usia
Terapi sinar Transfusi Tukar
Bayi sehat Faktor Risiko* Bayi sehat Faktor Risiko*
mg/dL  mol/L mg/dL mol/L mg/dL  mol/L mg/dL mol/L
Hari 1 Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220
Hari 2 15 260 13 220 25 425 15 260
Hari 3 18 310 16 270 30 510 20 340
Hari 4
dst
20 340 17 290 30 510 20 340
* (American Academy of Pediatrics, Subcommittee on hyperbilirubinemia, Management of
hyperbil in NB, 2004)
TRANSFUSI TUKAR
Tabel 4 : Kriteria Transfusi Tukar berdasarkan Berat Bayi dan Komplikasi
Berat Bayi
(gram)
Tidak
Komplikasi
(mg/dL)
Rasio Bili/Alb Ada
Komplikasi
(mg/dL)
Rasio Bili/Alb
< 1250 13 5.2 10 4
1250 – 1499 15 6 13 5.2
1500 – 1999 17 6.8 15 6
2000 – 2499 18 7.2 17 6.8
≥ 2500 20 8 18 7.2
* Konversi mg/dL menjadi mmol/L dengan mengalikan 17.1
* (American Academy of Pediatrics, Subcommittee on hyperbilirubinemia, Management of
hyperbil in NB, 2004)
Transfusi Tukar
Transfusi Tukar via V. Umbilicalis
Panduan untuk Transfusi Tukar pada Bayi
dengan Usia Kehamilan 35 Minggu atau Lebih
American Academy of Pediatrics, Juli 2004
Tabel 5 : Volume darah pada Transfusi Tukar
Kebutuhan Rumus*
’Double Volume’ BB x volume darah x 2
’Single Volume’ BB x volume darah
Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang – Hct yang diinginkan)
(Hb donor – Hb sekarang)
Anemia BB x volume darah x (PCV yang diinginkan – PCV sekarang)
(PCV donor)
* Volume darah bayi cukup bulan 85 cc/kg BB
* Volume darah bayi kurang bulan100 cc/kg BB
(Cloherty, Manual of neonatal care, 5th Ed, 2004)
Transfusi Tukar
Produk sisa
Partially packed
Red Blood Cells
Volume Ganda
Transfusi Tukar
2 X 85 mL/ kg
• Gagal jantung
• Hipoglikemia metabolik, hiperkalemia, hipokalsemia,
toksisitas sitrat
• Emboli udara
• Trombositopenia
• Sepsis bakteri
• Penyakit virus yang ditularkan melalui transfusi
• Enterokolitis nekrotikans
• Trombosis vena portal
Angka kematian/gejala sisa menetap 1-12%
Transfusi Tukar - Komplikasi
KOMPLIKASI TRANSFUSI TUKAR :
 Asidosis
 Bradikardia
 Aritmia
 Henti jantung
Fototerapi dan Transfusi Tukar pada BBLSR
(Cashore WJ, Clin Pediatr 2000)
Berat (g) Memulai
fototerapi
(mg/ dl)
Pertimbangkan
transfusi tukar
(mg/ dl)
500 - 750 5- 8 12- 15
750 - 1000 6 - 10 > 15
1000 - 1250 8 - 10 15 - 18
1250 – 1500 10 - 12 17 - 20
???
Kasus 1:
Bayi laki-laki
• Bilirubin serum total 13 mg/dl pada usia 36 jam
• Bilirubin direk 0,7 mg/dl
• Ibu O Rh positif
• Bayi A Rh positif
• Hematokrit 38 %
• Hitung retikulosit : 8%
• Gambaran darah: terdapat mikrosferosit
DIAGNOSIS?
Kasus 2
Bayi perempuan
• Bilirubin total 13 mg/ dL
• Bilirubin direk 0,3 mg/ dL
• Bilirubin 13 mg/dL pada usia 72 jam
• Bayi menerima ASI
• Ibu golongan darah A Rh positif
Breastmilk jaundice
0
5
10
15
20
25
day 4 day 8 day 12 hari 16 hari 20 hari 24
normal
B.M. jaundice
BMJ- stop BM
0
5
10
15
20
25
day 4 day 8 day 12 day 16 day 20 day 24
normal
B.M. jaundice
BMJ- stop BM
BREAST MILK JAUNDICE
(Ramasethu J. : Neo Intensive Care Workshop, RSAB Harapan Kita, Jkt, 2002)
Tabel 1 : Perkiraan klinis derajat ikterus
PEMERIKSAAN FISIK
Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi
Hari 1
Hari 2
Hari 3 dst
Setiap ikterus yang terlihat
Lengan dan tungkai
Tangan dan kaki
Ikterus berat
(Peter Cooper, A. Suryono, Indarso F., Managing Newborn Problems : A Guide for
doctor, nurses and midwises, WHO, 2003)
Tabel 2 : Klasifikasi Ikterus
Tanya dan Lihat Tanda / Gejala Klasifikasi
Mulai kapan ikterus?
Daerah mana yang ikterus?
Bayi kurang bulan?
Warna tinja?
Ikterus segera setelah lahir
Ikterus pada hari pertama
Ikterus pada usia ≥ 14 hari
Ikterus lutut/siku/lebih
Bayi kurang bulan
Tinja pucat
Ikterus patologis
Ikterus usia 3-13 hari
Tanda patologis (-)
Ikterus fisiologis
(Buku Bagan MTBM, Depkes RI, 2001)
PEMERIKSAAN FISIK

More Related Content

What's hot

Cara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometriCara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometriAndi Kristian
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanChristian Paomey
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary surveyIra Rahmawati
 
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKHIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKKindal
 
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia 1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia Kohita Perdana
 
Asuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatalAsuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatalAmalia Senja
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisHerlan Boga
 
7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsang7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsangJoni Iswanto
 
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Panduan transfer pasien
Panduan transfer pasienPanduan transfer pasien
Panduan transfer pasienFauzan Azima
 
PRESENTASI DAN BARINGAN ABNORMAL - KEADAAN BERKAITAN DENGAN KEHAMILAN
PRESENTASI DAN BARINGAN ABNORMAL - KEADAAN BERKAITAN DENGAN KEHAMILANPRESENTASI DAN BARINGAN ABNORMAL - KEADAAN BERKAITAN DENGAN KEHAMILAN
PRESENTASI DAN BARINGAN ABNORMAL - KEADAAN BERKAITAN DENGAN KEHAMILANMuhammad Nasrullah
 
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)Sabam Simanjuntak
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanAbdul Rochman
 

What's hot (20)

Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
Cara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometriCara pembacaan audiometri
Cara pembacaan audiometri
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary survey
 
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKHIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
 
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia 1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
 
Asuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatalAsuhan keperawatan intranatal
Asuhan keperawatan intranatal
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasis
 
7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsang7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsang
 
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
 
Panduan transfer pasien
Panduan transfer pasienPanduan transfer pasien
Panduan transfer pasien
 
PRESENTASI DAN BARINGAN ABNORMAL - KEADAAN BERKAITAN DENGAN KEHAMILAN
PRESENTASI DAN BARINGAN ABNORMAL - KEADAAN BERKAITAN DENGAN KEHAMILANPRESENTASI DAN BARINGAN ABNORMAL - KEADAAN BERKAITAN DENGAN KEHAMILAN
PRESENTASI DAN BARINGAN ABNORMAL - KEADAAN BERKAITAN DENGAN KEHAMILAN
 
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
 
Distosia Bahu final
Distosia Bahu finalDistosia Bahu final
Distosia Bahu final
 
Hipospadia
HipospadiaHipospadia
Hipospadia
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
3 Pemeriksaan TTV
3 Pemeriksaan TTV3 Pemeriksaan TTV
3 Pemeriksaan TTV
 
Partus Lama final
Partus Lama finalPartus Lama final
Partus Lama final
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 

Similar to HIPERBILIRUBINEMIA

HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptHYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptMethaKemala
 
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdfraisadestiardianty
 
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdfraisadestiardianty
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024Rafika Rosyda
 
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBINAsuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBINFatin Cassie
 
MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf
MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdfMI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf
MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdfninna18
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)REISA Class
 
Laporan Kasus Hiperbilirubin-1.pptx
Laporan Kasus Hiperbilirubin-1.pptxLaporan Kasus Hiperbilirubin-1.pptx
Laporan Kasus Hiperbilirubin-1.pptxAbrahamWilliam4
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusOperator Warnet Vast Raha
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusOperator Warnet Vast Raha
 
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemipjj_kemenkes
 
Asuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balitaAsuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balitayetiyuwansyah1
 

Similar to HIPERBILIRUBINEMIA (20)

HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptHYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
 
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
 
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Ikterus Neonatus
Ikterus NeonatusIkterus Neonatus
Ikterus Neonatus
 
Askep hyperbilirubinemia
Askep hyperbilirubinemiaAskep hyperbilirubinemia
Askep hyperbilirubinemia
 
hiperbilirubinemia
hiperbilirubinemiahiperbilirubinemia
hiperbilirubinemia
 
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBINAsuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
 
MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf
MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdfMI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf
MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf
 
Rkik1
Rkik1Rkik1
Rkik1
 
Rkk1
Rkk1Rkk1
Rkk1
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)
 
Laporan Kasus Hiperbilirubin-1.pptx
Laporan Kasus Hiperbilirubin-1.pptxLaporan Kasus Hiperbilirubin-1.pptx
Laporan Kasus Hiperbilirubin-1.pptx
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemiKb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
Kb 6 asuhan dan bayi dengan ikterus dan hipoglikemi
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Hiperbilirubin
HiperbilirubinHiperbilirubin
Hiperbilirubin
 
Asuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balitaAsuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balita
 

HIPERBILIRUBINEMIA

  • 2. Gambaran Umum Modul: Tujuan Memperkenalkan - Pengetahuan - Kompetensi - Keterampilan Mengidentifikasi etiologi, diagnosis, dan menangani hiperbilirubinemia tidak terkonyugasi (indirek) dan terkonyugasi (direk), pada BCB dan BKB yang diperlukan untuk
  • 3. Gambaran Umum Modul: Latar Belakang • Hiperbilirubinemia pada neonatus adalah peningkatan kadar bilirubin serum pada neonatus. • Dua jenis : - Hiperbilirubinemia tidak terkonyugasi/indirek - Hiperbilirubinemia terkonyugasi/direk • Jenis paling umum: - peningkatan kadar bilirubin tidak terkonyugasi/ indirek, - berupa ikterus yang nyata pada minggu pertama kehidupan.
  • 4. Gambaran Umum Modul: Latar Belakang (lanjutan) • 60% bayi akan mengalami ikterus • sebagian besar bersifat jinak • tetapi hiperbilirubinemia yang parah dapat menyebabkan kerusakan otak permanen yang serius
  • 5. Gambaran Umum Modul: Tujuan Pembelajaran 1. Memahami fisiologi metabolisme bilirubin pada neonatus dan perbedaan antara hiperbilirubinemia tidak terkonyugasi/indirek dan terkonyugasi/direk 2. Mengidentifikasi hiperbilirubinemia pada neonatus dan memutuskan apakah hiperbilirubinemia tersebut bersifat fisiologis atau non fisiologis 3. Memperoleh anamnesis akurat dan melakukan pemeriksaan fisis untuk mendiagnosis etiologi hiperbilirubinemia
  • 6. Gambaran Umum Modul: Tujuan Pembelajaran (lanjutan) 4. Mengidentifikasi pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk penyelidikan penyakit 5. Menatalaksana hiperbilirubinemia tidak terkonyugasi / indirek 6. Mendiagnosis hiperbilirubinemia terkonyugasi / direk
  • 7. Ikterus klinis • 60% dari neonatus • Ikterus yang nyata: Bilirubin serum > 5 mg/ dl
  • 8. Ikterus pada neonatus: MENGAPA KITA KHAWATIR ?  bilirubin  bilirubin ensepalopati Kernikterus Tahap 1: Letargi, hipotonia, refleks isap buruk Tahap 2: Demam, hipertonia, opistotonus Tahap 3: Kondisi terlihat membaik Sekuele: Kehilangan pendengaran sensorineural Serebral palsi koreoatetoid Abnormalitas daya pandang
  • 9. Pewarnaan kuning dan nekrosis neuronal • ganglia basal: globus palidus nukleus subtalamik • nukleus syaraf kranial: vestibulokoklear okulomotorik fasialis • nukleus serebral Neuropatologi kernikterus
  • 10. Gambar : Jaringan otak ’yellow’
  • 11. • 1970an - Kernikterus telah dieliminasi • 1990an - 125 kasus kernikterus di Amerika Serikat • 2000an - ? kasus kernikterus di Indonesia Sebuah tragedi yang dapat dicegah
  • 12. • Mekanisme •  fisiologis vs  non fisiologis • Ikterus non- fisiologis: diagnosis diferensial • tatalaksana Ikterus neonatorum
  • 13. Metabolisme Bilirubin HEME + Globin BILIVERDIN BILIRUBIN Alb UCB HATI CO Bilirubin terkonyugasi Bilirubin bebas/ tidak terkonyugasi
  • 14. Tidak terkonyugasi (indirek): • Bilirubin indirek • Tidak larut dalam air • Berikatan dengan albumin untuk transport • Komponen bebas larut dalam lemak • Komponen bebas bersifat toksik untuk otak Terkonyugasi (direk): • Bilirubin direk • Larut dalam air • Tidak larut dalam lemak • Tidak toksik untuk otak Bilirubin
  • 15. BILIRUBIN ’ Unconjugated’ ’ Conjugated ’ Bilirubin Indirek Direk Larut dalam air ( - ) ( + ) Larut dalam lemak ( + ) ( - ) Bersenyawa dengan albumin ( + ) ( - ) Bilirubin bebas Toksik di otak Tidak
  • 16. Keracunan Bilirubin Kadar bilirubin indirek  20 mg/dl ? > 25 mg/dl ? > 30 mg/dl ? • Usia kehamilan • Hemolisis • Morbiditas lain: asfiksia, hipoglikemia, asidosis, sepsis • Obat yang menggantikan bilirubin dari ikatan dengan albumin
  • 17. Mengapa bayi mengalami ikterus pada minggu pertama kehidupan? • Meningkatnya produksi bilirubin – Turnover sel darah merah yang lebih tinggi – Penurunan usia sel darah merah • Menurunnya ekskresi bilirubin – Penurunan uptake dalam hati – Penurunan konyugasi oleh hati – Peningkatan sirkulasi bilirubin enterohepatik Ekskresi bilirubin membaik setelah 1 minggu
  • 18. IKTERUS FISIOLOGIS • Perhatikan riwayat penyakit ikterus fisiologis pada bayi cukup bulan – Awitan terjadi setelah 24 jam – Memuncak pada 3 sampai 5 hari – Menurun setelah 7 hari. • Bayi cukup bulan rata-rata memiliki kadar bilirubin serum puncak 5-6 mg/dl. • Ikterus fisiologis berlebihan  ketika bilirubin serum puncak adalah 7-15 mg/dl pada NCB. • Selalu pertimbangkan usia bayi dan kadar bilirubin
  • 19. 0 2 4 6 8 10 12 14 HARI 1 HARI 3 HARI 5 HARI 7 S.Bili mg/dl Ikterus Fisiologis
  • 20. Kadar bilirubin berdasarkan waktu • Kadar bilirubin sebesar 10 mg/dl, pada usia 72 jam, pada bayi cukup bulan mungkin merupakan kadar fisiologis • Kadar bilirubin 10 mg/dl pada usia 10 jam BUKAN kadar fisiologis dan memerlukan perhatian segera (lihat riwayat penyakit dari ikterus fisiologis)
  • 21. Ikterus pada bayi prematur • Awitan terjadi lebih dini • Puncak lebih lambat • Kadar puncak lebih tinggi • Memerlukan lebih banyak waktu untuk menghilang – sampai dengan 2 minggu • Kadar seperti apa yang dianggap seperti fisiologis?
  • 22. Kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan dan prematur 0 2 4 6 8 10 12 14 16 hari 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 Cukup bulan normal Prematur
  • 23. Hiperbilirubinemia fisiologis vs non-fisiologis 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 hari 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 fisiologis non- fisiologis
  • 24. IKTERUS NON FISIOLOGIS • Awitan terjadi sebelum usia 24 jam • Tingkat kenaikan > 0,5 mg/dl/jam • Tingkat cutoff > 15 mg/dl pada bayi cukup bulan? > ? mg/dl pada bayi prematur? • Ikterus bertahan > 8 hari pada bayi cukup bulan > 14 hari pada bayi prematur • Tanda penyakit lain
  • 25. IKTERUS NEONATORUM – kasus ( ref. MacDonald MG. Pediatrics 1995) Bayi laki-laki, berat badan 3,47 kg Persalinan normal, usia kehamilan 39 minggu Diperbolehkan pulang pada usia 24 jam Ikterus dan letargi ditemui pada usia 5 hari LAB: Bilirubin serum total 37mg/dL Sediaan apus darah tepi normal, hitung retic 3,6% Ibu O+, Bayi O +, uji Coomb negatif Kejang, apnea, opistotonus selama TxTukar Usia 13 bulan: kehilangan pendengaran yang jelas dan hipotonia
  • 26.  ETIOLOGI Penyebab yang sering : 1. Hiperbilirubinemia fisiologis 2. Inkompatibilitas golongan darah ABO 3. ’Breast Milk Jaundice’ 4. Inkompatibilitas golongan darah rhesus 5. Infeksi 6. Hematoma sefal, hematoma subdural, ’excessive bruising’ 7. IDM (’Infant of Diabetic Mother’) 8. Polisitemia / hiperviskositas 9. Prematuritas / BBLR 10. Asfiksia (hipoksia, anoksia), dehidrasi-asidosis, hipoglikemia
  • 27.  ETIOLOGI Penyebab yang jarang : 1. Defisienasi G6PD (Glucose 6 – Phosphat Dehydrogenase) 2. Defisiensi piruvat kinase 3. Sferositosis kongenital 4. Lucey – Driscoll syndrome (ikterus neonatorum familial) 5. Hipotiroidism 6. Hemoglobinopathy
  • 28. Defisiensi G6PD • Kelainan kromosom X (X-linked disorder) (tingkat carrier 2- 6% di Indonesia) • Enzim melindungi sel darah merah dari kerusakan oksidatif • >150 mutasi • Awitan ikterus biasanya di hari ke-2 dan 3, memuncak di hari ke-4 dan 5 • Hiperbilirubinemia mungkin tidak proporsional terhadap anemia • Mikrosferosit/ bite cells/ gambaran darah normal • Pemeriksaan diagnosis — enzim bayi dan ibu • Uji negatif palsu dengan retikulositosis • Analisis DNA
  • 29. HIPERBILIRUBINEMIA – PENYEBAB PRODUKSI BERLEBIHAN (HEMOLISIS) • Hematoma darah ekstravaskuler, memar • Ketidaksesuaian golongan darah feto-maternal Ibu Rh neg / bayi Rh pos Ibu golongan darah O/ bayi A atau B • Kelainan sel darah merah intrinsik Defisiensi G-6-PD Sferositosis herediter • Polisitemia
  • 30. HIPERBILIRUBINEMIA – PENYEBAB KEKURANGAN SEKRESI (undersecretion) • Prematuritas • Hipotiroidisme • Bayi dari ibu penderita diabetes • Defisiensi enzim konyugasi uridin difosfat glukuronil transferase herediter • Kelainan metabolisme lain
  • 31. HIPERBILIRUBINEMIA – PENYEBAB disekresi, tetapi diabsorbsi kembali dari lambung/ sal cerna  SIRKULASI ENTEROHEPATIK • Penurunan asupan enteral • Stenosis pilorik • Atresia/stenosis usus • Ileus mekonium • Sumbatan/plug mekonium • Penyakit Hirschsprung
  • 32. GANGGUAN OBSTRUKTIF : Hiperbilirubinemia Direk • Kolestasis • Atresia biliaris • Kista koledokus # Bilirubin direk > 2 mg/dL # Waktu timbul # Warna tinja # Warna urine
  • 33. HIPERBILIRUBINEMIA- PENYEBAB Campuran berbagai sebab • Sepsis bakterial • Infeksi intra uterus: TORCH • Asfiksia
  • 34. • Riwayat • Pemeriksaan fisis: – Usia kehamilan – Aktivitas/pemberian minum – Kadar ikterus – Pucat – Hepatosplenomegali – Memar, hematoma sefal HIPERBILIRUBINEMIA — Diagnosis
  • 35.  DIAGNOSIS :  Laboratorium : bilirubin total dan direk golongan darah ibu dan Rh golongan darah bayi dan Rh tes Coombs direk hemoglobin darah lengkap dan hapusan darah hitung retikulosit skrining G6PD kadar albumin
  • 36. Ikterus yang berkembang secara cepat pada hari ke-1 Kemungkinan besar – Rhesus, ABO, atau penyakit hemolitik lain – Sferositosis Kemungkinan yang lebih jarang – Infeksi kongenital – Defisiensi G-6-P-D
  • 37. Ikterus yang berkembang secara cepat setelah usia 48 jam • Kemungkinan besar – Infeksi – Defisiensi G-6-P-D • Kemungkinan yang lebih jarang – Rh, ABO, sferositosis
  • 38. American Academy of Pediatrics Subcommittee on hyperbilirubinemia Panduan Praktis Klinik tatalaksana Hiperbilirubinemia pada neonatus Usia Kehamilan 35 Minggu atau Lebih Pediatrics Juli 2004
  • 39. Tatalaksana Hiperbilirubinemia pada Neonatus Usia Kehamilan 35 Minggu atau Lebih • Mempromosikan dan mendukung pemberian ASI • Melakukan penilaian sistematik sebelum bayi pulang untuk menilai risiko hiperbilirubinemia yang berat • Melakukan penilaian dini dan tindak lanjut terfokus berdasarkan risiko • Ketika diindikasikan, beri terapi pada neonatus dengan fototerapi atau transfusi tukar, untuk mencegah perkembangan ikterus yang berat dan mungkin, kernikterus.
  • 40.  PENATALAKSANAAN :  Terapi sinar  Status hidrasi dan pemberian minum  Monitoring kadar bilirubin  Transfusi Tukar  Obat-obatan : Phenobarbital Intra venous immunoglobulin Mettaloporphyrins Cholestyramine
  • 41. Pemberian minum untuk mencegah dan mengobati Ikterus Neonatorum • Ibu harus menyusui bayinya setidaknya 8 sampai 12 kali setiap hari untuk beberapa hari pertama •  asupan kalori/dehidrasi   Ikterus • Suplementasi dengan air atau air dekstrosa tidak akan mencegah atau mengobati hiperbilirubinemia
  • 42. • Ibu hamil – golongan darah dan jenis Rh • Jika ibu Rh negatif atau memiliki golongan darah O: periksa golongan darah/jenis Rh/DAT tali pusat bayi • Memantau ikterus pada bayi setidaknya setiap 8 sampai 12 jam • Jika tingkat ikterus kelihatannya terlalu tinggi untuk usia bayi, lakukan pengukuran bilirubin transkutan atau bilirubin serum total Pemeriksaan sistematis ikterus pada neonatus
  • 43. Penilaian klinis untuk beratnya ikterus • Laju sefalokaudal – Wajah: 5 mg/dl (kurang lebih) – Dada atas: 10 mg/dl (kurang lebih) – Abdomen dan paha atas: 15 mg/dl (kurang lebih) – Telapak kaki: 20 mg/dl (kurang lebih) • Pemeriksaan secara visual mungkin membuat kita kurang tepat memahami situasi
  • 44. Bilirubinometer Transkutan •Berguna sebagai alat penapisan •Pengukuran TcB cukup akurat pada sebagian besar bayi dengan TSB < 15mg/ dL. •Tidak bergantung pada usia, ras, dan berat badan •Tidak akurat setelah fototerapi
  • 45. • Ketidaksesuaian golongan darah dengan DAT positif • Usia kehamilan 35-36 minggu • Pemberian ASI eksklusif – ibu dengan anak pertama • Hematoma sefal atau memar yang nyata • Ras Asia • Kakaknya juga mengalami ikterus yang nyata • Ikterus pada 24 jam pertama • Kadar bilirubin sebelum bayi pulang pada zona berisiko tinggi Menilai Faktor Risiko Ikterus
  • 47. Kemampuan prediktif dari bilirubin serum berdasarkan jam sebelum bayi pulang, pada bayi cukup bulan dan hampir cukup bulan yang sehat: • Kadar bilirubin serum sebelum bayi pulang pada 13.003 bayi • Kadar bilirubin serum setelah bayi pulang pada 2840 bayi • Perbedaan ras – 5% Asia Nomogram- persentil ke-95 untuk kadar bilirubin serum 24 jam:  8 mg/dl (137 M/L) 48 jam :  14 mg/dl (239 M/L) 72 jam :  16 mg/dl (273 M/L) 84 jam :  17 mg/ dl (290 M/L) Kadar bilirubin berdasarkan waktu Bhutani et al, Pediatrics 1999
  • 48. Nomogram untuk penentuan risiko berdasarkan kadar bilirubin serum spesifik berdasarkan waktu, pada saat bayi pulang (Bhutani et al., Pediatrics 1999)
  • 49. Panduan untuk fototerapi pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu atau lebih (American Academy of Pediatrics, Juli 2004)
  • 50. FOTOTERAPI BUKAN SINAR UV! • Panjang gelombang cahaya 450 sampai 460 nm • Gelombang sinar biru: 425 sampai 475 nm • Gelombang sinar putih: 380 sampai 700 nm • Spectral Irradiance: 30 W/cm2 /nm
  • 51. FOTOTERAPI Isomer bilirubin non konyugasi natural : ZZ ZZ ZE( toksik, tidak perlu konyugasi) ZZ lumibilirubin ZZ produk fotooksidasi Foto isomerisasi Struktural isomerisasi fotooksidasi
  • 52.
  • 53.
  • 54. Macam Unit Terapi Sinar: Fluorescent tube lights - blue F20T12/BB Halogen lamps: quartz or tungsten Fiberoptic blanket systems Gallium nitride light emitting diode (Ramasethu J. : Neo Intensive Care Workshop, RSAB Harapan Kita, Jkt, 2002)
  • 55.
  • 57. Mengukur Memadai atau Tidaknya Fototerapi
  • 58. Fototerapi Intensif • Sumber cahaya: cahaya alami siang hari, cahaya putih, cahaya biru, neon fluoresen biru khusus, lampu halogen tungten, selimut serabut optik, dioda yang memancarkan cahaya galium nitrida. • Jarak dari cahaya:cahaya fluoresen harus berada sedekat mungkin (sampai 10 cm dari bayi), sinar halogen dapat menyebabkan panas berlebihan • Daerah permukaan: maksimal, lepas semua pakaian kecuali popok, popok juga dapat dilepas. Mata ditutup. • Berkala versus kontinyu • Hidrasi
  • 59. Komplikasi fototerapi Komplikasi bermakna jarang sekali terjadi – Pemisahan ibu dengan bayi – Peningkatan insensible water loss dan dehidrasi pada bayi prematur – Bronze-baby syndrome (bayi dengan ikterus kolestatik)
  • 60. Penurunan bilirubin serum yang bagaimana yang diharapkan terjadi dengan fototerapi? • Kecepatan penurunan bergantung pada efektivitas fototerapi dan penyebab yang mendasari ikterus. • Dengan fototerapi intensif, penurunan awal dapat mencapai 0,5 sampai 1,0 mg/dl/jam pada 4 sampai 8 jam pertama, kemudian menjadi lebih lambat. • Dengan fototerapi standard, penurunan yang diharapkan adalah 6% sampai 20% dari kadar bilirubin awal pada 24 jam pertama.
  • 61. Kapan fototerapi harus dihentikan? Bergantung kepada: • usia bayi • penyebab hiperbilirubinemia
  • 62. PENGHENTIAN TERAPI SINAR :  Bayi cukup bulan bilirubin ≤ 12 mg/dL (205 mol/dL)  Bayi kurang bulan bilirubin ≤ 10 mg/dL (171 mol/dL)  Bila timbul efek samping
  • 63. EFEK SAMPING TERAPI SINAR :  Enteritis  Hipertermia  Dehidrasi  Kelainan kulit  Gangguan minum  Bronze baby syndrome  Kerusakan retina
  • 64. Tabel 3 : Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin Usia Terapi sinar Transfusi Tukar Bayi sehat Faktor Risiko* Bayi sehat Faktor Risiko* mg/dL  mol/L mg/dL mol/L mg/dL  mol/L mg/dL mol/L Hari 1 Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220 Hari 2 15 260 13 220 25 425 15 260 Hari 3 18 310 16 270 30 510 20 340 Hari 4 dst 20 340 17 290 30 510 20 340 * (American Academy of Pediatrics, Subcommittee on hyperbilirubinemia, Management of hyperbil in NB, 2004)
  • 65. TRANSFUSI TUKAR Tabel 4 : Kriteria Transfusi Tukar berdasarkan Berat Bayi dan Komplikasi Berat Bayi (gram) Tidak Komplikasi (mg/dL) Rasio Bili/Alb Ada Komplikasi (mg/dL) Rasio Bili/Alb < 1250 13 5.2 10 4 1250 – 1499 15 6 13 5.2 1500 – 1999 17 6.8 15 6 2000 – 2499 18 7.2 17 6.8 ≥ 2500 20 8 18 7.2 * Konversi mg/dL menjadi mmol/L dengan mengalikan 17.1 * (American Academy of Pediatrics, Subcommittee on hyperbilirubinemia, Management of hyperbil in NB, 2004)
  • 67. Transfusi Tukar via V. Umbilicalis
  • 68. Panduan untuk Transfusi Tukar pada Bayi dengan Usia Kehamilan 35 Minggu atau Lebih American Academy of Pediatrics, Juli 2004
  • 69. Tabel 5 : Volume darah pada Transfusi Tukar Kebutuhan Rumus* ’Double Volume’ BB x volume darah x 2 ’Single Volume’ BB x volume darah Polisitemia BB x volume darah x (Hct sekarang – Hct yang diinginkan) (Hb donor – Hb sekarang) Anemia BB x volume darah x (PCV yang diinginkan – PCV sekarang) (PCV donor) * Volume darah bayi cukup bulan 85 cc/kg BB * Volume darah bayi kurang bulan100 cc/kg BB (Cloherty, Manual of neonatal care, 5th Ed, 2004)
  • 70. Transfusi Tukar Produk sisa Partially packed Red Blood Cells Volume Ganda Transfusi Tukar 2 X 85 mL/ kg
  • 71. • Gagal jantung • Hipoglikemia metabolik, hiperkalemia, hipokalsemia, toksisitas sitrat • Emboli udara • Trombositopenia • Sepsis bakteri • Penyakit virus yang ditularkan melalui transfusi • Enterokolitis nekrotikans • Trombosis vena portal Angka kematian/gejala sisa menetap 1-12% Transfusi Tukar - Komplikasi
  • 72. KOMPLIKASI TRANSFUSI TUKAR :  Asidosis  Bradikardia  Aritmia  Henti jantung
  • 73. Fototerapi dan Transfusi Tukar pada BBLSR (Cashore WJ, Clin Pediatr 2000) Berat (g) Memulai fototerapi (mg/ dl) Pertimbangkan transfusi tukar (mg/ dl) 500 - 750 5- 8 12- 15 750 - 1000 6 - 10 > 15 1000 - 1250 8 - 10 15 - 18 1250 – 1500 10 - 12 17 - 20 ???
  • 74. Kasus 1: Bayi laki-laki • Bilirubin serum total 13 mg/dl pada usia 36 jam • Bilirubin direk 0,7 mg/dl • Ibu O Rh positif • Bayi A Rh positif • Hematokrit 38 % • Hitung retikulosit : 8% • Gambaran darah: terdapat mikrosferosit DIAGNOSIS?
  • 75. Kasus 2 Bayi perempuan • Bilirubin total 13 mg/ dL • Bilirubin direk 0,3 mg/ dL • Bilirubin 13 mg/dL pada usia 72 jam • Bayi menerima ASI • Ibu golongan darah A Rh positif
  • 76. Breastmilk jaundice 0 5 10 15 20 25 day 4 day 8 day 12 hari 16 hari 20 hari 24 normal B.M. jaundice BMJ- stop BM
  • 77. 0 5 10 15 20 25 day 4 day 8 day 12 day 16 day 20 day 24 normal B.M. jaundice BMJ- stop BM BREAST MILK JAUNDICE (Ramasethu J. : Neo Intensive Care Workshop, RSAB Harapan Kita, Jkt, 2002)
  • 78. Tabel 1 : Perkiraan klinis derajat ikterus PEMERIKSAAN FISIK Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi Hari 1 Hari 2 Hari 3 dst Setiap ikterus yang terlihat Lengan dan tungkai Tangan dan kaki Ikterus berat (Peter Cooper, A. Suryono, Indarso F., Managing Newborn Problems : A Guide for doctor, nurses and midwises, WHO, 2003)
  • 79. Tabel 2 : Klasifikasi Ikterus Tanya dan Lihat Tanda / Gejala Klasifikasi Mulai kapan ikterus? Daerah mana yang ikterus? Bayi kurang bulan? Warna tinja? Ikterus segera setelah lahir Ikterus pada hari pertama Ikterus pada usia ≥ 14 hari Ikterus lutut/siku/lebih Bayi kurang bulan Tinja pucat Ikterus patologis Ikterus usia 3-13 hari Tanda patologis (-) Ikterus fisiologis (Buku Bagan MTBM, Depkes RI, 2001) PEMERIKSAAN FISIK